Oleh:
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Departementalisasi
Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur yang cermat perlu dilakukan
departementalisasi, yaitu proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang digunakan
untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaaan menjadi satu kelompok dalam suatu
organisasi. Terdapat beberapa macam departementalisasi, yaitu:
1. Departementalisasi fungsional
Departementalisasi fungsional, mengelompokkan sejumlah pekerjaan
berdasarkan fungsi yang dilaksanakan. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi- fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai
manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. pendekatan fungsional
mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik
antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Kebaikannya:
Kelemahannya:
Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh
setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta
implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan
organisme, pertumbuhan dan kemunduran setiap organisasi terutama disebabkan oleh
dua faktor, yaitu fleksibilitas dalam merespon setiap perubahan lingkungan dan
kekakuan (controllability) dalam merespon setiap perubahan (Adizes, 1996).
Setiap tahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan
kesulitan atau masalah yang memerlukan penanganan baik secara internal maupun
intervensi dari pihak luar (eksternal). Tahapan perkembangan organisasi sendiri
sebenarnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif (Adizes, 1999). Oleh karena itu,
pemahaman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasi memberikan
kemampuan kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif dan
menyongsong persoalan-persoalan organisasi di masa datang, atau jika tidak mampu,
bagaimana sebisa mungkin menghindari masalah-masalah tersebut.
Ada tiga unsur yang memepunyai kaitan dengan desain pekerjaan, yaitu :
1. Unsur organisasi
Unsur organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang
efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan‐pekerjaan karyawan.
Dalam mananjemen ilmiah yang dikemukakan oleh Fredric Winslow Taylor
telah menetapkan adanya studi yang menyoroti tentang perilaku karyawan di
dalam pelaksanaan kerja. Studinya dinamakan Studi gerak dan waktu (Time
and motion study). Dengan adanya efisinsi di dalam pelaksanaan kerja akan
menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan.
Karyawan melakukan pekerjaan secara kontinyu menyebabkan dia menjadi
terspesialisasi, yang selanjutnya dapat memperoleh output lebih tinggi. Adapun tiga
unsur organisasi yang mempengaruhi desain pekerjaan organisasi, yaitu :
1) Pendekatan mekanik, berupaya mengidentifikasikan setiap tugas dalam
suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil
pengumpulan identifikasi tuga kerja, ini akan menentukan spesialisasi.
Pendekatan ini lebih menekankan pada factor efesiensi waktu, tenaga, biaya,
dan latihan.
2) Aliran kerja, ini dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaan.
3) Praktek‐praktek kerja, yaitu cara pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini
bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau
kontrak kotak serikat kerja karyawan, kesepakatan bersama.
2. Unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya
tenaga kerja potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan‐pengharapan sosial, yaitu
dengan tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup
yang layak.
3. Unsur Perilaku
1) Otonomi, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, disini bawahan diberi
wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
2) Variasi, pemerkayaan pekerjaan dimaksudkan untuk menghilangkan
kejenuhan atas pekerjaan‐pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan‐
kesalahan dapat diminimalkan.
3) Identitas tugas, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya
terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan
4) Umpan balik, diharapkan pekerjaa‐pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerja yang baik, sehingga akan
memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
KINERJA
IDETIFIK PEMAHAMAN
KUALITAS
ASI TINGGI
TENTANG
TUGAS KERJA
KEPUASAN
KERJA TINGGI
SIGNIFIKAS
I MERASAKAN TINGKAT
TANGGUNG ABSENSI DAN
BERHENTI KERJA
JAWAB ATAS
OTONOMI RENDAH
HASIL KERJA
MENGETAHUI
UMPAN
HASIL AKTUAL
BALIK
DARI AKTIVITAS
KERJA
KEBUTUHAN KARYAWAN
UNTUK BERKEMBANG
2.6 Pengalikasian dalam organisasi kesehatan
Contoh Pengaplikasian dalam Organisasi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Karena rumah sakit merupakan tempat yang
banyak dikunjungi oleh oramg yang kurang sehat, hampir setiap hari orang bisa jatuh
sakit dan mereka akan langsung pergi mencari rumah sakit, maka oleh karena itu
pada sebuah rumah sakit dibutuhkan suatu organisasi agar semua berjalan dengan
lancar, cepat, dan juga efisien.
Selain itu suatu organisasi di rumah salit berfungsi agar setiap intasi
didalamnya tahu tujuan mereka untuk apa disana. Bisa dibayangkan jika sebuah
rumah sakit tidak mempunyai organisasi, pasti akan terjadi sebuah kekacauan di
dalam rumah sakit tersebut karena tidak adanya suatu organisas. Semua akan terasa
repot dan tidak adanya suatu aturan-aturan yang menyatur para pasien ataupun instasi
yang ada di dalam lingkungan kerja rumah sakit tersebut.
Struktur Organisasi Rumah Sakit
Keterangan:
1. Direktur
Direktur rumah sakit mempunyai tugas pokok yaitu membantu dalam
penhgelolaan rumah sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyrakat. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Direktur Rumah Sakit
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan rumah sakit
2) Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
3) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kesehatan
2. Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor Rumah Sakit.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1) Penyusunan kebijakan bdang teknis administrasi perencanaan, administrasi
umum dan kepegawaian serta administrasi keuangan dan asset Rumah Sakit.
2) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan bagian tata usaha.
Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan
perumusan dan fasilitas medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas
Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik
2) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik
3) Pembinaan, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi
Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas pokokyaitu menyiapkan
perumusan dan fasilitas Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Dalam
menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai
tugas:
1) Penyususnan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan
2) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan
3) Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Medik dan Non Medik di
Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik
dan Non Medik mempunyai tugas:
1) Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
2) Pelaksanaa program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
3) Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan seksi.
3. Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk menyedia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenmggaraan tugas bidang pelayanan.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepada Bidang Pelayanan mempunyai tugas:
1) Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
2) Penyelenggraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
3) Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik.
4. Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk menyedia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenmggaraan tugas bidang penunjang.
Dalam menyelenggrakan tugas Kepala Bidang PEnujang memuliki tugas:
1) Penyelenggaran program dan kegiatan logistic dan diagnostic
2) Penyelenggaran program dan kegiatan pelayanan sarana dan prasarana
3) Penyelenggaran program dan kegiatan pengendalian instalasi
4) Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik
5) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnstik.
Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik
Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan
perumusan dan fasilitas Perlengkapan Logistik dan Diagnstik di Rumah Sakit.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Logistik dan Diagnistik
mempunyai tugas:
1) Penyusunan program dan kegiatan seksi Lgistik dan Diagnostik
2) Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Lgistik dan Diagnostik
3) Pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian, penyawasan program dan
kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas poko yaitu menyiapkan
perumusan dan fasiltas Perlengkapan sarana dan pra sarana di Rumah Sakit.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai
tugas:
1) Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana
2) Pelaksaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana
3) Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan seksi Sarana dan prasarana.
Kepala Seksi Pengendalian Instalasi
Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas pokok yaitu
mempersiakan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi
Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian
Instalasi mempunyai tugas:
1) Pelaksaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi
2) Pembianan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan Pengendalian Instalasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Budi Santoso,Suryo. Siklus Hidup Organisasi. Ekuitas Vol.9 No.1 Maret 2005: 17 –
34.
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.
Jakarta: Erlangga.
Michael, Duane, Robert. 1995. Manajemen Strategis “Menyongsong Era
Persaingan dan Global”. Jakarta: Erlangga.
Sultan, Irawati, Sulfakar. 2010. Analisis dan perencanaan pekerjaan.
(http://www.slideshare.net/sultanmuhjay01/analisis-dan-perencanaan-
pekerjaan). (Diakses pada 24-05-2015).
http://teorionline.wordpress.com/2015/03/10/karakteristik-pekerjaan-job-
characteristic/ (Diakses pada 24-05-2015).
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/model-karakteristik-pekerjaan-job.html?
m=1(Diakses pada 24-05-2015).
www.tarqumaziz.blogspot.com/2014/11/budaya-organisasi.html (Diakses pada
tanggal 22 Mei 2015)