KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda alam, Rasulallah Muhammad SAW
yang telah begitu berjasa membawa umatnya ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Makalah yang penulis susun ini berjudul Masa Pemerintahan Dinasti Fathimiyah di
Mesir. Dalam pemaparannya penulis menghadirkan asal-usul pembentukan, para tokoh
pemimpin yang pernah menduduki jabatan khalifah pada dinasti ini, kemajuan
peradaban yang dimiliki, pola pemerintahan yang dimiliki, serta menyajikan faktor-
faktor yang ikut berkontribusi dalam kemunduran serta keruntuhan dinasti Fathimiyah.
Namun demikian, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kemampuan penulis dalam menyusun makalah ini jelas sangat jauh dari kesempurnaan
sehingga memungkinkan adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penyusunan
makalah ditemukan adanya kesalahan dan kekurangan dalam penyajiannya. Penulis
membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi para pembaca yang hendak meluruskan
atau membenarkan isi materi yang tersaji dalam makalah ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga dalam
penulisan ini, yang tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan
segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis berharap semoga
dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
1
Dinasti Fathimiyah di Mesir
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
2
Dinasti Fathimiyah di Mesir
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Islam kita telah mengenal banyak dinasti pemerintahan, seperti dinasti
Bani Umayyah, Bani Abbasiyah dan lain sebagainya. Adanya dinasti-dinasti
tersebut merupakan revolusi ke tiga dari bentuk pemerintahan langsung oleh
Rasulullah dan masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin.
Dinasti Fatimiyah adalah salah satu dari Dinasti Syiah dalam sejarah Islam.
Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun 909 M. sebagai tandingan bagi
penguasa dunia muslim saat itu yang terpusat di Baghdad, yaitu bani
Abbasiyah. Dinasti Fatimiyah didirikan oleh Said ibn Husain, kemungkinan
keturunan pendiri kedua sekte Islamiyah. Berakhirnya kekuasaan Daulah
Abbasiyah di awal abad kesembilan ditandai dengan munculnya disintegrasi
wilayah. Di berbagai daerah yang selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan
diri dari kekuasaan pemerintah di Baghdad dan membentuk daulah-daulah kecil
yang berdiri sendiri (otonom). Di bagian timur Baghdad, muncul dinasti
Tahiriyah, Saariyah, Samaniyah, Gasaniyah, Buwaihiyah, dan Bani Saljuk.
Sementara ini di bagian barat, muncul dinasti Idrisiyah, Aglabiyah, Tuluniyah,
Fatimiyah, Ikhsidiyah, dan Hamdaniyah.
Dinasti Fathimiyah adalah merupakan salah satu dinasti Islam yang pernah ada
dan juga memiliki andil dalam memperkaya khazanah sejarah peradaban Islam.
Sama halnya pengutusan Muhammad SAW sebagai Rasulullah telah menoreh
sejarah Islam, yang pada awalnya hanya merupakan bangsa jahiliyah yang tidak
mengenal kasih sayang dan saling menghormati.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa asal-usul dan pembentukan dinasti Fathimiyah?
2. Siapa saja para penguasa dinasti Fathimiyah?
3. Bagai mana pola pemerintahan dinasti Fathimiyah?
3
Dinasti Fathimiyah di Mesir
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, dapat ditarik tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa asal-usul dan pembentukan dinasti Fathimiyah.
2. Untuk mengetahui siapa saja para penguasa dinasti Fathimiyah.
3. Untuk mengetahui bagai mana pola pemerintahan dinasti Fathimiyah.
4. Untuk mengetahui bagaimana administrasi, kemasyarakatan, dan
kebudayaan pada masa dinasti Fathimiyah.
5. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan masa kemunduran dan runtuhnya
dinasti Fathimiyah.
4
Dinasti Fathimiyah di Mesir
BAB II
PEMBAHASAN
Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan garis lurus dari pasangan Ali bin Abi
Thalib dan Fatimah binti Muhammad. Menurut mereka, Abdullah al-Mahdi
sebagai pendiri Dinasti ini merupakan cucu Ismail Ibn Jafar al-Sidiq. Sedang
Ismail merupakan imam Syiah yang ketujuh.
Setelah kematian Imam Jafah al-Sidiq, Syiah terpecah menjadi dua buah
cabang. Cabang pertama meyakini Musa al-Kazim sebagai imam ketujuh
pengganti Imam Jafar, sedangkan sebuah cabang lainnya mempercayai Ismail
Ibn Muhammad al-Maktum sebagai Imam Syiah ketujuh. Cabang Syiah kudua
ini dinamakanSyiah Ismailiyyah. Syiah Ismailiyyah sebagai sebuah sistem
gerakan politik keagamaan. Ia berjuang mengorganisir propaganda Syiah
Ismailiyyah dengan tujuan menegakan kekuasaan Fathimiyah. Secara rahasia ia
mengirimkan misionari ke segala penjuru wilayah muslim untuk menyebarkan
5
Dinasti Fathimiyah di Mesir
ajara Syiah Ismailiyyah. Kegiatan ini menjadi latar belakang berdirinya dinasti
Fathimiyah di Afrika dan kemudian berpindah ke Mesir.
Sebelum kematian Abdullah Ibn Maymun pada tahun 874 M., ia menunjuk
pengikutnya yang paling bersemangat yakni Abu Abdullah al-Husayn sebagai
pimpinan gerakan Syiah Ismailiyyah. Ia adalah orang Yaman asli, dan sampai
dengan abad kesembilan ia mengklaim diri sebagai wakil al-Mahdi. Ia
menyebrang ke Afrika Utara, dan berkat propagandanya yang bersemangat ia
berhasil menarik simpati suku Berber, khususnya dari kalanga suku Kithamah
menjadi pengikut setia pergerakan ahli bait ini. pada saat itu penguasa Afrika
Utara, yakni Ibrahim Ibn Muhammad, berusaha menekan gerakan Ismailiyyah
ini, namun usahanya sia-sia. Ziyadatullah Putra dan sekaligus pengganti Ibrahim
Ibn Muhammad tidak berhasil menekar pergerakan ini.
6
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Dari segi faktor politik, Mesir terletak di wilayah yang strategis menurut
peta politik, daerah ini dekat dengan Syam, Palestina dan Hijaz yang juga
merupakan wilayah Mesir sejak Dinasti Tulun. Bila Fathimiyah dapat
menaklukkan Mesir berarti akan mudah baginya untuk menguasai Madinah
sebagai pusat Islam masa lampau, serta kota Damaskus dan Bahgdad dua
ibu kota ternama di zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Dengan
demikian maka nantinya Dinasti Fathimiyah ini akan cepat masyhur dan di
kenal Dunia.
7
Dinasti Fathimiyah di Mesir
3. Al-Manshur
Al-Manshur adalah pemuda yang sangat lincah. Ia berhasil menghancurkan
kekuatan Abu Yazid. Meskipun putra Abu Yazid dan sejumlah pengikut
setianya senantiasa menimbulkan keributan, namun seluruh wilayah Afrika
pada masa ini tunduk kepada ke khalifahan Bani Fathimiyah. Al-Manshur
membangun sebuah kota yang sangat megah di wilayah perbatasan Susa
yang dinamakan kota Al-Manshuriyah.
8
Dinasti Fathimiyah di Mesir
9
Dinasti Fathimiyah di Mesir
10
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Sumber kehidupan Fatimiyah dari pertanian dan hasil kerajinan serta hasil
perdagangan dan lintas perjalanan dagang di Medetaranian dan Laut Merah
itu membuat mereka dapat hidup dengan senang dan cukup pula untuk
membiayai tentera yang diambil dari luar Mesir seperti tentara suku Bebber,
dan orang-orang kulit hitam dari Sudan serta orang-orang Turki.
11
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Khalifah Muizz meninggal pada tahun 975 M., setelah memerintah selama
23 tahun. Ia merupaka khalifat dinasti Fathimiyah yang terbesar. Ia adalah
pendiri dinasti Fathimiyah di Mesir. Seluruh kerusuhan dan pemberontakan
dapat diatasinya, sehingga rakyat merasa aman dan damai dalam
pemerintahannya. Kecakapannya sebagai negarawan terbukti oleh
perubahan Fathimiyah sebagai dinasti kecil menjadi imperium besar.
Menurut Ameer Ali, ketenaran Muizz dalam bidang pendidikan dan
pengetahuan sebanding dengan khalifah al-Makmun, yang berhasil
membawa kemakmuran dan kemajuan peradaban Afrika Utara. Muizz
bukan saja orang berpendidikan tinggi tapi dia juga pandai dalam bidang
syair dan kesusastraan Arab. Ia menguasai beberapa bahasa, dan fasih
berpidato. Sejarawan menggambarkan pribadinya sebagai penguasa yang
bijak, enerjik, ramah, dan ilmuan yang menguasai ilmu pengetahuan dan
filsafat.
12
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Salah satu kebijakan al-Aziz yang membawa akibat yang begitu fatal adalah
penarikan orang-orang Turki dan Negro sebagai basis pasukan militer. Hal
ini dimaksudkan untuk menandingi kekuatan Berber. Ketika kelompok
Berber mulai menguasai jajaran militer, terjadilah persaingan antarras di
13
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Al-Aziz meninggal pada tahun 386 H/ 996 M., dan bersamaan dengan ini
berakhirlah kejayaan dinasti Fathimiyah.
14
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Darr al-Hikam ini dilengkapi dengan sebuah perpustakaan besar dan berada
didekat istana kerajaan. Gedung ini terbuka untuk umum. Tamu negara
selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi gedung ini. Di tempat ini lah
para penulis dan pemikir berkumpul.
15
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Raja muda Zarida di Afrika yang bernama Muizz ibn Badis melemparkan
penghinaan kepada dinasti Fathimiyah dengan tidak menyebut nama
khalifah Fathimiyah dalam khutbah Jumatnya, melainkan ia menggantinya
dengan menyebut nama khalifah Abbasiyah. Namun al-Mustansari tidak
tertarik untuk memerangi Muizz ibn Badis di Afrika. Sang khalifah lebih
tertarik dengan pemberontakan al-Bassasiri terhadap pemerintahan
Abbasiyah, dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk menegakan
kembali kekuasaannya di Asia Barat setelah Tughril menegakkan kekuasaan
Abbasiyah di wilayah ini.
16
Dinasti Fathimiyah di Mesir
17
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Ya'qub bin Kalas seorang wazir pada pemerintahan Fatimiah menyusun sebuah
kitab fiqh yang disusun berdasarkan mazhab Syiah Isma'iliyah dengan arahan
langsung khalifah Al Mu'iz Lidinillah yang berkuasa saat itu. Kitab ini dijadikan
sebagai pedoman dalam memustuskan perkara di pengadilan dan fatwa lainnya.
Sehingga siapa saja yang menjadi qadhi mesti berpodoman pada kitab ini.
1. Adminstrasi
Preiode dinasti Fathimiyah menandai era baru sejarah bangsa Mesir.
Sebagian khalifah dinasti ini adalah pejuang-pejuang dan penguasa besar
yang berhasil menciptakan kesejahtraan dan kemakmuran di Mesir.
18
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Dalam kemiliteran terdapat tiga jabatan pokok: 1) Amir yang terdiri pejabat-
pejabat tinggi militer dan pengawal khalifah, 2) Petugas Keamanan, 3)
Berbagai resimen. Pusat-pusat armada laut dibangun di Alexandria,
Damika, Ascaton, dan dibeberapa pelabuhan Syria. Masing-masing
dikepalai seseorang Admiral tinggi.
19
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Perindustrian Mesir, menghasilkan tekstil, kain sutra, dan wol yang mereka
eksport ke negara Eropah. Industri kerajinan Mesir menghasilkan karya
yang bermutu seperti kiswah Kabah yang sulam dengan benang emas.
Pembuatan Kristal dan keramik, mereka juga mendapatkan incam dari hasil
tambang besi, baja, dan tembaga.
Dari Dimyat, Asymun diperoleh hasil pajak lebih dari 220 dirham per hari.
Pada masa Wazir al-Hasan ibn. Ali al-Yazuri, hasil pajak yang
diperolehnya 2.000.000 dinar per tahun. Dari Syam 1 juta dinar per
tahun. Dapat disimpulkan: Di bawah Fathimiyyah, Mesir dan Kairo
mengalami kemakmuran ekonomi dan vitalitas kultural yang mengungguli
Irak dan Bahgdad.
3. Kondisi Sosial
Mayoritas khalifah Fathimiyah bersikap moderat dan penuh perhatian
kepada urusan agama non-islam. Selama masa ini pemeluk Kristen Mesir
diperlakukan secara bijaksana, hanya khalifah al-Hakim yang bersifat agak
keras terhadap mereka. Orang-orang kristen Kopti dan Armenia tidak
pernah merasakan kemurahan dan keramahan melebihi sikap pemerintahan
20
Dinasti Fathimiyah di Mesir
muslim. Pada masa al-Aziz bahkan mereka lebih diuntungka dari pada umat
islam dimana mereka ditunjuk menduduki jabatan-jabatan tinggi di istana.
Demikian pula pada masa al-Mustansir dan seterusnya, mereka hidup penuh
kedamaian dan kemakmuran. Sebagian besar jabatan keuangan dipegang
oleh orang-orang Kopti. Pada khalifah generasi akhir, gereja-gereja kristen
banyak yang dipugar, pemeluk keristen juga semaking banyak yang
diangkat sebagai pegawai pemerintah. Demikianlah, semua ini menunjukan
kebijaksanaan penguasa Fathimiyah terhadap umat kristiani.
21
Dinasti Fathimiyah di Mesir
22
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Pada masa Khalifah al-Hakim (996 M), didirikan dar al-Hikmah yaitu
tahun1005 M, akademi ini dilengkapi dengan perpustakaan (Dar al-Ulum);
di sini diajarkan ilmu pengetahuan agama dan sains seperti fisika,
astronomi, kedokteran. Akademi ini didirikan untuk menandingi Universitas
di Cordova, ia juga membangun observatorium, di Mesir di al-Muqatan dan
Siria.
Di bidang filsafat al-Razi, al-Kindi, Abu Yaqub, Jakfar ibn Mansur, tokoh
ilmu kedokteran, Abu abd allah, tokoh matematika abu Ali Muhammad al-
Haitami, tokoh ilmu kimia , fisika, dan optik, Ibn haisyam dan yang
Mansyur di bidang ilmu bintang (astronomi), Ali bin Yunus dan Jiz bin
Yunus.
Ahli optik yang menulis buku tentang penyakit mata ke dalam bahasa Latin
antara lain; Ibn Haitami dikenal juga dengan al-Hazan bukunya Al-
Manazir, Amri Ali al- Muntakhab fi Ilaj al-Aini, Isa Tazkirah.
Tokoh di bidang sastra, Abu al-Hamid ai-Anthaqi, Ibn Hani, Ibn Abi Jar,
Abu hamid Ahmad dan Abdu al-Wahhab ibn Nashr. Arsitektur Fathimiyyah
dipengaruhi gaya seni Persia tercermin dalam bangunanbangunan Mesjid al-
Azhar, al- Hakim, al-Shalih lalu tergambar juga pengaruh Tulun, Afrika
Utara, yaitu pada kuburan yang dibangun. Kubur Athiqah, al-jafari. Wazir
Badr al Jamali membangun tembok kota Kairo dengan tiga buah pintu
gerbang yang indah yang dinamainya dengan Bab Zuwayli, Ba, an-Nasr dan
23
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Bab al-Futuh. Dari segi seni sastra dan arsitektur Mesir belum bisa
mengalahkan keindahan seni di Bahgdad.
24
Dinasti Fathimiyah di Mesir
25
Dinasti Fathimiyah di Mesir
1. Faktor Internal
Faktor internal yang paling signifikan dalam menghantarkan kemunduran
dinasti Fatimiyah adalah di karenakan lemahnya kekuasaan pemerintah.
Menurut Ibrahim Hasan, para khalifah tidak lagi memiliki semangat juang
yang tinggi seperti yang ditunjukkan para pendahulu mereka ketika
mengalahkan tentara Berber di Qairawan. Kehidupan para khalifah yang
bermewah-mewah merupakan penyebab utama hilangnya semangat untuk
melakukan ekspansi.
26
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Selain itu, para khalifah kurang cakap dan memerintah sehingga roda
pemerintahan tidak bejalan secara efektif, ketidak efektifan ini dikarenakan
khalifah yang diangkat banyak yang masih berusia relatif muda sehingga
kurang cakap dalm mengambil kebijakan. Tragisnya mereka ibarat boneka
ditangan para wajir karena peranan wajir begitu dominan dalam mengatur
pemerintahan. Fenomena ini muncul pasca wafatnya al-Aziz, setelah al-
Aziz wafat ia digantikan puternya bernama Abu Mansur al-Hakim yang
pada saat pengangkatannya masih berusia 11 tahun. Kebijakan dalam
pemerintahannya sangat tergantung kepada keputusan Gubernur bernama
Barjawan yang meskipun pada akhirnya dihukum al-hakim karena
penyalahgunaan kekuasaan.
27
Dinasti Fathimiyah di Mesir
2. Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal yang menjadi penyebab runruhnya dinasti
Fatimiyah adalah menguatnya kekuasaan Nur al-Din al-Zanki di Mesir. Nur
al-Zanki adalah Gubernur Syiria yang masih berada di bawah kekuasaan
Bani Abbasiyah. Popularitas al-Zanki menonjol pada saat ia mampu
mengalahkan pasukan salib atas permohonan khalifah al-Zafir yang tidak
mampu mengalahkan tentara salib.
28
Dinasti Fathimiyah di Mesir
Dengan kemenangan ini, maka Syirkuh dinobatkan menjadi wazir dan pada
tahun 565 H / 1117 M. setelah Syirkuh wafat, jabatan wazir diserahkan
kepada Salah al-Din Ayyubi. Selanjutnya Salah al-Din mengambil
kekuasaan sebagai khalifah setelah al-Adid wafat. Dengan berkuasanya
Salah al-Din, maka diumumkan bahwa kekuasaan daulah Fatimiyah
berakhir. Dan membentuk dinasti Ayyubiyah serta merubah orientasinya
dari paham syiah ke sunni.
29