Anda di halaman 1dari 94

ISLAMIC (SYARIAH)

ECONOMIC
THOUGHT:
IBN RUSYD POINT OF VIEW

PENDAHULUAN

Pemikiran Ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa


Islam adalah sistem yang diturunkan Allah SWT
kepada seluruh manusia untuk menata seluruh
kehidupan dalam seluruh ruang dan waktu. Kesatuan
sumber ini melahirkan suatu karakteristik tertentu
yang membedakan Islam dengan sistem yang lain.

Ekonomi syariah atau ekonomi Islam dalam sejarah


pemikiran Islam, ada dan muncul sejak lahirnya Islam
itu sendiri. Dia bukan bagian tersendiri atau buah
pemikiran tersendiri yang muncul dikemudian hari.
Islam yang diyakini oleh penganutnya oleh agama yang
terakhir, menjadi penyempurna (kamil) dan paripurna
atau komprehensif (syamil). Tentunya mengatur segala
aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut
itiqod, pola pikir maupun perilaku mayarakat, baik
dalam tataran hubungannya dengan Al-Kholik
(hablumminallah) dan sesama mahluknya
(hablumminannas).

Keduanya tidak dapat dipisahkan kohesif,


Al-Quran iman + amal soleh, puasa (shaum)
diikuti oleh zakat.
Baik kata-kata iman maupun puasa al-Kholik,
amal sholeh dan zakat mahluk.
Dalam Islam tidak boleh hanya karena
beribadah kepada Allah, tapi menyakiti orang
lain, hal ini tidak iqtidal (balance) ada orang
pagi-pagi di mesjid dzikir lebih mulia yg kerja
kisah seorang wanita yang rajin sholat malam
dan puasa sunah, tetapi dia divonis masuk
neraka karena jahat terhadap tetangga tidak
aman dari tangan dan lisannya (suka caci
maki), mestinya dalam Al-Quran gambaran
komunitas ekonomi Islam seperti masyarakat
lebah

Masyarakat Lebah yg keluar maupun yang masuk


dalam mulutnya bermanfaat bagi masyarakat.
makan sari bunga dan mengeluarkan madu. Jadi
makanan (konsumsi) masyarakat muslim harus baik
(halalan toyyiban), & tidak menimbulkan waste
(polusi) justru beri manfaat berupa penyerbukan
pada bunga yang dihisap (externalitas positif).
Sementara distribusi diatur dengan cara sistematik
dan luar biasa (fairness)tidak semua
masyarakatnya pergi bekerja, tetapi ada yang
menjaga ratu (security) dan bahkan ada banyak lagi
bagian-bagian yang dikerjakan dengan disiplin. Hal
ini mengisyarakatkan devision of work (spesialisasi
versi Adam Smith) tetapi mereka bekerja dengan
sangat patuh, makanan ratunya: royal jelly umurnya
lebih panjang.
Dimanapun tidak membuat distorsi terhadap
lingkungan. Tetapi memang lebah tidak akan diam
ketika komunitasnya merasa terusik, maka mereka
kemudian dapat menyerang walaupun sekedar
defensive agar tatanan komunitasnya tidak
terganggu. Lebah diabadikan dalam salah satu surat
dalam Al-Quran (QS: An-Nahl),

Ekonomi syariah muncul dan dipraktekkan


sebelum lahirnya madhab kapitalis maupun
sosialis, namun kadar keilmiahannya memang
tidak selengkap teori-teori kedua mdzhab
tersebut.
Akselerasi perkembangan teori ekonomi Islam
dlm beberapa abad terakhir mengalami
stagnasi. Faktor penyebab :
Pertama, banyaknya negara-negara Islam yang
dijajah. Kedua, periodisasi siklis dimana mulai
mencapai puncak kejayaan Islam pada masa
Harun Al Rasyid tapi kemudian menglami
degradasi
Ketiga, Adanya kekhilafan intelktual dimana
tokoh-tokoh Muslim sengaja disembunyikan
oleh orang barat. Mereka menganggap bahwa
abad Islam tidak ada, dan menggantikannya
dengan sebutan abad kegelapan sampai
munculnya Adam Smith (1776).

Konsep pengembangan pemikiran Islam tetap


adagradual dan diperkirakan akan menjadi ekonomi
alternatif berpengaruh di masa-masa yang akan
datang. Alasan. Pertama, konsep bersumber pada
nilai yang utuh bsb dr transenden yang tidak sekedar
menangkap fenamena alam. Kedua, bukti empirik
bahwa perekonomian baik sosialis maupun kapitalis
terus belum bisa menjawab sebagian besar PR
manusia agar bisa hidup sejahtera, tentram dan
makmurdg i= 6% /th tdk dpt bangkit
Profesor perancis Jacquen Austry jalan mengemb
ekonomi tidak terbatas pada 2 madzhab tersebut ada
madzhab ketiga yang lebih kuat yaitu ekonomi Islam
akan memimpin dunia di kemudian hari merupakan
susunan yang sempurna. Juga seorang perancis,
Raymon Charles, Islam telah menggariskan jalan
kemajuan tersendiri. Di bidang produksi , ia
memuliakan kerja dan mengharamkan segala bentuk
eksploitasi. Dan di bidang distribusi ia mnentapkan
dua kaidah: Bagi masing- maing menurut kebutuhannya seperti hak ilahi yang kudus, dibebankan pada
setiap orang. Dan bagi masing-masing menrut hasil
kerjanya tanpa mengabaikan perbedaan yang
mencolok dalam kekayaan dan pendapatan.

Secara teoritik maupun empirik terbukti


ekonomi Islam dapat berguna (usefull)
dan unggulKonvensional: jatuh
ketiban tangga). Hal ini sekaligus
mencounter terhadap pendapat bahwa
Islam sebagai faktor penghambt
pembangunan (an obstacle to economic
growth). Kesimpulan yang tergesa-gesa
ini hampir dapat dipastiakn timbul
karena kesalahpahaman terhadap Islam.
Seolah-oleh Islam hanya mengatur
masalah ritual saja dan bukannya
sebagai suatu sitem yang komprehensip
dan mencakup seluruh aspek kehidupan
termasuk masalah yang berkaitan
dengan persoalan ekonomi (muamalah).

Periodisasi Sejarah Pemikiran


Ekonomi Islam:
Periodisasi perkembangan
pemikiran Ekonomi Islam
didasarkan atas berkembangnya
Islam dari jaman nabi kemudian
kekhalifahan. Dirintis oleh Rosul
Muhammad SAW, kemudian
berkembang hingga runtuhnya
khalifah terakhir di Turki pada
tahun 1924.

Pembagian Tahap Perkembangan


Pemikiran Ekonomi Islam:
1.Masa Wahyu
2.Masa Ekspansi
3.Masa Ijtihad
4.Masa Stagnasi
5.Masa Kebangkitan :
Tahap komparasi
Tahap konseptualisasi
Tahap Institusinalisasi
Tahap Evaluasi, dan Pengembangan

Masa Wahyu
Masa Ekspansi
Perkembangan
Pemikiran Ekonomi
Islam

Masa Ijtihad
Masa Stagnasi
Masa Kebangkitan :
1.Tahap komparasi
2Tahap konseptualisasi
3Tahap Institusinalisasi
4Tahap Evaluasi, dan
Pengembangan

Masa Wahyu (611 M 633 M)


Al-Quran dan sunah merupakan sumber
utama ajaran Islam. Al-Quran diturunkan
secara bertahap selama 22 tahun, 2
bulan, 22 hari. Fase perjalanan umat
muslim pada masa wahyu secara umum
dibagi dua yakni yakni periode Makkah
dan periode Madinah. Sebagai subsistem
dari seluruh sistem Islam, masalah
ekonomi dijelaskan dalam Al-Quran dan
Sunah dalam tiga pola yakni paradigma,
prinsip umum dan rincian sistem.

Masa Baginda Rasulullah SAW:


Rasulullah saw mengeluarkan sejumlah
kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah kemasyarakatan,
selain masalah hukum (fiqh), politik (siyasah),
juga masalah perniagaan atau ekonomi
(muamalah). Masalah-masalah ekonomi umat
menjadi perhatian Rasulullah saw, karena
masalah ekonomi merupakan pilar penyangga
keimanan, yang harus diperhatikan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim,
Rasulullh saw bersabda, kemiskinan
membawa orang kepada kekafiran. Maka
upaya untuk mengentas kemiskinan merupakan
bagian dari kebijakan-kebijakan sosial yang
dikeluarkan Rasulullah saw.

Rasulullah saw mendirikan majelis


syura, majelis ini terdiri dari pemimipin
kaum yang sebagian dari mereka
bertanggung jawab mencatat wahyu.
Pada tahun ke-6 hijrah, sekretaris
dengan bentuk sederhana telah
dibangun. Utusan negara telah dikirim ke
berbagi raja dan pemimpin-pemimpin.
Orang-orang ini mengerjakan tugasnya
dengan sukarela dan membiayai
hidupnya dari sumber independen,
sedangkan pekerjaan sederhana tidak
memerlukan perhatian penuh.

Bilal bertugas mengurus keperluan


rumah tangga Rasulullah saw dan
bertanggung jawab mengurus
tamu-tamunya. Umumnya, orang
yang ingin bertemu Rasulullah saw
adalah orang miskin. Mereka
diberikan makanan dan juga
pakaian. Demikian pula ketika Bilal
tidak punya uang, Ia biasanya
meminjam dari orang Yahudi, yang
kemudian dibayar oleh Rasulullah
saw.

Rasulullah saw mengadopsi praktik yang


lebih manusiawi terhadap tanah
pertanian yang ditaklukan sebagai fay
atau tanah dengan pemilikan umum.
Tanah-tanah ini dibiarkan dimiliki oleh
pemilik dan menanam asal,
berbeda dari praktek kekaisaran Romawi
dan Persia yang memisah-misahkan
tanah-tanah ini dari pemiliknya dan
membagikannya buat para elit militernya
dan para prajurit. Semua tanah yang
dihadiahkan kepeda Rasulullah saw
(iqta) relatif lebih kecil jumlahnya dan
terdiri dari tanah-tanah yng tidak
bertuan (baca: sirah nabawiyah)

Masa Ekspansi (633 M 850 M/


Abad 2 H) Banyak Karya ilmiah
Khalifah pertama adalah Abu Bakar (633-634).
Ketika Umar bin Khatab menjadi khalifah (634644), seluruh wilayah Syam berhasil bebas dari
Romawi. Kemudian sebagian besar wilayah Persi,
Irak, Mesir juga menjadi wilayah muslim.
Perkembangan ini terus berlanjut pada masa
Usman bin Affan, sehingga kaum muslim berhasil
mengontrol seluruh wilayah Persia, dari Irak
hingga wilayah Asia Tengah dan Perbatasan Asia
Selatan, seluruh wilayah subordinat Romawi dari
Syam hingga Mesir dan beberapa wilayah Afrika,
serta beberapa wilayah Afrika Utara.
Penguasaan atas wilayah yang sangat luas
menimbulkan masalah baru, baik dalam bidang
politik dan keamanan, ekonomi, dan keuangan
maupun dalam bidang pendidikan dan dakwah
serta pelayanan sosial.

Sedangkan sumber pendapatan


negara pada masa itu adalah:
a.Zakat : harta yang diambil dari kaum muslimin yang
telah mencapai nisab
b.Ghanimah : harta rampasan perang yang bergerak ;
seperti uang, kendaraan dan senjata, yang diperoleh oleh
orang musrik atau kafir melali perang.
c.Kharaj : harta tidak bergerak sperti tanah dan
bangunan yang diperoleh dari orang non muslim baik
dengan cara perang atau perjanjian damai.
d.Jizyah : pajak yang ditarik dari orang yang non muslim
yang hidup diwilayah Islam dengan mendapat jaminan
keamanan
e.Usyur : pajak yang ditarik dari penggunaan jasa
lalulintas perdagangan di wilayah-wilayah Islam.

Masa Khalafaur Rasidin:


Sejak menjadi khalifah, kebutuhan
keluarga Abu Bakar diurus dari kekayaan
Baitul Mal. Menurut beberapa keterangan
beliau diperbolehkan mengambil dua
setengah atau dua seperempat dirham
setiap hari hanya dari Baitul Mal dengan
beberapa waktu. Ternyata tunjangan
tersebut kurang mencukupi sehingga
ditetapkan 2.000 sampai 6.000 dirham
per tahun.

Masa Pasca khulafaurrasyidin


Pendapatan masa pemerintahan pasca
khulafaurrasyidin masih menggunakan sistem
perpajakan yang dikenal oleh kaum muslim
dengan nama kharaj. Pajak ini dikenakan
terhadap tanah pertanian kawasan-kawasan
baru milik orang-orang Byzantium dan Persia.
Tanah dan barang-barang tersebut tetap
menjadi hak milik mereka sesuai dengan
ketentuan aqidah Islam yang menghormati hak
milik pribadi. Namun sejak sebagian besar
warga kawasan-kawasan baru tersebut beralih
memeluk Islam.

Di masa Dinasti Ummayah (611750 M):


Di masa dinasti Ummayah (611-750 M), khalifah
Umar bin Abdul Aziz (60-101 H/608-720 M)
memberlakukan peraturan yang mengatakan
bahwa lahan pertanian adalah hak milik negara
secara simbolis. Dalam hal ini lahan pertanian
dipandang sebagai milik seluruh umat Islam
yang diwakili oleh khalifah. Pemilik tanah
pertanian yang sebenarnya dipandang sebagai
pemakai hak guna atau penyewa. Ketika dinasti
Abbasiyyah (700-850 M) memerintah, sistem
tersebut mengalami perubahan. Lahan
pertanian pada masa ini berubah menjadi milik
negara, bukan milik umat Islam lagi. Negara pun
menjadi berhak sepenuhnya atas tanah.

Masa Ijtihad : penyusunan ilmu


pengetahuan (850 M-1100 M/abad 2-5
H):
Pada masa ini adalah masa dimana
kaum muslimin mulai beralih dari
Era negara Islam menuju era
peradaban Islam. Salah satu bidang
yang berkembang pesat adalah
ilmu pengetahuan, baik ilmu keIslaman murni maupun ilmu-ilmu
alam (exacta).

Tokoh-tokoh Pemikir Ekonomi


Islam dan Karyanya:

Zayd bin Ali (738 M)


Abu Yusuf (798 M/182 H)
Abu Hanifah (767 M)
Awzai (774 M)
Malik (798 M )
Yahya bin Adam (818 M)
Shafii (820 M)
Abu Ubayd (833 M)
Muh. Bin Hasan Al Syahbani (804 M)
Al-Farabi (950 M)
Ahmad bin Hambal (855 M)
Al Kindi (873 M)
Ibn Miskawih (1030 M)
Ibnu Sina (1037 M)
Yahya bin Umar (902 M)
Mawardi (1058 M)

1. Zayd bin Ali:


Tercatat sebagai ekonomi pertama yang
menjelaskan bolehnya harga tangguh tempo
lebih tinggi daripada harga tunai, Zayd bin Ali
membolehkan penjualan suatu komoditi secara
kredit dengan harga yang lebih tinggi dari
harga tunai. Zayd tidak membolehkan harga
yang ditangguhkan lebih tinggi dari
pembayaran tunai, sebagaimana halnya
penambahan pembayaran dalam penundaan
pengembalian pinjaman. Setiap penambahan
terhadap penundaan pembayaran adalah riba
(Time Value of money >< Ec. Value Of Time)

2. Abu Yusuf (113-182 H/731798 M) :


Di antara kitab-kitab Abu Yusuf, kitab yang paling
terkenal adalah kitab Al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas
permintaan khalifah Harun ar-Rasyid untuk pedoman
dalam menghimpun pemasukan atau pendapatan negara
dari kharaj, ushr, zakat, dan jizyah. Kitab ini dapat
digolongkan sebagai public finance dalam pengertian
ekonomi modern.
Kharaj adalah pajak tanah yang dikuasai oleh kaum
muslim, baik karena peperangan maupun karena
pemiliknya mengadakan perjanjian damai dengan
pasukan muslim. Mereka tetap menjadi pemilik sah dari
tanah-tanahnya tetapi dengan membayar pajak (kharaj)
sejumlah tertentu kepada Baitul Mal. Sedangkan usyur
merupakan bentuk jama dari kata usyr sepersepuluh
atau 10 persen. Ia merujuk pada kadar zakat pertanian
dan bea cukai yang dikenakan kepada pedagang muslim
maupun non muslim yang melintasi wilayah Daulah
Islamiyah

3. Abu Hanifa (80-150 H/699-767 M)


Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep
ekonomi, salah satunya adalah salam, yaitu
suatu bentuk transaksi dimana antara pihak
penjual dan pembeli sepakat bila barang yang
dibeli dikirimkan setelah dibayar secara tunai
pada waktu kontrak disepakati. Abu Hanifa
mengkritisi prosedur kontrak tersebut yang
cenderung mengarah pada perselisihan antara
yang memesan barang dengan cara membayar
lebih dulu, dengan orang yang membelikan
barang. Beliau mencoba menghilangkan
perselisihan ini dengan menent spek yg jelas di
dalam kontrak, seperti jenis komoditi, kualitas,
kuantitas, waktu, dan tempat
pengiriman(mirip bursa komoditi).

4. Abu Ubayd:
Dalam kitab Al Amwal menjelaskan
public finance dalam Islam yang diawali
dengan bab Hak Pemerintah Atas
Rakyat Dan Hak Rakyat Atas
Pemerintah. Dijelaskan pula ditiga jenis
pendapatan : zakat (termasuk usyur),
khums dan fay (termasuk kharaj dan
jizyah). Adam Smith yang disebut Bapak
Ekonomi Barat dengan bukunya The
Wealth Of Nation, diduga banyak
mendapatkan inspirasi dari Al Amwal
(yang dalam bahasa inggris adalah The
Wealth)

5. Mawardi:
Dalam kitab Al Ahkam Al
Sulthaniyah menjelaskan APBN
pemerintah dan administrasi tanahtanah negara. Serta pengawasan
pasar, yaitu fungsi dari muhtasib.
Dalam kitab Al Din Wal Dunya
menjelaskan perilaku ekonomi
seorang muslim dan
mendiskusikan bahwa pertanian,
peternakan, perdagangan dan

Masa Stagnasi (Abad 8 H/1400


M 1930 M):
Gerakan ilmiah yang menandai sejarah
peradapan Islam masih meningkat tetapi
mulai mengalami deminishing
(penurunan) setelah abad kedelapan
hijriah. Pada waktu itu, isu penutupan
pintu ijtihad mulai muncul ke permukaan
dan secara perlahan menjadi keyakinan
umum. Penyebab ini dapat dilihat dari
dua aspek, internal maupun external

Tokoh pemikir walaupun jumlahnya tidak


sebanyak masa sebelumnya:
Tokoh-tokoh Pemikir dan Karyanya :

Nizamul Mulk Tusi (1093 M)

Al Ghazali (1111 M)

Ibnu Baja (1138 M)

Abdul Qadir Jailani (1169 M)

Ibnu Rusyd (1126-1198 M)

Najmudin Al Razi (1256 M)

Jalaludin Rumi (1274 M)

Ibnu Taimiyah (1328 M)

Ibnu Qayyim (1350 M)

Ibnu Khaldun (1404 M)

Muhammad Abdul Wahab (1787 M)

Mufti Muhammad Abduh (1905 M)

Shah Walilullah Al Dehli (1762 M)

Jamaludin Al Afghani (1879 M)

1.Al Ghazali:
Menjelaskan bahwa kebutuhan dasar (basic
needs) termasuk juga alat-alat rumah tangga
yang diperlukan, furniture, pernikahan, alat-alat
untuk kebutuhan membesarkan keluarga dan
beberapa asset.
Al Ghazali juga memperkaya ekonomi Islam
dengan topik pembagian kerja (devision of
labor) dan teori evolusi uang. Al Ghozali juga
mengecam penimbunan uang dibawah lantai
atau bantal (hoarding), karena uang diciptakan
untuk memfasilitasi perdagangan

Al-Ghazali juga memperkenalkan teori


permintaan dan penawaran; jika petani
tidak mendapatkan pembeli, ia akan
menjualnya pada harga yang lebih
murah, dan harga dapat diturunkan
dengan menambah jumlah barang di
pasar. Ghazali juga memperkenalkan
elastisitas permintaan, ia
mengidentifikasi permintaan makanan
adalah inelastis, karena makanan adalah
kebutuhan pokok. Oleh karena dalam
perdagangan makanan motif mencari
keuntungan yang tinggi harus
diminimalisir. Jika ingin mendapatkan
keuntungan tinggi dari perdagangan,
selayaknya dicari barang-barang yang
bukan kebutuhan pokok.

2. Ibnu Taimiyah(661-728 H/12631326 M) :


Menjelaskan publik duties mencakup
manejemen uang, peraturan tentang timbangan
dan ukuran, kontrol harga bila diperlukan, dan
keadaan abnormal yang dapat diperbolehkan
memungut zakat di atas apa yang ditetapkan
syariah. Ibnu Taimiyah tidak berbicara hanya
normative economocs, namun juga
menerangkan tentang positive economics.
Antara lain mengenai mekanisme supply dan
demand dalam menentukan harga. Ibnu
Taimiyah juga menjelaskan pajak tidak
langsung dan bagaimana beban pajak tersebut
dialihkan dari produsen kepada konsumen yang
harus membayar harga yang lebih tinggi.

Menurut Ibnu Taimiyah dalam Al-Hisbah


fi Al-Islam ia mengatakan:
Penawaran bisa datang dari produksi
domestik dan impor. Perubahan dalam
penawaran digambarkan sebagai
peningkatan atau penurunan dalam
jumlah barang yang ditawarkan,
sedangkan permintaan sangat
ditentukan oleh selera dan pendapatan.
Besar kecilnya kenaikan harga
bergantung pada besarnya perubahan
penawaran dan atau permintaan. Bila
seluruh transaksi sudah sesuai aturan,
kenaikan harga yang terjadi merupakan
kehendak Allah.

3. IBNU RUSYD (1126-1198 M):


Hukum sebab akibat dalam gejala alam dan
sosial termsuk hukum ekonomi Demand dan
supply yang dikembangkan oleh ilmuwan
berikutnya
Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup itu,
kata Rusyd, semakin tinggi pula berbagai
macam kegiatan (termsuk konsumsi &
produksi) dan pekerjaannya

masyarakat dibagi kepada dua


golongan: golongan elit yang terdiri
daripada ahli falsafah dan masyarakat
awammengilhami teori kelas Karl Marx

4. Ibnu Khaldun(732-807 H/13321383 M):


Membahas devision of labor, money, &
price, production & distribution, internal
trade, capital formation & growth, trade
cycles, property and prosperity,
population, agricultural, industry &
trade, macroeconomics of taxation, dan
public expenditure. Ibnu Khaldun
menyarankan obat untuk resesi, yaitu
mengecilkan pajak dan meningkatkan
pengeluaran pemerintah(KF Expansif
Keynes)

Kekayaan suatu negara tidak ditentukan


oleh banyaknya uang tetapi oleh tingkat
produksi dan neraca pembayaran yang
positif. mencetak uang banyak jika
bukan refleksi pesatnya pertumbuhan
sektor produksi uang tidak ada
nilainya. Sektor produksilah yang
menjadi motor pembangunan, menyerap
tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
pekerja dan menimbulkan permintaan
atas faktor produksi lainnya (Supply
side Klasik) perdagangan
internasional menjadi bahasan utama
para ulama ketika itu. Negara yang
mengekspor kemampuan berproduksi
lebih besar dari kebutuhan domestiknya
lebih efisien dalam produksinya.

Sejalan dengan pendapat Al Ghazali


mengenai uang, Ibnu Khaldun
menjelaskan,
Bahwa uang tidak perlu mengandung
emas dan perak, tetapi emas dan perak
menjadi standar nilai uang (paper
money). Uang tidak mengandung emas
dan perak merupakan jaminan
pemerintah menetapkan nilainya. Karena
itu pemerintah tidak boleh merubahnya.
Pemerintah wajib menjaga nlai uang
(internal value of money)yang dicetak
karena masyarakat menerimanya tidak
lagi berdasarkan berapa kandungan
emas perak di dalamnya

Oleh karena itu Ibnu Khaldun selain


menyarankan digunakannya uang
standar emas/perak, beliau juga
menyarnkan konstannya harga emas dan
perak (stablitas moneter). Harga-harga
lain boleh berfluktuasi tetapi tidak untuk
harga emas dan perak. Dalam keadaan
nilai uang yang tidak berubah, kenaikan
harga atau penurunan harga sematamata ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan. Setiap
barang akan mempunyai harga
keseimbangannya. Bila lebih banyak
makanan dari yang diperlukan di satu
kota, harga makanan menjadi murah,
demikian sebaliknya.

Masa Kebangkitan ( > 1930 M )


Setelah sekian lama terpuruk dalam berbagai sektor,
gerakan Islamisasi mulai bangkit. Dimulai dari Al
Afghani dan kawakabi yang terfokus pada politik,
Muhammad Abdul dan Rasyid Ridha yang
memfokuskan pada pemikiran dan pendidikan. Hasan
Al Banna hadir ke pentas pergerakan Islam melakukan
dua hal:
a.Merumuskan visi Islam secara umum, visi yang
universal, integral, dan mampu mengakses seluruh
aspek kehidupan manusia
b.Merumuskan visi pergerakan Islam yang utuh, mulai
dari bentuk organisasi sampai pola pembinaan dan
kader.
Setelah gerakan pemikiran Islam begitu ekspansi, maka
gerakan yang lebih jauh adalah Islamisasi ilmu
pengetahuan. Era ini lahir dari keyakinan yang kuat
akan keunggulan kompetitif.
Konsep Islam setelah para pemikir berhasil melakukan
komparasi anatar sistem, baik sekala konseptual
maupun pada sekala aplikatif.

Tokoh-tokohnya:
Shah Walilullah Al-Delhi (1762),
Muhammad bin Abdul Wahab (1787),
Jamaluddin Al Afgahni (1897),
Mufti Muhammad Abduh (1905),
Muhammad Iqbal (1938),
Ibnu Nujaym (1562),
Ibnu Abidin (1836),
Syeh Ahmad Sihindi (1524).

Tahapan-Tahapan Komparasi:
Karya awal yang lahir dalam pemikiran ekonomi Islam
memiliki kecenderungan yang kuat antar sistem. Disini
Islam sebagai sistem dihadapkan dengan sistem-sistem
lainnya seperti : sosialisme dan kapitalisme.
Komparasi/perbandingan semacam ini selalu menjadi
kebutuhan psikologis dan rasional sekligus. Beberapa
pemikiran dan karyanya :
a.Sayyid Quthub dalam "Al Adalah Al Ijtimai'yyah Fi Al
Islam" (keadilan sosial dalam Islam). Buku ini terfokus
pada masalah kebijakan keuangan dalam Islam dan
kaitannya keadilan sosial.
b.Dr. Musthafa Al Sibai dalam "Isytirakiyyat Al Islam
(sosialisme Islam) merupakan perbandingan Islam dan
Sosialisme.
c.Abdul A'la Al Maududi, menulis buku perbandingan
antara Islam, sosialisme, dan kapitalisme dengan judul
"Usus Al Igtishad Baen Al Islam Wa Al Nuzum Al
Mu'ashirah" (Dasar-Dasar Ekonomi Antara Islam dan
Sistem-Sistem Ekonomi Modern).

Tahap Konseptualisasi:
Studi-studi komparatif telah berhasil membangun afiliasi baru
kepada Islam dikalangan cendekiawan. Mereka kemudian
melangkah lebih jauh dengan merumuskan konsep Islam
dengan pendekatan teoritis yang kuat. Pada awal dekade 60-an,
beberapa karya ilmiah yang membahas konsep ekonomi Islam
mulai bermunculan. Misalnya :
a.DR. Abdul hanid Abu Sulaiman membuat buku "Nazhariyat Al
Islam Al Iqtshadiyah : Al Falsafah Wa Al Mu'ashirah" (konsep
ekonomi Islam : filosofi dan sarana-sarana modern)
b.DR Issa Abduh menulis tentang " Al Faidah 'Ala Ras Al Mal"
(bunga atas modal ) dan "Al Iqtishad Al Siyasi" (ekonomi politik)
Pada tahun 1973 Muktamar II WAMY (World Assembly Moslem
Young) mengeluarkan rekomendasi untuk mengadakan
konferensi Islam Internasional tentang Ekonomi
Pada tahun 1976 Konferensi silam tentang Ekonomi diadakan di
Mekkah. Pada tahun 1977 Konferensi Islam I tentang Islam dan
tatanan ekonomi dunia baru diadakan di London. Pada tahun
1978 Konferensi Moneter dan Keuangan Dalam Islam di Mekkah.

Diantara bagian-bagian kosep ekonomi


Islam yang banyak mendapat perhatian
adalah aspek moneter dan keuangan,
kecenderungan ini disebabkan 2 hal :
a.Tema ekonomi yang dibahas secara
luas didalam Alquran adalah Riba. Dan
ini merupakan dasar dari sitem ekonomi
non Islam, dimana riba terkait dengan
moneter dan keuangan.
b.Masalah moneter dan finance terkait
secara langsung dengan masalah
institusi.

BIOGRAFI IBNU RUSYD


(520-595 H / 1126-1198 M)
Ibn Rusyd (Ibnu Rusyd) atau nama
lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu
Ahmad lahir di Kardova pada tahun 1126.
Beliau ahli falsafah yang paling agung
pernah dilahirkan dalam sejarah Islam.
Pengaruhnya bukan sahaja berkembang
luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan
masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau
dikenal sebagai Averroes.

Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin


Rusd lahir di Cordova tahun 520 H /
1126 M.
Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang
baik dari Khalifah Abu Yusuf Al-Mansur
(masa kekuasannya 1184 1194 M)
sehingga pada waktu itu Ibnu Rusyd
menjadi raja semua pikiran tidak ada
pendapat kecuali pendapatnya, dan
tidak ada kata-kata kecuali-katakatanya

Dia lebih dikenal dan dihargai di Eropa


Tengah daripada di Timur
(1) tulisan-tulisannya yang banyak jumlahnya
itu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan diedarkan serta dilestarikan, sedangkan
teknya yang asli dalam bahasa Arab dibakar
atau dilarang diterbitkan
(2) Eropa pada zaman Renaissance dengan
mudah menerima filsafat dan metode ilmiah
sebagaimana dianut oleh Ibnu Rusyd,
sedangkan di Timur ilmu dan filasafat mulai
kikorbankan demi berkembangnya gerakangerakan mistis dan keagamaan.

Ibnu Rusyd lebih terkenal sebagai


seorang filsuf yang bersebrangan
dengan Al-Ghazali, yang ditunjukkan
dalam bukunya Tahafutut-tahafut.
Sebagai pembela Aristoteles, Ibnu
Rusyd menolak prinsip ijraul-adat dari
Al-Ghazali, dan seperti Al-Farabi, dia
juga mengemukakan prinsip hukum
kausal dari Aristoteles

Karangan-karangan Ibnu Rusyd


dalam soal Filsafat:
Tahafutul-Tahafut
Risalah fi Taalluqi Ilmillahi an Adami Taalluqihi bilJuziyat
Tafsiruma badath-Tahbiat
Fashlul-Maqal fi ma Bainal-hikmah wasy-Syariah
Minal-Ittishal
Al-Kasyfu an Manahijil Adilah fi Aqaidi Ahlil Millah
Naqdu Nahariyat ibni Sina Anil-Mumkin Lidzatihi walMumkin Lighairihi
Risalah fil-Wujudil-Azali wal-Wujudil-Muaqqat
Risalah fil-Aqli wal-Maquili

Di dalam kitabnya, Fashul Maqal, Ibnu Rusyd


menandaskan bahwa logika harus dipakai sebagai
dasar segala penilaian tentang kebenaran.
Disamping itu Ibnu Rusyd juga mengritik pada
kelemahan akal manusia sendiri dalam memecahkan
masalah yang gaib dan aneh yang berhubungan
dengan agama.
Filsafat diwajibkan atau paling tidak dianjurkan
dalam agama (agama dalam pengertian ini dianggap
sama denan Syariah, terutama Islam) sebab
fungsi filsafat hanyalah membuat spekulasi atas
yang maujud dan memikirkannya selama membawa
kepada pengetahuan akan Sang Pencipta.

Al-Quran memerintahkan manusia untuk berpikir


(Itibar) dalam banyak ayatnya seperti: Berpikirlah,
wahai yang bisa melihat. Al-Itibar merupakan suatu
ungkapan Qurani yang berarti sesuatu yang lebih
dari sekadar spekulasi atau refleksi (nazar)
Agama sejalan dengan filsafat tujuan dan
tindakan filsafat sama dengan tujuan dan tindakan
agama jika yang tradisional itu (al-mangul)
ternyata bertentangan dengan yang rasional (almaqul), maka yang tradisional harus ditafsirkan
sedemikian rupa supaya selaras dengan yang
rasional.
Pokok tujuan syariat Islam yang sebenarnya
menurut Ibnu Rusyd ialah pengetahuan yang benar
dan amal perbuatan yang benar (al-ilmulhaq walamalul-haq).

Ibnu Rusyd bermaksud mengadakan


kompromi antara filsafat dan agama yang
sepintas saling berlawanan satu sama lain.
Aristoteles berpendapat bahwa jauhar
(substansi) pertama dari materi itu
menyebabkan adanya jauhar yang kedua
tanpa berhajat bantuan zat lain diluar dirinya
sebab dan akibat penciptaan dan amal
materi itu seterusnya terletak pada diri materi
itu sendiri.

Surat Hud ayat 7 yang artinya: dan


Allah itulah yang menjadikan beberapa
langit dan bumi dalam waktu enam
hari, dan arasy-Nya di atas air.--> teori
kabut dst)
Menurut Ibnu Rusyd sebab pertama
(prima causa) atau penggerak pertama
itulah yang disebut Tuhan.

Ibnu Rusyd menetapkan bahwa tiaptiap sesuatu mempunyai sebab (illat)


yang mempengaruhi apa yang datang
sesudahnya, dan yang terpengaruh
oleh apa yang ada sebelumnya,
danbegitu seterusnya sampai kepada
sebab yang pertama.

Menurut Ibnu rusyd, apabila kita


membaca Al-Quran dan memahaminya
benar-benar, akan nampak kepada kita
penunjukkannya kepada sifat kenabian,
sebab Al-Quran berisi pengetahuanpengetahuan gaib yang tidak dikenali
oleh Nabi Muhammada saw. Sebelum
menerima wahyu, dan susunan serta
gaya bahasanya tidak sama dengan
ragam bahasa selurh orang Arab

Antara karya besar yang pernah dihasilkan oleh Ibnu


Rusyd termasuk :
"Kulliyah fit-Thibb" yang mengandungi 16 jilid,
mengenai medis secara umum,
Mabadil Falsafah (Pengantar Ilmu Falsafah),
Tafsir Urjuza yang membicarakan medis dan tauhid,
Taslul, buku mengenai ilmu kalam,
Kasyful Adillah, yang mengungkap persoalan
falsafah dan agama,
Tahafatul Tahafut, ulasannya terhadap buku Imam AlGhazali yang berjudul Tahafatul Falaisafah, dan
Muwafaqatil Hikmah Wal Syari'a yang menyentuh
persamaan antara falsafah dengan agama.

Buku "Kulliyah fit-Thibb" telah diterjemahkan ke


dalam bahasa Latin pada tahun 1255 oleh Bonacosa,
orang Yahudi dari Padua.
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
judul General Rules of Medicine. Bidang falsafahnya,
telah mempengaruhi ahli falsafah Barat. Dua orang
ahli falsafah Eropah, yaitu Voltaire dan Rousseau
dikatakan bukan sekadar terpengaruh oleh falsafah
Ibnu Rusyd, tetapi memperolehi ilham dari karyanya.
Pemikiran Voltaire dan Rousseau telah mencetuskan
era Renaissance di Perancis sehingga merubah
wajah Eropah keseluruhannya sebagaimana yang
ada pada hari ini. Masyarakat Barat sebenarnya
terhutang budi kepada Ibnu Rusyd karena
pemikirannya, baik secara langsung ataupun tidak
langsung, telah mencetuskan revolusi di benua
Eropah.

Pemikirannya memungkinkan
masyarakat di sana keluar daripada
zaman kegelapan menuju era kemajuan
industri yang pesat. Hospital Les
Quinze-Vingt yang juga merupakan
hopital pertama di Paris didirikan oleh
Raja Louis IX berdasarkan model
hospital Sultan Nuruddin di Damsyik
yang metode medisnya meniru idea
dan pemikiran Ibnu Rusyd.

Berkaitan dengan penciptaan alam, Rusyd yang


menganut teori Kausalitas (hukum sebabakibat):setidaknya ada tiga dalil untuk
menjelaskan
teori itu, kata Rusyd, yaitu:

Pertama, dalil inayah yakni dalil yang


mengemukakan bahwa alam dan seluruh
kejadian yang ada di dalamnya, seperti siang
dan malam, matahari dan bulan, semuanya
menunjukkan adanya penciptaan yang teratur
dan rapi yang didasarkan atas ilmu dan
kebijaksanaan. Dalil ini mendorong orang untuk
melakukan penyelidikan dan penggalian yang
terus menerus sesuai dengan pandangan akal
fikirannya. Dalil ini pula yang akan membawa
kepada pengetahuan yang benar sesuai dengan
ketentuan Alquran.

Kedua, dalil ikhtira' yaitu asumsi yang menunjukkan


bahwa penciptaan alam dan makhluk di dalamnya
nampak jelas dalam gejala-gejala yang dimiliki makhluk
hidup. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup itu, kata
Rusyd, semakin tinggi pula berbagai macam kegiatan
dan pekerjaannya. Hal ini tidak terjadi secara kebetulan.
Sebab, bila terjadi secara kebetulan, tentu saja tingkatan
hidup tidak berbeda-beda. Ini menunjukkan adanya
pencipta yang mengatur kehidupan. Dalil ini sesuai
dengan syariat Islam, dimana banyak ayat yang
menunjukkan perintah untuk memikirkan seluruh
kejadian alam ini.
Ketiga, dalil gerak disebut juga dalil penggerak pertama
yang diambil dari Aristoteles. Dalil tersebut
mengungkapkan bahwa alam semesta bergerak dengan
suatu gerakan yang abadi, dan gerakan ini mengandung
adanya penggerak pertama yang tidak bergerak dan
berbenda, yaitu Tuhan.

Terlepas dari perbedaan itu, betapapun


Ibnu Rusyd telah mengajarkan kita
prinsip dan nilai-nilai beragama yang
rasional, toleran, dan ramah.
Pengalaman dan pelajaran yang baik di
masa lalu itu pula yang pernah
mengantarkan kejayaan Islam di abad
pertengahan.
Barat Terkagum Karya Rusyd
Pemikiran dan karya-karya Ibnu Rusdy
sampai ke dunia Barat melalui Ernest
Renan, seorang penulis dan sejarawan
asal Perancis. Renan, penulis biografi
Rusyd berjudul Averroes et j'averroisme
mengatakan, filosof Rusyd telah menulis
lebih dari 20 ribu halaman dalam
berbagai disiplin ilmu.

Apresiasi dunia Barat yang demikian


besar terhadap karya Rusyd, kata Alfred
Gillaume dalam "Warisan Islam",
menjadikan Rusyd lebih menjadi milik
Eropa dari pada milik Timur. "Averroisme
tetap merupakan faktor yang hidup
dalam pemikiran Eropa sampai kelahiran
ilmu pengetahuan eksperimental
modern," tulis Gillaume.
"Ibnu Rusyd adalah seorang rasionalis,
dan menyatakan berhak menundukkan
segala sesuatu kepada pertimbangan
akal, kecuali dogma-dogma keimanan
yang diwahyukan. Tetapi ia bukanlah
free thinker, atau seorang tak beriman,"
tulis Phillip K Hitti.

Ia melepaskan belenggu taklid dan


menganjurkan kebebasan berpikir ulas
pemikiran Aristoteles dengan cara bebas.
Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga
di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn
Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir.
Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang
dibawa gerakan Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di
Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M.
Buku-buku Ibn Rusyd dicetak di Venesia tahun
1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan
edisi lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan
1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan pada
abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan
Strasbourg, dan di awal abad ke 17 M di
Jenewa.

Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya


pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya
pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti
universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan
Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan
muslim.
Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke
negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas
yang sama. Universitas di Eropa adalah Universitas Paris
yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun
setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan
Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam
universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari
universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu
kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat
yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran al-Farabi,
Ibn Sina dan Ibn Rusyd.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa


yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada
abad ke-1 4 M. Berkembangnya pemikiran
Yunani di Eropa kali ini adalah melalui
terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari
dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam
bahasa Latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri
Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi
ia telah membidani gerakan-gerakan penting di
Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah:
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula
di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan
pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.

Ibnu Rusyd juga membahas masalah


kemasyarakatan masyarakat dibagi kepada dua
golongan: golongan elit yang terdiri daripada ahli
falsafah dan masyarakat awam.

Strata sosial ini merupakan awal mula pembahagian


masyarakat berdasarkan kelas seperti yang
dilakukan oleh ahli falsafah terkemudian, seperti
Karl Max dan mereka yang sealiran dengannya.

Ibnu Rusyd tidak diragukan lagi tokoh ilmuwan


Islam yang tiada tolok bandingannya. Malahan dalam
banyak hal, pemikiran Ibnu Rusyd jauh lebih besar
dan berpengaruh jika dibandingkan dengan ahli
falsafah yang pernah hidup sebelum zamannya
ataupun setelahnya

PELUANG EKONOMI SYARIAH DI


INDONESIA
Faktor sosial-budaya:
jumlah penduduk yang relatif sangat banyak
(lebih dari 220 juta)
Indonesia merupakan pangsa pasar yang
menjanjikan,
Taraf pendidikan pada tingkat rata-rata relatif
rendah lebih cocok dengan pola manajemen
syariah

PELUANG EKONOMI SYARIAH DI


INDONESIA:
Faktor agama
Mayoritas penduduk beragama Islam sehingga
sentimen normatif merupakan peluang yang
baik
Adanya kelompok fanatis terhadap norma
menjadi pasar yang khusus, sebagai konsumen
yang sangat loyal

PELUANG EKONOMI SYARIAH DI


INDONESIA:
Faktor ekonomi
tingkat pendapatan yang masih relatif rendah,
lebih pas dengan pola dan prinsip-prinsip
manajemen syariah
Manajemen syariah relatif lebih sederhana dan
cocok dengan kalangan ekonomi menengah
dan bawah

Lingkungan Ekonomi Islami:


Pertama, Memiliki pemahaman yang mendalam tentang misi dan visinya
(walaupun dalam skala yang berbeda) Mengetahui untuk apa dia
bergabung di dalamnya Tanggung jawab masing-masing.
Kedua, Disiplin terhadap aturan yang disepakati bersama Waktu,
tugas yang diemban, sasaran yang mau dicapai, dan lain sebagainya.


:s








.{ } .

"Rasulullah Saw. bersabda: "Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu. Seorang imam (ketua) adalah pemimpin, dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi
keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang wanita
(isteri) adalah pemimpin rumah tangga suaminya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang akan adalah pemimpin bagi harta ayahnya,
dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Setiap dari kalian adalah
pemimpin,dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian." (HR.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).

Lingkungan Ekonomi Islami

Ketiga, Keikhlasan melakukan suatu kewajiban


dengan maksimal atau yang terbaik dengan niat yang
bersih.

}.
:s

.{

"Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang jika
melakukan suatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, profesional, jelas dan
tuntas). (HR. Tharani).


:

.{2 : }.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2).

Firman Allah SWT




:
.{84 : }.

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
(QS. Al-Isra: 84).

:
.{69 : }.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Ankabut: 69).

Lingkungan Ekonomi Islami

Keempat, Kebersamaan. Tanpa nilai-nilai kebersamaan, seorang pegawai akan berpikir,


Yang penting melaksanakan tugas sendiri, tidak peduli dengan tugas orang lain.
Membangun kebersamaan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara: Ibadah
berjamaah, pelatihan bersama, rekreasi, menumbuhkan rasa empati dan simpati.


:
.{4 : }.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan


yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kelima, Pengorbanan. Seorang
(QS. Ash-Shaff:
manajer4).
harus berani berkorban, bukan

justru memanfaatkan organisasi itu. Artinya memanfaatkan kebodohan


karyawannya. Jika bawahannya tidak mengerti hal-hal yang semestinya
diketahui, sang manajer justru bersyukur.
Keenam, Kesejahteraan lahiriyyah maupun bathiniyyah yang relatif
memadahi.

Lingkungan Ekonomi Islami

LINGKUNGAN
Ekonomi
ISLAM

KESEJAHTERAAN
PEMAHAMAN DISIPLIN KEIKHLASANKEBERSAMAANPENGORBANAN

Pemimpin Yang Sukses Dalam Organisasi Ekonomi

Pertama, Pemimpin yang dicintai oleh bawahan


Kedua, pemimpin yang mampu menampung
aspirasi bawahannya.
:s

.{ } .


Rasulullah Saw. bersabda: Jika Allah bermaksud menjadikan seorang
pemimpin yang baik (berhasil), maka Allah akan menjadikan para
pembantunya itu adalah orang-orang yang jujur. Jika pemimpin itu lupa
(berbuat salah), maka pembantu tersebut mengingatkannya untuk
kembali kepada-Nya. (HR. Thabrani).

Pemimpin Yang Sukses Dalam Organisasi


Ekonomi:
Ketiga,

adalah pemimpin yang selalu bermusyarawah.


Seorang pemimpin selain harus siap menerima dan
mendapatkan tausiyah atau kritikan, pemimpin yang
sukses juga selalu bermusyawarah.
Keempat, adalah tegas dalam bersikap.
Kelima, menjadi suri tauladan dalam semua aspek
kehidupannya.

Pemimpin Yang Sukses Dalam Organisasi


Ekonomi (Governtment or Privat):
PEMIMPIN
YANG SUKSES
DICINTAI
BAWAHAN

MENAMPUNG
ASPIRASI

SELALU
MUSYAWARAH

BERSIKAP
TEGAS

MENJADI SURI

TAULADAN

CORPORASI YANG KUAT


Corporasi yang kuat secara internal harus pula didukung dengan
upaya yang bersifat eksternal, antara lain dengan membangun
jaringan yang kuat (nerwork). Dalam bahasa agama, membangun
jaringan ini sama dengan membangun silaturrahim, yang ujungnya
berakibat pada dua hal, yaitu memperpanjang umur (usia) dan
memudahkan rizki.


:s
.{ } .
Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa yang ingin rizkinya diperluas dan diperpanjang
umur (usia)nya (oleh Allah), maka hubungkanlah tali silaturrahim. (HR. Bukhari).

:s
.{ } .

Rasulullah Saw. bersabda: Kenalilah orang-orang yang satu nasab (memiliki hubungan
persaudaraan berdasarkan hubungan darah) dengan kalian, kemudian sambungkanlah tali
silaturrahim (persaudaraan) itu. Sesungguhnya menyambung tali silaturrahim adalah melahirkan
kecintaan antar keluarga, mempengaruhi harta dan memperpanjang umur (usia). (HR. Tirmidzi).

Firman Allah SWT


Jaringan Yang Kuat Sinergi, taawun dan koordinasi.
...

... :
.{2 :}
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah: 2).

:


.{71 : }.

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..
(QS. At-Taubah: 71).

Ciri-ciri ekonomi Islam:

bagian dari system secara menyeluruh terkait erat


dengan akidah dan syariah. Disini terdapat aspek-aspek
normative tidak seperti perekonomian kapitalis atau
sosialis yang terlepas dari alam transenden, misalnya:
Adam Smith mengatakan invisible hand itu bukan tangan
malaikat tapi mekanisme harga.
punya cita-cita luhur
menjaga equilibrium antara individu dan masyarakat.
Dalam kapitalis individu merupakan poros (sentral) dan
tujuan dari system ekonomi yang ada sehingga individu
didahulukan dari kepentingan keseluruhan (leise fire dan
leise aller) sehingga menimbulkan dampak disparitas
pendapatan, pengangguran.

outline
Introduction
Muslims contribution on GNP
7 deadly obstacles of national development
Urgency of new management paradigm for
growth
Shariah solution

Case study of character building (morality/discipline)


Case study on financial stability

KONDISI
EKONOMI INDONESIA

12,1 %

58% GNP ---Konglomerat


24% GNP ---158 BUMN

87,9 % Muslim

10% GNP ---Koperasi & Sektor Formal


8% GNP ---33,5 juta Usaha Kecil

Piramida Penduduk

Piramida Penguasaan
Asset Produktif (GNP)

3 Fenomena Besar
Pembangunan Bangsa

Lokal
UU

no 22/99 ttg otonomi daerah


UU no 25/99 ttg perimbangan anggaran pusat daerah

Nasional
Transformasi

dari Centralistic bureaucratic ke


democratic accommodative

Regional Global
Dari

local orientation ke global cosmopolitan


orientation

Reorientasi Management
Korporasi

Bureaucratic Monopolistic Management ke


Entrepreneurial- Competitive management
Entrepreneurial management adalah
manajemen yg jeli dan slalu berfikir keras untuk
memanfaatkan peluang yg muncul untuk
meningkatkan EVA economic value added untul
segenap stakeholders yang diridhoi aAlah SWT

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

High

cost economy

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Legal

uncertainty

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Currency

Volatility

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Poor

infrastructure

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Lack

of security

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Political

instability

(lack of political vision and


determination)

7 Deadly developmental
obstacles of Indonesia

Poor

quality of
human resources

Shariah
and
New Economic
Paradigm

Quran

Prophetic
traditions

Dzikr
Dua
Tafakkur

Pillars of
beliefs

Sources
Asmaul
Husna

Pillars of
Islam
Wisdoms of
Scholars
Through
centuries

Hajj

Zakah

Fasting in Ramadhan

5 Times Prayers

Shahadatain

Jumlah BLBI 1997 s/d 2000

1998

177 Trilyun

1999 2000

650 Trilyun

APBN RI 1998/1999 : 263,8 Trilyun


.

1999/2000 : 218,2 Trilyun

Anda mungkin juga menyukai