Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Dr.Khairuddin M.Ag

Disusun Oleh

Kelompok 9 :

Bayu Pradana (0301221034 )

Masriani Sihombing (0301222104)

Rohima Rizky Hasibuan (0301221027)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga tugas makalah yang berjudul “Tiga Kerajaan Besar kIslam” dapat diselesaikan
dengan baik.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam. Kami berharap tugas tentang “Tiga Kerajaan Besar Islam” ini dapat menjadi
bermanfaat bagi orang banyak khususnya Mahasiswa agar dapat menjadi seseorang yang
lebih baik lagi kedepannya serta memahami lebih luas lagi tentang Sejarah Islam Terdahulu.

Kami menyadari tugas ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan baik dari segi penulisan atau apapun.Kami terbuka terhadap kritik dan saran dari
pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.Demikian yang dapat
kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A. Sejarah Turki Utsmani (1300-1922 M ) ................................................. 2

B. Sejarah Dinasti Safawi Persia (1501-1732M) ....................................... 9

C. Sejarah Dinasti Mughal India ............................................................. 14

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18

A. Kesimpulan ......................................................................................... 18

B. Saran .................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BEAKANG

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara


Mongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah
kekukasaannyatercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan
saling memerangi dan menjatuhkan untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih luas lagi.
Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu. Tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk juga mengahancurkan
pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain dan membakar habis ribuan buku ilmiah karya sarjana
muslim.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuanjuga yang
terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaanbesar Islam, yaitu Utsmani di Turki, Mughal di India, dan
Syafawi di Persia. Kerajaan Utsmani, disampingyang pertama berdiri, juga yang terbesar dan
paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah Turki Usmani hingga Mustafa Kemal (1300-1922M)?

2. Bagaimana sejarah Dinasti Safawi Persia hingga Khumaini (1501-1732M)?

3. Bagaimana sejarah Dinasti Mughal India hingga terbentuknya Bangladesh?

C.TUJUAN MASALAH

1.Untuk mengetahui Sejarah Turki Usmani hingga Mustafa Kemal (1300-1922M).

2.Untuk mendeskripsikan Sejarah Dinasti Safawi Persia hingga Khumaini (1501-1732M).

3.Untuk mendesripsikan Sejarah Dinasti Mughal India hingga terbentuknya Bangladesh.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.SEJARAH TURKI UTSMANI (1300-1922 M )

1.ASAL USUL PEMBENTUKAN TURKI UTSMANI

Bangsa Turki Utsmani berasal dari keluarga Qabey1 atau dengan nama lain
Kayi, 2salah satu klan dari federasi suku al Ghaz Turki atau suku Qayigh Oghuz 3, yang
mendiami daerah Turkistan di masa kekuasaan Raja Bighu, karena wilra.ayah mereka
bertetangga dengan Dinasti Samani dan Dinasti Ghaznawi,lambat laun keturunan Turki ini
4
memeluk Islam .Bangsa Turki ini merupakan bangsa petualang yang gemar
mengembara(Nomad).Ketika singgah di Khurasan, mereka menetap dan minta perlindungan
kepada Raja Khawarizmi,Jalaluddin Mangubirti. Ketika tentara Mongol menyerang dan
menghancurkan Dinasti Khawarizmi,Bangsa Turki dibawah pimpinan Sulaiman menyingkir
dan mengembara menuju Asia Dalam.Di tengah perjalanan,Sulaiman meninggal dunia karena
hanyut akibat banjir bandang di Sungai Eufrat pada tahun 1228 M.

Rombongan bangsa Turki akhirnya terpecah dua,sebagian kembali ke Khurasan dan


sebagian lagi sekitar 400 keluarga dibawah pimpinan Erthorgol,putra ketiga
Utsman,melanjutkan perjalanan menuju Asia kecil dan bergabung bersama raja
Salajikah,Alauddin II,menghadapi peperangan melawan kerajaan Bizantium untuk merebut
wilayah perbatasan Syria-Asia Kecil.Peperangan ini dimenangkan oleh pihak Salajiqah dan
Erthorgol diberi hadiah Sogud.yaitu wilayah diperbatasn Bizantium hasil jarahan ini serta
memberikan wewenang untuk mengadakan ekspansi5.Kemudian Erthogol membangun
daerah tersebut dengan Syukut atau Suyut sebagai Ibukotanya.Sepeninggal Erthogol tahun
1289 M,atas persetujuan Sultan Alaudin II, kedudukan Erthogol dignikan oleh putranya,
Utsman, yang memerintah Turki Utsmani antara tahun 1290-1326 M.6

1
Ahmad Syalabi,1988,Imperium Turki Utsmani,Terj.oleh Aceng Bahauddin, Jakarta:Kalam Mulia, h.2
2
Carl Brocleman,1980,History of the Islamic People, London : Routladge,h.260
3
CE.Bosworth,1993,Dinasti-dinasi Islam,Terj.oleh Ilyas Hasan,Bandung : Mizan, h.163.
4
K. Ali,1996,Sejarah Islam, Terj.Oleh M.Nasir Budiman, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,h.361.
5
Muhammad Syakir,1980,Tarikh al-Islami, Jilid VIII,Mesir:Dar an-Nahdah,hal.59.
6
Ibid;Ahmad Abd Rahim,1982,Fii Usul Tarikh al-Utsmani,Beirut : Daar al-Nahdhah al-‘Arabiyah, h. 16-18; Ira
M,lapidus,1991, A History of Islamic Sociaties, New York:Cambridge University Press, h. 306.
2
Serangan Mongol terhadap Saljuk pada tahun 1300 menyebabkan Sultan Alaudin II
dinasti ini terpecah –pecah menjadi sejumlah kerajaan kecil.Disinilah Utsman mengklaim
kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sekaligus memproklamasikan
berdirinya kerajaan Turki Utsmani ibu kotanya dipindahkan dari Syukut atau Suyut ke Qurah
Hishar atau Karajahishar.Kekuatan militer Utsman menjadi benteng pertahanan sultan
dinasti-dinasti kecil dari ancaman bahaya serangan Mongol.Secatra tidak langsung mereka
mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman. Wilayah
kekuasannya meliputi Asia Kecil dan daerah Trace (1989 M),juga menaklukkan kerajaan
Romawi(1453M) dan Dinasti Mamalik (1517 M).

2. PERKEMBANGAN TURKI UTSMANI

Turki (Turkiye Cumhuriyeti) pada masa Kerajaan Usmani (Ottoman), Turki sebagai
negara adikuasa (masa penaklukan dan perluasan daerah) berperan penting dalam sejarah
pengembangan wilayah (futūḥāt) Islam. Turki berhasil menyebarkan Islam ke Eropa setelah
menaklukkan Constantinopel pada tahun 1453. Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566)
merupakan puncak Turki Utsmani. Pada tahun 1923, Mustafa Kemal Ataturk
memproklamasikan Turki menjadi negara republik modern dan sekuler.7Adapun diperintah
oleh 36 sultan keturunannya.Empat sultan diantaranya paling terkenal dalam penjarahan ke
berbagai daerah yaitu Muhammad II (1451-1481 M).Bayazid II (1481-1512 M).Salim (1512-
1520 M ). dan Sulaiman I (1520-1566 M ).

Kerajaan Turki Utsmani yang memerintah hampir tujuh abad lamanya (1299-1924 M), dan
diperintah oleh 38 Sultan. Mereka itu adalah :

1. Utsman I (1299-1326 M)

2. Orkhan (Putra Utsman I) (1326-1359 M)

3. Murad (Putra Orkhan) (1359-1389 M)

4. Bayazid I (Putra Murad I) (1389-1402 M)

5. Muhammad I (Putra Bayazid I) (1403-1421 M)

6. Murad II (Putra Muhammad I) (1421-1451 M)

7. Muhammad II al Fatih (Putra Murad II) (1451-1481 M)

7
Syahrin Harahap, “Turki”, Ensiklopedi Islam, ed. Nina M. Armando, et al. (Jakarta: PT Ichtiar Baru van
Hoeve, 2005), h.145.
3
8. Bayazid II (Putra Muhammad II) (1481-1512 M)

9. Salim I (Putra Bayazid II) (1512-1520 M)

10. Sulaiman I al Qanuni (Putra Salim I) (1520-1566 M)

11. Salim II (Putra Sulaiman I) (1566-1573 M)

12. Murad II (Putra Salim II) (1573-1596 M)

13. Muhammad II (Putra Murad III) (1596-1603 M)

14. Ahmad I (Putra Muhammad III) (1603-1617 M)

15. Mustafa I (Putra Muhammad III) (1617-1618 M)

16. Suman I (Putra Ahmad III) (1618-1622 M)

17. Murad I (Yang kedua kalinya) (1622-1623 M)

18. Murad IV (Putra Ahmad I) (1623-1640 M)

19. Ibrahim I (Putra Ahmad I) (1640-1648 M)

20. Muhammad II (Putra Ibrahim I) (1648-1687 M)

21. Sulaiman I (Putra Ibrahim I) (1687-1691 M)

22. Ahmad II (Putra Ibrahim I) (1691-1695 M)

23. Mustafa II (Putra Muhammad IV) (1695-1703 M)

24. Ahmad II (Putra Muhammad IV) (1703-1730 M)

25. Mahmud I (Putra Mustafa II) (1730-1754 M)

26. Utsman III (Putra Mustafa II) (1754-1757 M)

27. Mustafa III (Putra Ahmad III) (1757-1774 M)

28. Abdul Hamid I (Putra Ahmad III) (1774-1788 M)

29. Salim III (Putra Mustafa III) (1789-1807 M)

30. Mustafa IV (Putra Abdul Hamid I) (1807-1808 M)

31. Mahmud II (Putra Abdul Hamid I) (1808-1839 M )

32. Abdul Majid (Putra Mahmud II) (--)

33. Abdul Aziz (Putra Mahmud II) ( -1861 M)

4
34. Murad V (Putra Abdul Majid I) (1861-1876 M)

35. Abdul Hamid II (Putra Abdul Majid I) (1876-1909 M)

36. Muhammad VI (Putra Abdul Majid I) (1909-1918 M)

37. Muhammad VI (Putra Abdul Majid I) (1918-1922 M)

38. Abdul Majid II (1922-1924 M)

Pemerintahan yang dijalankan Turki Utsmani menrut Hitti8 dan Lapidus9 bercorak
militer.Sementara itu,Hodgson 10menyebutnya dengan aliansi antara syariat dan militer.ketika
Sultan Salim I berhasil menaklukan Mesir tahun 1517 M dari tangan pemerintahan Mamluk
khalifah Abbasyiyyah terakhir yang bernama Mutawakkil menyerahkan jabatan khalifah
kepadanya. Sejak itu , Turki Utsmani di samping sebagai sebuah kesultanan sekaligus juga
kekhalifaan yang membawa aspek syariat.Sultan Salim I dan sultan-sultan sesudahnya
memegang jabatan rangkap yakni sebagai Sultan dan Khalifah.Jabatan rangkap tersebut
mereka sandang hingga Kemal Attaruk menghapuskannya pada tahun 1924 M.

3. KEMAJUAN TURKI UTSMANI

a. Bidang Militer dan Perluasan Wilayah

Kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan teratur ketika terjadi
kontak senjata dengan Eropa. Pengorganisasian yang baik dan strategi tempur militer
Utsmani berlangsung dengan baik.Pembaruan dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan
sangat berarti bagi pembaruan militer Turki.Bangsa-bangsa Non-Turki dimasukkan sebagai
anggota, bahkan anak –anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam
suasana Islam untuk dijadikan Prajurit.

Pada tahun 1365,Andriannopel ditaklukkan kemudian kota Macedonia, Bulgaria dan


Serbia.Dari antara 37 penguasa yang memimpin Turki Utsmani, Sultan Muhammad II pantas
untuk menyandang gelar al-Fatih (sang penakluk) atas keberhasilannya menaklukkan
kekuatan terakhir imperium Romawi Timur yang berpusat di kota Konstatinopel pada tahun
1453.Pertahanan istana hancur dan sang kaisar terbunuh bersama sejumlah

8
Philip K. Hitti, History of the Arabs,Tenth Edition, New York : MacMillan,1979,hal.715-716
9
Ira M. Lapidus,op. Cit., hal.322.
10
Marshal G.S. Hodgson, The Venture of Islam, Vol.III,Chiachago:Chiachago University Press, 1961, hal.99.
5
pasukannya.Muhammad al-Fatih kemudian melanjutkan penaklukan ke semenanjung Maura,
Serbia, Albania sampai keperbatasan Bundukia. 11

B.Bidang Pemerintahan

Bentuk kerajaaan Turki Utsmani didasarkan kepada sistem feodal yang ditiru
langsung dari kerajaan Bizantium.Dalam sistem pemerintahan, Sultan adalah penguasa
tertinggi dalam bidang agama, politik,pemerintahan bahkan masalah-masalah
perekonomian.Pada mulanya sultan-sultan ini terdiri atas amir-amir yang menjadi tuann tanah
pada masa kerajaan Saljuk yang berpusat di Konya. Orkhan memproklamasikan dirinya
sebagai Sultan.Setelah itu,Bayazid I juga bergelar dengan Sultan Ar-Rum, pemimpin al-
Barrain wal Bahrain. Murad I menggelari dirinya dengan “Khalifah Allah di Bumi” setelah
berhasil menaklukkan Andriannopel.

Orang kedua yang berkuasa adalah wazir besar.Ia adalah ketua badan penasihat
kesultanan yang membawahi semua wazir dan amir.Sebagai simbol dan kekuasannya dia
diangkat menjadi wakil sultan.Di samping itu itu,disetiap daerah ada seorang qadi, pimpinan
agama yang mempunyai kekuasaan untuk menjalankan hukum pidana dan perdata menurut
syarit islam berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.Sejak masa pemerintahan Salim I ,
dibentuk pula Majelis Syeikhul Islam ( Mufti) yang berkedudukan di Istanbul.Tugasnya yaitu
memeberikan fatwa dalam semua permasalahan agama,termasuk keputusan perang terhadap
sesama Muslim.

3.Bidang Agama dan Budaya

Kehidupan keagaamaan merupakan bagian dari sistem sosial dan politik Turki
Utsmani.Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan negara dan masyarakat.Mufti
sebagai pejabat tinggi agama, tanpa legitimasi Mufti keputuan tinggi hukum negara tidak
dapat berjalan.Pada masa ini kehidupan tarekat berkembang pesat.Al-Bektasi dan al-Maulawi
merupakan dua ajran tarekat yang paling besar.Al-Bektasi merupakan tarekat yang angat
berpengaruh terhadap tentara Yeniseri. sedangkan al-Maulawi berpengaruh besar terhadap
kalangan penguasa sebagai imbangan dari kelompok Yeniseri Bektasi.

11
Badri Yatim op, cit,,h. 137.
6
4. Bidang Intelektual

Aspek intelektual yang dicapai adalah sebagai berikut:

 Terdapat surat kabar yang muncul pada masa kini, yaitu


a.berita harian Takvini Veka (1831) dan
b.Jurnal Tasviri Efkyar (1862) dan Terjumani Ahval (1860).
 Pendidikan.yaitu dengan mendirikan sekolah-sekolah (madrasah) dasar, menengah
(1861) dan perguruan tinggi (1869),fakultas kedokteran dan fakultas hukum ,serta
mengirimkan para pelajar yang berprestasi ke Prancis untuk melanjutkan
studinya.Ulama dan sejumlah karyanya dihasilkan pada maa Turki Utsmani yaitu:
a.Mustafa Ali (1541-1599 M) ahli sejarah karyanya yaitu antara lain Kuhn al-Akhbar.
Tentang sejarah dunia sejak nabi Adam as sampai yesus, Sejarah Islam awal hingga
Turki Utsmani.
b. Evliya Chelebi (1614-1682) ahli ilmu sosial,karyanya yaitu antara lain Seyabat
Name (Buku Pedoman Perjalanan),tentanag masyarakat dan ekonomi Turki Utsmani.
c.Arifi (w 1561 M ), sejarawan istana karyanya antara lain yaitu Shah-Name-i-Al-i
Osman,cerita tentang keluarga raja-raja Utsmani.
 Sastra dan Bahasa. Yaitu munculnya sastrawan-sastrawan dengan hasil karyanya
setelah menamatkan studi di luar Negeri seprti Ibrahim Shinasi pendiri surat kabar
Tasviri Et’kyar. Karyanya yaitu antara lain The Poets Wedding (komedi). Fatherland
atau Silistria. 12

4.KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN TURKI UTSMANI

Setelah pemerintahan Sulaiman I, Dinasti Turki Utsmani mengalami masa


kemunduran yang disebabkan dinasti ini hanya memperkuat benteng pertahanan dari
serangan serangan Barat 13.Adapun penyebabnya yaitu antara lain dengan pergantian
pemimpin Sulaiman II yang menjadi titik permulaan runtuhnya Turki Utsmani dan hancurnya
zaman keemasannya.Hal ini ditandai dengan melemahnya semangat perjuangan prajurit
Utsmani yang menyebabkan sejumlah kekalahan dalam pertempuran menghadapi musuh-
musuhnya.
12
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:Pustaka Beni Quraiys,2004,h 115.
13
Carl Brocleman,op.cit.h.295-297
7
Pada tahun 1663,tentara Utsmani menderita kekalahan dalam penyerbuan Hongaria.
Tahun 1676 Turki kalah dalam pertempuran di Mohakez Hungaria, dan dipaksa
menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699,yang berisi pernyataan bahwa seluruh
wilayah Hungaria,sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada penguasa Uenetia.Kemudian
tahun 1774,penguasa Utsmani, Abdul Hamid,terpaksa menandatangani perjanjian dengan
Rusia,yang berisi pengalkuan kemerdekaan Crimenia dan penyerahan benteng-benteng
pertahanan di Laut Hita,serta memberikan izin kepada Rusia untuk melintasi selat antara Laut
Hitam dengan Laut Putih.

Pada perang dunia I tahun 1918,Turki bergabung dengan Jerman dan mengalami
kekalahan, sehingga harus menyerahkan semua wilayah kekuasaan nya kepada pemenang
perang. Yunani hendak menjajah, namun Mustafa Kemal Attaruk berhasil mengusirnya dan
membentuk Negara Republik Turki (1924) serta menghapuskan kekhalifaan islamiyah Turki
Utsmani.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Turki Utsmani mengalami


kemunduran dan pada akhirnya mengalami kehancuran14 yaitu:

a.Faktor Internal

1. Luasnya wilayah kekuasaan


2. Heterogonitas penduduk
3. Kelemahan para penguasa
4. Budaya pungli
5. Pemberontakan tentara Jenniseri
6. Merosotnya ekonomi
7. Terjadinya stagnasi dalam lapanganilmu dan teknologi.

b.Faktor Eksternal

1. Timbulnya gerakan nasonalisme. Artinya bangsa yang dahulu tunduk kepada Turki
mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut yang bermula dari penaklukan dan
penyerbuan. Meskipun Turki telah berbuat baik kepada mereka namun mereka
beranggapan bahwa Turki masih orang asing yang menaklukkan mereka. Akhirnya
ketika Turki melemah mereka bangkit untuk melepaskan diri dari kerajaan tersebut.

14
Badri Yatim,op,cit, h.167-168.
8
2. Terjadinya kemajuan teknologi Barat,khususnya dalam bidang persenjataan.
Sementara itu, di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan sehingga ktika terjadi
kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan kekuatan dari Eropa,Turki selalu
menderita kekalahan karena masih menggunakan senjata tradisional sedangkan Eropa
telah menggunakan senjata modern.

B.SEJARAH DINASTI SAFAWI PERSIA (1501-1732M)

1.AWAL MULA DINASTI SAFAWI PERSIA

Ketika kerajaan Utsmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di


Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya,
kerajaan Safawi sering bentrok dengan Turki Utsmani.

Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainnya (Utsmani dan Mughal), kerajaan
Safawi menyatakan Syi’ah sebagai madzhab negara. Kerajaan Safawi berasal dari sebuah
gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama
tarekat Safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan
Utsmani. Nama Safawi diambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama
Safawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan nama
tersebut terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.

Dalam kecenderungan memasuki dunia politik dan perluasan politik keagamaan,


kerajaan Safawi mendapat wujud konkretnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460
M). Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara
Koyunlu (domba hitam), dalam konflik tersebut Juneid kalah dan diasingkan kesuatu tempat.
Di tempat baru ini ia mendapatkan perlindungan dari Diyar Bakr, Al-Koyunlu (domba putih)
yang dinggal di istana Uzun Hasan. Kemudian ia beraliansi secara politik dengan Uzun
Hasan, ia juga mempersunting saudara perempuan Uzun Hasan. Pada saat ia mencoba
merebut Sircassia (1460 M), ia sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Ketika itu anak Juneid, Haidar, kepemimpinan gerakan Safawi baru bisa diserahkan
secara resmi pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat setelah
Haidar mengawini salah seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang

9
dikemudian hari menjadi pendiri kerajaan safawi di Persia. Gerakan militer Safawi yang
dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh Al Koyunlu. Padahal, Safawi
adalah sekutu dari Koyunlu. Ketika Safawi menyerang wilayah Sircassia dan pasuka Sirwan,
Al Koyunlu mengirim bantuan militer kepada Sirwan sehingga pasukan Haidar kalah dan
Haidar sendiri terbunuh dalam peperangan itu.

Ali, putra dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentara untuk menuntut balas atas
kematian ayahnya terutama terhadap Al Koyunlu. Tetapi Ya’kub pemimpin Al Koyunlu
dapat menangkap dan memenjarakan ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail, dan Ibunya, di
Fars selama empat setengah tahun (1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putra
makhota Al Koyunlu, dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya.
Setelah saudara sepupu Rustam dapat dikalahan. Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Akan
tetapi tidak lama kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara, dan
Ali terbunuh dalam serangan ini (1494 M).

Kepemimpinan gerakan safawi, selanjutnya berada ditangan Ismail. Pada tahun 1501
M, pasukan Qizilbash (pasukan baret merah) menyerang dan mengalahkan Al Koyunlu di
Sharur dan memasuki serta menaklukkan Tabriz, ibukota Al Koyunlu, di Kota ini Ismail
memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi. Ia juga disebut Ismail I.

Ismail I berkuasa selama 23 tahun, sepuluh tahun pertama ia dapat meluaskan wilayah
kekuasaan ke berbagai daerah. Pada tahun 1503 M. Ia berhasil menghancurkan sisa-sisa
kekuatan Al-Koyunlu di Hamadan. Tahun 1504 M ia menguasai provinsi Kaspia di
Nazandaran, Gurgan dan Yazd. Tahun 1505-1507 M. Ia menguasai Diyar Bakr. Tahun 1508
M, menguasai Baghdad dan daerah barat daya Persia. Tahun 1509 M, menguasai Sirwan.
Tahun 1510 M, mengalahkan Syaibak Khan, keturunan Jenghis Khan, dan menguasai
Khurasan, Heart dan Merv. Dalam tempo sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya meliputi
seluruh Persia dan bagian Timur Bulan Sabit Subur ( Fertile Crescent) yaitu wilayah di Asia
membentang dari laut Tengah melalui daerah antara sungai Tigris dan sungai Eufrat hingga
teluk Persia.15

Peperangan dengan Turki Utsmani terjadi pada tahun 1514 M di Chaldiran, dekat
Tabriz. Ismail menjumpai saingan saingan kepala batu yaitu Sultan Salim I dari Turki.

15
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam,
Yogyakarta:Deepublish, 2015, cet. 2, h. 275-276

10
Peperangan ini, berasal dari kebencian Salim dan pengejaran terhadap seluruh umat muslim
di Syi’ah di daerah kekuasaannya. Fanatisme Sultan Salim memaksanya untuk membunuh
40.000 orang yang didakwah setelah mengingkari ajaran-ajaran sunni16. Dalam peperangan
ini Ismail mengalami kekalahan. Namun, kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya
Sultan Utsmani ke Turki karena trejadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya.

Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada zaman
pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan Muhammad
Khudabanda (1577-1587 M). Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Safawi dalam keadaan
lemah.

Kondisi memperihatinkan ini baru bisa di atasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I,
naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 sampai dengan 1628 M17. langkah-langkah yang di
tempuh Abbas I dalam rangka memulihkan politik kerajaan Safawi adalah :

a.Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dari


pusat.

b. Pemindahan ibukota ke Isfahan.

c.Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblash atas kerajaan Safawi dengan cara
membentuk pasukan baru yang aggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan
perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak Raja Tamh I.

d.Mengadakan perjanjian perdamaian dengan Turki Utsmani.

e. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pada khotbah Jum’at.18

Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan Safawi kuat
kembali. Setelah itu Abbas I muai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha merebut
kembali wilayah-wilayah kekuasaan yang hilang. Pada tahun 1602 M, pasukan Abbas I
berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad, sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan,
Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 pasukan

16
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h. 141-142

17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h. 142
18
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2008, h. 254-255

11
Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan merubah pelabuhan Gumrun menjadi
pelabuhan Bandar Abbas.19

3. KEMAJUAN DINASTI SAFAWI

Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia berhasil


mengatasi gejolak politik yang mengganggu stabilitas negara, dan sekaligus ia berhasil
merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang sebelumnya lepas tersebut oleh kerajaan
Utsmani. Berikut kemajuan-kemajuan yang ditorehkan selama Abbas I memegang kekuasaan
kerajaan Safawi :

a. Bidang Ekonomi

Bukti nyata perkembangan perekonomian Safawi adalah dikuasainya Kepulauan


Hurmusz dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas pada masa Abbas I. Maka
salah satu jalur dagang menghubungkan antara Timur dan Barat sepenuhnya menjadi pemilik
kerajaan safawi. Disamping di sektor perdagangan, kerajaan safawi juga mengalami
kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fortille crescent).

b. Bidang Ilmu Pengentahuan

Bangsa persia dalam sejarah islam dianggap berjasa besar dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Maka tidak mengherankan apabila kondisi tersebut terus berlanjut, sehingga
muncul ilmuan seperti Baha al-Din Asy-syaerozi, Sadar al-Din Asy-Syaerozi, Muhammad
al-Baqir al-Din ibn Muhammad Damad, masing-masing ilmuan di bidang filasafat, sejarah,
teologi, dan ilmu umum.

c. Bidang seni

Kemajuan seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang
memperindah ibukota kerajaan ini, sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang

19
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h. 143

12
memanjang di atas Zende Rud dan istana Chihilsutun kota Isfahan turut diperindah dengan
kebun wisata20.

4. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI SAFAWI

Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut di perintah oleh enam raja, yaitu
Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman ( 1667-1694 M), Husain
(1694-1722 M), Tahmaps II (1722-1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa-masa
raja tersebut, kondisi kerajaan safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang tetapi
malah memperlihatkan kemunduranyang akhirnya membawa kepada kehancuran.

Pada saat kedudukan Sulaiman digantikan oleh Shah Husain. Para ulama Syi’ah
mendapatkan kekuasaan dan sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran
Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan Sunni Afganistan sehingga mereka
memberontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Safawi.

Selain itu diantara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi ialah
konflik berkepanjangan dengan kerajaan Turki Utsmani. ketika mencapai kedamaian pada
masa Abbas I, tak lama kemudian Abbas meneruskan konflik tersebut dan tidak ada lagi
perdamaian antara kedua kerajaan besar islam itu.

Sebab lainnya yaitu dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Safawi. Seperti Sulaiman yang pecandu berat narkotika serta kehidupan malamnya. Begitu
pula degan Sultan Husein.

Penyebab penting lainnya yaitu karena pasukan Gulham tidak memiliki semangat
perang yang tinggi seperti Qizilbash.

20
Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2010, cet. 2, h. 141

13
C. SEJARAH DINASTI MUGHAL DI INDIA

1.AWAL MULA DINASTI MUGHAL

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur yang lahir pada
tanggal 24 Februari 1483 M. Ayahnya beranama Umar Syaikh Mirza keturunan kelima
Timur Lenk, seorang Amir Fargana. Sedangkan Ibunya adalah seorang putri keturunan
langsung Jakutai putra Jengkis Khan. Pada tahun 1494 M, ayahnya wafat dan usianya ketika
itu baru 12 tahun. Babur kemudian diangkat menjadi penguasa farghana menggantikan
ayahnya yang telah wafat. Meskipun masih relatif muda, Babur telah dipersiapkan untuk
menjadi pemimpin yang tangguh. Ambisi dan cita-citanya untuk menjadi penguasa Delhi
tampaknya diilhami oleh kebesaran kakeknya yaitu Timur Lenk.

India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah, yakni pada masa khalifah al-
Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyahyang dipimpin oleh
panglima Muhammad ibn Qasim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah pimpinan
Sultan Mahmud mengembangan Islam di wilayah wilayah ini dengan berhasil menaklukan
seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada
tahun 1020 M. Setelah Ghaznawi hancur, munculah beberapa dinasti kecil yang menguasai
negeri India, seperti dinasti Khalji (1296-1316M.), dinasti Tuglag (1320-1412M.) dinasti
Sayyid (1414-1451M.), dinasti Lodi (1451-1526.).

Kerajaan Mongol dan Mughal di India memiliki kerterkaitan, karena sama-sama


didirikan oleh bangsa mongol dan keturunannya. Sedangkan pengambilan nama Mughal
adalah dari nama kebesaran bangsa Mongol.

2.KEMAJUAN DINASTI MUGHAL

Kemenangan yang dicapai oleh Babur merupakan ancaman bagi para Raja Hindu di
anak benua India. Oleh karena itu, Babur dimana kepemimpinannya lebih banyak melakukan
konsolidasi ke dalam untuk memperkuat pasukannya dalam menghadapi berbagai
emungkinan serangan dari mereka dan disamping itu juga berusaha memperluas wilayah
kekuasaannya.Babur tidak lama untuk menikmati hasil-hasil kemenangannya. Dia meninggal
dunia pada tanggal 26 Desember.

14
Sepeninggal Babur, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun.
Selama roda kepemimpinannya, kondisi pemerintahan tidak pernah stabil. Selain banyak
menghadapi pepperangan, ia harus menghadapi gerakan pemberontak Bahadur Syah
penguasa gujarat dan pertempuran besar dengan Sher Khan di Kanuj pada tahun 1540 M.
Kemudian pada tahun 1556 M., Humayun meninggal.

Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Akbar (1556-1603 M.). kalau kita melihat
kondisi sosio-historis menjelang pemerintahan Akbar ini ternyata hindu-astrologi, kasta dan
sihir sudah mendarah daging. Dalam pemerintahan militeristik, Akbar adalah penguasa
diktator. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi universal). Dengan demikian,
tida ada perbedaan antar etnis dan agama.

Di dalam masalah agama, Akbar mempunyai pandangan liberal dan ingin


mempersatuan semua agama dalam satu agama yang diberi nama Din Illahi. Sebagaimana
namanya Akbar yang berarti agung atau besar, Akbar telah membuktikan usahanya yang luar
biasa besarnya. Selain memakmurkan rakyat dengan menghilangkan segala bentuk pajak, dia
juga meluaskan perekonomian dalam segala cabangnya, dan memperbesar perdagangan
dengan luar negeri.

Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh 3 Sultan berikutnya,
yaitu Jehangir (1605-1628 M.), Syah Jehan (1628-1658 M.), dan Aurangzeb (1658-1707
M.).Diantara kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai pada masa mughal adalah:

a. Bidang Politik

Sekalipun dalam pemerintahan kerajaan Mughal banyak diwarnai perebutan


kekuasaan, namun secara keseluruhan dari pemerintahannya masih dapat terkendali, terutama
pada masa Akbar. Hal itu disebabkan, para penguasa Mugha; menerapkan sistem militeristik
dalam rangka mempertahankan wilayahnya.

b. Bidang Ekonomi

Di bidang ekonomi, sektor pertanian menjadi bagian terpenting selain perdagangan,


pajak dan prindustrian. Dalam mengatur sektor pertanian, pemerintahan menerappkan sistem
hubungan petani berdasarkan lahan pertanian.

c. Bidang Seni dan Arsitektur


15
Pada masa sultan akbar telah digunakan tiga macam bahasa yaitu bahasa Arab sebagai
bahasa agama, bahasa Turki sebagai bahasa bangsawan, dan bahasa Persia sebagai bahasa
istana dan kesusastraan. Akbar juga menciptakan suatu bahasa baru yang merupakan
gabungan ketika bahasa tersebut di tambah dengan bahasa Hindu yaitu bahasa Urdu.

Karya seni lainnya yaitu karya-karya arsitektur yang sangat Indah. Pada masa Akbar
dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila-vila dan masjid-masjid megah. Pada masa Syah
Jehan dibangun Masjid berlapis mutiara yang diberi nama masjid Moti di Agra, Taj Mahal,
Masjid Raya Delhi, dan Istana Indah di Lahore.Sedangkan karya seni yang paling menonjol
adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun Bahasa
India.21

3.KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI MUGHAL INDIA

Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada dipuncak kejayaannya, para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup memmpertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke- 18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran.Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat
menjadi ajang perebutan, gerakan sparatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan
Islam dibagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang
inggris untuk pertama kalinya di izinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan
didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.

Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintah pusat memang sudah


muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakanitu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb
yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-
rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang ditinggalkannya 22.

Konflik-konflik berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah.


Pemerintahan daerah satu-persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan

21
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2008, h. 263
22
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h. 159

16
cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Disintregasi wilayah
kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh sikap daerah, yang disamping melepaskan
loyalitas terhadap pemerintah pusat, juga mereka senantiasa menjadi ancaman serius bagi
eksitensi dinasti Mughal itu sendiri.

Ketika kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, pada tahun itu
juga, perusahaan Inggris (EIC) yang sudah semakin kuat mengangkat senjata melawan
pemerintah kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam
membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, bengal, dan orisa kepada Inggris 23.

23
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h. 161

17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan makalah di atas, di sini kita bisa mengetahui bahwa ketiga
kerajaan besar Islam yaitu kerajaan Utsmani, kerajaan Safawi, dan kerajaan Mughal
sangatlah maju dalam bidang politik. Tetapi dari ketiga kerajaan tersebut pun memiliki
konflik tersendiri dan tak jarang mereka melakukan peperangan satu sama lain untuk
perluasan daerah kekuasaan masing-masing kerajaan. Dan tak khayal dari konflik-konflik
tersebut yang terjadi berkepanjangan membuat bumerang dari kerajaan mereka sendiri yang
membuat mereka datang kedalam masa akhir tiga kerajaan besar Islam.

B.Saran
Tentunya makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kririk dan sarannya dari berbagai pihak manapun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan
mudah-mudahan dapat dijadikan referensi untuk menambah khasanah keilmuan kita. Amin…

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syalabi,1988,Imperium Turki Utsmani,Terj.oleh Aceng Bahauddin, Jakarta:Kalam


Mulia
Carl Brocleman,1980,History of the Islamic People, London : Routladge
CE.Bosworth,1993,Dinasti-dinasi Islam,Terj.oleh Ilyas Hasan,Bandung : Mizan
K. Ali,1996,Sejarah Islam, Terj.Oleh M.Nasir Budiman, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Muhammad Syakir,1980,Tarikh al-Islami, Jilid VIII,Mesir:Dar an-Nahdah
Ibid;Ahmad Abd Rahim,1982,Fii Usul Tarikh al-Utsmani,Beirut : Daar al-Nahdhah al-
‘Arabiya
Ira M,lapidus,1991, A History of Islamic Sociaties, New York:Cambridge University Press
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:Pustaka Beni Quraiys,2004

Harahap Syahrin, “Turki”, Ensiklopedi Islam, ed. Nina M. Armando, et al. (Jakarta: PT
Ichtiar Baru van Hoeve, 2005)

Marshal G.S. Hodgson, The Venture of Islam, Vol.III,Chiachago:Chiachago University Press,


1961
Suntiah Ratu , Maslani. 2017.Sejarah Peradaban Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada

19

Anda mungkin juga menyukai