MAKALAH
Disusun Oleh:
Jurusan Matematika
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
segala kesempatan dan kemudahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
walaupun masih banyak kekurangan dari berbagai segi. Shalawat dan salam
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah merubah budaya adat
dan tingkah laku yang konservatif dan tercela kedunia yang penuh norma toleran,
mulia dan modern.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dari segi penulisan maupun kutipan, untuk itu segala kritikan dan saran yang
bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Wassalam,
i
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Perkembangan
2.1.3 Kemajuan
2.2.1 Pendirian
i
2.2.5 Kondisi Bidang Ilmu Pengetahuan
2.2.6 Kemajuan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
kemunduran kedua. Akhirnya, India mulai tahun 1857 dijajah oleh Inggris sampai
tahun 1947, dan Mesir dikuasai oleh Napolian dari Prancis tahun 1798.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ininadalah:
i
BAB II
PEMBAHASAN
i
ekspansi. Kemudian Erthogrol membangun daerah tersebut dengan Syukut atau
Sukut sebagai ibukotanya. Sepeninggal Erthogrol tahun 1289 M, atas persetujuan
Sultan Alaudin II, kedudukan Erthogrol digantikan oleh putranya, Utsman, yang
memerintah Turki Utsmani antara tahun 1290-1326 M.
2.1.2 Perkembangan
Turki Usmani yang didirikan Usman Ibn Erthogrol ini selanjutnya diperintah oleh
36 sultan keturunannya. Empat sultan diantaranya paling terkenal dalam
penjarahan ke berbagai daerah yaitu Muhammad II (1451-1481 M), Salim I
(1512-1520 M), dan Sulaiman II (1520-1566 M). Oleh karena itu, masa
pemerintahan Usman I sampai Sulaiman I dikenal sebagai masa penaklukan dan
perluasan daerah kekuasaan.
Pemerintahan yang dijalankan Turki Usmani menurut Hitti dan Lapidus bercorak
militer. Sementara itu, Hodgson menyebutnya dengan aliansi antara syariah dan
militer. Ketika Sultan Salim I berhasil menaklukan Mesir tahun 1517 M dari
tangan pemerintahan Mamluk, khalifah Abbasiyah terakhir yang bernama
Mutawakkil menyerahkan jabatan khalifah kepadanya. Sejak saat itu, Turki
Usmani di samping sebagai sebuah kesultanan sekaligus juga kekhalifahan yang
membawa aspek syariah. Sultan Salim I dan sultan-sultan sesudahnya memegang
i
jabatan rangkap yakni sebagai Sultan dan Khalifah. Jabatan rangkap tersebut
mereka sandang hingga Kemal Attaturk menghapuskannya pada tahun 1924 M.
2.1.3 Kemajuan
i
Bahrain (sultan di dua benua dan lautan). Murad I menggelari dirinya dengan
Khalifah Allah di Bumi setelah berhasil menaklukkan Andrianopel.
Orang kedua yang berkuasa adalah wazir besar. Ia adalah ketua badan penasihat
kesultanan yang membawahi semua wazir dan amir. Sebagai simbol
kekuasaannya, ia diangkat sebagai wakil sultan. Di samping itu, di setiap daerah
ada seorang qadi, pimpinan agama yang mempunyai kekuasaan untuk
menjalankan hukum pidana dan perdata menurut syariat Islam berdasarkan
Alquran dan al-Hadis. Sejak masa pemerintahan Salim I dibentuk pula Majelis
Syeikhul Islam (Mufti) yang berkedudukan di Istambul. Tugas utamanya adalah
memberikan fatwa dalam semua permasalahan agama, termasuk keputusan perang
terhadap sesama muslim. Misalnya, Mufti Sultan Salim I membenarkan
peperangan menentang orang Islam Mesir. Mufti juga diberi hak untuk melantik
pegawai-pegawai istana di ibu kota Istambul.
a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul pada masa ini, yaitu: 1) Berita
harian Takvini Veka (1831) dan 2) Jurnal Tasviri Efkyar (1862) dan
Terjumani Ahval (1860).
i
b. Pendidikan, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-
sekolah (madrasah) dasar, menengah (1861) dan perguruan tinggi (1869)
fakultas kedokteran dan fakultas hukum serta mengirimkan para pelajar
yang berprestasi ke Prancis untuk melanjutkan studinya yang sebelumnya
tidak pernah terjadi. Ulama dan karyanya yang dihasilkan pada masa Turki
Usmani: 1). Mustafa Ali (1541-1599 M), ahli sejarah, karyanya antara lain
Kunh al-Akhbar, tentang sejarah dunia sejak Adam As sampai Yesus,
sejarah Islam awal hingga Turki Usmani; 2). Evliya Chelebi (1614-1682
M), ahli ilmu sosial, karyanya antara lain Seyabat Name (Buku Pedoman
Perjalanan), tentang masyarakat dab ekonomi Turki Usmani; 3). Arifi (w.
1561 M), sejawan istana, karyanya antara lain Shah-name-I-Al-I Osman,
cerita tentang keluarga raja-raja Usmani.
c. Sastra dan Bahasa, munculnya sastrawan-sastrawan dengan hasil karyanya
setelah menamatkan studi di luar negeri seperti Ibrahim Shinasi pendiri
surat kabar Tasviri Etkyar. Di antara karya yang dihasilkannya adalah The
Poets Wedding (komedi). Salah seorang pengikutnya adalah Namik Kemal
dengan karyanya Fatherland atau Silistria. Di samping itu, terdapat
Ahmad Midhat dengan Entertaining Tales dan Mehmed Taufiq dengan
Year in Istanebul.
i
pernyataan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia
kepada penguasa Uenetia dan tahun 1774, penguasa Utsmani, Abdul Hamid,
terpaksa menandatangani perjanjian dengan Rusia yang berisi pengakuan
kemerdekaan Crimenia dan penyerahan benteng-benteng pertahanan di Laut
Hitam serta memberikan izin kepada Rusia untuk melintasi selat antara Laut
Hitam dengan laut Putih.
Pada tahun 1772 Mamalik berhasil menguasai Mesir kembali, Syiria dan Lebanon
memberontak dipimpin oleh Druz dan Fahruddin. Di Arabia, timbul gerakan
pemurnian Muhammad bin Abdul Wahab bergabung dengan kekuatan Ibnu Saud
yang berhasil memperluas wilayah kekuasaan di sekitar Jazirah Arab. Pada perang
dunia I tahun 1918, Turki bergabung dengan Jerman dan mengalami kekalahan
sehingga harus menyerahkan semua wilayahnya kepada pemenang perang. Yunani
hendak menjajah, namun Mustafa Kemal Attaturk berhasil mengusirnya dan
membentuk Negara Republik Turki (1924) serta menghapus kekhilafahan
Islamiyah Turki Utsmani.
a. Faktor Internal
Luasnya wilayah kekuasaan.
Heterogenitas penduduk.
Kelemahan para penguasa.
Budaya pungli.
Pemberontakan tentara Jenniseri.
Merosotnya ekonomi.
Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi.
b. Faktor-faktor Eksternal
Timbul gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada
kerajaan Turki selama berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti
tersebut. Kekuasaan Turki atas mereka bermula dari penaklukan dan
penyerbuan. Meskipun Turki telah berbuat sebaik mungkin kepada
pihak yang dikuasai, mereka beranggapan bahwa Turki adalah orang
i
asing yang menaklukkan mereka. Ketika Turki melemah, mereka
bangkit untuk melepaskan diri dari cengkraman kerajaan tersebut.
Terjadinya kemajuan teknologi di Barat, khususnya dalam bidang
persenjataan. Sementara itu, di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan
sehingga ketika terjadi kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan
kekuatan dari Eropa, Turki selalu menderita kekalahan karena masih
menggunakan senjata tradisional sedangkan Eropa telah menggunakan
senjata modern.
2.2.1 Pendirian
Safi al-Din (pendiri tarekat Safawiah), menurut satu riwayat adalah keturunan
Musa al-Khazim, imam ketujuh Syiah Itsna Asyariah. Tarekat ini mengubah
gerakan keagamaan menjadi gerakan politik. Gerakan politik yang pertama
dilakukan oleh Ismail Ibn Haidar (1501 M) dengan menaklukan Anatolia (ketika
itu berada di bawah kekuasaan Qara Qayunlu dan Aq-Qayanlu dari Turki). Ismail
Ibn Haidar (Ismail) adalah khalifah pertama dinasti Safawi dan menjadikan
Syiah sebagai madzhab resmi Negara. (Ratu Suntiah dan Maslani, 2017: 132)
i
baik. Kondisi memprihatinkan Kerajaan Safawi bias diatasi setelah Raja Safawi
kelima, Abbas I naik tahta, ia memerintah dari tahun 1587-1629 M. Langkah-
langkah yang ditempuh abbas I dalam rangka memulihkan politik Kerjaan Safawi
adalah:
Selanjutnya, perlu diketahui bahwa Kerajaan Safawi dan Turki Utsmani sebelum
abad ke-17 sudah saling bermusuhan dan Safawi mengalami banyak kekalahan,
namun setelah Abbas I naik tahta Kerajaan Safawi dalam merebut wilayah
kekuasaan Turki Utsmani banyak mengalami kemenangan. Menurut Badri Yatim,
rasa permusuhan antara dua kerajaan aliran agama yang berbeda ini tidak pernah
padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya ke wilayah
Kerajaan Sultan Muhammad III. Pasukan Abbas I menyerang dan berhasil
menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan Nakh Chivan, Erivan, Ganja,
dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-2906 M. selanjutnya, pada tahun 1622 M,
pasukan Abbas I berhasil merebut Kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan
Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas (Yatim, 1997:143)
i
Pada tahun 1902 M, pecahlah perang Turki dengan Austria dan tentara Turki yng
lain terpaksa pergi memadamkan pemberontakan kaum terekat Jalaliah
(Maulawiyah) di Asia Kecil. Kesempatan ini diambil oleh Syekh Abbas dan
berhasil merebut kembali Tibriz dari tangan Turki. Setelah itu, dirampas juga
Sirwan dan akhirnya diambilnya Baghdad kembali yang sudah berkali-kali jatuh
ke tangan Turki (Hamka, 1981: 69).
i
Di samping sector perdagangan, Kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di
sector pertanian terutama di daerah bulan sabit subur (fortile crescent). Namun,
setelah Abbas I mangkat perekenomian, Safawi lambat laun mengalami
kemunduran dan puncak kemundurannya terjad pada masa kekuasaan Syafi
Mirza. Pada masa itu, rakyat cenderung masa bodoh karena mereka sudah banyak
memperoleh penindasan dari Syafi Mirza, tetapi saudagar-saudagar bangsa asing
banyak berdiam di Iran dan mengendalikan kegiatan ekonomi (Hamka, 1981: 72).
Berkembangnya ilmu pengetahuan masa Kerajaan Safawi tidak lepas dari suatu
doktrin mendasar bahwa kaum Syiah tidak boleh taqlid dan pintu ijtihad
selamanyaa terbuka. Kaum Syiah tidak seperti kaum Sunni yang mengatakan
bahwa ijtihad telah terhenti dan orang mesti taqlid saja. Kaum Syiah tetap
berpendirian bahwasanya mujtahid tidak terputus selamanya (Hamka, 1987: 70)
Di bidang seni, kemajuan tampak begitu jelas gaya arsitektur angunannya, seperti
terlihat pada Masjid Syah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya
terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, kerajinan karpet, permadani, pakaian,
i
tenunan, mode, embikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak
zaman Tamasp I, Raja Ismail pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis
Timus ke Tabriz, pelukis itu bernama Bizhard. Menurut Hamka (1987: 70) pada
zaman Abbas I berkembanglah kebudayaan, kemajuan, dan keagungan pikiran
mengenai seni lukis, pahat, syair, dan sebagainya. Di antara pujangga yang
gemerlapan bintangnya, ialah Muhammad Bagir ibn Muhammad DAmad, ahli
filsafat dan ilmu pasti. Abbas sendiri asyik dengan ilmu tersebut, bahkan tidak
segan Abbas mengadakan penyelidikan sendiri. Beliau tidak lengah
menggerakkan kemajuan pengetahuan-pengetahuan khusus mengenai agama,
terutama ilmu fiqh. Di anatara ulama besar yang sangat ternama pada waktu itu
ialah Bahrudin Al-Amili, selain seorang ahli agama beliau pun ahli kebudayaan
yang mengetahui soal-soal dari beberapa segi. Pada waktu itu, hidup juga filosof
Shadaruddin Asyaerozi, ahli filsafat ketuhanan yang banyak mempengaruhi
timbulnya paham bahai yang sekarang mengakui diri merreka agama baru.
Demikian puncak kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan Safawi pada masa Abbas
I abad ke-17 dan setelah Abbas I wafat, kondisi ilmu pengetahuan dan seni
mengalami banyak kemunduran.
2.2.6 Kemajuan
Menurut Marshal G.S. Hodgson yang dikutip Jaih Mubarok (2004: 133), pada
zaman Khudabanda (1666), Isfahan memiliki 162 masjid, 48 perguruan, 162
caravansaries (?), dan 273 tempat pemandian umum yang hampir seluruhnya
dibangun oleh Abbas I dan penggantinya, Abbas II. Pada tahun 1501 M, sekolah
seni lukis Timuriah dipindahkan dari Herat ke Tibriz. Di sekolah ini diterbitkan
buku Syah Nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan.
Ulama yang muncul pada zaman Safawi di Persia adalah:
i
2.2.7 Kemunduran dan Kehancuran
Setelah Abbas I, dinasti Safawi mengalami kemunduran. Sulaiman, pengganti
Abbas I, melakukan penindasan dan pemerasan terhadap ulama Suni dan
memaksakan ajaran Syiah kepada mereka. Pindasan semakin parah terjadi pada
zaman sultan Husein, pengganti sulaiman. Penduduk Afgan (saat itu bagian dari
Iran) dipaksa untuk memeluk Syiah dan ditindas. Penindasan ini melahirkan
pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan (Amir Kandahhar) sehingga
berhasil menguasai Herat, Masyhad, dan kemudian merebut Isfahan (1772 M).
Setelah itu, Safawi diserang oleh Turki Usmani dan Rusia. Wilayah Armenia dan
beberapa wilayah Azerbaijan direbut oleh Turki Usmani; sedangkan beberapa
wilayah propinsi laut Kaspia di Jilan, Mazandaran, dan Asterabad direbut oleh
Rusia (Ratu Suntiah dan Maslani, 2017: 133).
Setelah sebagian besar wilayah dikuasai oleh Afghan, Turki Usmani dan Rusia,
Nadir Syah (dinasti Ashfariah)-karena mendapat dukunan dari suku Zand di Iran
Baratmenundukkan dinasti Safawiah. Nadir Syah (bergelar Syah Iran)
memadukan Suni-Syiah untuk mendapat dukungan dari Afgan dan Turki Usmani;
dan ia mengusulkan agar madzhab fikih Jafari (Syiah) dijadikan madzhab
hokum yang kelima oleh ulama Suni. Dinasti Safawi pimpinan Nadir Syah
kemudian ditaklukan oleh dinasti Qajar (Ratu Suntiah dan Maslani, 2017: 133).
i
Dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug
(1320-1412 M) dan Dinasti-Dinasti lain.
Dari sini ia memperluas kekuasaannya ke sebelah Timur (India). Saat itu, Ibrahim
Lodi, penguasa India, di landa krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi
kacau. Daulah Khan, Gubernur Lahore dan Alam Khan, paman Ibrahim sendiri
melakukan pembangkangan pada tahun 1524 terhadap pemerintahan Ibrahim
Lodi, dan meminta bantuan Babur untuk merebut Delhi. Tiga kekuatan itu
bersatu untuk menyerang kekuatan Ibrahim, tetapi gagal memperoleh
kemenangan. Mereka melihat bahwa Babur tidak sungguh-sungguh membantu
mereka.
i
siakan Babur, ia berusaha keras untuk mengalahkan gabungan dua kekuatan
tersebut. Daulah Khan dan Alam Khan dapat dikalahkan, Lahore dikuasainya pada
tahun 1525 M. Dari Lahore ia terus bergerak ke selatan hingga mencapai Panipat.
Di sinilah ia berjumpa dengan pasukan Ibrahim maka terjadilah pertempuran yang
dahsyat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu (Holt,
1970:22). Babur memperoleh kemenangan yang amat dramastis dalam
pertempuran Panipat I (1526 M) itu, karena hanya dengan didukung 26.000
personel angkatan perang, ia dapat melumpuhkan kekuatan Ibrahim yang di
dukung oleh 100.000 personel dan 1.000 pasukan gajah. Babur memasuki kota
Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya disana. Dengan
demikian berdirilah kerajaan Mughal di India.
Kemenangannya yang begitu cepat mengundang reaksi dari para penguasa Hindu
setempat. Proklamasi 1526 M yang dikumandangkan Babur mendapat tantangan
dari Rajput dan Rana Sanga didukung oleh para kepala suku India tengah dan
umat Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang baru tiba itu,
sehingga ia harus berhadapan langsung dengan dua kekuatan sekaligus. Tantangan
tersebut dihadapi Babur pada tanggal 16 Maret 1527 M di Khanus dekat Agra.
Babur memperoleh kemenangan dan Rajput jatuh ke dalam kekuasaannya.
i
diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran
dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Hamayun
mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan
selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya.
Kemudian dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja
Persia, Tahmasp. Humayun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah
hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan
menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun setelah itu
(1556 M) ia meninggal Dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaanya,
Din Panah (Mahmudunnasir, 1981:265-266). Sepeninggalnya kerajaan
Mughal diperintah oleh anaknya yang bernama Akbar (bab xv Kerajaan
Mughal di India Pdf hal 1-2).
Humayun (1530-1556 M)
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bemama
Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556
M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan
periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh,
i
Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan
pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri
dari Delhi. Pada tahun 1540 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan
yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia terpaksa melarikan diri ke
Kandahar dan selanjutnya di teruskan ke Persia.
Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin oleh
penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun
kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan
kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan
kekuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun
meninggal. Ia digantikan oleh putranya Akbar (NasutionSyamsudin Sejarah
Peradaban Islam hal 316-317).
Sultan Akbar I memegang tampuk kekuasaan kerajaan Mughal dalam waktu yang
cukup lama (1556-1605 M). Pada masanya kerjaan Mughal memasuki puncak
kejayaan, karena semua wilayah yang lepas pada masa Sultan Humayun dapat
direbutnya kembali. Kekuatan pasukan Hemu (Menteri Hindu) pada masa Sher
Khan Shah dapat dikalahkan bala tentaranya pada pertempuran Panipat II, 5
Nopember 1556 M.
Akbar I yang masih muda itu dibantu oleh Bairan Khan (wakil Sultan Akbar), ia
seorang Syiah yang setia membantu kerajaan Mughal sejak dari Sultan Babur dan
Humayun. Namun di belakang hari ia terlalu memaksakan faham Sekte Syiahnya
dalam pemerintahan Akbar I sehingga ia terpaksa diberhentikan dari jabatannya
sebagai wakil Sultan pada tahun 1561 M.
i
1564 M, Chitor 1568 M, Ranthabar 1569 M, Kalinjar 1569 M, Gujarat 1572 M,
Surat 1573 M, Bihar 1574 M dan Bengal 1576 M.
Dari aspek politik, Sultan Akbar I menerapkan system politik toleransi, artinya
semua penduduk atau rakyat India, dipandang sama. Mereka tidak boleh dibeda-
bedakan karena perbedaan etnis dan agama. Tidak lama setelah Sultan Akbar
melakukan ekspansi yang sangat luas sebagai yang tersebut di atas, iapun
meniggal dunia pada tahun 1605 M, kajayaan yang telah ia capai dapat diteruskan
oleh tiga orang Sultan berikutnya (Nasution Syamsudin Sejarah Peradaban Islam
hal 317-319).
Jahangir (1605-1628 M)
Persoalan pertama yang harus dihadapi oleh Jahangir setelah dinobatkan sebagai
Sultan Mughal adalah menghadapi pemberontakan anaknya sendiri, yang bernama
Khusru, akibat ketidakpuasannya terhadap kebiasaan dan sikap bapaknya yang
banyak dipengaruhi ibu tirinya, Nur Jahan. Khusru sendiri adalah seorang putra
i
raja yang berbudi , bijaksana dan dicintai rakyatnya. Putra mahkota ini selama 16
tahun berada dibawah pengawasan pengawal-pengawal keraton yang semuanya
berusaha untuk membinasakannya. Terlebih karena ibu tirinya, yaitu Nur Jahan,
mempunyai seorang anak kandung yang dikehendakinya dapat menjadi putra
mahkota.
Persoalan kedua yang diahapi Jahangir adalah pecahnya perang antara Jahangir
dengan penguasa Iran dalam usaha memperebutkan kota Kandahar. Dalam
menghadapi persoalan ini, Jahangir memerintahkan Shah Jahan untuk memimpin
tentara Kerajaan Mughal. Namun karena merasa tidak mampu melaksanakannya,
ia memberontak terhadap bapaknya,. Jahangir marah dan menjatuhi hukuman
yang mendorong Shah Jahan melarikan diri dan meminta suaka politik kepada
Mahabat Khan. Mahabat Khan berhasil menangkap Jahangir dalam perjalanan
untuk menyerang Iran (http://abahndud.blogspot.co.id/2015/05/kerajaan-mughal-
6-pemimpin-kemajuannya.html).
Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di
samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik
anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil
mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka. Shah
i
Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah
kematiannya terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya
menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
Aurangzeb (1658-1707 M)
Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai
pemenang. Ia menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja
meninggal terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali.
Keduanya kemudian mengangkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian
dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya
sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini
selain memperlemah kerajaan juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus
i
secara baik.[26] Akibatnya pemerintahan daerah berupaya untuk melepaskan
loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.
Jihandar (1712-1713 M)
Akbar II (1806-1837 M)
i
pemerintah berhubungan dengan petani. Pemertintah mematok bahwa negara
berhak atas sepertiga dari hasil pertanian itu.
Hasil pertanian yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu,
sayur-sayuran, rempah- rempah, tembakau, kapas dan bahan-bahan celupan. Hasil
pertanian ini, selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga dapat di ekspor ke luar
negeri, seperti ke Eropa, Afrika, Arabia, Asia Tenggara. Untuk meningkatkan
produksi, Sultan Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M)
mendirikan Pabrik pengolahan hasil pertanian di tanah Surat.
Istana Fatpur Sikri di Sikri, villa dan mesjid-mesjid yang indah dibangun
pada masa Aakbar dan Mesjid Taj Mahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan istana
indah di Lahore dibangun pada masa Syah Jehan masih ada sampai sekarang
(Ratu Suntiah dan Maslani, 2017: 134).
i
Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin
mengancam.
Pada tahun 1803 M Delhi dikuasai oleh Inggris dan penguasa Mughal dan rakyat
berada di bawah tekanan Inggris. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka
baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.
Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan
dalam rangka mengembalikan kekuasaan Kerjaan Mughal di India. Dengan
demikian, pada tahun 1857 M, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap
penjajahan Inggris tetapi ia dapat dikalahkan Inggris karena Inggris mendapat
bantuan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim.
Sementara itu, para pedagang Inggris (EIC) untuk pertama kalinya diizinkan oleh
Jehangir menanamkan modal di India yang didukung oleh kekuatan bersenjata
menjadi semakin kuat menguasai Mughal.
Pada tahun 1858 M, Inggris menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para
pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah, banyak yang
dihancurkan
dan Bahadur II, Sultan terakhir Daulah Mughal diusir Inggris dari istananya.
Dengan dimikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di daratan India dan
yang tinggal di sana adalah umat Islam yang mesti mempertahankan eksistensi
mereka.
i
b. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang
mengakibatkan pembirisan dalam penggunaan uang negara.
c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-
ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik anatar agama
sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Zaman ketiga kerajaan berlangsung selama 625 tahun (1299-1924).Tiga kerajaan
besar yang dimaksud itu adalah Usmani di Turki, Safawi di Persia dan Mughal di
India. Ketiga kerajaan besar tersebut mempunyai karajaan masing-masing, masa
kepemerintahannya berlansung silih berganti, sistem kepemimpinannya berbeda-
i
beda, kemajuan ketiga karajaan tersebut terlihat dari segi politik ilmu pengetahuan
atau agama serta seni dan budaya.
Puncak kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan Usmani terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M), puncak kemajuan
Kerajaan Safawi pada masa pemerintahan Abbas I (1588-1628 M), dan puncak
kemajuan Kerajaan Maghal pada masa Karajaan Sultan Akbar (1542-1605 M).
Setelah masa tiga orang raja basar di tiga kerajaan tersebut, kerajaankerajaan itu
mulai mengalami kemunduran. Proses kemunduran itu berlangsung dalam
kecepatan yang berbeda-beda. Kemunduran itu terjadi sekitar 250 tahun ( 1250
1500 ).
Kemajuan tiga kerajaan itu tidak bertahan lama karena adanya kerusakan internal
dan serangan dari luar akhirnya, satu demi satu berjatuhan digantikan kekuatan
lain : Kerajaan Usmani digantikan oleh republic Turki (1924), Safawi di Persia
digantikan oleh Dinasti Qaja (1925), dan Kerajaan Mughal digantikan oleh
penjajah Inggris (1875- 1947). Akhirnya, usaha ketiga kerajaan besar ini untuk
memajukan ummat islam tidak berhasil dan ummat islam mengalami fase
kemunduran kedua. Akhirnya, India mulai tahun 1857 dijajah oleh Inggris sampai
tahun 1947, dan Mesir dikuasai oleh Napolian dari Prancis tahun 1798.
3.2 SARAN
Setiap peradaban pasti dinilai dari sisi keilmuan yang diwariskannya, walaupun
dunia islam tidak pernah sama sekali meninggalkan urusan dunia, masa kejayaan
intelektual dan pencapaain budaya terjadi dalam tiga kerajaan besar tersebut
supaya menjadi suatu literature umat muslim di berbagai Negara.
i
i
DAFTAR PUSTAKA
Suntiah, Ratu dan Maslani. 2012. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Insan
Mandiri.
Dr.Badri Yatim, M.A. 2007. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamyah II).
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, cetakan
keempat.