Anda di halaman 1dari 3

Profil Penulis:

 Nama lengkap : Nurbaiti S. Muharam


 Tempat dan Tanggal Lahir : Bima, 07 Februari 1997
 Alamat lengkap : Jl. Pampang 2 No. 58 Kel.
Pampang Kec. Panakukkang Makassar
 Nomor telepon/HP : +6285256211874
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Jenis kelamin : Perempuan
 Profil singkat : Koord. SosMas KAMMI Komisariat UMI dan Koord.
Kaderisasi KSEI ForSEI (Forum Studi Ekonomi Islam) UMI Makassar
 Alamat email : baity.safitri@gmail.com
 Alamat URL situs : www.baitysr72.blogspot.co.id
 Facebook : Nurbaiti S. Muharam
 Judul tulisan : “Ekonomi Islam, Solusi Ekonomi Negeri”
 Kategori tulisan : Artikel
 Isi tulisan :

Pembicaraan mengenai ekonomi islam merupakan suatu hal yang sangat


menarik dalam kurun waktu terakhir. Kemunculan ekonomi islam di pandang sebagai
sebuah gerakan baru yang disertai dengan tujuan pembangunannya atas kegagalan
sistem ekonomi dunia dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi dunia yang
semakin pelik.
Pada hakikatnya ekonomi syariah ataupun ekonomi Islam adalah keluaran
ataupun turunan nilai – nilai islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis
anggapan bahwa islam adalah agama yang hanya mengatur persoalan komunikasi
vertical antara manusia (mahluk) dengan Allah (khaliq). Dengan kata lain, kemunculan
ekonomi islam merupakan suatu bentuk pengartian, bahwa dalam islam tidak hanya
urusan vertikal yang di atur, melainkan juga urusan horizontal (habl min an-nas)
termasuk didalamnya adalah urusan muamalah.
Ditengah arus globalisasi dunia saat ini, khususnya dalam bidang ekonomi yang
menuai berbagai permasalahan yang pelik, para ahli ekonomi dituntut agar dapat
menawarkan pemecahan – pemecahan masalah, yang tidak lagi dapat di pecahkan oleh
ekonomi kapitalisme dan liberalisme. Yang dimana keberadaanya hanya menambah
deretan masalah di perekonomian dunia.
Ekononomi syariah bersama nilai kemanusiaannya dituntut mampu berperan
penting dalam menuntaskan permasalahan ekonomi dan memberi dampak baik bagi
perekonomian dunia. Ekonomi syariah sebagai metamorfosa nilai – nilai islam,
merupakan tanggung jawab setiap islamic economer atau ulama untuk merealitaskan
nilai tersebut. Agar dalam situasi ketimpangan ekonomi saat ini, ummat mampu
mencari solusi alternatif dari permasalahan tersebut demi kesejeahteraan dan keadilan
yang merata.
Kini pemerintah Indonesia dituntut untuk memberi dukungan dan perlindungan
bagi berlakunya sistem ekonomi Islam. Berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 29 yang memberi kebebasan pada setiap manusia untuk memeluk agama dan
beribadah sesuai kepercayaannya masing-masing. Yang dimana oleh umat islam itu
sendiri memandang beribadah bukan hanya berkenaan dengan hubungan vertikal, tapi
hubungan horizontal juga merupakan ibadah yang dimana tujuan utamanya meraih
ridho Allah SWT.
Dan dalam hal ini, perhatian terhadap kondisi ekonomi negeri sangat di
perlukan. Terutama sekali dalam rangka memberdayakan ekonomi umat baik akan
dilakukan oleh umat Islam yang mempunyai landasan keimanan. Oleh karena itu,
kondisi yang ada di Indonesia sekarang ini memberi peluang emas bagi setiap sistem
ekonomi, termasuk ekonomi Islam.
Ini menunjukkan bahwa, penerapan sistem ekonomi syariah merupakan
keniscayaan untuk diterapkan pada Negara – Negara yang sering tertimpa krisis
ekonomi, khususnya Negara Indonesia. Terlepas dari jumlah penduduknya yang
mayoritas memeluk agama islam. Berdasar pada kenyataan tersebut, sedikit memberi
harapan kepada ummat akan kegemilangan ekonomi Indonesia di masa yang akan
datang. Dan juga penerapan sisitem ekonomi syariah merupakan konsekuensi dari
perkembangan zaman ketika sistem ekonomi liberal (free market) menuai problem dan
tidak mampu memberi solutif bagi keberlangsungan perekonomian dunia.
Ekonomi Islam menghadirkan solusi terhadap permasalahan ekonomi ummat
dengan sistem-sistem yang dimilikinya dan sistem ekonomi islam menerapkan akad-
akad muamalah sebagai kerangka normatifnya. Seperti Akad mu’awadhah, yang
menyangkut jual beli, sewa menyewa/ijarah. Akad Tabarru’ (Tolong menolong) yang
menyangkut hibah, wakaf, wasiat, akad bagi hasil seperti syirkah, mudharabah. Akad
kepercayaan (tautsiqot) yang meliputi rahn, kafalah, hiwalah dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi islam juga meniadakan kemungkinan terselipnya unsur Maghrib
(Maysir, Gharar dan Riba) dalam pengelolaan produk-produk syariah karena dalam
pengelolaan produk-produk syariah berdasar pada unsur antradin dan ta’awun
(kerelaan dan tolong menolong) antar sesama.
Semua produk-produk syariah tersebut adalah bermuara pada satu tujuan real
dari ekonomi islam yaitu mencapai kesuksesan yang hakiki. Dimana kesejahteraan yang
mencakup material dan spiritual pada individu dan masyarakat dapat terwujud.
Sehingga akan benar-benar menunjukkan dan menanamkan paham kepada masyarakat
bahwa solusi terbaik untuk ekonomi negeri kini adalah ekonomi yang berbasis Islam.
Manfaat penerapan ekonomi islam tidak hanya akan dirasakan oleh Indonesia
jika Indonesia menerapkannya. Namun manfaat penerapan ekonomi berbasis islam kini
telah dirasakan oleh berbagai negara dibelahan dunia seperti Malaysia, Brunei
Darussalam, dan lainnya. Bahkan negara yang memiliki umat muslim minoritas seperti
Singapura dan Inggris juga telah menerapkan sistem ekonomi yang berbasis syariah
dalam dunia perekonomiannya.
Ini kiranya menjadi cambuk dan semangat bagi Indonesia yang notabenenya
adalah negara yang mempunyai penduduk muslim terbesar dunia untuk merencanakan
perubahan dari ekonomi konvensional ke ekonomi berbasis syariah. Sehingga
kesenjangan-kesenjangan, problem-problem ekonomi dapat di atasi. Wallahu ‘alam bi
shawaab.

Anda mungkin juga menyukai