Profesional yang berkecimpung di bidang kimia klinik yaitu ilmuwan laboratorium medis (medical
laboratory scientist) dan teknisi laboratorium medis (medical laboratory technician). Selain mengerjakan
pemeriksaan rutin, professional di laboratorium lebih berperan dalam fase pre-analitik dan post-analitik.
Beberapa hal terkait kode etik tenaga laboratorium medis yang perlu diperhatikan dalam bidang kimia
klinik adalah
Proses pertama yang dilakukan di laboratorium klinik adalah pengumpulan, pemrosesan dan
penanganan sampel. Kualitas sampel akan mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan di
laboratorium. Kualitas sampel tergantung pada cara pengambilan, transportasi dan pemrosesan sampel
tersebut.
1. Pengambilan Sampel
- Darah
Venipincture (darah vena)
Skinpuncture (darah kapiler)
- Urin
- Cairan tubuh lain
Beberapa cairan tubuh atau material dari tubuh yang dapat digunakan untuk pemeriksaan di
laboratorium yaitu, cairan seresbropinal, pleural, pericardial, peritoneal, synovial, seminal,
vaginal dan feces.
2. Pemerosesan dan Penanganan Sampel
Tahap pemrosesan dan penanganan sampel merupakan tahap yang menentukan kualitas
sampel dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas hasil pengukuran atau analisis. Ada empat hal
yang menentukan validitas sampel, yaitu : identifikasi, pengawetan, pemisahan, penyimpanan
dan transportasi sampel.
Parameter validasi metode untuk metode analisis klinik diantaranya yaitu; (1) kebenaran (trueness,
sebelumnya disebut akurasi), (2) presisi, (3) rentang analitis (analytical range), (4) batas deteksi, dan (5)
spesifisitas analitis (analytical specificity).
Fase pre-analitik merupakan fase yang rentan karena dua per tiga dari keseluruhan kesalahan hasil
pengukuran di laboratorium disebabkan hal-hal yang terjadi sebelum proses analisis/pemeriksaan. Hal
tersebut diantaranya adalah kesalahan identifikasi, pengambilan, pelabelan, pemrosesan, penyimpanan
serta transportasi sampel.
Kegiatan pemantapan mutu terdiri dari dua yaitu:
1. Pemantapan mutu internal, biasa disebut pengendalian mutu internal (internal quality control).
2. Pemantapan mutu eksternal /uji kecakapan (proficiency testing)
Ada tiga alur kerja yang mempengaruhi mutu hasil pemeriksaan, yaitu:
1. Fase pra-analitik
2. Fase analitik
3. Fase pasca-analitik
Berkaitan dengan mikroba patogen, ada empat tingkat keamanan hayati untuk laboratorium klinik
yaitu :
1. Biosafety Level 1
2. Biosafety Level 2
3. Biosafety Level 3
4. Biosafety Level 4
Untuk mencegah penularan akibat paparan dengan mikroba pathogen, Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) di Amerika Serikat memberikan aturan laboratorium
Untuk mencegah kecelakaan karena paparan senyawa kimia berbahaya, OSHA memberikan aturan
laboratorium
Selain pelaksanaan aturan, kecelakaan kerja di laboratorium dapat dihindari dengan menyediakan dan
menggunkan peralatan keamanan laboratorium termasuk lemari pengaman biologis, lemari asam,
sistem pemadaman kebakaran, alat bantu pemipetan, stasiun pencuci mata, dan pancuran darurat.