Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

TIGA KERAJAAN BESAR

DOSEN PENGAMPU: KHAIRUL FAHMI, M.A.

DISUSUN OLEH:

FIRSTY ALIFA PUTRI 0801192059

INDAH SYAFITRI NASUTION 0801191148

IVENA HOTMARINA S. N 0801193339

NABILLA YURISNA SIREGAR 0801192041

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat, hidayah, rahmat,
dan ma'unah-Nya kepada kita semua. Serta shalawat dan salam kami persembahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul " Tiga
Kerajaan Besar ".

Uraian topik dalam tulisan ini kami sajikan dengan materi-materi yang menerangkan
tentang konsep-konsep yang terdapat dalam materi Sejarah Peradaban Islam. Untuk
penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku,
ataupun referensi lainnya yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.

Terimakasih kepada Bapak Khairul Fahmi, M.A. yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini dan terimakasih kepada rekan-rekan kelompok satu yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat


sedikit menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, 23 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
2.1 Kerajaan Usmani ........................................................................................................
2.2 Kerajaan Safawiyah ...................................................................................................
2.3 Kerajaan Mughal .........................................................................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I

Pembahasan

1.1 Latar Belakang Masalah

Setelah runtuhnya Dinasti Abbasiyah akibat serangan Tentara Mongol. banyak terjadi
permasalahan di daerah kekuasaan mereka sendiri, karena kerajaan-kerajaan kecil saling
berperang satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan. membuat suatu kemunduran
dalam politik islam kala itu.

Setelah terjadi kemunduran politik islam muncullah tiga kerajaan besar sebagai perintis
kekuatan politik islam yang baru yaitu kerajaan Turki Utsmani, kerajaan Safawi, dan kerajaan
Mughal. Dari tiga kerajaan tersebut pun memiliki latar belakang yang berbeda-beda seperti
kerajaan Turki Utsmani yang berasal dari bangsa Turki yang berasal dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah Negeri Cina yang setelah tiga abad kemudian mereka
pindah ke Turkistan. Lalu kerajaan Safawi yang dulu terbentuk bukan berasal dari kalangan
bangsawan melainkan berasal dari sekelompok tarekat kecil. Dan kerajaan Mughal yang
berjaya di India.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses awal mula terbentuknya tiga kerajaan besar Islam?

2. Bagaimana perkembangan kekuasaan tiga kerajaan besar Islam?

3. Apa sebab tiga kerajaan besar Islam dapat runtuh?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Agar dapat mengetahui proses awal mula terbentuknya tiga kerajaan besar Islam.

2. Agar dapat mengetahui perkembangan kekuasaan tiga kerajaan besar Islam.

3. Agar dapat mengetahui sebab ketiga kerajaan besar Islam runtuh.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KERAJAAN USMANI

2.1.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Usmani

Pendiri kerajaan usmani adalah bangsa turki dari kabilah Oghuz yang mendiami
daerah Mongol dan daerah negeri china. Setelah tiga abad mereka pindah ke turkistan
kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk islam sekitar abad ke-9 atau ke-10. Di Asia
Tenggara mereka mendapat tekanan serangan Mongol selanjutnya melarikan diri ke daerah
barat, saudara mereka orang-orang Turki Seljuk, dataran tinggi Asia kecil. Pimpinan
Erthogrul, mereka mengabdikan diri kepada sultan Alaudin II. Kemudian sultan Alaudin II
mendapatkan kemenangan. Pada tahun 1289 M Erthogrul meninggal dunia kemudian sultan
Alaudin menunjuk cucunya Usman sebagai penguasa wilayah Byzantium dan akhirnya
Usman memerintahkan kerajaan (1290-1326 M) SETELAH Sultan Alaudin wafat. Sehingga
terbukalah Usman untuk menggantikan Sultan Alaudin yang akan menuju tingkat yang paling
tinggi, maka berakhirlah kerajaan Saljuk dan berdirilah Kerajaan Usman dan Usman
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (raja besar kerajaan Usman).1

Nama kerjaan Usman diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka
yang pertama, Sultan Usmani Ibn Sauji ibn Erthogrul Ibn Sulaimun ibn Kia Alp, kepala
kabilah kap Asia tengah. Kemajuan dan pengembangan ekspansi kerajaan Utsmani yang
demikian luas dan berlangsing dengan cepat yang diikuti dengan kemajuan berbagai bidang
yakni sebagai berikut :

a. Bidang Militer dan pemerintah


Kekuatan militer kerajaan mulai terorganisasi dengan baik pada pemerintahan
Sultan Murad I selanjutnya Orkhan mengadakan perombakan dalam tubuh organisasi
militer dalam bentuk mutasi personil pimpinan dan perombakan dalam keanggotaan.
Non Turki dimasukkan sebagai anggota dan berhasil dengan terbentuknya kelompok
militer baru.

1
Yatim, Sejarah, h.129.
b. Bidang Ilmu pengetahuan dan Budaya
Turki Utsmania lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang
kemiliteran. Namun, mereka banyak kiprah dan pembangunan yang indah seperti
Masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih.
c. Bidang Keagamaan
Dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam sosial
pokitik. Masyarak digolongkan bedasarkan Agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat
dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. 2 Nama kerjaan
Usman diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama,
Sultan Usmani ibn Sauji ibn Ertoghrol ibn Sulaiman ibn Kia alp, kepala kabilah kab
di Asia tengah.

2.1.2 Sultan yang Memerintah di Turki Usmani

Kerajaan Usmani berkuasa sekitar 625 tahun ( 1299-1924 M ). Kurang dari 38-40
Sultan yang memerintah kerjaan tersebut antara lain :

a. Sultan Urkhan (726-761 H atau 1326-1359 M )


Usman wafat dan digantikan anaknya Urkhan. Salah satu usaha Urkhan dalam
negeri saat memimpin kerajaan yaitu mendirikan pabrik mata uang. Dan contoh usaha
pada luar negerinya adalah dengan mengirimkan pasukan terntara ke Byzantium,
sehingga dapat menakhlukkan Azmir (Smirna) tahun 1327 M. Thawasyanli (1330 M),
Iskandar (1338 M), Ankara ( 1354 M) dan Galipoli (1356 M ) yang merupakan bagian
benua Eropa yang pertama kali diduduki Usmani. Pada periode ini tentara islam
masuk Eropa karena Orkhan berhasil membentuk 3 pasukan tentara Utamanya yang
terdiri dari Sipahi ( tentara reguler ) Hazab (tentara irreguler), dan tentara Jenisari
yang direksrut dari umur 12 tahun.
b. Sultan Murad (761-789 H atau 1359 – 1389 M )
Sultan Murad menggantikan Ayahnya Urkhan. Ia melakukan perluasan daerah
keBenua Eropa dan dapat menakhlukan Andria Nopel (1263 M) kemudian dijadikan
Ibu kota. Dengan jatuhnya Andria nopel, kerajaan Ustmani dapata mengepung
kerajaan Byzantium dari segi penjuru sehingga kerjaan Byzantium mengecil dan tidak
dapat berhubungan dengan kerajaan kristen di Eropa. Saat itu pula kerajaan Ustmani
mendapat serangan dari bangsa-bangsa slavia seperti Servia, Bulgaria dan kerajaan

2
Fatah syukur, sejarah peradaban islam (Semarang:PT.Pustaka Rizki Pustaka, 2009),h.138.
Hongarya (Magyar ) dan menggabung menjadi satu. Dalam pertempuran kawassa
(1389 M), tentara Slavia kalah dan raja servia mati terbunuh.3
c. Sultan Bayazid I
Usaha-usaha dalam negeri yang dilakukan Sultan Bayazid yakni senantiasa
mendidik kader-kader militan yang akan di serahi jabatan-jabatan tinggi dalam
ketentaraan maupun dalam pemerintahan. Semasa pemerintahannya, ia dapat
melakukan Saloniki dan tana semenanjung Morea, dan usaha luar negeri yang ia
lakukan dengan berhasil membawa kemenangan dalam pertempuran Nivopolis tahun
1369 M yang berhadapan dengan pasukan kristen Maghyar dan Slavia dibawah
pimpinan Raja Hongaria Sijisman. Serta mengepung kota konstaninopel tetapi
terhalang oleh datangnya bangsa Mongol tartar pimpinan timur Lenka menyerang asia
Barat hingga Asia kecil. Bayazid bersama putranya Musa, tertawan dan wafat dalam
tawanan tahun 1403 M.
d. Sultan Muhammad I (1403-1421 M)
Sultan Muhammad I adalah putra Bayazid yang bungsu berhasil mengatasi
kekacauan pada masa Bayazid dengan menyatukan daulat-daulatnya, mengembalikan
kekuatan dan kekuasaan sebagaimana semula dengan waktu sepuluh tahun baru
berhasil dan dia mengadakan perjanjian damai Byazantium dan dengan republik
Venesia.
e. Sultan Murad II (1421-1451 M)
Sultan Murad II membalas dendam terhadap Byzantium dengan mengadakan
pengepungan kota konstaninopel beberapa minggu. Bangsa-bangsa servia burgaria,
Bosnia, Albania, Rumania, dan Hongaria bersatu dibawah pimpinan raja Hunyodi dari
Hongaria melawan pasukan Turki Ustmani didekat Belgrado. Pasukan Turki
mengalami kekalahan tahun 1422 M. Selanjutnya tahun 1443 M dengan menghadapi
gabungan pasukan ditambah Pasukan Salib. Dan Murad II mundur dan meminta
perjanjian di Zegedin tahun 1444 M yang isinya :
1. Servia mendapat kemerdekaan kembali,
2. Rumania bergabung dengan Hongaria
3. Diadakannya gencatan senjata selama 10 tahun
Pimpinan Hunyodi melanggar perjanjian, yaitu mengadakan penyerbuaan
mendadak ke wilayah Turki samapai laut hitam. Murad II memanggul senjata

3
Ibid, sejarah, h.139.
dengan dikawal 40000 pasukan penyerbu Hongaria. Dan akhirnya turki menang
hingga Servia dan boisnia menjadi wilayah kekuasaannya dan Turki Usmani
kembali tegak di Balkan.4

f. Sultan Muhammad II (1451-1484 M)


Turki Usmani mencapai kejayaan pada masa Sultan muhammad II yang sering
disebut Muhammad Al-Fatih, ia dapat mengalahkan Byzantium dan menakhlukan
konstantinopel pada tahun 1453 M. Sehingga dapat melepaskan umat islam selama
800 tahun dari keadaan sebaliknya dan mengakibatkan kembali semangatnya.
g. Sultan Salim I (1512-1520 M)
Usaha yang dilakukan Sultan Salim adalah untuk menaklukkan Persia, Syaria,
Dinasti Malik di Mesir. Sultan salim pernah meminta kepada khafilah abbasiyah di
Mesir agar menyerahkan kekhalifahan kepadanya, ketika ia menaklukkan dinasti
malik di Mesir.
h. Sultan Sulaiman Al-Qannuni (1520-1566 M)
Usahanya dalam melanjutkan usaha Sultan Salim I dengan mengerahkan
ekspansinya ke seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Ustmani dan berhasil
menundukkan Irak Bergrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Setelah
Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-
putranya dan menyebabkan kemundurannya.
Kemajuan dan pengembangan ekspansi kerjaan ustmani yang demikian luas
dan berlangsung dengan cepat yang diikuti dengan kemjuan berbagai bidang yakni
sebagai berikut :
a. Bidang Militer dan pemerintahan
Kekuatan militer kerajaan mulai terorganisasi dengan baik pada masa
pemerintahan Sultan Murad I selanjutnya Orkhan mengadakan perombakan dalam
tubuh organisasi militer dalam bentuk mutasi Bidang Ilmu pengetahuan dan Budaya
b. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Turki Ustmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang
kemiliteran. Namun, mereka banyak kiprah dan pembangunan yang indah seperti
jami’ Sultan Muhammad al-Fatih.
c. Bidang Keagamaan

4
Syukur, sejarah, h.141.
Dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam sosial
pokitik. Masyarak digolongkan bedasarkan Agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat
dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Nama kerjaan
Usman diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama,
Sultan Usmani ibn Sauji ibn Ertoghrol ibn Sulaiman ibn Kia alp, kepala kabilah kab
di Asia tengah.
personil pimpinan dan perombakan dalam keanggotaan.

2.1.3 Masa Ekspansi dan Kejayan

Penaklukan Konstatinopel oleh Usmani pada 29 Mei 1453 saat dipimpin oleh
Muhammad II atau yang dalam sejarah sering dikenal dengan nama Muhammad al-Fatih,
mengukuhkan status kesultanan tersebut sebagai kekuatan besar di Eropa. Pada masa
kesultanan Usmani memasuki periode penaklukkan dan perluasan wilaya, memperluas
wilayahnya sampai ke Eropa dan Afrika Utara. Pada saat itulah kehancuran Bizantium yang
sudah lama berkuasa dan Muhammad al-Fatih juga berhasil menaklukan Venish, Italy, dan
Cremia yang dikenal Konstatinopel II.5

2.1.4 Kemunduran Kerajaan Turki Usmani

Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat (1566 M), kerajaan Turki Usmani mulai
mengalami fase kemundurannya. Akan tetapi, sebagai kerajaan yang besar dan kuat,
kemunduran itu tidak langsung terlihat. Kerajaan ini mengalami masa kehancuran pada abad
ke-19.

Ada pun faktor yang menyebabkan kerajaan ini runtuh yaitu sebagai berikut :

a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas

Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat
rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak
beres. Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat
luas, sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa.6

5
Syukur, sejarah peradaban, h.142.
6
Samsul Munir Amin, sejarah peradaban islam (Jakarta:Sinar Grafika Offset,2010), h.208
b. Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan yang besar, Turki Usmani menguasai wilayah yang amat luas, dan
wilayah yang lua situ dikuasai oleh penduduk yang sangat beragam baik dari segi
agama, ras, etnis, adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragam dan tersebar
diwilayah yang luas diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang baik, kerajaan
Usmani hanya akan menanggung beban yang berat akibat heterogenisasi. Perbedaan
bangsa dan agama sering kali melatar belakangi terjadinya pemberontakan dan
peperagan.7
c. Kelemahan para penguasa.
d. Budaya pungli.
e. Pemberontakan tentara Jenissari.
f. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
g. Merosotnya ekonomi. Sehingga menimbulkan dampak negative bagi masyarakat
Usmani.

2.2 KERAJAAN SAFAWIYAH

2.2.1 Sejarah Berdirinya Dinasti Safawiyah

Nama safawiyah, diambil dari nama pendirinya, Safi Al-din (1252-1334 M) dan nama
safawi itu harus dipertahankansampai tarekat menjadi gerak politik. Bahkan, nama itu terus
dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Safi Al-Din mendirikan tarekat
Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M.
Pengikut tarekat ini sangat teguh memengang ajaran agama.

Pada mulanya gerakan tasawuf Safiwayah bertujuan untuk memerangi orang-orang


ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bid’ah”. Tarekat yang
dipimpin Safi Al-Din ini semakin penting, terutama setelah ia mengubah bentuk tarekat itu
dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar
pengaruhnya di Persia, Syria dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar Ardabil Safi Al-Din
menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi gelar
“khalifah”8 sesuatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali

7
Yatim, peradaban, h.167.
8
Hamka, Sejarah Peradaban Islam, Jilid II\(Jakarta:Bulan Bintang, 18981), h.60
menimbulkan keinginan di kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama
kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratu, fanatik dalam
kepercayaan, dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah.

Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat wujud kontretnya pada masa
kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas geraknya dengan
menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini
menimbulkan konflik antara Junied dengan penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), salah
satusuku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik tersebut, Junied kalah
dan diasingkan kesuatu tempat. Ditempat itu baru ia mendapat perlindungan dari penguasa
Diyar Bakr, AK-Konyulu (domba hitam), juga satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana
Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.9

Selama Dalam pengasingan, Junied tidak diam. Ia malah dapat menghimpun kekuatan
untuk kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan. Ia juga berhasil
mempersunting salah seorang saudara perempuan Uzun Hasan. Pada tahun 1459 M, Junied
mencoba merebut Ardabil tetapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia
tetapi pasukan yang dipimpinnyadihadang oleh tentara Sirwan . ia sendiri terbunuh pada
pertempuran tersebut. Ketika itu anak Junied, Haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun
Hasan. Karena itu, kepemimpinan gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara
resmi pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar mengawini salah seorang putri Uzun Hasan.
Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di
Persia.

2.2.2 Kerajaan Safawi di Persia

Kemenangan AK Koyunlu tahun 1476 M terhadap Kara Konyunlu, membuat gerakan


militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK Konyunlu
dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Padahal, sebagaimana telah disebutkan, Safawi adalah
sekutu AK Konyunlu. AK Konyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan kekuasaan
Safawi.

Kepemimpinan gerakan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail, yang pada saat
itu masih berusia tujuh tahun. Selama lima tahun Ismail beserta pasukannya bermarkas di

9
P.M. Holt,dkk,(ed), The Cambridge History of Islam, vol.IA(London:Cambridge University Press, 1970),
h.396.
Gilan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di
Azerbaijan, Syiria dan Anatolia.10 Pasukan yang dipersiapkan itu dinamai Qizilbash (baret
merah). Dibawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash menyerang dan
mengalahkan AK Koyunlu di Sharur, dekat Nakhehivan. Pasukan ini terus berusaha
memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil merebut serta
mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama dinasti
Safawi. Ia disebut juga Ismail I.11

Ambisi politik juga mendorongnya untuk terus memgembangkan sayap menguasai


daerah daerah lainnya, seperti ke Turki Usmani. Namun Ismail bukan hanya menghadapi
musuh yang sangat kuat, tetapi juga sangat membenci golongan Syi’ah. Peperangan denga
Turki Usmani terjadi pada tahun 1514 M di Chaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan
organisasi militer kerajaan Usmani, dalam peperangan ini Ismail I mengalami kekalahan,
malah Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz. Kerajaan
Safawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki karena terjadi perpecahan
dikalangan militer Turki di negerinya. Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan
kepercayaan diri Ismail. Akibatnya kehidupan Ismail I berubah. Ia lebih senang menyendiri,
menempuh kehidupan hura-hura dan berburu. Keadaan ini menimbulkan dampak negatif bagi
kerajaan safawi.

Rasa bermusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail.


Peperangan-peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada zaman
pemerintahan Tahmasp I ( 1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan Muhammad
Khudabanda (1577-1587 M). Pada masa tiga raja besar tersebut, kerajaan Safawi dalam
keadaan lemah.12

2.2.3 Masa Kejayaan Kerajaan Safawi

Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah ra Safawi kelima, Abbas I, naik
tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 sampai dengan 1628 M. Langkah-langkah yang
ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi ialah :

a. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi.

10
Hamka, Umat Islam, h.397-398.
11
Ibid, h.389.
12
Dr. Mursal Aziz, M. PD. I, Siti Fatimah M. PD. I, Sejarah Peradaban Islam, h.113.
b. Mengadakan perjanjian daman dengan Turki Usmani. Untuk mewujudkan perjanjian
ini, Abbas I terpaksa harus menyerahkan sebagian wilayah-wilayahnya, dan
perjanjian-perjanjian ini yang sudah disepakati.

Usaha –usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan Safawi kuat
kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha
merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaan yang hilang. Pada tahun 1598 M, ia menyerang
dan menaklukkan Heart. Dari sana, ia melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh.
Setelah kekuatan terbina dengan baik, ia juga berusaha mendapatkan kembali wilayah
kekuasaannya dari Turki Usmani. Rasa permusuhan antara dua kerajaan berbeda aliran
agama ini memang tidak pernah pedam sama sekali, Abbas I mengarahkan serangan-
serangannya ke wilayah kekuasaan kerajaan Usmani itu. Pda tahun 1602 M, di saat Turki
Usmani berada dibawah Sultan Muhammad III, pasukan Abbas I menyerang dan berhasil
menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan,ganja
dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 M pasukan Abbas
I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gurmun menjadi Pelabuhan
Bandar Abbas.13

Secara politik, ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang


mengganggu stabilitas Negara dan berhasil merebut kembali wilayah wilayah yang pernah
direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya. Kemajuan yang dicapai kerajaan
Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain, kerajaan ini juga
mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut :

a. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu
perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai
dan pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar
ini, salah satu jalur dangang laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh
Belanda, Inggris, dan perancis, kerajaan Safawi.14 Sektor pertanian terutama di daerah
bulan sabit subur. Safawi lambat laun mengalami kemunduran dan puncak
kemundurannya terjadi pada masa kekuasaan Syafi Mirza. Pada masa itu, rakyat

13
Ibid, h.503-504.
14
Badri Yatim, Sejarah Perababan Islam (Jakarta:Raja Grafindo Persada), h.144-200.
cendrung masa bodoh karena mereka sudah banyak memperoleh penindasan dari
Syafi Mirza.15
b. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang peradaban tinggi dan
berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherenkan
apabila pada masa kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut. Mesti taqlid
saja. Ilmuan yang melestarikan pemikiran-pemikiran.
Berkembangnya ilmu pengetahuan masa kerajan Safawi tidak lepas dari suatu doktrin
mendasar bahwa kaum Syiah tidak seperti kaum Sunni yang mengatakan bahwa
Ijtihad telah terlambat dan orang meski taqlid saja.16
c. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakab Isfahan, ibu kota kerajaan,
menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut, berdiri bagunan-bangunan besar
lagi indah seperti masjid-masjid, rumah-rumah sakit. Sekolah-sekolah, jembatan
raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun, kota Isfahan juga diperindah
dengan taman-taman wisata yang di tata secara apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan
terdapat 162 masjid, 46 akademik, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.17 Di
bidang seni, kemajuan nampaj begitu kentara dalam gaya arsitektu bangunan-
bangunannya, seperti terlihat pada mesjid Shah yang dibangu tahun 1611 M dan
mesjid Syaikh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M.

Demikianlah, puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi. Setelah itu,
kerajaan ini mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan
ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang disegani oleh lawan-lawannya,
dengan kemajuan Islam klasik, kerajaan ini telah memberikan konstribusi mengisi peradaban
islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan
seni dan gedung-gedung bersejarah.

2.2.4 kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi

Sepeninggal Abbas I kerajaan berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi
Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husain (1694-
1722 M), Tahsmap (1722-1732 M) dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja

15
Supriadi, Peradaban, h.256
16
Ibid, h.257.
17
Marshal G. S. Hodgson, The Venture of Islam, voll. III(Chiago:The University of Chiago Perss,1981), h.40.
tersebut, kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang tetapi
justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.

Safi mirza cucu Abbas I, adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia sangat kejam
terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifat pencemburunya. Kemajuan yang pernah
dicapai o;eh Abbas I segera menurun. Kota Qandahar (sekarang termasuk wilayah
Afganistan) lepas dari wilayah kekerajaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang
ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan
Usmani. Abbas II adalah raja yang suka minum-minum keras sehingga ia jatuh sakit dan
meninggal. Meskipu demikian, dengan bantuan wazir-wazirnya, pada masa kota Qandahar
dapat direbut kembali, sebagaimana Abbas II sulaiman juga seorang pemabuk. Akibatnya,
rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia diganti oleh Shah Husein yang alim.
Pengganti sulaiman ini memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah yang sering
memaksakan pendapatnya terhadap aliran Sunni. Diksp ini membangkitkan kemarahan
golongan Afganistan, sehingga mereka berontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti
Safawi.18

Salah seorang putra husein, bernama Tahmsap II, dengan dukungan penuh suku Qazar
dan Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah dan berkuasa atau persia dengan
pusat kekuasaannya di kota Astarabad dan berkuasa atas Persia dengan pusat kekuasaannya
di kota Khsn dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan di Isfahan
digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun1729 M. Asyraf sendiri terbunuh
dalam peperangan itu. Dengan demikian, dinasti Safawi kembali berkuasa. Namun, pada
bulan agustus 1732 M Tahmsap II dipecat oleh Nadir Khan dan diganti oleh Abbas III
(Tahmsap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu tepatnya, 8 maret
1736, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja mengganti Abbas III. Dengan demikian,
berakhirlah kekuasaan dinasti Safawi di Persia.19

Sepeninggal; Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja


berturut-turut, yaitu :

a. Safi Mirza (1628-1642 M)


b. Abbas II (1642-1667 M)
c. Sulaiman (1667-1694 M)

18
Hamka, Sejarah, h. 71-73
19
Ibid, h.428-429.
d. Husain (1694-1722 M)
e. Tahmasp II (1722-1732 M)
f. Abbas III (1733-1736 M)

Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan
berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang pada akhirnya membawa
kepada kehancuran.20 Hal itu dikarenakan sering terjadinya konflik di dalam kerajaan itu
sendiri.21 Diantara sebab –sebab kemunduran kehancuran kerajaan Safawi.

a. Pemimpin yang lemah.


b. Konflik berkepanjangan dengan kerajaaan Usmani, bagi kerajaan usmani, berdirinya
kerajaan safawi yang beraliran Syiah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaannya.
c. Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi. Ini turut
mempercepat proses kehancuran kerajaan tersebut.
d. Karena pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki
semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash.
e. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga istana.

2.3 KERAJAAN MUGHAL

2.3.1 Asal Usul Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Di


antara kerajaan besar islam tersebut, kerajaan mughal adalah kerajaan yang termuda.
Penaklukan wilayah india dilakukan oleh pasukan umayyah yang di pimpin oleh panglima
Muhammad ibn Qasim.

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zainuddin Muhammad Babur (1482-1530 M).


seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa farghana,
sedangkan ibunya keturunan Jenghis Khan.22 Ia berhasil menguasai Punjab dan berhasil
mendudukkan Delhi, sejak itu ia memproklamirkan berdirinya kerajaan Mughal. Proklamasi
1526 M yang dikumandangkan Babur mendapatkan tantangan dari Rajput dan Rana Sanga
didukung oleh para kepala suku india tengah dan umat islam setempat yang belum tunduk
pada penguasa yang baru itu sehingga ia harus berhadap langsung dengan dua kekuatan

20
Badri Yatim, Sejarah Perababan Islam (Jakarta:Raja Grafindo Persada), h.156.
21
Ibid, h.158-159.
22
Syukur, sejarah, h.143.
sekaligus. Tantangan tersebut dihadapi babur pada tanggal 16 maret 1527 M di Khanus dekat
Agra. Babur memperoleh kemenangan dan raja pun jatuh kedalam kekuasaannya.

Penguasa Mughal setelah babur adalah Nashiruddin Humayun atau lebih dikenal
dengan Humayyun (1530-1540 dan 1555-1556 M), puteranya sendiri. Sepanjang
pemerintahanya tidak stabil, karena banyak terjadi perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada
tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini
humayyun mengalami kekalahan. Humayyun melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke
Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian, ia menyerang musuh-
musuhnya kembali dengan bantuan raja Persia, Tahmasp. Humayyun dapat mengalahkan
Sher Khan Shah seelah hampir limabelas tahun berkelana meninggalkan Delhi. Pada tahun
1555 M ia kembali ke india dan menduduki tahta Mughal. Pada 1556 ia humayyun
meninggal dunia.

2.3.2 Perkembangan dan Kejayaan Kerajaan Mughal

Masa kejayaan kerajaan Mughal dimulai pada pemerintahan Akbar (1556-1605 M),
Akbar adalah penguasa dictator. Ia juga menerapkan politik sulakhul (toleransi universal).
Dengan politik ini semua rakyat India di pandang sama. Kemajuan yang dicapai Akbar dapat
dipertahankan oleh Jehangir (1605-1628 M), Syah Jenan (1628-1658 M), dan Aurangzeb
(1658-1707 M).23 Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-
raja berikutnya.

Akbar mengganti ayahnya pada saat usia 14 tahun, sehingga urusan kerajaan
diserahkan kepada Bairam Khanan. Pada masa pemerintahannya, Akbar melancarkan
serangan untuk memerangi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang
berkuasa di Punjab. Pemberontakan lain dilakukan oleh Himu yang menguasai Gwalior dan
Agra. Pemberontakan tersebut disambut oleh Bairam Khan sehingga terjadi peperangan
dasyat, yang disebut panipat 2 tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap
kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Kwalior dapat dikuasai penuh. Setelah
Akbar dewasa, ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh
kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran syi’ah. Bairam Khan memberontak,
tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M.

Setelah itu masa kejayaan kerajaan Mughal berhasil dipertahankan oleh putra beliau
yaitu Jehangir yang memerintah selama 23 tahun (1605-1628 M). Namun Jehangir adalah
penganut Ahlussunah Wal Jamaah, sehingga Din-i-Illahi yang dibentuk ayahnya menjadi
hilang pengaruhnya.24 Sepeninggalan Jehangir pucuk kekuasaan kerajaan Mughal di pegang
oleh Sheh Jehan yang memerintah Mughal selama 30 tahun (1628-1658 M). Pada masa
pemerintahannya banyak muncul pemberontakan dan perselisihan dalam internal kerluarga
istana. Namun semua itu dapat diatasi oleh beliau, bahkan beliau berhasil memperluas
kekuasaannya Hyderabat, Maratha, dan Kerajaan Hindu lain yang belum tunduk kepada

23
Ibid, h.143-144.
24
Yatim, Sejarah, h.167
pemerintahan Mughal. Kerbehasilan itu tidak bisa lepas dari peran Aurangzeb, putera ketiga
dari Sheh Jehan.

Pengganti Sheh Jehan yaitu Aurangzeb, beliau berhasil menduduki tahta kerajaan
setelah berhasil menyingkirkan para pesaingnya (saudara-saudaranya). Pada masanya
kebesaran Mughal mulai menggema kembali, dan kebesaran namanya-pun disejajarkan
dengan pendahulunya dulu, yaitu Akbar. Adapun usaha-usaha Aurangzeb dalam memajukan
kerajaan Mughal diantaranya menghapuskan pajak, menurunkan bahan pangan dan
memberantas korupsi, kemudian ia membentuk peradilan yang berlaku di India yang
dinamakan fatwa alamgiri sampai akhirnya meninggal pada tahun 1707 M. Selama satu
setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu negara adikuasa. Ia
menguasai perekonomian dunia dengan jaringan pemasaran barang-barangnya yang
mencapai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga memiliki
pertahanan militer yang tangguh yang sukar ditaklukkan dan kebudayaan yang tinggi.

Dengan besarnya nama kerajaan Mughal, banyak sekali para sejarawan yang
mengkaji tentang kerajaan ini. Dan pada masa itu telah muncul seorang sejarawan yang
bernama Abu Fadl dangan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan
sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pimpinannya. Sedangkan karya seni yang dapat
dinikmati sampai sekarang dan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah
karya-karya arsitektur yang indah dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Sheh Jehan
dibangun masjid berlapis mutiara dan Taj mahal di Agra, Majid Raya Delhi dan Istana Indah
di Lahore.

2.3.3 Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal25

a. Bidang Politik dan Administrasi Kesehatan

1) Perluasan wilayah. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghon, Chitor, Ranthabar,


Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah, dan Konsolidasi Kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga
masa pemerintahan Aurangzeb.
2) Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.
3) Akbar menerapkan politik toleransi universal (Sulakhul). Dengan politik ini, semua
rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh
penguasa Islam.

b. Bidang Ekonomi
1) Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha perbankan.

25
Yatim, Sejarah, h.151-152
2) Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil
pertanian dan melindungi petani.
3) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa provinsi utama pada
imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan sistem Zabt.
4) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar
konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC).
Perusahaan Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak
tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera,
sendawa, nilai dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam
jumlah yang besar.

c. Bidang Agama
1) Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu
fase yang menarik, dimana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru
dalam beragama, yaitu konsep Din-i-llahi.
2) Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam,
seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh
golongan Ariyah Hindu yang angkuh.
3) Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum Dinasti Mughal, Muslim
India adalah penganut Sunni Fanatik.
4) Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan
pengaruhnya.

d. Bidang Seni dan Budaya


1) Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavad yang mengandung pesan
kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhal
menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
2) Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj Mahal di Agra
merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri
peningkatan Akbar dan Masjid Raya Delhi di Lahore.
3) Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia
Tengah, Persia, Timur Tengah, dan Lokal.
2.3.4 Pemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal

Setelah satu setengah abad Dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para
pelanjutnya Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M, kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran. Pada masa kepemimpinan masa Bahadur Syah tahun 1858 kerajaan ini mulai
mengalami kemerosotan. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di
tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di
Belahan Utara dan Islam di bagian Timur semakin lama semakin mengancam.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal itu mundur pada
satu setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858, yaitu:

a. Kurang tegasnya raja yang memimpin Kerajaan Mughal.


b. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer baik untuk Angkatan Darat
maupun Angkatan Laut.
c. Adanya kemerosotan moral dan kehidupan yang mewah di kalangan elite politik.
d. Pemimpinan Aurangzeb yang terlalu kasar sehingga konflik antar-agama sangat sukar
diatasi oleh raja-raja sesudahnya.
e. Semua pewaris tahta kerjaaan pada masa akhirnya adalah orang yang lemah pada
bidang kepemimpinan.

Tiga kerajaan besar yang telah diuraikan di atas menggambarkan bahwa dengan wilayah
yang luas dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang cerdas. Hal itu dikarenakan dengan wilayah
yang luas tentunya banyak daerah-daerah yang mengalami permasalahan-permasalahan yang
harus segera diselesaikan. Oleh sebab itu, sangat tidak mungkin untuk wilayah Islam yang
sangat luas dapat dikontrol dan dipimpin oleh hanya seorang pemimpin.
BAB II

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Yatim, Badri. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Pers.

Dr. Aziz Mursal, Siti Fatimah. 2019. Sejarah Peradaban Islam. Medan: FEBI UIN-SU Press.

Anda mungkin juga menyukai