Aisyah binti Abu Bakar bin Utsman, yang memiliki sebutan Ummu Abdillah, dikenal
dan digelari Ash-Shiddiqah yang memiliki arti “wanita yang membenarkan”. Ia adalah
perempuan yang lahir empat tahun setelah Muhammad diangkat sebagai seorang nabi.
Aisyah dijuluki Ummul Mukminin (ibunda kaum mukmin) sebab kehebatannya dalam
keilmuan Islam. Juga Al-Humaira’, panggilan yang sering diberikan pada anak-anak
perempuan yang pipinya terlihat kemerah-merahan. Humaira adalah sebuah kata yang
bersumber dari kata “hamra” yang berarti putih, merah muda, merah, kemerah-merahan.
Warna-warna yang menghiasi kehidupan Aisyah.
Aisyah kecil merupakan Aisyah yang mengenal baik ayahnya, Abu Bakar. Ayah yang
selalu terlihat baru baginya. Aisyah kecil adalah seseorang yang mampu membaca setiap
kekhawatiran ibunya, Ummu Rumanbinti Amir bin Uwaimir, yang berharap agar sang Suami
segera pulang dengan selamat. Aisyah kecil adalah seseorang yang mampu membaca simpul-
simpul kebahagiaan kakak perempuannya, Asma, saat menunggu ayahnya pulang sebagai
hadiah.
Aisyah hidup pada suatu masa ketika hak berkata dan berpendapat hanya ada pada
orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan. Sama halnya dengan kebebasan dan
harga diri. Namun, Aisyah tak pernah merasakan kesusahan dalam menyampaikan tanya dan
pendapatnya. Ia percaya bahwa selamanya ia adalah putri kata-kata. Ia jadikan sebagian besar
kekuatannya dalam berkata sebagai tanda syukurnya kepada Allah dan sekuat tenaga
memohon pertolongan kepada-Nya. Ia cerdas dan mencerdaskan. Ia baik dan menyebarkan
banyak kebaikan. Banyak keutamaan yang ada pada diri Aisyah, sampai-sampai Rasululullah
SAW mengatakan dalam sabdanya:
“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita
hanyalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas semua
wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan.”
1. Aisyah adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dari kalangan wanita.
Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?”
Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau
menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384))
2. Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya.
Berkata Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-
pendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.”
(Lihat al-Mustadrok Imam Hakim (4/11)).
Barirah, kerabat Aisyah, yang ketika ditanya Rasulullah tentang kabar yang
menimpa Aisyah ia menjawab, “Aku bersumpah kepada Allah yang mengutusmu dan
agama kebenaran ini, ya Rasulullah! Aku tak menemukan hal buruk pada diri Aisyah.
Jika ada keburukan pada dirinya, di antaranya ialah kadang dia tertidur ketika bekerja
karena kelelahan. Ketika dia tertidur, kambing masuk, memakan tepung, kemudian
pergi melarikan diri. Sungguh, aku tak memiliki apa-apa selain berkata mengenai
kebaikan dirinya. Hal-hal yang aku tahu mengenai dirinya tak lain ialah mengenai
emas-emas kebaikan seorang pemilik emas.”
Eraslan, S. (2015). Aisyah (ra): Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah. Jakarta: Kaysa
Media.