Aswaja 7

PENDIDIKAN
ASWAJA DAN KE-NU-AN
Kurikulum Merdeka
Untuk
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ISLAM BUSTANUL ULUM KETANGGUNGAN
**
Kelas 7
Diterbitkan Oleh :
SMP ISLAM BUSTANUL ULUM

KETANGGUNGAN
Aswaja & Ke-NU-an SMP Islam Bustanul Ulum Ketanggungan .Kelas VII
1
DAFTAR ISI
SEMESTER GANJIL
Bab 1
Proses Perkembangan Islam di Indonesia ....................................................
Sejarah Islam di Indonesia............................................................................
Masuknya Islam di Indonesia........................................................................
Tugas dan Latihan. .......................................................................................
Bab 2
Pondok
Pesantren.......................................................................................................
Karakteristik Pondok Pesantren. ..................................................................
Tugas dan Latihan.........................................................................................
Bab 3
Hubungan Antara Pesantren Dengan Nahdlatul Ulama ....... ......................
Hubungan NU dan Pesantren .......................................................................
Tugas dan Latihan........................................................................................
Bab 4
Kelahiran NU......................................................................... .....................
Mengamati Media.........................................................................................
Proses Kelahiran NU............................................ .......................................
Tugas dan Latihan. .................................................................. ....................
Bab 5
Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama.. ................................................................
Tokoh Kunci dan Pengurus NU Pertama ....................................................
Tugas dan Latihan... ...................................................................................
Bab 6
Program dan Ihtitar NU............................................................ ...................
Pokok-Pokok Program NU ...................................................... .................
Ikhtiar Pilihan Nahdlatul Ulama............................................... ...................
Tugas dan Latihan. .................................................................. ...................
Bab 7
Bacaan Dalam Shalat....................................................................................
Niat Shalat....................................................................................................
Doa Iftitah................................................................................ ....................
Membaca Basmalah. .............................................................. .....................
Bacaan Tasbih........................................................................ ......................
Bacaan Tasbih...............................................................................................
Doa Qunut....................................................................................................
Tugas dan Latihan... ..................................................... ..............................
Uji Kompetensi Semester Ganjil
2
SEMESTER GENAP
Sistem Keorganisasian Nahdlatul Ulama....................................................
Arti Nama dan Lambang Nahdlatul Ulama.. .................... .........................
Tingkat Kepengurusan Nahdlatul Ulama........................... ........................
Struktur Kepengurusan Nahdlatul Ulama....................................................
Sistem Kepengurusan Nahdlatul Ulama. ........................... .......................
Bab 9
Permusyawaratan dalam NAHDLATUL ULAMA ....................................
Sistem Permusyawaratan NU.......................................................................
Tugas dan Latihan ......................................................................................
Bab 10
Keanggotaan NAHDLATUL ULAMA... ...................................................
Keanggotaan NU..........................................................................................
Bab 11
Memahami Hakekat NU. .............................................................................
Visi dan Misi Nahdlatul Ulama...................................................................
Tujuan Nahdlatul Ulama. ............................................................................
Bab 12
Faham Keagamaan NAHDLATUL ULAMA...............................................
Faham Keagamaan NU ................................................................................
Bab 13
Pelaksanaan SHALAT JUM'AT...................................................................
Shalat Jumat..................................................................................................
Uji kompetensi Semester Genap
3
Ilustrasi perdagangan di Selat Malaka.Selat Melaka berada di antara dua daratan besar
yaitu Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia
A. Sejarah Islam di Indonesia

Dalam seminar tentang sejarah masuknya agama Islam ke
Indonesia di Medan (17-120 Maret 1963) disepakati bahwa Islam
untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada tahun 561M atau
abad ke-7 Masehi/30H. Akan tetapi proses Islamisasi nampaknya
mengalami percepatan antara abad ke-12 s/d 16 M. Diperkirakan
bahwa pada abad-abad tersebut Islam telah tersebar dan berkembang
ke berbagai daerah di Indonesia, diterima sebagai agama resmi oleh
mayoritas rakyat dan penguasa serta telah membentuk masyarakat
muslim Bahkan di beberapa daerah telah berdiri kerajaan-kerajaan
Islam, seperti; kerajaan Samudera Pasai di pesisir utar.,mma pulau
Sumatra dan kerajaan Demak di pulau Jawa.
4
B. Masuknya Islam di Indonesia
Makam Siti Fatimah Binti Maimun salah seorang tokoh yang menyiarkan agama
Islam di Jawa. Dia berasal dari Kedah.Makam Siti Fatimah Binti Maimun termasuk situs
yang disebut dengan Pasucinan. Makam ini terletak di Desa Leran, Kec. Manyar, kab.
Gresik. Jawa timur
Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang

Gujarat(India) lalu di ikuti oleh pedagang arab dan Persia(Iran).
Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat
mereka berlabuh di seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika
islam masuk ke indonesia di abad ke 7 , karena pada abad tersebut
terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka.
Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti
penyebaran di tanah jawa yang di lakukan oleh para walisongo.
Merekalah sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan islam
dengan cara pendekatan sosial budaya.Di jawa islam masuk melalui
pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya makam Fatimah binti
Maimun bin Hibatullah.Di Mojokerto juga telah di temukannya
ratusan makam islam kuno. Di perkirakan makam ini adalah makam
para keluarga istana Majapahit.
5
Proses islamisasi di Indonesia berlangsung secara damai dengan
cara-cara yang bijakansana, lemah lembut dan tanpa kerasan Pada
taraf permulaan saluran islamisasi adalah perdagangan.Kesibukan lalu
lintas perdagangan antara Arab-India dan Cina melalui selat Malaka
sejak abad ke-7 M. melibatkan saudagar muslim turut ambil bagian
dalam aktivitas perdagangan dari negeri negeri bagian barat tenggara
dan timur benua Asia. Kedatangan mereka ke Indonesia meramaikan
kota-kota dagang sebagai pusat aktivitas perekonomian yang pada
akhirnya mendukung perkembangan agama Islam. Keadaan ekonomi
perkotaan yang baik memungkinkan terselenggaranya pembangunan
masjid dan pusat-pusat pengajaran Islam serta kegiatan-kegiatan
dakwah Islam yang dipelopori oleh para penguasa.
Proses Islamisasi salanjutnya dilakukan oleh sebuah misi para
guru agama. Di antara mereka adalah
1. Syaikh Ismail dan Makkah yang datang ke Pasai dan berhasil
mengislamkan raja Merah Silau yang kemudian bergelar "Malik al-
Shaleh”
2. Sayyid Abdul Aziz, seorang Arab dari Jeddah yang berhasil
mengislamkan penguasa Malaka (Sekarang salah satu kab di NTT)
3. Syeikh Abdullah al-Yamani datang dari Makkah dan berhasil
mengislamkan para penguasa dan penduduk kedah(malaysia).
Setelah masuk Islam, penguasa di Kedah selanjutnya berganti gelar
dengan "Sultan Mudhaffar Syah.
4. Syekh Abdullah Arif dari Makkah yang berhasil mengislamkan
penduduk Aceh.
Selain itu ada pula para mubaligh yang lebih khusus
peranannya di bidang tasawuf,Kedatangan mereka ke Indonesia
diperkirakan pada abad ke-13 M. Penyebaran Islam melalui ajaran
tasawuf ini lebih mudah diterima oleh bangsa Indonesia, terutama bagi
mereka yang sebelumnya telah memiliki dasar-dasar ajaran kebatinan.
Hal itu disebabkan oleh sifat-sifat dan sikap kaum sufi yang lebih
kompromistis dan penuh kasih sayang.
6
Di samping para muballigh dari luar negeri, juga banyak
mubaligh Islam dari Indonesia sendiri yang menyebarkan agama Islam
ke seluruh daerah kepulauan di Indonesia. Misalnya, dakwah
Islamiyah yang dilakukan oleh Wali Songo yang berhasil
mengislamkan masyarakat pesisir utara Pulau Jawa (jawa timur)
Dalam berdakwah Wali songo tidak banyak menggunakan

metode ceramah. tetapi lebih menakankan pendekatan langsung
dengan obyek dakwah melalui berbagai macam cara (multi metode),
seperti mendirikan pondok pesantren,akulturasi budaya dengan
mengislamkan tradisi yang telah berkembang dan menjadi milik
masyarakat,menjadikan unsur-unsur budaya lokal sebagai media
dakwah, menulis cerita dan membuat model-model permainan yang
mendasarkan agama Islam, serta mengubah alur dan lagu yang disertai
alunan musik tradisional yang menjadi kegemaran masyarakat, seperti
gending, gamelan dan lain-lain.
Dari paparan di atas jelas bahwa proses Islamisasi di Indonesta
berlangsung dengan cara damai dan dengan menggunakan berbagai
metode yang salah satunya diperkenalkan melalui proses pendidikan
dan pengajaran. Pendidikan dan pengajaran Islam dilakukan secara
praktis dan dimulai dari hal hal yang paling mudah,materi
pembelajaran di mulai dari pengenalan rukun iman, kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan rukun Islam, cara beribadah yang
benar dan cara membaca al-Qur-an baik di bidang aqidah, fiqih
maupun tasawuf/akhlak.
Hal ini dapat dilihat dari kitab-kitab salaf yang menjadi bahan
ajar utama di pondok pesantren yang semuanya adalah karangan para
ulama bermadzhab.Dalam bidang aqidah kitab-kitab yang diajarkan
adalah karangan para ulama Asy'ariyah, bidang fiqih kitab-kitab
karangan ulama madzhab Syafi'l (Syafi'iyah) dan di bidang tasawuf
kitab-kitab karangan Imam al-Ghazali dan ulama tasawuf
sunni(ahlussunah wal jama’ah) lainnya..
“Ajaran Islam yang pertama kali dikembangkan di Indonesia adalah
ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah dengan sistem
7
madzhab, baik di bidang aqidah, fiqih/syariat maupun
akhlak/tasawuf”.
Rangkuman
1. Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M atau abad
pertama Hijriyah. Akan tetapi proses Islamisasi mengalami
percepatan antara abad ke-12 s/d 16 M.
2. Proses Islamisasi di Indonesia berlangsung secara damai, dengan
cara-cara yang bijaksana, lemah lembut dan tanpa kekerasan.
3. Dakwah Islamiyah di Indonesia dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam cara dan pendekatan, antara lain melalui kegiatan
pendidikan
4. Lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia adalah, surau,
meunasah/madrasah dan pondok pesantren. Dari ketiganya yang
bertahan sampai sekarang adalah pondok pesantren
5. Adapun ajaran Islam yang pertama kali dikembangkan di Indonesia
adalah ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah dengan
sistem madzhab, baik di bidang aqidah, fiqih maupun
tasawuf/akhlak.
D.Tugas dan Latihan
Jawablah Pertanyaan Berikut!
1. Pada tanggal 17-29 Maret 1863 di Medan pernah diadakan seminar
tentang….........................
2. Seminar menyepakati bahwa Agama lalam pertama kali masuk ke
Indonesia pada abad……H atau abad…...... M
3. Proses Islamisasi berkembang dengan cepat pada abad…...... M
4. Beberapa kerajaan ada yang sudah menerima agama Islam, bahkan
ia menjadi kerajaan Islam, seperti kerajaan…..............….. dipesisir
utara pulau Sumatra dan kerajaan……..................di Pulau Jawa
5. Pada abad 13 M telah dating muballigh yang lebih khusus
peranannya di bidang………...................
6. Dalam berdakwah Wali songo tidak banyak menggunakan metode
ceramah, tetapi lebih menekankan pendekatan dengan obyek
dakwah seperti mendirikan pondok pesantren,…………dan….......
8
Tugas
1. Sebutkan nama-nama walisongo !
No Nama asli Nama sebutan Wilayah dakwah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
9
A.Pondok Pesantren
Secara harfiyah, pesantren berasal dari kata dasar "santri" yang
mendapat awalan "pe" dan akhiran "an", sehingga berbunyi
"pesantrian yang berarti tempat tinggal santri. Sedang menurut istilah
yang dimaksud dengan pesantren adalah: "Lembaga pendidikan untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dengan demikian diketahui
bahwa pesantren didirikan dengan tujuan utama "Ta faqquh fiddin"
(mendalami ilmu-ilmu agama).
Tidak diketahui secara persis kapan untuk pertama kalinya muncul
istilah pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Namun diperkirakan bahwa pesantren telah ada abad ke-15 M dan
yang dianggap sebagai pendiri pesantren pertama adalah Maulana
Malik Ibrahim(sunan gresik)
B.Mengamati Pondok Pesantren
10
C.Karakteristik Pondok Pesantren
Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren
memiliki lima elemen dasar, yaitu;
1. Kyai; Dalam dunia pesantren, kiai adalah sosok yang memiliki
beragam peran, dari peran sebagai pengelola, pengawas,
pengendali, hingga peran sebagai pembimbing utama jalannya
kemajuan dan pengembangan pesantren.
Disamping itu, kyai dipandang sebagai figur sentral yang
segala ucapan, perbuatan dan tingkah lakunya dijadikan sebagai
soko guru oleh umat. Dalam sistem kepemimpinan pesantren, kyai
merupakan tokoh utama, sekaligus penentu maju mundurnya
pesantrean yang dipimpinnya.
2. Santri; adalah: para siswa yang mengikuti kegiatan pendidikan
secara teratur di pesantren. Pada umumnya santri berkeinginan
mempelajari ajaran Islam secara mendalam di bawah bimbingan
kyai.Mereka dikenal berpola hidup sederhana, hormat dan tawadlu
kepada kiai.
Santri dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu santri mukim dan
santri kalong. Santri mukim adalah santri yang berdatangan dari
tempat-tempat yang jauh yang tidak memungkinkannya untuk
pulang-pergi dari rumah ke pesantren. Maka dia memilih untuk
bertempat tinggal di pesantren (mondok) untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan oleh ukuran tahun, tetapi berdasarkan kitab yang
dibaca dan dipelajarinya. Sedangkan santri kalong adalah santri
yang berasal dari daerah sekitar pesantren yang mengikuti
pendidikan dengan cara pulang pergi antara rumah dengan
pesantren.
3. Asrama; Di pesantren asrama memiliki fungsi ganda, yakni
sebagai tempat hunian para santri sekaligus tempat belajar. Kedua
fungsi ini merupakan sifat dasar pesantren yang menekankan
pendidikan agama dan kehidupan bersama (kolektif) dalam satu
kelompok belajar dan berdampingan secara seimbang. Kehidupan
kolektif ini ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara
11
santri dengan kyai yang hidup dalam satu komplek asrama dimana
para santri menganggap kiai sebagai orang tuanya sendiri
4. Masjid; Di pesantren masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dan
aktivitas belajar-mengajar. Gabungan kedua fungsi ini
meniscayakan penetapan waktu belajar-mengajar di pesantren yang
selalu dikaitkan dengan waktu shalat, misalnya pengajian sesudah
shalat Shubuh, sesudah shalat Ashar dan sesudah shalat Maghrib.
Di samping itu, para santri juga mengfungsikan masjid sebagai
tempat muthala'ah (membaca ulang dan menghalal) pela jaran, dan
bahkan sebagian santri ada yang memilih tidur di masjid pada
malam hari.
5. Pembelajaran kitab salaf;Oleh masyarakat pesantren (kiai, ustadz
para santri) kitab salaf dipandang sebagai alasan pokok munculnya
pesantren Oleh sebab itu, dalam tradisi pesantren kualitas
pengetahuan seseorang ditentukan berdasarkan jumlah kitab yang
telah pernah dipelajarinya dan kepada kyai mana ia mengaji.
Biasanya pembelajaran kitab kuning dimulai dari kitab kecil
(mabsuthat) yang berisi teks ringkas dan sederhana, baru kemudian
dilanjutkan dengan kitab sedang" (mutawassithat) Dilihat dari
kandungan ilmu yang dipelajari, kitab kitab yang menjadi bahan
ajar meliputi: Nahwu, sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadis Nabi, tafsir
al-Qur-an, akidah, akhlak dan beberapa kitab tentang sejarah
Islam.Akan tetapi,tidak semua pesantren seragam dalam
menentukan bidang ilmu (fan) yang diajarkan.Beberapa pesantren
menentukan fokus kajian sebagai karakteristik (kekhususan)nya
sesuai bidang ilmu (fan) yang ditentukan oleh kyai pendirinya, dan
keadaan mesyarakat sekitarnya.
Hal dimaksudkan untuk memudahkan para santri yang
berkeinginan mendalami secara khusus satu fan (cabang ilmu)
untuk memilih pesantren tertentu sesuai bidang yang
diminati.Pesantren ini biasa dikenal dengan "pesantren takhassus",
yakni pesantren yang menekuni cabang-cabang ilmu tertentu,
seperti, takhasus ilmu alat (nahwu, sharaf, bayan, badi dan lain
lain), ilmu fiqih/ushul fiqih, ilmu qi ratul Qur'an, ilmu
tafsir/hadis,ilmu tasawuf dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran,
12
di pesantren dikenal metode pembelajaran yang menjadi ciri
khasnya dan telah berkembang dalam kurun waktu yang lama,
yaitu,
a) Metode Sorogan, yaitu, belajar secara individual atau kelompok
kecil,di mana santri berhadapan dengan seorang guru dan terjadi
hubungan saling mengenal diantara keduanya. Proses
pembelajaran dilakukan seorang demi seorang dan ada
kesempatan tanya jawab antara santri dengan kyai/ustadz.
b) Metode Bandongan, yaitu metode belajar dengan ceramah yang
diikuti sejumlah besar santri.Metode ini juga dikenal dengan
istilah "wetonan (Jawa waktu), karena pembelajaran kitab
dilakukan pada waktu-waktu tertentu yaitu sebelum atau sesudah
jamaah shalat fardlu.
c) Metode/batsul masail halaqah, yaitu, metode belajar dengan
mendiskusikan isi kitab untuk memperdalam pemahaman.
Metode halaqah biasanya di peruntukkan bagi santri senior dan
ustadz dalam kelas musyawarah.
Selain kelima elemen dasar pesantren terurai di atas, sistem
pendidikan pesantren telah melahirkan lima nilai utama yang
membedakannya dengan sistem pendidikan lainnya, yang biasa
dikenal dengan "Panca Jiwa Pesantren", yaitu:
1. Jiwa keikhlasan atau ketulusan bekerja untuk tujuan-tujuan
bersama (kolektif) yang tidak didorong oleh keinginan memperoleh
keuntungan tertentu, tetapi semata-mata demi ibadah kepada Allah.
Jiwa keikhlasan ini terbentuk oleh suatu pandangan bahwa
kehidupan ini secara keseluruhan sebagai kerja peribaaton (al-
hayatu laluha ibadah) Pandangan hidup "sarwa ibadah in lah yang
membentuk suatu keyakinan bahwa peruatan baik pasti di balas
oleh Allah dengan balasan yang baik atau bahkan mungkin lebih
baik.
2. Jiwa kesederhanaan tetapi agung Maksudnya, jiwa kesederhanaan
yang mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati, serta
penguasaan din dalam menghadapi berbagai kesulitan. Di balik
jiwa kesederhanaan da ter kandung jiwa yang besar, yang berani
13
menghadapi segala permasalahan kehidupan, tuntutan dan
perkembangan zaman.
3. Jiwa persaudaraan (ukhuwah) sebagai perwujudan dari suasana
kehidu pan sehari-hari yang akrab baik antara santri dengan kiai
dan ustadz, mau pun antara sesama santri Perbedaan suku, bahasa
adat istiadat, kekayaan tidak menjadi penghalang dalam jalinan
persaudaraan di antara semua penghuni pesantren yang didasan
oleh keluhuran nilai-nilai ajaran Islam
4. Jiwa kemandirian yang tidak terbatas pada kemampuan mengurus
persoalan-persoalan pribadi, tetapi lebih jauh kesanggupan dalam
membentuk kemandirian pesantren yang tidak suka
menggantungkan diri pada bantuan dan belas kasihan pihak lain
5. Jiwa bebas dalam memilih jalan hidup dan menentukan masa
depan dengan sikap yang optimis menghadapi segala problematika
kehidupan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam.
Karakteristik yang dimiliki oleh pondok pesantren sebagaimana
terurai di atas menjadi pedoman dasar sekaligus sikap dan perilaku
para ulama pesantren dan pengikutnya dalam kehidupan sehari-han
baik dalam bidang agama maupun kemasyarakatan yang kemudian
diejawantahkan dalam organisasi Nahdlatul Ulama sebagai wadah
perjuangan dan pengabdian para ulama pesantren dan pengikutnya
Rangkuman
1. Pondok pesantrean adalah: Lembaga pendidikan untuk mempelajri,
memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari
2. Sebagai lembaga pendidikan pesantren memilik lima elemen dasar,
yaitu Kyai santri, asrama, masjid mushalla dan pembelajaran Kitab
Kuning
3. Pesantren memiliki tata nilai yang dikenal dengan panca jiwa
pesantren yaitu;(a)Jawa keikhlasan, (b). Jiwa kesederhanaan tetapi
agung (c) Jiwa ukhuwah Islam jah (d) Jiwa kemandirian, dan e.Jiwa
bebas dalam memilih jalan hidup dan menentukan masa depan.
D.Tugas dan Latihan
14
1. Lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia adalah…..
2. Lembaga pendidikan untuk mempelajari memahami, mendalami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari
disebut…
3. Pondok pesantren memiliki 5 elemen dasar yaitu…..
4. Di pesantren dikenal 3 metode pembelajaran yang khas yaitu……
5. Sebutkan Panca jiwa pesantren, yaitu…..
6. Pesantren Tahassus yaitu……
7. Metode sorogan yaitu ……..
8. Metode Bandongan yaitu........
9. Metode Halaqah yaitu…….
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
15
Tugas
Carilah informasi mengenai pondok pesantren bustanul ulum
karangmalang ketanggungan ,wawancara,internet, buku, dll), tentang
sejarah,nama, pengasuh, lembaga pendidikan (sekolah) yang ada di
dalamnya, jumlah santri, tahun berdiri.
Isikan data yang kamu peroleh, dalam tabel berikut!
DATA PONDOKPESANTREN BUSTANUL ULUM
Nama Pesantren
Nama Pengasuh
Tahun Berdiri
Alamat
Lembaga Pendidikan
(sekolah)
Sejarah Berdiri
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
16
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17
Kh Salim Asmu’i .Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Karangmalang-
Ketanggungan
A.Hubungan NU dan Pesantren

Sebagaimana sih diuraikan dalam bab terdahulu bahwa
pesaantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang
berperan bagi pusat penyebaran sekaligus pendalaman agama Islam
bagi pemel secara lebih terarah. Dari pesantren inilah lahir suatu
lapisan masyarak dengan tingkat pemahaman ajaran Islam yang utuh.
Hubungan antara Nahdlatul Ulama dan pondok pesantren itu
ibarat kam dan air Keduanya tidak dapat dipisahkan. Apabila
menyebut NU kote me ingat pondok pesantren dan demikian pula
sebaliknya.
Mengapa demikian?
Karena pesantren adalah induk yang melahirkan Nahdlatul
Ulama.Bahkan sering dikatakan bahwa pesantren adalah "NU Kecil”
yang menjadi basis kekuatan "NU Besar (NU Jariyah) Artinya, Kyai
,ustadz, santri, dan berbagai unsur lain dalam pesantren merupakan
penentu kekukuhan dan kekokoh NU sepanjang sejarah Pesantren
adalah rumah NU yang sejak awal didirikan dimaksudkan sebagai
18
wadah pejuangan para ulama dan pengikutnya umum membina syiar
Islam dan membangun kehidupan yang Islami. Karena itu wajar jika
dikatakan bahwa Nahdlatul Ulama itu adalah organisasinya
masyarakat pesantren.
B.Mengamati Media
C.Hubungan NU dan Pesantren

Hubungan antara Nahdlatul Ulama dengan pondok pesantren
setidaknya dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut.
1. Kesamaan tujuan yaitu melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah
wal jamaah yang merupakan materi pokok pengajaran agama di
pondok pesantren. Bahkan pesantrean diakui sebagai benteng
pertahanan Islam ahlussunnah wal Jama'ah melalui kegiatan
pembelajaran kitab-kitab salaf, baik akidah, fikih maupun
tasawwuf yang ditulis oleh para ulama madzhab, terutama
madzhab Syafi'i yang merupakan tujuan pokok berdirinya
Nahdlatul Ulama, yaitu, memelihara, melestarikan,
mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan
Ahlussunnah wal Jama'ah dengan menganut salah satu madzhab
empat.
19
2. Nahdlatul Ulama didirikan oleh para ulama pesantren yang
sebelumnya sudah memiliki kesamaan-kesamaan dalam
wawasan keagamaan yang meliputi pandangan, sikap dan tata
cara pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam,
bahkan sampai kepada tingkah laku sehari-hari Kesamaan-
kesamaan tersebut menjadi salah satu pendorong didirikan
Nahdlatul Ulama sebagai wadah perjuangan para ulama
pesantren dan pengikutnya, serta mempersatukan langkah para
ulama pondok pesantren di dalam mengembangkan tugas
pengabdiannya.
3. Pola kepemimpinan dalam Nahdlatul Ulama sama dengan pola
kepemimpinan di pondok pesantren yang terpusat pada kyai. Jika
di pondok pesantren kiai memiliki kedudukan sangat
menentukan, maka di dalam Nahdlatul Ulama dikenal pengurus
Syuriyah yang terdiri dari para kiai/ ulama selaku pimpinan
tertinggi. Penempatan kyai/ulama dalam posisi tertinggi dalam
kepemimpinan Nahdlatul Ulama, karena mereka adalah mata
rantai pembawa paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
4. Pengaruh yang dimiliki oleh para kyai pengasuh pondok
pesantren dilingkungan masyarakatnya juga menjadi kekuatan
pendukung bagi Nahdatul Ulama. Basis massa (anggota) yang
dikenal dengan sebutan "kaum santri" menjadi salah satu pilar
penyangga kekuatan Nahdlatul Ulama. Dikatakan demikian
karena para santri berada di bawah bimbingan para ulama
pesantren yang mendirikan Nahdlatul Ulama, sehingga dengan
mudah dan cepat masuk menjadi anggota Nahdlatul Ulama.
Perlu diketahui bahwa hubungan antara seorang ulama
dengan santrinya tidak terputus dengan selesainya proses
belajar-mengajar di pesantren. Hubungan batin dan silaturrahim
antara ulama dengan santrinya berlangusng terus, bahkan
hubungan ini terjalin juga antara keluarga kiai dengan keluarga
santrinya. Hubungan yang bersifat maknawi ini lebih bermakna
dari pada hubungan formal keorganisasian, sehingga seorang
20
kiai ulama Nahdlatul Ulama bukan saja kiainya warga NU,
tetapi juga kianya masyarakat.
Rangkuman
1. Antara Nahdlatul Ulama dan pondok pesantren itu ibarat ikan dan
air. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
2. Pesantren adalah rumah NU yang sejak awal didirikan sebagai
wadah perjuangan para ulama.
3. Hubungan antara Nahdlatul Ulama dengan pondok pesantren dapat
dilihat dan beberapa aspek sebagai berikut:
a. Tujuan untuk melestarikan ajaran Islam berh aluan Ahlussunnah
wal Jamaah
b. Nahdlatul Ulama didirikan sebagai wadah per juangan para
ulama pesantren dalam mengembangkan tugas pengabdiannya di
masyarakat,
c. Pola kepemimpinan yang berpusat pada kiai ulama
d. Masyarakat santri sebagai pendukung dan penyangga kekuatan
Nahdlatul Ulama
D.Tugas dan Latihan
1. Jelaskan maksud dari pernyataan bahwa “pesantren adalah rumah
NU” !
2. Jelaskan kesamaan tujuan antara pesantren dengan NU!
3. Mengapa pesantren disebut sebagai cikal bakal berdirinya NU?
4. Buatlah uraian tentang kesamaan pola kepemimpinan NU dan
pesantren !
5. Mengapa Ulama atau Kiai ditempatkan pada posisi tertinggi dalam
kepengurusan NU?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
21
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
22
A.Mari Renungkan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan dakwah Islam
yang berperan sebagai pusat pengajaran dan penyebaran Islam
sekaligus pendalaman agama bagi pemeluknya secara terarah.
Pengajaran di pondok pesantren yang bersumber pada kitab kitab salaf
merupakan media pelestarian dan pengamalan ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah. Pemikiran para ulama bermadzhab
dipelajari, dipraktikkan dan dilestarikan sehingga menjadi amaliyah
yang berurat dan berakar dalam masyarakat. Dari sinilah lahir suatu
lapisan masyarakat dengan tingkat kesadaran dan pemahaman ajaran
Islam yang utuh dan benar dan berlangsung sepanjang zaman
semenjak masukknya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh para wali
dan habaib.
B.Mengamati Media
23
C.Proses Kelahiran NU
Pada permulaan abad ke-19 Masehi muncul gerakan yang
mengaku sebagai pembaruan Islam di Minangkabau, Sumatra Barat
yang dipimpin oleh Haji Miskin dan kawan-kawan sekembalinya dari
Makkah Gerakan mereka serupa dengan aliran Wahabi yang
berkembang di Saudi Arabia. Dalam mengenalkan gagasan
pembaruannya, mereka menerapkan jalan kekerasan sehingga
menyebabkan terjadi perang saudara yang dikenal dengan sebutan
"Perang Padri”.
Gerakan pembaruan ini terus berkembang dengan membawa
semboyan pemurnian ajaran Islam dari segala bentuk bid'ah dan
khurafat. Mereka mengecam penganut madzhab dan menentang
amaliyah amaliyah keagamaan, seperti ziarah kubur, tahlilan, berkirim
doa kepada orang yang meninggal dunia dan membaca shalawat Nabi.
Mereka tidak segan-segan membicarakan ma salah-masalah khilafiyah
yang sebenarnya sangat merugikan persaudaraan antara sesama
muslim.Sementara itu pada tahun 1924 terjadi perubahan politik di
Saudi Arabia. Abdul Azis bin Saud, pengikut aliran Wahabi berhasil
merebut kekuasaan dari Syarif Husen di kota Suci Makkah. Peristiwa
ini selain menandai terjadinya perubahan politik, juga pergeseran
dalam aspek keagamaan, karena sejak itu aliran Wahabi menjadi
faham keagamaan yang resmi pada Kerajaan Saudi Arabia .
24
Perubahan tersebut sangat berpengaruh di Indonesia, sehingga
kelompok pembaru merasa mendapat siraman semangat baru untuk
lebih gencar mendebatkan masalah-masalah khilafiyah. Mereka sadar
bahwa hal itu akan merusak ukhuwah Islamiyah. Akan tetapi hanya
dengan cara itulah mereka dapat menunjukkan jati dirinya di tengah-
tengah masyarakat.
Inilah yang kurang dapat diterima oleh para ulama pesantren. Bagi
mereka di saat-saat penjajahan Belanda harus dihadapi dengan
kekuatan bersama, persatuan dan persaudaraan umat Islam lebih
penting dari pada mendebatkan masalah-masalah khilafiyah yang
tidak akan ada ujung pangkalnya. Karena itu, bagi yang suka terhadap
suatu hukum tertentu disilahkan mengamalkannya dan bagi yang tidak
suka harus menghormatinya. Antara kedua belah pihak tidak perlu
saling mencela atau mencaci, karena yang diperdebatkan hanyalah
masalah-masalah cabang (furu') yang tidak akan mengurangi
kemurnian pengamalan ajaran agama.
Seruan para ulama pesantren untuk mempererat persaudaraan dan
menghentikan perdebatan masalah khilafiyah itu tidak memperoleh
tanggapan positif dari kelompok pembaru. Ketegangan antara kedua
belah pihakpun sulit dihindari, terutama setelah Raja Ibnu Saud
mengundang umat Islam Indonesia untuk menghadiri Muktamar
Dunia Islam di Makkah. Untuk keperluan tersebut pada bulan Agustus
1925 diadakan kongres al-Islam ke-4 di Yogjakarta dan pada bulan
Februari 1926 diselenggarakan kongres Al-islam di Bandung Kedua
kongres itu dikuasai oleh kelompok Islam modernis, dan bahkan
sebelum konggres Bandung mereka telah mengadakan pertemuan
terbatas di Cianjur yang salah satu keputusannya menetapkan delegasi
yang akan dikirim, yaitu: H.O.S.( Hadji Oemar Said) Tjokroaminoto
(Sarikat Islam) dan KH. Mas Mansur (Muhammadiyah). Kongges
Bandung hanya dimaksudkan untuk mengesahkan keputusan Cianjur
tersebut.
Karena Kongres Bandung tidak melibatkan unsur ulama pesantren
sebagai utusan, maka melalui KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai
25
juru bicaranya mengusulkan agar penguasa baru di Saudi Arabia tetap
menghormati amaliyah keagamaan dan pelaksanaan ajaran madzhab
empat yang dianut oleh masyarakat setempat.Usulan inipun ditolak
oleh kelompok pembaru dan bahkan mereka sepakat mendukung
pelaksanaan paham Wahabi di Hijaz.
Menghadapi sikap keras kelompok pembaru tersebut, para ulama
pesantren sepakat membentuk panitia khusus guna memerjuangkan
aspirasi mereka mempertahankan berlakunya ajaran Islam Alussunnah
wal Jamaah di Hijaz (Jeddah-Makkah-Madinah). Sesudah persiapan
matang, maka pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan
tanggal 31 Januari 1926 M atas izin KH Hasyim Asya'ri, diadakan
pertemuan di rumah KH. Abdul Wahab Hasbullah Jalan Kertopaten
Surabaya.
Dalam pertemuan tersebut disepakati dua keputusan penting,
sebagai berikut,
1) Meresmikan dan mengukuhkan Komite Hijaz dengan masa kerja
sampai delegasi yang diutus menemui Raja Ibnu Saud kembali ke
tanah air.
2) kedua Membentuk jamiyah (organisasi) sebagai wadah persatuan
ulama dalam tugasnya sebagai pemimpin umat yang diberi nama
"Nahdlatul Ulama" artinya Kebangkitan Ulama.
Tentang Komite Hijaz disepakati untuk mengirim delegasi di luar
Komite Khilafat yang terdiri dari KH. Abdul Wahab Hasbullah dan
Syekh Ghanaim Al Misri. Delegasi ini diberi tugas untuk menghadap
langsung kepada Raja Ibnu Saud menyampaikan permohonan agar
diberlakukannya kemerdekaan bermadzhab di negeri Hijaz pada salah
satu dari madzhab empat dan tetap diramaikannya tempat-tempat
bersejarah bagi para jamaah haji.
Delegasi Komite Hijaz diterima oleh Raja Ibnu Saud pada tanggal
13 Juni 1928 Dalam pertemuan tersebut Raja memberi tanggapan
sangat positif terhadap tuntutan yang disampaikan. Raja juga memberi
26
jawaban tertulis kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan
Nomor 2082 Tanggal 24 Dzulhijjah 1346 H. Dalam surat tersebut
Raja Ibnu Sa'ud menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi jamaah
haji melaksanakan amaliyah keagamaan di Baitullah Al Haram dan
setiap orang diberi kebebasan mengikuti madzhabnya masing masing.
Dari uarain tersebut jelas bahwa pembentukan Komite Hijaz yang
memperoleh hasil gemilang dalam perjuangannya itu merupakan satu
paket dengan kelahiran Nahdlatul Ulama.Mereka yang duduk dalam
Komite Hijaz adalah para ulama yang mendirikan jamiyah Nahdlatul
Ulama. Tujuan yang diperjuangkannya merupakan inti dari tujuan
kelahiran NU yaitu terwujudnya masyarakat Islam berdasarkan faham
Ahlussunnah wal Jamaah.
Rangkuman
1) Di antara faktor yang melatar belakang kelahiran NU adalah
munculnya gerakan pembaruan falam yang menyebarkan aliran
Wahabi di Indonesia dengan semboyan pemurnian ajaran Islam dan
segala bentuk bid'ah dan khurafat.
2) Gerakan ini semakin berkembang sesudah berdiri pemerintahan
Kerajaan Ibnu Saud yang beraliran Wahabi pada tahun 1924.
Mereka mendukung pelaksanaan paham Wahabi di Hijaz dan
mengabaikan usulan ulama pesantren agar penganut di Saudi
Arabia tetap menghormati amaliyah keagamaan dan pelaksanaan
ajaran madzhab empat.
3) Nahdlatul Ulama didirikan oleh para ulama pesantren yang
merupakan hasil kesepakatan rapat Komite Hijaz pada tanggal 14
Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januan 1926 M di
rumah KH. Abdul Wahab Hasbullah, Jalan Kertopaten Surabaya
4) Delagasi Komite Hijaz yang terdiri dan KH. Abdul Wahab
Hasbullah dan Syekh Chanaim diterima dengan baik dan misi yang
dibawanya memperoleh tanggapan positif dari Raja Ibnu Saud.
D.Tugas dan Latihan
Tugas
1) Tuliskan pokok-pokok usulan Komite Hijaz kepada Raja Ibnu Saud
27
2) Carilah dokumen surat jawaban Raja Ibnu Saud atas usulan Komite
Hijaz yang dikirim kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
3) Buatkan uraian tentang hubungan antara Komite Hijaz dengan
berdirinya NU
Kegiatan
1. Pada permulaan abad 19 M di Minangkabau Sumatra Barat
muncul gerakan yang mengaku sebagai…….
2. Gerakan pembaruan Islam dipimpin oleh…….
3. Gerakan pembaruan Islam serupa dengan aliran…….yang
berkembang di Saudi Arabia
4. Gerakan pembaruan ini memiliki semboyan pemurnian ajaran
Islam dari……….
5. Raja Ibnu Saud mengundang umat Islam Indonesia untuk
menghadiri…….......................................di Makkah
6. Seruan para ulama pesantren untuk mempererat persaudaraan dan
menghentikan perdebatan tentang khilafiyah, tidak memperoleh
tanggapan…...........…..dari kelompok pembaru
7. Umat Islam Indonesia mengadakan............................di
Yogjakarta dan di Bandung untuk memilih delegasi yang akan
dikirim ke Muktamar Dunia Islam di Makkah
8. Kongres umat Islam tidak menyertakan
Ulama……....................sebagai utusan kemuktamar di Makkah
9. Ulama pesantren mengusulkan agar penguasa baru di Saudi
Arabia tetap menghormati amaliyah keagamaan dan pelaksanaan
ajaran madzhab empat yang telah dianut oleh masyarakat
setempat. Usulan inipun…................…Oleh kelompok pembaru,
bahkan mereka sepakat mendukung pelaksanaan paham Wahabi
di Hijaz (jeddah-Makkah- Madinah).
10. Menghadapi sikap keras dan kelompok pembaru tersebut, para
ulama pesantren sepakat membentuk panitia khusus untuk
memper tahankan berlakunya ajaran Islam…..................................
…di Hijaz
28
11. Sesudah persiapan matang, maka pada tanggal 16 Rajab 1344
H/31 Januari 1926 M diadakan pertemuan
dirumah…...................................…..Jalan Kertopaten Surabaya
12. Pertemuan tersebut menghasilkan dua keputusan yaitu (1)
Meresmikan dan mengukuhkan…........................….(2)
Membentuk Jam'iyah ……….sebagai wadah persatuan ulama
pesantren.
13. Komite Hijaz mengirm dua utusan yaitu…................…dan……
14. Delegasi Komite Hijaz diterima oleh…................….pada tanggal
13 Juni 1928, dan utusan tersebut mendapat jawaban yang positif.
15. Raja Ibnu Saud memberi jawaban tertulis No 2082 Tanggal 24
Dzulhijjah 1346 H kepada……...............
16. Dalan surat tersebut Raja Ibnu Saud menegaskan tidak ada
larangan bagi jamaah haji melaksanakan amaliayah keagamaan di
Baitullah Al Haram dan setiap orang diberi kebebasan
mengikut……….................................... Masing-masing dunia
Islam
17. Artikan lambang NU!
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
29
A.Mari Renungkan
Gagasan untuk mendirikan jamiyah bagi para ulama pondok
pesantren sebenarnya sudah ada beberapa tahun sebelum kelahiran
Nahdlatul Ulama. Ada sekelompok ulama yang membentuk
"Nahdlatut Tujjar 1918" (kebangkitan para pedagang),"Taswirul
Afkar/Nahdlatul Fikri 1922" (kebangkitan Pemikiran),"Nahdlatul
Wathan 1924" (Kebangkitan Bangsa). dan "Nahdlatus Syubban 1930"
(kebangkitan kepemudaan). Akan tetapi organisasi organisasi tersebut
baru bersifat kecil-kecilan dan lokal.
Gerakan kaum pesantren untuk membentuk organisasi besar baru
muncul ketika terjadi peralihan kekuasaan di Hijaz yang terjadi pada
tahun 1924 dengan kemenangan Raja Ibnu Saud. Oleh kalangan
pembaru Islam di Indonesia kondisi tersebut merupakan angin segar,
apalagi setelah Raja Ibnu Sa'ud mengundang umat Islam untuk
menghadiri Muktamar Khilafah di Makkah. Mereka segera
membentuk Komite Khilafah sebagai delegasi resmi umat Islam
Indonesia ke Muktamar tersebut.
Pada saat itulah kelompok diskusi Taswirul Afkar yang dipimpin
oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah berinsiatif mendirikan sebuah
jamiyah. Gagasan itu disampaikannya kepada Hadratus Syeikh KH.
30
Hasyim Asyari, akan tetapi beliau belum bisa menerimanya sebelum
melakukan shalat Istikharah memohon petunjuk dari Allah SWT.
Dalam hal ini beliau bertindak sangat hati-hati, karena
mendirikan jamiyah (organisasi) ketika itu jika tidak dihitung manfaat
dan madharatnya pasti akan menguntungkan pihak Penjajah. Beliau
khawatir dengan membentuk jamiyah sendiri justru akan memecah
belah persatuan umat.Petunjuk dari Allah yang dimohonkan oleh
Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari ternyata diterima oleh KH
Khalil, seorang ulama terkemuka di Bangkalan Madura yang juga
guru KH. Hasyim dan KH Abdul Wahab. Petunjuk itu berupa tongkat
disertai ayat-ayat Al Qur'an yang terdapat dalam Surat Thaha ayat 17-
23 yang menceritakan tentang mu'jizat Nabi Musa a s.
‫وما تلك بيمينك يا موسى © قال هي عصاي ج أتوكا عليها وأهش بها على غنمى ولى فيها‬
‫مأرب أخرى © قال ألقها يا موسى © فألقاها فإذا هي حية تسعى ( قال خذها وال تخف‬
© ‫ستعيدها سيرتها األولى واضمم يدك إلى جناحك تخرج بيضاء من غير سوء أية أخرى‬
‫* لنريك من أياتنا الكبرى‬
Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? Berkata Musa Ini adalah
tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku pukul (dau) dengannya untuk
kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya Allah berfirman:
"Lemparkanlah ia, hai Musa Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-
tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat Allah berfirman:
"Peganglah ia dan jangan takut Kami akan mengembalikannya kepada
keadaannya semula Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar
menjadi putih cemerlang tanpa cacad sebagai mujizat yang lain (pula) Untuk
Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang
sangat besar”.
Oleh KH. Khalil petunjuk itu disampaikan kepada KH. Hasyim

Asyari melalui perantara KH. As'ad Syamsul Arifin Setelah menerima
tongkat dan mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan, beliau tersentak
dan langsung menangkap isyarat yang diterimanya itu sebagai izin
untuk mendirikan jamiyah, Sejak itu keinginan untuk mendirikan
jamiyah semakin kuat, namun beliau tetap bertindak secara hati-hati
sambil menunggu isyarat berikutnya.
31
Setahun kemudian KH. Khalil mengutus KH As'ad Syamsul
Arifin untuk bertemu dengan KH. Hasyim Asyari dan menyampaikan
tasbih disertai bacaan "Ya Jabbar, ya Qahhar” agar diamalkan setiap
selesai mengerjakan shalat lima waktu. Pesan tersebut menambah
keyakinan KH.Hasyim Asya’ari bahwa sudah tiba saatnya untuk
mendirikan jamiyah bagi para ulama pembela Islam Ahlussunnah wal
Jamaah dan memberi restu KH. Abdul Wahab Hasbullah untuk
mendirikan jamiyah. Akan tetapi sampai KH Khalil wafat keinginan
untuk mendirikan jamiyah tersebut belum terwujud Baru pada tanggal
16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 jamiyah itu
didirikan dengan nama "Nahdlatul Ulama"
B.Tokoh Kunci dan Pengurus NU Pertama
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa proses kelahiran
Nahdlatul Ulama tidak banyak terkait dengan perangkat resmi
sebagaimana umumnya kelahiran sebuah organisasi, akan tetapi
berdasarkan petunjuk dari Allah SWT Sedangkan tokoh kunci dibalik
kelahiran jamiyah Nahdlatul Ulama, yaitu
1) KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai penggagas awal berdirinya
NU melalui kelompok diskusi Taswirul Afkar
2) KH. Hasyim Asyan sebagai ulama senior yang melakukan shalat
istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT
3) KH. Khalil sebagai ulama yang menerima petunjuk langsung dan
Allah SWT dan disampaikannya kepada KH. Hasyim Asy'ari.
Selain ketiga tokoh kunci di atas, terdapat beberapa ulama yang
ikut memprakarsal berdirinya Nahdlatul Ulama, yaitu: KH. Bisri
Sansuri (Denanıyar Jombang), KH Raden Asnawi (Kudus), KH.
Ma'shum (Lasem), KH Ridlwan (Semarang), KH Nawawi (Pasuruan),
KH. Nahrawi (Malang), KH. Ridwan (Surabaya), KH. Abdullah
Ubaid (Surabaya) KH. Alwi Abdul Azis (Surabaya),KH. Abdul Halim
(Cirebon), KH. Ndoro Munthaha (Bangkalan), KH Dahlan Abdul
Qahar (Kertosono) dan KH Abdullah Faqih (Gresik).
Ketiganya memiliki pengaruh yang besar di kalangan para ulama
pondok pesantren, sehingga kelahiran Nahdlatul Ulama cepat
32
memperoleh dukungan dari mereka. Adapun susunan pengurus
Nahdlatul Ulama yang pertama adalah sebagai berikut
SYURIYAH
Pimpinan Tertinggi Nahdlatul Ulama. Tugasnya Adalah Membina
Dan Mengawasi Pelaksanaan Keputusan Organisasi Yang Dilakukan
Tanfidziyah.
Rais Akbar KH. Hasyim Asy'an (Jombang)
Wakil rois KH.A. Dahlan Ahyad (Surabaya)
Katib(Sekretaris) KH. Abdul Wahab H (Surabaya)
Naibul katib(wakil Sekretaris) KH. Abdul Halim (Surabaya)
A’wan (Pembantu) KH. Mas Alwi Abdul Azis (Surabaya)
KH. Amin Abdus Syukur (Surabaya)
KH. Amin (Surabaya)
KH. Said (Surabaya)
KH. Nahrawi Thahir (Malang)
KH Hasbullah (Surabaya)
KH. Syarif (Surabaya)
KH Yasin (Surabaya)
KH. Nawawi Amin (Surabaya)
KH. Bisri Sausuri (Jombang)
KH. Abdul Hamid (Jombang)
KH. Abdullah Ubaid (Surabaya)
KH. Dahlan Abdul Qahar (Nganjuk)
KH. Abdul Majid (Surabaya)
MUSTASYAR(Penasehat)
Penasihat Yang Bertugas Memberikan Nasehat Kepada Pengurus NU
KH. Masyhuri (Lasem)
KH. Moh. Zubair (Gresik)
KH. Raden Munthaha (Madura)
KH. Mas Nawawi (Pasuruan)
KH. Ridhwan Mujahid (Semarang)
KH. R Asnawi (Kudus)
KH. Hambali (Kudus)
Syekh Ahmad Ghanaim Al Misri (Surabaya)
33
TANFIDZIYAH(Pelaksana)
pelaksana, tugasnya adalah melaksanakan program kerja dan
memimpin jalannya organisasi, serta menyampaikan laporan secara
periodik kepada pengurus Syuriah
Ketua :H. Hasan Gipo (Surabaya)
Wakil ketua :H. Saleh Syamil (Surabaya)
Sekretaris :Moh. Shadiq (Surabaya)
Wakil Sekretaris :H. Nawawi (Surabaya)
Bendahara :H. Moh. Burhan (Surabaya)
:H. Ja'far (Surabaya)
Rangkuman
1. Proses kelahiran Nahdlatul Ulama tidak banyak terkait dengan
perangkat resmi sebagaimana umumnya kelahiran sebuah
organisasi, akan tetapi berdasarkan petunjuk dari Allah SWT
2. Ada tiga ulama yang menjadi tokoh kunci berdirinya Nahdlatul
Ulama yatu KH.Hasyim Asy'ari (Tebu ireng Jombang), KH. Khalil
(Bangkalan,Madura) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (Tambak
Beras Jombang)
3. Selain ketiga tokoh kunci tersebut, beberapa ulama pesantren yang
ikut mendirikan Nahdlatul Ulama adalah: KH. Bisri Syansuri
(Denanyar Jombang), KH. Raden Asnawi (Kudus), KH. Ma shum
(Lasem), KH. Ridhwan (Semarang), KH Nawaut (Pasuruan), KH
Nahrawi (Malang), KH. Ridwan (Surabaya), KH. Abdullah Ubaid
(Surabaya) KH Alwi Abdul Azis (Surabaya), KH Abdul Halim
(Cirebon), KH Ndoro Munthaha (Bangkalan), KH. Dahlan Abdul
Qahar (Kertosono) dan KH. Abdulah Fagih (Gresik)
D.Tugas dan Latihan

Kegiatan
34
1. Sebelum kelahiran NU ada sekelompok ulama pesantren yang
membentuk............................................................................
(organisasi untuk memperbaiki ekonomi umat)
2. Sekelompok Ulama juga menggagas membentuk organisasi untuk
memperbaiki pendidikan yaitu.............................……dan
membentuk forum diskusi diberi nama….............................…dan
menampung kiprah kepemudaan dibentuk……….............................
3. Ada tiga tokoh kunci dibalik kelahiran NU, yaitu…….....................
4. Petunjuk dari Allah SWT. Yang diterima oleh KH Khalil seorang
ulama dari Madus berupa tongkat dan surat Thaha ayat....…….
5. Petunjuk tersebut diberikan kepada KH.Hasyim Asy'ari melalui
perantara……..............................
6. Selain ketiga tokoh kunci tersebut, terdapat beberapa ulama yang
ikut memperakara berdirinya NU ,Yaitu……...................................
7. Pada pertama berdirinya NU susunan pergurusnya antara lain Rais
Akbar dijabat oleh…….........................................
8. Sedang Katib dijabat oleh……....…................
9. Ketua Tanfidziyah dijabat oleh…….......................
10.Sekretaris Tanfidzayah adalah………
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
35
A.Pokok-Pokok Program NU
Nahdlatul Ulama sejak awal berdirinya hingga sekarang menetapkan
empat bidang yang menjadi pokok programnya, yaitu
1. Bidang agama, Sebagai Jamiiyah Diniyah (organisasi
Keagamaan). Nahdlatul Ulama memliki program pokok, yaitu
mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut faham
Ahlussunnah wal Jamaah dan menurut salah satu madzhab empat
dalam masyarakat dengan melaksanakan dak wah Islamiyah dan
amar ma'ruf nahi munkar. Tujuannya adalah: membangun dan
mengembangkan insan dan masyarakat yang bertakwa kepada
Allah SWT, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tenteram, adil dan
sejahtera.
2. Bidang pendidikan: Sebagai organsasi yang mengemban fungsi
pendidikan dan kebudayaan, Nahdlatul Ulama mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk
membina umat agar menjadi muslim yang taqwa,berbudi
luhur,berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama,
bangsa dan negara
3. Bidang social, Sebagai organisasi kemasyarakatan yang tak
terpisahkan dari keseluruhan bangsa Indonesia. Nahdlatul Ulama
mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi
rakyat Indonesia, dengan senantiasa menyatukan diri dengan
perjuangan nasional.
4. Bidang ekonomi, Sebagai organisasi yang mengemban fungsi
perekonomian.Nahdlatul Ulama mengupayakan terwujudnya
pembangunan ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan
menikmati hasil-hasil pembangunan dengan mengutamakan
tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
Di samping itu, Nahdlatul Ulama memilih pokok-pokok program
yang mengarah pada pemberdayaan rakyat dan mengupayakan
jaminan hukurn yang dapat memberikan perlindungan dan keadilan
36
bagi mereka. Karena itu, selain keempat bidang tersebut di atas ada
bidang-bidang lain yang sangat bermanfaat bagi masyarakat guna
terwujudnya Khaira Ummah, seperti: pelayanan kesehatan, penegakan
hak-hak asasi manusia, pelayanan ketenaga kerjaan dan buruh,
pemberdayaan hukum dan keadilan serta pembelaan (advokasi)
terhadap mereka yang mengalami tindak kekerasan dan ketidak adilan.
B.Ikhtiar Pilihan Nahdlatul Ulama
Rumusan pokok-pokok program tersebut diatas merupakan
program dasar yang memerlukan penjabaran dalam bentuk ikhtiyar
yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama Bentuk ikhtiyar tersebut
meliputi
1. Bidang Agama
a. Melaksanakan dakwah melalui kegiatan Lailatul Ijtima,
pengajian rutin dan peringatan hari hari besar Islam. Tujuannya
memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang
ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, terutama ajaran madzhab
empaT.
b. Melakukan pembinaan dan kaderisasi terhadap para muballigh
agar memiliki pemahaman terhadap persoalan-persoalan umat
c. Melakukan kajian keagamaan melalui "bahsul masail diniyah"
untuk membicarakan persoalan persoalan yang terjadi di
masyarakat, baik perosoalan keagamaan maupun kemasyarakatan
d. Membukukan hasil-hasil bahsul masail diniyah untuk disebarkan
dan dijadikan pedoman oleh masyarakat.
e. Mecetak dan menyebar luaskan buku-buku bacaan, terutama
tentang Ahlussunnah wal Jamaah yang disusun oleh para ulama
maupun cendikiawan NU.
f. Melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara-cara yang
santun dan beradab.
2. Bidang Pendidikan
a. Menfasilitasi berdirinya lembaga-lembaga pendidikan oleh
warga NU, seperti pondok pesantren, madrasah dan sekolah.
37
b. Melakukan penataan dan pengembangan terhadap lembaga-
lemborgs pendidikan dilingkungan Nahdlatul Ulama
c. Membangun jaringan kerjasama antara lembaga-lembaga
pendidikan baik di dalam maupun di luar NU
d. Melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas guru dan
tenaga pendidikan lainnya.
e. Memberikan mata pelajaran ke-NU-an/Aswaja sebagai muatan
kurikulum khusus bagi madrasah/sekolah di lingkungan NU.
3. Bidang Ekonomi
a. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat ekonomi lemah,
seperti per ani, nelayan, pengarajin dan industri kecil untuk
meningkatkan kualitas produksinya.
b. Mengembangkan kelompok-kelompok usaha di pedesaan yang
dapat memanfaatkan sumber-sumber modal yang tersedia.
c. Menciptakan jaringan pemasaran produksi pertanian, kerajinan
dan in dustri kecil.
d. Mendirikan koperasi yang benar-benar berdasarkan demokrasi
dan keadilan, terutama dalam penydiaan dana bagi masyarakat
ekonomi lemah
4. Bidang sosial
a. Mendirikan panti-panti asuhan untuk anak yatim dan
fakirmiskin.
b. Mengumpulkan dan menyalurkan dana sosial untuk kelompok
masyara kat yang kurang mampu, kususnya jika terjadi musibah
seperti bencana alam dan lain-lain.
c. Mendirikan Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA) dan rumah sakit. d. Melakukan kampanye hidup sehat di
kalangan Nahdliyin secara berkesinambungan.
d. Meningkatkan layanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang
kurang mampu.
e. Melakukan pembinaan dan pembelaan terhadap tenaga kerja dan
buruh.
Rangkuman
38
1. Nahdlatul Ulama memiliki empat program pokok, yaitu: (a).Bidang
Agama (b).Bidang pendidikan (c). Bidang Sosial, dan (d). Bidang
Ekonomi
2. Keempat rumusan pokok-pokok program tersebut, kemudian
dijabarkan dalam bentuk ikhtiyar yang dilakukan secara bertahap
sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman
C.Tugas dan Latihan
Kegiatan
1. Di samping program pokok NU, NU juga memiliki program yang
mengarah pada….................................
2. Juga memilih program yang mengupayakan jaminan hukum yang
dapat memberikan perlindungan dan.... ..................bagi masyarakat.
3. NU juga mempunyai program-program pada bidang lain yang
bermanfaat guna terwujudnya khairah ummah, seperti
pelayanan................,penegakan hak-hak ...........................pelayanan
ketenagaan kerja dan ........................ pemberdayaan hukum dan
keadilan serta..............................., terhadap mereka yang
mengalami tindak kekerasan dan ketidakadilan.
4. Untuk mewujudkan keberhasilan dan terwujudnya program, maka
NU perlu melakukan…….............................
5. Ikhtiyar dalam bidang keagamaan antara lain
a. Melaksanakan dakwah melalui ................................
b.Melakukan pembinaan dan kaderisasi terhadap
para......................
c.Melakukan kajian keagamaan
melalui ........................................
d.Membukukan hasil Bahtsul Masail untuk disebarkan dan
menjadi ... masyarakat
e.Mencetak dan menyebarluaskan buku-buku bacaan terutama
tentang ....
f. Melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara-
cara.................................
6. Ikhtiyar dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Memfasilitasi berdirinya... oleh warga NU
39
b. Melakukan penataan dan pengembangan lembaga-lembaga
pendidikan dilingkungan…................................
c. Membangun jaringan kerjasama antara.................................
d. Melakukan pembinaan untuk meningkatkan....................guru.
e. Memberikan pelajaran..........................sebagai muatan
kurikulum khusus bagi Madrasah/sekolah di lingkungan NU
7. khtiyar dalam bidang ekonomi antara lain:
a. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat..............................
b. Mengembangkan kelompok-kelompok............................usaha
di pedesaan yang dapat meman faatkan sumber-sumber... yang
tersedia
c. Meningkatkan jaringan kerjasama antara…..............................
d. Mendirikan... yang benar-benar demokrasi dan keadilan
8. Ikhtiyar dalam bidang social antara lain:
a. Mendirikan untuk anak yatim dan fakir miskin
b. Mengunpulkan dan menyalurkan................. Untuk masyarakat
yang kurang mampu. khususnya jika terjadi musibah.
c. Mendirikan Balai……................,balai…..........……dan……..
d. Melakukan kampanye….....................… dikalangan Nahdliyin
e.Layanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang ...................
f. Melakukan pembinaan dan pembelaan terhadap........................
40
A.Mari Renungkan
Setiap orang Islam yang sudah akil baligh (mukallaf)
berkewajiban melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah
SWT sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh syariat,
baik syarat maupun rukun nya, dan dengan menjauhi semua yang
membatalkan atau merusaknya. Di antara kewajiban itu adalah
mendirikan shalat lima waktu sehari semalam. Yang dimaksud dengan
shalat menurut Imam Rafi'i adalah; Ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
menurut syarat-syarat tertentu. Secara umum, praktik ibadah shalal
yang dikerjakan oleh setiap muslim, sesuai dengan syarat-syarat dan
rukun rukunnya, adalah sama. Akan tetapi dalam beberapa hal
terdapat perbedaan antara pelaksanaan ibadah shalat yang dilakukan
oleh warga NU dengan kelompok umat Islam lainnya, terutama pada
bacaan-bacaan dalam shalat.
B.Niat Shalat
Setiap ibadah (al-A'mal as-Syar'iyyah) seperti shalat, puasa, zakat,
dan haji harus disertai dengan niat, karena tanpa niat, ibadah itu hanya
sia-sia. Yang kehendak terhadap "‫ "قص••د الش••يئ مقترن••ا بفعله‬:dimaksud
dengan niat adalah sesuatu dengan dibarengi pelaksanaannya). Dalam
ibadah shalat, niat meru pakan salah satu dari rukun-rukunnya yang
apabila ditinggalkan, maka dapat membatalkannya, sebagaimana syair
dalam kitab Zubad;
‫ قوات شرط من شروط قد مضوا‬- ‫ويبطل الصالة ترك ركن أو‬
"Batalnya shalat itu karena meningalkan satu rukun atau salah satu
dari syarat-syaratnya sebagaimana telah berlaku kesepakatan para
ulama "
41
Niat shalat berarti sengaja melakukan shalat untuk
membedakannya dari perbuatan dan ibadah-ibadah lainnya. Karena itu
dalam niat shalat harus dinyatakan jenis shalat yang akan dikerjakan,
seperti niat shalat fardlu shubuh, niat shalat fardlu dhuhur, niat shalat
fardhu Jum'at dan lain-lain.. Tidak ada perbedaan di kalangan umat
Islam bahwa niat shalat itu tempatnya di dalam hati bersamaan dengan
takbiratul ihram. Akan tetapi warga NU biasa mengucapkan niat
shalat dengan lisan sebatas didengar oleh telinganya sendiri dengan
tujuan membantu gerakan hati, sebagaimana keterangan dalam kitab
Fathul Mu'in;
‫وسن نطق بمنوي قبل التكبير ليساعد اللسان القلب‬
"dan disunnahkan mengucapkan niat se‫يقول لبيك عمرة وحجا‬
"Saya mendengar Rasulullah SAbelum takbir agar lisan dapat
membantu hati".
Dasarnya adalah dalam beberapa kesempatan Nabi Muhammad
SAW pernah melafadzkan niat, misalnya ketika beribadah haji. Dalam
hadis tiwayat Imam Muslim dari sahabat Anas r.a. katanya:
‫سمعت رسول ہللا ﷺ‬
W mengucapkan "labbaika (aku sengaja mengerjakan) umrah dan
haji".
Sekalipun dalam hadis ini yang disebutkan adalah ibadah haji dan
umrah, akan tetapi shalat dapat dikiaskan dengan ibadah haji.
Dengan demikian, diketahui bahwa mengucapkan niat shalat
dengan lisan itu sesuai dengan ajaran nabi Muhammad SAW, dan
hukumnya adalah sunnah, atau disunnahkan..
D.Doa Iftitah
Iftitah artinya pembuka. Do'a iftitah berarti do'a yang dibaca
pada awal shalat, yaitu sesudah membaca takbiratul ihram dan
sebelum membaca surat al-Fatihah. Membaca do'a iftitah termasuk
sunnah haiah, yang jika ditinggal kan, tidak membatalkan shalat.
Bacaan do'a iftitah dalam shalat itu bermacam-macam, sehingga setiap
42
orang yang sedang mengerjakan shalat dapat memilihnya. Bagi warga
NU do'a iftitah yang dipilih adalah;
‫ إنّي وجهت وجهي للذي فطر‬،ً‫ وسبحان هللا بكرة وأصيال‬،‫ والحمد هلل كثيرا‬،ً‫ كبيرا‬- ‫هللا أكبر‬
‫ إن صالتي ونسكي ومحياي ومماتي‬،‫السماوات واألرض حنيفا ً مسلما وما أنا من المشركين‬
‫هلل رب العالمين ال شريك له وبذلك أمرت وأنا من المسلمين‬.
E.Membaca Basmalah
Yang dimaksud “Basmalah” adalah ucapan`` ‫"بسم هللا الرحمن الرحيم‬
yang diyakini oleh warga NU sebagai bagian dari surat al-Fatihah.
Jadi yang dimaksud dengan membaca basmalah dalam mengerjakan
ibadah shalat ketika membaca surat al-Fatihah "‫"بسم هللا ال••رحمن ال••رحيم‬
adalah membaca yang menjadi salah satu rukun shalat.
Dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib dijelaskan:
‫وقراءة الفاتحة أو بدلها لمن ال يحفظها فرضا كانت الصالة أو نفال بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫آية منها‬
"dan membaca surat al-fatihah atau penggantinya bagi orang yang
tidak menghafalnya baik pada shalat fardu atau shalat sunnah dan
baca Bismillahirrahmanirrahim merupakan bagian dari ayatnya”.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam ad-Daruqutni dari
sahabat Abu Hurairah ra. bahwa rasulullah SAW bersabda:
‫إذا قرأتم الحمد هلل رب العالمين فاقروا بسم هللا الرحمن الرحيم إنه أم القرآن وأم الكتاب‬
‫والسبع المثاني وبسم هللا الرحمن الرحيم أحد أياتها‬
"apabila kamu membaca alhamdulillahi rabbil alamin (surat al
Fatihah, maka bacalah bismillahirrahmanirrahim. (surat) itu adalah
induk al-Qur'an, induk al-kitab, as-sab ul matsani dan
bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu dari ayat-ayatnya: "
Atau hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi
dari sahabat Abdullah bin Abbas r.a. bahwa katanya:
‫أن رسول ہللا ﷺ كان يفتتح الصالة ببسم هللا الرحمن الرحيم‬
43
"Sesungguhnya Rasulullah SAW memulai shalat dengan membaca
hismillahrirrahmanirrahim" Berdasarkan ke dua hadis di atas
jelaslah bahwa "basmalah" merupakan bagian dari surat al-Fatihah
yang harus dibaca baik di luar maupun di dalam shalat sebab tanpa
membaca "basmalah", maka surat al-Fatihah hanya terdiri dari enam
ayat. Karena itu, Imam Syafi'i berkata bahwa "basmalah" meru pakan
bagian dari surat al-Fatihah yang apabila ditinggalkan atau tidak di
baca, maka rakaatnya tidak cukup.
F. Bacaan Tasbih
Di dalam shalat ada dua macam bacaan tasbih, yaitu pada waktu
ruku dan pada waktu sujud. Banyak versi bacaan tasbih dalam ruku
maupun sujud,tetapi warga NU memilih membaca"‫س••بحان ربي العظيم‬
‫"وبحمده‬sebanyak tiga kali dalam ruku’ dan "‫"سبحان ربي األعلى وبحمده‬
sebanyak tiga kali dalam sujud. Dasarnya adalah keterangan dalam
kitab Fathul Qarib al-Mujib.
‫والتسبيح في الركوع وأذني الكمال في هذا التسبيح سبحان ربي العظيم ثالثا والتسبيح في‬
‫السجود وأدنى الكمال فيه سبحان ربي األعلى ثالثا‬
Artinya: "dan membaca tasbih dalam ruku dengan membaca
"Subhana rab biyal adhimi" tiga kali. Dan membaca tasbih dalam
sujud dengan membaca "Subhana rabbival a 'la" sebanyak tiga kali".
Keterangan ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan
dari sahabat Uqbah bin Amir:
‫لما نزلت فسبح باسم ربك العظيم قال رسول ہللا ﷺ اجعلوها في ركوعكم فلما نزلت سبح‬
‫ إجعلوها في سجودكم‬:‫اسم ربك األعلى قال‬
"Ketika turun ayat Rasulullah SAW " ‫ "فسيخ باسم ربك العظيم‬bersabda:
"Jadikanlah ia bacaan pada rukuk kalian". Dan ketika turun ayat
sujud kalian "beliau bersabda: "Jadikanlah ia bacaan dalam sujud
kalian”.
Bagi warga NU bacaan tasbih dalam ruku' biasanya ditambah
dengan “ ‫ ”وبحم••ده‬sehingga menjadi "‫"وبحم••ده "س••بحان ربي األعلى وبحم••ده‬
Demikian juga bacaan tasbih dalam sujud sehingga menjadi “ “
44
Hal ini sesuai dengan maksud hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud dari sahabat Uqbah bin Amir r.a, katanya:
‫فكان رسول ہللا ﷺ إذا ركع قال سبحان ربي العظيم وبحمده ثالثا وإذا سجد قال سبحان ربي‬
‫األعلى وبحمده ثالثا‬
"Bahwa Rasulullah SAW kalau ruku mengucapkan
"‫”سبحان ربي العظيم وبحمده‬
dan jika sujud mengucapkan
" ‫”سبحان ربي األعلى وبحمده‬
Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi Muhammad juga
menambahkan "‫"وبحمده‬dalam bacaan tasbih ketika ruku’ dan sujud.
G.Bacaan Tasbih
Mengenai Tasyahud dalam shalat, terdapat beberapa riwayat dan
Nabi SAW, tetapi warga Nahdlatul Ulama memilih bacaan tasyahud
yang dinay atkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Abbas
r.a yaitu:
‫ التحيات المباركات الصلوات• الطيبات‬:‫كان التي يعلمنا التشهد كما يعلمنا القرآن وكان يقول‬
‫ السالم علينا وعلى عباد هللا الصالحين أشهد‬،‫ السالم عليك أيها التي ورحمة هللا وبركاته‬،‫هلل‬
‫أن ال إله إال هللا وأشهد أن محمدا رسول هللا‬
"Nabi SAW mengajarkan tasyahud kepada kami sebagaimana men
gajarkan al-Qur'an. Bacaannya ialah: Segala persembahan yang
berkah dab kebaktian yang baik itu adalah bagi Allah. Keselamatan
dan kebahagian bagimu, wahai Nabi, begitupun rahmat Allah serta
berkahNya. Keselamatan bagi kami dan hamba-hamba Allah yang
berbakti, dan aku bersaksi bah wa tiada Tuhan melainkan Allah dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah"
Selain itu warga Nahdlatul Ulama pada saat membaca
"‫"وأشهد أن محمدا رسول هللا‬
sehingga menjadi "‫ "سيدنا‬ditambah dengan kata
“ ‫"وأشهد أن سيدنا محمدا رسول هللا‬
Penambahan kata "sayidinaa" ketika menyebut nama Nabi
Muhammad baik ketika shalat maupun di luar shalat termasuk hal
45
yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk
penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syaikh Ibrahim bin
Muhammad al-Bajuri berkata:
‫األولى ذكر السيادة ألن األفضل سلوك األدب‬
"Yang lebih utama adalah mengucapkan "sayyiduna" (sebelum nama
Nabi SAW), karena yang lebih utama (dengan mengucapkan
sayyiduna itu) adalah cara beradab (bersopan santun kepada Nabi
SAW)"
Pendapat ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari shahabat Abu Hurairah r.a katanya:
‫قال رسول هللا ﷺ أنا سيد ولد آدم يوم القيامة وأول من ينشق عنه‬
‫القبر وأول شافع وأول مشفع‬
"Saya penghulu anak Adam pada hari kiamat, orang pertama yang
bangkit dari kuburan, orang pertama yang memberi syafaat dan
orang yang petama kali diberi hak untuk memberikan syafaat"
Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani; kata
"sayyidina" dalam hadis tersebut tidak hanya berlaku bagi Nabi
Muhammad SAW di akhirat saja, tetapi Nabi Muhammad itu juga
menjadi "sayyid" anak Adam di dunia dan di akhirat". Berdasarkan
hadis ini, maka membaca "sayyidina" ketika membaca shalawat
kepada Nabi Muhammad SAW adalah diberbolehkan dan bahkan
dianjurkan. Demikian juga ketika membaca tasayahhud dalam shalat.
H.Doa Qunut
Membaca do'a qunut sesudah l'tidal rakaat ke dua shalat Shubuh
meru pakan salah satu bentuk praktik ibadah shalat orang NU,
Membaca do'a qunut pada shalat Shubuh itu hukumnya sunnah
sebagaimana keterangan dalam kitab Fathul Mu'in:
‫وشن قنوت في صبح أي في اعتدال ركعته الثانية بعد ذكر الراتب‬
46
Artinya: "dan disunnahkan (membaca do'a) qunut dalam shalat
Shubuh, yakni pada waktu I'tidal rakaat kedua sesudah membaca
bacaan Indal"
Dalam kitab l'anatut Thalibin dijelaskan bahwa:
‫وقوله ومن قنوت الصبح أي لما صح أنه ﷺ ما زال يقنت حتى فارقالدنيا‬
"Qunut Shubuh itu di sunnahkan berdasarkan pada hadis shahih
bahwa Rasulullah selalu qunut sampai wafat.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin
Hambal dari sahabat Anas bin Malik, katanya:
‫ما زال رسول ہللا ﷺ يقنت في الفجر حتى فارق الدنيا‬
"Rasulullah selalu qunut dalam shalat Shubuh sampai belian wafat”
Imam Bukhari dalam kitab shahihnya meriwayatkan bahwa:
‫ أوقفت قبل الركوع؟ قال‬:‫ فقيل له‬،‫ نعم‬:‫شيل أنس بن مالك له أفنت النبي ﷺ في الصبح؟ قال‬
‫بعد الركوع يسيرا‬
Sahabat Anas bin Malik ra ditanya: "Apakah Nabi SAW melaku kan
qunut dalam shalat Shubuh? la menjawab "Ya" Kemudian ditanyakan
lagi"Apakah beliu berqunut sebelum ruku"? Ia menjawab: "Sebentar
setelah
Rangkuman
1) Praktik ibadah shalat yang dikerjakan oleh setiap muslim, sesuai
dengan syarat-syarat dan rukun-rukunnya, adalah sama.
2) Dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara pelaksanaan ibadah
shalat yang dilakukan oleh warga NU dengan kelompok umat Islam
lainnya, terutama pada bacaan-bacaan dalam shalat.
3) Di antaranya adalah melafadzkan niat, bacaan do'a ifititah,
membaca basmalah ketika membaca surat al-Fatihah, bacaan tasbih
dalam ruku dan sujud, bacaan tasyahud, dan do'a qunut pada shalat
shubuh
Kegiatan
47
1. Niat adalah......
2. Niat diucapkan dalam....... bersamaan dengan awal pekerjaan yang
dimaksud
3. Mengucapkan niat dengan lisan sebelum takbiratul ihram bertujuan
membantu gerakan hati agar tidak lupa niat hukumnya............
4. Do'a iftitah dibaca setelah takbiratul ihram, sebelum membaca
AlFatihah, hukumnya......................
5. Basmalah wajib dibaca ketika membaca................. Baik shalat
wajib atau sunnah
6. Bacaan Allahu Akbar ketika akan ruku, sujud dan bangun dari
sujud disebut takbir.... ....................
7. Ketika bangun dari rukuk membaca …....................…(samiallahu
akbar)
UJI KOMPETENSI
Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!
1. Agama Islam untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada abad
1 Hijriyah atau abad VII Masehi. Akan tetapi proses Islamisasi
nampaknya mengalami pertepatan antara abad…… M
a. VIII-XII c. XII-XIII
b. IX-XII d. XII-XVI
2. Pernyataan yang salah tentang perdagangan sebagai salah satu
sarana dakwah Islam d Indonesia yaitu....
a. dakwah Islam di Indonesia pada tahap permulaan dilakukan
melalui kegiatan perdagangan
b. sejak abad VII M hubungan dagang antara India-Arab-Cina
melibatkan kaum sodagar muslim
c. kedatangan mereka di Indonesia meramaikan kota-kota
dagang yang mendukung berkembangnya agama Islam
d. ketika itu hampir setiap pemeluk Islam melibatkan diri dalam
kegiatan perdagangan
48
3. Dakwah Islam berikutnya dilakukan oleh para guru Agama. Tidak
termasuk guru Agama yang berjasa dalam pengembangan dakwah
Islam yaitu .....
a. Maulana Malik Ibrahim adalah orang pertama yang
mengembangkan Islam di Pasa
b. Sayyid Abdul Aziz dari Jeddah Saudi Arabia berhasil
mengislamkan penguasa Malaka
c. Syekh Abdullah Al Yamani dari Makkah berhasil
mengislamkan penguasa dan warga Kedah
d. Syekh Abdullah Arif dari Makkah berjasa dalam
mengislamkan warga Aceh
4. Agama Islam paling mudah diterima oleh masyarakat Indonesia
melalui penanaman……
a. ajaran Aqidah c. ajaran Fiqih
b. ajaran Tashawuf d. aliran Kebatinan
5. Keberhasilan para Walisongo dalam mengislamkan penduduk
pesisir utara Pulau Jawa bukanlah dengan metode ceramah
melainkan dengan cara langsung mendekati mereka melalui
beberapa media. Tidak termasuk yang dilakukan para Walisongo
yaitu…….
a. mendirikan pondok pesantren
b. mengislamkan tradisi setempat
c. menjadikan tradisi lokal sebagai media dakwah
d. merayu masyarakat dengan materi
6. Tidak termasuk tujuan "nyantri” di sebuah lembaga pendidikan
yang bernama pesantren yaitu... ajaran Islam.
a. mendalami c.menghayati
b. menyelamati d.mengamalkan
7. Dalam pengertian bahasa, pesantren artinya…..
a. himpunan para santri c.lembaga pendidikan santri
b. kegiatan para sanin d.tempat tinggal santri
8. Tidak termasuk elemen dasar pesantren yaitu….
a. tanah yang luas c.masjid/mushalla
b. asrama pembelajaran d.kitab salaf
49
9. Sebagai alasan pokok berdirinya pondok pesantren adalah
a. pembebasan dari penjajahan
b. sebagai mata pencarian seorang kiyai
c. pembelajaran kitab-kitab salaf
d. pembinaan mental anak-anak.
10.Asrama di pesantren memiliki fungsi ganda: tempat huni dan
tempat belajar para santri. Kedua fungsi ini sesuai dengan sifat
dasar pesantren itu sendiri yang menekankan...
a. pelatihan ketrampilan dan pendidikan Agama
b. pendidikan Agama dan kehidupan bersama
c. kehidupan bersama dan pelatihan kemandirian
d. pelatihan kemandirian dan akhlaqul karimah
11.Pesantren yang menekankan pembelajaran cabang-cabang ilmu
tertentu dikenal sebagai pesantren.....
a. tahannuts c.tafaqquh
b. ta'allum d.takhashshush
12.Semenjak masa tertentu dakwah Islam di Indonesia mulai
dikembangkan melalui pesantren. Berarti dakwah Islam itu…..
a. tidak efektif melalui perdagangan
b. hanya laku keras di daerah-daerah pedalaman
c. menjadi lebih intensif dan terarah
d. sulit diterima di masyarakat perkotaan
13.Apabila orang menyebut NU, maka ia pasti ingat pondok
pesantren, karena...
a. NU-lah yang melahirkan pesantren
b. para ulama pesantren-lah yang menjadi warga NU
c. pesantren itulah yang melahirkan NU
d. NU-lah yang melahirkan para ulama pesantren
14.Salah satu segi kesamaan antara NU dan pesantren adalah sama-
sama...
a. tidak mengurusi selain bidang keagamaan
b. menegakkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah
c. sebagai organisasi sosial kemasyarakatan…
d. d.tidak berkepentingan dalam bidang ekonomi
50
15.Tidak termasuk hal-hal yang merupakan wawasan keagamaan yang
sama antara NU dan pesantren yaitu ....
a. pandangan dan sikap
b. tataara pemahaman terhadap ajaran Islam
c. cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia
d. tatacara pengamalan terhadap ajaran Islam
16.Pola kepemimpinan di NU dan di pesantren ternyata sama yaitu…..
a. terdiri dari Syuriyah, Tanfidziyah, dan Mustasyar
b. terpusat kepada dewan kiya
c. bersifat feodal seperti kerajaan
d. tidak teratur seperti organisasi pada umumnya
17.yang dikenal dengan "kaum santri justru menjadi pendukung utama
kekuatan NU,karena…..
a. selain lulusan pesantren tidak akan mau bergabung menjadi
warga NU
b. kaum santri itu adalah anak didik dari para ulama pesantren
yang mendirikan NU
c. menjadi pengurus NU disyaratkan harus lulusan pesantren
d. dipastikan bahwa seluruh warga NU adalah lulusan pesantren
18.Dengan adanya kemenangan Abdul Aziz bin Sa'ud dalam merebut
kekuasaan dan Syarif Husein di Kota Makkah dan sekaligus
berhasil menguasai wilayah Hijaz pada tahun 1924, maka semenjak
itu berdirilah Kerajaan Saudi Arabia dan juga sekaligus.....
a. jadilah Kota Makkah sebagai pusat pemerintahan Islam
seduniaee
b. jadilah aliran Wahabi sebagai faham resmi bagi kerajaan
tersebut
c. naiklah Raja Ibnu Sa'ud menjadi khalifah umat Islam sedunia
d. jadilah Saudi Arabia sebagai kerajaan Islam yang pertama
dalam sejarah
19.Semenjak itu pula di Indonesia, suatu kelompok umat Islam
merasa mendapat angin lalu bangkit dengan lebih gencar mencaci
maki berbagai amallah kaum pesantren seperti ziarah kubur,
tahlilan, kirim doa, baca shalawat, diba'an, marhabanan, dan lain-
lain. Mereka menyatakan diri sebagai....
51
a. golongan Wahabi c.Gerakan Pan-Islamisme
b. warga Muhammadiyah d.Gerakan Pembaru Islam
20.Para ulama pesantren kurang menerima kehadiran kelompok
pendukung faham Wahabi di Indonesia lantaran....
a. mereka suka mendebatkan masalah Khilafiyah
b. takut kehilangan pengaruh di masyarakat
c. mewakili sebuah lembaga dakwah di Arab Saudi
d. hanya karena panggilan rohani sebagai muslim
21.Ketika Raja Ibnu Sa'ud bermaksud mengadakan Muktamar Islam
Internasional di Makkah, umat Islam Indonesia berkongres untuk
menetapkan siapakah delegasinya Dalam Kongres itu seorang
ulama yang mewakili kaum pesantren mengajukan tuntu tan untuk
disampaikan kepada Raja Ibnu Sa'ud agar tetap menghormati
amaliah ke agamaan dan Madzhab 4 yang dianut masyarakat
setempat. Ulama tersebut bernama……….
a. KH. Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H. Mas Alwi Abdul Aziz
c. KH. Hasyim Asy'ari
d. Syekh Ghana-im Al Mahri
22.Oleh karena tuntutan para ulama pesantren ditolak oleh peserta
Kongres dari kelompok Perbaru Islam yang memang merupakan
pendukung faham Wahabi di Hejaz, maka dibentuklah sebuah
panitia khusus untuk memperjuangkan tetap dihormatinya faha
ASWAJA di Makkah dan Madinah. Panitia tersebut dikenal dengan
nama ....
a. Panitia 9 c.Komite Hijaz
b. Tim Sembilan d.Sentral Komite Khlfah
23.Panitia yang memperjuangkan tetap terpeliharanya faham
ASWAJA di Makkah dan Madinah itu disebut satu paket dengan
Jam'iyah NU karna…….
a. panitia tersebut dibentuk oleh Jam'iyah NU
b. sama-sama dibetuk pada tanggal 31 Januari 1926
c panitia tersebut beranggotakan pengurus NU
d sama-sama dibentuk oleh para ulama pesantren
52
24. Minal para ulama pesantren untuk mendirikan sebuah organisasi
sudah lama mara sebelum kelahiran NU. 12 tahun sebelum
kelahiran NU, KH. Abd. Wahab Hasullah telah memprakarsai
terbentuknya.....
a. Tashwirul Afkar c. Syubbanul Wathan
b. Nahdlatut Tujjar d. Nahdlatul Wathan
25. Sebenarnya di antara para ulama pesantren yang paling berminat
untuk mendirikan sebuah organsasi adalah tokoh-tokoh yang telah
bergabung dalam forum diskusi di bawah pimpinan……
a. KH. Abdullah 'Ubaid c.K.H. Abdul Wahid Hasyim
b. K.H. Mahfudz Shiddiq d.K.H. Abd. Wahab Hasbullah
26.Gagasan mendirikan sebuah organisasi untuk kaum pesantren
disampaikan kepada K.H. Hasyim Asy'ari, tapi beliau belum
menyetujuinya sebelum dilakukan shalat istikharah.alasan beliau....
a. para ulama sudah punya pesantren maka tidak perlu
mendirikan organisasi
b. kita harus mentaati peraturan Pemerintah Hindia Belanda
yang melarang mendirikan organisasi
c. tidak ada dalil dalam Al Qur'an atau Hadits yang
membolehkan
d. d.mendirikan organisasi mendirikan organisasi harus
diperhitungkan lebih dahlu manfaat dan madlaratnya
27.Petunjuk dari Allah yang diterima oleh KH. Hasyim Asy'ari
melalui shalat Istikharah itu ternyata diterima pula oleh guru beliau,
K.H. Khalil Bangkalan berupa tongkat yang disertal firman Allah
dalam QS Thaha: 17-23. Karena itu petunjuk tersebut oleh K.H
Khalil disampai kan kepada K.H Hasyim melalui perantara....
a. K.H. Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H. As'ad Syamsul Arifin
c. KH. Abdul Halim Leuwimunding
d. K.H.A. Dakhlan Kebon Dalem
28.Petunjuk dari Allah yang disampaikan oleh K.H. Khalil Bangkalan
telah dipahami oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai restu untuk
mendirikan organisasi. Namun K. Hasyim tidak tergesa-gesa
merestuinya karena.....
53
a. takut ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda
b. masih mencari dalil Agama sebagai pedomannya
c. khawatir para ulama meninggalkan pesantrennya
d. merasa masih harus menunggu isyarat berikutnya
29.Setelah menerima kiriman tasbih beserta wirid "Ya Jabbar Ya
Qahhar dari KH Rhall bangkalan, barulah KH. Hasyim Asy'ari
merestui KH. Abdul Wahab Hasbullah untuk segera mendirikan
organisasi Namun niat mendirikan organisasi itu belum juga
terwujud sampai……
a. keburu meninggalnya KH. Khalil Bangkalan
b. keluarnya perijinan dari Pemerintah Hindia Belanda
c. keburu dibentuknya Jam'iyah Nahdlatul Wathan
d. keluarnya larangan mendirikan ormas atau orpol
30.Proses kelahiran Jam'iyah NU .....
a. banyak terkait dengan perangkat resmi yang ada
b. disebabkan dukungan Pemerintah Hindia Belanda
c. pada hakikatnya berdasarkan petunjuk dari Allah
d. berlatar belakang ambisi politik kaum pesantren
31.Di antara tokoh kunci di balik kelahiran Jam'iyah NU adalah K.H.
Abdul Wahob Hasbullah yaitu sebagai....
a. penerima petunjuk langsung dari Allah
b. pemohon petunjuk dari Allah melalui istikharah
c. pendukung K.H. Hasyim Asy'ari mendirikan NU
d. penggagas pertama berdirinya Jam'iyah NU
32.Tidak termasuk ulama pesantren yang ikut terlibat dalam prakarsa
mendirikan Jami’ah NU yaitu…….
a. K.H. Ridiwan Abdullah (Surabaya)
b. K.H. Mas Alwi Abdul Aziz (Surabaya)
c. KH. Asad Syamsul Arifin (Situbondo)
d. KH. Abdullah Faqih (Gresik)
33.Pernyataan yang salah tentang pengurus NU yang pertama kali
pada tahun 1926,yaitu………
a. Rais Akbar: KH. Abdul Wahab Hasbullah

b. Awan Syuriyah: K.H. Dakhlan Abdul Qahar
54
c. Wakil Ketua Tanfidziyah: H. Shaleh Syamil
d. Anggota Mustasyar: K.H. Ridwan mujtajid
34.NU sebagai wadah tatanan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan,
dan demokratis, atas dasar Islam ASWAJA", beitulah…….
Jam'iyah NU.
a. tujuan c. faham keagamaan
b. visi d. motivasi
35.Berikut ini yang termasuk misi Jam'iyah NU yaitu ....
a. Mewjudkan masyarakat yang berkeadilan dengan melakukan
upaya pemberdayaan dan advokasi
b. Mewujudkan masyarakat yang demokratis dengan sedikit
banyak mempengaruhi ke bijakan negara
c. Mewujudkan masyarakat yang berakhlaqul karimah melalui
upaya amar ma'ruf nahi munkar
d. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan
mengupayakan sistem ekonomi yang Islami
36."Berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal
Jamaah dan menuntut salah satu dari Madzhab Empat untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratisda berkeadilan
demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat, begitulah
tujuan...Jami’ah NU
a.visi c. Program jangka pendek
b. tujuan d. program jangka panjang
37.Mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang mergast faher
Abnah Jamaah dan menurut salah satu madzhab 4 dalam
masyarakat dengan melaksanaken dakwah Islamiyah dan amar
ma'ruf nahi munkar, begitulah ikhtiar JamI’ah dalam bidang…
a.agama c.sosial kemasyarakatan
b.pendidikan d.ekonomi
38.bertakwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berakhlak mulia,
tenteram, adil, dan sejahtera, begitulah…
a. ikhtiar NU di bidang soasial kemasyarakatan
b. misi perjuangan NU di bidang pendidikan
c. visi perjuangan NU di bidang kemasyarakatan
d. tujuan ikhtiar NU di bidang keagamaan
55
39.Bidang ekonomi yang diperjuangkan oleh Jam'iyah NU adalah
terwujudnya pemerataan kesempatan berusaha maupun kesempatan
menikmati hasil-hasil pembangunan dengan lebih mengutamakan
tumbuh dan berkembangnya……..
a. lapangan pekerjaan c. ekonomi kerakyatan
b. sumber daya alam d.sumber daya manusia
40.Tidak termasuk ikhtiar Jam'iyah NU di luar 4 bidang garapan
a. penegakan hak-hak asasi manusia
b. pelayanan ketega kerjaan dan buruh
c.pemberdayaan hukum dan keadilan
d. peningkatan peran politik praktis
41.Membaca "Ushalli" sebelum takbiratul ihram
a. mendukung sahnya shalat c. membantu niat dalam hati
b. menambah kekhusyukan d.menangkal godaan syetan
42.. ‫ وسبحان هللا بكرة‬،ً‫كبيرا والحمد هلل كثيرا‬
‫وأصيال‬
Teks tersebut masih ada lagi lanjutannya yang cukup panjang
sebagai amalan warga NU dalam....
a. doa iftitah c. wirid setelah shalat Fardlu
b. qunut nazilah d.doa setelah wudlu
43.Dalam pandangan warga NU, imembaca Surah Al Fatihah dalam
shalat tanpa diawall basmalah
a. hukumnya makruh
b. berarti tidak lengkap dan shalat menjadi batal
c. memang begitulah tuntunannya dari Nabi
d. tidak menimbulkan hukum apapun
44.‫ سبحان ربي األعل‬- ‫سبحان ربي العظيم‬
Begitulah teks bacaan, yang pertama sebagai bacaan dalam ruku'
dan yang kedua seb agai bacaan dalam sujud. Akan tetapi warga
NU dengan bermadzhab Syafi
a justru membacanya setelah shalat
b. justru membaca bacaan yang lain
c. menganggap tidak ada dasar hukumnya
d. menambahnya dengan "wo bihamdih
56
45.Bacaan Tasyahhud dalam shalat yang diamalkan oleh warga NU
justru berdasarkan……..
a keterangan dalam kitab-kitab Fiqih
b. ajaran guru dari guru
c. hadits Ibnu Abbas riwayat Imam Muslim
d. hadits yang diragukan kesahahihannya
Jawablah Dengan Singkat Dan Tepat!
46.Sebutkan satu persatu Panca Jiwa Pesantren!
47.Sebutkan peranan K.H. Hasyim Asy'ari dan KH. Khalil Bangkalan
terkait dengan berdirinya Jam'iyah NU!
48.Bedakan pengertian visi dan misi!
49.Sebutkan 2 saja misi Jam'iyah NU!
50.Apa saja yang dilakukan oleh Jam'iyah NU dalam ikhtiarnya di
bidang pendidikan!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
57
58
A.Mari Renungkan
Nahdlatul Ulama berarti "kebangkitan para ulama". Istilah
"kebangkitan” mengandung arti yang lebih aktif daripada
"perkumpulan" atau "perhimpunan".
Lambang Nahdlatul Ulama diciptakan oleh KH. Ridlwan
Abdullah. Sebelum menciptakan lambang NU, terlebih dahulu beliau
melakukan shalat istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allah
SWT. Dengan demikian lambang NU, bukan sekedar hasil
perenungan, tetapi juga hasil istikharah.
B.Mari Mengamati
C.Arti Nama dan Lambang Nahdlatul

KHUlama
RIDWAN ABDULLAH Pencipta Lambang
NU
59
Lambang Nahdlatul Ulama mempunyai arti yang telah dirumuskan
para ulama:
1 Bola Dunia melambangkan bumi tempat kita hidup, berjuang dan
beramal. Di samping itu, mengingatkan bahwa asal kejadian
manusia adalah dari tanah dan kelak akan kembali ke tanah.
2 Dalam gambar bola dunia terdapat peta negara Indonesia yang
berarti Nahdlatul Ulama didirikan di Indonesia dan berjuang untuk
kejayaan negara Republik Indonesia
3 Tali Tersimpul melambangkan persatuan yang kokoh. Dua ikatan
di bawahnya melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan
dan hubungan antara sesama manusia. Jika dihitung, jumlah
untaiannya ada 99 buah yang melambangkan Asmaul Husna.
4 Bintang paling besar melambangkan kepemimpinan Nabi Mu
hammad SAW. Empat bintang di atas garis khatulistiwa
melambangkan kepemimpinan. Khulafaur Rasyidin. Adapun
empat bintang di bawah garis khatulistiwa melambangkan
empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'l dan Hambali). Jumlah
bintang seluruhnya ada 9 buah yang melambangkan wali songo
sebagai penyebar Islam di Indonesia..
5 Tulisan "Nahdlatul Ulama" merupakan nama organisasi yang
berarti "Kebangkitan Ulama"
6 Warna dasar hijau melambangkan kesuburan tanah air
Indonesia. Sedangkan warna putih untuk gambar dan tulisan
melambangkan kesucian niat dalam perjuangan.
Dari arti lambang Nahdlatul Ulama diketahui bahwa
1 Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan(jam'iyah diniyah-ijtimaiyah) yang selalu setia
mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
2 Nahdlatul Ulama menganut salah satu dari madzhab empat, yaitu
Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
3 Nahdlatul Ulama didirikan sebagai kelanjutan dari perjuangan
wali songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia.
60
4 Perjuangan Nahdlatul Ulama memadukan antara hubungan
manusia dengan Allah (habluminnallah) dan hubungan antara
sesama manusia (hablum minan nas)
5 Perjuangan Nahdlatul Ulama dilakukan dengan niat yang suci
untuk kejayaan Islam dan umatnya di negara Republik Indonesia.
Kegiatan!!
1. Buatlah gambar lambang Nahdlatul Ulama dengan media apa
saja yang kamu punya!
2. Tempatkanlah karyamu dibingkai
3. Ceritakan kembali apa arti nama dan lambang Nahdlatul Ulama
D.Tingkat Kepengurusan Nahdlatul Ulama
Tingkat kepengurusan dalam organisasi Nahdlatul Ulama terdiri
atas Pengurus Besar (PB) untuk tingkat pusat, Pengurus Wilayah
(PW) untuk tingkat propinsi, Pengurus Cabang (PC) untuk tingkat
Kabupaten Kota Pengurus Cabang Istimewa (PCI) untuk tingkat
kepengurusan di luar negeri. Pengurus Majlis Wakil Cabang (MWC)
untuk tingkat Kecamatan,Pengurus Ranting (PR) untuk tingkat
Desa/Kelurahan. Dan Pengurus Anak Ranting (PAR) untuk kelompok
atau suatu komunitas.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Pengurus Besar merupakan kepengurusan organisasi Nahdlatul
Ulama di tingkat pusat dan berkedudukan di ibukota negara Republik
Indonesia Perngurus Besar merupakan penanggung jawab
kebijaksanaan dalam pengendalian organisasi dan pelaksanaan
keputusan keputusan muktamar
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
Pengurus Wilayah adalah tingkat kepengurusan di tingkat provinsi
dan berkedudukan di ibukotanya. Pengurus Wilayah berfungsi sebagai
koordinator cabang-cabang di daerahnya dan sebagai pelaksana
kebijakan Pengurus Besar untuk daerahnya, dan pelaksana keputusan-
keputusan Konferensi Wilayah itu sendiri.
61
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Pengurus Cabang berfungsi memimpin dan mengkoordinasi
Majelis Wakil Cabang dan Ranting-Ranting di daerahnya dan
melaksanakan kebijakan Pengurus Wilayah dan Pengurus Besar untuk
daerahnya serta keputusan-keputusan Konferensi Cabang.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama
Pengurus Cabang Istimewa adalah kepengurusan organisasi
Nahdlatul Ulama setingkat cabang yang berada di luar negeri.
Pengurus Cabang Istimewa dibentuk oleh Pengurus Besar Nahdlatl
Ulama atas permohonan sekurang kurangnya 40 orang anggota. Dan
bertugas melaksanakan kebijakan PBNU yang khusus untuk anggota-
anggota NU.
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
Pengurus Majelis Wakil Cabang adalah tingkat kepengurusan
organisasi Nahdlatul Ulama di tingkat kecamatan. Pengurus Majelis
Wakil Cabang meng koordinir Ranting-Ranting di daerahnya dan
melaksanakan kebijaksanaan Pengurus Cabang untuk kecamatan itu
serta keputusan-keputusan Konperensi Majelis Wakil Cabang.
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama
Pengurus Ranting adalah tingkat kepengurusan organisasi
Nahdlatul Ulama di tingkat desa/kelurahan atau daerah yang
disamakan dengannya. Pengurus Ranting berfungsi mengkordinasi
pengurus anak ranting Nahdlatul Ulama di daerahnya dan
melaksanakan kebijaksanaan Pengurus Cabang dan Majelis Wakil
Cabang untuk daerahnya serta keputusan-keputusan konferensi ranting
Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama
Pengurus Anak Ranting adalah tingkat kepengurusan organisasi
Nahdlatul Ulama untuk lingkup kelompok atau komunitas tertentu,
dan berfugsi membina dan memimpin anggota Nahdlatul Ulama. Serta
melaksanakan kebijakan pengurus ranting dan keputusan musywarah
anggota di tingkatannya sendiri.
62
E. Struktur Kepengurusan Nahdlatul Ulama
Ada tiga kata kunci utama untuk memahami Nahdlatul Ulama,
yaitu:
1. Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang dirintis dan disepakati
oleh para ulama pesantren sebagi wadah mempersatukan diri dan
menyatukan lang kah dalam mengamalkan ajaran Islam
Alussunnah wal Jamaah dan berkhidmat kepada bangsa dan
negara.
2. Nahdlatul Ulama merupakan perkumpulan ulama yang bangkit
dan membangkitkan para pengikutnya bersama-sama kaum
muslimin di tengah lingkungan masyarakat.
3. Nahdlatul Ulama sebagai Jam'iyah Diniyah Islamiyah yang
merupakan bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia
berpegang teguh pada kaidah kaidah keagamaan.
Ketiga kata kunci tersebut di atas tampak jelas betapa peran
ulama sangat dominan sebagai pemimpin dan titik sentral dinamika
perkembangan NU dari masa ke masa. Karena itu dipilihnya nama
"Nahdlatul Ulama" dan bukan yang lainnya bukan hanya karena
kebetulan, tetapi menunjukkan bahwa kata "Ulama" merupakan ciri
yang membedakannya dengan organisasi-organisasi Islam lainnya.
Menurut KH.Ahmad Shiddiq "pemilihan nama jamiyah ini,
bukan Nahdlatul Muslimin atau Nahdlatul Ummah umpamanya,
membuktikan betapa penting dan khasnya kedudukan ulama dalam
Jamiyah Nahdlatul Ulama. Sebagai Jariyah diniyah ijtimaiyah yang
bermotif keagamaan dan berlandaskan keagamaan, Nahdlatul Ulama
harus dipimpin oleh tokoh-tokoh yang bisa di pertanggungjawabkan
secara moral, ilmu, amal dan akhlak keagamaannya. Prinsin ini
didasari oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan
Al Hakim yang juga ditulis oleh Rais Akbar Hadratus Syeikh KH.
Hasyim Asy'ari dalam mukaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama
yaitu:
‫ال تبكواعلى الذين إذا وليه أهله وابكوا على الذين إذا وليه غير أهله (رواه الطبران‬
63
“Jangan kalian menangisi agama bila ia dikuasai oleh ahlinya. Dan
tangisilah agama itu, bila ia dikuasai oleh orang yang bukan ahlinya”
Penghormatan yang amat tinggi terhadap ulama juga merupakan
perwujudan dari tradisi berfikir kegamaan yang menganut ajaran
bermadzhab. Di samping itu, sosok ulama yang memiliki pengaruh
dan wibawa atas santri santrinya dan hubungan antara mereka yang
tidak pernah terputus merupakan faktor penting dalam menempatkan
kedudukan ulama pada kepemimpinan Nahdlatul Ulama.
Kewibawaan dan pengaruh ulama yang demikian kuat dalam
masyarakat itulah yang kemudian di tetapkan secara formal
organisatoris pada struktur kepemimpinan Nahdlatul Ulma dalam
lembaga “Syuriyah” Lembaga inilah yang mengemban posisi kunci
sebagai lembaga tertinggi yang berwenang membina, membimbing,
mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan organisasi. Sedangkan
lembaga di bawahnya yaitu Tanfidziyah yang berfungsi melaksanakan
petunjuk dan kebijakan Syuriah. Hubungan antara keduanya
sesungguhnya berangkat dari tradisi pesantren di mana para pengurus
pondok sangat menekankan sifat kepatuhan dan khidmat kepada
kiai/ulama pengasuhnya.
F.Sistem Kepengurusan Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama mempunyai sistem kepengurusan yang berbeda
dengan organisasi yang lain, yaitu kepengurusan yang terdiri dari
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah. Serta mempunyai perangkat
berbentuki lajnah, lembaga dan badan otonom.
Mustasyar
Yaitu Penasihat yang mempunyai tugas utama memberikan
arahan, bimbingan dan nasihat kepada pengurus Nahdlatul Ulama
menurut tingkatannya baik diminta maupun tidak. Mustasyar biasanya
terdiri dari para ulama dan tokoh-tokoh ahli yang mempunyai
perhatian dan kepedulian terhadap Nahdlatul Ulama. Mereka juga
mempunyai jasa yang besar, baik terhadap Nahdlatul Ulama maupun
64
terhadap masyarakat. Mustasyar tidak mempunyai susunan pengurus,
dan bekerja secara kolektif.
Syuriyah
Yaitu Pemimpin, pembina, pengendali, pengawas, dan penentu
kebijakan organisasi. Sesuai fungsinya, pengurus Syuriah selain harus
ulama, juga disyaratkan harus mempunyai kemampuan dan
penguasaan wawasan ilmu yang lebih luas terutama kemampuan di
bidang agama. Susunan Pengurus Syuriyah terdiri dari seorang Rois,
beberapa Wakil Rois, Katib dan Wakil-wakil Katib, serta beberapa
A’wan. Khusus di PBNU terdiri dari Rois Am, wakil Rois Am,
beberpa Rois, Katib Am. Dan beberapa Wakil Katib Am serta
beberapa A’wan.
Pengurus syuriyah bertugas,
1. Menentukan arah kebijakan Nahdlatul Ulama dalam melakukan
usaha dan tindakan untuk mencapai tujuan..
2. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan pemahaman, pen
gamalan, dan pengembangan ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah
3. Mengendalikan, mengawasi, dan memberikan koreksi sesuai
dengan pertimbangan agama dan organisasi.
Tanfidziyah
Yaitu Pelaksana kebijakan organisasi. Pengurus Tanfidziyah,
tidak harus ulama, tetapi dituntut mampu bekerja sama melaksanakan
kebijakan Syuriyah. Pengurus Tanfidziyah terdiri dari Ketua, Wakil-
wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara dan
Wakil-wakil Bendahara Khusus di PBNU terdiri dari Ketua Umum,
Wakil ketua umum, dan beberapa Ketua, Sekretaris Jendral, Wakil-
wakil Sekrtetaris Jendral, Bendahara dan Wakil-wakil Bendahara.
Pengurus Tanfidziyah mempunyai tugas.
Memimpin jalannya organisasi sesuai dengan kebijakan syuriyah,
1. Melaksanakan program organisasi, sesuai dengan rumussan yang
telah ditentukan.
65
2. Menyampaikan laporan kepada pengurus syiuriyah tentang
pelaksanaan tugasnya.
Disamping kedua unsur tersebut, organisasi Nahdlatul Ulama
memiliki perangkat-perangkat organisasi yang terdiri dari: Lembaga,
Lajnah dan Badan Otonom.
Lembaga
Yaitu Pelaksana program-program Nahdlatu Ulama yang berkaitan
dengan bidang-bidang tertentu, seperti bidang pendidikan, bidang
ekonomi, bilang pertanian dan sebagainya. Ketentuan tentang nama
lembaga dan tugas-tugasnya ditetapkan dalam setiap muktamar Begitu
juga untuk tingkat dibawahnya ditetapkan dalam konferensi masing-
masing sesuai kebutuhan. Pengurus Lembaga diangkat dan
diberhentikan oleh pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan
tingkatannya, dan mempunyai masa jabatan sama dengan masa ja
batan pengurus Nahdlatul Ulama pada tingkatannya.
Lajnah
Yaitu pelaksana program-program Nahdlatul Ulama yang
membutuhkan penanaganan khusus, seperti masalah penerbitan dan
media informasi, serta pengembangan ilmu falak dan ru’yatul hilal.
Seperti juga lembaga, ketentuan tentang nama dan tugas-tugasnya
ditetapkan dalam muktamar, dan ditingkat bawahnya ditetapkan dalam
konferensi. Pengurus Lajnah diangkat dan diberhentikan oleh
pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya. Dan
mempunyai masa jabatan sama dengan masa jabatan pengurus Nahd
latul Ulama pada tingkatannya.
Badan Otonom
Yaitu pelaksana program-program Nahdlatul Ulama yang berkaitan
dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.
Baik kelompok usia seperti kelompok wanita, pemuda, pelajar, atau
kelompok profesi seperti sarjana, huffadz, ahli thoriqah dan
sebagainya. Berbeda dengan lembaga dan lajnah, Badan otonom
berbentuk organisasi yang mandiri, mempunyal rumah tangga sendiri,
menentukan kebijakan sendiri, akan tetapi tidak boleh bertentangan
66
dengan kebijakan Nahdlatul Ulama. Pengurus Badan Otonom
ditetapkan oleh Kongres dan konferensinya masing-masing, begitu
juga masa jabatannya tidak mengikuti masa jabatan pengurus
Nahdlatul Ulama, tetapi sesuai dengan peraturan organisasinya
masing-masing.
Rangkuman
1) Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang menempatkan ulama
sebagai pemimpin tertinggi.
2) Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari mustasyar sebagai
penasihat, Syuriyah sebagai penentu kebijakan, dan Tanfidziyah
sebagai pelaksana kebijakan.
3) Nahdlatul Ulama mempunyai perangkat yang terdiri dari lajnah,
lembaga dan badan otonom.
4) Tingkat kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari Pengurus Besar
di tingkat pusat, Pengurus Wilayah propinsi, Pengurus Cabang di
tingkat kabupaten atau kota, Pengurus Majlis Wakil Cabang di
tingkat kecamatan, Pengurus Ranting di tingkat desa atau
kelurahan, Pengurus Anak Ranting untuk kelompok atau komunitas
anggota dan pengurus Cabang Istimewa di luar negeri.
67
A.Mari Renungkan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Nahdlatul Ulama adalah
organisasi keagamaan Islam (Jam'iyah Diniyah Islamiyah). Fungsinya
adalah sebagai wadah perjuangan para ulama dan pengikutnya, dengan
tujuan pokok memelihara, melestarikan, mengembangkan dan
mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah
dan mengikuti salah satu madzhab empat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagai organisasi keagamaan, Nahdlatul Ulama menegaskan diri
sebagai penganut, pengemban dan pengembang Islam ala
Ahlussunnah wal Jamaah dengan sistem bermadzhab. Kenyataan ini
dapat dibaca pada pasal 2 Qanun Asasi li Jam'iyat Nahdlatul Ulama
(Anggaran Dasar NU pada saat didirikan)
B.Faham Keagamaan NU
68
Paham keagamaan yang dianut oleh NU adalah paham Ahlussunnah
wal Jamaah dengan mengharuskan para pengikutnya menjalankan
fikih dengan memilih salah satu madzhab. Sebagai bukti keteguhan
berpegang teguh pada pola madzhab adalah kesungguhan NU dalam
memeriksa kitab-kitab yang digunakan sebagai bahan pengajaran,
guna membedakan antara kitab fikih Ahlussunnah wal Jamaah dengan
kitab-kitab fikih Ahli Bid'ah. Selain itu NU telah membentuk Jamiyah
an-Nashihin yang bertujuan mencetak kader muballigh militant yang
siap mengawal penyebaran dan pewarisan ajaran bermadzhab. Melalui
jamiyyah ini, diselenggarakan diskusi-diskusi mengenal berbagai
macam ilmu, guna memperkuat kemampuan anggota di bidang
akidah, fikih dan tasawuf dengan mengkaji kitab-kitab yang disusun
oleh para ulama madzhab.
Selain berpegang teguh pada pola bermadzhab, karakteristik paham
ke agamaan NU juga ditunjukkan pada sikapnya yang toleransi
(tasamuh) terhadap tradisi. Sikap toleransi ini telah membuka jalan
bagi NU untuk menerima tradisi yang telah berkembang dan menjadi
milik masyarakat setempat. Sikap toleransi yang menjadi salah satu
karakteristik paham Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut oleh NU,
dinyatakan dalam Khitthah NU butir 3 point (c), yaitu "Nahdlatul
Ulama mengikuti pendirian bahwa Islam adalah agama yang fitri yang
bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki oleh
manusia. Paham keagamaan yang dianut oleh Nahdlatul Ulama
bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan
menjadi milik serta ciri ciri suatu kelompok manusia seperti suku
maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut"
Dengan sikap toleransi tersebut, berbagai ben tuk tradisi keagamaan
Jawa yang banyak dipengaruhi tradisi Hindu-Budha berhasil diwarnai
dengan ajaran Islam dan dijadikan sebagai salah satu ciri khas
Ahlussunnah wal Jamaah.
Karakteristik lain dari paham Ahlussunnah wal Jamaah yang
dianut oleh NU adalah sikap "At-Tawassuth wal Itidal" (pertengahan
dan tegak lurus). Perwujudan dari sikap ini tampak dalam berbagai
bidang ajaran Islam. Di antaranya:
69
a. Bidang Akidah: (1). Keseimbangan antara penggunaan dalil aqli
(akal) dan dalil naqli (al-Qur'an dan al-Hadis) dengan pengertian
dalil aqli dipergunakan dan ditempatkan di bawah dalil naqli, (2)
Berusaha sekuat tenaga memurnikan akidah dari segala unur-unur
dari luar Islam, (3). Tidak tergesah-gesah menetapkan "musyrik",
"kufur" dan sebagainya kepada mereka yang karena satu dan lain
hal belum dapat memurnikan akidahnya
b. Bidang Syari'ah : (1). Selalu berpegang teguh pada al-Qur'an dan
as-Sun-nah dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggung jawabkan dan melalui jalur-jalur yang wajar, (2),
Pada masalah yang sudah ada dalil nash yang jelas dan pasti, tidak
boleh dilakukan pendekatan rasional atau dalil aqli, (3). Pada
masalah yang tidak tegas dan tidak pasti (dhanni) dapat ditoleransi
dengan adanya perbedaan pendapat selama tidak bertentangan
dengan prinsip agama
c. Bidang Tasawuf; (1). Menganjurkan usaha memperdalam
penghayatan ajaran Islam dengan riyadlah dan mujahadah menurut
cara yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum dan ajaran
Islam, (2). Mencegah sikap berlebihan yang dapat menjerumuskan
orang kepada penyelewengan akidah dan syariah, (3). Berpedoman
bahwa akhlak yang luhur selalu berada di antara dua ujung sikap,
misalnya; Syajaah (berani) di antara jubn (penakut) dan tahawwur
(sembrono), Tawadlu' di antara takabbur (sombong) dan tadzallul
(rendah diri), Jud (dermawan) di antara bukhl/bakhil (pelit) dan
israf (boros) dan lain-lain
d. Bidang Muamalah; (1). Mengakui watak dan tabiat manusia yang
selalu senang berkelompok berdasarkan atas unsur pengikatnya
masing-masing, (2). Pergaulan antar golongan harus diusahakan
berdasarkan saling mengerti dan saling menghormati, (3).
Permusuhan terhadap suatu kelompok, hanya boleh dilakukan
terhadap golongan yang nyata memusuhi agama Islam dan umat
Islam
e. Bidang Kebudayaan: (1). Kebudayaan, termasuk adat-istiadat, tata
busana, kesenian dan sebagainya harus ditempatkan pada
kedudukan yang wa jar dan harus dinilai dan diukur dengan norma-
70
norma hukum dan ajaran agama. (2). Kebudayaan yang sesuai
dengan ajaran Islam dapat diterima dan dikembangkan. Sedangkan
yang bertentangan harus ditinggalkan, (3).Yang lama yang baik
dipelihara dan dikembangkan. Yang baru yang lebih baik dicari dan
dimanfaatkan, (4). Tidak selalu menerima yang lama dan menolak
yang baru atau sebaliknya.
Demikianlah beberapa contoh penerapan dan perwujudan dari
karakteristik at-Tawassuth dan I'tidal yang menjadi salah satu
karakteristik Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut oleh Nahdlatul
Ulama.
Rangkuman
1. Sebagai organisasi keagamaan, NU menegaskan jati dirinya sebagai
penganut pengembang dan pengembang Islam Ahlussunnah wal
jamaah dengan sistem bermadzhab
2. selain sistem bermadzhab, kakteristik paham Ahlussunnah wal
jamaah yang dianut oleh NU adalah tasamuh, tawasuth, dan i'tidal.
3. ketiga sikap tersebut diwujudkan dalam berbagai bidang ajaran
Islam baik aqidah syari'ah, tasawuf, maupun mu'amalah.
71
A.Mari Renungkan
‫يأيها الذين آمنوا إذا نودي للصلوة• من يوم الجمعة فاسعوا إلى ذكر هللا ودروا البيع ذلكم خير‬
‫لكم إن كنتم تعلمون‬
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. (QSA Jumu'ah 9)
B.Mengamati Media
C.Shalat Jumat
Shalat Jum'ah (Jumatan) hukumnya fardlu 'ain bagi setiap lelaki
muslim yang sudah baligh, dalam keadaan sehat, dan tidak sedang
bepergian. Secara umum tidak ada perbedaan antara pelaksanaan
ibadah shalat Jum'at bagi warga NU dengan umat Islam lainnya.
Akan tetapi dalam beberapa hal terdapat perbedaan, terutama
dalam tata cara pelaksanaannya. Di antaranya adalah :
72
1.Adzan Jum'at
Adzan Jum'at di masjid-masjid tempat warga NU menunaikan
shalat Jum'at ada dua, yaitu; pertama; adzan yang dikumandangkan
ketika masuk waktu Dzuhur dan yang kedua setelah khatib
mengucapkan salam di atas mimbar sebelum memulai membacakan
khutbah. Adzan yang kedua inilah yang berlangsung sejak zaman
Rasulullah SAW sampai pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab
r.a. Sedangkan adzan pertama berlangsung sejak masa pemer intahan
khalifah Usman bin Affan r.a.
Dalam kitab Tanwirul Qulub terdapat keterangan sebagai berikut:
‫فلما كثر الناس في عهد عثمان بن عفان أمرهم بأذان آخر على الزوراء واستمر األمر إلى‬
‫زمننا هذا وهذا األذان ليس من البدعة ألنه في زمن الخلفاء الراشدين لقوله عليكم بسنتي‬
‫وسنة الخلفاء الراشدين‬
"Ketika orang sudah semakin banyak pada masa Khalifah usman ban
Affan maka beliau memerintahkan untuk mengumandangkan azan lain
Zaura, dan yang demikian itu tetap berlangsung sampai sekarang.
Adzan tersebut tidak termasuk bid'ah karena telah terjadi pada masa
Khulafaur Rasyidin, sesuai dengan sabda Rasulullah: "Kalian harus
berpegang teguh dengan sunnah (ajaranku dan sunnah Khulafaur
Rasyidin)".
ljtihad yang dilakukan oleh khalifah Usman ini tidak dipungkiri
oleh para sahabat yang lain, bahkan sudah menjadi ijma' diam-diam
dikalangan mereka karena tidak ada yang menolaknya.
Dalam kitab al-Muwahhid al-Laduniyah disebutkan :
‫ثم إن فعل عثمان له كان إجماعا سكوتيا ألنهم ال ينكرونه عليه‬
"Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Sayyidina Usman bin Affan
ra itu merupakan ijma' sukuti karena para sahabat yang lain tidak
menentang kebijakan tersebut"
2.Shalat Sunnah qabliyah dan ba'diyah Jum'ah
73
Sudah menjadi tradisi warga NU, apabila adzan pertama untuk
shalat Jum'at sudah dikumandangkan, para jamaah segera berdiri
untuk mengerjakan shalat sunnah qabliyah Jum'at. Dasar yang
menjadi pijakan praktik shalat sunnat qabliyah Jum'ah adalah
keterangan dalam kitab Imam Kurdi 'Ala Bafadhal
"Dalil paling kuat untuk dijadikan pedoman tentang kebolehan shalat
dua rakaat sebelum Jum'at adalah hadis (shahih) riwayat Ibnu Hib
ban dari hadis Abdullah bin Zubair (marfu) yang menyatakan bahwa
tidak ada satu shalat pun kecuali sebelum shalat fardlu itu
dilaksanakan ada shalat dua rakaat (shalat sunnah qabliyah)".
Demikian juga disunnahkan shalat sunnah ba'diyah Jum'at.
Dasarnya adalah hadis riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu
Hurairah r.a. katanya Rasulullah SAW bersabda:
‫إذا صلى أحدكم الجمعة فليصل بعدها أربعا‬
"Jika salah seorang di antara kamu shalat Jum'at, maka shalatlah
empat rakaat sahnya"
Dalam kitab al-Majmu Syarh al-Muhadzdzab, Imam Nawawi
berkata:
‫ فن قبلها وبعدها صالة وأقلها رامتان قبلها وركعتان‬،‫فرع في سنة الجمعة بعدها وقبلها‬
‫ واألكمل أربع قبلها وأربع بعدها‬،‫بعدها‬
“(cabang) menerangkan tentang shalat sunnah Jum'ah, sesudah dan
sebelumnya Sebelum dan sesudah shalat Jum'ah disunnahkan
melakukan shalat sunnah Paling sedikit dua rakaat sebelum dan
sesudahnya. Dan yang lebih sempurna, empat rakaat sebelum dan
sesudahnya”
3. Pemandu Khutbah (Muraqqi)
Ciri khas lainnya yang membedakan antara pelaksanaan ibadah
shalat Jum'at di masjid-masjid warga NU dengan masjid-masjid
lainnya adalah adanya muraqqi yang bertugas sebagai pemandu
khutbah. Biasanya sebelumn khatib naik mimbar, muraqqi berdiri
menghadap semua jamaah, mengingatkan mereka agar tenang, tidak
berisik dan mendengarkan khutbah dengan sungguh-sungguh.
Menurut riwayat, praktik pelaksanaan shalat Jum'at dengan
menampilkan Muraqqi sebagai pemandu khutbah baru terjadi sesudah
abad pertama Hijriyah. Akan tetapi sesungguhnya Rasulullah SAW
74
pernah menyuruh seseorang untuk meminta perhatian orang banyak
agar mendengarkan khutbah beliau di Mina ketika haji wada'. Inilah
sebenarnya hakikat dari Muraqqi, sehingga pelaksanannya tidak bisa
digolongkan sebagai bid'ah.
Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitabnya Tanwir al-
Qulub menyatakan:
‫ إذ في تالوة اآلية تنبيه وترغيب في اإلتيان‬،‫وهذا شأن العرقي فال يدخل في حد البدعة أصال‬
‫(إن هللا ومالئكته يصلون على النبي) بالصالة على النبي ﷺ في هذا اليوم العظيم المطلوب‬
‫ وفي قراءة الحديث بعد األذان (إذا قلت لصاحبك واإلمام يخطب يوم الجمعة رواه‬.‫فيه إكثاره‬
‫ وكان‬،‫مسلم وغيره إيقاظ المكلف الجتناب الكالم الصيت فقد لغوت) المحرم أو المكروه‬
‫النبي ﷺ يقول هذا الخبر على المنبر في حصته‬
“……Inilah sebenarnya hakikat dari muraqqi itu, sehingga
pelaksanaanya sama sekali tidak dapat digolongkan sebagai bid'ah.
Karena dalam penyebutan ayat yang artinya "Sesungguhnya Allah
dan malaikatNya membaca shalawat kepada Nabi" terdapat
peringatan dan motivasi untuk selalu membaca shalawat kepada Nabi
SAW pada hari yang agung ini, yang memang sangat dianjurkan
memperbanyak shalawat. Dan dalam pembacaan hadis riwayat imam
Muslim dan lainnya setelah adzan yang artinya "Apabila kamu
berkata-kata kepada temanmu, padahal imam sudah membaca
khubah, maka sungguh sia-sia jum'atmu". Hadis ini memberi
peringatan kepada orang mukallaf untuk menjauhi perkataan yang
haram atau perkataan yang makruh selama khutbah, Nabi SAW
mengucapkan hadis ini pada saat beliau membaca khutbah di atas
mimbar"
4. Khatib Jum'at memegang tongkat
Hal lain yang menunjukkan ciri khas pelaksanaan ibadah shalat
Jum'at di masjid warga NU adalah ketika khatib hendak naik mimbar,
muraqqi menyerahkan tongkat kepadanya, dan ia megang tongkat
tersebut selama membacakan khutbah. Dasarnya adalah pendapat
Jumhur ulama yang sepakat bahwa memegang tongkat ketika
membacakan khutbah Jum'at itu hukumnya sunnah. Pendapat ini
75
sesuai dengan hadis riwayat Imam Ibnu Majah dari sahabat Sa'id bin
A'id katanya:
‫أن رسول ہللا ﷺ كان إذا خطب في الحرب خطب على قوس وإذا خطب في الجمعة خطب‬
‫على عصا‬
"Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika berkhutbah di medan perang,
beliau memegang busur panah. Dan pada waktu khutbah Jum'at
beliau memegang tongkat". Hadis ini menjelaskan tentang
kesunnahan khathib memegang tongkat atau semacamnya ketika
menyampaikan khutbah.
5.Wiridan sesudah shalat Jum'ah
Setelah selesai melaksanakan shalat Jumah, dilanjutkan membaca
wirid(wiridan) yaitu:
a. membaca surat Al Fatihah sebanyak 7 kali
b. membaca surat Al Ikhlash sebanyak 7 kali c
c. membaca surat Al Falaq sebanyak 7 kali
d. membaca surat An Nas sebanyak 7 kali
e. membaca doa
‫ وبطاعتك‬.‫ يارحيم ياودود الفنا بحاللك عن حرمات‬.‫اللهم ياغني ياحميد يامبدئ يامعيد‬
‫ وبفضلك عمن سواك‬.‫عن معصيتك‬.
"Ya Allah, Dzat Yang Maha Kaya, Wahai Dzat Yang Maha Terpu
Wahai Dzat Yang memulai (kejadian), Wahai Dzat Yang
mengembalikan, Wahai Dzat yang Maha Penyayang, Wahai Dzat
Yang Maha Pengasih, cukupkanlah bagiku dengan yang halal;
terhindar dari yang haram; dengan mentaatiMu, terhindar dari
mendurhakaiMu; dan dengan anugerah Mu dari ketergantungan
selain kepada Engkau
76
Rangkuman
Tata cara pelaksanaan shalat Jum'at di Masjid NU adalah sebagai
berikut:
1. Sesudah waktu dzuhur tiba dikumandangkan adzan pertama, lalu
Jamaah melakukan shalat sunnah Qabliyah
2. Muraqqi berdiri mengingatkan para Jama’ah untuk
mendengarkan khutbah dengan tenang
3. Sesudah khatib duduk di atas mimbar dikumandangkan
adzan kedua,
4. Khatib berkhutbah dengan memakai tongkat, dan di antara dua
khutbah, muraqqi membaca shalawat nabi
5. Sesudah shalat membaca wiridan dan do’a bersama
77
UJI KOMPETENSI
Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat!
1 Sebagai penanggung jawab kebijaksanaan dalam pengendalian
organisasi dan pelaksa naan seluruh keputusan muktamar
adalah…..
a PCINU c.PWNU
b.PCNU d. PBNU
2 Sebenamya Pengurus NU tingkat Kabupaten Kota /Madya
berwenang melaksanakan kebijakan PWNU dan PBNU untuk
daerahnya, namun ada pula yang hanya berwenang
melaksanakan kebijakan PBNU karena berada di luar negeri,
yaitu…..
a.PACNU c.PCNU
b.PPNU d. PCINU
3 Tidak termasuk kewenangan PWNU yaitu….
a. sebagai kordinator cabang-cabang di daerahnya
b. sebagai pelaksana kebijakan PBNU di daerahnya
c. sebagai penyelenggara Muktamar NU di daerahnya
d. sebagai pelaksana keputusan-keputusan Konferwil
4 Sebagai pelaksana kebijakan PCNU dan MWC NU untuk
daerahnya yaitu….
a.PWNU c.CMWC NU
b.PCNU d. Pengurus
5 Ranting NU Peranan ulama sangat dominan sebagai pemimpin
dan titik sentral dinamika perkame bangan NU dari masa ke
masa Tidak termasuk faktor yang melatar belakangi dominasi
ulama di NU yaitu……
a. NU sebagai wadah para ulama untuk menyatukan langkah
dalam upaya mengembangkan ASWAJA
b. NU sebagai perkumpulan ulama yang bangkit dan
membangkitkan para pengikutnya
c. NU sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan berpegang
teguh pada kaidah-kaidah Agama
78
d. NU sebagai perkumpulan ulama yang sejak awal berdirinya
tidak berurusan dengan politik
6 Dipilihnya nama NU menunjukkan betapa penting dan khasnya
kedudukan ulama di NU, begitulah penegasan KH. Ahmad
Shiddiq. Beliau pada muktamar NU ke-27 di Situbondo terpilih
sebagai……
a. Ketua Dewan Mustasyar PBNU
b. Ketua umum Tanfidziyah PBNU
c. Rais Am Syuryah PBNU
d. Kedua Dewan Masyayikh PBNU
7 NU harus dipimpin oleh tokoh-tokoh yang secara moral. Ilmu,
dan akhlak keagamaan dapat dipertanggung jawabkan, sebab
NU merupakan Jemiyah Diniyah Islamiyah yang……
a berlandaskan keagamaan dan bermotif kebangsaan
b.berlandaskan kebangsaan dan bennol heagamaan
c.berlandaskan dan bermotif keagamaan
d.berlandaskan den bermotif kebangsaan
8 Salah satu chikhas Jam wah NU yang tidak dimilika organisasi-
organssi lainnya adalah menempatkan ulama dalam posisi yang
tertinggi sebagai perwujudan dan tradisi berfikir keagamaan
yang……
a. disesuaikan dengan situasi dan kondisi
b.ilmiah, progresil, dan rasional
c.disesuaikan dengan hukum Indonesa
d. menganut sistem bermadhab
9 Tidak termasuk peranan Syuriyah dalam struktur kepengurusan
NU yaitu sebagai……..
a.pemimpin dan pembina c.pengendali dan pengawas
b.pelaksana harian d.penentu kebijakan organisasi
10 Salah satu tugas Tanfidziyah dalam kepengurusan NU
adalah……
a.melaksanakan program organisasi
b.menentukan kebijakan organisasi
c.memberikan saran kepada Syuriyah
d.memberikan saran kepada Mustasyar
79
11 Untuk menangani urusan penerbitan, media informasi,
pengembangan ilmu Falak, dan ruyatul hilal, maka dalam
struktur kepengurusan NU telah dibentuk suatu badan yang
disebut……
a. Hai-ah c. Badan Otonom
b. Lajnah d. Lembaga
12 Di kalangan warga NU banyak yang punya keahlian dalam
bidang lantunan bacaan Al Qur'an, bahkan banya pula yang hafal
Al Qur'an di luar kepala Maka di NU mereka dihimpun dalam
suatu badan yang disebut……
a. Jam'iyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah
b. Jamiyatul Qurra' wal Huffadh
c. Lajnah Ta'lif wan Nastr
d. Jamiyah Ahlil Qiraah wat Tahfidh
13 Pernyataan yang salah tentang mutasyar adalah…….
a. terdiri dari para ulama dan tokoh-tokoh ahli
b. dipilih dari mereka yang peduli terdahap NU
c. dipilih dari mereka yang berjasa besar NU
d. punya pengurus,dan bekerja kolektif
14 Rais’Am adalah jabatan terrtinggi di NU yang…..
a. memimpin para ulama pemangku pesantren
b. memimpin pengurus syuriah di tingkat PBNU
c. memimpin semua lembaga dilingkungan NU
d. bisa dibentuk ditingkat PB sampai PC saja
15 Sebuah badan hukum dilingkungan NU yang masa jabatan
pengurusnya tidak mengikuti masa jabatan pengurus
NU,melainkan ditetapkan oleh AD/ART-nya sendiri,disebut…..
a. Hai-ah c.Badan otonom
b. Lajnah d.Lembaga
16 Oleh karena NU sebagai organisasi,maka segala sesuatunya
harus ditetapkan melalui……..
a. shalat istiharah c.berkah para kyai sepuh
b. musyawarah d.doa dan istigoshah
17 Konferensi di Jami’ah NU merupakan lembaga
permusyawaratan….
80
a. Dibawah tingkat pusat
b. Tingkat pusat
c. Tingkat pusat maupun dibawahnya
d. Tanpa melibatkan para ulama
18 Tidak termasuk yang dibahas dalam MUKTAMAR NU yaitu…..
a. Laporan pertanggungjawaban(LPJ) pengurus
b. Pemenangan pemilu bagi NU dan warganya
c. Pokok-pokok progam dan permasalahan agama
d. Menetapkan rekomendasi organisasi
19 Berikut ini yang tidak berhak mengadaka pemilihan pengurus
baru yaitu……
a. Muktamar c.Konferensi cabang
b. Konferensi wilayah d.Konferensi besar
20 Salah satu forum musyawarah NU di tingkat pusat yang tidak
tergolong permusyawaratan tertinggi yaitu….
a. rapat pemimpin(RAPIM)
b. kongres tingkat tinggi(KTT)
c. konferensi besar(KONBES)
d. rapat koordinasi(RAKOR)
21 Disebut Anggota Luar Biasa antara lain karena……
a memiliki ilmu yang tinggi
b. tergolong ulama yang terkenal
c. menduduki jabatan pemerintahan
d berdomisili di luar negeri
22 Yang bukan anggota biasa maupun anggota luar biasa tapi
dianggap telah berjasa terhadap NU dan ditetapkan dalam
keputusan PBNU disebut Anggota………
a. Istimewa c. Kehormatan
b. Utama d. Terhormati
23 Dalam ART NU Bab I pasal (1) disebutkan bahwa memelihara
Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah
Insaniyah, serta peraturan Nasional dalam kerangka NKRI
merupakan………bagi setiap anggota NU.
a. kewajiban c.visi dan misi
b. hak d.amanah
81
24 Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh NU,
terutama kegiatan-kegiatan pembinaan terhadap anggota NU
merupakan……. bagi setiap anggota NU
a.kewajiban c. visi dan misi
b. hak d. amanah
25 Bagi anggota... tidak ada hak memilih maupun dipilih.
a. biasa c. kehormatan
b. luar biasa d.terhormat
26 Seseorang dapat berhenti dari keanggotaan NU…….
a. karena meninggalkan tanah air
b. karena menjadi anggota Dewan
c. atas permintaan sendiri
d. setelah diangkat menjadi PNS
27 NU menyatakan diri sebagai Jam’iah Diniyah islamiyah
semenjak …….
a. pertama kali berdirinya
b.keluar dari bergabungan dengan PPP
c.Muktamar ke 27 di Situbondo
d.tidak berpolitik praktis
28 NU didirikan dengan tujuan……
a.mencita-citakan berdirinya negara islam Indonesia
b.melestarikan dan mengembangkan ajaran ASWAJA
c.mencita-citakan syari’at lslam menjadi dasar Negara RI
d.meningkatkan kegiatan pendidikan bagi masyarakat
29 Ajaran Islam yang murni sebagaimana diajarkan Rasululoh
SAW serta diamalkan oleh beliau bersama para sahabatnya,
begitulah pengertian ASWAJA …….
a.yang dipahami dan diamalkan NU
b.menurut semua golongan dalam Islam
c. yang diklaim oleh suatu golongan tentu
d. yang berlaku hanya di Indonesia
30 Salah satu karakteristik ajaran Islam dan faham ASWAJA
adalah Tawassuht. Berikut ini yang tidak termasuk dalam
pengertian Tawassuht yaitu……..
82
a. moderat
b. tengah-tengah
c. tidak ekstrim
d. rasional
31 Tidak condong ke mana-mana, begitulah salah satu karakteristik
ASWAJA yang diistilahkan dengan…….
a. Al Itidal c. At Tawazin
b. At Tasamuh d. Al l'tibar
32 Tidak merasa paling baik dan paling benar, sementara yang lain
harus dilawan dan dimusuhi, begitulah salah satu karakteristik
ASWAJA yang diistilahkan dengan…….
a Al Itidal c. At Tawazun
b. At Tasamuh d. At Tawassuth
33 Dari sisi keyakinan, NU menganggap AHMADIYAH sebagai
faham sesat. Namun dat sisi kemanusiaan, NU tetap
menghormati para penganutnya sebagai warga negara yang
punya hak untuk dilindungi sebagaimana warga negara lainnya.
Begitulah karakter ASWAJA yang dianut oleh NU, dan di
istilahkan dengan……
a. At Tawassuth c. At Tasamuh
b. At Tawazun d. Al’itidal
34 Ukhuwah Islamiyah menurut NU tidaklah lebih utama dari pada
Ukhuwah Wathar sehingga masing-masing harus diterapkan
secara terpadu dan serentak. Begitulah kan kteristik ASWAJA
yang diterapkan oleh NU, dan ditilahkan dengan……..
a. At-tawassuht c. At-tasamuh
b.At-tawazun d.Al’itidal
35 Ketika Khalifah Usman bin Affan mengagas dua adzan untuk
pelaksanaan Jumatan……
a. banyak Sahabat yang tidak sependapat, sehingga mereka
membuat jum'atan sendiri
b. banyak Sahabat yang menentang, tapi tidak berani
mengutarakannya
c. tak seorang pun dari kalangan Sahabat terkemuka yang
sependapat dengan Khalifah Usman
83
d. tak seorang pun dari kalangan Sahabat terkemuka yang
menolak atau menentangnya
36 Di kalangan warga NU, sebelum adzan Jum'ah kedua dilakukan
shalat dahnya dilakukan shalat.... Isian yang benar pada 2 tempat
titik-titik tersebut secara urut adalah ....
a. Qabilyah Jum'ah -Ba’diyah Jum’ah
b. Qabliyah Dhuhur -Mu'adah bagi yang ragu-ragu
c. Qabliyah Dhuhur - Ba'diyah Dhuhur
d. Qabliyah Jum'ah -Ba'diyah Dhuhur
37 ‫ما من صالة إال وبين يديها ركعتان‬
Hadits riwayat Imam Ibnu Hibban dari Sahabat Abdullah bin
Zubair tersebut di atas terjemahannya sebagai berikut:….
a. "Tidaklah satu shalat pun kecuali sebelum dan sesudahnya
ada shalat sunnah 2 rakaat”
b. "Tidaklah satu shalat pun kecuali sesudahnya ada shalat
sunnah 2 rakaat”
c. "Tidaklah satu shalat pun kecuali sebelumnya ada shalat
sunnah 2 rakaat”
d. "Tidaklah satu shalat pun kecuali diiringi oleh shalat sunnah 2
rakaat-2 rakaat”
38 “ ‫”أنصتوا واسمعوا وأطيعو‬
Dalam pelaksanaan Jum'atan di kalangan warga NU, teks
tersebut di atas diucapkan 3 kali oleh .....
a. seorang muraqqi c. khatib sebelum memulai khutbahnya
b. seorang muadzdzin d. Imam yang hanya mengimami saja
39 ‫إذا قلت لصاحبك واإلمام يخطب يوم الجمعة أنصت فقد لغو‬
Begitulah yang lazim diucapkan oleh seorang pemandu khutbah
berdasarkan Hadits bahwa teks tersebut di atas pernah juga
diucapkan oleh Rasulullah SAW……
a. dalam wasiatnya kepada Bilal bin Rabah
b. dalam salah satu Khutbah Jum'ah-nya
c. ketika menyampaikan Khutbah Wada' di Arafah
d. ketika pertama kali diwajibkan shalat Jum'ah
40 ‫أن رسول ہللا ﷺ كان إذا خطب في الحرب خطب على قوس وإذا خطب في الجمعة‬
‫ رواه ابن ماجه‬- ‫خطب على عصا‬
84
Berdasarkan Hadits tersebut, justru yang tergolong sunnah
(bukan bid;ah) adalah……
a. berkhutbah jum'ah di podium seperti ceramah
b. berkhutbah hari raya hanya satu kali
c. berkhutbah dengan memegang tongkat
d. berkhutbah berapi-api seperti kampanye Pemilu
Jawablah Dengan Singkat Dan Tepat !
1. Sebutkan 5 tingkatan kepengurusan NU!
2. Sebutkan tugas Pengurus Syuriyah dan Pengurus Tanfidziyah!
(Masing-masing 3)!
3. Bedakan pengertian Lembaga dan Lajnah!
4. Bedakan antara anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota
kehormatan!
5. Jelaskan bentuk ajaran ASSWAJA menuut pandangan NU!
___Oo--------------oO___
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
85

Aswaja 7

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Aswaja 7

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PENDIDIKAN

ASWAJA DAN KE-NU-AN

SMP ISLAM BUSTANUL ULUM

A. Sejarah Islam di Indonesia

Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang

Dalam berdakwah Wali songo tidak banyak menggunakan

DATA PONDOKPESANTREN BUSTANUL ULUM

A.Hubungan NU dan Pesantren

C.Hubungan NU dan Pesantren

Oleh KH. Khalil petunjuk itu disampaikan kepada KH. Hasyim

D.Tugas dan Latihan

a. Rais Akbar: KH. Abdul Wahab Hasbullah

C.Arti Nama dan Lambang Nahdlatul

2.Shalat Sunnah qabliyah dan ba'diyah Jum'ah

Anda mungkin juga menyukai