Anda di halaman 1dari 15

NAMA : PUTRIA HARTAJI

KELAS : VII I

Mengenal Suku Sunda yang Berasal Dari Jawa


Barat

A. Penjelasan Mengenai Suku Sunda dan Kebudayaannya.


Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,
Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa
Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda
merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk
Indonesia merupakan orang Sunda.
Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang
beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih
bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat
suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku
Sunda.
Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang. Orang
Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani.
Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar
dengan bangsa lain.
B. Sejarah
 KataSunda menurut bahasa Sansekerta
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata
sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang,
berkilau, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289).
 Kata Sunda menurut bahasa Jawa Kuno
Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan
pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada
(Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219).
Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan
menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur
(baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan
oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman kerajaan Kerajaan
Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan Pajajaran hingga
sekarang.
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja Purnawarman pada tahun 397 untuk
menyebut ibukota Kerajaan Tarumanagara yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor
Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara
yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.
 Pandangan Hidup
Masyarakat Sunda mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek
moyangnya. Seperti yang pada ungkapan tradisional berikut ini
"Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna,
hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana
watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna."
Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada
masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak
tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada
batangnya.
 Hubungan antara sesama manusia
Hubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda tampak
pada ungkapan-ungkapan berikut ini:
1. Kawas gula eujeung peueut yang artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak
pernah berselisih.
2. Mulah marebutkeun balung tanpa eusi yang artinya jangan memperebutkan perkara
yang tidak ada gunanya.
3. Mulah ngaliarkeun taleus ateul yang artinya jangan menyebarkan perkara yang dapat
menimbulkan keburukan atau keresahan.
4. Mulah nyolok panon buncelik yang artinya jangan berbuat sesuatu di hadapan orang
lain dengan maksud mempermalukan.
5. Buruk-buruk papan jati yang artinya berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat,
mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya.

 Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya


Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya dalam masyarakat Sunda
terpancar dalam ungkapan-ungkapan berikut ini :
1. Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balareya (harus
menjunjung tinggi hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan bermupakat kepada
kehendak rakyat.
2. Bengkung ngariung bongkok ngaronyok (bersama-sama dalam suka dan duka).
3. Nyuhunkeun bobot pangayon timbang taraju (memohon pertimbangan dan
kebijaksanaan yang seadil-adilnya, memohon ampun)
C. Bahasa
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga
dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Berikut dialek-dialek
bahasa Sunda dan lokasi cakupannya:
1. Dialek Barat (Bahasa Sunda Banten) mencakup daerah Banten dan Lampung
2. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara yaitu kota Bogor dan beberapa daerah
Pantura.
3. Dialek Selatan (Priangan) mencakup kota Bandung dan sekitarnya
4. Dialek Tengah Timur mencakup daerah Kabupaten majalengkan dan Indramayu.
5. Dialek Timur Laut (Bahasa Sunda Cirebon) mencakup daerah Cirebon dan Kuningan,
dan beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal Jawa Tengah.
6. Dialek Tenggara mencakup daerah Ciamis, beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap
dan Banyumas Jawa Tengah.

D. Rumah Adat Sunda


Rumah adat sunda memiliki gaya yang sama seperti rumah adat di Indonesia lainnya,
yaitu berbentuk rumah panggung. Kolong yang terdapat pada rumah panggung fungsinya
sebagai penanggulangan gempa bumi dan banjir. Dan juga sering dimanfaatkan sebagai
tempat binatang-binatang peliharaan seperti kambing, sapi, ayam, atau untuk menyimpan
alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan lain-lain. Untuk naik ke rumah adat Sunda
ini disediakan tangga yang disebut dengan Golodog yang terbuat dari bambu atau kayu,
biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog juga berfungsi untuk
membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Rumah adat Sunda mempunyai ciri khas dan nama yang berbeda-beda bergantung
dari bentuk atap rumahnya. Contohnya dapat ditemukan di daerah Jawa Barat, seperti
Kanekes dan Garut. Namun, mungkin pemakaian beberapa bahannya sudah berbeda dengan
rumah adat masa lampau. Inilah 6 Jenis Rumah Adat Sunda, dilihat berdasarkan bentuk
atapnya :
1. Rumah Adat Capit Gunung
Rumah adat Sunda satu ini memiliki bentuk atap yang mirip sekali dengan gunting.
Bagian ujung atap saling silang (menyisakan hasil persilangan kayu di bagian atas).
Sebenarnya rumah jenis ini memiliki bentuk yang sederhana, namun karena persilangan
tersebut, nilai estetika dari rumah ini jadi bertambah cantik.
2. Rumah Adat Julang Ngapak
Rumah adat Jawa Barat ini mempunyai atap dengan bentuk seperti sayap burung yang
sedang digunakan untuk terbang. Jadi, ada lekukan yang membentuk sayap dan puncak atap
rumah membentuk badan burungnya.
3. Rumah Adat Perahu Kumureb
Sekilas bentuk rumah adat ini tampak seperti gunung tangkuban perahu. Ya, rumah
adat perahu kumureb memang memiliki atap yang bentuknya mirip perahu terbalik seperti
legenda tangkuban perahu.
4. Rumah Adat Badak Heuay
Atap rumah adat Sunda jenis ini berbentuk seperti badak yang sedang membuka
mulut. Tersiri dari 2 bagian atap, bagian kecil dan besar. Bagian besarnya terletak pada
bagian belakang, sedang bagian kecil menudungi bagian depan rumah (tempat menerima
tamu lelaki).
5. Rumah Adat Tagog Anjing
Bentuknya sekilas seperti badak heuay, bedanya adalah antara atap besar dan kecil di
satukan dalam satu titik di tengah, tidak memotong dan terbuka seperti rumah adat badak
heuay. Bentuknya sederhana seperti anjing yang sedang duduk.
6. Rumah Adat Suhunan Jolopong
Dari beberapa bentuk rumah adat Sunda di atas, Jolopong adalah bentuk yang paling
sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa. Jolopong
ini memiliki atap dengan bentuk seperti pelana dan memanjang. Dapat dikatakan, atap rumah
Jolopong ini sangat sederhana tanpa pernak-pernik atau lekukan yang rumit. Bentuk Jolopong
sendiri memiliki dua bidang atap. Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan di
tengah bangunan rumah. Batang suhunan
sama panjangnya dan sejajar dengan kedua
sisi bawah bidang atap yang sebelah
menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek
dibanding dengan suhunan dan memotong
tegak lurus di kedua ujung suhunan itu
Ruang Jolopong terdiri atas ruang
depan yang disebut emper atau tepas;
ruangan tengah disebut tengah imah atau
patengahan; ruangan samping disebut
pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan
tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Tepas pungsinya untuk menerima tamu.
Waktu dulu tepas ini di biarkan kosong tanpa perabotan, baru jika ada tamu yang datang c
mpunya rumah menggelar tikar.
DILIHAT DARI SISI FILOSOFINYA, rumah adat Sunda memiliki pemahaman yang
sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat Jawa Barat ini ditujukan
untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat
jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar
tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelapa, sedangkan
bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena
rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai
material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan
lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat
perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda
bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tetapi semata dari alam berupa
hujan, angin, terik matahari dan binatang.
E. Tarian Adat Sunda
1. Tari Topeng
Tari Topeng atau tari topeng Cirebon, dari namanya saja sudah bisa diperkirakan
bahwa tarian ini berasal dari Cirebon. Tarian ini diambil dari cerita rakyat tentang Sunan
Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga suatu saat diserang oleh
Pangeran Welang. Pada saat itu Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran
Welang dan terancam kalah. Dari kisah itu terlahirlah tari topeng, yang dengan cepat
menyebar ke daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang.
Penari topeng biasanya disebut dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang
solo atau bahkan lebih dari 2 orang. Dengan berkembangnya tarian ini, warna topeng pun
menjadi bervariasi, bahkan menurut Kompasiana.com bentuk topeng terbagi menjadi 13
jenis, setiap warna memiliki makna khusus, dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk
topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda. Akhir-akhir ini warna yang sering digunakan
adalah putih dan merah. Bentuk topeng pun dipilih tergantung background temanya.
Pakaian yang digunakan untuk tari topeng adalah kain batik Cirebon bergaya Losari.
Musik pengiring menggunakan tetaluan, barlen, ombak banyu, rumyang, pamindo, bendrong,
dan gonjing pangebat. Mungkin diartikel selanjutkan saya akan bahas tentang alat musik
tradisional dari Cirebon.

2. Tari Merak
Tari merak berasal tanah Pasundan,
tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri
yang terinspirasi dari burung merak, karena
sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah
mahkota. Tidak banyak sejarah dari tari
merak, penari hanya menari dan melenggak
lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak
seekor burung merak. Walau begitu tarian ini
mengutamakan keindahan dan kecantikan.
Tidak heran bila semua orang yang melihat
terkagum-kagum dengan tarian ini. Untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri
khasnya seorang penari  menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun
coraknya seperti burung merak. Di zaman yang sudah canggih ini, kamu bisa gampang
memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta.
Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja,
bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan.

Bagusnya, tarian ini termasuk tarian yang sangat terkenal di luar negeri, kita patut
membudidayakan kesenian tanah air kita salah satunya tarian tradisional masing-masing
daerah.

3. Tari Wayang
Setelah ada kesenian wayang golek,
ternyata ada tariannya juga yang disebut Tari
Wayang karena latar belakang tarian ini seperti
cerita wayang. Biasanya karakter penari diambil
dari salah satu karakter wayang golek, dengan
gerakan tariannya mengikuti alur cerita.Gerakan
tarian terkadang seperti sedang berkelahi atau
perang, tergantung temanya.
Jumlah penari pun dibebaskan, uniknya
tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki.
Sekarang tari wayang pun telah terbagi menjadi
3 kelompok yaitu Tari Tunggal, Tari
Berpasangan, dan Tari Massal. Pakaiannya pun
disesuaikan dengan karakakter wayangnya
sendiri, biasanya laki-laki menjadi Arjuna atau
Abimanyu. Dan wanita menjadi Subadra atau Arimbi. Musik pengiring tari wayang adalah
gamelan asal Jawa Barat.
4. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda,
Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke
bahasa Indonesia artinya tiga. Menurut
sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu
diambil karena iringan musik untuk tari ini
mengeluarkan 3 suara. Dahulunya, tarian ini
dipentaskan sebagai penyambutan datangnya
masa panen dengan tujuan ungkapan rasa
syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan
zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja.
Biasanya penarinya berpasangan
namun terkadang juga solo dancer, dalam
gerakan tari Jaipoing selalu menggunakan
gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak. Kostum yang digunakan untuk pria adalah
baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok. Sedangkan untuk wanita, menggunakan
kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa atribut seperti gelung, sabuk, dan
kalung. Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.

5. Tari Jaipong
Siapa yang tidak kenal dengan tari
Jaipong? Semua orang sudah tau Jaipong
berasal dari Sunda, diciptakan oleh Gugum
Gumbira. Tarian ini sangat dilestarikan oleh
orang-orang yang mencintai budayanya,
sampai-sampai dibuka komunitas penari
Jaipong. Tidak heran, tarian ini menjadi salah
satu tarian khas Jawa Barat dan dipentaskan
bila ada acara-acara pemerintahan, dan ketika acara pernikahan. Dulu gerakan tarian ini
membuat kontroversi karena mengedepankan gerakan erotis dan keindahan dalam berlenggak
lenggok. Terlebih saat tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan disalah satu chanel TV dan
membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas.
Bagusnya, Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara, negara  Indonesia pun pasti
bangga. Saya berharap para seniman generasi penerus dapat mempertahankan kesenian
tradisional dan menggali seni lebih dalam lagi. Kalau difikir-fikir, bila saja tarian ini
dikombinasikan dengan gerakan modern, maka akan lebih bagus hasilnya. Tetap ada unsur
tradisional, namun mengikuti perkembangan zaman. Bisa kita ambil contoh penari tradisional
modern Sandrina.
F. Pakaian Adat Sunda
Pakaian Adat Jawa Barat sudah melekat pada budaya Sunda. Budaya Sunda adalah
salah satu kebudayaan tertua di Indonesia. Banyak sekali ragam dan bentuk budaya jawa
barat khususnya sunda yang sangat khas. Dan beberapa diantaranya adalah warisan leluhur
yang tak ternilai harganya dan harus dipertahankan. Selain dari pada nilai-nilai kesopanan
luhur yang dijunjung tinggi, kita mengenal begitu banyak peninggalan budaya leluhur yang
tentu harus senantiasa dilestarikan selamanya.
Seperti kesenian tradisional tari, alat musik Sunda, huruf aksara sunda dan lain
sebagainya. Selain dari yang disebutkan di atas, suku Sunda juga memiliki warisan adat yang
juga tidak kalah berharganya.
Baju Adat Sunda
Daerah Sunda pastinya memiliki pakaian yang khas. Artinya
berbeda dengan baju adat dari daerah lainnya yang tentu punya
keunikan tersendiri. Secara geografis, Sunda berada di Pulau Jawa
sebalah barat, meliputi Banten dan Jawa Barat. Jadi Pakaian Adat
Jawa Barat itu sama saja artinya dengan Pakaian Adat Sunda.
Walaupun pada kenyataannya orang dari suku Sunda kini telah
banyak menyebar di berbagai penjuru nusantara maupun dunia.

Baju Adat Jawa Barat

Berbicara tentang baju Adat Jawa Barat itu tidak terlepas dari aspek sejarahnya.
Zaman dahulu, berdasarkan kasta atau sastra sosial masyarakat Sunda teradapat perberdaan
busana atau pakain adat daerah ini. Dibawah ini adalah baju adat Sunda yang dibedakan
berdasarkan 3 kelompok yaitu untuk kalangan biasa atau kelas bawah, menengah dan kelas
atas (bangsawan). Namun untuk zaman sekarang ini, pengelompokan pakaian adat Sunda
berdasar pada strata sosial maupun status di masyarakat tersebut sudah tidak relevan. Jangan
hanya mengetahui jenis saja tanpa mengetahui maknanya. Namun kendati begitu, bagaimana
sebenarnya perwujudan dan penjelasan tentang pakaian Sunda dalam 3 jenis kelompok strata
sosial tersebut. Rakyat biasa (jelata), menengah dan menak atau bangsawan. Lengkap dengan
nama-nama pakaian adat Sunda yang berkaitan dan keunikan pakaian adat jawa barat.

Baju Pangsi dan Kebaya Sunda + Kain Kebat (Pakaian adat kelas bawah)
Pengelompokan baju adat Jawa Barat untuk orang kelas biasa dan bawah. Pakaian
untuk kelas biasa terlihat sederhana dan terkesan usang. Kaum kelas bawah biasa dikenal
kaum petani di kalangan masyarakat Sunda.

 Pakaian laki-laki. Bagi laki-laki, biasa memakai celana dengan ukuran besar atau biasa
disebut ‘celana komprang’ atau pangsi. Untuk atasannya dinamakan baju salontréng.
Namun seringnya paduan pakaian atas bawah disebut sebagai baju pangsi. Tidak lupa
juga dengan sarung sebagai selempang untuk ciri khasnya. Untuk alas kaki menggunakan
sandal tarumpah terbuat dari kayu untuk aksesoris, biasa sabuk, ikat kepala (logen)
dengan model Barambang Semplak dan atau Hanjuang Nangtung.

 Pakaian Perempuan. Pakaian perempuannya itu biasanya mengenakan kain batik yang
panjang (sarung kebat). Atau juga disebut dengan Sinjang Bundel sebagai bawahan.
Kemudian juga memakai beubeur disebut juga sabuk atau ikat pinggang dilengkapi juga
dengan kamisol dan kebaya. Kedua motif ini dibalut dengan batik yang anggun. Alas kaki
mengenakan sandal jepit keteplek.

Variasi Kebaya dan Baju untuk Kelas Atas

Perbedaan tampilan baju adat ini tampak kontras dan jelas dibanding pakaian untuk
rakyat jelata seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Terlihat lebih rapi dan berwibawa.
Pakaian ini biasa dipakai oleh kaum menengah yang berprofesi sebagai pedagang, pengusaha
atau saudagar.

 Untuk Kaum Laki-laki. Untuk laki-laki biasa mengenakan pakaian berwarna putih sejenis
jas yang disebut Baju Bedahan. Dipadukan dengan kain kebat yang disarungkan,
memakai sabuk dan juga ikat kepala yang disebut bengker. Sebagian orang kalangan
menengah juga biasanya memakai arloji dengan rantai berwarna keemasan yang
digantung di kantong pakaian sebagai aksesoris.

 Untuk Kaum Wanita. Wanitanya biasa mengenakan atasan pakaian kebaya dengan aneka
warna dan corak. Dipadukan dengan sanggul kepala dan kain kebat sebagai rok bawahan.
Tidak ketinggalan ikat pinggang dan selendang berwarna. Dan alas kakinya
menggunakan sandal kelom geulis.dan juga beberapa perhiasan untuk tambahan
asessoris.

Jas Beludru Sulam Benang Emas – Baju adat kaum bangsawan (Menak)

Untuk pengelompokan baju adat yang terakhir yaitu untuk para kaum bangsawan. Jadi
secara tampilanpun tentu kadar kelayakannya berkali-kali lipat dari pada jenis pakaian yang
disebutkan sebelumnya.

 Untuk Kaum Pria. Baju adat Sunda yang digunakan adalah terdiri dari Jas beludru hitam.
Jas ini terbuat dari benang emas tepat pada bagian ujung lengan. Celana panjang motif
yang serupa dengan jas dan sabuk emas. Sebagai tutup kepala menggunakan bendo dan
sandal selop hitam untuk alas kaki.

 Untuk Kaum Wanita. Pakaian adat Sunda yang dikenakan adalah kebaya berbahan
beludru hitam. Disulam dengan tambahan manik-manik. Kain kebat dengan motif rereng
sebagai bawahan. Dan untuk alas kaki itu menggunakan selop berbahan beludru hitam.
Tambahan akseseoris yang digunakan adalah berupa sanggul rambut dengan konde dan
perhiasan.

Beskap – Pakaian Adat Sunda untuk Acara Resmi

Beskap nama pakaian adat Bandung yaitu sejenis kemeja resmi untuk laki-laki.
Pakain adat sunda yang satu ini untuk event resmi. Beskap memiliki tekstru tebal, kerah
bajunya juga tidak memiliki rlipat. Warnanya beragam namun biasanya berwarna gelap dan
selalu polos. Jika dilihat dari dekat, ada perbedaan ukuran potongan beskap di bagian depan
yang tidak simentris. Tujuannya yaitu untuk pemakaian aksesoris yang mungkin cukup berat
seperti keris. Pola kancingnya juga menyamping. Beskap hampir selalu dipadukan dengan
jarik, yakni sejenis kain panjang yang diikatkan untuk menutupi kaki.

 Pakaian untuk Mojang (Perempuan). Para mojang atau perempuan biasa pastinya
memakai baju adat berupa kebaya dengan paduan warna polos. Sedangkan atasan
menggunakan kain. Tak lupa menggunakan selop disesuaikan dengan kebaya. lupa juga
pemakaian ikat pinggang (beubeur) untuk dikencangkan dengan kain. Kemudian juga
memakai selendang atau karembong.

 Pakaian untuk jejaka Adapun para jajaka (pemuda) dalam acara penting kerap
mengenakan atasan yaitu Beskap atau jas tertutup dengan warna hitam. Celana panjang
juga biasanya disesuaikan dengan warna baju. Kepala menggunakan penutup sejenis peci
(bendo). Dan penggunaan selop (kelom) untuk alas kaki. Asessoris jam (arloji) emas yang
dipasangkan dengan cara dijepit di saku. Baju adat resmi ini juga bisa termasuk dalam
kelompok baju adat Sunda modern atau baju adat jawa barat modern.

Pakaian adat pengantin Sunda

 Untuk Wanita. Busana / baju yang dikenakan pengantin wanita adalah kebaya brokat.
Aksesoris gelang, cincin permata dan dua kalung (pendek dan panjang) yang dipakai
bersamaan. Bawahanya menggunakan kain batik kebat Lereng Eneng Prada.
 Untuk Pria. Adapun untuk pengantin prianya mengenakan Jas Buka Prangwedana dengan
warna yang disesuaikan dengan mempelai wanita. Begitupun dengan kain batik yang
dipakai. Untuk penutup kepala (Bendo) dengan hiasan permata. Kemudian di bagian
bawahadalah Boro Sarangka, yakni sejenis kantong atau tempat untuk menyimpan keris.

Baju Adat Sunda untuk Anak-Anak


Untuk perempuan memakai kebaya sunda, dengan kain kebat. Untuk anak laki-laki
yaitu meggunakan beskap, dengan bendo dan kain kebatnya. Bisa di pakai untuk acara
tertentu seperti peringatan hari Kartini dan wisuda sekolah.

G. Senjata Tradisional Sunda (Jawa Barat)

1. Kujang

Kujang merupakan senjata tradisional dari


Jawa Barat yang mana oleh masyarakat
Sunda disakralkan dan dianggap magis.
Kujang menurut masyarakat Jawa Barat
berasal dari bahasa sunda kuno yaitu kata
Kudi dan Hyang. Kudi yang berarti
Senjata dengan kekuatan gaib sedangkan
Hyang berarti dewa atau masyarakat
sunda mengartikannya kedudukan yang di
atas Dewa. Berarti Kujang adalah pusaka
yang mememiliki kekuatan magis yang
kekuatannya berasal dari para dewa.
Ukurannya senjata kujang biasanya
berkisar antara 20 sampai 25 cm dan digunakan sebagai perlengkapan peralatan pakaian laki-
laki. Peneliti menyimpulkan bahwasanya dari bentuk kujang, kira-kira senjata ini
diperkenalkan oleh nenek moyang Sunda yaitu sebelum abad 8 dan 9, namun ada juga
pendapat bahwasanya kujang dibuat pada abad 8 dan 9.
Fungsi Kegunaan Senjata Tradisional Kujang Beberapa fungsi kegunaan senjata kujang bagi
masyarakat Sunda diantaranya

1. Digunakan sebagai lambang atau simbol contohnya logo pemerintah atau organisasi

2. Peralatan Pertanian, hal ini berdasarkan naskah kuno sanghyang. Masyarakat sunda
biasa menggunakannya untuk menebang kayu, memangkas tumbuhan dan nyacar. atau
bisa disebut Kujang pamangkas

3. Sebagai hiasan untuk pajangan. kita bisa saksikan di rumah warga sunda di
temboknya dipasang kujang.

4. Kujang pusaka. Pada zaman dahulu digunakan sebagai senjata perang.

5. Kujang pusaka, yaitu lambang keagungan dan pelindungan

Jenis Kujang
Selain itu keunikan yang ada pada
senjata ini adalah adanya berbagai
macam variasi bentuk. Berikut
beberapa bentuk jenis senjata kujang
yang terkenal.
1. Kujang Ciung. Bentuk Kujang
yang mirip dengan burung
Ciung
2. Kujang Jago. Bentuknya mirip
dengan ayam jago
3. Kujang Badak. Bentuknya mirip dengan hewan Badak (karena ada cula).
4. Kujang Kuntul. Bentuknya mirip dengan burung Kuntul
5. Kujang Naga. Bentuknya mirip dengan Burung Kuntul
6. Kujang Bangkong. Bentuknya mirip dengan hewan katak
7. Kujang Kudi. Senjata kujang yang bentuknya tipis.
8. Tipologi bilah kujang. Berbentuk seperti wayang kulit dengan tokoh wanita sebagai
simbol kesuburan.

Bagian dan Fungsi Senjata Kujang


Dari gambar diatas dapat kita simpulkan
beberapa bagian dan fungsi senjata kujang
diantaranya adalah:
1. Papatuk atau Congo. Kita lihat bagian
ini ada di ujung kujang dan bentuknya
menyerupai panah. Berfungsi sebagai
Pencongkel atau untuk mencongkel
2. Eluk atau Silih. Bagian ini terdapat pada bagian punggung yang berguna untuk
mencabik tubuhnya musuh
3. Tadah. Kita lihat ada lengkungan yang menonjol di bagian perut dan di depannya
runcing. Berfungsi untuk menusuk tubuh lawan
4. Mata, Kita lihat di pagian punggungnya terdapat lubang-lubang kecil yang jumlahnya
berkisar 5 – 9. Jika tidak ada lubang atau matanya maka disebut sebagai kujang buta
5. Tonggong. Merupakan bagian tajam di punggung kujang
6. Tadah. Merupakan lengkungan kecil yang ada di bawah perut kujang
7. Paksi. Cincin atau ring di bagian belakang yang bentuknya lancip
8. Selut. Merupakan ring yang terdapat pada pegangan kujang atau ujung gagang
9. Combong merupakan lubang yang ada di gagang kujang
10. Ganja atau landaian merupakan sudut runcing dan arahnya ke ujung kujang
11. Kowak. Merupakan sarung senjata kujang yang bahannya berasal dari kayu samida
dan memiliki aroma yang khas. Kesannya seperti ada daya mistis.
12. Pamor. Bentuknya seperti baris-baris sulangkar atau bintik/bintik yang tergambar di
kujang. Pamor berfungsi untuk nilai artistik dan sebagai tempat menyimpan racun

2. Bedog atau Golok


Bedog atau Golog merupakan
senjata khas dari Jawa Barat. Kita
lihat bentuknya besar menyerupai
pisau besar makanya disebut golok.
Di Tiap daerah Jawa Barat mungkin
kebutuhan dan kegunaan golok atau
bedok tersebut berbeda makanya
kita akan menjumpai bentuknya
yang beragam dan bervariasi di tiap
daerahnya. Tetapi meskipun
beragam variasinya dapat kita lihat
pada ciri-ciri umumnya, diantaranya
adalah Panjangnya sekitar 30 cm-
40cm. Ada juga yang berukuran lebih dari 40cm disebut kolewang atau biasa dipanggil
gobang.
Jenis dan Fungsi Golok Atau Bedog
Berikut beberapa jenis bentuk golok
beserta fungsinya, diantaranya

1. Bedog Gagaplok. Biasa


digunakan untuk memotong dan
menyabit rumput atau tanaman
lain di kebun
2. Bedok / golok Pameuncitan.
Memiliki ukuran panjang
berkisar 25 sampai 27 cm dan
lebarnya berkisar 3 cm. Berasal dari kata peuncit yang dalam bahasa sunda berarti
sembelih berarti Bedok ini digunakan untuk menyembelih hewan.
3. Bedok / golok Pamoroan atau internasional survival golok . Memiliki ukuran berkisar
40-50 cm dan lebarnya adalah 3,5 cm. Masyarakat sunda biasanya menggunakannya
untuk berburu.
4. Bedok / golok tani. Panjangnya berkisar 25-30cm dan memiliki lebar sekitar 4 cm.
Dilhat dari namanya berarti masyarakat sunda memakainya untuk segala hal kegiatan
bertani dan berkebun.
5. Bedok / golok Pamugeulan. Panjangnya berkisar antara 23-24,5 cm dan memiliki
lebar sekitar 6 cm. Karena bentuknya yang lumayan besar masyarakat sunda
menggunakannya untuk kegiatan-kegiatan barat seperti menebang pohon. Pada zaman
sekarang orang-orang pada menyebutnya golok kelapa.
6. Bedok / golok Sotogayot. Memiliki panjang 25-27 cm dan lebar 6cm. Masyarakat
sunda menggunakannya untuk memotong bambu atau pengerjaan material bambu.
7. Bedok / golok dapur. Golok ini memiliki ukuran 20 sampai 23 cm dan lebarnya
sekitar 4 cm. Dilihat dari namanya saja dapur, berarti masyarakat sunda
menggunakannya untuk kegiatan dapur seperti masak-memasak dan memotong bahan
bakar. Akan tetapi golok ini berbeda dengan golok daging atau pameuncitan.
8. Golok panguseupan. memiliki panjang kira-kira 17-20cm dan lebarnya 3 cm.
Nguseup yang merupakan bahasa sunda apabila diterjemahkan berarti Mancing,
berarti golok ini dipakai untuk memancing di sungai atau di laut
9. Golok / bedog cepot. Ukurannya berkisar antara 15-17 cm dan lebarnya diatas 9 cm.
Meskipun bentuknya yang indah, golok ini sama halnya dengan kapak, digunakan
untuk membelah.

Bagian Bentuk Golok atau Bedog

1. Untuk gagangnya
dinamakan parah
2. Bagian paling utama
pada golok yaitu wilah
yang mana terbuat dari
baja atau besi
3. Di parah atau gagang
terdapat bagian yang
ditancapkan. Itu
dinamakan pangkal
4. Bagian yang tajam
disebut beuteng
Sedangkan bagian yang
tumpul disebut tonggong
5. Di wilah terdapat ujung. Nah ujungnya tersebut dinamakan Congo
6. Untuk sarung bedog atau golok dinamakan serangka

Anda mungkin juga menyukai