Anda di halaman 1dari 126

PENDIDIKAN

ASWAJA & KE-NU-AN


Kurikulum Merdeka

Untuk
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ISLAM BUSTANUL ULUM KETANGGUNGAN
**

Kelas 8

Diterbitkan Oleh :

SMP ISLAM BUSTANUL ULUM KETANGGUNGAN

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
DAFTAR ISI
SEMESTER GANJIL
Bab 1
Sejarah Kemunculan firqoh dalam islam dan munculnya paham ahlusunnah wal
jama’ah..........................................................................................................................
Bab 2
Ahlussunnah Wal Jamaah Menurut Nahdlatul Ulama .............................................
Bab 3
Sistem Bermadzhab..................................................................................................
Bab 4
Madzhab-Madzhab Aswaja Menurut NU.................................................................
Bab 5
Usaha NU Mempertahankan dan Mengembangkan Ahlussunnah Wal Jamaah..........
Bab 6
Tahun Baru Hijriyah...............................................................................................
Bab 7
Tasu'a Dan Asyura'.................................................................................................
SEMESTER GENAP
Bab 8
Sikap Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama..................................................................
Bab 9
Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Keagamaan Dan Dakwah..............................
Bab 10
Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Pendidikan Dan Iptek....................................
Bab 11
Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Kesejahteraan Masyarakat..............................
Bab 12
Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Seni Budaya..................................................
Bab 13
Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Bela Negara Kebesaran NU dan Aspek
Pendukungnya.........................................................................................................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Mengamati

A.Sejarah singkat kemunculan firqoh dalam Islam

Selama Nabi Muhammad Saw menakhodai kedaulatan negara


tauhid, keadaan akidah kaum muslimin tetap berada pada kesucian yang
bersumber dari wahyu ilahi. Dasar utama yang digunakan adalah al-Qur'an
dan al-Hadits. Setelah Rasul wafat, pertikaian di kalangan kaum muslimin
tak dapat dielakkan lagi.Di antara sebab yang muncul, permasalahan
politik merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Atas latar belakang
pertikaian dan perpecahan kaum muslimin yang disebabkan oleh politik,
munculah banyak firqah (kelompok) yang kemudian dari persoalan politik
mengarah ke permasalahan teologi/keyakinan/ akidah.

Sepeninggal Nabi Saw inilah timbul persoalan di Madinah, yaitu


siapa pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu. Dari
sinilah, mulai bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat
Islam ketika itu untuk menjadi pengganti Nabi Saw dalam mengepalai
Madinah. Selanjutnya, Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab.
Kemudian, Umar digantikan oleh Usman bin Affan. Dan Usman bin Affan
digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.

Munculnya perselisihan

Awal kemunculan aliran dalam Islam terjadi pada saat khilafah


Islamiyah mengalami sukses pada masa  kepemimpinan dari Usman bin
Affan ke Ali bin Abi Thalib. Masa pemerintahan Ali merupakan era
kekacauan dan awal perpecahan di kalangan umat Islam. Namun, bibit-
bibit perpecahan itu mulai muncul pada akhir kekuasaan Usman.

Di masa pemerintahan khalifah keempat ini, perang secara fisik


beberapa kali terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan para
penentangnya. Peristiwa-peristiwa ini telah menyebabkan terkoyaknya
persatuan dan kesatuan umat. Sejarah mencatat, paling tidak, dua perang
besar pada masa ini, yaitu Perang Jamal (Perang Unta) yang terjadi antara
Ali dan Aisyah yang dibantu Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah serta Perang Siffin yang berlangsung antara pasukan Ali
melawan tentara Muawiyah bin Abu Sufyan.

Bagaimana Perang Siffin terjadi?

Perang siffin dilatarbelakangi oleh pertikaian politik antara Ali dan


Mu'awiyah, yang saat itu menjadi gubernur di Syam (Syiria). Mu'awiyah
yang menolak memberikan baiat kepada Ali yang terpilih sebagai khalifah,
karena Ali tidak kunjung melakukan qishas terhadap para pembunuh
Utsman ibn Affan. Mua'wiyah berpendapat siapapun yang terlibat dalam
pembunuhan Utsman harus dibunuh. Sedangkan Ali berpandangan bahwa
yang harus dihukum adalah yang jelas-jelas membunuh Utsman, dan tidak
mudah mencari pembunuhnya karena yang terlibat dalam peristiwa
tersebut sangat banyak. Keadaan semakin memanas karena Ali
mengerahkan bala tentaranya untuk berperang melawan Mu'awiyah.
Sedangkan di kubu Mu'awiyah juga menyiapkan pasukan untuk melawan
pasukan Ali. Kedua pasukan itu kemudian bertemu di suatu tempat
bernama Shiffin, sehingga disebut perang siffin. 

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Pertempuran dahsyat terjadi, kubu Ali memperlihatkan tanda-tanda
akan meraih kemenangan dan terus mendesak pasukan Mu'awiyah. Amr
ibn Ash yang berada di pihak Mu'awiyah mengusulkan agar pasukan
mengangkat mushaf al-Qur`an dengan ujung tombak sebagai pertanda
mengajak berdamai. Pada mulanya Ali tidak mau menerima tawaran damai
Mu'awiyah tersebut. Tetapi karena banyak desakan dari pengikutnya,
akhirnya beliau mau mengadakan perundingan, yang dalam catatan sejarah
dikenal dengan istilah tahkim daumatul jandal (arbitrasi). Ali mengutus
Abu Musa al-Asy'ari sebagai juru runding, sedangkan Mu'awiyah
mengutus Amr ibn Ash. Tetapi tidak semua pendukung Ali setuju dengan
tahkim ini. Kelompok yang menentang akhirnya memisahkan diri dari
kelompok Ali, yang selanjutnya disebut kelompok khawarij, dan mereka
mendirikan sebuah komunitas di Harura, suatu desa di Kufah. Orang
pertama yang tidak mengakui, bahkan memberontak, terhadap Ali ibn Abi
Thalib adalah sekelompok orang yang pada mulanya berjuang di pihak Ali
ibn Abi Thalib dalam pertempuran Shiffin, namun mereka merasa tidak
puas terhadap gencatan senjata yang disepakati antara Khalifah Ali ibn Abi
Thalib dan Mu'awiyah. Mereka itu adalah al-Asy'ary ibn Qais al-Kindi,
Mas'ari ibn Fudaki al-Tamami, dan Zaid ibn Husain alThai. Golongan
khawarij telah mengambil sikap keras dan secara terang-terangan
melakukan pengingkaran kepada Ali, serta menganggapnya kafir. 

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Datanglah kepadanya dari pasukan Mu'awiyah, yaitu Za'ra' ibn al-
Barraj al-Thaiy dan Harqush ibn Zahir al-Sa'dy, mereka berkata, “tidak ada
hukum melainkan hukum Allah”. Pada dasarnya yang mendorong
Khalifah Ali ibn Abi Thalib menerima arbitrasi/tahkim adalah kelompok
yang nantinya menentang dan keluar (khawarij) dari pasukan Ali. Pada
mulanya Khalifah Ali ibn Abi Thalib memilih Abdullah ibn Abbas sebagai
arbitrator, namun penunjukan ini ditolak oleh kaum khawarij dengan
alasan bahwa Abdullah ibn Abbas adalah keluarga Ali ibn Abi Thalib.
Kaum khawarij mendorong Ali ibn Abi Thalib agar menunjuk Abu Musa
al-Asy'ari untuk menetapkan keputusan yang sesuai dengan ketentuan al-
Qur'an. Namun setelah mereka mendengar keputusannya tidak sesuai
dengan apa yang mereka inginkan, mereka berbalik dan memberontak
terhadap Ali ibn Abi Thalib. Mereka berkata, “Buat apa kita menerima
keputusan itu padahal tidak ada hukum selain dari hukum Allah”.

Siapa Kelompok yang masih mendukung Khalifah Ali dan kelompok


yang tidak mendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib?

Khawarij adalah kelompok yang keluar dari barisan kaum muslimin


dan menganggap tidak sah apapun bentuk kepemimpinan yang tidak
berhukum dengan hukum Allah. Mereka kemudian mengkafirkan siapa
saja yang melakukan perbuatan dosa besar serta menganggap wajib di
bunuh dan kekal di dalam neraka.
Di samping itu masih banyak tentara yang setia kepada khalifah Ali
bin Abi Thalib. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kelompok
“Syiah”. Apabila golongan Khawarij sangat berlebihan membenci
Khalifah Ali bin Abi Thalib dan bahkan sampai ada yang
mengkafirkannya, maka golongan syi’ah sangat berlebihan memujanya.
Sementara itu, kelompok yang mendukung Ali dan keturunannya
(Syiah) melakukan pembelaan atas tuduhan itu. Dari sinilah, bermunculan
berbagai macam aliran keagamaan dalam bidang teologi.

Selama kurun waktu pemerintahan Daulah Umayyah, muncul


beberapa firqah dikalangan umat Islam yang antara satu dengan lainnya
saling bertentangan dan sulit dikompromikan. Mereka berusaha untuk
mengembangkan dan membentengi firqah (kelompok)nya dengan
merumuskan alasan-alasan (Hujjah) yang diambil dari pemahaman atau
penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist Rasulullah
SAW.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Selain persoalan politik dan akidah (keimanan), muncul pula pandangan
yang lebih luas, yang berbeda mengenai Alquran (makhluk atau
kalamullah), qadha dan qadar, serta sebagainya.
Sunni dan Syiah Dua Aliran Firqah (Teologi) yang masih bertahan
dari sekian banyak aliran kalam (teologi) yang berkembang di masa
kejayaan peradaban Islam, seperti Syiah, Khawarij, Muktazilah, Murjiah,
Qadariyah, Jabbariyah, Asy'ariyah, Maturudiyah, dan sebagainya, hingga
saat ini hanya dua aliran yang masih memiliki banyak pengikut. Kedua
aliran itu adalah Ahlussunnah wal Jamaah (biasa disebut dengan kelompok
Sunni) dan Syiah.
Penganut kedua paham ini tersebar di berbagai negara di dunia yang
terdapat komunitas Muslim. Tak jarang, dalam satu negara Muslim,
terdapat dua penganut aliran ini. Secara statistik, jumlah Muslim yang
menganut paham Sunni jauh lebih banyak
 Murjjiah

Aliran Murji'ah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang


muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin
dari ajarannya yang bertolak belakang dengan Khawarij.
Pengertian Murji'ah sendiri berasal dari kata arja'a yaitu menunda
ataupun menangguhkan atau juga penangguhan keputusan atas perbuatan
seseorang sampai di pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak
mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak
menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah
SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam
kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan dan
kesempatan untuk bertobat.

 Jabariyah
Aliran ini memiliki paham bahwa kita sebagai manusia harus menerima
atas hidup yang sudah ada pada qada' dan qadar dan sudah ditulis di lahul
mahfud. Aliran Jabariyah baru berkembang pada abad ke-2 di Khurasan.
Pendiri Jabariyah adalah Jaham bin Shofwan. Beliau berpendapat
bahwa setiap hidup manusia sudah ditentukan oleh takdir dan manusia
terpaksa untuk menerimanya. Manusia hanya bisa menerima keadaan dan
tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam hidupnya. Dalam filsafat Barat
aliran ini disebut Fatalisme atau Predestination

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
 Qodariyah
      Qodariyah berasal dari bahasa Arab ,yaitu kata qadara yang artinya
kemampuan dan kekutaan .Adapun menurut pengertian
termologi ,qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwasegala
tindakan manusia tidak diinvertasi oleh Tuhan.Aliran ini berpendapat
bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi setiap perbuatannya;Ia dapat
berbuat sesuatu atau meninngalkannya atas kehendaknnya sendiri. dikenal
dengan nama free will  dan free acr.

      Adapun paham Qodariyah secara matematis sulit dipastikan kapan ia


mulai muncul,apalagi paham tersebut ketika dikenalkan kepada
masyarakat Arab oleh orang Arab non padang pasir , kegoncangan dan
sikap menentang sikap Qodariyah
B.Sejarah Kemunculan paham Ahlussunnah wal jama’ah
Khalifah Al Makmun putra dari khalifah Harun al-Rasyid pada tahun
827 Masehi menjadikan Mu’tazilah sebagai mazhab resmi negara. Karena
dinyatakan sebagai mazhab resmi oleh negara, kemudian kaum Mu’tazilah
mulai bersikap paksa dalam menyiarkan ajaran mereka. Terutama paham
mereka yang mengatakan bahwa Alquran bersifat makhluk dalam arti
diciptakan bukan bersifat Qodim dalam arti kekal dan tidak diciptakan.

Aliran Mu’tazilah yang bersifat rasional ini kemudian mendapat


tentangan keras dari golongan tradisional Islam terutama golongan mazhab
Hambali. Setelah Khalifah Al Ma’mun meninggal pada tahun 833 Masehi,
akhirnya aliran Mu’tazilah yang waktu itu sebagai mazhab resmi negara
dibatalkan oleh Khalifah al-Mutawakkil pada tahun 1856 Masehi.
Pada masa pemerintahan Abasiyyah khususnya pada massa
pemerintahan Al-Makmun (tahun 198-218 H/813-833 M) Al-Muktasih
(tahun 218-228 H/833-842 M) dan masa Al-Watsiq (tahun 228-233 H/842-
847 M) menjadikan Muktazilah sebagai mazhab/paham resmi yang
disahkan dan dilindungi oleh pemerintah saat itu.
Dalam  menyebarkan paham Muktazilah Kholifah Al-Makmun
melakukan pemaksaan terhadap seluruh jajaran pemerintah dan seluruh
masyarakat Islam. Ulama yang tidak mau mengikuti paham Muktazilah itu
menjadi korban penganiayaan dan dipenjarakan, misalnya: Imam hambali
(Ahmad bin Hambal), Muhaimin Bin Nuh dan lainya, oleh karena tidak
mau mengakui Al-Quran adalah makhluk seperti yang di yakini oleh
Muktazilah.
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Para ulama beserta masyarakat Islam yang menentang paham
Muktazilah bersaatu bersikap tegas mempertahankan keyakinan/aqidah
Ahlussunnah Waljamaah adalah paham yang benar. Dukungan tersebut
semakin banyak terutama setelah terjadinya peristiwa Mihnatul Quran
yaitu finah yang semakin menimbulkan keresahan dalam masyarakat pada
saat itu, sehingga semakin baanyak masyarakat yang benci dan menentang
pemerintah termasuk pengikut Muktazilah.
Banyaknya keresahan dan penentangan masyarakat terhadap
pemerintah Abasiyyah, maka pada masa pemerintahan Al Mutawakkil
(233-247 H/874-861 M) menjabat sebagai kholifahAbasiyyah
menggantikan kloifah Al Watsiq, menyadari dukungan terhadap
pemerintahanya semakin sebagai akibat dari peristiwa Mihnatul Quran,
maka pada tahun 856 M pemerintah Al Mutawakkil membatalkan
aliran/paham Muktazilah sebagai paham resmi Negara dan pemerintah.
Dari penentangan atau perlawanan tersebut kemudian muncul ulama
Islam Syekh Abu Hasan Al Asyari (935 M) yang membawa ajaran ajaran
yang mudah diterima masyarakat bersifat sederhana tetapi sejalan dengan
Sunnah Nabi Muhammad SAW. Syekh Abu Hasan AL Asyari pada
mulanya adalah penikut paham Muktazilah, tetapi setelah mengetahui
lewat mimpi bahwa paham Muktazilah di sebut oleh Rasulullah
Muhammad sebagai paham yang salah/sesat maka dia meninggalkan
ajaran itu dan membentuk aliran sendiri yaitu aliran AHLUSSUNAH
WALJAMAAH.
Di Samarkand, timbul pula usaha untuk menentang aliran Muktazilah
yang didirikan oleh Abu Mansur Al Maturidi, beliau adalah ulama yang
sepaham dengan Abu Haan Al Asyari, yang ajaranya kemudian dikenal
dengan paham Maturidiyah. Di Bukhara aliran Maturidiyah dikembangkan
oleh Ali Muhammad Al Bazdawi. Paham Ahlussunnah yang
dikembangkan oleh kedua ulama tersebut ternyata mamapu diterima
disemua lapisan masyarakat sesuai dengan tingkat pemikiran dengan tetap
menjaga kemurnian ajaran islam sesuai ajaran dan sunnah Nabi
Muhammad serta tradisi para Sahabatnya dan berkembang sampai saat ini.
Paham Ahlussunah Waljamaah dikembangkan terus menerus oleh murid
dan para ulama dan para pengikut Abu Hasan Asyari, seperti: Abu Hasan
Al Bahili, Muhammad Al Baqilani, Abu Maali Al Juwaini (Imam
Haromain), Abu Hamid Al Ghazali, Muhammad Bin Yusuf As Sunasi, dan
lain-lainya. Penyebaran Paham ASWAJA semakin lama semakin tersebar
keseluruh Dunia termasuk Indonesia.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Di Indonesia Ahlussunah Waljamaah muncul sebagai gerakan
pemurnian ajaran ajaran islam dari ajaran ajaran yang banyak
menyeleweng dari ajaran murninya. Paham Ahlussunnah Waljamaah
mudah diterima dan berkembang di Indonesia sebab dalam penyampaianya
menggunakan prinsip: At-Tawasut (jalan tengah) Al-Iktidal (tegak lurus),
At-Tawazun (keseimbangan), At-Tasamuh (toleran), Amar Makruf Nahi
Munkar (menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran), dan Al-Iqtishod
(sederhana menurut keperluan dan tidak berlebihan)
Salah satu pemikiran dalam Islam yang sampai saat ini masih eksis
adalah Ahlus-Sunnah wal Jama’ah. Bahkan ini diikuti mayoritas umat
Islam di dunia.
Para ahli sejarah menjelaskan kemunculan aliran ini secara
substansial sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW.
Hanya saja ketika itu namanya belum diformalkan.
Rosulullah Saw. Dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa
umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, hanya satu yang masuk
surga dan lainnya masuk neraka. Satu golongan itu disebut al-jama’ah.
(Riwayat Ahmad, Abu Daud, dan ad-Darimi)
Nabi Saw. Kemudian wafat. Tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh
khalifah Abu Bakar ash-Shidiq RA. Kemudian Umar bin Khatab RA.
Sampai di sini, dalam tubuh kaum muslimin tidak ada perpecahan.
Pelanjutnya adalah khalifah Utsman bin Affan RA. Beliau wafat
karena dibunuh pemberontak. Kemelut muncul dan terjadilah perang
antara kubu Ali bin Abi Thalib RA. Dan Muawiyah.
Secara militer, peperangan dimenangi oleh Ali.  Tetapi secara
diplomatis, Muawiyah yang unggul. Dalam peristiwa ini lahir istilah
populer yang dikenal dengan Tahkim, yaitu kelompok Muawiyah
mengibarkan bendera putih dengan Al-Qur’an berada di ujung tombak
sebagai tawaran damai.
Berawal dari sini, muncul kelompok baru yang menolak adanya
Tahkim, yaitu khawarij. Jadi, umat Islam terpecah menjadi tiga golongan,
yaitu Syiah (Pendukung Ali), Khawarij, dan pendukung Muawiyah.
Guna menguatkan kekuasaan dengan dalil agama, Muawiyah
membuat aliranatau golongan baru bernama Jabariyah. Salah satu
ajarannya yaitu setiap tindakan manusia adalah kehendak Allah SWT.
Dalilnya adalah: “Tidaklah engkau memanah, pada saat memanah, akan
tetapi Allah-lah yang memanah.” Al-Anfal[8]:17)

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Merebaknya ajaran Jabariyah membuat situasi menjadi rumit. Banyak
orang yang malas bekerja karena yakin bahwa apa yang dilakukan adalah
kehendak Allah SWT.
Melihat situasi yang tidak baik itu, cucu Ali yang bernama
Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib membuat
aliran baru yang dikenal dengan Qadariyah. Aliran ini mengajarkan bahwa
manusia memiliki kehendak dan bertanggung jawab atas setiap
perbuatannya. Allah SWT. Tidak ikut campur dalam setiap kehendak
manusia. Dalilnya yang populer adalah : “Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri.” (ar-Rad [13]: 11)
Estafet kepemimpinan kemudian beralih dari kekhalifahan
Muawiyah ke Dinasti Abbasiyah. Di masa ini, doktrin Qadariyah menjadi
aliran yang paling populer dan menjadi pondasi untuk melakukan
pembangunan. Paham ini dianggap paling berjasa dalam melakukan
reformasi besar-besaran dan menjadi negara maju dalam berbagai aspek,
seperti ilmu pengetahuan.
Dalam perkembangannya, Qadariyah bermetamorfosa menjadi aliran
Mu’tazilah. Ajarannya adalah menggunakan logika dalam setiap Ijtihad.
Bahkan kemudian aliran ini menjadi aliran resmi Negara.
Setiap warga wajib menggunakan doktrin Mu’tazilah sebagai manhajul
fikr (aliran pemikiran). Akibatnya, terjadilah pemaksaan doktrin sampai
pada pembunuhan terhadap setiap warga yang tidak mengikuti aliran itu.
Ketika Kekhalifahan Abbasiyah dipegang oleh al-Ma’mun (827 M),
al-Ma’tashim, dan al-Wasiq (813-847 M), para ulama dipaksa untuk
mengikuti paham bahwa al-Qur’an adalah makhluk, bukan kalamullah.
Siapa saja yang tidak setuju maka akan disiksa atau dibunuh.
Di antara ulama yang menolak paham tersebut sehingga disiksa
adalah Imam Ahmad (ad-Dzahabi, Siyaru A’laamin Nubalaa’ juz XI:312).
Pendiri mazhab Hanbali ini harus mendekam dalam sel dan mendapat
siksaan fisik yang sangat berat.
Adapun ulama yang dibunuh adalah Imam al-Buwaithi, murid Imam
asy-Syafei’i. Ia disiksa sampai meninggal karena meolak keyakinan
tersebut. (Ibnu Katsir, al-bidayah wan Nihayah), 10/369).

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
AHLUS SUNNAH MUNCUL KEMBALI
Saat itu ada seorang ulama besar yang mulanya pengikut Mu’tazilah
namun kemudian menyatakan keluar. Beliau adalah Abu Hasan al-Asy’ari,
yang menyatakan netral. Bukan menjadi bagian dari Jabariyah, Qadariyah,
atau Mu’tazilah.
Imam al-Asy’ari ingin membangun kembali semangat ajaran yang
dipesankan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti sunnah dan para
sahabat. Mengikuti Imam al-Asy’ari berarti mengikuti jejak salaf dan
berpegang teguh terhadapnya, serta membangun argumentasi yang kokoh
terhadap jejak mereka. Muncullah Asy’ariyyah (Tajuddin as-Subki,
Thabaqat as-Syafi’iyyah al-Kubra, III/365)
Istilah itu populer untuk membedakan dengan kelompok lainnya.
Namun sesungguhnya, istilah itu sudah dipakai oleh sebagian sahabat.
Ibnu Abbas ketika menafsirkan surat ali Imran {3} : 106, yang dimaksud
“muka yang putih berseri” yaitu Ahlus-Sunnah wal Jama’ah. Adapun
orang-orang yang hitam muram mukanya adalah ahli bid’ah. (Ibnu Katsir,
Tafsir al-Qur’an Adhim, 2/92)
Kalangan Tabi’in juga menggunakan istilah itu untuk mengetahui
orang yang benar-benar termasuk Ahlus-Sunnah dan bukan. Ibnu Sirrin
menjelaskan bahwa syarat diterimanya syarat seorang perawi Hadist yaitu
harus dari kalangan Ahlus-Sunnah. (Muqaddimah Muslim)
Tokoh lain yang mendorong agar umat kembali kepada Ahlus-
Sunnah adalah Abu Mansur al-Maturidi. Aliran ini semakin kuat di tengah
derasnya arus Jabariyah, Qadariyah, dan Mu’tazilah yang membingungkan
umat.
Yang membedakan mereka dengan ulama Salaf yaitu mereka
menggunakan kalam saat menghadapi tokoh-tokoh Jabariyah dan lainnya.
Tentunya, kalam yang dipakai berpatokan pada hujjah-hujjag salaf.
Para salaf ketika menghadapi kelompok-kelompok tersebut tidak
menggunakan ilmu kalam sebagaimana yang dilakukan Imam Ahmad dan
ulama sebelumnya. Orang yang mengikuti sikap mereka disebut Atsyari
dengan tokohnya Imam Ahmad.  Meski kelompok ini tidak menggunakan
kalam, namun mereka tidak mencela ulama yang menggunakan kalam
selama masih berpatokan pada al-Qur’an dan Sunnah.
Berdasar sejarah di atas, Syaikh Abul Aun as-Safarini al-Hanbali
(wafat 1188H) kemudian menggolongkan Ahlus-Sunnah wal Jama’ah
menjadi tiga kelompok. Yaitu al-Atsariyah dengan imamnya Ahmad bin
Hambal, al-Asy’arriyyah (Abul Hasan al-Asy’ari) dan al-Maturidiyyah
(Abu Mansur al-Maturidi). (Lawami’ al-anwar al-Bahiyyah, 1/73).

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan
Sebagai Jamiyyah yang menegaskan dirinya sebagai penganut paham
Ahlussunnah wal Jamaah, Nahdlatul Ulama harus dapat merumuskan
paham yang dianut. Upaya ini dianggap penting karena banyak buku
tentang Ahlussunnah wal Jamaah yang beredar di Indonesia, tetapi
sebagian besar tidak cocok dengan rumusan yang dianut oleh Nahdlatul
Ulama. Tentu saja tujuannya bukan untuk menuntut agar buku-buku
tersebut dicabut dari peredaran, tetapi untuk memberikan tuntunan bahwa
Ahlussunnah wal Jamaah menurut NU itu tidak harus sama dengan
rumusan pihak lain. Di samping itu dengan rumusan yang khas NU bukan
berarti pihak-pihak yang berbeda dianggap sudah bukan Ahlussunnah wal
Jamaah. Rumusan Ahlussunnah wal Jamaah menurut NU adalah semata-
mata untuk meneguhkan kedirian jamaah sesuai dengan konsep Aswaja
yang telah diajarkan secara turun temurun berdasarkan sanad keilmuan
yang kokoh dan jelas, berdasarkan ajaran Islam yang murni yang telah
dianjurkan dan dipraktikkan Nabi Muhammad SAW
B.Aswaja Menurut NU

Ahlussunnah wal jama’ah adalah golongan yang senantiasa setia


mengikuti as-Sunnah wal jamah yaitu ajaran Islam yang diajarkan dan
diamalkan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya. Rumusan
pengertian tersebut didasarkan pada keterangan dalam hadits tentang

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
firqah, bahwasanya Rasulullah mempridiksi umat Islam akan terpecah
menjadi 73 golongan dan yang selamat hanya satu Ketika ditanyakan siapa
yang satu itu beliau bersabda "ma’ana alaihi wa ashabih”.

َ‫ق ْاليَهُوْ ُد َعلَى ِإحْ دَى َأوْ ثِ ْنتَي ِْن َو َسب ِْع ْين‬ َ ‫ اِ ْفتَ َر‬:‫صلَّى هّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َري َْرةَ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬
ً‫ث َو َس ْب ِع ْينَ فِرْ قَة‬ ٍ َ‫ق ُأ َّمتِ ْي َعلَى ثَال‬
ُ ‫صا َرى َعلَى ِإحْ دَى َأوْ ثِ ْنتَ ْي ِن َو َس ْب ِع ْينَ فِرْ قَةً َوتَ ْفت َِر‬ ِ َ‫ َوتَفَ َّرق‬،ً‫فِرْ قَة‬.
َ َّ‫ت الن‬

Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah
menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72)
golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71)
atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi
tujuh puluh tiga (73) golongan." (HR Tirmidzi).

َ ‫ لَيَْأتِيَ َّن َعلَى ُأ َّمتِي َما َأتَى َعلَى بَنِي ِإ ْس َراِئ‬:‫ال َرسُو ُل هَّللا ِ ﷺ‬
‫يل َح ْذ َو‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬َ َ‫َوع َْن َع ْب ِدهَّللا ِ بن عمرو ق‬
َ ‫ َوِإ َّن بَنِي ِإس َْراِئ‬،‫ك‬
‫يل‬ َ ِ‫ َحتَّى ِإ ْن َكانَ ِم ْنهُ ْم َم ْن َأتَى أ َّمه عالنيةً كان من ُأ َّمتِي َم ْن يَصْ نَ ُع َذل‬،‫النَّع ِْل بِالنَّع ِْل‬
ِ ‫ار ِإاَّل ِملَّةً َو‬
،ً‫اح َدة‬ ِ َّ‫ ُكلُّهُ ْم ِفي الن‬،ً‫ث َو َس ْب ِعينَ ِملَّة‬ٍ ‫ق ُأ َّمتِي َعلَى ثَاَل‬ ُ ‫ َوتَ ْفت َِر‬،ً‫تفرَّقوا على اثنين َو َسب ِْعينَ ِملَّة‬
ُّ‫ َما َأنَا َعلَ ْي ِه َوَأصْ َحابِي َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي‬:‫ال‬
َ َ‫ُول هَّللا ِ؟ ق‬
َ ‫ َم ْن ِه َي يَا َرس‬:‫قَالُوا‬.

Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬


bersabda, ”Benar-benar akan terjadi pada umatku apa yang pernah
terjadi atas Bani Israil, bagaikan sepasang sandal.
Hingga, jika di antara mereka ada yang menggauli ibunya secara terang-
terangan, maka pada umatku pun akan ada orang yang berbuat demikian.
Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh dua
golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan.
Dan umat pun akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Mereka
semua akan masuk neraka, kecuali satu golongan.”
Para sahabat bertanya, `Siapakah golongan itu, wahai Rasulullah?`Beliau
menjawab, ”Mereka yang mengikuti jalan hidupku dan para sahabatku.”

Dalam riwayat lain disebutkan "Ahlussunnah wal Jama’ah .


Yang dimaksud dengan sunnah adalah segala sesuatu yang berasal
dan Rasulullah SAW berupa perkataan,perbuatan maupun penetapannya
Sedangkan kata al-jama’ah menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani
didefinisikan sebagai

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
‫ما اتفق عليه أصحاب رسول هللا في خالفة الخلفاء الراشدين‬
Segala sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat Rasulullah pada
masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin.
Berdasarkan pengertian tersebut, KH. Hasyim Asy'ari mendefinisikan
Ahlussunnah wal Jamaah sebagai;
‫أهل التفسير والحديث والفقه المتمسكون بسنة رسول هللا والخلفاء الراشدين بعده‬
Golongan ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fikih yang senantiasa
berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan sunnah para Khulafaur
Rasyidin
Sesudah Imam al-Asy'ari dan al-Maturidi, Ahlus Sunnah wal Jamaah
didefinisikan sebagai pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Imam
Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang aqidah. Imam. Murtadla Azzabidi
mengatakan:
‫إذا أطلق أهل السنة والجماعة فالمراد به األشاعرة والماتردية‬
"Apabila disebut Ahlussunnah wal-jamaah, maka maksudnya adalah al-
Asya'irah (golongan yang mengikuti imam Al-Asy'ari) dan Al-Maturidiyah
(golongan yang mengikuti Imam Maturidi)"
Menurut Nahdlatul Ulama paham Ahlussunnah wal Jamaah tidak
dapat dipisahkan dari haluan bermadzhab, sehingga yang dimaksud
dengan Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang dalam memahami.
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam menggunakan pendekatan
madzhab. Pengertian ini dimaksudkan untuk melestarikan,
mempertahankan. mengamalkan dan mengembangkan paham
Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama berpendirian bahwa dengan
mengikuti madzhab yang jelas metode (manhaj) dan pendapat (aqwal)nya,
maka warga NU akan lebih terjamin berada dalam jalan yang lurus dan
akan mendapatkan ajaran Islam yang murni.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Rangkuman
1. Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang selalu setia mengikuti
As Sunnah dan al-Jamaah
2. Assunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dan Rasulullah SAW
3. Al-Jamaah adalah, Segala sesuatu yang telah disepakati dan diamalkan
oleh para sahabat Rasulullah pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin
4. Menurut Nahdlatul Ulama Ahlusunnah wal Jamaah adalah golongan
penganut madzhab, yakni golongan yang dalam mememahami dan
mengamalkan ajaran Islam menganut Madzhab.
Nahdlatul Ulama berpendirian bahwa dengan mengikuti madzhab yang
jelas metode (manhaj) dan pendapat (aqwal), maka warga NU akan lebih
terjamin berada dalam jalan yang lurus dan akan mendapatkan ajaran
Islam yang murni.
C Mari Berlatih
Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan ungkapan "ma ana alaihi wa ashhabi"?
2. Apa yang dimaksud dengan as Sunnah dan al Jamaah?
3. Apa yang maksud dengan ahlus sunnah wal jamaah menurut Syaikh
Murtadlo Az Zabidi?
4. Apa yang maksud dengan ahlus sunnah wal jamaah menurut NU?

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................................

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan

Imam Hanafi / 699M Imam Maliki / 711M

Imam Syafi’i / 767M Imam Hanbali / 780M

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Bermadzhab adalah bertaqlidnya orang awam atau orang yang belum
mencapai tingakatan mujtahid, kepada madzhab imam mujtahid, baik
konsisten mengikuti satu madzhab saja atau berpindah dari satu madzhab
ke yang lain.
Bermadzhab merupakan sarana bagi pemeliharaan kemurnian Ajaran
Islam. Bermadzhab bukan berarti meninggalkan sumber hukum pokok
ajaran Islam yaitu al-Qur'an dan al-Hadits, karena pengambilan sumber-
sumber hukum yang dilakukan oleh para pembangun madzhab tidak lain
adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Bahkan di tangan para mujtahid
pembangun madzhab hukum-hukum Islam yang diambil dari sumber
aslinya dapat diselamatan dari segala bentuk kesalahan dan
penyelewengan. Ajakan kembali kepade Al-Qur'an dan al-Hadis tentu
tidak boleh diartikan memahami sumber hukum tersebut secara bebas
tanpa metode, dan syarat-syarat yang dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Untuk itu diperlukan metode (manhaj) yang dapat
mengantarkan seseorang memahami hukum Islam, terlebih pada sumber
pokok Al Qur’an dan Al Hadts bermadzhab dalam Islam telah terbukti
memiliki akurasi ilmiah yang Harus dan mampu menolak berbagai
penyelewengan dalam memahami islam.
Muktamar Aswaja internasional Chechnya 25 Agustus 2016
menegaskan bahwa Aswaja adalah Asyari’ah dan Maturidiyah dalam
akidah,Empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali dalam fikih
Serta ahli tasawuf yang murni ilmu dan akhlak sesuai manhaj imam
Junaedi dan para ulama yang meniti jalannya.

B.Pengertian Sistem Bermadzhab


Madzhab menurut bahasa berarti "jalan". Sedangkan menurut istilah
berarti:
‫األحكام في المسائل التي ذهب واعتقد والختارها اإلمام المجتهد‬
"Hukum hukum dalam berbagai masalah yang diambil, diyakini
Berdasarkan pengertian di atas, jelaslah bahwa madzhab itu tidak
terbentuk berdasarkan hukum yang disepakati para ulama secara jelas

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
(qath'i), melainkan terbentuk karena adanya beberapa persoalan yang
masih menjadi perselisihan di antara para ulama mujtahidin.
Madzhab merupakan Cara atau metode yang digunakan oleh seorang
mujtahid dalam mengambil hukum dari sumbernya yang asli yaitu al-
Qur’an dan al-Hadits. Madzhab juga dapat dipahami sebagai pendapat para
imam mujtahid yang diperoleh dari penelitiannya secara mendalam
terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam al-Qur'an maupun al-
Hadis serta dalil-dalil yang lainnya.
Jadi, madzhab itu dibangun oleh seorang mujtahid yang mampu
berijtihad dengan menggunakan cara atau metode yang dirumuskannya
sendiri (mujtahid mustaqil) dan diakui keabsahannya oleh para ulama
lainnya. Dengan demikian, bermadzhab sebenarnya tidak terbatas pada
imam mujtahid tertentu, bahkan banyak hasil ijtihad ulama mujtahid yang
boleh diikuti oleh umat Islam. Akan tetapi di kalangan Ahlussunnah wal
Jamaah, madzhab yang diakui ada empat, yaitu: madzhab Hanafi yang
dibangun oleh Imam Abu Hanifah an Nu'man, madzhab Maliki yang
dibangun oleh Imam Malik bin Anas, madzhab Syafi'i yang dibangun oleh
Imam Muhammad bin Idris as-Syafi'i, dan madzhab Hambali yang
dibangun oleh imam Ahmad bin Hambal.
Penetapan dan pengamalan hasil ijtihad ke empat madzhab tersebut
didasarkan pada beberapa pertimbangan, di antaranya adalah;
1. Madzhab mereka telah teruji keshahihannya karena dibangun
berdasarkan metode penggalian hukum (istimbath) yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiyah
2. Hasil hasil ijtihad mereka telah dibukukan (dikodifikasi) dengan
baik,diakui kekuatan dalil dan keabsahannya serta diwariskan dari generasi
ke genarasi secara bersambung oleh para murid dan pendukung mereka.
Dalam istilah keagamaan, mengikuti madzhab yang dibangun oleh
seorang imam mujtahid mutlaq itu disebut dengan "al-Madzhabiyah"
(bermadzhab), yang dapat didefiisikan sebagai berikut:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
‫أن يقلد العامي أو من لم يبلغه رتبة اإلجتهاد مذهب إمام مجتهد سواء إلتزاما واحدا بعينه أو عاش‬
‫يتحول من واحد إلى آخر‬
"Taqlidnya orang awam atau orang yang belum sampai pada derajat
Gilad (mandir) kepada madzhab imam mujtahid baik secara terus
menerus atau berpindah dari madzhab yang satu kepada lainnya"

C.Mazhab-Mazhab Yang Sudah Punah

Selain yang kita kenal dengan empat mazhab ada beberapa mazhab
yang pernah terkenal  pada zamannya, namun karena mereka kalah oleh
pengaruh dari mazhab mazhab lain yang datang kemudian sehingga
pengikutnya menjadi surut.
Imam imam yang pernah terkenal dari mazhab mazhab tersebut yang
kurang atau tidak berkembang lagi adalah :

1. Mazhab Al-Auza’iy pendirinya ialah Abd.Rahman bin Muhammad Al-


Auza’iy.Beliau dilahirkan di Ba’labak tahun 88H.Beliau termasuk tokoh
hadits yang tidak menyukai qiyas, orang orang Syam bahkan Hakim
Syam mengikuti mazhab Beliau.
2. Mazhab Daud Al-Zhahiry. Pendirinya adalah Abu Sulaiman Daud bin
Ali bin Khalaf Al-Ashbahani yang terkenal dengan Al-Zhahiry, di
lahirkan di Kuffah pada tahun 202 H.
3. Mazhab AL-Thabary. Pendiri mazhab ini adalah Abu Ja’far bin Jarir Al-
Thabary dilahirkan tahun 224 H Beliu terkenal sebagai seoarang
Mujtahid, ahli sejarah dan tafsir.
4. Mazhab Al-laits. Pendiri mazhab ini adalah abu Al-harits bin Sa’ad Al-
fahmy, wafat pada 1784 H. Beliau terkenal sebagai ahli fiqih di Mesir.
ImamSyafi’i mengakui bahwa Al-laitsini lebih pandai dalam soal fiqih
dari pada Imam Maliki.

C.Pentingnya Madzhab dalam Memahami dan Mengamalkan Ajaran Islam


Dari pengertian bermadzhab sebagaimana teruras di atas, diketahui
bahwa dalam praktiknya, bermadzhab itu dapat dibedakan menjadi dua
cara yaitu Pertama Bermadzhab kepada imam tetentu secara terus menerus
dalam segala masalah (Ibadah, muamalah dan lainnya, dan tidak

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
berkeinginan untuk berpindah ke madzhab lain). Cara seperti ini sudah
berlangsung sejak masa sahabat tabi’in dan seterusnya. Para pengikut
madzhab dengan cara ini biasanya baru berpindah madzhab jika terdapat
alasan-alasan yang kuat, seperti berada ditempat lain sehingga tidak
mampun mengamalkan fatwa madzhabnya. Kedua bermadzhab kepada
imam tertentu secara tidak terus menerus atau tidak dalam segala masalah,
seperti dalam masalah ibadah mengikuti madzhab Syafi'i tetapi dalam
masalah muamalah mengikuti madzhab Hanafi atau madzhab Maliki.
Menurut ajaran Ahlussunnah wal Jamaah bermadzhab itu sangat
diperlukan karena beberapa hal, antara lain:
1. Madzhab merupakan sebuah jalan yang disediakan oleh para imam
mujtahid karena adanya perbedaan pendapat di antara mereka. Dengan
sisteem bermadzhab ajaran Islam dapat terus dikembangkan, disebarkan
dan diamalkan dengan mudah bagi umat Islam.
2. Bermadzhab dapat memudahkan umat Islam mempelajari ajaran
agamanya dan mengetahui hukum suatu perbuatan. Melalui sistem
bermadzhab pewarisan dan pengamalan ajaran Islam terpelihara kelurusan
dan terjamin kemurniannya:
3. Bermadzhab dapat menyelamatkan umat Islam dari penyimpangan
akibat salah tafsir dan kekeliruan dalam memahami dan mengamalkan
ajarannya. Artinya, dengan bermadzhab maka ajaran yang terkandung
dalam al-Qur'an dan al-Hadis dapat dipahami, ditafsiri dan diamalkan
dengan pola pemahaman yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya;
4. Bermadzhab dapat membatasi meluasnya perbedaan pendapat di
kalangan umat Islam.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa bermadzhab merupakan
sarana bagi pemeliharaan kemurnian ajaran Islam.Bermadzhab bukan
berarti meninggalkan sumber hukum pokok ajaran Islam yaitu al-Qur'an
dan al-Hadis, karena pengambilan sumber-sumber hukum yang dilakukan
oleh para pembangun madzhab tidak lain adalah al-Qur'an dan al-Hadis.
Bahkan ditangan para mujtahid pembangun madzhab itulah hukum-hukum
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Islam diambil dari sumber aslinya dapat diselamatkan dari segala bentuk
kesalahan dan penyelewengan. Ajakan kembali kepada Al-Qur'an dan al-
Hadis tentu tidak boleh diartikan memahami kedua sumber hukum tersebut
secara bebas tanpa metode, dan syarat-syarat yang dipertanggung
jawabkan kebenarannya. yang
Rangkuman
1. Madzhab adalah cara atau metode yang digunakan oleh seorang
mujtahid dalam mengambil hukum dari sumber aslinya yaitu al-Qur-an
dan al-Hadis.
2. Bermadzhab sebenarnya tidak terbatas pada imam mujtahid tertentu,
Akan tetapi di kalangan Ahlussunnah wal Jamaah, madzhab yang diakui
ada empat, yaitu:madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi'l, dan
madzhab Hambali.
3. Bermadzhab dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu; (a). Bermadzhab
kepada imam tetentu secara terus menerus dalam masalah ibadah,
muamalah dan lainnya,dan (b). Bermadzhab kepada imam tertentu secara
tidak terus menerus atau tidak dalam segala masalah, seperti dalam
masalah ibadah mengikuti madzhab Syafi'i,tetapi dalam masalah
muamalah mengikuti madzhab Hanafi atau madzhab Maliki.
4. Bermadzhab merupakan sarana bagi pemeliharaan kemurnian ajaran
Islam. Bermadzhab bukan berarti meninggalkan sumber hukum pokok
ajaran Islam yaitu al-Qur'an dan al-Hadis, karena pengambilan sumber-
sumber hukum yang dilakukan oleh à para pembangun madzhab tidak lain
adalah al-Qur'an dan al-Hadis.
5. Ajakan kembali kepada Al-Qur'an dan al-Hadis tentu tidak boleh
diartikan memahami kedua sumber hukum tersebut secara bebas tanpa
metode, dan syarat-syarat yang dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan

Kitab Al-Umm Karya imam Syafi’i


Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial-keagamaan (jamiyyah
diniyah ijtimaiyah) yang didirikan oleh para Kiai Pengasuh Pesantren.
Tujuannya adalah memelihara, melestarikan, mengembangkan dan
mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Berbeda dengan
kelompok atau organisasi Islam lainnya, dalam mengembangkan paham
Ahlussunnah wal Jamaah, Nahdlatul Ulama menggunakan jalan
pendekatan al-Madzhab. Bahkan bagi Nahdlatul Ulama mengikuti
madzhab yang benar merupakan sebuah kewajiban karena dengan
bermadzhab akan lebih mendekatkan umat Islam pada kebenaran. Di
samping itu, dengan bermadzhab, ajaran Islam yang terdapat dalam al-
Qur'an dan al-Hadis dapat dikembangkan, disebar luaskan dan diwariskan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
dengan mudah kepada semua lapisan atau tingkatan umat Islam, mulai dari
mereka yang paling awam sampai yang alim sekalipun.
B.Madzhab Aswaja Menurut NU

 Bidang Aqidah
Paham Ahlussunnah wal Jamaah dalam Nahdlaul Ulama mencakup
aspek akidah, syari'ah dan akhlak. Ketiganya merupakan satu kesatuan
ajaran yang mencakup seluruh aspek utama agama Islam. Akidah
merupakan aspek terpenting ajaran Islam, sekaligus yang melatar
belakangi lahirnya paham Ahlussunnah wal Jamaah. Di dalam Nahdlatul
Ulama, pemahaman terhadap aspek akidah mengikuti konsep akidah
Asy'ariyah dan al-Maturidiyah.
Dalam naskah Khitthah NU pasal 3 point (b) disebutkan bahwa di bidang
aqidah, Nahldatul Ulama mengikuti faham Ahlussunnah wal Jamaah yang
dipelopori oleh:
1). Imam Abul Hasan al-Asy'ari dan 2). Imam Abu Manshur al-Maturidi.

Abu Hasan Al-Asy’ari / 873M Abu Mansyur Al-Maturidi /853M


780M 8873M 780M

Di antara pertimbangan dipilihnya kedua aliran ini, karena metode


(manhaj) berfikir keduanya yang selalu mengedepankan sikap tengah (at-
tawassuth)dalam membicarakan masalah-masalah akidah.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Misalnya;
(a). keseimbangan antara penggunaan dalil naqli dan dalil aqli. Dalil nagli
(nash al-Qur'an dan al-Hadis) adalah dasar utama dalam memahami ajaran
Islam. Sedangkan akal manusia adalah sebagai penunjang Apabila terjadi
pertentangan antara nash dengan akal, maka didahulukan nash, karena akal
tidak mampu memahami kehendak nash,
(b). tentang sifat Allah, jalan tengah (at-tawassuth) yang diambil adalah
"tidak menafikan sifat Allah dan tidak menyerupakanNya dengan mahluk".
Sebagai contoh; kalam adalah sifat Allah yang qadim dan azali. Karena al-
Qur'an adalah kalam Allah, maka ia adalah qadim. bukan mahluk dan tidak
diciptakan

 Bidang Syariah (Fiqih)


Dalam bidang syari'ah atau fikih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan
pendekatan (al-madzhab) dari salah satu madzhab empat:
1) Madzhab Imam Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit, 2) Madzhab Imam
Malik bin Anas,3) Madzhab Imam Muhammad bin Idris as-Syafi'i dan 4)
Imam Ahmad bin Hambal.
Setidaknya ada empat alasan dipilihnya ke-empat madzhab tersebut,
yaitu;
1. Kepribadian dan keilmuan mereka sudah dikenal di seluruh dunia Islam.
sehingga jika disebut nama mereka, hampir dapat dipastikan sebagian
besar umat Islam di seluruh dunia mengenalnya dan tidak memerlukan
penjelasan secara rinci
2. Mereka merupakan imam mujtahid mutlaq-mustaqil, yakni; Imam
Mujtahid yang memiliki metode ushul fikih dan fikih sendiri yang berbeda
dengan rumusan mujtahid lain.
3. Mereka mempunyai murid yang secara istiqamah mengajarkan dan
mengembangkan madzhabnya yang didukung oleh buku induk yang masih
terjamin keasliannya hingga sekarang
4. Di antara mereka terjalin hubungan keilmuan (mata rantai keilmuan)
yang akrab, saling menghormati dan saling menghargai. Misalnya; Imam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Abu Hanifah pernah bertemu dengan Imam Malik di Madinah dan
keduanya terlibat dalam diskusi keagamaan yang berakhir dengan sikap
saling memuji dan mengakui keahlian masing-masing di hadapan
pengikutnya.

 Bidang Akhlak/Tasawuf
tasawuf yang dituntud w Rasulullah SAW Dalace dany ma mengikut
antara lain
2) tesawed June

3) imam iman lain yang meng dan mengembangkan thang


my tabarah Penerimaan whadap ajaran sovor sa man tenebat bertujuan
memberikan jalan tegal Mostly at en ontk memperdalam penghayatan
ajaran atas ta disk di mujahadah dara benar dengan kewajiban watu waya
pala pesatan omat Dengan ungkapan lain bertujuan man warge audital
Glama menjadi umar yang memiliki kesalahan dive (h) dan alan social
(masyarakat Kesalahan individy were diaggi distam Bethariah dan
bertagarub kepada Allah SWT Sedanas kodean social tercermin dalam
sikap saling membantu wysing mom (at-tarahum), dan saling menasihat (at
sandale apo merkan kesejahteraan dan kemaslahatan uw
1. Paham Ahlussunnah wal Jam’ah mencakup aspek akidah, syariah dan
akhlak
2. Dalam bidang akidah Nahdlatul Ulama mengikuti konsep akidah
Asy'ariyah dan al-Maturidiyah Di antara pertimbangan dipilihnya kedua
aliran ini karena metodenya yang selalu mengedepankan sikap tengah (at-
tawasuth dalam masalah-masalah akidah.
3. Dalam bidang syariah, dengan mengikuti jalan pendekatan (al-madzhab)
salah satu dari imam hanafi, Iman Malik bin Anas, Imam Muhammad
Safi’i dan Imam Ahmad bin Hambal. Dasar Pertimbangannya adalah: (a)
Kepribadian dan keilmuan mereka sudah dikenal di seluruh dunia Islam,
(b) Mereka adalah imam mujtahid yang memiliki metode ushul fikih dan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
fikih sendiri, (c). Mereka mempunyai murid yang secara istiqamah
mengajarkan dan mengembangkan madzhabnya, (d). Di antara mereka
terjalin hubungan keilmuan.
4. Dalam bidang akhlak/tasawuf, Nahdlatul Ulama mengikuti antara lain
tasawuf Imam al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi dan imam-imam lain.
Dasar pertimbangannya adalah mereka membangun dan mengembangkan
tasawuf yang dituntun oleh wahyu al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW
yang lebih dikenal dengan Thariqah Mu'tabarah.

Imam Ghozali / 1058M Imam AQ Junaedi Al-Bagdadi /830M


8301058M

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan
Nahdlatul Ulama didirikan oleh para ulama pondok pesantren yang
berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah.Semula para ulama pengasuh pondok
pesantren berjuang sendiri-sendiri, belum ada wadah yang mempersatukan
gerakan mereka. Hubungan antara mereka berlangsung melalui
silaturrahim dalam beberapa acara, seperti haul, imtihan (tutup tahun
pelajaran), walimah (resepsi/kenduri) dan seringkali dipererat dengan
besanan (saling mengambil menantu)
Kehadiran NU dimaksudkan sebagai wadah untuk mempersatukan
diri dan perjuangan dalam tugas memelihara, melestarikan,
mengembangkan, meneguhkan dan mengamalkan ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia. Hal ini merupakan jawaban atas
munculnya gerakan yang mengancam kelangsungan paham Ahlussunnah
wal Jamaah yang sudah menjadi keyakinan umat Islam Indonesia sejak
masa awal pertumbuhan dan perkembangan Islam.
B.Usaha NU Mempertahankan Ahlussunnah wal Jamaah
Terdapat sebuah gerakan yang menamakan diri sebagai kelompok
"pembaru" meski sebenarnya mereka adalah sangat puritan 1, Paham ini
banyak dipengaruhi oleh paham Wahabi yang didukung penguasa baru di
Saudi Arabia. Mereka sangal berlebihan dalam usaha yang menurut
mereka sebagai pemurnian ajaran Islam, seperti:

1
orang yang hidup saleh dan yang menganggap kemewahan dan kesenangan sebagai
dosa; 2 anggota mazhab Protestan yang pernah berkembang pada abad ke-16 dan ke-17
di Inggris yang berpendirian bahwa kemewahan dan kesenangan adalah dosa

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
1. melarang upacara mauludan, membaca berzanji, dibaiyah, tahlilan, haul,
2. melarang ziarah kubur ke makam Nabi, para syuhada, para auliya,
3. melarang bermadzhab, dalam mengamalkan ajaran agama Islam
Para Ulama pengasuh pondok pesantren yang berhaluan
Ahlussunnah wal Jamaah menolak keras terhadap paham baru tersebut.
Mereka berusaha keras membela dan mempertahankan kemumian ajaran
Islam Ahlussunnah wal Jama’ah Sehingga tidak jarang terjadi perdebatan
secara terbuka untuk menguji kebenaran pendapat masing-masing
menyangkut ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam setiap perdebatan,
ternyata hujjah (alasan) yang menjadi pegangan para ulama pondok
pesantren selalu lebih unggul (rajih) dibanding kelompok yang
menamakan diri pembaharu tersebut, karena memang ajaran Ahlussunnah
waljamaah yang dipegang oleh para ulama pesantren benar benar dibangun
berdasarkan kemurnian ajaran Islam
Puncak dari kesungguhan para ulama pondok pesantren dalam
memper tahankan, melestarikan, mengembangkan dan meneguhkan ajaran
Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia adalah kesepakatan mereka
untuk mendirikan jamiyyah diniyah timaiyyah (organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan) yang diberi nama Nahdlatul Ulama. Dengan berdirinya
NU. upaya menangkal pengaruh berbagai paham atau aliran yang secara
terang terangan mengancam keberlangsungan paham Ahlussunnah wal
Jamaah dilakukan secara bersama-sama, terorganisasi (berjamiyah) dan
terarah.
Para ulama pendiri Nahdlatul Ulama bersama-bersama dengan para
ulama pengasuh pondok pesantren yang diikuti para santrinya masing-
masing memantapkan diri untuk menjaga kemurnian ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah di tengah-tengah keadaan (kondisi) dan
perkembangan kehidupan. Kapanpun di manapun dan dalam keadaan
apapun. Dengan demikian sampai sekarang, paham Ahlussunnah wal
Jamaah tetap menjadi milik dan dianut sebagian besar masyarakat Islam
Indonesia.
Dalam semua hal, baik akidah, ibadah, maupun muamalah, praktik
(amaliyah) keagamaan Islam tetap dalam garis ajaran Islam Ahlussunnah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
wal Jamaah yang telah diajarkan oleh para muballigh Islam baik melalui
pengajian rutin di mushalla, masjid, ceramah umum, maupun dilembaga
lembaga pendidikan seperti pesantren dan madrasah sekolah yang
didirikan oleh warga Nahdlatul Ulama
C.Usaha NU Mengembangkan Ahlussunnah wal Jamaah
Ajaran Ahlussunnah wal Jamaah adalah ajaran atau paham
keagamaan NU yang digali langsung dari sumber-sumber ajaran Islam,
yaitu Al Qur'an, As-Sunnah, Al-Ijma’, dan Al-Qiyas Sebagai paham
keagamaan, maka Ahlussunnah wal Jamaah merupakan landasan berfikir,
bersikap dan bertindak bagi seluruh warga NU yang dicerminkan dalam
tingkah laku perorangan maupun organisasi Landasan tersebut menjadi
dasar semua urusan, baik dalam hubungan dengan Allah SWT
(hablumminallah), maupun hubungan dengan sesama manusia
(habluminannas), serta hubungan dengan semesta alam.Hubungan
hubungan tersebut dibangun dalam suatu tatanan kehidupan yang
menjamin tegaknya akhlakul karimah dan martabat kemanusiaan. Di
samping, itu jiwa dan semangat amar ma'ruf nahi mungkar yang dilandasi
persaudaraan sejati (al-ukhuwwah), persamaan (al-musawah), keadilan
(al-'adalah) menjadi dasar perjuangan untuk menegakkan agama Allah dan
nilai-nilai kemanusiaan.
Bagi Nahdlatul Ulama, upaya untuk mempertahankan, melestarikan,
meneguhkan dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah
di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah
1. Meneliti kitab-kitab yang menjadi pegangan dalam pembelajaran agama
Islam di pondok pesantren, madrasah dan sekolah yang didirikan warga
NU
2. Menerbitkan buku-buku pelajaran agama sebagai bacaan bagi seluruh
umat Islam
3. Meningkatkan kegiatan pengajian dan melakukan kajian-kajian
keislaman dalam bentuk halaqah, bahtsul masail, diskusi, seminar dan
lain-lain.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
4. Melestankan amaliyah yang telah dirintis oleh para pendahulu yang
membawa dan menyebarkan Islam di Indonesia, seperti:
a. melaksanakan shalat gaib bagi seluruh warga NU yang telah meninggal
dunia pada acara Lailatul Ijtima,
b. membaca maulid ad-Dibaiyah (mengadakan dibaan) secara rutin,
c. menggiatkan hadrah (membaca salawat Nabi diringi rebana) baik di
masjid, mushalla, maupun rumah-rumah penduduk,
d. membaca tahlil (tahlilan) setiap malam Jum'at atau pada hari-hari
tertentu untuk berkirim doa kepada orang yang meninggal dunia, dan
lain-lain.
Berbagai kegiatan sebagaimana terurai di atas menunjukkan
kesungguhan Nahdlatul Ulama dan seluruh warganya untuk meningkatkan
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dalam
semua seginya, baik akidah, ibadah, muamalah, maupun masalah-masalah
kemasyarakatan, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Dengan demikian
diketahui bahwa sejak awal berdirinya sampai sekarang, bahkan sampai
kapanpun usaha-usaha yang dilakukan Nahdlatul Ulama tetap dibangun
dan dikembangkan untuk mencapai tujuan utamanya, yaitu: "melestarikan,
meneguhkan dan mengem bangkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah".
Rangkuman
2. 1 Kehadiran NU dimaksudkan sebagai wadah untuk menyatukan din
dalam perjuangan melestarikan, mengembangkan, meneguhkan dan
mengamalkan ajaran Islam Ahlussu nah wal Jamaah di Indonesia
3. Para ulama pendiri Nahdlatul Ulama bersama bersama dengan para
ulama pengasuh pondok pesantren yang diikuti para santrinya
masing-masing memantapkan din untuk menjaga kemurnian ajaran
Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah-tengah keadaan (kondisi)
dan perkembangan kehidupan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan
Peristiwa Hijrah sebagai momentum ditetapkannya sebagai awal
tahun baru hijriyah

B.Menyambut Tahun Baru Hijriyah


Jauh sebelum kelahiran agama lain berdasarkan sudah mengenal
perhitungan hari, bulan, dan tahun berdasarkan peredaran bulan yang
disebut dengan perhitungan Qamariyah. Sedangkan penetapan nama
tahunnya biasanya disesuaikan dengan peristiwa luar biasa yang terjadi
pada tahun tersebut. Misalnya: Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw
dinamai Tahun Gajah, karena pada tahun itu terjadi kedatangan Tentara
Gajah di bawah pimpinan Raja Abarahah yang akan menyerang dan
menghancurkan Ka'bah. Tahun pertama Nabi berhijrah ke Yatsrib
(Madinah) disebut Tahun Adzan, karena pada tahun itu disyariatkan adzan.
Tahun ke-2 Nabi di Madinah dinamai Tahun Izin Perang, Tahun Puasa,
Tahun Zakat, dan Tahun Qurban, karena pada tahun itu disyariatkan izin
perang, puasa, zakat dan qurban. Tahun ke-9 keberadaan Nabi di Madinah
dinamai Tahun Berlepas Diri karena pada tahun itu turun surat At-Taubah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
yang salah satu ayatnya menyatakan bahwa Allah dan Rasul-Nya
melepaskan ikatan dengan kaum musyrik di Makkah, dan tahun ke-10
dinamai Tahun Perpisahan karena Nabi saw melaksanakan ibadah Haji
yang dikenal dengan Haji Wada'.
Baru pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab, umat
Islam memiliki kalender yang baku dan seragam, yaitu Tahun Hijriyah
yang ditetapkan pada tahun 17 H/683 M. Untuk keperluan penetapan
kalender khusus umat Islam ini, terlebih dahulu Khalifah Umar
mengundang para Sahabat senior untuk bermusyawarah. Dalam
permusyawatan itu banyak pendapat yang dikemukakan oleh para Sahabat.
Ada Sahabat yang mengusulkan agar tahun kelahiran Nabi Muhammad
saw dihitung sebagai awal kalender bagi umat Islam. Ada pula yang
mengusulkan turunnya wahyu pertama, Perang Badar, sementara yang lain
mengusulkan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh Nabi. Berbeda
dengan usulan tersebut. Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengusulkan agar
peristiwa hijrah Nabi dan para Sahabat dari Makkah ke Madinah
ditetapkan sebagai awal tahun bagi umat Islam.Ternyata Khalifah Umar
menerima usul yang satu ini dengan pertimbangan bahwa peristiwa hijrah
merupakan pemisah antara periode dakwah Nabi di Makkah dengan
periode di Madinah.Selain itu peristiwa hijrah merupakan titik awal
(starting point) keberhasilan Nabi dan para Sahabat dalam menegakkan
ajaran Islam. Keputusan Khalifah Umar ini kemudian disepakati oleh
seluruh Sahabat yang hadir, maka sejak itu umat Islam memiliki kalender
sendiri berbeda dengan umat lainnya yang diberi nama Kalender atau
Tahun Hijriyah.
Dengan memperhatikan pertimbangan penetapan Kalender Hijrah,
jelaslah bahwa Tahun Islam tidak dimulai dari lahirnya Nabi Muhammad
sebagaimana perhitungan tahun Masehi yang dimulai dari kelahiran Nabi
Isa AS, dan juga tidak dimulai dari tahun permulaan Nabi menerima
wahyu atau peristiwa bersejarah lainnya dalam kehidupan Nabi, tetapi
tahun Islam dimulai dari peristiwa hijrah, satu fase perjuangan untuk
menegakkan kebenaran. Hal ini menunjukkan bahwa kalender Islam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
memiliki makna dan sifat yang umum, universal, dan bernuansa
perjuangan.
Dalam kalender hijrah, perhitungan hari dan bulan didasarkan pada
peredaran bulan. Karena itu kalender Hijriyah juga dinamai dengan
Kalender Qamariyah, berbeda dengan kalender Masehi yang
perhitungannya didasarkan pada peredaran matahri. Satu tahun Qamariyah
terdiri dari 12 bulan, 354 hari, atau lebih pendek 11 hari dari tahun Masehi.
Adapun nama-nama bulan dalam Kalender Hijriyah adalah: Muharram,
Shafar, Rabiul Awwal, Rabiul Akhir, Juamdil Awwal, Jumadil Akhir,
Rajab, Sya'ban, Syawwal, Dzul Qa'dah, dan Dzul Hijjah..
Dengan ditetapkannya Kalender Hijriyah berarti umat Islam telah
memiliki sistem penanggalan tersendiri yang membedakannya dengan
golongan lain. Tahun baru Islam adalah 1 Muharram, bukan 1 Januari.
Peringatan hari lahir Nabi adalah bulan Rabiul Awwal (bulan keempat
dalam kalender Hijriyah). bukan bulan April, Mei, atau lainnya. Peringatan
Isra' Mi'raj dirayakan pada bulan Rajab (bulan ke-7), bukan bulan Juli,
Agustus, atau lainnya. Berpuasa wajib dilaksanakan pada bulan Ramadlan
(bulan ke-9), bukan bukan Agustus, September, atau lainnya. Demikian
juga pelaksanaan wuquf di Arafah bagi Jamaah haji dilaksanakan pada
tanggal 9 bulan Dzul Hijjah (bulan ke-12). bukan bulan Nopember,
Desember, atau lainnya. Oleh karena itu, apabila kita menyambut
kedatangan tahun baru, sebenarnya bukanlah pada akhir bulan Desember
dan tanggal 1 Januari, tetapi pada akhir bulan Dzul Hijjah dan tanggal 1
Muharram. Pada upacara menyambut kedatangan tahun baru Hijriyah
inipun harus berbeda dengan golongan lain dalam menyambut kedatangan
tahun barunya. Bagi kita menyambut kedatangan tahun baru hijriyah
berarti mengenang dan memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad
saw beserta para Sahabatnya dari Makkah ke Madinah. Inti makna hijrah
antara lain adalah meninggalkan negeri asal di bawah kekuasaan
pemerintah kafir, dan menjauhkan diri dari dosa. Inilah sebenarnya yang
harus kita lakukan sehingga dalam tahun yang akan berjalan kita dapat
meningkatkan keimanan ketaqwaan, dan amal shalih, jauh dari perbuatan
mungkar, maksiyat, dan dosa

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Selamat
Takun
Baru Islan
1437 H
Pawai Tahun Baru Hijriyah, Siswa Sekolah Dasar bergembira menyambit
datangnya tahun baru
hijriyah
C .Do'a Akhir dan Awal Tahun
Dalam tradisi Nahdlatul Ulama setiap akhir bulan Dzul Hijjah,
tepatnya menjelang waktu Maghrib tiba, warga dan jamaah NU berkumpul
di masjid atau mushalla di tempat tinggal masing-masing untuk
menyambut kedatangan tahun baru Hijriyah dengan membaca do'a akhir
tahun dan awal tahun. Do'a akhir tahun di baca tiga kali (3 X) sebelum
waktu Maghrib tiba, dan do'a awal tahun di baca 3 kali (3 X) setelah tiba
waktu Maghrib. Penetapan waktu tersebut didasarkan pada perhitungan
kalender Qamariyah bahwa permulaan hari dimulai sesudah matahari
terbenam, bukan sesudah jam 12 malam.
Adapun teks Do'a Akhir Tahun yang dibaca adalah:
‫ اللهم م ا عملت في‬،‫ وصلى هللا على سيدنا محمد وعلى آله وص´´حبه وس´´لم‬،‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫هذه السنة م ّما نهيتني عنه فلم أتب منه ولم ترضه ولم تنسه وحلمت علي بع´´د ق´´درتك على عقوب´´تي‬
‫ وم´´ا عملت‬.‫ودعوتني إلى التوبة منه بعد جرأتي على معص´´يتك ف´´إني أس´´تغفرك ف´´اغفرلي بفض´´لك‬
،‫فيها مما ترضاه ووعدتني عليه الثواب فأسألك اللهم يا كريم يا ذا الجالل واإلك´´رام أن تتقبل´´ه م´´ني‬
) ۳ × ( .‫ وصلى هللا على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم‬،‫وال تقطع رجائي منك يا كريم‬
Artinya: " Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pengasih Mudah
mudahan tetaplah rahmat Allah atas junjungan dan pemimpin kami Nabi
Muhammad, keluarga dan para sahabatnya, demikian juga kesejahte raan-
Nya. Ya Allah, segala amal yang aku lakukan pada tahun ini (yang telah
lalu), dari hal-hal yang Engkau larang kepadaku, lalu aku tidak bertobat.
sedang Engkau tidak meridlainya, Engkau tidak melupakannya dan tidak
menyantuni diriku sesudah kekuasaan Mu atas siksa-Mu padaku, Engkau

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
menyeru aku supaya bertobat daridosa-dosa sesudah aku mendurhakai Mu,
maka sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, berkenanlah
Engkau mengampuni aku. Dan segala apa yang aku lakukan di dalamnya
dari hal hal yang Engkau ridlai, dan Engkau telah menjanjikan pahala
kepadaku, maka aku memohon kepadaMu ya Allah Dzat Yang Maha
Mulia, wahai Dzat Yang memiliki keagungan dan kemuliaan, hendaklah
Engkau terima aku, dan janganlah Engkau memutuskan harapanku dari
rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Mulia.
Shlawat dan salam tetapkanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya
Sedangkan Do'a Awal Tahun yang dibaca adalah
‫ اللهم أنت‬،‫ وصلى هللا على سيدنا وموالنا محمد وعلى آله وص´´حبه وس´´لم‬. ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫ أس´´ألك‬،‫ وه´´ذا ع´´ام جدي´´د ق´´د أقب´´ل علي‬،‫ وعلى فضلك العظيم وجودك المعول‬،‫األبدي القديم األول‬
‫ واإلشتغال بما‬،‫ والعون على لهذه النفس األمارة بالسوء‬،‫العصمة فيه من الشيطان وأوليائه وجنوده‬
‫ وصلى هللا على سيدنا محمد وعلى آله‬.‫ يا ذا الجالل واإلكرام يا أرحم الراحمين‬،‫يقربني إليك زلفى‬
) ۳ × ( .‫وصحبه وسلم‬
Artinya: 'Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pengasih Mudah-
mudahan tetaplah rahmat Allah atas junjungan dan pemimpin kami Nabi
Muhammad, keluarga dan para sahabatnya, demikian juga kesejahte raan-
Nya, Ya Allah, Engkau Dzat Yang Maha kekal selamanya. Yang Qadim
(Maha Dahulu), dan Maha Awal (Maha Permula), atas anugerah Mu yang
agung dan Pemberian-Mu yang sangat diharapkan Dan tahun ini adalah
tahun baru Kami memohon kepada Mu perlindungan (penjagaan) di
dalamnya (sepanjang tahun ini) dari (gangguan) setan, para kroni dan
tentaranya. Dan aku memohon pertolongan untuk menghindarkan diri dari
nafsu amarah yang jelek ini, dan (bimbinglah aku) dengan semua amalan
yang dapat mendekatkan aku kepada-Mu secara dekat, wahai Dzat Yang
Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, Yang Maha Penyayang di antara
para penyayang Shlawat dan salam tetapkanlah kepada junjungan kamu
Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya"

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
A.Mari Renungkan
Buka puasa bersama pada malam Tasu'a di Makassar
B.Keutamaan Tasu'a dan Asyura'
Yang dimaksud dengan Tasu'a adalah hari ke-9 bulan Muharram
(tanggal 9 Muharram) bulan pertama Hijriyah. Sedangkan Asyura' adalah
hari ke-10 bulan Muharram. Terdapat perbedaan pendapat menganal
istilah Asyura Sebagian ulama mengatakan bahwa istilah Asyura'
dinisbatkan pada hari ke-10 bulan Muharram. Sebagian lainnya
mengatakan bahwa istilah Asyura berkaitan dengan peristiwa penting yang
dialami oleh 10 orang Nabi yang memperoleh kemuliaan dan derajat dari
Allah, yaitu
1. Nabi Adam as. diterima taubatnya
2. Nabi Idris as diangkat ke tempat yang tinggi
3. Nabi Nuh as. mendarat dengan bahteranya di bukit Judi
4. Nabi Ibrahim as dilahirkan, diberi gelar "Khalilullah" (Kekasih Allah)
dan diselamatkan dari api unggun raja Namrud
5. Nabi Daud as diterima taubatnya
6. Nabi Musa diselamatkan, dan Fir'un ditelan gelombang
7. Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan Hiu
8. Nabi Isa dilahirkan dan diangkat ke langit
9. Nabi Sulaiman di anugerahi kerajaan besar

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
10. Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakitnya

Ada juga yang berpendapat bahwa istilah Asyura dinisbatkan kepada 10


kemuliaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada umat Islam, yaitu: bulan
Rajab, Sya'ban, Ramadlan, Lailatul Qadar, Idul Fitri, Hari Arafah (9 Dzul
Hijjah), Hari Nahar (10 Dzul Hijjah), Hari Jum'ah, Hari Asyura (10
Muharram), dan 10 hari mulai hari pertama bulan Dzul Hijjah. Pada 10
waktu tersebut Allah SWT menaugerahkan kemuliaan kepada umat Islam
guna melebur dosa dan membersihkan keslahan-kesalahannya.
Dari perbedaan pendapat sebagaimana terurai di atas, warga NU
memilih pendapat yang menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari ke-10
bulan Muharram. Pada hari ini menurut penuturan Imam Ghazali dalam
tahun-tahun yang berbeda terjadi beberapa peristiwa penting yang
berkaitan dengan penciptaan arasy, lauhil mahfudz, qalam, surga, langit,
bumi, gunung, laut, matahari, bulan, dan bintang-bintang.
Berdasarkan peristiwa-peristiwa penting di atas, Asyura merupakan hari
istimewa yang mengandung banyak keutamaan Sebelum Islam, orang
Quraisy berpuasa di hari Asyura' dan ketika masih di Makkah Rasulullah
pun berpuasa di hari Asyura' Orang Yahudi dan orang Nasrani juga
menjadikan Asyura sebagai hari raya dengan melakukan puasa. Dalam
sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat
Abdullah bin Abbas, katanya:
‫ يوم صالح‬:‫ ما هذا؟ قالوا‬:‫ قدم النبي ﷺ قرأی اليهود تصوم عاشوراء فقال‬:‫وعن ابن عباس قال‬
‫ أنا أحق بموسى منكم قضامة‬:‫نجى هللا فيه موسى وبني إسرائيل من عدوهم فصامه موسى فقال‬
‫وأمر بصيامه‬.
Nabi saw datang (di Madinah), lalu beliau melihat orang-orang Yahudi
berpuasa Asyura Maka beliau bertanya. "Mengapa mereka berpuasa?
Mereka menjawab: "Satu hari yang baik Allah melepaskan Musa pada
hari itu dan Bani Israil dari musuh mereka, lalu Musa berpuasa pada hari
itu (Asyura) Maka Nahi bersabda. "Saya lebih berhak terhadap Musa dari
pada kamu" Maka Nabi berpuasa dan menyuruh para sahabat nurut
berpuasa

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam an-Nasa'i dari sahabat
Jundub bin Sufyan Rasulullah saw bersabda.
‫ إن أفض´´ل الص´´الة بع´´د المفروض´´ة الص´´الة في‬:‫ كان النبي يقول‬:‫عن جندب ابن سفيان البجلي قال‬
‫ وإن أفضل الصيام بعد شهر رمضان شهر هللا الذي تدعونه المحرم‬،‫جوف الليل‬
Artinya Shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu adalah shalat pada
tengah malam, dan puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan
adalah puasa di bulan Allah yang kamu namai dengan bulan Muharram"

Dalam hadits ini Rasulullah menegaskan keutamaan bulan Muharram yang


disebutanya sebagai bulan Allah, dan ditegaskan pula bahwa puasa di
bulan Muharram lebih utama dari bulan-bulan lainnya selain puasa
Ramadlan. Dan yang dimaksud dengan puasa di bulan Muharram adalah
puasa Asyura'. Bahkan sebelum disyariatkan puasa wajib di bulan
Ramadlan, puasa Asyura itu hukumnya wajib, tetapi sesudah disyariatkan
kewajiban puasa di bulan Ramadlan, puasa Asyura' hukumnya sunnah.

CAmalan hari Tasu'a dan Asyura'

ebagaimana dijelaskan dalam uraian terdahulu bahwa Asyura'


mengandung banyak keutamaan. Oleh karena wajar bagi kita melakukan
amalan-amalan yang baik pada hari yang utama itu. Beberapa amalan
penting pada hari Asyura' antara lain:

1. Berpuasa

- Dasarnya adalah hadits riwayat imam Bukhari dan imam Muslim dari
Abu Musa ra. katanya:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
‫ فقال‬.ً‫ وتتخذه عيدا‬،‫ عاشوراء يوما ً تعظمه اليهود‬301 ‫ كان يوم‬:‫عن أبي موسى رضي هللا عنه قال‬
‫»رسول هللا «صوموه أنتم‬.

Artinya: "Hari Asyura itu hari yang dimuliakan orang Yahudi dan
dijadikannya sebagai hari raya. Maka rasulullah saw bersabda:
"berpuasalah kamu di hari Asyura itu".

Ketika ditanyakan kepada Rasulullah mengenai keutamaan puasa Asyura.


beliau menjawab,"l" (puasa Asyura itu menutup dosa setahun yang lalu).
Maka jelaslah bahwa puasa Asyura dapat menjadi kafarat (pelebur) dosa
kecil, dan jika tidak ada dosa kecil, maka diringankan dosa besar, dan
apabila tidak ada dosa besar, maka ditinggikan derajatnya.

Memang ketika Rasulullah saw menganjurkan para sahabat agar berpuasa


di hari Asyura, para sahabat bertanya: Ya, Rasulullah, Asyura' itu adalah
hari yang dimuliakan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, Maka
Rasulullah bersabda:
‫ حتى ت´´وفي رس´´ول‬،‫ فلم يأت العام المقبل‬:‫ إن شاء هللا صمنا اليوم التاسع (قال‬،‫فإذا كان العام المقبل‬
)‫هللا‬

Artinya: "Pada tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari
Tasu'a

(hari ke-9 Muharram)". Menurut keterangan sahabat Abdullah bin Abbas

sebelum tahun depan yang diprediksi oleh Rasulullah datang, Rasulullah


sudah wafat. Berdarkan keterangan ini, maka para ulama menyatakan
bahwa puasa

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Asyura' itu ada tiga cara, yaitu:

a. Berpuasa tiga hari, yakni pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram b.


Berpuasa dua hari, yakni tanggal 9 dan 10 Muharram c. Berpuasa hanya
satu hari, yakni pada tanggal 10 Muharram

2. Banyak bersedekah

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Baihaqi dari sahabat
Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda:

‫ أوس´´´´ع هللا‬،‫ من أوس´´´´ع على عيال´´´´ه وأهل´´´´ه ي´´´´وم عاش´´´´وراء‬Artinya: "Barang siapa
melapangkan keuarganya pada hari Asyura", niscaya

‫علیه سایر سنته‬

Allah melapangkannya sepanjang tahun itu.".

Yang dimaksud dengan memperbanyak belanja pada hari Asyura adalah:


belanja untuk keluarga, kerabat, anak yatim, dan fuqara' masakin.
Demikianlah yang dilakukan oleh para ulama salaf dalam menyambut hari
Tasu'a dan Asyura'. Mereka tidak membuat upacara khusus untuk
merayakannya. Mereka memperbanyak ibadah, taqarrub kepada Allah dan
memperbanyak bersedekah. Hal ini berbeda dengan kondisi di Ibeberapa
daerah di Indonesia, seperti di Bengkulu dan Pariaman (Sumatra Barat)
yang merayakan Asyura dengan upacara Tabut dengan jamuan makanan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
dan arak-arakan yang meriah dan sesudah selesai acara tabut dibuang ke
laut. Menurut riwayat, perayaan Tabut tersebut merupakan pengaruh
ajaran Syi'ah, karena Asyura dipandang sebagai symbol keagamaan atas
terbunuhnya Husain bin Ali dengan "peristiwa Karbala (61 H/80 M). yang
dikenal dengan peristiwa arbala (80M/81H)
3. Berdzikir kepada Allah

Amalan warga NU (Nahdliyin) pada setiap tanggal 10 Muharram sesudah


shalat Shubuh, mengadakan dzikir dan do'a bersama. Dzikir yang dibaca
adalah:

´‫حسبنا هللا ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير‬

(sebanyak 70 X)

Syekh Al-Ajhauri berkata:"Barang siapa yang memabaca do'a tersebut,


insya Allah dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT.

Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa:

‫سبحان هللا ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العريش ال ملجأ وال منجا من هللا إال إلي´´ه‬
‫سبحان هللا ع´´دد الش´´فع وال´´وتر وع´´دد كلم´´ات هللا التام´´ات كله´´ا أس´´ئلك الس´´المة برحمت´´ك ي´´ا أرحم‬
‫ وه´´و حس´´بي ونعم الوكي´´ل نعم الم´´ولى ونعم‬.‫ال´´راحمين والح´´ول وال ق´´وة إال باهلل العلي العظيم‬
‫ وصلى هللا على سيدنا ونبينا محمد خير خلقه وعلى اله وصحبه أجمعين‬.‫النصير‬.

Artinya: "Maha Suci Allah memenuhi berat timbangan amal baik, sejauh
pendangan ilmu. sepenuh keridlaanNya dan seindah Arasy, tiada yang

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
melindungi dan menyelamatkan kecuali Allah. Maha Suci Allah seanyak
bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak bilangan kalimat-kalimat Allah
secara keseluruhan. Aku mohon keselamatan dengan nikmat karuniaMu,
wahai Dzat Yang Maha Pengasih, tiada kekuatan dan daya upaya
melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Dialah yang mencukupiku dan sebaik-baik pelindung, sebaik-baik
pengurus dan penolong. Shalawat dari Allah mudah-mudahan tetaplah
kepada junjungan kami dan nabi kami Muhammad sebaik-baik mahlukNya
dan tetapkanlah shalawat kepada keluarga dan para sahabatnya semua".

UJI KOMPETENSI SEMESETER GANJIL

Uji kompetensi

Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!

1. Pengertian maupun rumusan ASWAJA versi NU sudah pasti tidak akan


dapat memuaskan semua pihak, karena sebagai penganut dan pengamal
ajaran ASWAJA, NU merumuskannya menurut versinya sendiri
sehingga .....

a. bukanlah ASWAJA jika tidak mengikuti versi NU

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. bukanlah ASWAJA jika berbeda dengan versi NU c. versi golongan lain
sebenarnya bukan ASWAJA

d. tidaklah harus sama dengan versi golongan lain

2. Oleh karena banyak buku tentang ASWAJA yang beredar di Indonesia


tetapi sebagian besar tidak cocok dengan rumusan yang dianut NU, maka
NU harus.....

a. melarang beredamya buku-buku tersebut

b. melarang warganya membaca buku-buku tersebut c. mengklaim bahwa


ASWAJA versi NU paling benar

d. memperjelas ASWAJA menurut versinya sendiri

3. ASWAJA yang sudah ada pada zaman, zaman Sahabat, dan zaman
Tabi'in, yang lazim disebut As Salafus Shalih merupakan golongan yang
setia pada As Sunnah dan Al Jama'ah. Mereka terdiri dari beberapa ahli,
dan berikut ini yang tidak termasuk yaitu .....

a. ahli Kalam

b. ahli Fiqih

c. ahli Nujum d. ahli Hadits

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
4. ASWAJA sebagai faham / aliran, baru muncul setelah ... dan ...
merumuskan aqidah Islam sesuai Al Qur'an dan As Sunnah. Isian yang
benar pada 2 tempat titik-titik tersebut

secara urut adalah .... a. Imam Az Zamakhsyari - Imam Al Mawardi

b. Imam Al Mawardi - Imam As Suhrawardi

c. Imam As Suhrawardi - Imam Al Asy'ari d. Imam Al Asy'ari - Imam Al


Maturidi

5. Tidak termasuk rangkaian dalam rumusan ASWAJA menurut versi NU


yaitu golongan

yang dalam bidang .... a. Aqidah mengikuti paham Al Asy'ari dan Al


Maturidi

b. Fiqih mengikuti salah satu Madzhab Empat

c. Tashawuf mengikuti paham Al Bagdadi dan Al Ghazali d. Hadits


menggunakan dasar Al Kutubus Sittah

6. Pengertian ASWAJA yang dikonsep oleh NU ditujukan untuk ... paham


ASWAJA. Tidak termasuk isian yang benar pada titik-titik tersebut
yaitu .....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. mencetuskan b. melestarikan

c. mengamalkan

d. mengembangkan
7. Sebelum berdirinya NU, para ulama pesantren yang berhaluan
ASWAJA sudah lama menjalin hubungan antar sesama mereka melalui ....

a. organisasi kecil-kecilan b. kegiatan belajar mengajar di pondok

c. shilaturrahim dalam beberapa acara d. hubungan spiritual

8. Kehadiran NU dimaksudkan untuk mempersatukan diri dan perjuangan


dalam tugas ... ajaran ASWAJA di bumi Indonesia. Tidak termasuk isian
yang benar pada titik-titik tersebut yaitu .....

a. mengembangkan b. memaksakan

c. meneguhkan d. mengamalkan

9. Kehadiran NU juga dimaksudkan sebagai jawaban atas munculnya suatu


gerakan yang......

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. sering mengganggu keamanan rakyat Indonesia b. menolak bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. bercita-cita mengkristenkan seluruh bangsa Indonesia d. mengancam


kemapanan faham ASWAJA di Indonesia

10. Gerakan yang menamakan diri sebagai kelompok Pembaru Islam di


Indonesia pada hakikatnya merupakan kepanjangan tangan faham Wahabi
yang didukung oleh penguasa

baru di..... a. Mesir

b. Saudi Arabia

c. Pakistan

d. Afganistan

11. Kelompok Pembaru Islam sangat berlebihan dalam usaha pemurnian


ajaran Islam. Berikut ini yang tidak termasuk masalah-masalah yang
mereka ungkit-ungkit yaitu ... a. penyembahan berhala

b. peringatan Maulid Nabi

c. ziarah kubur, termasuk ke makam Nabi d. hadiah pahala kepada orang


mati muslim

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
12. Kelompok Pembaru Islam juga berteriak-teriak.... a. mencaci maki
para penyembah berhala

b. membolehkan perbedaan pendapat c. mengafirkan kaum Islam kejawen

d. melarang orang mengikuti suatu madzhab

13. Pada tahun 1924-1926 sering terjadi debat terbuka antara kaum
pesantren melawan kelompok pembaru, namun kenyataan menunjukkan
bahwa hujjah kaum pesantren lebih unggul dari pada hujjah mereka,
karena hujjah kaum pesantren ....

a. didukung oleh banyaknya jumlah pengikut b. ditopang oleh keahlian


mereka dalam perdebatan

c. lebih banyak menggunakan dalil-dalil aqli d. dibangun berdasarkan


kemurnian ajaran Islam

14. Puncak perjuangan para ulama pesantren dalam upaya membela faham
ASWAJA adalah.....

a. melibatkan diri dalam Perang Paderi b. menuntut kepada Belanda agar


mereka dibekukanc. memprotek pondok pesantren dari pengaruh mereka
d. mendirikan Jam'iyah Nahdlatul Ulama

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
15. Upaya yang secara kompak, terorganisir, dan terarah untuk menangkal
pengaruh dari berbagai faham atau aliran yang mengancam
keberlangsungan faham ASWAJA pada akhirnya dapat dilakukan....

a. oleh semua pondok pesantren

b. atas bantuan Pemerintah Hindia Belanda c. melalui kegiatan peringatan


Hari-Hari Besar Islam

d. pasca terbentuknya Jam'iyah Nahdlatul Ulama 16. Baik aqidah, ibadah,


mu'amalah, maupun praktik amaliah keagamaan, semuanya tetap
diamalkan oleh NU dalam garis ajaran ASWAJA sebagaimana diajarkan
oleh para muballigh terdahulu. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan
NU dalam rangka meng

ASWAJA-kan masyarakat yaitu ....

a. pengajian rutin di masjid/mushalla b. ceramah umum dalam peringatan


hari besar Islam

c. debat terbuka menantang kelompok pembaru d. banyak-banyak


mendirikan pondok dan madrasah

17. Ajaran ASWAJA adalah ajaran atau faham keagamaan NU yang digali
lansung dari beberapa sumber ajaran Islam. Tidak termasuk sumber-
sumber ajaran Islam yang melandasi faham ASWAJA versi NU yaitu ....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. Al Qur'an

b. As Sunnah

c. Al Ijtima'

d. Al Qiyas

18. Sebagai faham keagamaan, ASWAJA oleh NU dijadikan sebagai


landasan... bagi seluruh warganya yang harus dicerminkan dalam tingkah
laku perorangan maupun organisasi. Tidak termasuk isian yang benar pada
titik-titik tersebut yaitu ....

a. berfikir b. bersikap

c. berdebat d. bertindak

19. ASWAJA bagi NU merupakan landasan yang menjadi dasar semua


urusan yang....

a. menyangkut keorganisasian

b. meliputi Hablun Minallah dan Hablun Minannas

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. menyangkut keorganisasian dan kebangsaan. d. tidak hanya menyangkut
keorganisasian

20. Sebagai dasar perjuangan untuk menegakkan agama Allah dan nilai-
nilai kemanusiaan, maka semangat Amar Ma'ruf Nahi Munkar harus
dilandasi.... Tidak termasuk isian yang benar pada titik-titik tersebut
yaitu ....

a. Al Ukhuwah b. Al Ijtima'iyah

c. Al Musawah d. Al 'Adalah

21. Meneliti kitab-kitab untuk menjadi pegangan dalam pembelajaran


agama Islam di pondok pesantren, madrasah, dan sekolah yang didirikan
cleh warga NU. Begitulah salah satu usaha untuk ... ajaran ASWAJA di
bumi Indonesia. Tidak termasuk isian yang benar pada titik-titik tersebut
yaitu ....
a. melestarikan b. meneguhkan

c. merumuskan

d. mengembangkan 22. Hukum-hukum tentang berbagai masalah yang


telah diambil, diyakini, dan dipilih oleh seorang Imam Mujtahid, begitulah
pengertian ....

a. Madzhab

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. Bermadzhab

c. Sistem Bermadzhab d. Berijtihad

23. Bukanlah terbentuk berdasarkan hukum yang disepakati para ulama


secara jelas (Qath'i) melainkan terbentuk karena adanya beberapa
persoalan yang masih menjadi perselisihan di antara para ulama mujtahid,
begitulah latar belakang timbulnya....

a. Firqah

b. metode penetapan hukum c. perbedaan pendapat

d. madzhab

24. Dapat dipahami sebagai kumpulan pendapat seorang imam maujtahid


yang diperoleh dari penelitiannya secara mendalam terhadap hukum-
hukum syar'i yang tertuang dalam Al Qur'an maupun Hadits, dan dapat
pula dipahami sebagai metode yang digunakan oleh seorang imam
mujtahid dalam mengambil hukum dari sumber aslinya, begitulah

pengertian .....

a. Madzhab

b. Bermadzhab

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. Sister Bermadzhab

d. Berijtihad

25. Jika seorang imam mujtahid membangun suatu madzhab dengan


menggunakan metode yang telah dirumuskannya sendiri dan diakui
keabsahannya oleh para ulama lainnya, maka

ia layak disebut..... a. Mujtahid Mustaqil

b. Mujtahid Muntasib

c. Mujtahid Madzhab

d. Mujtahid Murajjih

26. Orang awam yang belum sampai pada level Ijtihad tentu mengikuti
madzhab imam mujtahid, baik secara terus menerus maupun berpindah-
pindah dari madzhab yang satu ke madzhab lainnya, begitulah
pengertian ....

a. Madzhab

b. Bermadzhab

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. Sistem Bermadzhab d. Berijtihad

27. Orang yang secara terus menerus bermadzhab kepada imam tertentu
dalam berbagai masalah, ia boleh pindah ke madzhab imam yang lain
apabila ....

a. sudah bosan dengan madzhab yang telah diikuti b. berubah pikiran


bahwa madzhab yang diikuti salah

c. ada madzhab baru yang dianggapnya lebih kuat d. tidak mampu


melaksanakan fatwa madzhabnya
36. Dalam bidang Syari'ah, ASWAJA versi NU mengikuti salah satu
Madzhab Empat. Beikut

ini yang tidak termasuk nama-nama ulama pembangun Madzhab Empat


yaitu a. Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit

b. Malik bin Anas

c. Muhammad bin Idris d. Kahlil bin Ahmad

37. NU hanya menerima ajaran-ajaran Tashawuf yang.... a. menyangkut


amaliah para wali

b. menyangkut praktik amaliah spritual

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. banyak memberikan berkah d. berlandaskan aqidah dan syari'ah

38. Keseimbangan antara keinginan untuk memperdalam penghayatan


terhadap ajaran Islam melalui riyadlah dan mujahadah secara benar,
dengan kewajiban memberesi berbagai persoalan umat, begitulah tashawuf
ASWAJA yang dianut NU, intinya bertashawuf dengan cara ....

a. ta'ammuq b. tasyakkur

c. tawassuth

d. tabarruk

39. Siapakah yang mengusulkan agar peristiwa hijrah nabi ke madinah


ditetapkan sebagai awal tahun baru hijriyah dan diterima oleh khalifah
Umar bin Khattab?

a. Sayyidina Hamzah b. Sayyidina Ali

c. Sayyidina Umar

d. Sayyidina Utsman

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
40. Pada tahun berapa Islam memiliki kalender yang baku dan dipakai
sampai sekarang?

a. 17 H

b. 18 H

c. 19 H d. 20 H

41. Kapan amalan doa akhir tahun hijriyah dipanjatkan?

a. setelah sholat Maghrib b. sebelum sholat Maghrib

c. sebelum sholat Isya' d. sesudah sholat Isya'

42. Kapan amalan doa awal tahun hijriyah dipanjatkan?

a. setelah sholat Maghrib

b. sebelum sholat Maghrib c. sebelum sholat Subuh

d. sesudah sholat Subuh

43. Hari tasu'a adalah hari ke

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. 9 Muharram

b. 10 Muharram c. 1 Syawwal⚫

d. 1 Ramadhan
44. Hari Asyura' adalah hari ke.... a. 9 Muharram

b. 10 Muharram

c. 1 Syawwal d. 1 Ramadhan

45. Yang dimaksud banyak berbelanja di hari asyura adalah.... a.


berbelanja sebanyak-banyaknya di Mall b. menghabiskan seluruh
kekayaan untuk berbelanja pada hari itu c. memperbanyak belanja untuk
keluarga, kerabat, anak yatim, fuqara' dan masakin

d. memperbanyak belanja di pasar

JAWABLAH DENGAN SINGKAT DAN TEPAT!

46. Sebutkan 4 usaha NU untuk melestarikan, ASWAJA di Indonesia!

47. Sebutkan 2 status Madzhab!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
48. Mengapa NU lebih memilih mengikuti salah satu Madzhab 4?
Sebutkan 2 alasan!

49. Sebutkan 2 pengertian bermadzhab! 50. Sebutkan bacaan dzikir warga


NU pada setiap tanggal 10 Muharram sesudah shalat

Shubuh!

meneguhkan, dan mengembangkan ajaran


SEMESTER GENAP
Pelajaran 7

Sikap Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama

Menjelaskan sikap kemasyarakatan Nahdlatul Ulama

A Mari Renungkan

"Islam adalah agama yang mengajak umat manusia utnuk


memperjuangkan keadilan, kesetaraan, kebebasan yang bertanggung
jawab, kemaslahatan sosial dan kerahmatan global."

KH. Abdurrahman Wahid, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama yang selalu
getol memperjuangkan dan menunjukkan sikap kemasyarakatan Nahdlatul

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Ulama yang tawassuth, i'tidal tasamuh, tawazun, dan amar ma'ruf nahi
munkar.
onsep tentang sikap kemasyarakatan Nahdlatul Ulama dapat dilihat dalam
naskah Khittah Nahdlatul Ulama, terutama pada butir 4. Sikap
kemasyarakatan berfungsi sebagai pedoman bagi pemimpin dan warga
Nahdlatul Ulama dalam bersikap dan berprilaku, baik secara individu,
maupun dalam organisasi. Sikap kemasyarakatan tersebut adalah sebagai
berikut:

Sikap tawassuth dan i'tidal

Tawassuth (b) artinya tengah-tengah maksudnya menempatkan diri di


tengah-tengah antara dua ujung tatharruf (ekstrim) dalam berbagai masalah
dan keadaan untuk mencapai kebenaran, serta menghindari keterlanjuran
ke kiri dan ke kanan secara berlebihan. Sikap tawassuth ini harus dibarengi
dengan I'tidal (J) artinya tegak lurus, maksudnya berlaku adil, tidak
berpihak kecuali pada yang benar dan yang seharusnya dibela. Warga
Nahdlatul Ulama, baik secara peribadi maupun secara kelompok atas nama
organisasi, harus senantiasa berpegang teguh pada sikap tawassuth dan
i'tidal. Sikap ini harus menyertai setiap langkahnya, dalam menghadapi
segala masalah dan keadaan. Nahdlatul Ulama dan warganya dalam
menghadapi suatu masalah, ia harus netral, tidak berpihak pada salah
satunya, tidak membenarkan yang satu dan menyalahkan yang lain. Tidak
membela yang satu dan mengalahkan yang lain, tidak 'condong kepada
yang satu dan meninggalkan yang lain. Allah berfirman dalam surat Al
Ma'idah ayat 8:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
‫يأيها الذين امنوا كونوا قوامين هلل شهداء بالقسط وال يجرمنكم شنآن قوم على أال تعدلوا اع´´دلوا ه´´و‬
‫إن هللا خبير بما تعملون‬ّ ‫أقرب للتقوى واتقوا هللا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-


orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah SWT dalam ayat ini memerintahkan orang-orang mu'min untuk


selalu menegakkan kebenaran dengan seadil-adilnya, tidak boleh condong
kepadaseseorang atau suatu masalah, meskipun dilatarbelakangi oleh
kebencian atau kecintaan. Berlaku adil baik dalam urusan agama maupun
hubungan antar manusia, adalah merupakan suatu bentuk ketakwaan
kepada Allah. Di akhir ayat Allah menegaskan bahwa la adalah Maha
Waspada, artinya apakah seseorang bersikap adil atau tidak, Allah pasti
mengetahui. Oleh sebab itu tidak bisa seseorang hanya berpura-pura adil.
Selanjutnya dalam sebuah hadits disebutkan:

‫ إن المقسطين عند هللا تع´´الى على من´´ابر من ث´´ور‬:‫ عن النبي قال‬،‫عن عبد ہللا بن عمرو بن العاص‬
‫ رواه مسلم والنسائي‬-‫ الذين يعدلون في حكمهم وأهليهم وما ولوا‬،‫على يمين الرحمن‬

Artinya: Dari Abdullah bin umar r.a. ia berkata. Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya orang-orang yang tegak disisi Allah, akan ditempatkan di
atas tempat tinggi dari Cahaya Tuhan Yang Maha Pengasih. Mereka itulah
orang-orang yang berlaku adil dalam keputusannya dan tidak bergeser dari
keadilannya. (Hadits Riwayat Muslim dan Nasa'i)

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Hadits ini menjelaskan, bahwa orang-orang yang berlaku adil, yang gigih
dalam memegang keputusannya yang telah didasarkan pada hukum-hukum
Allah. Mereka tidak brgeser sedikitpun dalam keputusannya, karena
bujukan rayuan, atau sogokan. Mereka itu akan mendapakan derajat yang
tinggi di sisi Allah. Mereka akan dimuliakan oleh Allah dan dihormati oleh
manusia.

Nahdlatul Ulama dalam keputusan organisasinya harus benar-benar


bersikap tawassuth I'tidal, umpamanya Ketika salah satu pemimpin
Nahdlatul Ulama mencalonkan diri sebagai kepala daerah, maka Nahdlatul
Ulama harus tetap bersifat netral. Sebagai organisasi, maka Nahdlatul
Ulama harus mendukung warganya untuk menjadi pemimpin masyarakat,
tetapi Nahdlatul Ulama tetap tidak terlibat dalam masalah politik praktis.
Oleh sebab itu, warga Nahdltul Ulama yang maju dalam pencalonan
jabatan publik harus lepas dari kepengurusan organisasi, tetapi tetap
diberlakukan sebagai warga Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama juga tidak
akan mengarahkan warganya untuk mendukung salah satu calon, tetapi
harus bisa menjelaskan manfaat-manfaat kepada warga dengan tetap
memberi kebebesan warga untuk memilih.

Dalam hubungannya sebagai pribadi-pribadi, warga Nahdlatul Ulama juga


harus menjunjung tinggi sikap tawassuth dan l'tidal. Umpamanya seorang
siswa yang berteman dengan beberapa temannya, ketika terjadi
permasalahan
antar teman itu, maka seroang siswa harus benar-benar adil dan
menegakkan kebenaran. Tidak boleh langsung membela salah seorang
teman dengan menjatuhkan yang lain, karena nanti akan menguntungkan
dirinya. Tetapi harus benar-benar tidak memihak, bahkan berusaha
menjembatani masalah yang terjadi di antara temannya itu.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Sikap dan perilaku seperti contoh itu harus benar-benar dapat dibiasakan,
utamanya ketika masih anak-anak. Seorang siswa harus berlatih dan
membiasakan diri bersikap netral dalam segala hal, dan adil dalam
menghadapi masalah. Dengan demikian kelak jika dewasa akan menjadi
manusia yang benar-benar mempunyai sikap-sikap yang luhur dan dapat
dicontoh oleh setiap orang. Dan tentunya akan menempatkan dirinya pada
posisi yang terhormat dan dimuliakan orang lain.

C Sikap Tasamuh

Tasamuh (3) artinya saling memaafkan. Sikap tasamuh disebut juga


dengan siikap toleransi, maksudnya adalah sikap lapang dada, mengerti
dan menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain, tanpa
mengorbankan pendirian dan harga diri. Seseorang yang bersikap tasamuh
harus mempunyai keyakinan bahwa dirinya, apa yang menjadi
pendapatnya dan apa yang di laksanakannya adalah benar, akan tetapi
harus mempunyai kesadaran bahwa orang lain yang tidak sama
pendiriannya dengan dirinya adalah tidak salah. Yang benar adalah tidak
hanya dirinya sendiri.

Warga Nahdlatul Ulama baik secara pribadi maupun secara bersama-sama


harus selalu bersikap tasamuh. Mereka bersedia untuk berbeda pendapat,
baik dalam masalah keagamaan, maupun masalah kemasyarakatan dan
kebudayaan. Mereka tidak boleh memaksakan pendapatnya kepada orang
lain. Mereka juga harus siap bila pendapatnya tidak diikuti oleh orang lain.
Tetapi mereka juga tidak harus mengikuti pendapat orang lain. Kecuali
bila ternyata pendapat orang lain itu lebih baik dan lebih benar dari peada

pendapat mereka sendiri. Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 11-
12:

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
‫يأيها الذين أمنوا ال يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم وال نساء من ‪50‬‬
‫نساء على أن يكن خيرا منهن وال تلمزوا‬

‫أنفسكم وال تنابزوا باأللقاب بئس اإلسم‬

‫الفسوق بعد اإليمان ومن لم يتب فأوليك‬

‫هم الظالمون و يأيها الذين أمنوا اجتنبوا‬

‫كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم وال‬

‫تجسسوا وال يغتب بعضكم بعضا أنجب‬

‫أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتمو‬

‫الحجرات ‪۱۴-۱۱ :‬‬

‫رحیم‬

‫واتقوا هللا ّ‬
‫إن هللا تواب‬

‫‪Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengololok-olok‬‬


‫‪kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih‬‬

‫‪Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII‬‬
baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil-
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
kefasigan (panggilan yang buruk) sesudah iman, dan barang siapa yang
tidak bertaubat, maka mereka ialah orang-orang yang zalim (11). Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha penerima taubat lagi Maha Pennyayang (12). QS. Al Hujurat
11-12

Ayat ini menjelaskan larangan-larangan Allah yang berkaitan dengan


hubungan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Larangan tersebut
antara lain adalah mengolok-olok, mencela, memanggil dengan sebutan
yang buruk, berprasangka jelek, mencari kesalahan orang lain dan
menggunjuing. Larangan-larangan tersebut pada hakikatnya menghendaki
agar sesorang hendaknya lapang dada dalam menghadapi orang lain, tidak
menganggap orang lain lebih rendah, dan mudah memberikan maaf kepada
orang lain.

Dalam sebuah hadits disebutkan:


‫ وإذا‬،‫ رحم هللا رجال س´´محا إذا ب´´اغ‬:‫ أن رس´´ول هللا ق´´ال‬:‫عن ج´´ابر ابن عب´´د هللا رض´´ي هللا عنهم´´ا‬
‫اشترى‬،

‫ رواه البخاري والترمذي وابن ماجه‬- ‫وإذا اقتضى‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Artinya: Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Rasulullah saw. Bersabda
"Mudah-mudahan Allah merahmati kepada hamba-Nya yang berlaku
mudah (lapang dada) apabila menjual, membeli, atau menagih." (Hadits
Raiwayat Bukhori, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dalam hal kayakinan beragama, atau dalam menghadapi agama orang lain
Allah berfirman dalam surat Al Kafirun ayat 1-6:

‫ال قل يأيها الكافرون ال أعبد ما تعب´´دون وال أنتم عاب´´دون م´´ا أعب´´د وال أن´´ا عاب´´د م´´ا عب´´دتم وال أنتم‬
‫عابدون ما أعبد لكم دينكم ولي دین ؟‬

Katakanlah: Hai Orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah
agamamu dan untukkulah agamaku.QS. Al Kafirun 1-6

Sikap tasamuh tidak berarti mengalah dan mengorbankan prinsip sendiri.


Sikap tasamuh harus selalu diartikan dari sisi positif. Tidak dibenarkan
seseorang mengorbankan prinsip sendiri, mengalahkan hak sendiri untuk
diberikan kepada orang lain. Tasamuh memberikan kesempatan kepada
orang lain tampa melepaskan hak sendiri, sehingga dengan sikap tasamuh
seseorang atau sekelompok orang tidak akan menjadi kalah, dan haknya
diambil orang lain.

Keputusan dan aktifitas organisasi Nahdlatul Ulama selalu dilandasi


dengan sikap tasamuh. Artinya Nahdlatul Ulama selalu memamahmi
perbedaan. tetapi tetap berprinsip memegang ajaran Ahlussunnah wal
jamaah. Dalam memedomani ajaran ahlussunnah wal jamaah pun
Nahdlatul Ulama memberi kebebasan untuk memilih salah satu dari

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
madzhab empat. Begitu pula secara pribadi-pribadi para Kiai, dan
pemimpin Nahdlatul Ulama selalu memahami perbedaan, dan
menghormati pendapat ulama yang lain. Masalah kentongan
umpamanya, yang pernah terjadi perbedaan pendapat antara Kiai Hasyim
Asy'ari dengan Kiai Faqih Maskumambang. Karena Kiai Hasyim
berpendapat, bahwa kentongan itu bid'ah, maka saat Kiai Hasyim akan
berkunjung ke Kiai Faqih, Kiai Faqih menginstruksikan semua masjid
untuk melepas kentongannya, demi menghormati pendapat Kiai Hasyim.

Sebagai seorang pelajar, sikap tasamuh harus sealu dituimbuhkan, mereka


harus dibiasakan untuk berdiskusi secra tertib, memahami pendapat yang
berbeda-beda dan berusaha memadukan pendapat-pendapat itu. Merka
harus dibiasakan juga untuk tidak memandang rendah temannya.
Memaafkan kes alahan-kesalahan dan kesulitan temannya. Dengan
demikian dalam pergaulan sehari-hari akan penuh dengan kedamaian dan
ketentraman.

Dengan membiasakan sikap tasamuh sejak usia dini, kelak kalau dewasa
dan hidup di masyarakat, mereka akan terbiasa untuk selalu memahami
orang lain. Sehingga tatanan kemasyarakatan menjadi tertib, dan
kehidupan yang damai bisa tercapai.

Sikap Tawazun

Tawazun (9) atau saling menimbang. Artinya keseimbangan


memperhatikan dan memperhitungkan berbagai faktor, berusaha
memadukan secara proporsional. Tawazun dalam kehiupan sehari-hari

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
diterapkan dengan mempertimbangkan segala aspek secara proporsional
sebelum memutuskan atau melaksanakan sesuatu.

Nahdlatul Ulama dan seluruh wargnya baik secara organisasi atau pribadi
pribadi selalu berusaha menerapkan sikap tawazun ini dalam segala
bidang. Nahdlatul Ulama dalam menetapkan keputusannya, baik yang
berkaitan dengan masalah-masalah keagamaan atau masalah
kemasyarakatan, selalu mempertimbangkan berbagai faktor yang
melatarbelakangi permasalahan itu. Warga Nahdlatul Ulama pun
demikian, sikap tawazun diharapkan mempengaruhi segala bidang
kehidupannya. Karena hal ini merupakan kunci keberhasilan dan
kemantapan.

Dengan menerapkan sikap tawazun maka seseorang akan selalu berhati-


hati tetapi tidak takut, sehingga tidak akan terjebak dalam kesulitan atau
permasalahan yang lebih rumit lagi. Tawazun tidak boleh diartikan secara
negatif, sehingga menjadi hambatan dari berbagai aktifitas. Tetapi harus
dimaknai secara positif, sehingga menjadi rambu dan penunutun kepada
kemudahan dalam menjalankan aktifitasnya. Allah berfirman dalam surat
Al Hujurat ayat 6: ‫يأيها الذين أمنوا إن جاءكم فاسق بنب´´ل فت´´بينوا أن تص´´يبوا قوم´ا بجهال´ة‬
‫فتصبحوا على‬

‫ ما فعلتم ليمين‬Artinya: Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu


orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.

1 ‫الحجرات‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Ayat ini secara jelas memberi petunjuk, bahwa segala informasi yang
masuk sebelum seseorang melangkah atau memutuskan, maka hendaknya
dikaji kebenaran informasi itu. Dengan demikian seseorang tidak akan
terjebak

pada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang itu menyesal.

Nahdlatul Ulama dalam menetapkan segala ketetapannya selalu mem


pertimbangkan terlebih dahulu segala aspek yang melatarbelakangi
masalah itu. Setiap bahtsul masail dalam menetapkan suatu hukum,
Nahdlatul Ulama mengkaji berbagai pendapat para ulama, di samping
mempertimbangkan kuat tidaknya pendapat itu, juga dipertimbangkan
aspek maslahah dan mafsadahnya. Dengan demikian hukum yang
ditetapkan akan benar-benar membawa maslahah bagi kehidupan bersama.

Sikap tawazun ini juga harus bisa diterapkan oleh setiap orang khususnya
warga Nahdlatul Ulama dalam kegiatannya sehari-hari. Umpama seorang
pelajar yang memutuskan utnuk mlanjutkan sekolah, maka perlu terlebih
dahulu mempertimbangkan segala faktor yang berhubungan dengan
kelanjutan sekolah. Apa tujuan utama dari kelanjutan sekolah itu.
Bagaimana kwalitas sekolah yang akan dimasuki. Bagaimana kemampuan
orang tua. Dan sebagainya, sehingga dalam belajar selanjutnya benar-
benar bisa menjadi jaminan kwalitas anak didik di masa yang akan datang.

Meskipun tawazun harus selalu mempengaruhi sikap sseorang, tetapi tidak


boleh menjadi hambatan dalam berbagai aktifitasnya. Seseorang harus
tetap positif, tawazun harus bisa menjadi pendorong untuk maju dan
manyongsong masa depan. Sikap yang demikian harus bisa ditumbuhkan
sejak usia muda sehingga kelak menjadi manusia yang bisa diharapkan
pada masanya.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
E

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

artinya mengajak ( ‫ ) االم´´ر ب´´المعروف و النهي عن المنكر‬Armar Ma'ruf Nahi


Munkar kepada kebaikan dan mencegah akan kejelekan. Maksudnya
mengajak dan mendorong perbuatan-perbuatan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan duniawi dan ukhrowi, serta menolak dan mencegah segala hal
yang dapat merugikan, merusak, merendahkan, dan menjerumuskan nilai-
nilai kehidupan.

Amar makruf nahi munkar harus menjadi sikap keseharian Nahdlatul


Ulama dan warganya baik secara organisasi maupun pribadi-pribadi. Amar
makruf nahi munkar juga harus menjadi gerakan yang terus menerus
dalam segala aspek kehidupan, dan di manapun berada. Ketetapan dan
aktifitas Nahdlatul Ulama selalu didasari dengan amar makruf nahi
munkar. Begitu pula warga Nahdlatul Ulama dalam ucapan dan tingkah
lakunya juga bernafaskan amar makruf nahi munkar.

Pelaksanaan amar makruf nahi munkar ini harus didasari dengan tawassuth
I'tidal, tasamuh, dan tawazun. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kepada kejahatan tidak boleh sekehendaknya sendiri, apalagi memaksakan
kehendak. Tetapi harus melihat situasi dan kondisinya. Menggunakan cara
dan metode yang tepat, dan mempertimbangkan segala aspek yang ada.
Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 125:

‫أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظ´´ة الحس´´نة وج´´ادلهم ب´´التي هي أحس´´ن إن رب´´ك ه´´و أعلم بمن‬
‫ ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين‬-

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya. Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.

Ayat ini mengandung pelajaran, bahwa Allah memerintahkan untuk selalu


ber-amar makruf nahi munkar. Kemudian dijelaskan pula beberapa cara
ber-amar makruf nahi munkar dengan melihat berbagai hal yang melatar
belakanginya dan juga sasarannya. Sehingga ajakan kepada jalan Allah itu

benar-benar bisa diterima. Nahdlatul Ulama selalu mengedepankan sikap


amar ma'ruf

nahi munkar dalam

seluruh kegiatannya, utamanya yang bersinggungan langsung dengaan


masyarakat. Artinya seluruh kegiatan organisasi diupayakan untuk
mendorong masyarakat menjadi lebih baik, dan mencegah masyarakat
untuk berbuat kejelekan.

Kegiatan simpan pinjam yang dibiasakan dilakukan oleh Nahdlatul Ulama,


atau organisasi keluarganya di tingkat ranting, selalu dilandasi dengan
sikap amar ma'ruf nahi munkar. Amar ma'ruf artrinya mengajak
masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat
dengan memberikan modal. Karena dengan pemberian pinjaman yang
mudah dan lunak, akan menjadikan usaha masyarakat semakin cepat untuk
maju dan berkembang lebih baik, tanpa banyak hambatan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Dalam pergaulan sehari-hari, apapun kedudukan seseorang, baik sebagai
pedagang, petani, pegawai, guru, murid dan sebagainya dalam pergaulan
sehari-hari harus selalu mengedepankan sikap amar ma'ruf nahi munkar.
Pada saat jual beli umpamanya, si penjual mempersilakan pembeli untuk
memilih, agar pembeli merasa puas, harga pun ditentukan sampai ada
kesepakatan bersama. Hal ini bisa mendorong baik penjual maupun
pembeli untuk selalu berbuat baik, dan terhindar dari kejelekan. Sikap
amar ma'ruf nahi munkar inilah harus selalu dikedepankan pada aspek dan
aktifitas yang lain.

Rangkuman

1. Sikap kemasyarakatan adalah: sikap yang dibentuk oleh setiap pribadi


atau bersama dalam hubungannya dengan orang lain.

2. Sikap kemasyarakatan Nahdlatul Ulama terdiri dari; (a). Tawassuth wal


I'tidal, sikap tengah dan tegak lurus, (b). Tasamuh atau toleran, (c).
Tawazun artinya keseimbangan. dan (d). Amar ma'ruf nahi munkar,
mendorong kebaikan dan mencegah keburukan 3. Nahdlatul Ulama dan
warganya baik dalam berorganisasi, maupun beraktivitas secara individu
harus selalu melandasi diri dengan sikap tawassuth-l'tidal, tasamuh,
tawazun, dan amar ma'ruf nahi munkar.

4. Dengan membiasakan sikap tawssuth-I'tidal, tasamuh, tawazun, dan


amar ma'ruf nahi munkar, dalam kegiatan sehari-hari, maka kehidupan
masyarakat akan lebih tentram. dan terhindar dari permusuhan, dan selalu
terdorong untuk menjadi lebih baik.
F

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Kegiatan

Mari Berlatih

Jawablah Pertanyaan Berikut!

a. Apa artinya sikap kemasyarakatan ? b. Jelaskan pengertian tawassuth


yang l'tidal!

c. Apa perbedaan antara toleran dan mengalah? d. Apa di antara


keuntungan seseorang yang bersikap tawzun? e. Tulislah ayat yang lain
yang memerintahkan seseorang beramar makruf nahi

munkar!

Tugas

1. Bentuklah kelompok 4-5 anak. 2. Identifikasikan suatu kegiatan yang


diselenggrakan oleh perkumpulan,

atau perorangan 3. Tentukan sikap yang

melandasi kegiatan tersebut

4. Tulis hasil identifikasi kegiatan sesuai tabel berikut!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Sikap

Tawassuth, I'tidal

Tasamuh

Tawazun

Amar ma'ruf nahi

munkar

Penjelasan

Nama (bentuk) kegiatan


Pelajaran 8

Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Keagamaan Dan Dakwah

Menjelaskakn peranan dan khidmah Nahdlatul Ulama di bidang


keagamaan dan dakwah

A Mari Renungkan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Lailatul Ijtima', menghidup-hidupkan malam 15 qamariyah dengan
kegiatan lailatul Ijtima' NU sebagai salah satu sarana dakwah NU di
masyarakat.

Aktifitas Dakwah NU

Bentuk aktifitas dakwah dilingkungan NU

1. dakwah bil lisan (pengajian rutin, ceramah agama, majlis taklim, dll)

2. dakwah melalui media cetak dan elektronik 3. dakwah melalui kegiatan


seni budaya

4. dakwah melalui pendekatan budaya (tradisi)

ebagai jam'iyah diniyah, Nahdlatul Ulama didirikan dengan tujuan untuk


memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran
Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan menganut sistem bermadzhab.
Nahdlatul Ulama memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam urusan
keagamaan. Langkah dan kegiatannya selalu disesuaikan dengan ajaran
agama. Sehingga sejak berdirinya Nahdlatul Ulama meningkatkan
kegiatan dakwah Islamiyah dalam upaya membina mental keberagamaan
umat. Bagi Nahdlatul Ulama kegiatan memberikan bimbingan keagamaan
kepada umat merupakan tugas utama yang tidak boleh diabaikan.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Pada masa-masa awal berdirinya, Nahdlatul Ulama memanfaatkan segala
kemampuannya untuk menjaga kemurnian faham keagamaan yang
diyakininya, yaitu Islam yang mengikuti salah satu madzhab empat.
Nahdlatu Ulama menyebarluakan pandangan-pandangan yang benar
kepada seluruh masyarakat. Dengan memperkuat akidah, serta
membimbing cara-cara melaksanakan syari'at Islam. Upaya ini diwujudkan
dalam setiap kesempatan, baik yang langsung dilaksanakan dalam kegiatan
organisasi, maupun para ualama secara pribai-pribadi.

Dalam kegiatan Lailatul Ijtima' umpamanya, yang dilaksanakan setiap


tanggal 15 bulan Qamariyah, selain acara mendoakan para pendahulu yang
telah meniggal, kegiatan itu juga selalu diisi dengan tanya jawab masalah
masalah kegamaan. Seluruh warga mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang masaah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari,
utamanya dalam pelaksanaan ibadah. Para Kiai yang memimpin acara itu,
akan memberikan jawabannya. Dan bila membutuhkan jawaban yang lebih
mendalam, maka pertanyaan itu akan dibawa kepada forum bahtsul masail,

yang juga dilaksanakan secara rutin, di berbagai tingkatan organisasi.


Pengajian rutin dan pengajian umum yang dilaksanakan dalam berbagai
acara, tidak berhenti dilaksanakan dan diikuti oleh berbgai kalangan.
Utamanya pada saat itu adalah untuk membentengi ajaran modernesasi

yang anti madzhab. Upaya para ulama ini tiak hanya dilewatkan melalui
kegiatan organisai, tetapi juga acara-acara yang dilaksanakan langsung
oleh warga ketika mempunyai hajat. Sehingga seluruh lapisan masayrakat
benar-benar merasakan bagaimana peran Nahdaltul Ulama dalam menjaga
dan membimbing masayarakat melaksanakan kehidupan beragama.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Ketika Nahdlatul Ulama menjadi Partai Politik kegiatan-kegiatan dakwah
ini juga tetap bisa berjalan dengan baik. Kyai-kyai di pesantren, masjid,
dan langgar tetap secara rutin membina kehidupan masyarakat. Nahdlatul
Ulama melalui lailatul ijtima', dan pengajian-pengajian umum tetap
bersemarak. Hanya saja pada saat itu terbentur masalah-masalah politik.
Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama banyak lebih tertarik dengan masalah
politik, sehingga seringkali masalah keagamaan menjadi terbengkalai.

Akan tetapi setelah kembalinya Nahdlatul Ulama ke Khitthah 1926,


kegiatan dakwah Islamiyah lebih banyak ditingkatkan. Nahdlatul Ulama
lebih banyak berkonsentrasi dalam dakwah Islamiyah. Kegiatan-kegiatan
yang semula lebih banyak berupa dakwah billisan, mulai dikembangkan
dengan cara-cara lain. Terobosan barupun banyak ditempuh.

Ulama dan kyai-kyai muda NU mulai bermunculan dengan wawasan baru


di bidang keagamaan, seperti: K.H. M. A. Sahal Mahfudz, K.H. Musthafa
Bisri, K.H. A. Muchith Muzadi, K.H. Malik Madani, M.A., Drs. Masdar
Farid, Dr. Said Aqil, dan sebagainya, yang selalu mengadakan seminar-
seminar, pengkajian masalah-masalah kegamaan, sehingga lahirlah
gagasan-gagasan baru, seperti metode pengambilan keputusan hukum
syar'i, tinjauan agama terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi,
lingkungan hidup dan lain-lain.

Di sisi lain Bahtsul Masail yang sudah menjadi tradisi Nahdlatul Ulama
sejak lahirnya mulai dikembangkan dengan metode-metode
seminar/halaqah. karena sasarannya semakin komplek, dalam hal ini
muncul pakar-pakar Bahtsul Masail, seperti K.H. Imron Hamzah, K.H.
Yusuf Muhammad, K.H. Aziz Masyhuri, K.H. Rodli Sholeh, K.H. Ma'ruf
Amin, dan Dr. Agil Munawar Sehingga menghasilkan kompilasi Hukum
Islam, Hukum Bursa Efek, Hukum Asuransi, dan sebagainya..

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Kegiatan pengembangan keagamaan lebih dapat berkembang karena
didukung oleh lahirnya cendekiawan-cendekiawan NU yang sangat
produktif dalam menulis, seperti: Slamet Efendi Yusuf, Arifin Junaidi,
Ahmad Baghja Choirul Anam, dan lain-lain. Tulisan-tulisan cendekiawan
NU tersebut banyak dimuat dalam majalah, buku, artikel, maupun surat
kabar. Dan juga didukung dengan dibentuknya Lajnah Ta'lif wan Nasyr,
yaitu perangkat Nahdlatul Ulama yang menangani masalah penulisan,
penerjemahan dan penerbitan buku.
Rangkuman

1. Nahdlatul Ulama bertujuan menjaga, melestarikan, danmengembangkan

ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah. 2. Pada masa awal kegiatan


Dakwah Nahlatul Ulama berbentuk, Lailatul

Ijtima', Pengajian rutin, pengajian umum, dan bimbingan secara

langsung.

3. Dewasa ini kegiatan Dakwah Nahdlatul Ulama ditingkatkan dalam


berbagai bentuk, seperti penulisan artikel dan buku, Seminar dan bahtsul
masa'il.

C Mari Berlatih

Tu ugas

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Buatlah laporan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan warga NU di
daerabmu! dengan cara membuat kolom seperti di bawah ini!

No

Nama Kegiatan

Waktu

Acara
Pelajaran 9

Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Pendidikan Dan Iptek

Menjelaskan peranan dan khidmah Nahdlatul Ulama di bidang pendidikan


dan ilmu pengetahuan

Mari Renungkan

UAMNUBK, Pelaksanaan Ujian Akhir Ma'arif Nahdlatul Ulama berbasis


komputer sebagai sebuah aplikasi khidmah NU dibidang pendidikan dan
IPTEK.
B

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Mari Belajar

enurut Nahdlatul Ulama pendidikan dan Ilmu pengetahuan adalah diri


dalam segala bidang kehidupan. Karena itulah Nahdlatul Ulama berikhtiar
untuk meningkatkan usaha pendidikan dan ilmu pengetahuan, baik yang
berhubungan dengan kualitas materi pelajaran, pengelolaan pendidikan,
sistem, maupun sarana-prasarananya.

Lembaga Pendidikan yang dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama sejak


lahirnya adalah pesantren. Dalam sejarahnya yang panjang pesantren telah
banyak memberikan jasa yang sangat besar dalam mencetak kader-kader
ulama, tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama dan kader pemimpin bangsa.

Sistem pendidikan yang berbentuk madrasah dengan sistem pengajaran


klasikal mulai dikembangkan oleh K.H. A. Wahid Hasyim di kota-kota di
luar pesantren, yang mula-mula hanya diajarkan mata pelajaran agama dan
sedikit mata pelajaran umum yang sangat diperlukan seperti ilmu hitung.
Kemudian porsi mata pelajaran umum bertambah sesuai dengan
perekembangan keadaan. Bahkan setelah madrasah masuk dalam sistem
pendidikan nasional ini, porsi mata pelajaran agama semakin berkurang.

Lembaga-lembaga pendidikan berbentuuk madrasah yang didirikan oleh


Nahdlatul Ulama atau warga Nahdlatu Ulama, semula tidak masuk dalam
sistem pendidikan nasional. Madrasah itu diatur sendiri oleh masyarakat,
mulai dari prangkat kurikulum, buku dan kitab acuan, tenaga kependidikan
dan biaya pengelolaan, serta ijazah atau syahadahnya. Pemerintah sama
sekali tidak mencampurinya. Madrasah-madrasah itu diakui oleh
masyarakat dan dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Untuk memperkuat jaingan dan meningkatkan perannya di masyarakat,
Nahdlatul Ulama memberikan pembinaan, dengan penataan menejemen,
peningkatan kwalitas ketenagaan, dan penyediaan perangkat kurikulum,
khususnya terhadap madrasah yang langusng didirikan oleh warga
Nahdlatul

Ulama. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah mulai


menata keberadaan madrasah, sehingga akhirnya madrasah yang asalnya
bukan sekolah formal itu, berubah menjadi madrasah formal dan masuk

dalam sistem pendidikan nasional. Pada perkembangan selanjutnya


Nahdlatul Ulama juga membuka sekolah. sekolah umum seperti, SD,
SMP, SMA, SMK bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini ditempuh karena
tuntutan dan kemajuan ilmu dan teknologi. Madrasah madrasah dan
sekolah-sekolah itu tidak hanya dibuka di kota atau daerah di luar
pesantren-pesantren NU, tetapi juga pesantren-pesantren NU itu sendiri
sengaja menyelenggarakan lembaga pendidikan madrasah dan sekolah
sekaligus. Dengan demikian masyarakat dengan mudah dapat menimba
berbagai macam ilmu pengetahuan, dan ilmu keagamaan.

Untuk menangani kebijakan Nahdlatul Ulama dalam bidang pendidikan


dan pengembangan ilmu pengetahuan ini ada dua perangkat, yang pertama
Rabithah Maahid Islamiah (RMI) yang bertugas mengembangkan pondok
pesantren, dan Lembaga Pendidikan Maarif NU yang menangani
pendidikan di luar pondok pesantren. Dua lembaga inilah yang selalu
berusaha membina dan meningkatkan kwalitas dan keberadaan lembaga-
lembaga pendidikan di lingkungan Nahdlaltul Ulama, baik yang
menyangkut masalah kurikulum, sarana dan ketenagaan.

Usaha pengembangan ilmu pengetahuan ini lebih ditingkatkan lagi setelah


Nahdlatul Ulama mengkonsentrasikan perjuangannya dalam masalah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
sosial dan menanggalkan masalah politik. Peran dan sumbangan pemikiran
dalam menyusun Undang-undang sistem Pendidikan Nasional ditandai
dengan masuknya K.H. Ahmad Shiddiq dalam Badan Pembinaan
Pendidikan Nasional. Perbaikan-perbaikan sistem dan pengelolaan,
pencarian terobosan baru dalam kerjasama di dunia pendidikan sangat
digalakkan, dan muncullah lembaga-lembaga pendidikan NU yang
berkualitas. Tokoh-tokoh NU di bidang perbaikan sistem pendidikan
antara lain: H.M. Thalhah Hasan, KHM. Hasjim Latief, KH Cecep
Syarifuddin, KH.A. Sanusi, A. Ghaffar Rahman dan Chalid Mawardi dan
lain-lain.
Rangkuman

1. Pada masa awal berdirinya, program Nahdlatul Ulama di bidang


pendidikan adalah mengembangkan pesantren dan madrasah yang murni
dari dan untuk masyarakat. 2. Pada masa perkembangannya Nahdlatul
Ulama mendirikan sekolah

sekolah umum dan perguruan tinggi. 3. Nahlatul Ulama berhasil


mengupayakan madrasah masuk dalam sistem

pendidikan nasional. 4. Untuk memberikan pembinaan masyarakat dalam


mengembangkan pendidikan, Nahdlatul Ulama membentuk lembaga
pendndikan maarif NU, dan Rabithah Maahid Islamiyah.

Mari Berlatih

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Tugas

Buatlah data tentang jenis-jenis lembaga pendidikan formal dan non


formal yang dikelola oleh warga NU di daerahmu!! dengan cara membuat
kolom seperti di bawah ini!

No

Nama Lembaga

Alamat

Nama Kepala
Pelajaran 10

Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Kesejahteraan Masyarakat

Menjelaskan peranan dan khidmah Nahdlatul Ulama di bidang


kesejahteraan ma

syarakat

A Mari Renungkan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Snupurwokerto

085 642 5412

Bantuan Dana Pendidikan

NU' Smart

Jazisnu

LAZISNU, salah satu program NU yang berfokus pada peningkatan


kesejahteraan masyarakat.
B

Mari Belajar

康 asalah sosial dan pengembangan masyarakat, serta peningkatan kualitas


hidup juga merupakan garapan utama Nahdlatul Ulama sejak berdirinya.
Oleh sebab itu dalam sejarah perjuangan dan khidmahnya dapat diketahui
peran sertanya dalam usaha mewujudkan kemaslahatan umat. Wujud nyata
dari kegiatan Nahdlatul Ulama di bidang sosial ini antara lain: rumah
bersalin, rumah sakit, klinik keluarga berencana, panti asuhan, koperasi,
lembaga bantuan hukum dan lain-lain.

Dalam masa awal perkembangan Nahdlatul Ulama, K.H. Mahfudz Shiddiq


memelopori berdirinya Syirkah Taawuniyah dan gerakan ekonomi umat

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
serta terumuskannya gerakan mabadi khoiro ummah. Gerakan ini akhirnya
terhenti saat Nahdlatul Ulama sibuk mengurus politik. Maka setelah
kembalinya Nahdlatul Ulama ke khitthah 26, gerakan-gerakan sosial dan
pengembangan masyarakat ini digalakkan kembali, sehingga banyak
terobosan-terobosan baru untuk mengembangkan lembaga-lembaga
kesehatan, kemaslahatan keluarga, pengembangan swadaya masyarakat,
lingkungan hidup, panti asuhan, lembaga keuangan dan sebagainya.
Melalui lembaga-lembaga LKKNU, Lakpesdam NU, LSMNU, YKM dan
lembaga-lembaga non struktural yang lain dalam Nahdlatul Ulama, berupa
bantuan-bantuan proyek, dana simultan, maupun dana bergilir.

Bantuan pengembangan ini, tidak dilepaskan dari kelincahan tokoh-tokoh


dan kader-kader NU yang dapat mengadakan terobosan baru dan
kerjsasama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga
swadaya masyarakat, atau lembaga diluar seperti: Said Budairi, Arif
Mudatsir, Ermalena, Rozi Munir, Asnawi Latif dan sebagainya

Rangkuman

1. Sejak awal berdirinya, Nahdlatul Ulama peduli terhadap kesejahteraan


masyarakat dengan mendirikan Syirkah Taawuniyah dan Gerakan Mabadi
Khoiro Ummah. 2. Pada masa perkembangannya, Nahdlatul Ulama
membentuk Lembaga

Swadaya Masyarakat, Rumah sakit, Koperasi, Perbankan dan sebagainya

untuk meningkatkan kesejahteraan masyaakat.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Mari Berlatih

Tugas ugas

Buatlah daftar kegiatan warga NU dalam bidang kerjasama untuk saling


membantu memnuhi kebutuhan. (seperti, sinoman kematian, santunan
anak yatim, arisan bajatan dll), dengan cara membuat kolom seperti di
bawah ini!

No

Nama Kegiatan

Usaha yang dilakukan


Pelajaran 11

Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Seni Budaya

Menjelaskakn peranan dan khidmah Nahdlatul Ulama

di Bidang Seni Budaya

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Mari Renungkan

ISHARI, seni hadrah menjadi salah satu kesenian bernuansa Islam yang
menasional.

eni budaya merupakan salah satu jenis kegiatan manusia yang tak dapat
dilepaskan dari pengaturan, pengontrolan, dan penilaian agama. Ajaran
Islam memberi nilai terhadap kegiatan seni budaya sebagai sesuatu yang
bersifat mubah. Segala yang bersifat mubah dapat berubah nilainya
menjadi haram, makruh, sunnah, dan wajib, karena ada hal-hal yang
menyertainya, seperti: niat, latarbelakang melakukannya atau akibat yang
ditimbulkannya dan kesesuaiannya dengan ketentuan-ketentuan agama.

Mari Belajar

Atas dasar pemikiran di atas, Nahdlatul Ulama sebagai penganut dan


pembela ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah mempunyai kepedulian
untuk mengembangkan seni budaya sebagai salah satu sarana dakwah.
Usaha ini tampak jelas ketika tahun 50-an NU menyetujui prakarsa H.
Jamaluddin Malik mendirikan LESBUMI (Lembaga Seniman dan
Budayawan Muslim Indonesia). Lembaga ini selain bertugas memelihara
seni dan budaya muslim juga berperan sebagai pencegah berkembangnya
seni budaya yang dikembangkan oleh kelompok LEKRA yang dibentuk
oleh PKI.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Jenis-jenis kesenian yang dikembangkan oleh LESBUMI meliputi: seni
kaligrafi, seni baca Al Quran, seni qasidah rebana, seni teater yang
menampilkan cerita-cerita bernapaskan Islam.

Selain itu seni hadrah yang merupakan seni tradisional yang berkembang
di Indonesia utamanya di Jawa Timur dikembangkan melalui lembaga
ISHARI, sehingga sampai saat ini hadrah semakin meluas bahkan sudah
masuk dalam kesenian nasional.

1. Seni Budaya yang dikembangkan Nahdlatul Ulama adalah seni dan


budaya yang bernafaskan Islam, seperti Qiro'ah, Hadrah, Kaligrafi, teater
dan sebagainya

2. Nahdlatul Ulama membentuk lembaga-lembaga yang membina kesenian


seperti Ishari, Jam'iyatul Qurro' wal Huffadz, Lesbumi, dan semacamnya.
3. Nahdlatul Ulama telah berhasil memasyarakatkan Musabaqah Tilawtil
Qur'an, dan menjadikannya sebagai program nasional.

Rangkuman
C

Mari Berlatih

Tugas

Buatlah daftar kegiatan seni budaya warga NU yang ada di daerahmu,


dengan cara membuat kolom seperti di bawah ini!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
No

Jenis Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Nama Pimpinan

Pelajaran 12

Khidmah Nahdlatul Ulama di Bidang Bela Negara Menjelaskan peranan


dan khidmah Nahdlatul Ulama di bidang bela negara

Mari Renungkan

‫من الوطنين اإليمان‬

Mari Belajar

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Nahdlatul Ulama bukanlah merupakan organisasi politik. Tetapi kelahiran
Nadlatul Ulama tidak hanya dilatarbelakangi masalah-masalah keagamaan
semata, tetapi juga rasa kebangsaan. Oleh sebab itu sejak kelahirannya
Nahdlatul Ulama selalu berperan dalam masalah perjuangan bangsa dan
bela negara. Perjuangan Nahdlatul Ulama dalam masalah ini selalu
disesuaikan dengan perkembangan politik pada masa itu. Sehingga
sepertinya Nahdlatul Ulama ikut berkiprah dalam masalah politik, tetapi
pada hakikatnya hal ini dilakukan Nahdlatul Ulama sebagai rasa tanggung
jawabnya dalam masalah bela negara.

Pada masa penjajahan Belanda, khidmah Nahdlatul Ulama kepada bangsa


diarahkan kepada perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Usaha ini
diwujudkan tidak hanya dalam bentuk perjuangan fisik, tetapi juga dalam
bentuk diplomasi dan pembentengan aqidah bagi masyarakat awam.
Karena tanpa penguatan aqidah terhadap masyarkat awam, maka bujukan
dan rayuan, bahkan paksaan dapat mudah diikuti oleh banga Indonesia,
sehingga motivvasi untuk merdeka akan menjadi lemah.

Untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan


Belanda, Nahdlatul Ulama banyak melakukan lobi dan diplomasi, antara
lain tentang perkawinan di bawah umur yang banyak menyimpang dengan
hukum fiqih. Masalah pengangkatan penghulu, Nahdlatul Ulama meminta
agar Pemerintah Hindia Belanda terlebih dahulu mendapat persetujuan
ulama setempat, dan yang diangkat memenuhi syarat, serta berpegang
pada madzhab empat. Nahdlatul Ulama juga meminta kepada Hindia
Belnda untuk memasukkan kurikuum Agama Islam pada setiap sekolah
umum.

Di samping itu masih banyak lagi tuntutan Nahdlatul Ulama kepada


pemerintah Hindia Belanda, seperti menuntut pencabutan ordonansi guru
yang tidak adil yang condong kepada sekolah-sekolah Nasrani. Tuntutan
penghapusan retribuisi pada penyembelihan hewan qurban. Menuntut
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
dikembalikannya pradilan waris dari landraad ke raad agama. Menolak
wajib milisi dan transfusi darah untuk kepentingan Belanda, menuntut
Indonesia berparlemen dan masih banyak lagi.

Nahdlatul Ulama juga berperan dalam perjuangan fisik melawan penjajah,


dengan ikut berperang mengangkat senjata. Dalam masa-masa perjuangan
fisik ini, hampir semua pesantren sebgai marks tentara, dan hampir semua
santri menjadi pejuang. Mereka berlatih di pesantren dengan diberi
motivasi olehKiai mereka, dan mereka bernagkat berperang dari pesantren.
Perjuangan fisik ini terus berlanjut sampai Indonesia merdeka. Mereka ikut
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan tentara NICA Para
santri yang berjuang mengangkat senjata ini dikordinasikan dan

bergabung dalam lasykar Sabilillah yang dipimpin oleh KH Zainul Arifin

Sedangkan warga Nahdlatul Ulama lainnya juga menggabungkan diri


dalam

barisan Hizbullah yang dipimpin oleh KH Masykur. Dua lasykar ini


berada di bawah kendali para Kiai Nahdlatul Ulama yang membentuk
barisan Mujahidin Semangat berperang ini semakin meningkat ketika
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama secara resmi mengeluarkan resolusi
Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Dimana isi resolusi tersebut antara
lain:

1. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus


1945 wajib dipertahankan,

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
2. Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah, wajib
dibela

dan diselamatkan.

3. Musuh Republik Indonesia tertauama Belanda, tentu akan menggunakan


kesempatan politik dan militer untuk kembali menjajah Indonesia. 4. Umat
Islam tertuama Warga Nahdlatul Ulama wajib mengangkat senjata

melawan Belanda dan kawan-kawnya yang hendak kembali menjajah

Indonesia.

5. Kewajiban tersbut adalah suatu jihad yang menjadi kewajiban bagi tiap-
tiap

orang Islam atau fardlu ain hukumnya.

Lasykar Hizbullah dan Sabillah ini terus dikirim oleh para ulama ke
berbagai front peperangan bersama lasykar-lasykar lainnya seperti BPRI,
PERSINDO, TRIP dan juga TRI yang merupakan angkatan perang
pemerintah. sampai Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit tanggal 5 Mei
1947, membubarkan semua lasykar dan dilebur dalam wadah Tentara
Nasional Indonesia, untuk memudahkan komando. Meskipun sudah
bergabung dengan TNI, eks lasykar Hizbullah dan Sabillah tetap ikut
berperang di bawah komando TNI dalam perang Agresi Belanda I dan II,
dan juga menghadapi pemberontakan PKI di Madiun.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Setelah masa kemerdekaan peran Nahdlatul Ulama dalam bidang bela
negara disesuaikan dengan kondisi saat itu. Meskipun Nahdlatul Ulama
bukan organisasi politik, tetapi kondisi saat itu membutuhkan peran politik
untuk ikut bersama mengisi kemerdekaan. Oleh sebab itu pada muktamar
NU ke-16 di Purwokerto tahun 1946, Nahdlatul Ulama menganjurkan
seluruh warganya untuk masuk menjadi anggota Partai Politik Masyumi.
Akan tetapi dalam perkembangannya, dirasakan bahwa kepemimpinan
Masyuimi lebih didominasi oleh kaum intelektual yang masuk secara
perorangan dan
mengabaikan peran Ulama, maka pada muktamar NU ke-18 di Jakarta
tahun 1950 ditetapkan Nahdlatul Ulama keluar dari Masyumi

Keputusan untuk keluar dari Partai Masyumi secara tegas baru ditetapkan
pada Muktamar ke-19 di Palembang, dan sekaligus menetapkan Nahdlatul
Ulama berubah menjadi partai politik. Hal ini dikandung maksud bahwa di
Indonesia harus ada partai politik, dimana peran ulama sangat menetukan.
Partai Nahdlatul Ulama mendudukkan ulama dalam syuriyah sebagai
pengendali dan penentu kebijakan partai, berbeda dengan Masyumi yang
mendudukkan Masjilis Syuro bukan badan tertinggi, tetapi hanya sebagai
panasihat.

Dengan tampilnya Nahdaltul Ulama sebagai partai politik ini, maka


Nahadltul Ulama bisa berperan dalam roda pemerintahan. Tokoh-tokoh
Nahdlatul Ulama banyak menduduki kursi kabinet, antara lain KH M.Ilyas
sebagai menteri Agama, KH Zainul Arifin sebagai Wakil Perdana Menteri,
Muhammad Hanafiyah sebagai menteri Agraria, dan Mr.Sunaryo sebagai
Menteridalam negeri dan lain-lain.

Pada Pemilu pertama tahun 1955, Nahdlatul Ulama sebagai peserta, tampil
dalam urutan ke-4 dengan mendapatkan 45 kursi, yang sebelum pemilu

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
hanya mendapatkan 8 kursi. Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama yang saat itu
bisa duduk dalam kementerian antara lain KH Idham Khalid sebagai wakil
perdana menteri, KHA Wahib Wahab sebagai menteri agama, yang
kemudian digantikan oleh KH Syaifuddin Zuhri dan terus menerus menteri
Agama ini diduduki oleh Kiai NU sampai dengan Pemilu tahun 1971. Dan
masih banyak lagi menteri dan jabatan pemerintahan yang dipegang oleh
tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama.

Akan tetapi peran politik ini mulai memudar, ketika pemerintah menye
derhanakan partai-partai, dan Nahdlatul Ulama harus berfusi bersama
partai-partai Islam lainnya ke dalam Partai Peratuan Pembangunan.
Semula Nahdlatul Ulama bisa berperan lewat Partai Persatuan
Pembangunan, tetapi sebgaimana di Masyumi, peran para ulama semakin
berkurang. Dan akhirnya Nahdlatul Ulama melalui Muktamar ke-27 1984
di Situbondo menetapkan kembali sebagai Jam'iyah Diniyah Ijtmaiyah
(organisasi sosial Keagamaan), bukan lagi sebagai parpol.

Meskipun Nahdlatul Ulama sudah bukan partai politik lagi, tetapi peran
Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan bangsa, dan membangun negara
tetap aktif. Nahdlatul Ulama dan para ulama terus terlibat mengisi
pembangunan. Peran Nahdlatul Ulama bukan politik praktis lagi, bukan
dengan kekuasaan dan kedudukan, tetapi dengan memberi isi dan nilai
dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan politik.

Peran demikian terus berjalan sampai dengan era reformasi. Dimana pada
era reformasi ini rakyat tidak lagi menghendaki absolutisme oleh yang
mengatasnamakan kekuasaan. Kehidupan berbangsa dan bernegara harus
dikembalikan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Pada era
reformasi terbuka kebebasan bagi warga negara Indonesia untuk
mendirikan partai politik. Warga Nahdlatul Ulama yang pada zaman orde
baru tidak mendapat tempat dan hak yang sewajarnya dalam percaturan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
politik, spontan bangkit dan menunjukkan keinginannya yang kuat untuk
mempunyai partai sendin Di mana-mana timbul pertemuan warga
Nahdlatul Ulama yang mendesak adanya partai yang menjadi wadah
berpolitik bagi warga Nahdaltul Ulama

Bagaimanapun besarnya tekad untuk mendirikan partai sendiri, tetapi


masih meminta kepada PBNU untuk memikirkannya. Hal ini
menunjukkan betapa besarnya rasa keterikatan mereka dengan Nahdlatu
Ulama, dan kepatuhan mereka kepada pimpinan Nahdlatul Ulama.

Sesungguhnya PBNU ingin meminimalisasikan peranannya dalam


pendirian partai bagi warga Nahdlatul Ulama. Tetapi ketika sekelompok
warga Nahdlatul Ulama memprakarsi pembentukan partai dengan
mempersiapkan segala sesuatunya menyatakan mendirikan partai sendiri
bagi warga Nahdlatul Ulama, dan semuanya memohon petunjuk dan
mohon restu kepada PBNU, maka PBNU menuruti permintaan mereka
dengan membentuk timn untuk merumuskan garis-garis yang perlu
diperhatikan oleh partai atau oleh warga Nahdlatul Ulama yang ingin
mendirikan partai.

PBNU berharap hanya ada satu partai bagi warga Nahdlatul Ulama. Hal ini
dimaksudkan supaya kekuatan warga Nahdlatu Ulama tidak terserak-serak.
Tetapi dapat terkumpul menjadi satu. Kebijaksanaan PBNU ini mesti
diterima oleh warga Nahdlatul Ulama.

Melalui pembasan yang intensif, akhirnya PBNU merestui berdirinya satu


partai bagi Warga Nahdlatul Ulama dengan nama 'PARTAI
KEBANGKITAN BANGSA. Partai ini kemudian dideklarasikan pada
tanggal 29 Rabiul Awal 1419 H/23 Juli 1998 M oleh lima ulama atas nama
wara NU, yaitu KH.M. Ilyas Ruhiyat, KH Abdurrahman Wahid, KH.M
Munasir, KH Musthofa Bisri, dan KH Abdul Muchith Muzadi.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
PKB adalah partai yang didirikan oleh warga Nahdlatu Ulama yang
direstul Nahdlatul Ulama. Sebagai Partai PKB mandiri. Tetapi sebagai
kendaraan politik yang dibangun oleh warga Nahdlatul Ulama, tentu diatur
sesuai aspirasi
Nahdlatul Ulama.

Dengan demikian ada tiga pola hubungan antara PKB dengan Nahdaltul
Ulama, yaitu:

1. Hubungan historis kesejarahan, setiap warga Nahdlatul Ulama


menyadari sepenuhnya, bahwa PKB dirintis, didirikan dan direstui oleh
Nahdlatul Ulama 2 Hubungan kultural. Budaya, tradisi berpikir dan
bersikap sebagaimana yang ada dan biasa dilakukan di kalangan Nahdlatul
Ulama.

3. Hubungan aspiratif. Cita-cita, keinginan, program perjuangan, semua

langkah PKB seirama dengan aspirasi Nahdlatul Ulama.

air Cinta Tanah Air (Hubbul Wathan) Oleh: KH Wahab Hasbullah (Pendiri
Nahdlatul Ulama)

‫يا للوطن يا للوطن يا للوطن حب الوطن من اإليمان وال تكن من الحرمان إنهضوا أهل الوطن‬

‫إندونيسيا بيالدي انت عنوان الفخاما كل من يأتيك يوما طامحا يلق حماما‬

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintamu Dalam Imanku Jangan Halangkan Nasibmu Bangkitlah, Hai


Bangsaku...!

Indonesia Negeriku

Engkau Panji Martabatku Siapa Datang Mengancammu 'Kan Binasa


dibawah durimu...!
1. Pada masa penjajahan Belanda Nahdlatul Ulama ikut berperan dalam
bela Negara dalam bentuk, diplomasi dan perjuangan fisik dengan
membentuk lasykr Hizbullah dan Sabillah. 2. Pada masa perkembangan
partai politik, semula Nahdlatul Ulama bergabung dengan Masyumi,
kemudian menjadi partai politik sendiri, dan setelah ada penyederhanaan
partai, Nahdlatul Ulama bergabung dengan Partai Persatuan
Pembangunan, dan kemudian keluar untuk kembali menjadi jam'iyah.

3. Pada masa Nahdlatul Ulama kembali menjadi jam'iyh, peran Nahdlatul


Ulama

dalam bela Negara diwujudkan dalam menisci pembangunan.

Rangkuman

C Mari Berlatih

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Kegiatan

Jawablah Pertanyaan Berikut!

1. Jam'iyah NU mempunyai aktivitas dalam bidang sosial keagamaan?


Sebutkan 3 saja! 2. Siapakah di antara tokoh NU yang sering melakukan
dakwah bil lisan dengan menghadiri berbagai seminar dan ceramah
agama? Sebutkan 3 saja!

3. Jam'iyah NU mempunyai tradisi berdiskusi dan bermusyawarah dalam


menggali hukum dan meningkatkan pemahaman agama. Hal ini adalah
tradisi

para ulama sejak jaman dahulu, apakah kegiatan tersebut? 4. Kitab-kitab


pegangan NU tetap lestari dan dapat dibaca setiap saat baik di pesantren
maupun

di rumah-rumah, lembaga apa yang berkonsentrasi pada pencetakan dan


penerbitan kitab? 5. Kegiatan apa yang dilakukan setiap tanggal 15
Qomariyah di Masjid? 6. Lembaga Pendidikan Maarif adalah salah satu
khidmah NU dibidang? 7. Berikan contoh tentang kegiatan dibidang
kesenian didaerahmu yang mencerminkan

Hizbulloh dan Sabilillah adalah dua lasykar perang milik

kemerdekaan, hal itu adalah wujud dari khidmah?

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
8.

tradisi NU dan khidmah dakwah NU!

NU dimasa perang

Kebesaran NU dan Aspek Pendukungnya Menjelaskan kebesaran Jamiyah


Nahdlatul Ulama dari berbagai aspek

A Mari Renungkan

N ahdlatul Ulama adalah organisasi yang besar, bahkan yang terbesar di


Indonesia. Nahdlatul Uama adalah organisasi yang kuat, yang tidak
tergoyahkan oleh perubahan dan perkembangan, apakah itu perubahan
politik, atau perkembangan ilmu pengetahuan. Visi dan misi Nahdlatul
Ulama sejak didirikannya sampai sekarang dan bahkan sampai kapanpun
akan tetap menjadi arah dari perjuangan Nahdaltul Ulama.

Sesungguhnya Nahlatul Ulama mempunyai akses yang sangat strategis


untuk dapat berperan Kenyataan ini, paling tidak karena tiga alasan.
Pertama: kaum cendikiawan secara maksimal dalam memperjuangkan
ajaran-ajaran Islam.
Nahdlatul Ulama mampu memahami literatur-literatur klasik dalam
perspek kekinian. Sehingga mereka dapat menghilangkan kesan bahwa
literature eratur klasik adalah usang dan tidak sesuai lagi dengan situasi
dan kondis sekarang.

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Alasan kedua, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang populis. Dalam arti
bahwa keanggotaan Nahdlatul Ulama mencakup semua lapisan, mula dari
rakyat jelata sampai kaum terpelajar, dan kalangan elit. Ini merupakan
kekuatan yang sangat besar, yang tidak dimiliki oleh organisasi
kemasyarakatan lainnya.

Sedangkan yang ketiga, adalah kedudukan para ulama dalam Nahdlatul


Ulama mempunyai pengaruh yang luar biasa. Mereka menjadi panutan dan
suri tauladan semua warga Nahdlatul Ulama. Bahkan sebagai konsekuensi
dari prinsip-prinsip ajaran Ahlussunnah wal Jamaah seperti terurai di atas,
maka tumbuhlah faham keulamaan. Maksudnya, selain menganut Imam
Asy'ari dalam bertauhid, mengikuti salah satu dari empat madzhab fiqih
dan menempuh cara-cara yang ditetapkan Imam Abul Qosim Al Junaidi
dalam bertasawuf, masih ada satu lagi yakni keharusan menghormat
kepada ulama dan mengakui kepemimpinan serta otoritasnya.

Pada mulanya, faham keulamaan itu hanya berlaku di kalangan pesantren


dan masyarakat sekelilingnya. Tata hubungan antara santri dengan kyai
dan dengan anggota masyarakat dekat pesantren, penuh simbol kesopanan
yang pada dasarnya pengakuan terhadap kepemimpinan dan otoritas
ulama. Namun dengan lahirnya Nahdlatul Ulama, faham keulamaan ini
semakin menampakkan bentuknya dalam formulasi yang cukup jelas.
Penempatan lembaga Syuriyah pada struktur paling atas dalam
kepengurusan Nahdlatul Ulama merupakan bukti perwujudan faham
keulamaan tersebut.

Hakikat kekuatan Nahdlatul Ulama bukan terletak pada tubuh


organisasinya. kekuatan itu jauh sebelum lahirnya jamiyah Nahdlatul
Ulama, sudah terbentuk berupa budaya yang dianut oleh mayoritas
muslim, Sedangkan para pembentuknya adalah ulama dari pondok

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
pesantren yang hingga kini berperan sebagai pemimpin dan panutan
jamiyah Nahdlatul Ulama. Selagi ulama pesantren ini masih tetap utuh,
maka selama itu pula keutuhan Nahdlatul Ulama tetap terjaga. Sebaliknya,
apabila pisau perpecahan membedah tubuh ulama pesantren, berarti
masalahnya telah menyentuh pada persoalan asas Namun hal ini belum
terjadi selama perjalanan Nahdlatul Ulama sebaga organisasi. Perpecahan
selama ini terjadi hanya berkisar pada masalah organisasi dan bukan
persoalan asas atau prinsip. B Aspek Paham Keagamaan Nahdlatul Ulama

Tujuan Nahdlatul Ulama adalah menegakkan syariat Islam, menurut


paham Ahlussnnah wal Jamaah, yaitu ahli Madzahibil Arba'ah; Hanafi,
Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Ini berarti bahwa produk hukum Islam (fiqih)
dari empat mujtahid tersebut harus dipegang teguh sebagai madzhab
Ahlussunnah wal Jamaah. Dasar pemikiran seperti itu, tentu membentuk
sikap Nahdlatul Ulama di dalam memahami dan mengamalkan ajaran
Islam, yaitu dengan jalan berkonsultasi kepada literatur produk imam
empat, atau kitab-kitab yang datang kemudian tetapi mendasarkan
keabsahannya kepada imam yang empat.

Cara berkonsultasi (bermadzhab atau berfiqih) itu sendiri, menggunakan


istilah memeriksa, menyelidiki dan kemudian berpedoman pada keteran
gan-keterangan ulama mujtahid. Ini berarti bermadzhab bukan lalu
menelan mentah-mentah pendapat para mujtahid yang termaktub dalam
kitab-kitab tersebut, melainkan terlebih dulu dikaji, diteliti, bahkan
mungkin dipertim bangkan dengan kondisi, diikuti dan dipegang teguh
sebagai landasan berpijak warga Nahdlatul Ulama.

Dalam rangka kerja mengkaji, memeriksa, dan mempertimbangkan produk


hukum yang telah diputuskan, mungkin perlu diubah lantaran kondisi dan
persyaratan yang melatarbelakangi mengalami perubahan, sudah barang
tentu diperlukan keterampilan mempergunakan metodologi penyusunan
pemikiran hukum, yang tertuang dalam "Undang-Undang Hukum Fiqih"
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
atau "Kaidah-Kaidah Hukum Fiqih" atau "Qawaidul Fiqhiyah" yang
pertama kali disistematikakan oleh Imam Syafi'i (Bapak Ushul Fiqih).
Kaidah ini merupakan penentu bagi bentuk keputusan hukum yang akan
diambil.

Pengkajian masalah-masalah hukum di lingkungan Nahdlatul Ulama lazim


"Bahsul Masail Diniyah" (pembahasan berbagai masalah keagamaan).
Forum ini merupakan forum musyawarah (bisa juga: diskusi) untuk
mengambil keputusan hukum suatu masalah, yang kemudian dijadikan
pegangan bagi warga Nahdlatul Ulama di semua tingkatan. Bisa juga
forum musyawarah itu disebut ijma' ulama Nahdlatul Ulama (konsensus
ulama NU) yang sekaligus menampilkan ciri khas Nahdlatul Ulama dalam
pengambilan keputusan yaitu jalan "konsensus" atau kesepakatan.

Uraian di atas memberikan dua buah kesan cukup kuat dalam kaitannya
dengan paham madzhab di lingkungan Nahdlatul Ulama. Pertama: bahwa
memegang teguh salah satu dari empat madzhab, bukan berarti menelan
mentah-mentah madzhab itu sendiri tanpa memasaknya terlebih dahulu,
melainkan dikaji, kemudian dipegang teguh sebagai dasar berpijak. Ini
berarti memilih yang terbaik di antara yang baik. Kedua: bahwa proses
pengambilan keputusan dengan jalan konsensus ternyata cukup efektif
bagi menjaga keutuhan jamiyah Nahdlatul Ulama dari ancaman
perpecahan. Sebab dengan mengakomodasikan beberapa pendapat yang
saling berbeda pandangannya terhadap suatu masalah, sama halnya dengan
meniadakan pihak yang dirugikan. Sungguhpun pada saatnya nanti akan
ketahuan bahwa yang benar itu mesti "satu". Dengan demikian,
bermadzhab adalah sistem yang akomodatif dan aspiratif, yang
berpengaruh terhadap kebesaran dan keutuhan Nahdlatul Ulama.

Bermadzhab bagi para ulama pengasuh pesantren, para ulama Nahdlatul


Ulama adalah suatu masalah sangat penting dan prinsip. Memang, para
pendiri, pendukung, dan warga Nahdlatul Ulama seluruhnya adalah orang-
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
orang bermadzhab. Untuk menjadi anggota Nahdlatul Ulama disyaratkan
menganut salah satu madzhab empat: Hanafi, Syafi'i, Hambali, Maliki.

Kaum nahdliyin (warga NU) menyadari dirinya menganut madzhab,


mengikuti Al Quran dan Al Hadits tidak secara langsung. Tetapi melalui
penafsiran, pendapat, dan pengembangan pendapat yang digali oleh imam-
imam madzhab (pakar-pakar agama penganut suatu madzhab). Sistem
bermadzhab adalah satu-satunya sistem yang menjaring diketemukannya
ajaran/hukum dari Al Quran dan Al Hadits dengan benar.

Bermadzhab pada dasarnya berarti mengikuti hukum-hukum yang diambil


oleh imam madzhab atau ashabnya yang meliputi qaul dan wajah. Model
bermadzhab seperti inilah yang dimaksud dengan madzhab qauli atau
madzhabfi al ahkam wa al furu'.

Kemudian apabila dalam madzhab ternyata tidak diketemukan qaul atau


wajah yang dapat dijadikan pijakan untuk menjawab suatu masalah. maka
alternatifnya adalah berpijak pada "bermadzhab" secara manhaji atau
bermadzhab fil qowaid wal ushul. Konsekuensinya seseorang iltizam
(mengambil hukum) dengan satu madzhab tertentu, kendatipun disadari
bahwa intiqolul madzhab (pindah madzhab secara bertanggung jawab,
tidak karena hawa nafsu) dan mengambil pendapat dari madzhab lain tidak
dilarang. Maka dengan sistem bermadzhab ini Nahdlatul Ulama menjadi
fleksibel, toleran dan akomodatif terhadap berbagai pandangan dan
pendapat dan ini juga menjad faktor penentu bagi kebesaran dan
keberhasilan Nahdlatul Ulama dalam perjuangannya. CAspek Kekuatan
Tradisi

Yang dimaksud tradisi dalam pembahasan ini adalah tingkah laku atau
kebiasaan atau aturan-aturan tidak tertulis, yang dipegang teguh oleh para
kyai NU baik dalam kehidupan berorganisasi maupun kehidupan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
bermasyarakat, sebagai konsekuensi dari ajaran agama yang mereka
pelajari dan ajarkan Atau yang oleh Prof. Dr. Kuntjoroningrat
dikatagorikan "wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya", yaitu wujud ideal
dari kebudayaan yang sifatnya abstrak, yang lokasinya "dalam alam
pikiran" manusia warga masyarakat.

Tradisi menghormati dan menempatkan kedudukan ulama yang dianggap


paling senior pada posisi paling atas, secara tidak disadari telah dirintis
jauh sebelum lahirnya NU. Tradisi semacam itu sangat memungkinkan
terpeliharanya kekompakan, keutuhan, dan terhapusnya ancaman
perpecahan serta kemungkinan rebutan kedudukan.

Tradisi semacam itulah yang merupakan salah satu kekuatan Nahdlatul


Ulama. Sebab dengan tradisi itu saling hormat menghormati, saling
meminta nasihat dan fatwa kepada yang senior dapat tumbuh dengan
subur. Dan berarti juga menyuburkan bagian dari ajaran Islam.

Faktor lain yang tidak boleh dilupakan dalam melihat pilar-pilar kekuatan
Nahdlatul Ulama adalah faktor nasab atau jaringan kekeluargaan dan
keturunan. Baik yang lahir langsung sebagai keturunan maupun melalui
perjodohan pasangan yang diprakarsai para kyai.

Sudah mentradisi di antara para kiai Nahdlatul Ulama untuk mendekatkan


hubungan kekeluargan melalui perkawinan putera-puteri atau sanak
familinya. Bahkan tidak sedikit terjadi pada diri seorang santri pondok
yang pintar dijodohkan dengan puteri kyai. Perjodohan pasangan itu untuk
memelihara hubungan kekerabatan dan kekeluargaan serta mempersiapkan
kaderisasi. Para santri yang diambil menantu kyai biasanya dipersiapkan
sebagai pengganti untuk memimpin pesantren. Atau hasil perkawinan itu
akan menumbuhkan tokoh muda yang kemudian mendirikan pesantren di

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
daerah lain, yang sudah tentu akan menambah jumlah pengikut umat
Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama. Uraian di atas menggambarkan
bahwa NU merupakan keluarga besar.

yang bukan hanya diikat oleh tali ideologi Islam Ahlussunnah wal Jamaah
dan

aturan-aturan organisatoris, melainkan juga diikat rapat oleh tali


kekeluargaan

dan persaudaraan. Sudah barang tentu tali pengikat itu merupakan faktor

penting bagi keberhasilan Nahdlatul Ulama. Sebab melaksanakan


kewajibanjamiyah Nahdatul Ulama bukan semata-mata melaksanakan
kewajiban organisatoris, tetapi juga termasuk melaksanakan kewajiban
keluarga. Rasa takut memiliki lebih dari lainnya anggota organisasi dan
kesetiaannya pun kepada Nahdlatul Ulama sama halnya kesetiannya
kepada keluarga. Pilar kekuatan berupa nasab inilah yang hanya dimiliki
Nahdlatul Ulama, tidak pada yang lain.

Dari uraian tentang basis massa, basis ulama dan tradisi serta nasab
menjadi pilar kekuatan Nahdlatul Ulama, dapat diambil pengertian bahwa
kekuatan itu merupakan rangkaian yang tidak terputus-putus satu dengan
lainnya saling berhubungan bagaikan rantai yang berfungsi memperkuat
ketahanan Nahdlatul Ulama. yang

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Aspek Kepemimpinan

Yang dimaksud ulama dalam pembahasan ini adalah kyai dalam sebutan
masyarakat Jawa, atau istilah Jawa. Yaitu sejumlah orang yang mendapat
gelar dari masyarakat karena keahliannya di bidang agama Islam, memiliki
atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab-kitab klasik
kepada para santrinya.

Apabila dalam pembahasan terdahulu banyak menyinggung keberhasilan


Nahdlatul Ulama baik ketika menjadi jamiyah maupun sewaktu menjadi
partai politik, maka keberhasilan itu karena ditopang oleh pilar kekuatan
yang berupa ulama.

Kepemimpinan ulama dalam struktur organisasi, merupakan salah satu


pilar penyangga keberhasilan Nahdlatul Ulama. Penempatan ulama pada
Majelis Syuriyah (Dewan keagamaan yang mempunyai kekuasaan
tertinggi) merupakan legitimasi pentingnya peranan ulama dalam
menentukan arah organisasi Nahdlatul Ulama, selain itu pula
memanifestasikan ketaatan warga Nahdlatul Ulama terhadap para ulama.

Basis ulama dalam struktur kepemimpinan formal yang diatur oleh tatanan
formal organisatoris, dan norma-norma non formal berupa ikatan-ikatan
nilai agama maupun nilai-nilai moral itu, cukup menopang keberhasilan
Nahdlatul Ulama, khususnya ketika berwujud partai politik. Di saat
beberapa partai politik mengalami kekalahan drastis dalam pemilihan
umum 1977, justru Nahdlatul Ulama tetap berjaya menunjukkan
kebesarannya.

Keberhasilan itu tentu saja karena komitmen kepemimpinan ulama,


sehingga pilar kekuatan NU berupa basis ulama benar-benar efektif dalam

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
melaksanakan fungsinya sebagai penopang keberhasilan NU. Makanya,
idedasar NU kembali ke Khitthah 1926 tiada lain adalah menempatkan
ulama sebagai panutan dan pemimpin utama dengan mengambil aspek
sosial keagamaan, dakwah, dan pendidikan.

Aspek Keanggotaan (Basis Jamaah)

Nahdlatul Ulama mempunyai basis masa pondok pesantren, Nahdlatul


Ulama lahir darinya, tentu saja mempunyai pondok pesantren. Basis masa
Nahdlatul Ulama yang satu ini umumnya terdapat di pedesaan. Tetapi
bukan berarti menolak kenyataan adanya beberapa pesantren di daerah
perkotaan atau justru menjadi titik pertemuan antara kegiatan industri
dengan pertanian maupun perkebunan, seperti di Jombang. Kediri,
Krapyak (Yogyakarta), Kaliwungu (Semarang), Rembang, dan Kudus. Di
daerah-daerah tersebut terdapat kegiatan industri gula, perkebunan
tembakau, pabrik rokok, dan kehutanan. Dengan demikian tidak seluruh
pondok pesantren mesti berada di daerah pedesaan.

Hubungan antara kyai dengan santri pondok tidak ubahnya seperti


hubungan antara kyai dengan masyarakat sekelilingnya, yang
mensyaratkan ketaatan dan kepatuhan, sehingga keberadaan ulama
merupakan pencerminan masyarakat yang dipimpinnya. Dengan kata lain,
ulama merupakan sentral kekuatan yang sekaligus berfungsi sebagai kunci
stabilitas.

Lekatnya hubungan antara ulama - santri - masyarakat sekelilingnya,


merupakan faktor penentu bagi keberhasilan NU baik ketika menjadi
jamiyah maupun partai politik. Dengan kata lain, basis masa pondok

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
pesantren merupakan pilar (tiang) kekuatan NU yang kokoh dan
mengakar.

Rangkuman

Sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan memiliki kelebihan


dibanding dengan organisasi masyarakatan lainnya, antara lain;

dengan sistem bemadzhab.

1. Di bidang keagamaan NU mengikuti faham Ahlussunnah wal jamaah 2.


Nu mempunyai tradisi keilmuan yang berkesinambungan dari sumber

utamanya melalui sistem sanad (periwayatan yang tidak terputus) 3.


Dibidagn kepemimpinan NU adalah jam'iyah diniyah ijtima'iyah yang
menempatkan ulama sebagai pimpinan tertingginya. 4. Nahlatul Ulama
mempunyai dua jalur keanggotaan, yaitu Jam'iyah

(organisasi) dan Jamaah (ideologi).


C U Kompetensi

Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!

maupun Dalam Khitthah NU telah dirumuskan beberapoa sikap


kemasyarakatan yang berfung sebagai pedoman bagi pemimpin dan warga

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
NU dalam..., baik secara individu dalam berorganisasi. Tidak termasuk
isian yang benar pada titik-titik tersebut yaitu

Tidak berpihak kecuali kepada yang benar dan yang harus dibela",
begitulah di antara pengertian dari salah satu sikap kemasyarakatan NU:

a. berfikir b. bersikap

c. bercita-cita d. bertindak

a. Tawassuth b. I'tidal

c. Tasamuh d. Tawazun

Ketika salah seorang tokoh NU mencalonkan diri sebagai Kepala

3. NU harus....

a. mendukung sang calon secara all out b. mengerahkan warganya untuk


mendukung sang calon

c. memecatnya dari keanggotaan NU d. netral tanpa mengerahkan


warganya

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
4. Sebagai pelaksana kebijakan PCNU dan MWC NU untuk daerahnya
yaitu

a. PWNU b. PCNU

c. MWC NU d. Pengurus Rantging NU

Dalam satu sisi, NU harus mendukung warganya untuk menjadi pemimpin


masyarakat. Tapi dalam sisi lain....

a. harus mendorong warganya untuk dukung mendukung b. tetap tidak


akan terlibat dalam kegiatan politik praktis c. harus berpihak kepada
Parpol pendung sang calon d. harus bertanggung jawab atas kegagalan
sang calon

6. Warga NU yang maju dalam pencalonan jabatan publik harus .... a.


menyatakan keluar dari keanggotaan NU

b. secara tegas mengaku sebagai warga NU

c. menyembunyikan identitas ke-NU-annya d. melepaskan diri dari


kepengurusan NU

7. "Mengerti dan menghargai sikap, pendirian, maupun kepentingan pihak


lain, tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri", begitulah pengertian
dari salah satu sikap kemasyarakatan NU yang disebut dengan ..... a.
Tawassuth

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. Itidal c. Tasamuh

d. Tawazun

Daerah, maka Jam'iyah

2.

5.
8. Tidak termasuk pengertian dari sikap Tasamuh yaitu.... a. bersedia untuk
berbeda pendapat

9.

b, tidak memaksakan suatu keyakinan c. siap mental jika pendapatnya


tidak diikuti orang lain

d. selalu mengikuti pendapat orang lain Dalam bertasamuh, NU selalu


menerima perbedaan, tetapi tetap berprinsip..... a. bahwa pendapat pihak
lain itu adalah salah

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. hanya pendapatnya-lah yang paling benar c. memegang ajaran
Ahlussunnah wal Jamaah d. lebih baik mengalah dalam beda pendapat

10. Tidak termasuk sikap positif dalam berdiskusi yaitu a. menjaga


ketertiban dan ketenangan b. memehami pendapat yang berbeda-beda

c. berusaha memadukan semua pendapat d. tidak perlu mengeluarkan


pendapat

11. Tidak termasuk pengertian Tawazun yaitu

a. pandai-pandai menimbang

b. memperhitungkan berbagai faktor c. berspekulasi tentang untung rugi

d. memproporsionalkan berbagai faktor

12. Tidak termasuk yang senantiasa dikembangkan oleh NU dalam setiap

Masa-il yaitu ....

a. mengkaji berbagai pendapat dari para ulama b. hanya menggunakan


kitab kuning sebagai refrensi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. mempertimbangkan kuat tidaknya suatu pendapat d. mempertimbangkan
madlarat dan mashlahahnya

13. Bersikap Tawazun bukan berarti.... a. memperlambat keputusan

b. berani menanggung risiko c. banyak pertimbangan

d. memperhatikan situasi

14. Amar Ma'ruf Nahi Munkar bukan berarti.

a. himbauan dan penolakan

b. memaksakan kehendak c. mencegah siswa nyontek

d. peraturan dan tata tertib

15. Tidak termasuk rangkaian penerapan sikap Amar Ma'ruf

jual beli yaitu ....

....

....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
forum Bahtsul

Nahi Munkar dalam transaksi

a. si penjual menawarkan barang dagangannya dengan jujur dan simpatik


b. si penjual mempersilakan si pembeli untuk memilih agar si pembeli
merasa puas c. harga ditentukan berdasarkan kesepakatan

d. si pembeli menawar harga seminim-minimnya

16. Semua langkah dan kegiatan NU selalu disesuaikan dengan .....

a. tradisi setempat

b. budaya lokal

c. situasi dan kondisi d. ajaran Agama


17 Pada masa-masa awal berdirinya, NU menyebarluaskan pandangan
pandangan yang bene

kepada masyarakat dengan.

a mengembangkan teknologi tepat guna

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. menggalang pembentukan Partai Politik

memperkuat aqidah dan membimbing cara-cara pelaksanaan syariat Islam


d. mendanai para kiyai agar lebih fokus pada kegiatan yang diagendakan
oleh NU 18. Selain acara mendoakan para pendahulu yang telah
meninggal, kegiatan Lailatul ima

juga diisi dengan acara.... a. hiburan yang digemari oleh masyarakat b.


selamatan oleh seorang kiyal secara bergiliran

c. tanya jawab masalah-masalah keagamaan

d. khataman Al Qur'an dari pagi hingga sore

umat yang merupakan agenda utama Jam'iyah NU menjadi terbengkala

19. Urusan keagamaan dan disebabkan karena....

a. minimnya dana dan fasilitas yang dibutuhkan b. banyaknya tokoh NU


yang lebih tertarik urusan politik

c. para kiyai lebih suka mengurusi pesantrennya d. para kiyai tidak ahli
dalam urusan organisasi

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
20. Tidak termasuk kiyai muda NU yang bermunculan pasca Muktamar
NU ke-27 di

Situbondo yaitu....

a. K.H.M.A. Sahal Mahfudh

b. K.H. Mushthafa Bisri

c. K.H. Muhith Muzadi d. K.H. Ahmad Shiddiq

Dengan

munculnya sejumlah kiyai muda NU, maka dari NU lahirlah gagasan baru

antara lain seperti

a. pengajian kitab dengan menggunakan fasilitas IT b. metode


pengambilan keputusan hukum Islam

c. terjemah kitab kuning dalam bahasa yang populer d. membuka pintu


Ijtihad yang selama ini tertutup

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
22. Pasca Khitthah, forum Bahtsul Masa-il mulai dikem-bangkan dengan
metode seminar halaqah, maka dalam forum ini telah muncul pakar-
pakarnya. Tidak termasuk di antara mereka yaitu a. K.H. Imran Hamzah

b. K.H. Yusuf Muhammad

c. K.H. Ghazali Masruri

d. K.H. Sayid Agil Munawwar

a Arifin Junaidi b. Ahmad Bagia

c. Khairul Anam

d Ghazali Sa'id

a. Lajnah Falakiyah

21.

23. Pasca Khitthah pula, telah muncul sejumlah cendekiawan NU yang


sangat produktif dalam tulis menulis. Tidak termasuk di antara mereka
yaitu .....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
24. Pasca Khitthah pula, mengingat sudah banyak bermunculan
cendekiawan NU yang sangat produktif dalam tulis menulis, maka
dibentuklah sebuah badan yang secara khusus mengurusi penulisan,
penerjemahan, dan penerbitan buku. Badan tersebut diberi nama
a.lajnah falaiyahb. Lajnah Ta'lif wan Nasyr c. Lembaga Penerbitan

d. Lembaga Darul Kutub

Lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah dengan sistem klasikal mulai


dikembangkan

oleh

25.

a. KH. Abdurrahman Wahid b. K.H. Abdul Wahid Hasyim c. K.H. Munir


Hasyim Lathif d. K.H. Abdul Fattah Yasin

pondok pesantren dengan diberi nama a. Rabithah Ma'ahid Islamiyah

26. Untuk menangani kebijakan NU dalam bidang pendidikan dan


pengembangan ilmu

pengetahuan telah dibentuk dua perangkat, salah satunya bertugas


mengembangkan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
b. Jam'iyatul Qurraa wal Huffadh c. LP Maarif NU

d. Lajnah Tarbiyah wal Ma'arif

27. Salah satu perangkat NU yang bertugas menangani urusan pendidikan


selain pondok

pesantren adalah a. Rabithah Ma'ahid Islamiyah

b. Jam'iyatul Qurraa wal Huffadh c. LP Maarif NU

d. Lajnah Tarbiyah wal Ma'arif

28. Seorang tokoh ulama NU yang masuk dalam Badan Pembinaan


Pendidikan Nasional

adalah....

a. K.H. Ahmad Shiddiq

b. K.H.M.A. Sahal Mahfudh c. Prof. K.H. Ali Yafi

d. Dr. K.H. Thalhah Hasan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Tidak termasuk tokoh NU dalam bidang perbaikan sistem pendidikan yaitu
....

29.

30.

a. K.H. Munir Hasyim Lathif

b. K.H. Cecep Saifullah

c. Drs. A. Ghaffar Rahman d. K.H. Ahmad Shiddiq

Tidak termasuk yang dipelopori K.H. Mahfudh Shiddiq yaitu ....

a. rumusan Gerakan Mabadi Khaira Ummah b. keputusan politik Resolusi


Jihad NU

c. pencanangan Gerakan Ekonomi Umat d. terbentuknya Syirkah


Ta'awuniyah

31. Sangat disayangkan, program NU yang menyentuh kepentingan umat


akhirnya terhenti..

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. gara-gara kedatangan Penjajah Fasisme Jepang b. sepeninggal K.H.
Mahfudh Shiddiq

c. pada saat NU terfokus pada urusan politik d. pada masa rezim Soeharto

b, akibat yang ditimbulkan

32. Segala sesuatu yang bersifat mubah dapat berubah menjadi haram,
makruh, sunnah, atau wajib. Berikut ini yang tidak termasuk faktor
pengubahnya yaitu a. niat / motivasic. sesuai tidaknya dengan ketentuan
Agama d. siapakah yang melakukannya

33. NU sangat peduli untuk mengembangkan seni

a. murni hiburan bagi masyarakat

b. salah satu sarana dakwah

c. hiburan dalam acara Lailatul litima'

d. refreshing setelah acara pengajian

budaya sebagai....

34. NU justru mengembangkan seni budaya yang bernafas yaitu....

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
a. Qira-ah b. Hadrah

c. Teater

d. Sabung

35. Jika pada masa penjajahan, NU ikut berperan aktif dalam masalah-
masalah politik, berarti

NU....

a. juga melakukan kegiatan politik praktis

b. memacu para ulamanya berpolitik praktis c. didirikan sebagai organisasi


politik

d. konsekwen dalam ikut membela negara 36. Pada masa penjajahan,


hampir semua pesantren menjadi....

a. tempat persembunyian tentara

b. markas bagi tentara Indonesia

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
c. hancur karena serangan penjajah d. tempat pengungsian bagi rakyat

37. Semangat berperang melawan penjajah semakin meningkat ketika pada


tanggal 22 Oktober

1945 di Surabaya PBNU secara resmi mengeluarkan ....

a. Deklarasi Nopember b. Resolusi Jihad

c. Deklarasi Surabaya d. Statemen Politik

38. Pada Muktamar-nya yang ke-18 di Jakarta tahun 1950, NU


menyatakan keluar dari

a. Pelaksana Harian

b. Juru Kampanye Pemilu c. Guru Bangsa

d. Penasihat semata

b. K.H. Muhammad Ilyas

c. K.H. Abdul Wahib Wahab d. K.H. Saifuddin Zuhri

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
Partai MASYUMI, karena kepemimpinan MASYUMI lebih intelektual
dan mengubah kedudukan ulama sebagai ....

didominasi oleh kaum

Islam. Tidak termasuk contohnya

39. Semenjak NU menjadi Partai Politik sampai Pemilu tahun 1971,


Kementerian Agama sellalu dipegang oleh tokoh ulama NU. Tidak
termasuk di antaranya yaitu

a. K.H. Idham Khalid


b. Muhammad ilyas
c. Abdul wahib wahab
d. Saifudin zuhri
40. Dalam Muktamarnya yang ke-27 di Situbondo tahun 1984 NU
menyatakan kembali ke jati dirinya sebagai Jam'iyah Diniyah
Ijtima'iyah. Meskipun bukan lagi sebagai partai

politik, namun NU tetap berkhidmah dalam..... a. dukung mendukung


partai yang berasas Islam

b. ikut mengisi kursi parlemen c. perjuangan bangsa dan


pembangunan negara

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
d. persaingan politik secara sehat 41. NU punya akses yang amat
strategis untuk berperan secara maksimal dalam menegakkan

ajaran Islam. Di antara alasannya: karena para cendekiawan NU


mampu mengadapta sikan kitab-kitab kegamaan yang kuno dengan
pemikiran

menghilangkan kesan bahwa .....

a. kitab-kitab tersebut sudah usang b. kitab-kitab tersebut masih


relevan

c. mereka sama sekali tidak gila jabatan

d. politik NU adalah politik kebangsaan 42. Bukanlah salah satu


madzhab Fiqih yang dianut oleh NU yaitu Madzhab....

a. Hanafi

b. Maliki

c. Syafi'i

d. Ja'fari

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
43. Keutuhan Jam'iyah NU sampai sekarang tetap terjaga dari
ancaman perpecahan, antara lain karena ....

a. senantiasa didukung oleh Pemerintah b. setiap pengambilan


keputusan diproses melalui mekanisme musyawarah

c. semua warganya merupakan lulusan / komunitas pesantren

d. selalu beradaptasi dengan budaya lokal

44. Sebagai pilar utama penyangga keberhasilan NU Indonesia


bahkan di seluruh dunia - adalah a. konsistensi NU dalam
mentradisikan musyawarah

b. banyaknya tokoh NU menduduki jabatan publik c. hubungan erat


NU dengan masyarakat pesantren

d. kepemimpinan ulama dalam struktur organisasi

a. sosial keagamaan b. politik kekuasaan

45. Bukanlah salah satu aspek yang yang diperjuangkan NU setelah


kembali ke Khitthah 1926 yaitu ....

c. dakwah d. pendidikan

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII
menjadi ormas Islam terbesar di

modern, sehingga mampuJAWABLAH DENGAN SINGKAT DAN


TEPAT! 46. Sebutkan bentuk kegiatan dakwah NU sebelum dan
sesudah kembalinya ke Khittha 1926!

47. Sebutkan 4 point tentang program NU di bidang pendidikan pada


awal berdirinya dar pada masa perkembangannya! 48. Jelaskan
khidmah NU di bidang kesejahteraan masyarakat pada awal
berdirinya dan

pada masa perkembangannya!

49. Jelaskan peranan NU dalam menyikapi agresi Belanda kedua


dengan tentara NICA-nyal 50. Jelaskan kedudukan ulama di NU!

Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VIII

Anda mungkin juga menyukai