Anda di halaman 1dari 6

KH Bisri Syansuri

Oleh : Laeli Yasiroh

Kelas : 1 Wustho C

MADRASAH DINIYYAH

PONDOK PESANTREN AL-ASROR PATEMON

2020

Biografi
Nama : KH. Bisri Syansuri

Tempat lahir : Tayu, Pati

Tanggal lahir : 18 September 1886 / 28 Dzulhijjah 1304 H

Orang Tua :

Ayah : Syansuri bin Abd. Shomad

Ibu : Mariah

Anak ke- : 3 dari 5 bersaudara

Riwayat Pendidikan : KH. Shaleh Tayu Pati

KH. Abdul Salam Kajen Pati

KH. Kholil Kasingan

KH. Syu’aib Lasem Rembang

KH. Kholil Demangan Bangkalan

KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang

Mekah

Peran di NU : Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang

Pelopor berdirinya Pesantren Putri

Kepala Markas Staff Ulama Jawa Timur

Ketua Markas Pertahanan Hisbullah Sabilillah (1947-1949)

Pendiri Nahdlotul 'Ulama (NU) tahun 1926

Wakil Rois 'Aam PBNU 1967-1971

Rois 'Aam PBNU 1971-1980


Bersama dengan Hadratussyaikh Hasim Asy’ari dan KH. Abdul Wahab
Chasbullah, KH. Bisri Syansuri mendirikan jam’iyyah yang terkenal dengan
Nahdhotul Ulama (NU). Gus Mus (2015) dalam Majalah Tebuireng menyebutkan
bahwa pola hubungan ketiga tokoh tersebut selayaknya Rosululloh dan dua
sahabatnya yaitu Abu Bakar As-Sidiq dan Umar bin Khattab. Sayangnya Kyai
Bisri tidak begitu dikenal masyarakat secara luas meskipun kiprahnya sangat
besar dalam NU. Nah untuk lebih mengenal beliau, yuks kita intip biografi KH.
Bisri Syansuri di bawah ini!.

Siapakah KH. Bisri Syansuri?

KH. Bisri Syansuri merupakan putra dari Syansuri dan Mariah. Lahir di Tayu,
Pati Jawa Tengah pada tanggal 18 September 1886 / 28 Dzulhijjah 1304 H. KH
Bisri merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara. Adapun nama-nama saudara KH.
Bisri adalah sebagai berikut:

1. Mas’ud
2. Sumiyati
3. Muhdi
4. Syafa’atun

Bagaimana karakter KH. Bisri syansuri?

KH. Bisri merupakan sosok yang tegas karena dilandasi keilmuan fiqihnya, selain
itu pendidikan yang ketat sejak beliau belajar dengan KH. Abdul Salam juga turut
andil.

Bagaimana perjalanan KH. Bisri dalam menuntut ilmu?

Menginjak usia tujuh tahun, KH Bisri mulai belajar agama khususnya


membaca Al Qur’an dibawah bimbingan KH. Shaleh Tayu selama kurang lebih
dua tahun. Selanjutnya KH. Bisri menempuh pendidikan di pesantren yang di
asuh KH. Abdul Salam Kajen yang Hafidz juga Fuqoha. Di bawah Asuhan KH.
Abdul Salam beliau mempelajari ilmu nahwu, shorof, fiqih, tasawuf, hadist dll.
KH. Abdul Salam menerapkan aturan-aturan kehidupan beragama yang ketat.
Tidak heran jika sifat berpegang tegung kepada agama secara total menjadi
identitas kepribdian khas Kyai Bisri.

Usia 15 tahun, KH. Bisri menimba ilmu di Pesantren lain. Mula-mula


berguru pada KH. Kholil Kasingan dan KH. Syu’aib Lasem Rembang. Kemudian
beliau pindah lagi di Demangan , Bangkalan yang diasuh oleh KH. Kholil. Di
pesantren Demangan, KH. Bisri bertemu dengan santri asal Tambak Beras
Jombang yang bernama Abdul Wahab Chasbullah. Pertemuan ini yang menjadi
cikal bakal sejarah penting perjalanan agama islam di Indonesia.

Selesai belajar di Bangkalan pada tahun 1906, KH. Bisri dan KH. A.
Wahab Chabullah memutuskan untuk belajar di pesantren Tebuireng Jombang di
bawah asuhan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Mereka berdua begitu
mengagumi reputasi pimpinan ponpes tersebut. KH. Hasyim Asy’ari disegani
karena kedalaman ilmu-ilmu agamanya. Di Tebuireng KH. Bisri memperdalam
ilmu pengetahuan agama tentang fiqih, hadits, tauhid dan lain-lain selama 6 tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, antara tahun 1911-1914


KH. Bisri bersama KH. A. Wahab Chasbullah melanjutkan studinya ke Mekah.
Keduanya kemudian belajar pada sejumlah ulama terkemuka di Tanah Suci,
seperti Syekh Muhammad Baqir, Syekh Muhammad Sa'id Yamani, Syekh
Ibrahim Madani, dan Syekh Jamal Maliki. Juga pada guru-guru dari 'sang guru'
Kiai Hasyim Asy'ari, seperti Kyai Ahmad Khatib Padang, Syu'aib Daghistani dan
Kiai Mahfuz Termas. Menurut A. Aziz Masyhuri, hal menarik di Mekah selama
KH. Bisri berada disana ialah terbentuknya sebuah cabang Sarekat Islam ditanah
suci. Pendiri sarekat ini adalah KH. A. Wahab Chasbullah, KH. Asnawi kudus,
KH. Abbas Jemberdan KH. Dahlan Kertosono.

Tahun 1914 KH. Bisri menikah dengan Nur Khodijah, adik kandung
sahabat karibnya, Abdul Wahab Chasbullah. Setelah menikah, KH. Bisri pulang
ke Tanah air dan menetap di pesantren mertuanya di Tambakberas Jombang. Di
Tambakberas, KH. Bisri menetap selama dua tahun membantu mertuanya di
bidang pendidikan dan pertanian. Beberapa tahun setelahnya, bersama istri beliau,
Nyai Nur Khodijah, KH. Bisri membangun pesantren di Denanyar atas dorongan
mertua beliau, KH. Chasbullah yang kemudian direstui oleh Hadratussyaikh
Hasyim Asy’ari.

Selain menjadi Pengasuh Pesantren, KH. Bisri juga berperan aktif mendirikan
Organisasi Nahdlotul ‘Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Beliau duduk
sebagai A’wan (anggota) Syuriah dalam susunan PBNU pertama kali itu.

Mengapa KH. Bisri Syansuri setuju dengan berdirinya Nahdlotul ‘Ulama?

Z. Dhofier dalam Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai


menyebutkan bahwa KH. Bisri Syansuri menjelaskan secara rinci bahwa paham
ahl al-sunnah wa al-jama‘ah adalah paham yang berpegang teguh kepada tradisi-
tradisi sebagai berikut:

1. Dalam bidang hukum Islam menganut ajaran dari salah satu madzhab
empat (Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hambali),
walaupun dalam prakteknya para Kyai merupakan penganut kuat
madzhab Syafi’i,
2. Dalam soal tauhid menganut ajaran-ajaran Imam Abu Hasan AlAsy’ari
dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi,
3. Dalam bidang Tasawuf menganut dasar-dasar ajaran Imam Al-Qosim Al
Junaidi dan Imam AlGhazali.

DAFTAR PUSTAKA

Dhofier, Zamarkasyi. 1994. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup


Kyai. Jakarta: LP3S.
Masyhuri, KH. A. Aziz. Almaghfurlah KH. M. Bisri Syansuri: Cita-Cita dan
Pengabdiannya. Surabaya: al-Ikhlas, tt.
Mutakin, Ali. 2015. REKONSTRUKSI PARADIGMA PEMIKIRAN NU (Telaah
Metode Istinbat Hukum Islam NU). JURNAL AL ASHRIYYAH (1)1: 1-18.
NU Online. Mbah Bisri Syansuri: teladan Disiplin, Tawaduk dan Nasionalis.
Senin, 12/05/2013
Tim Majalah Tebuireng. 2015. 4 ULAMA SUPERSTAR. TEBUIRENG 33:1-22
Suharto, Yusuf. Kiai Bisr Syansuri : Pendiri Pertama Pesantren Putri.
https://alif.id
Ulum, M. Bustanul. 2017. KH. M. Bisri Syansuri dan Pembaruan Pesantren.
Falasifa (2)1:195-212

Anda mungkin juga menyukai