Anda di halaman 1dari 12

KERAJAAN TURKI USMANI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu : Ibu Sri Suhandjati
JUDUL

Disusun Oleh :
Nur Amaliah Jamil
( 1904046047 )

Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi


Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Walisongo
Kota Semarang
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abad pertengahan di eropa sering disebut sebagai zaman kemunduran jika di
bandingkan dengan zaman klasik (yunani-romawi). Sebaliknya negara-negara arab
pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negri negri itu sedikit
demi sedikit mengalami kemerosotan dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan.
Di antara negara-negara arab pada masanya, kerajaan turki usmani merupakan
kerajaan terbesar dan paling lama berkuasa, berlangsung selama enam abad lebih
(1281-1924). Pada masa pemerintahan turki usmani para sultan bukan hanya merebut
negri-negri arab, tetapi juga seluruh wilayah antara kaukasus dan kota wina, bahkan
sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-pusat islam di
trace,macedonia,thessaly, bosnia, albania dan sekitarnya.
Eksistensi kerajaan turki usmani sangat di perhitungkan oleh ahli-ahli politik barat.
Hal ini di dasarkan kepada realita sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasannya,
turki elah memberikan konstribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik
di kawasan negara-negara arab,asia bahkan eropa.
Mengingatnya pentingnya posisi dan kedudukan kerajaan turki usmani dalam
percaturan sejarah dan peradaban islam. Pembahasan makalah ini akan dibahas
mengenai sejarah berdirinya kerajaan turki usmani, sejarah perkembangannya dalam
berbagai bidang, dan kemudian mengenai faktor kemunduran dan keruntuhan kerajaan
turki usmani. Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini kami beri judul “
Kerajaan turki usmani”

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah ini akan disertai dengan
beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan turki usmani ?
2. Bagaimana kemunduran dan keruntuhan kerajaan turki usmani ?
3. Bagaimana kebudayaan masyarakat pada zaman kerajaan turki usmani?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan turki usmani
2. Untuk mengetahui kemunduran dan keruntuhan kerajaan turki usmani.
3. Untuk mengetahui kebudayaan masyarakat pada zaman kerajaan turki usmani.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Turki Usmani


Dinasti Turki Usmani berasal dari suku Qayigh Aghuz yang di pimpin oleh
Sulaeman Syah. Upaya menghindari serangan Mongol yang sedang berusaha
menguasai dunia Islam. Sulaeman Syah dan sukunya meminta perlindungan kepada
Jalaludin (Dinasti Khawarizmi Syah) di Transoxiana. Jalaludin meminta agar
Sulaeman dan anggota sukunya tinggal di Asia kecil. Masih dalam menghindari
serangan Mongol. Kemudian mereka pindah ke Syam.1
Dalam jangka waktu kira kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian
Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika
mereka menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan serangan - serangan Mongol pada
abad ke 13 M, mereka melarikan diri kedaerah barat dan - mencari tempat pengungsian
ditengah saudara saudara mereka, orang - orang Turki Seljuk, didaratan tinggi Asia
Kecil. Disana, dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium.
Berkat bantuan mereka, Sultan Alaudin mendapat kemenangan .Atas jasa baik itu,
Allaudin menghadiakan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud
sebagai ibu kota.2
Sejarawan mencatat bahwa Turki Usmani berdiri tahun (1281 M) terletak di daerah
Asia kecil. Pendirinya adalah Utsman bin Ethogral. Wilayah kekuasaannya meliputi:
Asia kecil dan daerah Trace (1354 M), kemudian menguasai selat Dardanlese (1361
M), Casablanca (1389 M) selanjutnya kerajaan Turki menaklukan kerajaan-kerajaan

1
Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam. Bandung Pustaka Bani Quraisy. 2004. hlm. 113
2
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), Bandung . PT Raja Grapindo
Persada.
2000. hlm. 129

4
Romawi (1453 M). kata Utsman di ambil dari nama kakek mereka yang pertama dan
pendiri kerajaan ini, yaitu
Utsman bin Erthogrul bin Sulaeman syah dari suku Qayigh.3 Pasukan Erthogul
memperoleh gelar “Muqaddimah Sultan”4, sedangkan Erthogul sendiri digelari “Sultan
OKI” (Kening Sultan).5 Setelah Erthogul wafat pada tahun 1289 M, kepemimpinan
dilanjutkan oleh putranya Usman pada tahun 1300 M. Mongol menyerang dinasti
Saljuk dan Sultan Allaudin II mati terbunuh. sepeninggal Sultan Allaudin II, Saljuk
terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil, dalam keadaan demikian, Utsman menyatakan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang dikuasainya. Maka sejak itulah
kerajaan Usmani dinyatakan berdiri, dan Penguasa pertamanya adalah Usman, yang
disebut juga dengan Usman I.
Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padiansyah Ali Usman (Raja Besar
keluarga Usman), tahun 699 H (1300 M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia melakukan ekspansi ke daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan
kota Brosseca tahun 1317 M. Kemudian pada tahun 1326 M kota Brosseca dijadikan
ibu kota kerajaan.6 Dengan lahirnya daulah Usman dapatlah islam kembali
kepermukaan dan memperlihatkan kegagahperkasaannya yang luar biasa dan dapat
menyambung usaha dan kemegahannya yang lama sampai abad ke-20. Perluasan islam
pada masa kerajaan usman semakin meluas, dari semenanjung Balkan (Negeri-negeri
Eropa Timur), kemudian kerajaan Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah timur,
sehingga dalam waktu singkat, seluruh Persia dan irak yang dikuasai kerajaan
Safawiyah yang beraliran syi’ah dapat direbut. Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir
sehingga, pada tahun 1516 M/ 923 H. Kerajaan Usman memegang kendali dunia islam,
dengan pusat pemerintahannya di Istanbul.7

3
Phillip K. Hitti. History of Arabs. Terj. R Cecep Lukman yasin dan Dedi Slamet Riyadi. (Jakarta.
Serambi
Ilmu semesta, 2006), hlm. 714
4
Muqaddimah Sultan: Tentara Pelopor Sultan
5
M. Masyhur Amin, Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: 2004), hlm. 194
6
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, hlm. 130
7
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 247

5
Pada periode ini, terlihat terbentuknya pemerintahan Formal Utsmaniyah, yang
bentuk intuisi tersebut tidak berubah selama empat abad. Kemudian pemerintah
utsmaniyah mengembangkan suatu system yang dikenal dengan sebutan yang bernama
Millet (berasal dari Bahasa Arab yang berarti Millah), yang mana kelompok agama dan
suku minoritas dapat mengurus masalah mereka sendiri tanpa intervensi dan kontrol
yang banyak dari pemerintah pusat.
Setelah usman meninggal, selanjutnya digantikan oleh Orkhan (726 H/ 1326 M.
Pada masa pemerintahannya, kerajaan Turki Usmani dapat menaklukan Azmir
(Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M)
dan Gallipoli (1356 M), daerah ini adalah adalah bagian Benua Eropa yang pertama
kali diduduki Kerajaan Usmani.
Faktor penting yang mendukung atas keberhasilan dalam melakukan ekspansi
adalah keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup
bertempur kapan dan dimanapun berada.
Setelah Orkhan meninggal kemudian digantikan oleh Murad I, yang berkuasa pada
tahun (761 H/ 1359 M-789 H-1389 M), selain memantapkan keamanan dalam negeri,
ia melakukan perluasan ke daerah Benua Eropa. Ia dapat menaklukan Adrianopel
kemudian dijadikannya ibu kota kerajaan yang baru, Macedonia, Sopia, Salonia, dan
seluruh utara bagian yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini
ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa
disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh sijisman,
raja Hongaria. Namun sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murod I, dapat
menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut. Peristiwa ini merupakan
catatan sejarah yang amat gemilang bagi umat Islam.8
Ekspansi kerajaan Usmani sempat terhenti beberapa lama, ketika ekspansi di
arahkan ke Konstantinopel. Tentara Mongol yang di pimpin oleh Timur Lenk,
melakukan serangan ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara tahun 1402 M.

8
Badri Yatim,. Sejarah Peradaban Islam, hlm. 131.

6
tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama putranya, Musa
tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403 M.9
Setelah Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M dan kesultanan mongol
terpecah-pecah, Turki Usmani melepaskan diri dari kekuasaan Mongol, selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakan dasar-dasar keamanan dalam negeri.
Usaha ini diteruskan oleh Murad II (1421-1451 M) sehingga Turki Usmani mencapai
puncak kemajuannya pada Masa Muhammad II atau biasa disebut Muhamad al-fatih
(1451 M). gelar ini disandangnya setelah ia berhasil menaklukan benteng
Konstantinopel dan diganti namanya menjadi Istambul yang asal katanya Islambul
(artinya Tahta Islam). Yang pada saat ini sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan
Bizantium.10
Maka dapat disimpulkan bahwa kerajaan Turki Usmani berdiri pada tahun 1300,
dengan raja pertamanya adalah Usman bin Erthogol, dan raja terakhirnya yaitu
Mahmud II yaitu tahun 1922. Dan dalam perjalanan sejarah selanjutnya Turki Usmani
merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar yang membawa kemajuan dalam Islam.
B. Keruntuhan Turki Usmani
Faktor-Faktor Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah (974-1171 H/1566-1757 M)
diawali dengan kenaikan Sultan Salim II (1566-1574) telah dianggap sebagai
permulaan keruntuhan Turki Utsmani dan berakhrnya zaman keemasannya.
Hal ini ditandai dengan melemahnnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang
menyebabkan sejumlah kekalahan dalam pertempuran menghadapi musuh-musuhnya.
Pada tahun 1663, tentara Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan Hungaria.
Tahun 1676 Turki kalah dalam pertempuran di Mohakez, Hungaria dan
menandatangani perjanjian karlowits pada tahun 1699 yang berisi pernyataan seluruh
wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada penguasa Venetia.

9
Ibid. lihat juga ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 7
10
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspek, (Jakarta. UI Press, 1985), hlm. 84

7
Pada tahun 1774, penguasa Usmani, Abdul Hamid menandatangani perjanjian
dengan Rusia yang berisi pengakuan kemerdekaan Crimenia dan penyerahan benteng-
benteng pertahanan di laut hitam serta memberikan izin kepada rusia untuk melintasi
selat antara laut hitam dengan laut putih.
Apabila dikategorikan, maka faktor-faktor keruntuhan kerajaan turki usmani adalah:
Faktor internal:
1) Karena luas wilayah kekuasaan serta buruknya system pemerintahan, sehingga
hilangnya keadilan, banyaknya korupsi dan meningkatnya kriminalitas.
2) Heterogenitas penduduk dan agama.
3) Kehidupan istimewa yang bermegahan.
4) Merosotnya perekonomian negara akibat peperangan yang pada sebagian besar
peperangan Turki mengalami kekalahan.
Faktor Eksternal
1) Munculnya gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan turki
selama berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut. Kemudian ketika
turki mulai lemah mereka bangkit untuk melawannya.
2) Terjadinya kemajuan teknologi di barat khususnya bidang persenjataan. Turki
selalu mengalami kekalahan karena mereka masih menggunakan senjata
tradisional, sedangkan wilayah barat seperti eropa telah menguunakan senjata yang
lebih maju lagi.
Melihat faktor-faktor yang menyebabkan kehancuran turki tersebut, hal ini berawal
dari orang-orang Arab yang menghadapi orang-orang utsmaniyah, mereka berada
dalam dilema yaitu mereka di sisi lain ingin menghormati turki sebagai cerminan
persatuan kaum muslimin, di sisi lain mereka mempunyai landasan berfikir ingin
memerdekakan diri dari kerajaan turki tersebut.11

11
Ahmad Al Usairi, “Sejarah Islam” Terjemah Tarikhl Al Islamiy, Akbar, Jakarta 2008, hal. 370

8
C. Masa Kejayaan Turki Usmani
Pada awalnya kerajaan turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil,
namun dengan adanya dukungan militer, kerajaan yang besar dapat bertahan dalam
kurun waktu yang lama. Pada masa sulaiman bin salim adalah puncak kejayaan Turki
Usmani. Ia dapat gelar al-Qanuni karena jasanya menyusun kembali sistemsistem
undang-undang kesultanan Turki Usmani dan pelaksanaanya secara teratur dan tanpa
kompromi menurut keadaan masyarakat islam. Kemajuan dan perkembangan ekspansi
kerajaan Turki usmani yang demikina luas dan berlangsung secara cepat itu diikuti pula
oleh kemajuan-kemajuan lain dalam bidang-bidang kehidupan yang lain.
Yang terpenting diantaranya ialah :
1) Bidang kemiliteran dan pemerintahan
Para pemimpin kerajaan turki utsmani pada masa-masa pertama, adalah orang-
orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan
luas. Untuk pertama kalinya, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi
dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu,
pasukan tempur yang besar sudah teroganisasi. Pengorganisasian yang baik, taktik
dan strategi tempur Militer Turki Usmani berjalan tanpa halangan berarti.12
Keberhasilan ekspansi tersebut juga dibarengi pula dengan terciptanya jaringan
pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan turki
Usmani senantiasa bertindak tegas. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara,
dimasa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab udang-undang (qanun). Kitab
tersebit diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi
kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke -19.13
2) Bidang ilmu pengetahuan dan budaya
Kebudayaan turki usmani juga merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan. Diantaranya kebudayaan Persia, Bizantium dan arab. Dari

12
Ibid., hlm. 40.
13
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan Press, 1970), hlm. 713-714.

9
kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil tentang ajran etika dan tata krama
dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka
serap dari Bizantium. Sedangkan ajaran-ajran tentang prinsip-prinsip ekonomi,
sosial, dan kemasyarakatan, keeilmuwan dan huruf mereka terima dari Arab.14
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan
kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu
pengetahuan, mereka tidak begitu menonjol. Karena itulah di dalam khazanah
intelektual islam tidak ditemukan ilmuwan terkemuka dari Turki. Namun demikian.
mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur islam berupa
banguna-banguna masjid yang indah.
3) Bidang keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunya peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama dan
kerajaan sendiri sangat terikat dengan syriat, sehingga fatwa ulama menjadi hukum
yang berlaku. Karena itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dalam kerajaan dan
masyarakat. Mufti, sebagai pejabat urusan agama tertinggi, berwenang memberi
fatwa resmi terhadap problema keagamaan yang dihadapi masyarakat. Tanpa
legitimasi Mufti, keputusan hokum kerajaan bias tidak berjalan15

14
Binnaz Toprak, op. cit., hlm. 715
15
Ibid., hlm. 714.

10
BAB III
KESIMPULAN

Dinasti Utsmani di Turki merupakan kerajaan Islam yang berkuasa cukup lama
hampir tujuh abad lamanya dan merupakan kerajaan besar. Kerajaan Utsmani didirikan
oleh Utsman I putra Ertoghol bangsa Turki dari Kabilah Oghus yang mula mula
mendiami daerah Mongol dan daerah utara Cina.
Dinasti Turki Utsmani mengalami kemajuan dalam berbagai bidang, terutama
dalam ekspansi atau perluasan agama Islam sebagai bangsa yang terkenal dengan
militer yang kuat, wilayah kekuasaannya meliputi tiga Benua, yaitu Asia, Afrika, dan
Eropa.
Peradaban Islam di Turki Utsmani mengalami kemajuan antara lain di berbagai
bidang kemiliteran dan pemerintahan dimana militer dan pemerintahan Turki sangat
kuat. Dalam segi budaya, sastra, dan arsitek bangunan sangat berhasil. Dalam bidang
keagamaan, suasana keagamaan Islam juga cukup berhasil dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995)
JURNAL TARBIYA Volume: 1 No: 1 2015 (109-126)
https://darunnajah.com/kerajaan-turki-usmani/
https://www.slideshare.net/Ltfltf/makalah-spi-turki-usmani

12

Anda mungkin juga menyukai