Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISLAM INDONESIA : ZAMAN MODERN DAN KONTEMPORER


Dosen Pengampu:WAHDANIYA, S.Pd.I.,M.Pd.I

KELOMPOK I

WAHYUNI NURDIN (105191105720)


ARYANA HERAWATI (105191106220)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatNya
kami dapat merampungkan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
peradaban islam.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam mengantarkan mahasiswa-
mahasiswi dalam memahami “ ISLAM INDONESIA : ZAMAN MODERN DAN
KONTEMPORER” yang merupakan salah satu indikator/tema dari mata kuliah SEJERAH
PERADABAN ISLAM.
Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait. kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Dan paling utama bantuan Allah
swt.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kerkurangan karena pengetahuan
dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik, dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Minggu, 26 Desember 2022

Kelompok 10

.
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Gerakan Modern Islam Asal-usul dan perkembangan....................................

B. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam ……..…...…..……………..….…….

C. Peran organisasi sosial Islam dalam suasana indonesia


merdeka...........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................

B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .…………….……………………………………….……….…….


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian islam di dunia kontemporer pada umumnya berkonsentrasi pada subjek
materi tentang tipe-tipe gerakan modernisasi yang beragam atau disebut-sebut sebagai
fundamentalisme, pada saat yang sama kaum muslimin terus menjalani hidup di dunia
tradisi meskipun adanya beberapa serangan terhadap pandangan tradisional di era
modern. Untuk memahami islam dewasa ini, pada langkah pertama sebelum yang
lainnya adalah penting untuk memiliki kesadaran akan sejarah agama-agama lain
yang tidak mengikuti satu alur yang sama.
Pembahuruan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada masanya. Dengan
kemunduran islam pada zaman modern inilah membawa kami untuk menyingkap
bagaimana sebenarnya perkembangan islam pada masa modern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Gerakan Modernisasi Islam, asal usul, dan perkembangannya?
2. Bagaimanakah kemerdekaan umat islam?
3. Bagaimanakah organisasi politik dan organisasi sosial islam dalam suasana
indonesia merdeka?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaiamanakah gerakan modernisasi islam, asal usul, dan
perkembangannya.
2. Untuk mengetahui bagaimana kemerdekaan umat islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana organisasi politik dan organisasi sosial islam dalam
suasana indonesia merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. GERAKAN MODERNISASI ISLAM, ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN


Pembaharuan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada masanya. Gerakan modern
disebut pula oleh Harun Nasution sebagai zaman kebangkitan islam. Kemunduran
progresif kerajaan usmani yang merupakan pemangku khilafah islam, setelah abad
ketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan islam dikalangan warga arab di pinggiran
imperium itu. Yang terpenting di antaranya adalah gerakan wahabi, sebuah gerakan
reformis puritanis( salafiyyah). Gerakan ini merupakan sasaran yang menyiapkan
jembatan ke arah pembaharuan islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Gerakan pembaharuan ini adalah Jamaludin Al-Afghani(1897). Ia mengajarkan
solidaritas pan-islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa, dengan kembali
kepada islam dalam suasana yang secara ilmiah dimodernisasi.Gerakan yang lahir di
Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada kebangkitan islam di
Indonesia.Bermula dari pembaharuan pemikiran pemikiran dan pendidikan islam di
Minangkabau, yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh
masyarakat Arab di Indonesia, kebangkitan islam semakin berkembang membentuk
organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam(SDI)di
Bogor(1909)dan Solo(1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat(1911),
Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam(Persis)di Bandung(1920-an),
Nahdatul Ulama(NU)di Surabaya(1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiah(Perti)di
Candung, Bukittinggi(1930), dan Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam(SI)yang
merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia(Permi)di Padang
Panjang(1932)yang merupakan kelanjutan, dan perluasan dari organisasi pendidikan
Thawalib, dan Partai Islam Indonesia(PII)pada tahun 1938.Organisasi-organisasi
sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar,
menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern.
B. PERJUANGAN KEMERDEKAAN UMAT ISLAM
1. Masa Kolonial Belanda
Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah H. Samanhudi
menyerahkan tampuk pimpinan SDI pada bulai Mei 1912 kepada HOS
Tjokroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang
geraknya. Sebagai organisasi politik pelapor nasionalisme Indonesia,SI pada
dekade pertama adalah organisasi politik besar yang mengrekrut anggotanya dari
berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu ideologi bangsa
memang belum beragam, semua bertekad ingin mencapai kemerdekaan. Dengan
demikian, terdapat tiga kekuatan politik yang mencerminkan tiga aliran ideologi
“Islam”, komunisme dan nasionalis”sekuler”. Perpecahan antara ketiga
golongan tersebut, menurut Dealiar Noer, disebabkan oleh pendidikan yang
mereka terima bersifat Barat. Pendidikan belanda memang diusahakan agar
menimbulkan emansipasi dari agama di kalangan pelajar, sebab agamalah yang
terutama menimbulkan pergolakan politik di kalangan rakyat Indonesia. Golongan
sekular yang ditimbulkan oleh pendidikan itu kemudian terpecah menjadi dua,
komunis dan nasionalis “sekular”.
2. Masa Pendudukan Jepang
Kemunduran progresif yang dialami partai-partai Islam yang akan mendapatkan
dayanya kembali setelah Jepang datang menggantikan posisi Belanda Jepang
berusaha mengakomodasikan dua kekuatan Islam dan nasionalis “sekuler”,
ketimbang pimpinan tradisional (maksudnya raja dan bangsawan lama). Jepang
berpendapat, organisasi-organisasi Islamlah yang sebenarnya mempunyai massa
yang patuh dan hanya dengan pendekatan agama, penduduk Indonesia ini dapat
dimobilisasi. Oleh karena itu kalau organisasi-organisasi non keagamaan
dibubarkan organisasi-organisasi besar Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan
kemudian persyarikatan ulama (Majalengka), juga majelis Islam ala Indonesia
(MIAI), yang kemudian dilanjutkan dengan majelis Nurul muslim Indonesia atau
(Masyumi) diperkenankan kembali meneruskan kegiatannya. Permohonan
Masyumi juga diterima pemerintah penduduk Jepang untuk mendirikan barisan
Hizbullah sebuah wadah kemiliteran bagi para santri bahkan tentara pembela
tanah air (peta) juga didominasi oleh golongan santri.
Bagi golongan nasionalis dibentuk lembaga-lembaga baru seperti gerakan Tiga A
(Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia) yang
hanya berumur beberapa bulan sejak Mei 1942 dan pusat tenaga rakyat putera
yang didirikan bulan Maret 1943. Usaha pengembangan putera baru dimulai pada
bulan April 1943 sebagai pemimpin tertingginya adalah Soekarno yang dibantu
oleh Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H Mas Mansur. Mereka
dikenal sebagai empat serangkai pimpinan bangsa dari empat serangkai itu
tercermin bahwa tokoh nasionalis sekuler lebih dominan dalam gerakan
kebangsaan daripada golongan Islam.
C. PERAN ORGANISASSI SOSIAL ISLAM DALAM SUASANA INDONESIA
MERDEKA
1. Masa Revolusi dan Demokrasi Liberal
Pada waktu proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, piagam jakarta sama sekali tidak
digunakan. Soekarno Hatta justru membuat teks proklamasi yang lebih singkat,
karena ditulis secara tergesa-gesa. Perlu diketahui, menjelang kemerdekaan,
setelah jepang tidak dapat menghindari kekalahan dari tentara sekutu, BUPKI
ditingkatkan menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia(PPKI). Berbada
dengan BUPKI yang khusus untuk pulau jawa. PPKI merupakan perwakilan
daerah seluruh kepulauan Indonesia. Perubahanan itu menyebabkan banyak
anggota BUPKI yang tidak muncul lagi, termasuk beberapa orang anggota panitia
sembilan. Persentase Nasional Islam pun merosot tajam.
Oleh golongan nasionalis”sekuler”, keputusan itu dianggap sebagai gentleman’s
agrement kedua yang menghapuskan piagam Jakarta sebagai gentleman’s
agrement pertama. Sementara itu keputusan yang sama dipanang oleh golongan
nasionalis sebagai menghianati gentleman’s agremant itu sendiri. Para
nasionalisme Islam mengetahui bahwa, Indonesia merdeka yang mereka
perjuangkan dengan penuh pengorbanan itu, jangankan berdasarkan Islam, piagam
Jakarta pun tidak. Oleh sebab itu, bisa dibayangkan bagaimana kecewanya para
nasionalis Islam.
Yang sedikit agak melegakan hati umat Islam keputusan Komite Nasional
Indinesia Pusat (KNIP), pengganti PPKI, yang bersidang tanggal 25, 26, dan 27
November 1945. Komite yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, pimpinan utama
Partai Sosialis Indonesia (PSI)itu antara lain , membahas usul agar dalam
Indonesia merdeka ini agar soal-soal keagamaan digarap oleh satu kementerian
tersendiri dan tidak lagi diperlakukan sebagai bagian tanggung jawab
Kementerian Pendidikan. Sedikit banyak, keputusan tentang Kementerian Agama
ini merupakan semacam konsesi kepada kaum Muslimin yang bersifat kompromi,
kompromi antara teori sekuler dan teori Muslim.
Pada tanggal 7 November 1945, Majelis Syura Muslimin
Indonesia(Masyumi)lahir sebagai wadah aspirasi umat islam, 17 Desember 1945
Partai Sosialis yang mengkristalisasikan falsafah hidup Marxis berdiri, dan 29
Januari 1946, Partai Nasional Indonesia(PNI)yang mewadahi cara hidup
nasionalis”sekuler”pun muncul. Partai-partai yang berdiri sesudah itu dapat
dikategorikan menjadi tiga aliran utama ideologi yang terdapat di Indonesia di
atas. Partai-partai Islam setelah mereka selain Masyumi adalah Partai Sarekat
Islam Indonesia(PSII)yang keluar dari Masyumi pada tahun 1947, Persatuan
Tarbiyah Islamiah (Perti), dan Nahdatul Ulama(NU)yang keluar dari Masyumi
tahun 1952.
Usaha partai-partai islam untuk menegakkan Islam sebagai ideologi negara di
dalam konstituante mengalami jalan buntu. Demikian juga dengan pancasila, yang
oleh umat islam waktu itu, dipandang sebagai milik kaum “anti Muslim”, setidak-
tidaknya di dalam konstituante memang, kesempatan untuk menyelesaikan
konstituante masih terluang, namun pekerjaannya diakhiri dengan Dekrit Presiden
1959,konstituante dinyatakan bubar dan UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali.
Dalam konsideran Dekrit itu disebutkan bahwa piagam Jakarta menjiwai dan
merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan UUD 1945. Jelas, Dekrit sebenarnya
ingin mengambil jalan tenggah. Tapi, tapi Dekrit itu sendiri yang menandai
bermulanya suatu era baru, Demokrasi terpimpin, yang membawa kehidupan
Demokratis terancam dan berada dalam krisis. Masyumi yang sangat ketat
berpegang pada konstitusi, pada bulan Agustus 1960 diperintahkan Presiden
Sukarno bubar.
2. Masa Demokrasi Terpimpin
Dengan bubarnya Masyumi, partai islam tinggal NU,PSII, dan Perti. Partai-partai
ini, sebagaimana juga Partai-partai lain, mulai menyusuiakan diri dengan
keinginan Soekarno yang tampaknya mendapat dukungan dari dua pihak yang
bermusuhan, ABRI Dan PKI.
partai - partai islam itu melakukan penyesuiaan-penyesuaian terhadap
kebijaksanaan Soekarno, tetapi secara keseluruhan, peranan partai-partai Islam
mengalami kemerosotan. Tak ada jabatan Menteri berposisi penting yang
diserahkan kepada Islam, sebagaimana yang terjadi pada masa Demokrasi
Parlementer.
Di masa Demokrasi terpimpin ini, Soekarno kembali menyuarakan ide lamanya
Nasakom, suatu pemikiran yang ingin menyatukan nasionalis ”Sekular”, Islam,
dan Komunis. Akan tetapi, idenya itu dilaksanakan dengan caranya sendiri. Masa
Demokrasi terpimpin itu berakhir dengan gagalnya gerakan 30 September PKI
tahun 1965, Umat Islam bersama ABRI dan golongan lainnya bekerjasama
menumpas gerakan itu.
3. Masa Orde Baru
Setelah Orde lama hancur, kepemimpinnan berada di tangan Orde Baru.
Tumbangnya Orde Lama yang Umat Islam ikut berperang besar di dalam
menumbangkannya- memberikan harapan baru kepada Kaum Muslimin. Namun,
kekecewaan barupun muncul di masa Orde Baru ini. Umat Islam merasa,
meskipun musuh bebuyutannya, komunis, telah tumbang, kenyataan berkembang
tidak seperti yang di harapkan. Rehabilitasi Masyumi, Partai Islam berpenggaruh
yang dibubarkan Soekarno, tidak diperkenankan. Bahkan,tokoh-tokohnya juga
tidak diizinkan aktif dalam partai Muslimin Indonesia yang didirikan kemudian.
4. Kebangkitan Baru Islam di Masa Orde Baru
Meskipun umat Islam merupakan 87 persen pendududk Indonesia, ide negara
Islam secara terus-menerus dan konsisten di tolak. Bahkan, partai-partai Islam,
kecuali di awal pergerakan nasional, mulai dari masa penjajahan hingga masa
kemerdekaan, selalu mengalami kekalahan. Malah dengan pembaharuan politik
bangsa sekarang ini, partai-partai(berideologi) Islam pun lenyap.Untuk
merumuskan situasi baru itu sekaligus memasyarakatkan kebijakan tersebut,
beberapa kalangan yang sejak semula tidak melihat kemungkinan lain,
menyelenggarakan forum-forum yang berkenaan dengan aspirasi politik Islam.
Balitbang Agama Depertemen Agama, untuk tujuan yang sama,
menyelennggarakan seminar dengan tema “Peranan Agama dalam Pemantapan
ideologi Negara Pancasila. Kesimpulan dari kegiatan-kegiatan itu tampaknya
menyatakan bahwa aspirasi keagamaan dalam kehidupan politik di Indonesia tetap
akan tersalurkan. Bahkan dengan kebijaksanaan yang dimaksudkan sebagai upaya
modernisasi Politik bangsa itu, Umat Islam, diuntungkan karna dapat melepaskan
diri dari ikatan primodialisme, pindah dari dunianya yang sempit kedunia yang
lebih luas. Banyak pemikiran Islam yang beranggapan, dengan ditariknya Islam
dari level politik, perjuangan kultural dalam pengertian luas menjadi sangat
relevan, bahkan mungkin dianggap justru lebih efektif.
Dalam pada itu, dekade 1970-an, kegiatan Islam semakin berkembang bila
dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Terlihat, ada tanda-tanda
kebangkitan Islam kembali dalam masa Orde Baru ini. Fenomena yang sangat bisa
dilihat adalah munculnya bangunan-bangunan baru Islam; masjid-masjid,
mushola-mushola, madrasah-madrasah, juga pesantren-pesantren.
Disamping itu, sejak dekade 1970-an, banyak bermunculan apa yang disebut
intelektual muda Muslim yang meskipun sering kontroversial, melontarkan ide-
ide segar untuk masa depan umat. Kebanyakan mereka adalah intelektual muslim
berpendidikan “umun”. Yang terakhir ini sangat mungkin adalah buah dari
kegiatan-kegiatan organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti himpunan
mahasiswa Islam (HMI, berdiri tahun 1947) yang cukup dominan di perguruan
tinggi umum, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII, organisasi
mahasiswa pada mulanya underbow NU), dan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah(IMM).
Namun, tidak boleh dilupakan Departemen Agama yang dibentuk sebagai konsesi
bagi Umat Islam juga banyak berjasa dalam membentuk dan mendorong
kebangkitan islam tersebut. Empat belas Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
induk dengan sekian banyak cabangnya sangat berjasa menyiapkan guru-guru
agama, pendakwah dan mubaligh dalam kuantitas besar. Bahkan, depertemen
agama secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan mutu IAIN
tersebut. Belum lagi, peranan depertemen ini dalam membina madrasah dan
pesantren-pesantren yang ada diseluruh wilayah Nusantara ini.
Di samping itu, organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU,
dua organisasi terbesar di tanah air, terus diperhatikan oleh setiap kekuatan
politik,[4][4] pada periode 1980-an terdapat phenomena meningkatnya penerbitan
buku-buku agama, ceramah, seminar ilmiah serta aktifitas keagamaan dikampus
perguruan tinggi, juga padatnya jamaah mesjid, semaraknya pengajian dikantor
pemerintah maupun swasta hingga meriahnya Fashion show dan berbagai
peragaan busana muslim dihotel-hotel berbintang.[5][5]
Pengalaman di masa lampau jelas mengambarkan bahwa suatu pemikiran akan
berkembang secara fleksibel apabila dia berakar dan mampu menjawab persoalan-
persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. Apa yang kita saksikan sekarang ini
merupakan perkembangan wajar dari langkah-langkah yang sudah ditempuh di
masa lalu.[6][6]
Islam pada hari ini merupakan realitas yang hidup menghadapi tantangan-
tantangan dan problematika yang kompleks, namun tetap lebih memijakkan
kakinya di atas akar tradisi Islam, dan kebenaran-kebenarannya telah memandu
takdirnya sejak turunnya wahyu Alquran lebih dari 14 abad yang lalu. Pada
jantung wahyu inilah berpijaknya doktrin keesaan Allah dan keniscayaan bagi
umat manusia untuk mengikrarkan ajaran tauhid di dunia ini dalam kehidupan
sehari-hari.[7][7]
Dalam islam modernisasi berarti upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan
re interpetasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang keislaman
yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuikan dengan perkembangan
zaman dengan demikian yang diperbaharu adalah hasil pemikiran atau pendapat
bukan mempebaharui atau mengubahapa yang terdapat dalam al-quran maupun
hadis, yang diperbaharui adalah hasil pemahaman terhadap al-quran dan hadis.[8][8]
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembang Islam pada masa modern ini mempunyai banyak problema-problema dalam
Negeri. Terutama masalah politik. Islam dewasa ini perkembangannya dipenggaruhi oleh
kekuatan politik yang ada, seperti Partai-partai dan organisasi Islam ( Muhammadiyah
dan NU).
Di samping itu, organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU, dua
organisasi terbesar di tanah air, terus diperhatikan oleh setiapa kekuatan Di samping itu,
organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU, dua organisasi terbesar di
tanah air, terus diperhatikan oleh setiap kekuatan politik. Kebangkitan islam dewasa ini,
bagaimanapun akan mempunyai dampak politik juga. umat islam dengan segala
keberaniannya telah melepaskan suatu wadah politik. Dengan lapang dada, mereka
menerima Pancasila dan berharap dpat mengisinya dengan nilai-nilai agama.Mereka ingin
agar pihak-pihak lain yang selama ini memandang curiga terhadap “Islam” dapat
mempercayai ulama-ulama dan tokoh-tokoh islam lainnya.
B.SARAN
Demikianlah makalah tentang “ISLAM INDONESIA : ZAMAN MODERN DAN
KONTEMPORER”, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan atas kesalahan
dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya ,kami dapat
menyelesaikannya dengan baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Faqih, Aunur Rahim. 1998. Pemikiran DanPeradaban Islam. Yogyakarta: UII Press

Mansur. 2004. Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Global Pustaka
Utama

Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Idonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Supriyadai, Dedi. 2008. Sejarah PeradabanIslam. Bandung: CV Pustaka Setia

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai