Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

ISLAM PADA MASA TIGA KERAJAAN ISLAM


)TURKI USMANI, SAFAWI, MUGHAL(

Nama : Muh. Irvahri Sultan


Nim : 30700121016

Jurusan Ilmu Hadis

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah
Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “Islam Pada Masa Tiga Kerajaan
Islam
(Turki Usmani, Safawi, Mughal)” ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan alam
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang
berliku-liku menuju alam yang lurus. Penyusun menyadari sepenuhnya,
bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari
pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
1.3 TUJUAN.............................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Kerajaan Turki Usmani.................................................................................2
2.2 Dinasti Safawi Persia.....................................................................................4
2.3 Dinasti Mughal India......................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Kemunculan tiga kerajaan islam yaitu Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan
Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan
kontribusi bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih
puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-
1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut
meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun
1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah
Sultan Akbar (1542-1605 M). Seperti takdir yang telah Allah tentukan di
setiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah
kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut.
Setelah pemerintahan yang gilang gemilang di bawah kepemimpinan tiga raja
itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi
penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan penulis bahas
dalam makalah ini. Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan
peradaban Islam secara keseluruhan.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan Islam di Tiga Kerajaan Besar (Turki Usmani, Safawi
Persia dan Mughal India)
1.3TUJUAN
1. Mengetahui perkembangan Islam di Tiga Kerajaan Besar (Turki Usmani,
Safawi Persia dan Mughal India)

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Kerajaan Turki Usmani
Daulah Turki Usmani adalah satu-satunya daulah di antara sekian banyak
Daulah yang ada dalam Islam yang berhasil menaklukkan Konstantinopel
walaupun sudah banyak Daulah yang berusaha menaklukkannya
sebelumnya.
Memang setiap Daulah Islam mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam
sumbangan yang mereka berikan kepada dunia Islam, Jika Daulah Umayyah
Syria berhasil memberikan wilayah teritorial yang sangat luas kepada dunia
Islam, mulai dari Persia, Indus di bagian timur sampai ke Afrika, Eropa Barat
di bagian barat sehingga mereka disebut negara Adi Kuasa ketika itu. Maka
Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Umayyah II di Cordova, Daulah
Fatimiyah dan Daulah Mamalik di Mesir mereka berlomba untuk memajukan
ilmu pengetahuan dan peradaban sehingga mereka berhasil memberikan
sumbangan kepada dunia Islam dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan
dan peradaban
2.1.1 Pembentukan Pemerintahan
Pendiri Daulah ini adalah bangsa Turki dari suku Oghuz yang mendiami
wilayah Mongol. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau
kesepuluh. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M, dia juga banyak
berhasil membantu Sultan Alaiddin II, seperti keberhasilannya menduduki
benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada
tahun 699 H/1300 M, bangsa Mongol menyerang Daulah Turki Saljuk dan
Sultan Alaiddin terbunuh, maka Usman pun menyatakan kemerdekaannya
dan berkuasa penuh atas daerah-daerah yang didudukinya. Sejak saat inilah
Daulah Turki Usmani resmi berdiri di Asia Kecil dengan Sultan pertamanya
Usman I
Hal-hal yang lakukan Usman I antara lain :
Mengirim surat kepada raja-raja tetangga yang berisikan tiga pilihan yaitu
pertama, masuk Islam, kedua, membayar upeti, dan ketiga, perang. Segera
setelah itu, di antara Raja-raja tersebut ada langsung tunduk dan bergabung
dengannya, sehingga wilayahnya bertambah luas.
Menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa
tahun 1317 M kemudian pada tahun 1326 M dijadikannya sebagai ibu kota
Daulah Turki Usmani.
Usman I meninggal dunia tahun 1326 M, Sultan Turki Usmani digantikan oleh
Orkhan (1326-1359 M), hal-hal dilakukan oleh Orkhan yaitu :
1. Menaklukkan Azmir (Smirna) pada tahun 1327 M

2
2. Menaklukkan Thawasyanli (1330 M),
3. Menaklukkan Iskandar (1338 M)
4. Menaklukkan Ankara (1354 M)
5. Menaklukkan Gallipoli (1356 M).
Perluasan wilayah semakin dikembangkan lagi ketika Murad I, pengganti
Orkhan berkuasa (1359-1389 M), selain dia dapat memantapkan keamanan
dalam negeri, ia juga melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa.
Bayazid I menggantikan ayahnya menjadi Sultan dalam usia 34 tahun. Pada
masa kekuasaannya (1389-1403 M) serangan-serangan perluasan wilayah
terus dilanjutkannya, ia merebut Kossova pada tahun pertama
pemerintahannya (1389 M).
2.1.2 Masa Kejayaan Pemerintahan
Masa puncak kejayaan Turki Usmani ada pada tiga orang Sultan, yaitu Sultan
Muhammad II (1451-1484 M) bergelar “Al-Fatih” Sang Penakluk”. Dia dapat
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel yang sudah
direncanakan dulu oleh Sultan Bayazid. anaknya Sultan Salim I (1512-1520
M) dan Sultan Sulaiman I Al- Qanun (1520-1566) M.
a. Sultan Muhammad II
Taktik yang dilakukan Muhammad II dalam menaklukkan Konstantinopel
berbeda dengan yang dilakukan Sultan-sultan sebelumnya. Jauh hari sebelum
melakukan penaklukkan, Sultan Muhammad II terlebih dahulu membangun
sebuah benteng yang tinggi yang diberi nama Runli Hisar. Benteng ini berada
di seberang selat Borporus, dekat Konstantinopel
b. Sultan Salim
Periode Sultan Sultan Salim I ini adalah periode peralihan dari kesultanan ke
kekhalifahan. Selain itu, dia pun mengalihkan perhatian ekspansinya dari
dunia Barat ke dunia Timur dengan menaklukkan Persia, Syria dan Daulah
Mamalik di Mesir.
c. Sultan Sulaiman I Al-Qanun
Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Syria,
Hijaz dan Yaman pada tahun 1529 M. Dengan demikian, pada masanya luas
wilayah kekuasaan Turki Usmani mencapai klimaksnya, hal itu mencakup
dari Asia Kecil, Irak, Armenia, Syria, Hijaz dan Yaman di Asia; Mesir, Libia,
Tunis dan Aljazair di Afrika; dan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania,
Hongaria dan Rumania di Eropa.
2.1.3 Masa Kemunduran
Masa kemerosotan Turki Usmani dimulai dari krisis suksesi sepeninggal
Sultan Sulaiman pada 1566 M. sampai sebelum Turki menjadi Republik 1923
M di tangan Mustafa kamal At-Taturk, tercatat 27 Sultan tidak ada lagi yang

3
dapat diandalkan. Banyak faktor yang menyebabkan kehancuran Turki
Usmani ini, di antaranya, faktor pertama wilayah kekuasaannya yang luas,
rumit menyusun administrasi negara, sehingga administrasi negara Turki
Usmani tidak beres, sementara penguasanya sangat berambisi memperluas
wilayah, ikut perang terus menerus, akibatnya tidak ada waktu lagi
mengurus administrasi negara. Faktor kedua, heterogenitas penduduk,Faktor
ketiga, kelemahan para penguasa.

2.2 Dinasti Safawi Persia


2.2.1 Pembentukan Pemerintahan
Daulah safawiyah (1501-1736 M) berasal dari sebuah gerakan tarekat yang
berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, Iran. Tarekat ini diberi nama
tarekat Safawiyah didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan
Daulah Turki Usmani di Asia Kecil. Nama Safawiyah diambil dari nama
pendirinya Safi al-Din (1252-1334 M).
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M pasukan Qizilbash menyerang
dan mengalahkan AK. Koyunlu di Sharur dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus
berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan
berhasil merebut dan mendudukinya. Di kota ini, pada tahun 1501 M., Ismail
memproklamirkan berdirinya Daulah Safawiyah dan dirinya sebagai raja
pertama dengan ibu kotanya Tabriz.

2.2.2 Masa Kemajuan

Selama Daulah Safawiyah berkuasa di Persia (Iran) di sekitar abad ke-16 dan
ke-17 M, masa kemajuannya hanya ada di tangan dua Sultan, yaitu: Ismail I
(1501- 1524 M), dengan puncak kejayaannya pada masa Sultan Syah Abbas I
(15581622 M).Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama.
Pada mulanya gerakan tarekat Safawiyah ini bertujuan memerangi orang
yang ingkar dan orang yang mereka sebut ahlul bid’ah. Keberadaan tarekat
ini semakin penting setelah berubah dari tarekat kecil yang bersifat lokal
menjadi gerakan keagamaan yang besar artinya di Persia, Syria dan Anatolia.
Di daerah di luar Ardabil, Saf al-Din menempatkan wakilnya yang memimpin
murid-muridnya yang diberi gelar “kalifah”.5
Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama murid-murid tarekat ini
berubah menjadi tentara-tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan
mazhab Syi’ah dan menentang setiap orang yang tidak bermazhab Syi’ah.
Gerakan Safawiyah selanjutnya bertambah luas dan berkembang sehingga
yang pada mulanya hanya gerakan keagamaan saja berkembang dan
bertambah menjadi gerakan politik.
1. Sultan Ismail

4
Sultan Ismail berkuasa lebih kurang selama 23 tahun (1501-1524 M), pada
sepuluh tahun pertama kekuasaannya, ia berhasil melakukan ekspansi
untuk memperluas kekuasaannya tersebut.Ia dapat membersihkan sisa-
sisa kekuatan dari pasukan AK. Kuyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai
Propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1504 M), Diyar Bakr
(1505-1507 M), Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan
(1509 M) dan Khurasan (1510 M). Dengan demikian hanya dalam waktu
sepuluh tahun dia telah dapat menguasai seluruh wilayah di Persia.
Tidak sampai di situ, dia sangat berambisi untuk mengembangkan sayap
untuk menguasai daerah-daerah lainnya, seperti ke Turki Usmani, namun
pengembangan ini digagalkan oleh Sultan Salim yang membuat semangat
Sultan Ismail patah.
2. Syah Abbas
Segera setelah Sultan Syah Abbas I diangkat menjadi Sultan, ia mengambil
langkah- langkah pemulihan kekuasaan Daulah Safawiyah yang sudah
memprihatinkan itu.Pertama, ia berusaha menghilangkan dominasi
pasukan Qizilbash atas Daulah Safawiyah dengan cara membentuk
pasukan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari budak-budak berasal
dari tawanan perang, Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada
semenjak Sultan Tahmasp I, yang kemudian disebutnya dengan pasukan
“Ghullam”
Kedua, Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani, dengan
syarat, Abbas I terpaksa menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia dan
sebagian wilayah Luristan. Selain jaminan itu, Abbas I berjanji tidak akan
menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar ibn
Khattab dan Usman ibn Affan) dalam khutbah-khutbah Jum’at. Sebagai
jaminan atas syarat-syarat tersebut, ia menyerahkan saudara sepupunya,
Haidar Mirza sebagai Sandera di Istambul.
2.2.3 Masa Kemunduran
Sepeninggal Abbas I Daulah Safawiyah berturut-turut diperintah oleh enam
Sultan yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman
(1667- 1694 M), Husein (16941722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan
Abbas III (1732-1736 M).
Pada masa Sultan-Sultan tersebut Daulah Safawiyah mengalami
kemunduran yang membawa kepada kehancurannya., seperti Safi Mirza
(1628-1642 M), adalah pemimpin yang lemah dan sangat kejam kepada
pembesar-pembesar kerajaan, sehingga pemerintahannya menurun secara
drastis.

5
2.3 Dinasti Mughal India
2.3.1 Pembentukan Pemerintahan
Daulah Mughal (1526-1858 M) ini berdiri di anak benua India, seperempat
abad setelah berdirinya Daulah Safawiyah (1501- M) di Iran, sementara
Daulah Turki Usmani sudah dua abad sebelumnya (1300-1918 M). Oleh
karena itu, di antara tiga kerajaan besar pada periode pertengahan, Daulah
Mughal inilah yang paling muda.
Puncak kejayaannya ada pada Sultan Mahmud Al-Ghaznawi yang memimpin
penaklukan ke India pada penghujung abad ke-9 yang berhasil menguasai
seluruh India dan berkuasa di sana sampai tahun 1186 M.
Peperangan yang dilakukan Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan India
dilengkapi dengan 12.000 tentara berkuda, 30.000 tentara berjalan kaki, 300
tentara bergajah. Dalam sejarah tercatat bahwa ia menaklukkan India
sebanyak 7 kali peperangan. Dialah orang yang pertama kali mencapai
wilayah India yang begitu luas sepanjang sejarah Islam dan telah
meninggalkan jejak yang paling kokoh di India.
Di belakang hari berdirilah Daulah Mughal di India, yang didirikan oleh
Zahiruddin Babur, seorang penguasa Ferghana (1482-1530), salah satu dari
cucu Timur Lank dan menjadikan Delhi sebagai ibu kotanya. Ayahnya
bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana, sehingga Babur mewarisi daerah
Ferghana dari ayahnya, ketika itu ia masih berusia 11 tahun.
1. Sultan Zahiruddin Babur (1482-1530)
2. Sultan Humayun (1530-1539 M)
3. Sultan Akbar I (1556-1605 M)
2.3.2 Kemajuan Bidang Ekonomi
Daulah Mughal dapat melaksanakan kemajuan di bidang ekonomi lewat
pertanian pertambangan dan perdagangan. Di sektor pertanian, hubungan
komunikasi antara petani dengan pemerintah diatur dengan baik.
2.3.3 Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Terdapat beberapa ilmuwan yang selalu menghadiri diskusi pada majelis
Isfahan; mereka itu adalah Baharuddin Syaerasi, Sadaruddin Syaerasi dan
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog, dan
seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-
lebah
2.3.4 Kemajuan kebudayaan dan seni
Setelah tercipta stabilitas politik, ekonomi dan keamanan dalam
pemerintahan Sultan Abbas I maka ia dapat mengalihkan perhatiannya pada
bidang lain; Sultan telah menjadikan kota Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi
kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan besar

6
lagi indah, masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan-
jembatan, diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata dengan baik,
sehingga ketika Abbas I wafat, di Isfahan telah terdapat 162 masjid, yang
terbesar di antaranya adalah masjid “Syah Isfahan”, 48 akademi, 1802
penginapan dan273 pemandian umum.
2.3.3 Masa Kemunduran
Tetapi setelah Aurangzeb (1707 M). Kekuasaan pemerintahan Daulah Mughal
diduduki oleh Sultan-Sultan yang lemah. Sementara itu di pertengahan abad
ke-18 Inggris sudah menancapkan kukunya di India. Pada tahun 1761 M, ia
sudah menguasai sebagian wilayah yang dulu dikuasai Daulah Mughal.
Pada tahun 1803 M Delhi dikuasai oleh Inggris dan penguasa Mughal dan
rakyat berada di bawah tekanan Inggris.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad 16:
Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di India, dan Kerajaan Safawi di
Persia. Tiga Kerajaan penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan
mereka pada tradisi demokratis Islam, dan membangun imperium absolute.
Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan ketepatan sistematis
dan birokratis dan berbagai kerajaan mengembangkan sebuah administrasi
yang rumit.
Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan Islam
setelah runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa
tiga kerajaan besar ini berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa
klasik Islam. Kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang
intelektual, kemajuan di zaman klasik. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat
Islam sudah mulai bertaklid kepada imam-imam besar yang lahir pada masa
klasik Islam. Kalau pun ada mujtahid, maka ijtihad yang dilakukan adalah
ijtihad fi al-mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas mazhab
tertentu. Tidak lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat
dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang
politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan
dan pemikiran filsafat, pada masa tiga kerajaan besar kemajuan dalam bidang
filsafat — kecuali sedikit berkembang di kerajaan Safawi Persia — dan ilmu
pengetahuan umum tidak didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat dibanggakan
pada masa ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian, terutama
arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA
Hamka, 1975. Sejarah Umat Islam, Jilid 3. Jakarta: Bulan Bintang
Hasan, Ibrahim, 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota
Kembang Mahmudunnasir, Syed, 1988. Islam Konsepsi dan Sejarahnya.
Bandung: Rosda Bandung Nasution, Harun, 1979. Pembaharuan Dalam Islam.
Jakarta: Bulan Bintang

8
Nasution, Syamruddin, 2013. Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru: Yayasan
Pusaka Riau Yatim, Badri, 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Persada
Grapindo.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/eltarikh/article/view/
10682#:~:text=Ketiga%20kerajaaan%20besar%20tersebut%2C
%20Kerajaan,dan%20Kerajaan%20Syafawi%20di%20Persia.
https://jurnal.stitbb.ac.id/index.php/al-fathonah/article/view/33

https://mpikelasa.files.wordpress.com/2018/05/s-p-i-kerajaan-usmani.pdf

https://www.academia.edu/32113892/
Memahami_Peradaban_Islam_Masa_Tiga_Kerajaan_Besar

https://ridaingz.wordpress.com/2012/07/19/masa-tiga-kerajaan-besar-
peradaban-islam/

https://www.kompasiana.com/gifari45134/5e069adf097f367a50222832/
tiga-kerajaan-besar-islam-pada-zaman-pertengahan

Anda mungkin juga menyukai