MAKALAH
disusun oleh:
Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peradaban Islam Dinasti Mughal di India”
Semoga makalah yang kami susun ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Sekiranya kami mohon maaf apabila makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran yang dapat membuat makalah ini
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
(Penulis)
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah:
1.4 Manfaat
Dari tujuan diatas, manfaat dibuatnya makalah ini sebagai berikut:
Akbar menggantikan ayahnya, pada saat ia berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan
kerajaan diserahkan kepada Bairam Kahan, seorang Syi’i. Setelah Akbar dewasa, ia berusaha
menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh kuat dan terlampau
memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan
oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar
mulai menyusun program ekspansi. Ia dapat menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar,
Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu
pemerintahan militeristik. Hal itu membuat kerajaan Mughal menjadi sebuah kerajaan besar.
Akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik yang
mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat dibedakan
oleh etnis atau agama (Zubaidah, 2016).
Kesultanan Mughal tercatat sebagai pembawa peradaban baru bagi tanah Punjab. Saat itu,
budaya Islam dan Hindu berpadu membentuk sebuah kebudayaan India yang baru. Kemajuan
peradaban tersebut dapat dilihat dari segi arsitekturnya, karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, Villa dan masjid-
masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, penerus Akbar, dibangun masjid berlapiskan
mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore. Dalam bidang
arsitektur, imperium besar Islam itu meninggalkan banyak warisan. Bahkan, Mughal juga
memiliki gaya arsitektur tersendiri yang sangat khas dimana terjadi pertemuan antara Muslim
dan Hindi dalam kebudayaan Mughal.
Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu negara
adikuasa. Ia menguasai perekonomian dunia dengan jaringan pemasaran barang-barangnya
yang mencapai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga
memiliki pertahanan militer yang tangguh yang sukar ditaklukkan dan kebudayaan yang
tinggi. Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar
membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan
Mughal dapat mengembangkan program pertanian, perrtambangan dan perdagangan.
Kemajuan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya sastra gubahan
penyair istana, berbahasa Persia dan India. Penyair India yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi, dengan karyanya berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang
sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang
memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur pemimpinnya (Zubaidah, 2016).
Seni lukis juga menjadi salah satu bidang kesenian yang berkembang pada masa Mughal,
hal ini terbukti ketika Raja Babur berkuasa. Ia sangat menyukai lukisan pemandangan air
terjun, telaga, bunga, dan taman. Bahkan Ia memiliki sejumlah pelukis di istana.
Sementara pada masa Akbar dibentuklah sebuah lembaga bagi para pelukis yang salah
satu agendanya mengundang pelukis seluruh dunia tanpa membedakan agama dan ras untuk
bersama-sama menciptakan berbagai lukisan. Salah satu karya yang monumental pada masa
ini adalah karya Abdus Samadyang berhasil menulis Surah al-Ikhlas di atas sebutir biji opium
(khashkhash).
Selain itu banyak juga pelukis terkenal pada masa Jahangir, yakni Farukh Beg,
Muhammad Nadir Khan, Aqa Reza, dan yang lainnya. Namun sayang pada masa Aurangzeb,
para pelukis istana diusir karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.
Seni musik merupakan salah satu kesenian yang menarik perhatian para raja Mughal.
Pada masa Humayun terdapat seorang penyanyi yang terkenal yakni Baccu. Sementara pada
masa Akbar tercatat ada 36 penyanyi istana yang berasal dari berbagai daerah seperti Iran,
Kashmir, dan Asia Tengah.Raja-raja lain seperti Jahangir dan Syah Jehan juga memiliki
kesamaan yakni menyukai seni musik sehingga istana selalu dihiasi dengan suara-suara
merdu dari penyanyi istana. Namun Raja Aurangzeb sangat bertolak belakang, ia bahkan
mengusir para penyanyi istana karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
Tingginya peradaban Islam di India masih terlihat jelas terutama dari seni bangunan yang
sampai saat ini pun masih berdiri kokoh. Ketika Babur berkuasa, ia lebih banyak membangun
gedung yang memiliki corak bangunan Iran. Hal ini dikarenakan ia tidak menyukai corak
bangunan India. Bangunan yang dibangun pada masanya yakni sebuah masjid di Kabul Bagh,
di Panipat, dan masjid Agung di kota Sanbhal.
Arsitektur yang indah juga dapat dilihat dari Istana Agra dan Fatehpur Sikri. Kedua
bangunan ini dibangun pada masa Akbar dengan menggunakan corak Hindu-Islam. Selain
bangunan masjid dan istana, terdapat juga bangunan yang berupa benteng seperti benteng
Agra, Lahore, Attak, dan Skandarah.Ada juga bangunan makam yang terkenal yakni makam
Jahangir dan ayah mertuanya di Syahidarah. Makam tersebut dihiasi dengan ukiran ayat-ayat
Alquran.
Hal lain yang menarik ialah bahwa Raja Syeh Jehan mendapat gelar bapak pembangunan
karena banyaknya bangunan yang dibangun pada masanya, seperti Taj Mahal, Masjid Agung
Delhi, dan bangunan lainnya.
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak
berdirinya, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu. Hal ini karena
adanya dukungan dari penguasa dan bangsawan serta ulama. Pada masa Aurangzeb misalnya,
memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.
Masjid dijadikan lembaga pendidikan dasar.Pada masa Syeh Jehan didirikan sebuah
perguruan tinggi di Delhi. Tokoh yang muncul dari bidang keilmuan sejarah yakni Abu Fadl
dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari dalam karyanya tersebut, Abu Fadl
memaparkan sejarah Dinasti Mughal berdasarkan figur pemimpinnya.
Para penguasa Mughal juga memberi perhatian dalam pembuatan karya-karya yang
berkaitan dengan keagamaan. Misalnya pada masa Akbar ada sejumlah buku yang sangat
popular yakni Tuzk-i Baburi, Tarikh-i Alfi, Akbar Nameh, Ain-i Akbari, dan beberapa karya
lainnya. Pada masa Alamgir, terdapat buku keagamaan yang sangat popular yakni Fatawa-i
Alamgiri. Karya ini berisi fatwa, perintah, atau seruan Alamgir.Selain itu Alamgir juga
menulis sebuah karyanya sendiri yang berjudul Ruqaat-i Alamgiri, yang isinya juga berupa
fatwa-fatwanya sendiri.Karya-karya tersebut menjadi salah satu koleksi yang disimpan dalam
perpustakaan yang dibangun oleh Mughal.Misalnya saja tahun 1641, terdapat perpustakaan di
Agra yang mengoleksi sekitar 20.000 buku.
Kemajuan Dinasti Mughal juga dapat dilihat dari bidang ekonomi yakni majunya
pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau, dan
kapas.Pemerintah membangun lembaga khusus untuk mengelola pertanian. Dibentuk pula
komunitas-komunitas pertanian yang dipimpin oleh seorang mukaddam.Melalui mukaddam
inilah pemerintah dapat berhubungan dengan petani.
Sementara bidang industri yang terkenal adalah industri tenun yang sudah diekspor
hingga ke Eropa, Arab, Asia Tenggara, dan sekitarnya. Selain itu ada sekitar 70 pabrik yang
didirikan demi memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya pabrik uang, pabrik peralatan
dapur, pabrik wangi-wangian, pabrik amunisi, dan lain sebagainya.
Sistem yang menonjol adalah politik sulh e-kul atau toleransi universal,yaitu pandangan
yang menyatakan bahwa derajat semua penduduk adalah sama. Sistem ini sangat tepat karena
mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam (Ali Sodikin, dkk,
2003:220). Dalam urusan pemerintahan, pada masa Akbar menyusun pentadbiran secara
teratur yang jarang taranya, sehingga Inggris satu setengah abad kemudian setelah
menaklukan India, tidak dapat memilih jalan lain, hanya meneruskan administrasi Sultan
Akbar (Dedi Supriyadi, 2008:262).
Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Akbar Khan
menjalankan pemerintahan bersifat militeristik, pemerintahan pusat dipimpin oleh
raja; pemerintahan daerah dipimpin oleh kepala komandan (Sipah salat); dan pemerintahan
sub-daerah dipimpin oleh komandan (Faudjat) (1). Di samping itu, Akbar pun membentuk
Din Ilahi dan juga mendirikan Mansabdhari (lembaga pelayanan umum yang berkewajiban
sejumlah pasukan)(Jaih Mubarok, 2008:244).
a. Bidang Ekonomi
tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau dan kapas. Di samping pertanian,
pemerintahan juga memajukan industri tenun, pertambangan dan perdagangan. Di samping
untuk kebutuhan dalam negeri, hasil industri ini banyak diekspor ke luar negeri seperti Eropa,
Arabia, dan Asia Tenggara bersaman dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain
tipis bahn gordyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan
produksi,Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik
pengolahan hasil pertanian di Surat (Ali Sodikin, dkk, 2003:220).
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang
dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada
masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, villa dan mesjid-mesjid yang indah. Pada
masa Syah Jehan dibangun mesjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra,Mesjid Raya
Delhi dan istana indah di Lahore(Dedi Supriyadi, 2008:263).
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Di bidang pengetahuan kebahasaan Akbar telah menjadikan tiga bahasa nasional, yaitu
bahasa arab sebagai bahasa agama, bahasa Turki sebagai bangsawan dan bahasa Persia
sebagai bahasa istana kesusastraan (Dedi Supriyadi, 2008:221). Di bidang ilmu agama
berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebuan Fatwa-Alamgri (Ali
Sodikin, dkk, 2003:221).
3.1 Simpulan
Pemerintahan kerajaan Mughal berkuasa selama 3 abad lebih, terhitung mulai tahun
berdirinya 1526 M sampai tahun kehancurannya 1858 M atau dengan istilah lain, kerajaan ini
bertahan dan berkuasa selama 332 tahun. Kerajaan Mughal tidak mungkin lepas dari sejarah
Islam sekaligus sejarah India, karena kerajaan ini merupakan warisan dua peradaban besar
tersebut. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban
Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal
telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya
dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system pengelolaan pajak, seni
arsitektur dan sebagainya. Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan
Islam-India daripada membentuk sebuah kultur Muslim secara eksklusif. Kemunduran suatu
peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya
sistem keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu
diwaspadai.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk makalah tentang majas pada puisi ini adalah
lebih banyak lagi mencari sumber informasi dari berbagai media. Baik itu berasal dari media
cetak ataupun media elektronik seperti internet. Hal ini karena, membuat makalah tentang
majas pada puisi ini merupakan hal yang cukup sulit dalam menentukan apakah pada puisi
tersebut terdapat suatu majas atau tidak. Semoga dengan adanya pembahasan majas didalam
puisi pada makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kami dan juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Hingga Abad XX. Jakarta: Akbar
Media
Hamka. 1975. Sejarah Umat Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang
Iqbal, Zafar. 2002. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Jilid 2 Khilafah. Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve.
Maryam, Siti, dkk. 2009. Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern.
Yogyakarta: LESFI.
Mubarok, Jaih. 2008. Sejarah Peradaban Islam. CV. PUSTAKA ISLAMIKA: Bandung.
Sodikin, Ali dkk. 2003. Sejarah Peraban Islam. Jurusan SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga
& LESFI: Yogyakarta
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali Press.