Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KERAJAAN TURKI USMANI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sejarah Islam Modern

Disusun oleh : kelompok 2

Nurjannah 2102010110

Ratnawati 2102010119

Muh. Rezky Tasyrif 2102010125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO (IAIN)
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang tujuan, batas, dan
kemungkinan pendidikan.
Tidak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada ustadz Arifuddin, S.Pd.,M.Pd. yang telah
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan terbuka kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah tersebut.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Sejarah Islam Modern tentang Kerajaan Turki
Usmani ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palopo, 7 April 2023

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
A. Latar belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat penulisan ..................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 5


A. Sejarah Kerajaan Turki Usmani ................................................... 5
B. Kemajuan Kerajaan Turki Usmani .............................................. 6
C. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani..………………………….10

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12


A. Kesimpulan ................................................................................. 12
B. Saran……………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari tentara mongol,
kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya juga tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil dan antara yang satu dengan
yang lainnya saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang
hancur akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India,
dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama berdiri, dan
juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain. Kerajaan Turki
Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia Islam pada masanya dan
juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era industrialisasi ke dunia Islam.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Kerajaan Turki Usmani ?


2. Bagaimana Kemajuan Kerajaan Turki Usmani?
3. Bagaimana Kemunduran Kerajaan Turki Usmani?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan keislaman
dalam peradaban Kerajaan Turki Usmani bagi para pembaca. Dimana kita bisa cermati
perbedaan antara kemajuan dan kemunduran Kerajaan Turki Usmani. Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk menjadi bahan penambah informasi tentang peradaban
Islam, khususnya Islam di Kerajaan Turki Usmani.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kerajaan Turki Usmani

Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang
mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp,
kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian
mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika
menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari
Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-
saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil.

Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang
sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud
sebagai ibukota.

Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya,


Usman. Putera Ertoghrul inilah yangdianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang
Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya
Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas
daerah yangdidudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I.
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman)
tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas.

5
Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-
raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-
raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan
perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yangmau membayar
Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka
meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya.
Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat
ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa
sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan
saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya
kekuasaan nenek moyangnya.

B. Kemajuan Kerajaan Turki Usmani

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam
mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan
dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau
taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang
kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak
kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja
berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan
ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar
Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan
perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh
kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya:

1. Bidang Kemiliteran

Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga
kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani
mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para

6
pemimpinnya. Akan tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.

Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi kekuatan militer
dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam
pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan
utama tentara. Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya.
Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta rampasan
perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut
pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam
dengan disiplin yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani
menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam
penaklukan negeri-negeri non muslim.

Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar
dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani
mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas
baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan
kemiliteran ini adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan
patuh terhadap peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari
nenek moyangnya di Asia Tengah.

2. Bidang Pemerintahan

Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga


dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola
wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur
pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana
menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di
bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati). Contohnya, ketika
Turki Usmani dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan
dicintai rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan.
Bahkan Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.

7
Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan
pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa
al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

Turki Usmani merupakan bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak
memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran. Sementara dalam bidang ilmu
pengetahuan tidaklah begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah intelektual Islam kita
tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani. Namun demikian, mereka banyak
berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang
indah. Seperti masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid
Agung Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula
dengan kaligrafi yang indah. Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan kaligrafinya
adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan kaligrafi itu dijadikan
penutup gambar Kristiani yang ada sebelumnya.

Selain itu, pada masa sultan Sulaiman I di kota-kota besar dan kota-kota lainnya
banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa,
dan pemandian umum.

4. Bidang Budaya

Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga
kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah
kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak
menyerap ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan,
dan bahasa/huruf. Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan
mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.

8
5. Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat
lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai
denda namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan
yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah
kepala negara yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga
berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi
pertentangan antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan
tempat di Turki Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana
dikenal ketidakadilan dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman
yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.

Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling
terkenal ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh
kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di
kalangan Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara
tentara Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary
Bektasyi.

Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan
Hadist boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih
cenderung untuk menegakkan satu paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab
lainnya. Contoh Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat
kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak
berkembang.

9
C. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani

Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini
disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian
besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam
mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan
tidak berjalan semestinya. Selaim faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan
kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :

1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas

Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca
pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak
beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat
mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.

2. Heterogenitas Penduduk

Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan,
mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi
heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah
administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat
lemah dan mempunyai perangai yang jelek.

3. Kelemahan para Penguasa

Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-


penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya
pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.

10
4. Budaya Pungli

Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama
dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).

5. Pemberontakan Tentara Jenissari

Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632
M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip
seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang
mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.

6. Merosotnya Ekonomi

Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin
membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan
Turki pun merosot.

7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi

Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan
dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi
ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kerajaan Turki Usmani pada awalnya hanya memiliki wilayah yang sangat kecil,
namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan
yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Kemajuan dan perkembangan kerajaan
Turki dalam bidang –bidang kehidupan, diantaranya:
1. Bidang Kemiliteran
2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
4. Bidang Budaya
5. Bidang Keagamaan
Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Beliau
raja yang sangat terkenal di dunia dan juga penguasa yang Shaleh. Sedangkan periode
kemundurannya dimulai karena terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki
Usmani dengan Australia, Polandia, Venesia, dan Inggris.

B. SARAN

Ilmu sejarah memang sulit kita ketahui tentang kevalitannya. Untuk mengetahui
tentang kebenaran dalam sebuah sejarah kita haruslah mecarinya secara mendetail, oleh sebab
itu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaannya, maka penulis sangat mengharapkan
kritikan yang berupa tambahan dan sifatnya membangun untuk kesempurnaan dimasa yang
akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008.

Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandong: Bani Qurasy 2008.

Yatim, Badri. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo 2008

Hasan, Ibrahim. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang

13

Anda mungkin juga menyukai