Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang tiada henti memberikan nikmat-
Nya kepada kita semua yang ada di sini, dan tak lupa juga sholawat serta salam yang
akan terus tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan topik yang berjudul Berhias
Saudari muslimahku, Berhias, satu kata ini biasanya amatlah identik dengan wanita.
Bagaimana tidak, wanita identik dengan kata cantik. Guna mendapatkan predikat
cantik inilah, seorang wanita pun berhias. Namun tahukah engkau wahai saudariku
muslimah, bahwa Islam telah mengajarkan pada kita bagaimana cara berhias yang
syar’i bagi seorang wanita? Sungguh Islam adalah agama yang sempurna. Islam tidak
sepenuhnya melarang seorang wanita untuk berhias, justru ia mengajarkan cara
berhias yang baik tanpa harus merugikan, apalagi merendahkan martabat wanita itu
sendiri.
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid.
Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” [Q.S Al’araf/7: 31] .
Dari ayat di atas, tampaklah bahwa kebolehan untuk berhias ada pada laki-laki dan
wanita. Namun tidak boleh berlebihan dan sudah ada batasan untuk berhias bagi
wanita maupun pria. Adapun kaidah pertama yang harus diperhatikan bagi wanita
yang hendak berhias adalah hendaknya ia menghindari perbuatan tabarruj.
Allah Ta‘ala berfirman dalam Surah Al- Ahzab ayat 33 yang berbunyi:
Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” [Q.S Al- Ahzab /33: 33]
Maksud dari ayat ini adalah janganlah para wanita sering keluar rumah dengan berhias
atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah yang
dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam
rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita).
Adapun aurat wanita di hadapan laki-laki yang bukan mahram adalah seluruh
tubuhnya. Hal ini sudah merupakan ijma‘ (kesepakatan) para ulama. Hanya saja
terdapat perbedaan pendapat diantara ulama terkait apakah wajah dan kedua telapak
tangan termasuk aurat jika di hadapan laki-laki yang bukan mahram.
Kaidah ketiga adalah memperhatikan cara berhias yang dilarang. Maka jika
sudah tak ada lagi aurat antara suami dan istri, hendaknya seorang wanita (istri)
berhias semenarik mungkin di hadapan suaminya. Seorang istri hendaknya berhias
untuk suaminya dalam batasan-batasan yang disyari‘atkan. Berhias yang dilarang
allah adalah:
Menyambung rambut (al-washl).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat penyambung
rambut dan orang yang minta disambung rambutnya.” (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
Memanjangkan kuku
Cukup sekian yang bisa saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sebelum menutup, mari kita berdoa bersama-sama sembari mengangkat kedua tangan.
Ya Allah Ya Tuhan kami, kami sungguh telah menganiaya diri kami sendiri. Jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami maka niscaya kami
termasuk golongan orang yang merugi. Ya Allah Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau tunjukkan kebenaran
cahaya NurMu kepada kami. Karuniakanlah rahmat dari sisiMu karena sesungguhnya
Engkaulah pemberi rahmat. Ya Allah Ya Tuhan kami, limpahkanlah kepada kami
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab api nerakaMu.