Disusun Oleh :
EDI ( 2322000689 )
JAMBI
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah, atasrahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “TIGA KERAJAAN BESAR
PASCA ABASIYYAH” tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW, mudah- mudahan kita mendapatkan syafa’at-Nya dari beliau di hari akhir
nanti.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Seharah Hukum Islam
Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
ibu AISYAH RAHMAINI FAHMA,MH Selaku Dosen pengampuh mata kuliah Sejarah
Hukum Islam dan dalam penyusunan makalah ini kami juga memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
3.1. Kesimpulan............................................................................................21
3.2. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Perkembangan sejarah kerajaan Dinasti Safawi Persia.
3. Perkembangan sejarah kerajaan Dinasi Mughal India.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hamka1975. Sejarah Umat Islam, Jilid 3. Jakarta: Bulan Bintang hlm 56
5
yaitu Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam2.
Itulah citra luasnya daerah kekuasaan Turki Usmani yang dimulai dari Asia, Afrika
hingga ke Eropa Timur,perbatasan menggunakan tiga samudera yang sudah mereka
sumbangkan ke global Islam, sebagai akibatnya Turki Usmani merupakan Daulah yg
paling akbar dan yang paling usang berdiri dibanding Daulah-Daulah Islam lainnya.
a. Pembentukan Pemerintahan
Pendiri Daulah ini merupakan bangsa Turki berdasarkan suku Oghuz yang
mendiami daerah Mongol. Mereka masuk Islam lebih kurang abad kesembilan atau
kesepuluh. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M, beliau juga berhasil
membantu Sultan Alaiddin II,keberhasilannya menduduki benteng- benteng
Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 699 H/1300 M, bangsa
Mongol menyerang Daulah Turki Saljuk,dan Sultan Alaiddin terbunuh, maka Usman
pun menyatakan kemerdekaannya dan berkuasapenuh atas wilayah-wilayah yg
didudukinya. Sejak inilah Daulah Turki Usmani resmi berdiri pada Asia Kecil
menggantikan Sultan pertamanya Usman I, Hal-hal yang lakukan Usman I antara
lain :
1. Mengirim surat pada raja-raja tetangga yang berisikan tiga pilihan yaitu: pertama,
masuk Islam, kedua, membayar upeti,ketiga, perang. Segera sesudah itu, antara
Raja-raja tadi terdapat pribaditunduk dan bergabung dengannya, sebagai akibatnya
daerahnya bertambah luas.
2. Menyerang wilayah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun
1317 M lalu pada tahun 1326 M dijadikannya menjadi ibu kota Daulah Turki
Usmani. Usman I manggantikandunia tahun 1326 M, Sultan Turki Usmani digantikan
oleh Orkhan (1326-1359 M), hal-hal yang dilakukan oleh Orkhan yaitu:
1. Menaklukkan Azmir (Smirna) dalam tahun 1327 M
2. Menaklukkan Thawasyanli (1330 M)
3. Menaklukkan Iskandar (1338 M)
4. Menaklukkan Ankara (1354 M)
2
Hamka1975. Sejarah Umat Islam, Jilid 3. Jakarta: Bulan Bintang hlm 58
6
5. Menaklukkan Gallipoli (1356 M)3.
4
Hasan,Ibrahim, 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang hlm.44
7
kekalahan Bayazid pada Ankara itu membawa dampak buruk bagi Daulah Turki
Usmani. Penguasa-penguasa Turki Saljuk di Asia Kecil melepaskan diri dai
genggaman Turki Usmani. Wilayah Serbia dan Bulgaria juga memproklamirkan
kemerdekaan5.
5
Mahmudunnasir, Syed, 1988. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosda Bandung hlm 71
8
mengatasinya.
Sultan Muhammad II melakukan penyerangan ke Konstatinopel melalui Selat
Borporus, Selat itu dipagari menggunakan rantai-rantai dan ranjau oleh pihak Kaisar,
sebagai akibatnya mampu dilewati kapal-kapal. Oleh karena itu, Sultan
memerintahkan pemindahan kapal-kapal melalui daratan. Langkah yang ditempuh
Sultan nampaknya menjadi strategi yang bersifat teror mental, pada siang hari
penduduk Konstantinopel bisa melihat musuh berdasarkan atas bentengnya bahwa
ranjau mereka bisa lewati tentara Islam6.
Akhirnya pada tanggal 29 Mei 1453 M, pada Subuh hari penyerbuan terakhir
dilakukan, meriam berhasil membobol dinding tembok sebagai akibatnya mereka bisa
masuk menyerbu, maka Kaisar terbunuh, Konstatinopel jatuh, tentara Islam menang
menaklukkan Konstatinopel. Maka berakhirlah penyerbuan yang sangat dramatis dan
mendebarkan.akhirnya Sultan Muhammad II berhak menerima gelar “al-Fatih”
sebagai Sang Penakluk.
Pada masa Muhammad II ini mulai diperhatikan dalam bidang lain, yaitu Gereja Aya
Sofia dimodifikasi dan disulap menjadi Masjid. Kemudian sebuah Masjid baru yang
lain dibangunnya pula, namanya “Masjid Jami’ Muhammad Al-Fatih” atas donasi
seseorang arsitektur Yunani yang bernama Christodulos. Dia pula membentuk
sekolah-sekolah, pemandian, dapur umum, rumah sakit dan panti- panti sosial. Selain
itu, beliau pula membentuk sebuah masjid di dekat makam Abu Ayyub AlAnshori
yang mangkat pada penyerangan pertama ke Konstantinopel pada tahun 678 M.
Akhirnya, pada usia 51 tahun Muhammad Al- Fatih pun dimakamkan dekat masjid
megah yang dibangunnyadi Konstantinopel atau Istambul, beliau digantikan anaknya
Sultan Salim I (1512- 1520 M).
2. Sultan Salim
Periode Sultan Sultan Salim I ini merupakan periode peralihan kesultanan ke
kekhalifahan. Selain itu, beliau pun mengalihkan perhatian ekspansinya menurut
global Barat ke global Timur menggunakan menaklukkan Persia, Syria dan Daulah
Mamalik di Mesir. Kalau para pendahulunya lebih memusatkan perhatian mereka
melakukan perluasan ke Benua Eropa, maka dalam masanya perhatian lebih
diarahkan ke global Timur. Persia mulai diserangnya dan pada peperangan itu Syah
6
Hasan,Ibrahim, 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang hlm.56
9
Ismail menurut Daulah Safawiyah dipukul mundur pada pertempuran yang terjadi di
lembah Chaldiran terletak di antara danau Urmia dan Tabriz, lepas 23 Agustus 1514
M. Serangan dilanjutkannya ke Syria, Aleppo dan berhasil direbutnya, menurut ini
Sultan Salim melanjutkan penyerangan ke Mesir di bawah kekuasaan Daulah
Mamalik dandapat dikalahkannya, lalu Cairo jatuh dalam tahun 21 Januari 1517 M
dan Sultan Salim mengumumkan bahwa dirinya menjadi khalifah.
c. Masa Kemunduran
Masa kemerosotan Turki Usmani dimulai krisis suksesi sepeninggal Sultan
Sulaiman pada 1566 M. hingga sebelum Turki sebagai Republik 1923 M. Pada masa
Mustafa Kamal At-Taturk, tercatat 27 Sultanlagi yang dapat diandalkan. Banyak
faktor yang mengakibatkan kehancuran Turki Usmani ini, diantaranya, daerah
kekuasaannya yang luas, rumit menyusun administrasi negara, sebagai akibatnya
administrasi negara Turki Usmani tidak beres, ada interim penguasanya sangat
berambisi memperluas daerah, ikut perang terus menerus, akibatnya tidak dapat lagi
mengurus administrasi negara. Faktor kedua, heterogenitas penduduk, menguasai
daerah yang luas, tentu pula mengurus penduduk yang majemuk etnis, kepercayaan
juga istinorma istiadat; Asia, Afrika, Eropa. Untuk mengurus penduduk yang
10
beragam pada wilayah yang luas mesti menggunakan organisasi pemerintahan yang
teratur, tanpa didukung oleh administrasi yang baik, maka pemerintah menanggung
beban yang berat, disinilah kekacauan itu muncul. Faktor ketiga, kelemahan para
penguasa, sepeninggal Sulaiman, Turki Usmani diperintah oleh Sultan-Sultan yang
lemah yang tidak bisa mengatur pemerintahan negara, akibatnya pemerintahan
menjadi kacau. Kekacauan itu dibiarkan terus dan tidak pernah diatasi secara
sempurna, maka kekacauan semakin parah hingga jatuh sakitdi Eropa dan tidakada
yang dapat lagi menyembuhkannya7.
11
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M pasukan Qizilbash menyerang
dan mengalahkan AK. Koyunlu di Sharur dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus
berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, mak kota AK Koyunlu berhasil
merebut dan mendudukinya. Di kota ini, dalam tahun 1501 M, Ismail
memproklamirkan berdirinya Daulah Safawiyah dan dirinya menjadi raja pertama
menggunakan mahkotanya Tabriz.
Demikianlah sejarah lahirnya Daulah Safawiyah yang pada mulanya adalah
suatu aaliranyang bersifat keagamaan berfaham Syi’ah. Kemudian akhirnya menjadi
Daulah akbar yang sangat berjasa pada memajukan peradaban Islam, walaupun tidak
bisa menyamai Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Umayyah di Spanyol dan
Daulah Fatimiah di Mesir pada masa jayanya ketiga Kerajaan tersebut8.
Masa Kemajuan Selama Daulah Safawiyah berkuasa di Persia (Iran) pada abad
ke-16 dan ke-17 M, masa kemajuannya hanya terdapat pada kekuasaan dua Sultan,
yaitu: Ismail I (1501- 1524 M), kejayaannya dalam masa Sultan Syah Abbas I
(15581622 M).
1. Sultan Ismail
Sultan Ismail berkuasa kurang lebih selama 23 tahun (1501-1524 M), dalam
sepuluh tahun pertama kekuasaannya, beliau berhasil melakukan memperluas
kekuasaannya. Ia dapat membersihkan sisa-sisa kekuatan menurut pasukan AK.
Kuyunludi Hamadan (1503 M), menguasai Propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan
dan Yazd (1504 M), Diyar Bakr (1505-1507 M), Baghdad dan wilayah barat daya
Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Khurasan (1510 M). Dengan demikian hanya
pada saat sepuluh tahun beliau sudah bisa menguasai seluruh daerah di Persia.
Tidak sampai situ, beliau sangat berambisi untuk melebarkan sayap untuk
menguasai wilayah-wilayah lainnya,yaitu: ke Turki Usmani, tetapi pengembangan
ini digagalkan oleh Sultan Salim yang menciptakan
semangatSultan Ismail patah.
Dalam keadaan genting seperti ini terjadi persaingan segi tiga antara pimpinan
suku- suku Turki, pejabat-pejabat Persia dan tentara Qishilbash pada memperebutkan
8
Nasution, Harun, 1979. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Nasution hlm.26
12
impak dan kekuasaan untuk memimpin Daulah Safawiyah.
Kondisi yang memprihatinkan itu baru dapat diatasi setelah Sultan kelima
Daulah Safawiyah Abbas I, naik tahta. Ia memerintah Daulah Safawiyah selama
empat puluh tahun (1588-1628 M).
Pada tahun 1602 M, pada waktu Turki Usmani berada di bawah pemerintahan
Sultan yang lemah, Sultan Muhammad III pasukan Abbas I mengarahkan agresi
serangannya ke wilayah-wilayah yang dikuasai dulu oleh Turki Usmani, lalu mereka
menyerang dan berhasil menguasai wilayah Tabriz, Sirwan dan Baghdad.
Adapun sebagai faktor keberhasilan Abbas I pada perluasan wilayah, antara
lain, kuatnya dukungan militer, karenapada masa Abbas I telah terdapat
duakelompok militer, yaitu:
Faktor pertama, pasukan militer Qisilbash dan pasukan militer Ghullam yang
dibentuknya sendiri, mereka menaruh dukungan penuh bagi perluasan ekspansinya.
Faktor kedua, ambisi Sultan yang sangat besar bagi memperluas wilayah Daulah
Safawiyah sebagai akibatnya dia rela melakukan perjanjian tenang menggunakan
Turki Usmani danuntuk itu beliau menyerahkan sebagian daerah kekuasaannya pada
mereka, masa tenang tadi dipergunakannya membangun keamanan pada negerinya,
bermodalkan keamanan tadi beliau bisa melakukan perluasan ke luar. Faktor ketiga,
didukung oleh kecakapan diri Sultan yang berbakat dan profesional pada merancang
taktik politik, kapan saatnya harus mengalah dana kapan saatnya harus menyerang
14
musuh9.
15
dalam gaya arsitektur bangunan- bangunannya, juga bisa ditinjau dalam kerajinan
tangan, keramik, karpet, permadani, sandang dan tenunan, mode, tembikar dan
contoh seni lainnya. Juga telah dirintis seni lukis.
Demikianlah zenit kemajuan yang sudah dicapai oleh Daulah Safawiyah
yang menciptakan Daulah ini sebagai keliru satu berdasarkan tiga Daulah Islam
yang besar dalam periode abad pertengahan yang disegani oleh lawan-lawannya,
terutama dalam bidang politik dan militer, walaupun tidak setaraf menggunakan
kemajuan yang sudah dicapai umat Islam dalam periode abad klasik.
c. Masa Kemunduran
Sepeninggal Abbas I Daulah Safawiyah berturut-turut diperintah oleh enam
Sultan yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-
1694 M), Husein (16941722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan Abbas
III (1732- 1736 M)10.
Pada masa Sultan-Sultan itu Daulah Safawiyah mengalami kemunduran yang
membawa pada kehancurannya, misalnya Safi Mirza (1628-1642 M), merupakan
pemimpin yang lemah dan sangat kejam pada pembesar-pembesar kerajaan, sebagai
akibatnya pemerintahannya menurun secara drastis. Kota Kandahar (kini termasuk
daerah Afghanistan) tanggal berdasarkan kekuasaan Daulah Safawiyah direbut oleh
Daulah Mughal yang saat itu dipimpin oleh Sultan Syah Jehan tidak bisa
dipertahankannya. Sementara itu Abbas II (1642-1667 M) merupakan Sultan yang
senang minum-minum keras sebagai akibatnya jatuh sakit danmeninggal dunia,
10
Nasution, Harun, 1979. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Nasution hlm 42
16
Sulaiman juga seorang pemabuk dan bertindak kejam pada para pembesar Daulahnya
yang dicurigainya. Lain halnya dengan Husein, pengganti Sulaiman, dia seseorang
yang alim, namun menaruh kekuasaan yang besardan lebih banyak didominasi para
ulama Syi’ah yang tak jarang memaksakan faham Syi’ah pada para penduduk yang
beraliran Sunni, sebagai
akibatnya ada kemarahan golongan Sunni Afghanistan, mereka berontak dan berhasil
mengakhiri kekuasaan Daulah Safawiyah.
Salah seseorang putera Husein, bernama Tahmasp II menggunakan dukungan
penuh kepada suku Qazar dan Rusia memproklamirkan dirinya menjadi raja yang
absah dan berkuasa di Persia menggunakan sentra sskekuasaannya di kota Astarabad.
Tahmasp II bekerja sama menggunakan Nadir Khan berdasarkan suku Afshar untuk
memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Maka pada tahun
1729 M pasukan Nadir Khan memerangi dandapat mengalahkan raja Asyraf yang
berkuasa di Isfahan dan Asyraf sendiri terbunuh pada peperangan11.
11
Syamruddin, 2013. Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau hlm. 21
17
permasalahan kembali12.
Faktor berikutnya, karena lemahnya Sultan yang diangkat maka akibatnya
mereka tidak bisa mempertahankan kekuasaan yang diwarisinya, apalagi
memperluas, kebalikannya yang terjadi merupakan pertarungan internal
memperebutkan kekuasaan di kalangan keluarga istana, dantidak didukung pasukan
tentara karena pasukan Ghullam yang dibuat Sultan Abbas I tidak mempunyai
semangat perang yang tinggi13.
12
Nasution, Harun, 1979. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Nasution hlm 45
13
Yatim, Badri, 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Persada Grapindo hlm 33
18
itu adalah akad ibadah.
Ketika itu Hajjaj ibn Yusuf panglima perang Daulah Umayyah mengirim
pasukan perluasan ke India di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim dan Qutaibah
ibn Muslim beserta 6.000 tentara. Mereka sudah berhasil menguasai India bagian
barat, yaitu (sekarang Pakistan), Bukhara, Kandahar, Samarkhan, dan Sind.9 Akan
tetapi India belum bisa dikuasai pada perluasan yang pertama ini14.
Ekspansi kedua dilakukan Daulah Ghaznawiyah suatu Daulahyang didirikan
oleh Alp Takim pada tahun 962 M, beliau beserta pengikutnya berbangsa Turki
kembali ke Gahaznah (Kabul) sekarang, di daerah Afganistan, mendirikan Kerajaan
Gahznah dan mengakibatkan Ghaznah menjadi ibu kota kerajaan mereka.
Puncak kejayaannya terdapat pada Sultan Mahmud Al-Ghaznawi yang
memimpin penaklukan ke India di penghujung abad ke-9 yang berhasil menguasai
seluruh India dan berkuasa di sana sampai tahun 1186 M.
Peperangan yang dilakukan Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan India
dilengkapi dengan 12.000 tentara berkuda, 30.000 tentara berjalan kaki, 300 tentara
bergajah. Dalam sejarah tercatat bahwa beliau menaklukkan India sebanyak 7 kali
peperangan. Dialah orang yang pertama kali mencapai daerah India yang begitu luas
sepanjang sejarah Islam dan sudah meninggalkan jejak yang paling kokoh di India.
19
dikerahkan 2.000 orang Brahmin sebagai pekerja.
Di belakang hari berdirilah Daulah Mughal di India, yang didirikan oleh
Zahiruddin Babur, seorang penguasa Ferghana (1482-1530), salah satu cucu Timur
Lank dan menjadikan Delhi menjadi ibu kotanya. Ayahnya bernama Umar Mirza,
penguasa Ferghana, akhirnya Babur mewarisi wilayah Ferghana menurut ayahnya,
waktu itu dia masih berusia 11 tahun.
1. Sultan Zahiruddin Babur (1482-1530)
Permintaan itu diterima Babur pada tahun 1525 M, dia memimpin tentaranya
menuju Punyab dan berhasil menaklukkannya ibu kotanya Lahore. Kemudian Babur
melanjutkan ekspansinya menuju Delhi. Pada 21 April 1526 M terjadilah
pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh
pada pertempuran tadi. Babur memasuki kota Delhi menjadi pemenang dan
menegakkan pemerintahan Mughali di sana. Dengan demikian berdirilah Daulah
Mughal di India.
Raja-raja Hindu India merasa murka mendengar proklamasi 1526 yang
dikumandangkan Babur, tanda berdirinya Kerajaan Mughal Islam di negeri mereka.
15
Yatim, Badri, 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Persada Grapindo hlm 38
20
Mereka menyusun angkatan perang yang besaruntuk menyerang Babur di bawah
pimpinan Rajput. Tantangan tadi dihadapi Babur setelah 16 Maret 1527 M di Kanus
dekat Agra. Babur berhasil memperoleh kemenangan walau pun musuhnya memiliki
pasukandengan jumlah yangbanyakdan daerah pemerintahan
Rajput pun jatuh pada kekuasaannya.
Sementara itu di Afghanistan terdapat golongan yang setia pada keluarga
Ibrahim Lodi. Mereka mengangkat saudara termuda kandung Ibrahim lodi bernama
Mahmud sebagai Sultan. Namun Sultan Mahmud Lodi dapatmudah dikalahkan
Babur pada pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M.
Dalam itu, pada tahun 1530 M Babur tewas pada usia 48 tahun
setelahsmemerintah selama 30 tahun, meninggalkan kejayaan-kejayaan yang paling
baik di Daulah Mughal untuk Sultan berikutnya. Pemerintahannya itu dilanjutkan
oleh anaknya Humayun. Sultan Humayun (1530-1539 M).
Sultan Humayun menggantikan ayahnya sebagai Sultan kedua Daulah Mughal
di India. Ia tidak sehebat ayahnya, makanya dalam melaksanakan pemerintahannya
selama sembilan tahun, dia terus menerus menghadapi tantangan, negara tidak
pernah aman. Waktunya habis berperang melawan musuh-musuhnya, sebagai
akibatnya tidak terdapat kesempatan baginya untuk memajukan pemerintahannya.
Akbar I yang masih belia itu dibantu oleh Bairan Khan (wakil Sultan Akbar),
dia seorang Syi’ah yang setia membantu Daulah Mughal, Sultan Babur dan
Humayun. Tetapi pada belakang hari dia terlalu memaksakan faham Sekte Syi’ahnya
pada pemerintahan Akbar I sebagai akibatnya dia terpaksa diberhentikan dari
jabatannya menjadi wakil Sultan pada tahun 1561 M.
Sultan Akbar I yang perkasa itu berhasil meneruskan acara ekspansinya ke
16
Yatim, Badri, 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Persada Grapindo hlm 40
22
sebelah selatan, utara, barat dan timur. Ke sebelah selatan. Ia berhasil menaklukkan
Malwa pada tahun 1561 M, Chundar 1561 M, Kerajaan Ghond 1564M, Chitor 1568
M, Ranthabar 1569 M, Kalinjar 1569 M, Gujarat 1572 M, Surat 1573 M, Bihar 1574
M dan engal 1576 M.
Kemudian, dia juga melakukan ekspansinya ke sebelah utara, sebagai akibatnya
Kashmir bisa dikuasainya pada tahun 1586 M. selanjutnya menaklukkan Shind pada
sebelah barat bahari Delhi pada tahun 1590 M dan Orissa pada sebelah timur dapat
dikuasainya pada 1592 M. Juga kerajaan Deccan 1596 M. Narnala dikuasai pada
tahun 1598 M, Ahmadnagar 1600 M dan Asitgah pada tahun 1601 M. Wilayah yang
sangat luas itu diperintah Sultan Akbar menggunakan sistem pemerintahan
militeristik, atau menggunakan tangan besi. Bukan itu saja seluruh pejabat
diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
Dari aspek politik, Sultan Akbar I menerapkan System politik toleransi, adalah
seluruh penduduk atau masyarakat India, dinilai sama. Mereka tidak boleh dibeda-
bedakan karena disparitas etnis dan agama.
Tidak lama sesudah Sultan Akbar melakukan ekspansi yang sangat luas, dia
pun wafatpada tahun 1605 M, kejayaan yang sudah di capai bisa diteruskan
olehtiga orang Sultan berikutnya.
Kejayaan-kejayaan yang sudah dicapai Sultan Akbar I masih bisa
dipertahankan tiga Sultan sesudahnya, yaitu Sultan Jehangir (1605-1628 M), Syah
Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Karena tiga Sultan penerus
Sultan Akbar tadi masih terhitung Sultan yang bwsar dan kuat. Setelah mereka
bertiga, kemajuan Daulah Mughal tidak bisa dipertahankan lagi oleh Sultan-Sultan
berikutnya.
Pada masa pemerintahan tiga Sultan ini, orientasi politiknya lebih diarahkan
dalam mempertahankan keutuhan kekuasaan yang ada, lalu dalam pembangunan
ekonomi, lewat pertanian, perdagangan, dan pengembangan budaya, seni dan
23
arsitektur Kejayaan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Kemajuan Bidang Ekonomi.
Daulah Mughal bisa melaksanakan kemajuan pada bidang ekonomi lewat
pertanian pertambangan dan perdagangan. Di sektor pertanian, interaksi komunikasi
antara petani menggunakan pemerintah diatur dengan baik. Pengaturan itu lewat
ladang pertanian. Ada yang dituntas menggunakan Deh yaitu unit ladang pertanian
yang terkecil. Beberapa Deh bergabung menggunakan Pargana (desa). Komunitas
petani dipimpin oleh seorang Mukaddam. Maka melalui para Mukaddam itulah
pemerintah herbi petani. Pemerintah mematok bahwa negara berhak atas 1/3 dari
pengeluaran pertanian pada negeri itu.
Hasil pertanian yang terpenting saat itu merupakan biji-bijian, padi, kacang,
tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas dan bahan-bahan
celupan.Hasil pertanian ini, selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga bisa di ekspor
ke luar negeri, misalnya ke Eropa, Afrika, Arabia, Asia Tenggara. Untuk menaikkan
produksi, Sultan Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M)
mendirikan Pabrik pengolahan hasil pertanian di tanah Surat17.
17
Hamka1975. Sejarah Umat Islam, Jilid 3. Jakarta: Bulan Bintang hlm 62
24
budaya. Karya seni yang menonjol merupakan karya sastra gubahan para penyair
istana, baik yang berbahasa Persia juga berbahasa India. Penyair India yang populer
Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang membuat karya besar yang berjudul
Padmayat berisi mengenai kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb timbul
seseorang sejarawan bernama Abu Fadl menggunakan
karyanya Aini Akhbari berisi mengenai sejarah kerajaan Mughal dari pimpinannya.
Selama satu 1/2 abad, India di bawah Daulah Mughal sebagai alat negara
adikuasa. Ia menguasai perekonomian dunia, menggunakan jaringan barang-
barangnya yang mengusai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Cina. Selain itu
India Mughal juga mempunyai pertahanan militer yang handal dan bertenaga yang
jarang tandingannya.
c. Masa Kemunduran
Namun sesudah Aurangzeb (1707 M). Kekuasaan pemerintahan Daulah
Mughal diduduki oleh Sultan-Sultan yang lemah. Sementara itu pada pertengahan
abad ke-18 Inggris telah menancapkan kukunya di India. Pada tahun 1761 M, dia
telah menguasai sebagian daerah yang dulu dikuasai Daulah Mughal.
Pada tahun 1803 M Delhi dikuasai oleh Inggris dan penguasa Mughal dan
masyarakat yang berada di bawah tekanan Inggris. Karena masyarakat merasa
ditekan, maka mereka baik yang beragama Hindu atau Islam bangkit mengadakan
pemberontakan. Mereka meminta pada Bahadur Syah sebagai lambang perlawanan
dalam rangka mengembalikan kekuasaan Daulah Mughal di India. Dengan demikian,
pada tahun 1857 M, terjadilah perlawanan masyarakat India terhadap penjajahan
Inggris namun dia bisa dikalahkan Inggris karena Inggris menerima bantuandari
beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim.
25
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam krusial diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad
16. Kerajaan Usmani pada Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di
Persia. Tiga Kerajaan krusial tadi tampak lebih memusatkan pandangan mereka
dalam tradisi demokratis Islam, dan membentuk imperium absolute. Hampir setiap
segi kehidupan umum dijalankan menggunakan ketepatan sistematis, birokratis dan
banyak sekali kerajaan mengembangkan sebuah administrasi yang rumit.
Ketiga kerajaan besar ini seperti: membangkitkan kembali kejayaan Islam
setelah runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga
kerajaan besar ini tidak sinkron menggunakan kemajuan yang dicapai pada masa
klasik Islam. Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual,
kemajuan pada zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat Islam telah mulai
bertaklid pada imam-imam besar yang lahir pada masa klasik Islam. Kalau pun
terdapat mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan merupakan ijtihad fi al-mazhab, yaitu
ijtihad yang masih berada pada batas-batas mazhab tertentu. Tidak lagi ijtihad
mutlak, output pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat dipercaya bid’ah. Kalau pada
masa klasik, umat Islam maju di bidang politik, peradaban, dan kebudayaan,
misalnya di bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, pada masa tiga kerajaan
besar kemajuan di bidang filsafat kecuali sedikit berkembang pada kerajaan Safawi
Persia dan ilmu pengetahuan generik tidak dihasilkan lagi. Kemajuan yang bisa
dibanggakan pada masa ini hanya di bidang politik, kemiliteran, dan kesenian,
terutama arsitektur.
3.2 Saran
Demikian makalah ini penulis susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Dalam penulisan ini kami menyadari masih banyak keekurangan dan kesalahan
baik materi dan penyusunan, sehingga kami mengharapkan saran dan kritik
membangun untuk menyempurnakan makalah kami ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun, 1979. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Nasution,
Yatim, Badri, 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Persada Grapindo.
27