Anda di halaman 1dari 34

Sejarah Pemikiran Ekonomi

Islam
Oleh : Jaharuddin, SE, ME
Komparasi sejarah pemikiran ekonomi dunia Islam dan
Barat (1)
Plato, Aristoteles, Xenaphon,
dll: Mengecam Penggunaan Abad 2-4 SM
uang, ekonomi rumah tangga

Bibel : Etika dan Moralitas Awal MASEHI


bisnis, riba, dll
Abad ke 7 M
Qur’an dan Hadist : sumber hukum tertinggi,
pedoman Hidup Lengkap

Abad 7 – 11M = Fase Dasar


Abu Yusuf (798) : keuangan negara, Perpajakan,
mekanisme harga, peranan negara, pernan pasar
Muh Bin Hasan (750) : Pentingnya perdagangan,
pertanian, industri, partnership, mudharabah,
teori konsumsi, dll
Abu Ubaid : Keuangan Publik
Abad 10 Junaid Baghdadi : spritualitas ekonomi, etika
ekonomi
Ibnu Miskawaih: Peranan pertukaran, uang,
stabilitas emas dan moneter
Mawardi : Mekanisme Pasar, peranan
pengawasan pasar, tanah
Abad 13 scholastik
St Thomas : mengutuk bunga
dan menganggapnya dosa
Komparasi sejarah pemikiran ekonomi dunia Islam dan
Barat (2)
Abad 11 – 15 Fase kedua
Abad 13 scholastik
Al Ghazali (1111) : Perilaku Ekonomi, mekanisme
St Thomas : mengutuk bunga
pasar, stabilitas uang dan emas, elastisitas
da menganggapnya dosa
permintaan, specialisasi, perdagangan, dll
Ibnu taimiyah (1328( : Mekanisme dan konsep
harga, mekanisme pasar bebas, peranan
pemerintah, beban pajak, uang dll
Ibn Khaldun (1404) : pembagian kerja, uang dan
harga produksi dan distribusi, perdagangan
internasional, siklus perdagangan, pertumbuhan,
pemerataan, kependudukan, keuangan publik. Dll
Abad 16 – 18 Merkantilisme Nasirrudin Tusi (1442): Political economy,
Jean Bodin : Hubungan uang, peranan tabungan, perilaku konsumsi
harga, monopoli
Thomas Mum : manfaat dagang,
menjual>mengkonsumsi
David Hume : Hubungan uang-
harga

Abad 17 – 18 Phsiokrasi
Laizzez Faire, laizzez Passer
Quesnay : Perekonomian sistem
yang analog dengan kehidupan
biologis manusi
Komparasi sejarah pemikiran ekonomi dunia Islam dan
Barat (3)
Abad 16 – 19 Fase ketiga
Abad 18 – 19 Klasik
Shah Waliullah (1762)
Adam Smith, 1776
Relasi ekonomi sosial, larangan judi, spekulasi-
Tonggak Modern ekonomi,
riba, distribusi sumber daya alam, perpajakan,
kemakmuran tergantung
teori perilaku konsumsi
produktivitas, manusia self interest,
Muhammad Iqbal (1873 – 1938)
mekanisme pasar bebas, teori nilai,
Kritik kapitalisme-sosialisme, tugas negara dan
pembagian tenaga kerja, dll
zakat
R Malthus, 1798
Disekuibilirium pertumbuhan
penduduk – pangan, kontrol populasi
David Ricardo, 1817
Distribusi Kekayaan, keunggulan
komparatif, analisis marjinal
JB Say, 1832
Keseimbangan demand – supply
J Stuart Mill, 1873
Abad 19
Elastisitas Permintaan
Pemikiran Ekonomi dari Timur
(Islam) ke Barat
• Pemikiran para sarjana muslim ternyata banyak yang
mirip, sejalan, atau bahkan sama dengan pemikiran
ekonom-ekonom barat yang datangnya beratus-ratus
tahun kemudian. Indikasi apakah hal ini?
• Terdapat beberapa kemungkinan jawaban, antara lain:
– Terjadi dua kebetulan yang sama, yaitu kebetulan
diantara sarjana muslim dengan para ekonom barat
punya pemikiran dan ide yang sama
– Pemikir-pemikir Barat secara langsung dan tidak
langsung sangat dipengaruhi oleh pemikiran dari para
sarjana muslim
– Pemikir-pemikir Barat melakukan plagiasi/penjiplakan
terhadap karya-karya para sarjana muslim
Kebudayaan Islam Eropa
(Nakosteen, 1994, Ghazarfan, 2004)

• Kebudayaan dan ilmu pengetahuan Islam tersebut mencapai eropa melalui


beberapa saluran :
1. Melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari eropa Barat yang belajar di sekolah-
sekolah tinggi dan universitas-universitas spanyol dan timur tenggah
2. Melalui terjemahan-terjemahan karya-karya muslim dari sumber-sumber bahasa arab,
terutama ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Catalonia atau Latin
3. Melalui andalusia, dimana kaum muslimin telah menetap dinegeri ini sekitar delapan
abad lamanya. Kebudayaan Islam di andalusia mengalami perkembangan pesat di
berbagai pusat kota, misalnya cordova, sevila, granada, dan Toledo
4. Melalui sisilia, kaum muslimin menundukkan sisilia pada masa akhir lewat tangan
dinasti aghlabiyah yang berkuasa dikawasan tunis dan aljazair. Penggal pertama abad
ke 3 H/10 M. setelah sebelumnya sisilia menjadi pangkalan pasukan Romawi dalam
melakukan penyerangan terhadap kawasan yang dikuasai kaum muslimin.
5. Melalui perang Salib, menetapnya pasukan salib dalam waktu yang salama di dunia
Islam, antara abad 5 – 7 H / 12 – 14 M membuat mereka berhubungan dengan
berbagai aspek kebudayaan Islam
6. Melalui perdagangan antar Barat dan Timur lewat Mesir. Hal ini terjadi sejak dinasti
Fathimiyah berkuasa dinegeri itu dan menjadikannya sebagian pusat politik,
perdagangan dan budaya. Yang menopang kebudayaan Islam ke eropa lewat mesir
adalah kota-kota besar seperti Pisa, Genoa, Venesia, Napoli dan Firenza yang
memiliki hubungan perdagangan yang aktif dengan negara Mesir
Pemikiran Ekonomi Islam
• Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu
pengetahuan modern baru muncul tahun
1970-an, tetapi pemikiran tentang ekonomi
Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan
melalui Nabi Muhammad SAW
• Karena rujukan utama pemikiran ekonomi
Islami adalah al-Qur’an dan hadis, maka
pemikiran ekonomi ini munculnya juga
bersamaan dengan diturunkannya al-Qur’an
dan masa kehidupan Rasulullah SAW pada
abad akhir 6M hingga awal abad 7M
Perekonomian di Masa Rasulullah
(571-632M)
• Kehidupan Rasulullah SAW dan masyarakat muslim di masa beliau adalah
teladan yang paling baik implementasi Islam, termasuk dalam bidang
ekonomi
• Yang dimaksud perekonomian Rasulullah di sini adalah pada masa Madinah,
karena pada periode Makkah masyarakat muslim belum sempat membangun
perekonomian, sebab masa Makkah penuh dengan perjuangan untuk
mempertahankan diri dari intimidasi orang-orang Quraisy
• Karakter umum dari perekonomian masa ini adalah KOMITMENNYA YANG
TINGGI TERHADAP ETIKA DAN NORMA, SERTA PERHATIANNYA YANG
BESAR TERHADAP KEADILAN DAN PEMERATAAN KEKAYAAN.
• Mata pencaharian utama mayoritas penduduk Madinah adalah berdagang,
sebagian yang lain bertani, beternak dan berkebun
• Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan anshar sehingga dengan
sendirinya terjadi distribusi kekayaan.
• Kebijakan ini sangat penting sebagai strategi awal pembangunan Madinah.
Selanjutnya untuk memutar roda perekonomian, Rasulullah mendorong
kerjasama usaha diantara anggota masyarakat (misalnya muzaraah,
mudharabah, muzaqah, dll)
Langkah Ekonomi pada masa
Madinah
Rasulullah juga membentuk
Baitul Mall sebuah institusi yang
bertindak sebagai pengelola
keuangan negara

Mempersaudarakan
Mendirikan Al Mendirikan Baitul
kaum Muhajirin
Hisbah Maal
dan Anshar

Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan


Untuk menjaga agar mekanisme pasar anshar sehingga dengan sendirinya terjadi
tetap berada dalam bingkai etika dan distribusi kekayaan.
moralitas Islam, rasulullah mendirikan Kebijakan ini sangat penting sebagai strategi awal
al Hisbah, yaitu institusi yang bertugas pembangunan Madinah. Selanjutnya untuk
sebagai pengawas pasar (market memutar roda perekonomian, Rasulullah
mendorong kerjasama usaha diantara anggota
controller)
masyarakat.
Sumber – Sumber Pendapatan pada
Masa Rasulullah SAW

Ushr : pajak yg dikumpulkan dari hasil perdagangan dan bisnis yang dilakukanoleh warga negara di
negara Islam. Amwal Fadila : Nawaib: Khumus :
Pengeluaran Negara
Perekonomian di Masa
Khulafaurrasyidin
• Para khulafurrasyidin adalah penerus
kepemimpinan nabi Muhammad SAW,
karenanya kebijakan Mereka tentang
perekonomian pada dasarnya adalah
melanjutkan dasar-dasar yang dibangun
Rasulullah SAW
Perekonomian Masa Khalifah ke 1:
Abu Bakar as shiddiq (537 – 634 M)
• Banyak menemui permasalahan dalam pengumpulan
zakat, sebab mulai muncul orang-orang yang enggan
membayar zakat
• Membangun lagi baitul Maal dan meneruskan sistem
pendistribusian harta untuk rakyat sebagaimana pada
masa Rasulullah SAW
• Mempelopori sistem penggajian bagi aparat negara,
misalnya untuk khalifah sendiri digaji amat sedikit,
yaitu 2,5 atau 2,75 dirham setiap hari hanya dari baitul
Maal
• Tunjangan tersebut kurang mencukupi sehingga
ditetapkan 2000 atau 2500 dirham dan menurut
keterangan lain 6.000 dirham per tahun
Perekonomian Masa Khalifah ke 2:
Umar bin Khattab (584 – 644 M)
• Dipandang yang paling banyak melakukan inovasi dalam perekonomian
• Menyadari pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian, karenanya ia
mengambil langkah-langkah besar pengembangan bidang ini, seperti:
– Menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat yang bersedia
menggarapnya, namun jika gagal mengelolanya selama 3 tahun maka
pengarap kehilangan hak kepemilikannya atas tanah tersebut
– Saluran terbentang hingga didaerah-daerah taklukan
– Sebuah departemen besar didirikan untuk membangun waduk-waduk, tangki-
tangki, kanal-kanal dan pintu-pintu air serba guna kelancaran dan distribusi air
• Hukum perdagangan mengalami penyempurnaan guna menciptakan
perekonomian yang sehat, dengan mengurangi beban pajak terhadap
beberapa barang
• Memperlancar arus pemasukan bahan makanan ke kota-kota
• Dibangun pasar-pasar termasuk di daerah pedalaman
Perekonomian Masa Khalifah ke 2:
Umar bin Khattab (584 – 644 M)
• Membangun baitul maal yg reguler dan permanen di ibu kota,
kemudian dibangun cabang-cabang dan di ibu kota provinsi
• Baitul Maal juga bertugas sebagai pelaksana kebijakan fiskal
dan khalifah adalah yang berkuasa penuh atas dana tersebut
• Membangun Diwan Islam yang pertama, yang disebut al-
Diwan adalah sebuah kantor yang ditujukan untuk membayar
tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiun serta
tunjangan lainnya dalam basis yang reguler dan tepat
• Menunjuk sebuah komite yg terdiri dari Nassab ternama untuk
membuat laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan
tingkat kepentingan dan kelasnya
• Menurut Abu Yusus dalam kitabnya al-kharaj laporan tersebut
disusun sebagai berikut:
Pengeluaran untuk Tunjangan 1
Perekonomian Masa Khalifah ke 3:
Usman bin Affan (577-656 M)
• Perekonomin semakin rumit, sejalan dengan semakin luasnya wilayah negara
Islam
• Pemasukan negara semakin besar
• Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan
keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi
kepolisian tetap
• Memenangkan peperangan laut yang hebat ketika Byzantium memasuki
Mesir
• Kaum Muslimin membangun supremasi kelautan di wilayah Mediterania,
Leodicea dan wilayah semenanjung Syria, tripoli dan barca di Africa utara
menjadi pelabuhan pertama negara Islam
• Komposisi kelas sosial dialam masyarakat berubah cepat yang kemudian juga
menimbulkan berbagai permasalahan sosial politik yang berbuah konflik
• Tidak mudah mengakomodasi orang kota yang cepat kaya karena adanya
peluang-peluang baru yang terbuka menyusul ditaklukkannya provinsi-
provinsi baru
Perekonomian Masa Khalifah ke 4:
Ali bin Abi Thalib (600 – 661M)
• Terkenal sangat sederhana
• Mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah luas,
tetapi banyak potensi konflik dari khalifah sebelumnya
• Khalifah harus mengelola perrekonomian secara hati-
hati
• Ia secara sukarela menarik dirinya dari daftar penerima
dana bantuan baitul maal, bahkan menurut yang
lainnya dia memberikan 5000 dirham setiap tahunnya
• Sangat ketat dalam menjalankan keuangan negara
• Karya monumentalnya adalah pencetakan mata uang
sendiri atas nama pemerintahan Islam dimana
sebelumnya kekhalifahan Islam mengunakan uang dinar
dari Romawi dan dirham dari Persia
Pemikiran Ekonomi Islam

Periode Pertama / Fondasi (masa Awal Islam – 1058M)


Periode ke dua (1058 – 1446 M)
Abu Hanifah
Abu Yusuf Periode ketiga (1446 – 1932 M)
Muhammad bin al Hasan Al Ghazali
al shaybani Ibn Taimiyah Periode Kontemporer
Abu Ubayd al Qasim ibn Ibn Khaldun Shah Waliullah
Sallam Nasiruddin Tusi Muhammad Iqbal
Harith bin Asad al
Muhasibi
Ibn Miskwaih
Mawardi
Periode Pertama/Fondasi
(Masa awal Islam – 1058)
a. Abu Hanifa (699 – 767 M)
• Salam yaitu suatu bentuk transaksi dimana antara pihak
penjual dan pembeli sepakat bila barang yang dibeli
dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu
kontrak disepakati
• Mengkritisi prosedur kontrak yang tidak rinci karena
menimbulkan perselisihan, dia merincikannya
• Dalam murabahah % kenaikan harga didasarkana tas
kesepakatan antara penjual dan pembeli terhadap harga
pembelian yang pembayarannya diangsur
• Tidak membebaskan perhiasan dari zakat dan akan
membebaskan zakat bagi pemilik harta yang dililit hutang
• Tidak memperbolehkan pembagian hasil panen
(muzara’ah) dari penggarap kepada pemilik tanah dalam
kasus tanah yang tidak menghasilkan apapun
Periode Pertama/Fondasi
(Masa awal Islam – 1058)
b. Abu Yusuf (731 – 798 M)
– Kitabnya al kharaj banyak membahas ekonomi publik, khusunya
tentang perpajakan dan peran negara dalam pembangunan ekonomi
– Tasarruf al imam ‘ala ra’iyyah manutun bi al mashlahah (setiap
tindakan pemerintah yang berkaitan dengan rakyat senantiasa terkait
dengan kemaslahatan mereka)
– Sangat menantang pajak atas tanah pertanian dan mengusulkan
penggantian sistem pajak tetap (lum sum system) atas tanah menjadi
sistem pajak proporsional atas hasil pertanian
– Membahas teknik dan sistem pemungutan pajak, serta perlunya
sentralisasi pengambilan keputusan dalam administrasi perpajakan
c. Muhammad bin Al Hasan al shaybani (750 – 804)
– Perilaku konsumsi ideal seorang muslim menurutnya adalah sederhana,
suka memberikan derma, tetapi tidak suka meminta-minta
– Menulis konsep-konsep berbagai bentuk transaksi/kerjasama usaha
dalam bisnis, seperti salam, sharikah dan mudharabah
Periode Pertama/Fondasi
(Masa awal Islam – 1058)
d. Abu Ubayd al-qasim Ibn Sallam (838M)
– Bukunya al amwal, membahas keuangan publik/kebijakan fiskal secara
komprehensif
– Didalamnya membahas secara mendalam tentang hak dan kewajiban
negara, pengumpulan dan penyaluran zakat, khums, kharaj, fay dan
berbagai sumber penerimaan negara lainnya
e. Harith bin asad al-Muhasibi (859M)
– Bukunya berjudul al-makasib, membahas cara-cara memperoleh
pendapatan sebagai mata pencaharian melalui perdagangan, industri dan
kegiatan ekonomi produktif lainnya
– Buku ini juga membahasa etika perdagangan
f. Ibn Miskwaih (1030M)
– Bukunya tahdib al-akhlaq membahas tataran filosofi etis dalam upaya
untuk mensintesiskan pandangan-pandangan aristoteles dengan ajaran
Islam
– Juga membahas tentang pertukaran barang dan jasa serta peranan
uang. Juga membahas kelebihan uang emas (dinar).
Periode Pertama/Fondasi
(Masa awal Islam – 1058)
g. Mawardi (1058 M)
– Bukunya al-ahkam al sulthoniyah berisi
tentang pemerintahan dan administrasi,
kewajiban pemerintah, penerimaan dan
pengeluaran negara, dll
– buku Adab al-din wa’I dunya membahas
perilaku ekonomi muslim secara individual.
Periode kedua (1058-1446 M)
a. Al Ghazali (1055-111 M)
– Bahasan tentang ekonomi dapat ditemukan dalam karya monumentalnya ihya
‘ulum al din, usul al fiqh, al mustafa, mizan al amal dan al tibr al masbuk fi
nasihat al-muluk.
– Al ghazali membagi manusia kedalam 3 kategori:
1. Orang yang kegiatan hidupnya sedemikian rupa sehingga melupakan
tujuan-tujuan akhirat, golongan ini akan celaka
2. Orang yang sangat mementingkan tujuan-tujuan akhirat daripada duniawi,
golongan ini akan beruntung
3. Golongan pertengahan/kebanyakan orang, yaitu mereka yang kegiatan
duniawinya sejalan dengan tujuan-tujuan akhirat
– Uang sebagai cermin, cermin tidak punya warna, namun dapat merefleksikan
semua warna
– Jadi, uang tidak punya harga namun dapat merefleksikan semua harga. Uang
bukanlah komoditas sehingga tidak dapat diperjual belikan. Memperjualbelikan
uang ibarat mmenjarakan uang, sebab hal ini akan mengurangi jumlah uang
yang berfungsi sebagai alat tukar. Uang dapat saja tidak terbuat dari emas atau
perak, misalnya uang kertas, tetapi pemerintah wajib menyatakannya sebagai
alat pembayaran yang resmi
– Ia menyatakan bahwa pemalsuan uang (maghsyusy) sangat berbahaya karena
dampaknya yang berantai, bahkan lebih berbahaya daripa pencurian uang
Periode kedua (1058-1446 M)
b. Ibn Taimiyah (1263 – 1328 M)
– Dalam bukunya al hisbah fi’l Islam dan al siyasah al-
shar’iyah fi islah al ra’I wa’l ra’iyah (legal policies to
reform the rulers and the ruled) ia banyak membahas
problema ekonomi yang dihadapi saat itu, baik dalam
tinjauan sosial maupun hukum (fiqh) islam
– Ibn Taimiyah telah membahas pentingnya suatu
persaingan dalam pasar bebas (free market), peranan
“market supervisor” dan lingkup dari peranan negara
– Negara harus mengimplementasikan aturan main yang
islami sehingga produsen, pedagang dan para agen
ekonomi lainnya dapat melakukan transaksi secara jujur
dan fair
– Negara bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need) dari rakyatnya
Periode kedua (1058-1446 M)
c. Ibn Khaldun (1332 – 1404 M)
– Dalam bukunya muqadimah ibn khaldun
memberikan bahasan yang luas terhadap teori
nilai, pembagian kerja dan perdagangan
internasional, hukum permintaan dan
penawaran, konsumsi, produksi, uang, siklus
perdagangan, keuangan publik, dan beberapa
bahasan makro ekonomi lainnya
Ide Ibn Khaldun Ekonom Barat
Ibn Khaldun Ekonom Barat
Menekankan oentingnya demand side economics Keynesian : untuk mencegah
khususnya pengeluaan pemerintah kemerosotan bisnis dan
menjaga pertumbuhan
ekonomi, pajak harus dikurangi
dan pemerintah harus
meningkatkan pengeluarannya
untuk merangsang ekonomi
Penduduk merupakan faktor penting yang mendorong Inilah teori yg sekarang dipakai
perdagangan internasional, jumlah penduduk banyak di perdagangan internasional
akan mendorong specialisasi TK yg menyebabkan surplus modern
perdagangan
Emas dan peran memiliki fungsi penting dalam Merkantilisme
perekonomian, sebagaimana ia nyatakan “tuhan telah
menciptakan dua logam mulia, emas dan perak, yang
dapat digunakan untuk mengukur nilai dari berbagai
komoditas. Logam-logam ini juga biasa digunakan oleh
manusiauntuk alat menyimpan kekayaan atau benda
berharga. Meskipun manusia kadang menyimpan benda-
benda lain, tetapi biasanya juga dimaksudkan untuk
memperoleh emas dan perak.
Periode kedua (1058-1446 M)
d. Nasiruddin Tusi (1093M)
– Karyanya dalam bidang ekonomi terutama dalam kitabnya yang
berjudul akhlaq e-nasiri (nasirian ethics)
– Tusi menyebut ekonomi sebagai political economy, sebagaimana
terungkap dari kata siyasah e-mudun yaitu siyasah (politik) dan mudun
(kota dan struktur perekonomiannya)
– Ia menyatakan bahwa specialisasi dan pembagian tenaga kerja telah
menciptakan surplus ekonomi sehingga memungkinkan terciptanya
kerjasama dalam masyarakat untuk saling menyediakan baang/jasa
kebutuhan hidup.
– Tusi sangat menekankan pentingnya tabungan dan mengutuk konsumsi
yang berlebihan serta pengeluaran-pengeluaran untuk aset-aset yang
tidak produktif, seperti perhiasan dan penimbunan tanah tidak
produktif
– Ia memandang pembangunan ekonomi penting sebagai fondasi
pembangunan ekonomi
– Ia juga merekomendasikan pengurangan pajak
Periode Ketiga(1446 – 1932M)
a. Shah Waliullah (1703 – 1762)
• Bukunya berjudul Hujjatullah al Baligha, banyak menjelaskan
rasionalitas dari aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan
pembangunan masyarakat
• Dia menekankan perlunya pembagian faktor-faktor ekonomi
yang bersifat alamiah secara lebih merata, misalnya tanah
• Sesungguhnya semua tanah sebagaimana mesjid atau tempat
peristirahatan diberikan wayfares (musafir). Benda-benda
tersebut dibagi berdasarkan prinsip yang pertama datang dapat
memanfaatkannya (first come first served. Kepemilikan terhadap
tanah akan berarti jika orang lebih dapat memanfaatkannya dari
pada orang lain.
• Dua faktor utama menyebabkan pertumbuhan ekonomi:
1. Keuangan negara dibebani dengan berbagai pengeluaran yang tidak
produktif
2. Pajak yang dibebankan kepada pelaku ekonomi terlalu berat sehingga
menurunkan semangat berekonomi
Periode Ketiga(1446 – 1932M)
b. Muhammad Iqbal (1873-1938 M)
– Pemikirannya memang tidak berkisar tentang hal-hal teknis
dalam ekonomi, tetapi lebih kepada konsep-konsep umum yang
mendasar
– Dalam karyanya puisi dari timur , ia menunjukkan tanggapan
Islam terhadap kapitalisme dan reaksi ekstreem dari komunisme
– Semangat kapitaliseme yaitu memupuk kapital/materi sebagai
nilai dasar sistem ini, bertentangan dengan semangat Islam.
Demikian pula semangat komunisme yang banyak melakukan
paksaan kepada masyarakat juga bertentangan dengan nilai-nilai
islam
– Keadailan sosial merupakan spek yang mendapat perhatian
besar dari iqbal, dan ia menyatakan bahwa negara memiliki
tugas yang besar untuk mewujudkan keadilan sosial ini.
Periode Kontemporer
(1930 – sekarang)
• Era ini merupkan masa kebangkitan kembali
intelektualitas di dunia Islam
• Zarqa (1980) membagi topik kajian dari para
ekonom d masa ini menjadi tiga kelompok tema,
yaitu :
– Perbandingan sistem ekonomi Islam dengan sistem
ekonomi lainnya, khususnya kapitalisme dan sosialisme
– Kritik terhadap sistem-sistem ekonomi konvensional,
baik dalam tataran filosofi maupun praktikal
– Pembahasan yang mendalam tentang ekonomi Islam
itu sendiri, baik secara mikro maupun Makro
Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Islam
Fase Pertama Fase Kedua

•Pertengahan 1930-an banyak muncul analisis •Pada tahun 1970-an banyak ekonom muslim
masalah ekonomi sosial dari persfektif Islam yang berjuang keras mengembankan aspek
sebagai wujud kepedulian terhadap dunia tertentu dari ilmu ekonomi Islam, terutama
Islam yang secara umum dikuasai oleh dari sisi moneter. Mereka banyak
negara-negara barat. Meskipun kebanyakan mengetengahkan pembahasan tentang bunga
analisis ini berasal dari para ulama yang tidak dan riba dan mulai menawarkan alternatif
memiliki pendidikan formal bidang ekonomi, penganti bunga
namun langkah mereka telah membuka •Konfrensi internasional pertama diadakan di
kesadaran baru tentang perlunya perhatian Makkah, saudi Arabia pada tahun 1976,
yang serius terhadap masalah sosial ekonomi disusul koferensi internasional tentang islam
dan tata ekonomi internasional baru di
london, inggris pada tahun 1977. sejak itu
banyak karya tulis yang dihasilkan dalam
wujud makalah, jurnal ilmiah hingga buku,
baik yang di presentasikan dalam pertemuan-
pertemuan internasional tersebut maupun
yang diterbitkan secara khusus.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Islam
Fase Ketiga Fase Keempat

•Perkembangan pemikiran ekonomi selama •Pada saat ini perkembangan ekonomi islam
satu setengah dekade terakhir menandai fase sedang menuju kepada sebuah pembahasan
ke tiga dimana banyak berisi upaya-upaya yang lebih integral dan konferhensif terhadap
praktikal- operasional bagi realisasi perbankan teori dan praktek ekonomi islam. Adanya
tanpa bunga baik disektor publik maupun berbagai keguncangan dalam sistem ekonomi
swasta. Bank-bank tanpa bunga banyak konvesional yaitu kapitalisme dan sosialisme
didirikan, baik dinegara-negara muslim menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang
maupun di negara-negara non muslim, bagi implementasi ekonomi islam. Dari sisi
misalnya dieropa dan amerika. Dengan teori dan konsep yang terpenting adalah
berbagai kelemahan dan kekurangan atas membangun sebuah kerangka ilmu ekonomi
konsep bank tanpa bunga yang digagas oleh yang menyeluruh dan menyatu, baik dari
para ekonomi muslim dan karenanya terus aspek mikro maupun makro ekonomi.
disempurnakan langkah ii menunjukkan Berbagai metode ilmiah yang baku banyak
kekuatan riil dan keniscayaan dari sebuah ydiaplikasikan disini. Dari sisi praktikal adalah
teori keuangan tanpa bunga bagaimana kinerja lembaga ekonomi yang
ada (misalnya bank tanpa bunga) dapat
berjalan baik dengan menunjukkan segala
keunggulannya, serta perlunya upaya yang
berkesinambungan untuk mengaplikasikan
teori ekonomi islam
Rangkuman
1. Ekonomi islam pada dasarnya muncul pertama kali bersamaan
dengan lahirnya ajaran Islam pada abad ke-7M karena ajaran Islam
tidak hanya memberikan panduan ritual, namun juga dalam
kehidupan bermasyarakat termasuk dalam aktivitas ekonomi
2. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan
praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad SAW, dan para
sahabatnya serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman.
Diversifikasi praktik ekonomi yang dilakukan masyarakat muslim
setelah masa Muhammad SAW bisa dianggap sebagai acuan sejarah
ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam
3. Great gap selama lebih 500-an tahun dalam sejarah pemikiran
ekonomi pada dark age di Barat sebagaimana disinyalir oleh
Schumpeter pada dasarnya bisa terungkap dengan memperhatikan
kejadian didunia Islam. Pada masa tersebut dunia Islam justru
mencapai masa kegemilangan dimana banyak terdapat pemikiran
ekonomi yang cemerlang

Anda mungkin juga menyukai