MAKALAH
Sebagai Tugas Mata Kuliah
Ulumul Quran
Dosen Pembimbing : Bustami Saladin M.A.
Disusun Oleh :
IMAM HANAFI
M. AINUR ROFIK
LUTFIYADI
M. HABIBI
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun
sebagai analisa bagi kami sehingga akan terciptanya makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami sebagai penyusun dan
umumnya bagi masyarakat umum.
Wassalamualaikum wr. wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan Penulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Al_Quran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesediaan jiwa pribadi bagi setiap individu dalam menerima dan membenarkan
sesuatuserta patuh menurut perintah Allah swt. berbeda-beda. Jiwa bersih yang fitrahnya
tidak dikotori dengan najis atau tidak ternoda oleh kejahatan, maka hati orang ini lebih
terbuka untuk menerima petunjuk dengan kata lain bahwa jiwa yang seperti inilah yang cepat
menangkap huda (petunjuk) Allah swt yang jatuh kepadanya sekalipun petunjuk tersebut
yang sampai kepadanya hanya sepintas. Adapun jiwa yang diselubungi oleh awan kejahilan
serta ditutupi oleh kegelapan bathil atau gelapnya kebatilan, maka hati orang seperti ini tidak
akan bersedia menerima kebenaran agama atau tidak akan tergugah hatinya kecuali
dipaksakan sampai timbul kegoncangan.[1]Dalam arti dengan peringatan dan bentuk kalimat
yang kuat dan kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoyahkan keingkarannya
tersebut. Disamping itu qasam (sumpah) dalam pembicaraan merupakan salah satu uslub
pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti konkrit dan dapat menyeret lawan untuk
mengakui apa yang diingkarinya.[2] Dan hal inilah merupakan salah satu cara yang ampuh
untuk menyadarkan mereka.
Sebagaimana di ketahui bahwa sudah menjadi kebiasaan manusia dalam semua masa
atau waktu jika berbicara, berjanji dan bersemboyang, maka mereka selalu ingin
memperkuatnya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan sumpah. Dengan sumpah,
pendengar akan yakin dan mantap dalam menerima dan mempercayai ucapan yang
didengarnya. Sebab pembicaraan yang diperkuat dengan itu, berarti sudah dipersaksikan di
hadapan Tuhan.
Sumpah yang ada dalam al-Quran cukup meliputi berbagai hal di alam jagad raya ini.
Tampil sebagai persoalan yang tidak semata-mata benar, akan tetapi juga merupakan berita
besar yang harus dipercayai, sebab akan mendatangkan kemaslahatan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Olehnya itu, para ulama sepakat bahwa sumpah sang khaliq dengan suatu
makhluknya antara lain dimaksudkan untuk mengagungkan tema sumpah tersebut, termasuk
sebagai kesiapan jiwa dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahayanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu membahas
tentang Aqsam Al-Quran dengan membatasi pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian aqsam Al-quran?
2. Bagaimana bentuk-bentuk aqsam Al-quran?
3. Apa hikmah sumpah dalam Al-quran?
C. TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ulumul Quran, tapi bertujuan di antaranya untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian aqsam Al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsam Al-Quran
Menurut bahasa, aqsam merupakan lafal jamak dari kata qasam. Sedang kata qasam
sama artinya dengan kata halaf dan yamin, karena memang satu makna, yaitu berarti sumpah.
Sumpah dinamakan dengan yamin karena orang Arab kalau bersumpah saling memegang
tangan kanan masing-masing.
Adapun menurut istilah, qasam diberi definisi sebagai berikut :
Sumpah ialah mengikat jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk
mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang
bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja.
Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin menyatakan bahwa qasam (sumpah) adalah
memperkuat maksud dengan disertai menyebutkan sesuatu yang memiliki kedudukan lebih
tinggi dengan mengfungsikan huruf waw ( ) atau alatnya yang lain seperti ba ( ) dan ta
( ) . Di samping itu qasam (sumpah) menurut ulama nahwu ibnu al-Qayyim adalah kalimat
yang karenanya ditegaskan suatu berita.
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa aqsam al-Quran adalah suatu upaya
penegasan dan penguatan Allah dalam bentuk sumpah yang menunjukkan bukti-bukti akan
adanya kebenaran suatu berita baik melalui lafaz-lafaz ataupun obyek-obyek tertentu yang
menarik perhatian sesuai dengan tingkat kepentingannya.
bentuk sumpah itu tidak hanya terdapat dalam Al-quran saja, juga tidak hanya
dalam bahasa arab, melainkan umum dan terdapat dalam kitab suci serta dalam segala bahasa
di dunia, baik Arab, Inggris, Perancis, Urdu dan sebagainya termasuk pula dalam bahasa
Indonesia.
Sighat qasam yang asli itu terdiri tiga rukun, yaitu :
1. Harus ada Fiil Qasam (Yang di Mutaaddikan Dengan Huruf Ba)
Sighat qasam baik yang berbentuk uqsimu ataupun yang berbentuk akhlifu tidak
akan berfungsi tanpa ditaadiyahkan dengan huruf ba. Seperti yang terdaat dalam surat AnNahl ayat 38 :
( : ) .......
Artinya : Mereka bersumpah dengan nama Allah
Namun kadang kala dalam suatu ayat, sighat qasam langsung disebutkan dengan
huruf wawu pada isim dzahir, kadang kala langsung diebutkan dengan huruf ta pada lafal
jalalah. Hal ini terjadi mana kala fiil qasam tidak disebutkan dalam ayat tersebut.
Contoh :
Dengan huruf wawu :
( : )
( : )
Artinya : Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu
...
( : ) .