Anda di halaman 1dari 3

Diagnosa

1. Pemeriksaan Fisik
- Inpeksi
Terlihat pembesaran atau adanya massa pada pinggang baik bilateral atau uniteral.
- Palpasi
Pada saat melakukan palpasi bimanual maka akan teraba ginjal dengan permukaan
yang tidak merata.
- Nyeri Ketuk Ginjal
Terdapat rasa nyeri ketika dilakukan nyeri ketuk ginjal pada sudu
kontrovertebalis.
2. Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk menilai fingsi ginjal.
3. Tes Urin
Urinalisis menunjukkan proteinuria (protein dalam urin) setelah glomeruli
terkena. Hematuria (darah dalam urin). Bakteri dalam urin mengindikasikan infeksi,
biasanya dalam kista. Sampel urine untuk kultur dan uji sensitivitas bila ada bukti
infeksi. Karena penurunan fungsi ginjal, kreatinin serum dan nitrogen urea darah
(BUN) meningkat. Dengan penurunan fungsi ginjal, kreatinin menurun, perubahan
dalam penanganan ginjal natrium dapat menyebabkan kerugian baik natrium atau
retensi natrium (Ignatavicius, Workman.2013). Urinalisis dan kreatinin tes
menunjukkan hasil spesifik yang menunjukkan kelainan (Merkle, Carrie J. 2005).
4. Pemeriksaan Penunjang
- Ultrasonografi Ginjal
Ultrasonografi merupakan suatu teknik pemeriksaan noninvasive yang
memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista. Selain itu dapat
terlihat gambaran dari cairan yang terdapat dalam civitas karena pantulan yang
ditimbulkan oleh cairan yang terdapat dalam cavitas karena pantulan yang
ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista akan memberi tampilan berupa
struktur yang padat.
Ultrasonografi ginjal dapat juga digunakan untuk melakukan screening
terhadap keturunan dan anggota keluarga yang lebih mudah untuk memastikan
apakah ada atau tidaknya kista ginjal yang gejalanya tidak terlihat (asymptomatic)
(Gearhart dan Baker, 2001).
Sesnsitivitas ultrasonografi ginjal untuk mendeteksi ADPKD adalah 100% untuk
pasien berusia 30 tahun atau lebih dengan riwayat keluarga postif. Kriteria
diagnostic mensyaratkan dua atau lebih kista di satu ginjal dan paling tidak satu
kista di ginjal kontralateral pada pasien berusia muda, tapi empat atau lebih pada
pasien berusia lebih dari 60 tahun karena meningkatnya frekuensi kista sampel
jinak (Jameson, J.Larry, 2012).
- MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitive dan dapat mengidentifikasi
kistik ginjal yang memiliki ukuran diameter 3 mm (Grantham, 2008). MRI
dilakukan untuk melakukan screening pada pasien polikistik ginjal autosomal
dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya memiliki riwayat aneurisma atau
stroke (Grantham, 2008).
- Computed tomography (CT)
Sensitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT menggunakan media kontras
(Grantham, 2008).
- Biopsi
Biopsi ginjal ini tidak dilakukan secara rutin dan dilakukan jika diagnosis tidak
dapat ditegaskan dengan pencitraan yang dilakukan (Gearhart dan Barker, 2001).

Manifestasi Klinis

Penyakit ginjal polikistik tidak menimbulkan gejala hingga dekade keempat, saat dimana
ginjal telah cukup membesar. Gejala yang ditimbulkan adalah:

1. Nyeri
Nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbar namun kadang-kadang juga dirasakan
nyeri yang sangat hebat, hal ini merupakan tanda terjadinya iritasi pada daerah
peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang rupture. Jika nyeri yang dirasakan terjadi
secara konstan maka itu adalah tanda dari perbesaran satu atau lebih kista.
2. Hematuria
Hematuria adalah gejala selanjutnya dari penyakit yang terjadi pada polikistik. Gross
Hematuria terjadi ketika kista yang repture masuk ke dalam pelvis gunjal. Hematuria
mikroskopi lebih sering terjadi dibandingkan gross hematuria dan merupakan
peringatan terhadap kemungkinan adanya masalah ginjal yang tidak terdapat tanda
dalam gejala.
3. Hipertensi
Hipertensi ditemukan dengan derajat yang berbeda pada 75% pasien. Hipetensi
merupakan penyulit karena efek buruknya terhadap ginjal yang sudah kritis.
4. Infeksi Saluran Kemih
Salah satu penyulit selain hipertensi.
5. Pembesaran Ginjal
Pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini merupakan hasil dari pnyebaran kista
pada ginjalyang akan disertai dengan penurunan fungsi ginjal, semakin cepat
terjadinya pembesaran ginjal maka akan semakin cepat terjadinya gagal ginjal
(Grantham et,al. 2006)
6. Aneurisma Pembuluh Darah Otak
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) terdapat kista pada
organ-organ lain seperti hati dan pancreas (Grantham, 2008).

Dapus

Ignatavicius, Workman.2013. Medical Surgical Nursing. Assessment and Management of


Clinical Problems Ninth Edition. St. Louis: Mosby.

Merkle, Carrie J. 2005. Handbook of Pathophysiolgy second edition.

Jameson, J.Larry. 2012. Harrison Nefrologi dan Gangguan Asam Basa. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Grantham, J.J. 2008. Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease. New England Journal
Medicine. 359; 14.

Grantham, J.J., Torres, V.E., et.al. 2006. Volume Progression in Polycystic Kidney Disease.
New England Journal Medicine. 354: 2111-30.

Gearhart, JP., Barker, L.A. 2001. Congenital Disease of Lower Urinary Tract. In:
Comperhensive Urology, Editor: Robert M. Weiss, Nicholas J.R, George, Patrict H. O’really.
Mosby International Limited. England.

Anda mungkin juga menyukai