Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Sejarah Islam Asia Tenggara Ali Wardana, SE.I., ME.Sy

PERADABAN ISLAM MASA


“KERAJAAN MUGHAL DI INDIA”
(1501 - 1732M)

DISUSUN OLEH :

1. RETNO AYU SEPTIANI UTANIA (11970523543)


2. RESTY OKTOVIANA (11970523542)

KELAS : III/ F/ ANA/ 2020

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah tentang kerajaan mughal di india. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara. Disamping itu kami juga memberikan
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Sejarah kerajaan mughal.

Terima Kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi tercipta makalah
selanjutnya yang lebih baik.

Pekanbaru, 23 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL / COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal ......................................................................... 3


B. Perkembangan Kerajaan Mughal ................................................................................ 5
a. Bidang Keagamaan ........................................................................................................ 5
b. Bidang Seni Budaya ....................................................................................................... 5
c. Bidang Arsitektur .......................................................................................................... 6
C. Sebab-sebab Kemunduran Kerajaan Mughal .............................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
B. Saran ....................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal
dari masa kemundurun politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai
pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan itu ikut lenyap di bumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan.32
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan
Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja
Khan, yang mempunyai putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu
melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak
bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di
kemudian hari.
Kehidupan bangsa Mongol sangat sederhana. Mereka mendirikan kemah-
kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, mengembala
kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu
mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik
di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi
tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut
dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi mereka sangat patuh kepada
pemimpinnya.33 Ideologi utama dari negara mereka adalah “Mongolisme”, yang
bermimpi menaklukkan dunia dan mengagungkan kekuatan kerajaan dan militer
Mongol.34
Agama bangsa Mongol semula adalah Syamanisme, yang meskipun
mereka mengakui adanya Yang Maha Kuasa, tetapi mereka tidak beribadah
kepada-Nya, melainkan menyembah kepada arwah, terutama roh jahat yang
karena mampu mendatangkan bencana, mereka jinakkan dengan sajian-sajian, di
samping itu mereka dengan sangat memuliakan arwah nenek moyang yang
dianggap masih berkuasa mengatur hidup keturunannya.35
Pemimpin atau Khan bangsa Mongol yang pertama diketahui dalam

1
sejarah adalahYesugey. Ia adalah ayah Jenghiz (Chinggiz atau Chingis). Jenghiz
aslinya bernama Temujin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena
perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril, seorang
kepala suku Kereyt. Jenghiz sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang diberikan
kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi
bangsa itu pada tahun 1206, atau juga disebut Jenghiz Khan,
ketika ia berumur 44 tahun.36
Hulagu, salah seorang keturunan dari penguasa Mongol dari Jenghiz
Khan, Hulagu terkenal sebagai perusak dan penghancur Baghdad. Kekejaman dan
petualangannya menghancurkan Islam dan kebudayaannya. Namun setelah
sampai ke anak cucunya mereka telah berubah, bukan lagi sebagai perusak tetapi
justru sebagai pembangun Islam.37 Kelak anak cucu dari bangsa Mongol inilah
yang berhasil mendirikan Kerajaan Mughal di India.

2
BAB II
PEMBAHASAN KERAJAAN MUGHAL

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal


Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, di
antara tiga kerajaan Islam tersebut, kerajaan inilah yang termudah. Kerajaan Mughal bukanlah
kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India trejadi
pada masa Kalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan
oleh tentara Bani Umayyah dibawah pimpinan Muhammad Ibn Qasim.

Ada empat Dinasti yang berkuasa di India sebelum Dinasti Mughal, yaitu antara lain:
1. Dinasti Ghaznawi (351-585 H / 962-1189 M)
2. Dinasti Ghuriyyah (1000-1215 M)
3. Kesultanan Delhi (1206-1555 M)
4. Kesultanan Bengal (1336-1576 M)
5. Dinasti Mhugal (1526-1858 M)

Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masi berusia 11 tahun.
Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia
Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan.

Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu
Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau.
Alm Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore,
mengirim utasan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim
di Delhi. Permohonan itu langsung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur dapat menguasai
Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia mempimpin tentaranya menuju Delhi. Pada
tanggal 21 April 1526 M, terjadila pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta
ribuan tentaranya terbunu dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai

3
pemenang dan menegakkan pemerintahannya disana. Dengan demikian, berdirila Kerajaan
Mughal di India.
Setelah Kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan perang
yang besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur.
Sementara itu, di Afganistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga lodi. Mereka
mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi sultan. Tetapi, Sultan Mahmud
Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. pada
tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30
tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang.

Setelah Babur meninggal, kekuasaan Mughal mulai melemah. Humayun sebagai


penerusnya tidak mampuh menahan serangan dari Sher Syah, penguasa etnik Afganistan. Ia
pun melarikan diri ke Persia sebagai pengungsi. Dengan bantuan Syah Tahmasp I, penguasa
Safawi, Humayun berhasil merebut kembali Delhi.

Setahun kemudian, Hamayun meninggal (26 Januari 1556) dan digantikan Akbar I. ia
memegang tampuk kekuasaan sangat lama (1556-1603). Pada masanya, kerajaan Mughal
mencapai puncak kejayaannya. Seluruh wilayah yang terlepas pada masa Humayun dapat
direbut kembali. Kejayaan ini terus berlangsung hingga tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir
(1605-1627), Syah Jehan (1627-1658), dan Aurangzeb (1658-1707). Setelah kepemimpinan
Aurangzeb, tidak ada lagi pemimpin kerajaan yang cakap dan India telah menjadi negeri
jajahan Inggris.

Berikut para sultan yang memimpin pemerintahan Dinasti Mughal:


1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M)
2. Nashiruddin Humayun (1530-1556 M)
3. Akbar Syah I (1556-1605 M)
4. Jahangir (1605-1627 M)
5. Syah Jehan (1627-1658 M)
6. Aurangzeb (Alamgir I) (1658-1707 M)
7. Bahadur Syah I (1707-1712 M)
8. Jihandar Syah 1712-1713)
9. Farrukh Siyar (1713-1719 M)

4
10. Muhammad Sya (1719-1748 M)
11. Ahmad 1748-1754 M)
12. Alamgir II (1754-1759 M)
13. Alam II (1759-1806 M)
14. Akbar II (1806-1837 M)
15. Bahadur Syah II (1837-1858 M)

B. Perkembangan Kerajaan Mughal


Kemajuan Yang Dicapai Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal memberikan perhatian yang cukup besar dalam pengembangan agama
Islam dan peradaban. Adapun upaya-upaya dan kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan Mughal
adalah sebagai berikut:

a. Bidang Keagamaan
Sebagai sebuah kerajaan Islam, Mughal memberikan perhatian besar terhadap
pengembangan agama Islam. Untuk keperluan ini, pihak kerajaan mendorong untuk
menjadikan masjid-masjid selain tempat ibadah, juga sebagai tempat belajar agama Islam.
Selain masjid, juga terdapat khanqah (pesantren) yang dipimpin ulama atau wali.

Ada beberapa penulis terkenal dari Kerajaan Mughal sebagai bukti kemajuan dibidang
keagamaan, antara lain Gulbadan Begum (menulis buku Humayun Namah), Jahan Ara Begum
(menulis buku Munis Al-Arwah, yang menguraikan tentang para wali Allah), Zaibun Nisa
(menyusun sebuah tafsir Al-Quran dalam bahasa Persia yang kemudian diberi judul Zaib at-
Tafsir), Badayuni (menulis buku Hadis Arba’in, empat puluh hadis), Akbar (menulis buku
Tuzk-i-Baburi, sebuah buku yang menguraikan kehidupan Babun), Mullah Daud (menulis
buku Tarikh-i-Alfi, sebuah buku sejarah).

b. Bidang Seni Budaya


Kerajaan Mughal juga memberikan perhatian dalam pengembangan peradaban. Upaya
pengembangan ini tampak terus dilakukan, antara lain dibidang seni lukis, seni musik, dan
seni bangunan. Salah satu karya monumental, Abdus Samad berhasil menulis surah Al-Ikhlas
diatas sebutir opium (khaskhas). Selain itu, ada sejumlah pelukis yang terkenal pada masa ini,
yakni Farrukh Beg, Muhammad Nasir Khan, Muhammad Murad, dan Aqa Reza.

5
c. Bidang Arsitekstur
Kemajuan dibidang arsitekstur, terbukti dengan lahirnya bangunan-bangunan bersejarah
yang masih ada hingga kini. Bangunan-bangunan itu antara lain, Istana Fatpur Sikri (di Sikri),
Masjid Raya Delhi (di New Delhi), Istana Lahore (di Lahore Punjab), dan Taj Mahal (di
Agra).

C. Sebab-Sebab Kemunduran Kerajaan Mughal


Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut
Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan
sebelumnya. Pada abad ke-18 kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekuasaan
politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan ditingkat pusat menjadi ajang perebutan,
gerakan separasi Hindu di India tengah, Sikh dibelahan utara dan Islam dibagian Timur
semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang Inggris untuk pertama
kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan
bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.

Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang suda muncul,
tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang
dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata
lemah dan tidak mampuh menghadapi problema yang ditinggalkannya.

Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua
Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Putra Aurangzeb ini kemudian
mendapat gelar Bahadur Syah (1707-1712 M). ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa
pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh
sebagai akibat dari tindakan ayahnya. Ia juga dihadapkan pada perlawanan penduduk Lahore
karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.

Setelah Bahadur Syah meningal, dalam jangka waktu yang cukup lama, menjadi perebutan
kekuasaan dikalangan keluarga istana, dan yang akhirnya Bahadur Syah digantikan oleh
anaknya, Azimus Syah. Akan tetapi, pemerintahannya ditentang oleh Zulfikar Khan, putra
Azad Khan, Wazir Aurangzeb, Azimus Syah meninggal tahun 1217 M dan diganti oleh

6
putranya, Jihandar Syah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya sendiri.
Jihandar Syah dapat disingkirkan Farukh Siyar tahun 1713 M.

Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan kelompok Sayyid, tapi
tewas ditangan para pendukungnya sendiri (1719 M). Namun, ia dan pendukungnya terusir
oleh suku Asyfar dibawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah berhasil melenyapkan
kekuasaan Safawi di Persia. Keinginan Nadir Syah untuk menundukan kerajaan Mughal
terutama karena menurutnya, kerajaan ini banyak sekali memberikan bantuan kepada
pemberontak Afgan di daerah Pesria. Oleh karena itu, pada tahun 1739 M, 2 tahun setelah
menguasai Persia, ia menyerang Kerajaan Mughal. Muhammad Syah tidak dapat bertahan dan
mengaku tunduk kepada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah ia
bersedia member hadiah yang banyak kepada Nadir Syah. Kerajaan Mughal baru dapat
melakukan restorasi kembali, terutama setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang
bergelar Nizam Al-Mulk (1722-1732 M) karena mendapat dukungan dari Marathas. Akan
tetapi, tahun 1732 M Nizam Al-Mulk meninggalkan Delhi menuju ke Hiderabad dan menetap
disana.

Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah.


Pemerintahan daerah satu per satu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan
cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Hiderabad dikuasai Nizam
Al-Mulk, Marathas dikuasai Shivaji, Rajput menyelenggarakan pemerintahannya sendiri di
bawah pimpinan Jai Singh dari Amber, Punjab dkuasai oleh kelompok Sikh. Oudh dikuasai
oleh Sadat Khan, Bengal dikuasai Syuja’ Al-Din, menantu Mursyid Qulli, penguasa Bengal
yang di angkat Aurangzeb. Sementara wilayah-wilayah pantai banyak yang dikuasai para
pedagang asing, terutama EIC dari Inggris.
Desintegrasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh sikap daerah, yang di
samping melepaskan loyalitas terhadap pemerintah pusat, juga mereka senantiasa menjadi
ancaman serius bagi eksitensi dinasti Mughal itu sendiri.
Setelah Muhammad Syah meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah (1748-1754),
kemudian, diteruskan oleh Alamhir II (1754-1759), dan kemudian dilanjutkan oleh Syah Alam
(1761-1806). Pada tahun 1761 M, kerajaan Mughal diserang oleh Ahmad Khan Durrani dari

7
Afghan. Kerajaan Mughal tidak dapat bertahan dan sejak itu Mughal berada dibawah
kekuasaan Afghan, meskipun Syah Alam tetap diizinkan memakai gelar sultan.

Ketika kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, pada itu juga,
perusahaan Inggris (EIC) yang sudah semakin kuat memgangkat senjata melawan
pemerintahan kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam
membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, dan Orisa kepada Inggris.
Sementara itu, Najib Al-Daula, wazir Mughal dikalahkan oleh aliansi Sikh-Hindu, sehingga
Delhi dikuasai Sindhia dari Marathas. Akan tetapi, Sindhia dapat dihalau kembali oleh Syah
Alam dengan bantuan inggris (1803 M).
Syah Alam meninggal tahun 1806 M. tahta kerajaan selanjutnya dipegang oleh Akbar II
(1806-1837 M). pada masa pemerintahan Akbar memberi koneksi kepada EIC untuk
mengembangkan usahanya di anak benua India sebagaimana keinginan Inggris, tapi pihak
perusahaan harus menjamin kehidupan raja dan keluarga istana. Dengan demikian, kekuasaan
sudah berada ditangan Inggris, meskipun kedudukan dan gelar Sultan dipertahankan. Bahadur
Syah (1837-1858 M), penerus Akbar, tidak menerima isi perjanjian antara EIC dengan
ayahnya itu, sehingga terjadi konflik antara dua kekuatan tersebut.

Pada waktu yang sama, pihan EIC mengalamai kerugian, karena penyelenggaraan
administrasi perusahaan yang kurang efisien, padahal mereka harus tetap menjamin kehidupan
istana. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC melakukan
pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Dan karena rakyat
merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan
pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan
itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan kerajaan Mughal di India. Dengan demikian,
terjadila perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukunagn dari
beberapa penguasa local Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang
kejam terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak
yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M).
dengan demikian, berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India dan
tinggallah disana umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksitensi mereka.

8
Ada beberapa factor yang memyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal itu mundur pada satu
setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu
juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan
persenjataan buatan Mughal sendiri.

2. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang Negara.

3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-
sultan sesudahnya.

4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-
1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana.
Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masi berusia 11 tahun. Ia berambisi
dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tenga pada masa
itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi,
Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia
menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Pengaruh kerajaan Mughal terhadap dunia Islam cukup
menonjol. Babur menjadi penyiar Islam yang gagah perkasa. India yang mayoritas penduduknya
beragama Hindu dapat ditaklukkan. Sebelumnya, Kabul, Kandahar, dan Afganistan telah lebih
dahulu dikuasainya.
Sebelum kehadiran Babur dan tentaranya di India, sebenarnya seluruh amir Islam dan maharaja
Hindu telah bersatu. Akan tetapi, Babur dan tentaranya jauh lebih kuat sehingga mereka tidak
terlalu sulit untuk ditaklukkan. Setelah Babur meninggal, kekuasaan Mughal mulai melemah.
Humayun sebagai penerusnya tidak mampuh menahan serangan dari Sher Syah, penguasa etnik
Afganistan. Ia pun melarikan diri ke Persia sebagai pengungsi. Dengan bantuan Syah Tahmasp I,
penguasa Safawi, Humayun berhasil merebut kembali Delhi

B. Saran
Dalam penyajian makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari segi
teknis penulisan maupun bobot isi makalah yang ada di tangan rekan-rekan akademisi ini. Oleh
karena itu, kami sebagai penulis mengharap adanya masukan-masukan, kritik, dan saran yang
bersifat membangun, agar kedepan penyajian makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media Group

Al-Azizi, Abdul Syukur. 2017. Sejarah Terlengkap Peradaban Islam. Yogyakarta: Noktah
http://islamidia.com/dinasti-mughal-kerajaan-islam-hindu-dan-agama-lainya/

http://www.openulis.com/sejarah-dinasti-mughal-india/

11

Anda mungkin juga menyukai