Di Susun Oleh:
Kelompok V
NURFAIDA 105191100392
ABDURRAHMAN 105191104120
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alah SWT. atas limpahan rahmat dan nikmat yang
diberikan-Nya sehingga kami dapa tmenyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad
Shalalahu Alaihi Wasalam yang merupakan suritauladan kita, yang membawa kita dari zaman
yang biadab menuju zaman yang penuh dengan peradaban ini.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas matakuliah
sejarah peradaban Islam. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamis elama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca .Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat
meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
Kelompok V
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………………………1
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan
kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan gres bagi peradaban tua di anak benua India
yang hampir tenggelam dan punah. Sebagaimana dimengerti, India adalah sebuah kawasan
daerah berkembang dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal,
maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
Di kalangan masyarakat Arab, India diketahui selaku Sind atau Hind. Sebelum kehadiran
Islam, India sudah memiliki hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam
hadir, hubungan jual beli antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-
lahan bersinggungan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu,
sekarang kian kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam. Oleh alasannya adalah itu
menjadi penting untuk menulis secara ringkas eksistensi Kerajaan Mughal di India yang identik
dengan Hindu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan mughal di india ?
2. Bagaimana bentuk taktik dan kebijakan kerajaan mughal ?
3. Bagaimana bentuk kemajuan kerajaan mughal ?
4. Bagaimana bentuk kemunduran dan kehancuran kerajaan mughal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya kerajaan mughal di india
2. 2.Mengetahui bentuk seni manajemen dan kebijakan kerajaan mughal
3. Mengetahui bentuk kemajuan kerajaan mughal
4. Mengetahui bentuk kemunduran dan kehancuran kerajaan mughal
BAB II
PEMBAHASAN
India menjadi wilayah Islam pada masa Dinasti Umayyah tepatnya pada kurun Khalifah al-
Walid. Penaklukan kawasan ini dijalankan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin oleh
panglima Muhammad Ibn Qosim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan
Mahmud membuatkan kedudukan Islam di daerah ini dengan berhasil menaklukan seluruh
kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada tahun 1020
M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India,
seperti dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti Tuglag (1320-1412), dinasti Sayyid (1414-1451),
dinasti Lodi (1451 1526). Jadi Mughal bukan kerajaan Islam yang pertama di India.
Kerajaan Mughal ialah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari kala ke- 16
sampai periode ke- 19. Dinasti ini diresmikan oleh Zaharuddin Babur yang ialah keturunan
Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada hari Jum’at 24
Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan eksklusif dari
Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai,
anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
mengambil alih kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. namun demikian
dia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari usianya. Dia menerima latihan sejak
dini, sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.
Ia berusaha menguasai Samarkand yang ialah kota terpenting dia Asia Tengah pada saat
itu. Pertama kali dia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat
bantuan Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota
Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul
Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada ketika itu dipimpin oleh Ibrahim Lodi.
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah aristokrat
yang menentangnya. Ketika itu kewibawaan kesultanan sedang merosot, alasannya adalah
ketidak mampuannya memimpin, atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain
mencoba menggulingkannya dengan meminta tunjangan Zahiruddin Babur (1482-1530 M).
Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada
tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi
beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan
mendirikannya pemerintahannya.
Babur dan di Afganistan, kelompok yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat
saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini mempunyai arti harus berhadapan dengan pasukan
koalisi, tetapi Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam peperangan bersahabat
Gogra tahun 1529 M. Akan namun dia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia
meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah
selama 30 tahun. Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya,
Nashiruddin Humayun (1530-1539M).
Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak menghadapi tantangan.
Sepanjang masa pemerintahanya negara tidak pernah aman. Ia selalu berperang melawan
lawan. Diantara tantangan yang timbul yakni Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang
memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini mampu dipadamkan, Bahadur Syah melarikan
diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Syer Khan di
Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke
Kandahar dan berikutnya ke Persia dia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk
memasukinya, begitu juga dengan anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar. Di sini pula dia
membangun kekuatan militer yang sudah hancur, dan berkat sumbangan Syah Tahmasph yang
menawarkan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555, Humayun
menjajal merebut kembali kekuasaannya dengan menyerbu Delhi yang pada dikala itu
diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa menaklukan kota ini dan dia memerintah kembali
pada tahun 1556 M.
Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad
Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan
memerintah (1556-1605 M) dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih muda
maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap, tetapi bukan orang yang
bijaksana. Akbar adalah seorang pria yang memiliki naluri kerajaan yang berpengaruh
”seorang raja katanya, harus selalu sangat-sunguh kepada penaklukan; kalau tidak, maka
negeri tetangganyalah yang hendak mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut
membuat Akbar bertekad menjadi penguasa tertinggi di India yang tak mampu digugat. Pada
tahun 1605 M. Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar yaitu puncak kejayaan
kerajaan Mughal, tidak cuma dalam bidang politik dan militer saja, tetapi juga dibidang
ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, manajemen, dan keagamaan. Kemajuan yang sudah
diraih Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan selanjutnya, yaitu Jehangir (1605-
1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). tiga Sultan penerus
Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan berpengaruh. Setelah itu, pertumbuhan
kerajaan Mughal tidak mampu dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
Selama kurun pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-
raja yang sempat memerintah adalah :
a. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530).
Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan
untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi
bahaya pihak-pihak musuh, terutama dari golongan Hindu yang tidak menggemari berdirinya
Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu secepatnya menyusun kekuatan gabungan, tetapi Babur
sukses mengalahkan mereka dalam suatu peperangan. Sementara itu dinasti Lodi berupaya
bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lody. Pada
peperangan di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lody pada tahun 1529. Setahun
kemudian ialah pada tahun 1530 Babur meninggal dunia.
d. Jahangir (1605-1627).
Kepemimpinan Jihangir yang disokong oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan
lawan dan gerakan pemberontakan sukses dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan
aman dan hening. Pada masa kepemimpinannya, Jahangir sukses menundukkan Bengala (1612
M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-perjuangan pengawalan wilayah serta penaklukan yang
beliau lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.
f. Aurangzeb (1658-1707).
Aurangzeb menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal selaku entitas Muslim India
nyaris hancur akibat perang kerabat. Maka pada era pemerintahannya diketahui selaku kurun
pengembalian kedaulatan umat Islam. Periode ini merupakan kurun konsolidasi II Kerajaan
Mughal selaku suatu kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berupaya mengembalikan
supremasi agama Islam yang mulai kabur akhir kebijakan politik keagamaan Akbar.
Pada kurun pemerintahan Syah Alam (1760-1806) Kerajaan Mughal diserang oleh
pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari
serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap
diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II (1806-1837 M) pengganti
Syah Alam, menunjukkan konsesi terhadap EIC untuk membuatkan jual beli di India
sebagaimana yang diharapkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan
Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi
permulaan masuknya pengaruh Inggris di India.
https://www.bacaanmadani.com/2017/08/sejarah-berdirinya-kerajaan-islam
https://perpustakaancerdas.wordpress.com/2016/12/11/makalah-peradaban-islam-pada-kala-
kerajaan-mughal-di-india/
Ali K, Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya dinasti Usmani Tarikh
pramoderen (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1996), h. 351.
Iklan