TURKEY USTMANI
Dosen Pengampu :
ALI AKBAR, Dr., Lc., MA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Turkey Ustmani”. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Ali Akbar, Dr., Lc., MA selaku dosen mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam UINSU yang telah memberikan tugas ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu
semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Kelompok 14
ii
iii
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………….…………………………………..i
KATA PEGANATAR……………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI……………………………………………...………………………………………...iii
BAB I PENDAHULAUN
A. Latar Belakang ………………………………….……………………………….….…….…4
B. Rumusan Masalah………………………………...……………………………………..…..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Asal Usul Dinasti Turki Usmani ……….…………………...……………………………………5
1. Bidang Kemiliteran……………………………………………………………………...…...6
2. Bidang Pemerintahan………………………………………………………………………...7
3. Bidang Ilmu Pengetahuan……………………………………………………………………7
4. Bidang Budaya………………………………………………………………………….……7
5. Bidang Agama…………………………………………………………….………………….7
B. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani…….........................................................8
1. Wilayah Kekuasaan Yang Sangat Luas………………………………...………8
2. Heterogitas Penduduk…………………………………………………………..8
3. Kelemahan Para Penguasa……………………………………….……………..8
4. Budaya Pungli……………………………………………….………………….8
5. Pemberontakan Tentara Jenissari………………………………………………8
6. Merosotnya Ekonomi……………………………………….………………….8
7. Terjadinya Stagnasi Dalam Lapangan Ilmu Dan Teknologi………….………..8
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari tentara mongol,
kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya juga tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil dan antara yang satu
dengan yang lainnya saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban
Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu
Khan.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama
berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain.
Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia
Islam pada masanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era
industrialisasi ke dunia Islam.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah sejarah berdirinya kerajaan Turki Usmani?
2) Apa saja kemajuan yang dapat dicapai?
3) Apa sebab runtuhnya kerajaan Turki Usmani?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar dalam
perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai
puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia,
Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini
adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya
di Asia Tengah.
2. Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga dibarengi
pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang
luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan,
sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang
membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di bawahnya terdapat
beberapa orang al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati). Contohnya, ketika Turki Usmani
dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia
juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan Murad II
banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.
Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan pemerintahan
negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa al-Abhur
yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.
4. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga kebudayaannya
merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah kebudayaan Persia,
Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-ajaran
tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi pemerintahan
dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap ajaran-ajaran
tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan bahasa/huruf. Orang-
orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi
dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
5. Bidang Agama
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam lapangan
sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.
Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima kali
dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun
juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang paling
terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah kepala negara
yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil
menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan
antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki
Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan
dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan
rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.[10]
Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal
ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil
dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan
Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara tentara
Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.
7
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist
boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung
untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh
Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di
bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.
2. Heterogitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup
Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas
penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang
dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi
kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di
tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai
perangai yang jelek.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan
pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip
seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang
mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin
membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan
Turki pun merosot.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan
adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan
dalam kurun waktu yang lama. Kemajuan dan perkembangan kerajaan Turki dalam bidang –bidang
kehidupan, diantaranya:
1. Bidang Kemiliteran
2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
4. Bidang Budaya
5. Bidang Keagamaan
Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Beliau raja
yang sangat terkenal di dunia dan juga penguasa yang Shaleh. Sedangkan periode kemundurannya
dimulai karena terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki Usmani dengan
Australia, Polandia, Venesia, dan Inggris.
B. Saran
Ilmu sejarah memang sulit kita ketahui tentang kevalitannya. Untuk mengetahui tentang
kebenaran dalam sebuah sejarah kita haruslah mecarinya secara mendetail, oleh sebab itu, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaannya, maka penulis sangat mengharapkan kritikan yang berupa
tambahan dan sifatnya membangun untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang1997), h.
325
[2] Ibid.
[3]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo 2003), h. 130
[4]Ibid. h 131
[5]Ibid. H 135
[6] http://www.zum.de/whkmla/histatlas/asmin/.com
[7] Ibid.
[8]Ibid.
[9] Jaih Mubarok, Sejarah peradaban Islam, (Bandung: Bani Quraisy). H.175
[10] Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2008). h. 321
10