Suandi
Suhandi
(STAI BABUNNAJAH)
PANDEGLANG BANTEN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT dengan segala rahmatnya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Tarekat Di
Indonesia” ini tepat pada waktunya,penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Ahlak Tasawuf. Selain itu,dengan dibuatnya makalah ini juga bertujuan
menambahkan wawasan tentang pertentangan sosial dan integrasi masyarakat bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya daulah usmani ?
2. Bagaimana kebijakan pemerintahan daulah usmani ?
3. Apa saja kemajuan yg di capai daulah usmani ?
4. Bagaimana proses kemunduran daulah usmani ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya daulah Usmani ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekaisaran Utsmaniyah atau Turki Utsmani adalah kekaisaran lintas benua
yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat
laut Anatolia pada tahun 1299. Setelah 1354, Utsmaniyah melintasi Eropa dan
memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa
kadipaten kecil menjadi negara lintas benua. Utsmani mengakhiri riwayat Kekaisaran
Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453. Sepanjang
abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah
pemerintahan Suleiman Al-Qanuni, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara
terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan
sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk
Afrika.
Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlah
negara vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan,
sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.
Dengan Konstantinopel sebagai ibu kotanya dan kekuasaannya atas wilayah yang luas
di sekitar cekungan Mediterania, Kesultanan Utsmaniyah menjadi pusat interaksi
antara dunia Timur dan Barat selama lebih dari enam abad. Kesultanan ini bubar
pasca Perang Dunia I, tepatnya pada 1 November 1922. Pembubarannya berujung pada
kemunculan rezim politik baru di Turki, serta pembentukan Balkan dan Timur Tengah
yang baru.[
Setelah penaklukkan Mesir oleh Utsmaniyah pada 1517, Khalifah Al-
Mutawakkil III menyerahkan kedudukan khalifah kepada Sultan Selim I. Hal ini
menjadikan penguasa Utsmaniyah tidak hanya berperan sebagai sultan (kepala 9egara
Utsmaniyah), tetapi juga sebagai pemimpin dunia Islam secara simbolis. Setelah
Kesultanan Utsmaniyah dibubarkan, Wangsa Utsmaniyah sempat mempertahankan
status mereka sebagai khalifah selama beberapa saat sampai kekhalifahan juga
dibubarkan pada 3 Maret 1924.
DAFTAR PUSTAKA