Disusun Oleh:
M Nur Kholis
T20181391
Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah swt. Atas limpahan rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah fiqh madrasah yang berjudul
“AYO MENUNDUKKAN NAFSU SYAHWAT DAN GADHAB”
Kami juga mengucapkan terimaksih yang sebesar besarnya kepada bapak Dr. H.Mursalin
M.Ag
Selaku dosen pengampu mata kuliah pembelajaran akidah akhlaq di madrasah, yang sudah
memberi kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan
yang menyangkut tentang materi kepemimpinan Pendidikan islam untuk kami kedepannya
dapat menyelesaikan htugas akhir kami.
Kami pun menyadari bahwa didalam maklah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menghapa ktitikan, saran dan masukkanya.demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di pertemuan mendatang. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Mudah-mudhan makalah yang kami buat dapat dipahami dan bermanfaat bagi semua oran,
khususnya bagi para pembaca, kakmi mohon maaf sebesarr besarnya jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.
Kata pengantar…………………………………………………………
Daftar isi……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….
a. Latar belakang…………………………………………………..
b. Perumusan masalah……………………………………………..
c. Tujuan permasalahan……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..
Kesimpulan ………………………………………………………………
Saran………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pemberitaan dari al-Qur’an yang pasti (la raiba fih) melalui lisan Rasullah
SAW yang amanah bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari segi
penciptaan1 dan paling mulia dari segi keta’atan, akan tetapi derajat kemuliaan manusia bisa
saja menjadi jatuh hina disebabkan prilakunya sendir. Semenjak awal penciptaan manusia , ia
telah diberikan potensi baik dan buruk kelak akan menentukan kemana arah hidupnya .2
Dalam jiwa manusia terdapat dua unsur penting. Kelak akan menentukan potensi mana yang
akan berperan yaitu rabb dan hawa nafsu. Nafsu selalu mengajak untuk mengerjakan
perbuatan yang melampaui batas, mengikuti dan mengutamakan hawa nafsu belaka.
Sebaliknya rabb selalu mengajak untuk takut pada Allah SWT dan menahan diri dari
mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Sedangkan hati manusia itu berada diantara rabb
dan hawa nafsu. Dua unsur ini mempunyai daya tarik yang sangat kuat untuk masuk pada
wilayah nafsu atau rabb.3 Akan tetapi tidak sedikit manusia yang hancur dan rusak
kehidupannya karena mencari kesenangan dunia semata. Dalam ajaran Islam, nafsu itu bukan
untuk dibunuh, 1QS. at-Tin, Ayat 4. 2QS.Asy-Syams, Ayat 8. 3Syamsuddin bin Qayyim al-
Jauziyyah, Ighasatu al-Lahfan Fi Mashayidi as- Syaithan, (t.tmp: Dar Ibnu Jauzi, t.thn), hlm.
152. 2 melainkan untuk dijaga dan dikawal. Rasulullah SAW dalam banyak hal mengajarkan
perlunya adanya jihad yang batin atau jihad melawan hawa nafsu.
B. Perumusaan masalah
َ
“Tiga perkara yang membinasakan dan tiga perkara yang menyelamatkan. adapaun
tiga perkara yang membinasakan adalah kebakhilan, dan kerakusan yang ditaati,
hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang membanggakan diri sendiri. Sedangkan
tiga perkara yang menyelamatkan adalah takut kepada Allah di waktu sendirian dan
dilihat orang banyak, sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan, dan
(berkata/berbuat) adil di waktu marah dan ridha.” (HR. Anas, Ibnu Abbas, Abu
Hurairah, Adullah bin Abi aufa, dan Ibnu Umar).
2) Mendatangkan kesusahan dan kesempitan
3) Mengakibatkan rusaknya lingkungan alam karena nafsu mengeksploitasi alam yang
berlebih-lebihan.
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS. ar- Rum [30]:41).
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al- Ankabut [29]: 69)
AKIDAH AKHLAK – MA KELAS X 134
Dengan kata lain, seorang yang bermujahadah
rela meninggalkan apa yang disukainya demi
memburu sesuatu yang diyakininya benar, baik dan
betul. Imam al-Ghazali berkata: ”Antara tanda
kecintaan hamba kepada Allah ialah
mengutamakan perkara yang disukai Allah dari
pada kehendak nafsu serta pribadinya.”
Mujahadah melawan nafsu dengan cara
menempuh tiga langkah seperti berikut :
1) Takhalli, mengosongkan diri dari sifat-sifat
tercela.
2) Tahalli, menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji
3) Tajalli, tersingkapnya tabir yang menghalangi antara manusia dan Allah, rasa dilihat
dan diawasi oleh Tuhan, kerinduan hanya tertuju pada Tuhan.Ketiga peringkat ini
hendaklahdilakukan dengan melaksanakan latihan-latihan rohaniah yang dinamakan riyadah
al nafs yakni latihan untuk melawan atau menentang atau memerangi semua kehendak
kehendak nafsu yang jahat.Latihan menundukkan hawa nafsu ini perlu dilaksanakan sedikit
demi sedikit tetapi istiqamah, selain itu hendaklah bermujahadah dalam beramal. Perjuangan
untuk melawan hawa nafsu tidaklah mudah. Imam al- Ghazali dalam Raudatu al-taalibin
berkata ”Berhati-hatilah kamu dengan hawa nafsu. Ia adalah musuh kita yang paling
ketat dan yang paling sukar untuk dikalahkan.”
4) Dengan jalan riyadah
Riyadah adalah latihan kerohanian dengan menjalankan ibadah dan menundukkan
keinginan nafsu syahwat. Riyadah ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu riyadah
badan yaitu dengan mengurangi makan, minum, tidur dan mengurangi berkata-kata.
Yang kedua riyadah rohani yaitu dengan memperbanyak ibadah, berzikir,
bertafakkur, memperhatikan kejadian alam dan susunannya, serta memperhatikan
segala keadaan masyarakat yang penuh kejahilan akibat menuruti hawa nafsu.
c. Hikmah Menundukkan Nafsu Syahwat
Nafsu syahwat pada diri manusia itu tidak boleh dihilangkan, tetapi penting untuk
ditundukkan dan diarahkan sehingga akan memperoleh manfaat kebaikannya sebagai
berikut.
135 AKIDAH AKHLAK – MA KELAS X
1) Menjadi motivasi untuk berbuat baik, beribadah dan meraih kesuksesan
2) Hidup lebih terarah dan terkontrol. Selamat dan bahagia dunia akhirat
3) Terhindar dari perbuatan keji dan mungkar
4) Disukai banyak orang
2) Bagi orang lain dan lingkungan, keputusan dan tindakan orang marah cenderung
menambah masalah bukan menyelesaikan masalah, menimbulkan kerusakan
hubungan dengan teman, dapat merusak keharmonisan keluarga, bisa mengakibatkan
rusaknya lingkungan, bisa mengakibatkan pembunuhan
Sumber: https://plus.kapanlagi.com/
137 AKIDAH AKHLAK – MA KELAS X
c. Cara Menundukkan Marah (Gadab)
Sebagaimana diketahui bahwa obat atas setiap penyakit seperti virus dan faktor
penyebab timbulnya penyakit itu harus dapat dihilangkan. Karena itulah untuk bisa
mengobati marah kita juga harus tahu sebab-sebabnya.
Sebab-sebab marah antara lain karena tidak kuat menahan nafsu, sombong, ujub,
banyak melakukan sendau gurau, perbuatan yang sia-sia, melecehkan orang lain,
menghina, berdebat, bertengkar, berkhianat, serta cinta kepada harta dan kedudukan.
Semua itu merupakan perangai yang buruk dan tercela dalam Islam. Seseorang tidak
dapat terhindar dari amarah apabila masih ada sifat-sifat itu.
a) Dengan riyadah
Cara menundukan sifat-sifat tercela marah diperlukan pelatihan diri (riyadah) dan
kesabaran dalam menghadapi segala rintangan. Riyaadah yang diperlukan diantaranya
adalah dengan mengetahui akibat-akibat buruk dari sifat-sifat tersebut. Setelah itu
menerapkan dalam diri anda kembalikan dari sifat-sifat itu, misalnya sombong dengan
tawadhu’, haus harta dengan qana’ah, dan lain sebagainya. Selain itu dengan
memperbanyak berzikir, membaca ta’awudz, beristighfar, dan memberi maaf. Sifatsifat
mulia ini terus diterapkan dalam diri. Memang memerlukan waktu yang cukup
lama hingga merasa ringan mengerjakannya karena sifat itu telah menyatu dalam
dirinya.
b) Mujahadah
Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk
tidak melampiaskannya kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya
bila melampiaskan marah.
c) Menahan hawa nafsu
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan meminta diberi wasiat. Lalu
Rasulullah bersabda:
ص
َِ ْو
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw.:
Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi Saw.: Janganlah engkau marah. Maka
diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda Beliau: Janganlah engkau marah”.
(HR. Bukhari).
AKIDAH AKHLAK – MA KELAS X 138
Dalam kitab adab al-Dunya wa al-Din, Imam al- Mawardi mengemukakan beberapa
metode penyembuhan marah yaitu dengan cara yang pertama, menimbulkan rasa takut
(khauf) kepada Allah, yang kedua menyadari dampaknya dan yang ketiga menyadari
betapa besar pahalanya bila mampu menahannya.
d. Hikmah Menghindari Marah
Tak tanggung-tanggung, Allah menjanjikan surga bagi mereka yang menahan amarah
dan memaafkan. Mereka akan disukai oleh Allah Swt. Sesama manusia, dan juga
malaikat-Nya. Mendatangkan kebaikan, di tempatkan di surga. Selain itu orang yang bisa
menahan marah akan mempermudah urusan dan memperlancar rezek
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara istilah, nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Syahwat secara lughawi artinya menyukai atau
menyenangi. Yaitu kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya.
Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar hukum Allah ’azza wa
Jalla dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lezatt. Adapun secara istilah
syari’at, nafsu syahwat adalah kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya
sehingga keluar dari batas syari’at.
Maka hakikat syahwat (keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang
sesuai dengan tabi’atnya (watak) dan menjauhi sesuatu yang tidak disukai dan dicintai.
Akan tetapi, sebenarnya keberadaan syahwat pada manusia itu tidak tercela,
Saran
Demekianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa dalam
penyusunan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritikan, masukan,
dan saran untuk perubahan yang lebih sempurna. Semoga makalah yang kami susun dapat
menajdi makalah yang bermaaf dan dapat menambah wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keradaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
mengambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang atau teori.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian keutamaan induk sifat utama yakni : hawa nafsu dan gadab
2. Menelaah dalil tentang keutamaan induk sifat utama yakni : hawa nafsu dan gadab
3. analisis tentang hakikat dan sifat dasar nafsusyahwat dan ghadlab; serta cara
menundukkannya melalui mujaahadah dan riyaadhah(tazkiyatunnafsi)
E. Materi Pembelajaran
1. Membiasakan bersikap jujur dan disiplin sebagai cermin pemahamansetelah mempelajari
mujaahadah dan riyaadhah (tazkiyatunnafsi)
2. Menguraikan hikmah menundukkan nafsu syahwat dan ghadlab
3. Menyajikan hasil analisis tentang hakikat dan sifat dasar nafsu syahwat dan ghadlab; serta
caramenundukkannya melalui mujaahadah dan riyaadhah