DI SUSUN OLEH :
Nama
: Edo Fernando
NPM
: 42112360
Kelas
: 3DC02
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya,
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas softskill ini dengan baik. Adapun judul penulisan
tugas softskill ini adalah sebagai berikut :
CYBERLAW
Tujuan penulisan tugas softskill ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Softskill pada Program Diploma
Tiga (III) Universitas Gunadarma. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
tugas softskill ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik dari segi
pembahasan maupun dari segi penyusunan. Hal ini disebabkan karena masih banyak keterbatasan penulis baik
dari pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam memecahkan permasalahan yang ada. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan bimbingan, dorongan, semangat dan doa baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas softskill ini
masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan untuk penyempurnaan tugas softskill ini dan semoga tugas softskill ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Bekasi,
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
service-basedeconomy). Perusahan ini ditandai dengan berkurangnya peranan traditional law materials dan
semakin meningkatnya peranan the raw marerial of a service-based economy yakni informasi dalam
perekonomian Amerika.
Munculnya sejumlah kasus yang cukup fenomenal di Amerika Serikat pada tahun 1998telah mendorong
para pengamat dan pakar di bidang teknologi informasi untuk menobatkan tahun tersebut sebagai moment
yang mengukuhkan Internet sebagai salah satu institusi dalam mainstream budaya Ametika saat ini. Salah
satu kasus yang sangat fenomenal dan kontroversial adalah Monicagate (September 1998) yaitu skandal
seksual yang melibatkan Presiden Bill Clinton dengari Monica Lewinsky mantan pegawai Magang di Gedung
Putih.
Masyarakat dunia geger, karena laporan Jaksa Independent Kenneth Star mengenai perselingkuhan
Clinton dan Monica setebal 500 halaman kemudian muncul di Internet dan dapat diakses secara terbuka oleh
publik. Kasus ini bukan saja telah menyadarkan masyarakat Amerika, tapi juga dunia bahwa lnternet dalam
tahap tertentu tidak ubahnya bagai pedang bermata dua.
Eksistensi Internet sebagai salah satu institusi dalam mainstream budaya Amerika lebih ditegaskan lagi
dengan maraknya perdagangan electronik (E-Commerce) yang diprediksikan sebagai bisnis besar masa
depan (the next big thing). Menurut perkiraan Departemen Perdagangan Amerika, nilai perdagangan sektor
ini sampai dengan tahun 2002 akan mencapai jumlah US $300 milyar per tahun.
Demam E-Commerce ini bukan saja telah melanda negara-negara maju seperti Amerika dan negaranegara Eropa, tapi juga telah menjadi trend dunia termasuk Indonesia. Bahkan ada semacam kecenderungan
umum di Indonesia, seakan-akan cyber law itu identik dengan pengaturan mengenai E-Commerce. Berbeda
dengan Monicagate, fenomena E-Commerce ini boleh dikatakan mampu menghadirkan sisi prospektif
dariInternet.
Jelaslah bahwa eksistensi Internet disamping menjanjikan sejumlah harapan, pada saatyang sama juga
melahirkan kecemasan-kecemasan baru antara lain munculnya kejahatan baru yang lebih canggih dalam
bentuk cyber crime, misalnya munculnya situs-situs porno dan penyerangan terhadap privacy seseorang.
Disamping itu mengingat karakteristik Internet yang tidak mengenal batas-batas teritorial dan sepenuhnya
beroperasi secara virtual (maya), Internet juga melahirkan aktivitas-aktivitas baru yang tidak sepenuhnya
dapat diatur oleh hukum yang berlaku saat ini (the existing law). Kenyataan ini telah menyadarkan
masyarakat akan perlunya regulasi yang mengatur mengenai aktivitas-aktivitas yang melibatkan Internet.
Atas dasar pemikiran diatas, penulis akan mencoba untuk membahas mengenai pengertian cyber law
dan ruang lingkupnya serta sampai sejauh mana urgensinya bagi Indonesia untuk mengantisipasi munculnya
persoalan-persoalan hukum akibat pemanfaatan Internet yang semakin meluas di Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
-
Macam-macam Cyberlaw
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Cyberlaw akan memainkan peranannya dalam dunia
masa depan, karena nyaris tidak ada lagi segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi dewasa
ini dimana kita perlu sebuah perangkat aturan main didalamnya.
Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan
komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan
tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan
kejahatan itu terjadi.
2.2 Contoh permasalahan yang berhubungan dengan hilangnya ruang dan waktu antara lain:
Seorang penjahat komputer (cracker) yang berkebangsaan Indonesia, berada di Australia, mengobrakabrik server di Amerika, yang ditempati (hosting) sebuah perusahaan Inggris. Hukum mana yang akan
dipakai untuk mengadili kejahatan cracker tersebut? Contoh kasus yang mungkin berhubungan adalah
adanya hacker Indonesia yang tertangkap di Singapura karena melakukan cracking terhadap sebuah server
perusahaan di Singapura. Dia diadili dengan hukum Singapura karena kebetulan semuanya berada di
Singapura.
Nama domain (.com, .net, .org, .id, .sg, dan seterusnya) pada mulanya tidak memiliki nilai apa-apa. Akan
tetapi pada perkembangan Internet, nama domain adalah identitas dari perusahaan. Bahkan karena
dominannya perusahaan Internet yang menggunakan domain ".com" sehingga perusahaan-perusahaan
tersebut sering disebut perusahaan "dotcom". Pemilihan nama domain sering berbernturan dengan
trademark, nama orang terkenal, dan seterusnya. Contoh kasus adalah pendaftaran domain
JuliaRoberts.com oleh orang yagn bukan Julia Roberts. (Akhirnya pengadilan memutuskan Julia Roberts
yang betulan yang menang.) Adanya perdagangan global, WTO, WIPO, dan lain lain membuat
(delivery)
melalui saluran Internet tidak perlu dikenakan pajak. Produk-produk ini biasanya dikenal dengan istilah
"digitalized products", yaitu produk yang dapat di-digital-kan, seperti musik, film, software, dan buku.
Barang yang secara fisik dikirimkan secara konvensional dan melalui pabean, diusulkan tetap dikenakan
pajak.
2.3 Bagaimana status hukum dari uang digital seperti cybercash? Siapa yang boleh menerbitkan
uang digital ini?
Perkembangan teknologi komunikasi dan komputer sudah demikian pesatnya sehingga mengubah pola
dan dasar bisnis. Untuk itu cyberlaw ini sebaiknya dibahas oleh orang-orang dari berbagai latar belakang
(akademisi, pakar TekInfo, teknis, hukum, bisinis, dan pemerintah).
12. Pornografi
13. Pencurian melalui Internet
14. Perlindungan Konsumen
15. Pemanfaatan
internet
dalam
aktivitas
keseharianseperti
e-
commerce,
e-government, e-education.
Menyediakan form untuk kekuatan hukum domestik acara pidana yang diperlukan untuk investigasi dan
penuntutan tindak pidana tersebut, serta pelanggaran lainnya yang dilakukan dengan menggunakan sistem
2.10
dibuat itu hanya berlaku kepada masyarakat negara tersebut. Jadi, setiap negara mempunyai cyberlaw
tersendiri. Sedangkan Computer Crime Law (CCA). Merupakan Undang-undang penyalahan penggunaan
Information Technology di Malaysia. dan Council of Europe Convention on Cybercrime Merupakan
Organisasi yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan di dunia Internasional. Organisasi ini
dapat memantau semua pelanggaran yang ada di seluruh dunia. Jadi perbedaan dari ketiga peraturan tersebut
adalah sampai di mana jarak aturan itu berlaku. Cyberlaw berlaku hanya berlaku di Negara masing-masing
yang memiliki Cyberlaw, Computer Crime Law (CCA) hanya berlaku kepada pelaku kejahatan cybercrime
yang berada di Negara Malaysia dan Council of Europe Convention on Cybercrime berlaku kepada pelaku
kejahatan cybercrime yang ada di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
http://materi-etika-profesi.blogspot.com/2013/04/latar-belakang-cyber-law_28.html
http://nudiansyah.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-latar-belakang-cyberlaw.html
http://kuliahade.wordpress.com/category/hukum-siber/
http://125c16.blogspot.com/2009/11/cyberlaw-mesti-disegerakan.html
http://www.cert.or.id/~budi/articles/cyberlaw.html
http://www.digitalkafe.com/wp-content/uploads/2009/10/04_cyberlawindonesia1.ppt
http://jembatanbiru.blogspot.com/2012/11/cybercrime-adalah-istilah-yang-mengacu.html
10