Dalam
Akuntansi Syariah
Disampaikan Oleh :
Islam
Islam dalam
dalam Ajarannya
Ajarannya
---Syariah
---Syariah dalam
dalam arti
arti luas:
luas:
1.
2.
Akidah,
Syariah (dalam arti sempit):
a. Akhlak
b. Ibadat
c. Muamalat (dalam arti luas)
1) Fikih Ahwal Syakhsiah (keluarga dan peradilan Islam)
2) Fikih Muamalat (dalam arti sempit)
a) Fikih Mal (Fiqh al-Amwl),
b) Fikih Perikatan(Fiqh al-Iltizm),
c) Fikih Bisnis (Fiqh at-Tijrah),
3) Fikih Jinayat, (al-Fiqh al-jin],
4) Fikih Siyasah, (al-Fiqh ad-Dustr),
5) Hukum Acara (Fiqh al-murfat al-madaniyyah
wa al-jiniyyah].
6) Fikih Keuangan Publik (Fikih Mali, al-Fiqh alMl),
7) Fikih Internasional () :
a) Fikih Publik Internasional () ,
b) Fikih Perdata Internasional () .
Bersifat Adabiyah
Ijab dan Qabul
Saling Meridloi
Tidak Terpaksa
Kejujuran
Penipuan
Penimbunan
2. Bersifat Madiyah
Harta, Buyu, Wakalah, Hiwalah,
Kafalah, Rahn, Shulhu, dhaman,
Syirkah, Wadiah, Ariyah, Qard,
Ghasab, Syuf,ah, Mudharabah,
Musaqat, Muzaraah, Taflis, Jialah,
Murabahah, Salam, Istishna, Bai
Muajjal dan Taqshith, Sharf, Urbun,
Ijarah, Riba, Shukuk, Faraid, Luqathah,
Wakaf, Hibah, Wasiat, Iqrar, Fai dan
Ghanimah, Shodaqah, Zakat, Ibra,
Muqashah, Pajak (Kharaj, Jizyah,
Dharibah, Ushr), Gharar, Najasy, Inah,
Tawaruq, Wafa, Muathah, Fudhuli,
Ihtikar, Monopili, Asuransi, Madin,
Ihyaul Mawat.
TAMWIL
Kemitraan
(Bagi Hasil)
Jual Beli
MAAL
JASA LAYANAN
SOSIAL
Musyarakah
Mudhorobah
Muzaraah
Musaqah
Salam
Istisna
Murabahah
Inah, Tawaruq dan Bai ad Dayn
Dana kebajikan
Araiyah, Qardhul Hasan
Hibah, Sedekah, Hadiah, Zakat, Wakaf
MAAL
TAMWIL
Kemitraan
(Bagi Hasil)
- Mudhorobah
Jual Beli
Salam
Istisna
Murabahah
JASA LAYANAN
SOSIAL
Dana kebajikan
Qardhul Hasan
Hibah, Sedekah, Hadiah, Zakat
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN BAGI
BAGI HASIL
HASIL
(Profit
(Profit &
& Loss
Loss Sharing)
Sharing)
Bagi hasil merupakan konsep pembiayaan yang adil dan
memiliki nuansa kemitraan yang sangat kental.
Hasil yang diperoleh dibagi berdasarkan perbandingan
(nisbah) yang disepakati, dan bukan sebagaimana
penetapan suku bunga pada bank konvensional.
Pembiayaan bagi hasil dalam perbankan syariah, meliputi :
AL MUSYARAKAH
AL MUDHARABAH
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Pengertian :
MUSYARAKAH (SYIRKAH) adalah akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan usaha tertentu;
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana sesuai dengan
porsi yang disepakati.
Sementara keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang
mungkin timbul akan dibagi secara proporsional atau sesuai
dengan kesepakatan bersama.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Landasan Syariah :
....
(24:)
, : : ,
( ) ,
Ijma
Berdasarkan sumber hukum di atas maka secara
Ijma
para
ulama
sepakat
bahwa
hukum
musyarakah yaitu boleh. Hanya saja, mereka
berbeda pendapat tentang jenisnya. Ibnu Qudamah
dalam kitabnya al-Mughni telah berkata: kaum
muslimin telah berkonsensus terhadap legimasi
Musyarakah secara global walaupun terdapat
perbedaan pendapat dalam beberapa elemen
darinya.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah :
MUSYARAKAH KEPEMILIKAN (SYIRKAH AL MILK)
Jenis Musyarakah ini timbul karena faktor warisan, wasiat atau
kondisi lainnya yang mengakibatkan terjadinya kepemilikan
terhadap suatu assets oleh dua orang atau lebih. Keuntungan
yang diperoleh dari pengoperasian assets tersebut kemudian
dibagi bersama berdasarkan kesepakatan.
MUSYARAKAH AKAD (SYIRKAH AL UQUD)
Merupakan hasil suatu kesepakatan dari dua orang atau lebih
untuk mengadakan kerjasama usaha. Masing-masing
memberikan kontribusi modal dan sepakat untuk berbagi
keuntungan maupun kerugian.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
MUSYARAKAH AKAD (SYIRKAH AL UQUD)
Musyarakah Akad terbagi atas :
SYIRKAH AL INAN
SYIRKAH MUFAWADHAH
SYIRKAH AMAL
SYIRKAH WUJUH
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah Akad (Syirkah Uqud) :
1. SYIRKAH AL INAN
Merupakan akad kerjasama antara dua orang atau lebih, masingmasing memberikan kontribusi dana dan berpartisipasi dalam
kerja.
Porsi dana dan bobot partisipasi dalam kerja tidak harus sama,
bahkan dimungkinkan hanya salah seorang yang aktif
mengelola usaha yang ditunjuk oleh partner lainnya.
Sementara keuntungan atau kerugian yang timbul dibagi
menurut kesepakatan bersama.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah Akad (Syirkah Uqud) :
2. SYIRKAH MUFAWADHAH
Merupakan akad kerjasama antara dua orang atau lebih, masingmasing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama dan
berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masingmasing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan
kewajiban.
Tidak diperkenankan salah seorang memasukkan modal yang lebih
besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula
dibandingkan dengan partner lainnya.
Keuntungan maupun kerugian yang diperoleh harus dibagi secara
sama.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah Akad (Syirkah Uqud) :
3. SYIRKAH AMAL/ABDAN
Merupakan kesepakatan kerjasama antara dua orang atau lebih
yang memiliki profesi dan keahlian tertentu, untuk menerima
serta melaksanakan suatu pekerjaan secara bersama dan
berbagi keuntungan dari hasil yang diperoleh.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah Akad (Syirkah Uqud) :
4. SYIRKAH WUJUH
Syirkah ini terbentuk antara dua orang atau lebih, tanpa setoran
modal. Modal yang digunakan hanyalah nama baik yang
dimiliki, terutama karena kepribadian dan kejujuran masingmasing dalam berniaga.
Dengan memiliki reputasi seperti itu, mereka dapat membeli
barang-barang tertentu dengan pembayaran tangguh dan
menjualnya kembali secara tunai.
Keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan bersama.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Jenis Musyarakah Akad (Syirkah Uqud) :
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Prinsip Musyarakah :
1. Proyek atau kegiatan usaha yang akan dikerjakan tidak
bertentangan dengan syariah.
2. Pihak-pihak yang turut dalam kerjasama memasukkan dana
musyarakah, dengan ketentuan :
Dapat berupa uang tunai atau assets yang likuid.
Dana yang terhimpun bukan lagi milik perorangan, tetapi
menjadi dana usaha.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Prinsip Musyarakah :
3. Pengelola usaha dapat merupakan pemilik modal atau orang
yang ditunjuk oleh pemilik modal.
4. Pemilik modal dapat melakukan intervensi atas kebijakan usaha.
5. Bagi hasil (nisbah) didasarkan atas porsi kontribusi modal atau
sesuai dengan kesepakatan bersama.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Skema Musyarakah :
Akad Musyarakah
50%
PARTNER-1
Laba
50%
60% Modal
40% Modal
Keahlian
Keahlian
Proyek/Usaha
60%
Rugi
40%
PARTNER-2
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Musyarakah Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
1. MUSYARAKAH merupakan akad kerjasama pembiayaan antara
bank syariah atau beberapa lembaga keuangan secara bersamasama dengan nasabah, untuk mengelola suatu kegiatan usaha;
masing-masing memasukkan penyertaan dana sesuai porsi yang
disepakati. Sedangkan untuk pengelolaan kegiatan usaha,
dipercayakan kepada nasabah.
2. Selaku pengelola, nasabah wajib menyampaikan laporan berkala
mengenai perkembangan usaha kepada bank atau bank-bank
sebagai pemilik dana. Disamping itu pemilik dana dapat melakukan
intervensi terhadap kebijakan usaha.
AL
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
Musyarakah Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
3. Keuntungan usaha yang diperoleh dibagi menurut perbandingan
(nisbah) yang disepakati dan pada akhir masa kerjasama, nasabah
harus mengembalikan modal usaha kepada pemilik dana.
4. Apabila terjadi kerugian atau kegagalan usaha, maka akan dipikul
bersama secara proporsional.
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
AL
Musyarakah Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayan Modal Kerja
Dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang konstruksi, industri, perdagangan dan jasa.
Pembiayaan Investasi
Dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri.
Pembiayaan Secara Sindikasi
Baik untuk kepentingan modal kerja maupun investasi.
AL MUSYARAKAH
MUSYARAKAH
AL
Skema Musyarakah : Contoh Aplikasi Perbankan
Akad Musyarakah
(1)
75%
(3a)
Bank
Syariah A
75% Modal
(2)
20% (Nisbah)
(3)
Pengembalian Mdl. Usaha
(4)
Rugi
(1)
25%
(3a)
Usaha
Ayam Potong
25% Modal
(2)
Keahlian
Laba
80% (Nisbah)
(3)
Escrow
Account
CV. Berkah
Abadi
Syirkah Muthanaqisah
Secara harfiah berasal dari dua kata, yakni (i)
Musyarakah dan (ii) Mutanaqishah;Musharakah
biasa juga disebut dengan syirkah yang berarti
kerja sama. Ada berbagai macam syirkah , di
antaranya: syirkah inan, syirkah mufawadhah,
syirkah wujuh, syirkah amal (abdan);
Mutanaqishah berasal dari naqashayang berarti
berkurang;Musyarakah Mutanaqishaadalah akad
kepemilikan bersama (syirkahamlak) atas satu aset
kekayaan dimana salah satu pihak kepemilikannya
berkurang hingga habis (nol) untuk dimiliki secara
sempurna oleh pihak lainnya.
Musyarakah
mutanaqishah
(diminishing
partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang
atau
asset.
Dimana
kerjasama
ini
akan
mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak
sementara pihak yang lain bertambah hak
kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini
melalui mekanisme pembayaran atas hak
kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini
berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak
kepada pihak lain.
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
AL
Pengertian :
MUDHARABAH adalah akad kerjasama antara pemilik dana
(shahibul maal) yang menyediakan seluruh kebutuhan modal
dengan pihak pengelola usaha (mudharib) untuk melakukan suatu
kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi
menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati.
Dalam hal terjadi kerugian, akan ditanggung oleh pemilik modal,
selama bukan diakibatkan karena kelalaian pengelola usaha.
Sedangkan kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan
menjadi tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri.
Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi
mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
AL
Landasan Syariah :
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
QS. Al Jumuah (62) : 10
Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual-beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.
(HR. Ibnu Majah)
AL
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
Jenis Mudharabah :
MUDHARABAH MUTHLAQAH
Pemilik dana (shahibul maal) memberikan keleluasaan penuh
kepada pengelola (mudharib) dalam menentukan jenis usaha
maupun pola pengelolaan yang dianggapnya baik dan menguntungkan, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan syariah.
MUDHARABAH MUQAYYADAH
Pemilik dana memberikan batasan-batasan tertentu kepada
pengelola usaha dengan menetapkan jenis usaha yang harus
dikelola, jangka waktu pengelolaan, lokasi usaha dsb.
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
AL
Skema Mudharabah :
Akad Mudharabah
(1)
100%
(3a)
Shahibul Maal
100% Modal
(2)
Rugi
(1)
0%
(3a)
Proyek/Usaha
Keahlian
(2)
Laba
Y% (Nisbah)
(3)
Modal
Usaha
Penyisihan seb.Laba
(3)
X% (Nisbah)
(3)
Pengembalian Mdl. Usaha
(4)
Mudharib
AL
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
PENGERTIAN (Dalam Konteks Pembiayaan) :
1. MUDHARABAH adalah akad kerjasama pembiayaan antara
bank syariah selaku pemilik dana (shahibul maal) yang
menyediakan semua kebutuhan modal dengan nasabah
(mudharib) sebagai pihak yang mempunyai keahlian atau
ketrampilan tertentu, untuk mengelola suatu kegiatan usaha
yang produktif dan sesuai syariah.
2. Bank tidak mencampuri manajemen usaha, tetapi mempunyai
hak untuk melakukan pengawasan.
AL
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
PENGERTIAN (Dalam Konteks Pembiayaan) :
3. Keuntungan usaha dibagi berdasarkan perbandingan (nisbah)
yang telah disepakati dan pada akhir periode kerjasama, nasabah
harus mengembalikan semua modal usaha kepada bank.
4. Dalam hal terjadi kerugian, akan menjadi tanggungan bank,
kecuali bila diakibatkan oleh kelalaian nasabah. Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kerugian, bank harus
memahami karakteristik resiko usaha tersebut dan bekerjasama
dengan nasabah untuk mengatasi berbagai masalah.
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
AL
Mudharabah Dalam Teknis Perbankan
APLIKASI (Dalam Konteks Pembiayaan) :
Pembiayaan MODAL KERJA
Modal kerja bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri, perdagangan dan jasa.
Pembiayaan INVESTASI
Untuk pengadaan barang-barang modal, aktiva tetap dsb.
Pembiayaan INVESTASI KHUSUS
Bank bertindak dan memposisikan diri sebagai arranger yang
mempertemukan kepentingan pemilik dana, seperti Yayasan
dan Lembaga Keuangan Non Bank, dengan pengusaha yang
memerlukan dana.
AL MUDHARABAH
MUDHARABAH
AL
Skema Mudharabah : Contoh Aplikasi Perbankan
Akad Mudharabah
(1)
100%
(3b)
Bank
Syariah X
100% Modal
(2)
Rugi
Rumah Makan
Padang
(1)
0%
(3b)
Keahlian
(2)
Burhan
(Nasabah)
Peng.Mdl.Ush.Rp.15 Juta/Bln.(3)
50% (Nisbah)
(3a)
Laba
50% (Nisbah)
(3a)
JUAL
JUAL -- BELI
BELI
(Sale
(Sale &
& Purchase)
Purchase)
Konsep jual-beli dalam perbankan syariah mengandung beberapa
kebaikan, antara lain pembiayaan yang diberikan selalu terkait
dengan sektor riil, karena yang menjadi dasar adalah barang yang
diperjual-belikan. Disamping itu harga yang telah disepakati
tidak akan mengalami perubahan sampai dengan berakhirnya
akad.
Konsep jual-beli yang diaplikasikan dalam produk pembiayaan
perbankan syariah, meliputi :
BAI AL MURABAHAH
BAI AS SALAM
BAI AL ISTISHNA
IJARAH WA IQTINA
BAI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
Pengertian :
MURABAHAH adalah akad jual-beli atas suatu barang,
dengan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli,
setelah sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya
harga perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan
yang diperolehnya.
BAI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
Landasan Syariah :
. Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
riba. QS. Al Baqarah (2) : 275
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu. QS. An Nisaa (4) : 29
Pedagang yang jujur dan terpercaya, maka dia bersama nabi,
orang-orang yang jujur dan para syuhada. (HR. Tarmidzi)
BAI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
Rukun Murabahah :
Bai (penjual)
Musytari (pembeli)
Mabi (barang yang diperjual-belikan)
Tsaman (harga barang)
Ijab-qabul (pernyataan serah terima)
BAI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
Syarat Murabahah :
Pihak yang berakad (Bai & Musytari) cakap hukum dan tidak
dalam keadaan terpaksa.
Barang yang diperjual-belikan (Mabi) tidak termasuk barang
haram dan jenis maupun jumlahnya jelas.
Harga barang (Tsaman) harus dinyatakan secara transparan
(harga pokok dan komponen keuntungan) dan cara
pembayarannya disebutkan dengan jelas.
Pernyatan serah-terima (Ijab-Qabul) harus jelas dengan
menyebutkan secara spesifik pihak-pihak yang berakad.
BAI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
Skema Murabahah :
(1)
(2)
PENJUAL
Negosiasi
(1)
Akad Murabahah
Bayar Kewajiban
(4)
Barang
(2)
PEMBELI
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
BAI
Murabahah Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
1. MURABAHAH adalah akad jual-beli antara bank dan
nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang
disepakati bersama. Bank akan mengadakan barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah dengan harga
setelah ditambah keuntungan yang disepakati.
2. Guna memastikan keseriusannya untuk membeli, bank dapat
mensyaratkan nasabah agar terlebih dahulu membayar uang
muka.
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
BAI
Murabahah Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
3. Nasabah membayar kepada bank atas harga barang tersebut
(setelah dikurangi uang muka) secara angsuran selama jangka
waktu yang disepakati, dengan memperhatikan kemampuan
mengangsur ataupun arus kas usahanya. Pembayaran secara
angsuran ini dikenal dengan istilah Bai Bitsaman Ajil (BBA).
4. Baik harga jual maupun besarnya angsuran yang telah disepakati
tidak berubah hingga akad pembiayaan berakhir.
5. Tidak ada denda atas keterlambatan pembayaran angsuran
(penalty overdue).
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
BAI
Murabahah Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayaan INVESTASI
Antara lain untuk pengadaan aktiva tetap, mesin-mesin dan
barang-barang modal lainnya.
Pembiayaan KONSUMER
Antara lain untuk pembelian rumah, mobil dan sebagainya.
BAI AL
AL MURABAHAH
MURABAHAH
BAI
Skema Murabahah : Contoh Aplikasi Perbankan
Negosiasi
(1)
(1)
Akad Murabahah
(2)
(2)
Bank
Syariah ABC
Bayar Angsuran
(6)
Serahkan surat-surat ruko
(7)
RUKO
CV. Bina
Amanah
BAI
BAI AS
AS SALAM
SALAM
Pengertian :
SALAM adalah akad jual-beli atas suatu barang dengan jenis
dan dalam jumlah tertentu yang penyerahannya dilakukan
beberapa waktu kemudian, sedangkan pembayarannya segera
(dimuka).
SALAM PARALEL merupakan dua transaksi Salam yang
dilakukan secara simultan dan melibatkan tiga pihak yang
berkepentingan. Salah satu diantaranya bertindak sebagai
pembeli dan sekaligus penjual; yang membeli suatu barang
dari pihak kedua dan menjualnya kembali kepada pihak ketiga.
BAI
BAI AS
AS SALAM
SALAM
Landasan Syariah :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. QS. Al Baqarah (2) : 282
Ibnu Abbas r.a. mengungkapkan : Aku bersaksi bahwa salam
(salaf) yang dijamin untuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan
Allah pada kitab-Nya dan diizinkan-Nya, seraya membaca ayat
tersebut diatas.
Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia
melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang
jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.
BAI
BAI AS
AS SALAM
SALAM
Rukun Salam :
Pembeli (Muslam)
Penjual (Muslam Ilaih)
Barang yang diperjual-belikan (Muslam Fiih)
Harga barang (Rasul Maal)
Sighot (Ijab-Qabul)
BAI
BAI AS
AS SALAM
SALAM
Syarat Salam :
Pembeli dan penjual ( Muslam & Muslam Ilaih) cakap
hukum, tidak dalam keadaan terpaksa dan tidak ingkar janji.
Penjual (Muslam Ilaih) harus memiliki kapasitas dan
kemampuan untuk memproduksi barang yang diperjual-belikan.
Barang yang diperjual-belikan (Muslam Fiih) harus jelas
jenis, ukuran, mutu dan jumlahnya serta tidak dilarang
syariah. Sedangkan waktu penyerahannya disepakati bersama.
Harga barang (Rasul Maal) harus pasti dan dibayarkan
segera (dimuka).
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Skema Salam :
(1)
(2)
PRODUSEN/
PENJUAL
Produksi Barang
(4)
Negosiasi
Akad Salam
Barang
(1)
(2)
PEMBELI
Kirim Barang
(5)
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Skema Salam Paralel :
(1)
(2)
PEMBELI-I
/PENJUAL-II
Akad
Salam (2a)
Negosiasi (1a)
Bayar Hrg Brg (3a)
Kirim Dokumen (5a)
Negosiasi
Akad Salam
PRODUSEN/
PENJUAL-I
Produksi
Barang
(4)
(1)
(2)
PEMBELI-II
Barang
Kirim
Barang
(5)
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Salam Paralel Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
1. SALAM PARALEL merupakan transaksi pembelian atas
barang tertentu yang dilakukan oleh bank dari pihak produsen
atau pihak ketiga lainnya dengan pembayaran dimuka, untuk
kemudian dijual kembali kepada nasabah dengan waktu
penyerahan yang disepakati.
2. Pembayaran oleh nasabah kepada bank dapat dilakukan dimuka
pada saat ditanda-tanganinya akad Salam atau secara tunai pada
saat penyerahan barang (Salam Wal Bai Al Mutlaqah) atau
dengan cara mengangsur (Salam Wal Murabahah).
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Salam Paralel Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
3. Apabila pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tunai atau
dengan cara mengangsur, biasanya bank mensyaratkan agar
nasabah terlebih dahulu membayar sejumlah uang muka yang
diperlukan.
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Salam Paralel Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayaan MODAL KERJA
Misalnya untuk modal kerja usaha pertanian, peternakan
atau industri yang menghasilkan barang-barang konsumsi.
Pembiayaan INVESTASI
Misalnya untuk pengadaan barang-barang modal, seperti
mesin-mesin dan sebagainya.
BAI AS
AS SALAM
SALAM
BAI
Skema Salam : Contoh Aplikasi Perbankan
(1)
(2)
Bank
Syariah XYZ
Akad
Salam (2a)
Negosiasi (1a)
Bank Garansi (3)
Bayar Rp. 1,5 M (5)
Kirim Faktur (7a)
Negosiasi
Akad Salam
Bayar Uang Muka Rp. 300 Juta
(4)
Bayar Angsuran
(8)
KUD Lestari
Produksi
Jagung
(6)
(1)
(2)
PT. Anugerah
Sentosa
Jagung
Kirim
Jagung
(7)
BAI
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
Pengertian :
ISTISHNA merupakan akad jual-beli antara pemesan/pembeli
dengan pihak produsen/penjual atas suatu barang tertentu yang
harus dipesan terlebih dahulu, dengan spesifikasi dan harga yang
disepakati. Sementara pembayarannya dapat dilakukan dimuka,
ditengah atau pada saat penyerahan barang.
ISTISHNA PARALEL merupakan gabungan dari dua transaksi
Istishna yang dilakukan secara simultan. Pihak penjual pada
transaksi Istishna yang pertama bukanlah produsen yang
sesungguhnya dan karenanya membuat akad serupa dengan pihak
lain (produsen) untuk memenuhi pesanan pembeli.
BAI
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
Landasan Syariah :
Mengingat sifat transaksinya yang sama, maka secara umum
landasan syariah yang berlaku pada Bai As Salam juga
berlaku pada Bai Al Istishna
Rukun Istishna:
Produsen / Penjual (Shaani)
Pemesan / Pembeli (Mustashni)
Barang / Jasa yang dipesan (Mashnu)
Harga Barang / Jasa (Tsaman)
Sighot (Ijab-Qabul)
BAI
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
Syarat Istishna:
Produsen dan pemesan (Shaani & Mustashni) cakap hukum,
tidak dalam keadaan terpaksa dan tidak ingkar janji.
Produsen (Shaani) memiliki kapasitas dan kesanggupan untuk
membuat/mengadakan barang yang dipesan.
Barang yang dipesan (Mashnu) harus jelas spesifikasinya dan
tidak termasuk yang dilarang syariah. Sedangkan waktu
penyerahannya sesuai kesepakatan.
Harga barang (Tsaman) harus dinyatakan secara jelas dan
pembayarannya dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Skema Istishna :
Pesan Barang
(1)
PRODUSEN
(Shaani)
Produksi Barang
(3)
Akad Istishna
(2)
Bayar Harga Barang
(5)
Barang
(Mashnu)
PEMBELI
(Mustashni)
Kirim Barang
(4)
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Skema Istishna Paralel :
Pesan Barang
(1)
Akad Istishna
(2)
Bayar Harga Barang
(5)
PEMESAN-II/
PENJUAL
PEMESAN-I
Pesan
Barang (1a)
Akad
Istishna (2a)
Krm.Dok. (4a)
Bayar Harga Barang
(6)
PRODUSEN
Produksi
Barang
(3)
Barang
Kirim
Barang
(4)
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Istishna Paralel Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
1. ISTISHNA PARALEL merupakan akad jual-beli barang antara
bank dan nasabah dengan spesifikasi sesuai yang dikehendaki
nasabah dan dengan harga serta cara pembayaran yang disepakati
bersama. Kemudian bank akan meminta produsen/kontraktor
untuk membuatkan barang yang dipesan oleh nasabah tersebut.
2. Oleh karena menggunakan dua akad jual-beli, maka cara
pembayaran bank kepada produsen/kontraktor dapat berbeda
dengan cara pembayaran nasabah kepada bank, sesuai dengan
kesepakatan.
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Istishna Paralel Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
3. Apabila pembayaran oleh nasabah tidak dilakukan dimuka,
maka biasanya bank mensyaratkan agar nasabah menyediakan
sejumlah uang muka yang diperlukan.
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Istishna Paralel Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayaan MODAL KERJA
Misalnya untuk modal kerja industri barang-barang
konsumsi, termasuk garmen, sepatu dan sebagainya.
Pembiayaan INVESTASI
Misalnya untuk pengadaan barang-barang modal, seperti
mesin-mesin dan sebagainya.
Pembiayaan KONSTRUKSI (Construction Financing)
BAI AL
AL ISTISHNA
ISTISHNA
BAI
Skema Istishna : Contoh Aplikasi Perbankan
Serah-Terima Pry. (5)
PT. AMANAH
SEJATI
(Kontraktor)
Kerjakan
Proyek (4)
PROYEK
RUKO
(5)
Negosiasi (1a)
Akad Istn (2a)
Bank Garansi (3a)
Kembalikan B.Garansi (6)
Bayar Rp. 4,5 milyar (7)
Serah-Terima
Proyek (5a)
ABDULLAH
(Nasabah)
(5a)
Negosiasi (1)
BANK
SYARIAH
AFIAT
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Pengertian :
IJARAH adalah akad pengalihan hak penggunaan atas suatu
barang untuk jangka waktu tertentu dengan kompensasi
pembayaran uang sewa, tanpa diikuti oleh perubahan
kepemilikan atas barang tersebut.
IJARAH WA IQTINA (IJARAH MUNTAHIA BITTAMLIK)
adalah akad sewa-menyewa atas suatu barang untuk jangka
waktu tertentu yang diakhiri dengan pengalihan kepemilikannya
kepada penyewa.
Dalil Ijarah
Q.S. Az Zuhruf: 32
Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.
Q.S. Al Baqarah: 233
dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.
Q.S. Al Qashash: 26, 27
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata; Hai ayahku! Ambilah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah
orang yang kuat lagi terpercaya.
Dalil Ijarah
Al Hadist:
kami telah menyewakan tanah dengan bayaran hasil
pertaniannya, maka Rasulullah melarang kami melakukan
hal
tersebut
dan
memerintahkan
agar
kami
menyewakannya dengan emas atau perak. (HR. Abu Daud)
Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.
Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal; dan kaum muslimin terkait
dengan
syarat-syrat
mereka
kecuali
syarat
yang
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.
Kaidah Fiqih
Pada dasarnya bentuk muamalah adalah boleh kecuali ada
dalil yang mengharamkan.
Menghindari
Mafsadah
harus
didahulukan
atas
mendatangkan manfaat.
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Rukun Ijarah :
Penyewa (Mustajir)
Pemilik barang (Muajjir)
Barang yang disewakan (Majur)
Harga sewa (Ajran)
Shigot (Ijab-Qabul)
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Syarat Ijarah :
Pemilik barang (Muajjir) dan penyewa (mustajir) cakap
hukum, tidak dalam keadaan terpaksa dan tidak ingkar janji.
Barang yang disewakan (Majur) memiliki manfaat yang
dibenarkan oleh syariah.
Harga sewa (Ajran) harus dinyatakan secara jelas dan
pembayarannya dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Skema Ijarah :
Penyerahan
Hak Penggunaan (3)
Pemilik Barang
(Muajjir)
Objek Sewa
(Majur)
Pemanfaatan
Hak Penggunaan (4)
Penyewa
(Mustajir)
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Skema Ijarah Wa Iqtina :
Penyerahan Kepemilikan (5)
Penyerahan
Hak Penggunaan (3)
Objek Sewa
(Majur)
Pemilik Barang
(Muajjir)
Penyewa
(Mustajir)
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Ijarah Wa Iqtina Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
IJARAH WA IQTINA (IJARAH MUNTAHIA BITTAMLIK)
adalah akad sewa-menyewa atas barang tertentu antara bank sebagai
pemilik barang (Muajjir) dengan nasabah selaku penyewa
(Mustajir) untuk suatu jangka waktu dan dengan harga yang
disepakati. Pada akhir masa sewa, bank memberikan opsi kepada
nasabah untuk membeli barang tersebut dengan harga yang
disepakati pula.
IJARAH
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
Ijarah Wa Iqtina Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayaan INVESTASI
Misalnya untuk pembiayaan barang-barang modal, seperti
mesin-mesin dan sebagainya.
Pembiayaan KONSUMER
Misalnya untuk pembelian mobil, rumah dan sebagainya.
IJARAH &
& IJARAH
IJARAH WA
WA IQTINA
IQTINA
IJARAH
Skema Ijarah Wa Iqtina : Contoh Aplikasi
Penyerahan (3)
Penjual
(Dealer)
Objek Sewa
(Kijang)
Surat2
Kendaraan
(3b)
Kendaraan (3a)
Beli 5 Unit
Kijang (2)
Bank Syariah
Barokah
PEMBIAYAN LAIN
LAIN
PEMBIAYAN
(Other Financing)
Financing)
(Other
Berbeda dengan kelompok pembiayaan dengan pola bagi hasil
maupun jual-beli, dalam pembiayaan lain tidak ada unsur
barang sebagai objek pembiayaan dan karenanya lebih
merupakan transaksi pinjam-meminjam.
Kalaupun ada unsur barang yang terkait dalam transaksi, maka
bukanlah merupakan objek transaksi, melainkan berfungsi
sebagai jaminan.
Ada dua produk perbankan syariah yang termasuk dalam kategori
ini, masing-masing adalah :
AL HAWALAH
AR RAHN
AL
AL HAWALAH
HAWALAH
Pengertian :
HAWALAH adalah akad pengalihan hutang-piutang dari
suatu pihak kepada pihak lain.
Landasan Syariah :
Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu
perbuatan dzalim, dan jika salah seorang dari kamu diikutkan
(di-hawalah-kan) kepada orang yang mampu/kaya, maka
terimalah hawalah itu. (HR. Abu Hurairah)
AL
AL HAWALAH
HAWALAH
Rukun Hawalah :
Pihak yang berhutang (Muhil)
Pihak yang berpiutang (Muhal)
Pihak yang menerima pengalihan hutang-piutang
(Muhal Alaih)
Sighot (Ijab-Qabul)
AL
AL HAWALAH
HAWALAH
Syarat Hawalah :
Hutang-piutang yang akan dialihkan jelas jumlahnya.
Adanya bukti hutang-piutang antara Muhil dan Muhal.
Pengalihan hutang-piutang disepakati oleh pihak-pihak
yang terlibat (Muhil, Muhal dan Muhal Alaih).
AL HAWALAH
HAWALAH
AL
Hawalah Dalam Teknis Perbankan
Pengertian :
HAWALAH adalah akad pengalihan piutang nasabah (muhal)
kepada bank (muhal alaih). Nasabah meminta bantuan bank agar
membayarkan terlebih dahulu piutangnya atas transaksi yang halal
dengan pihak yang berhutang (muhil). Selanjutnya bank akan
menagih kepada pihak yang berhutang tersebut.
Atas bantuannya membayarkan terlebih dahulu piutang nasabah,
bank dapat membebankan fee jasa penagihan yang penetapannya
dilakukan dengan memperhatikan besar-kecilnya resiko tidak
tertagihnya piutang.
AL HAWALAH
HAWALAH
AL
Hawalah Dalam Teknis Perbankan
Aplikasi :
Pembiayaan MODAL KERJA
Melalui transaksi Anjak Piutang
(Factoring).
AL HAWALAH
HAWALAH
AL
Skema Hawalah : Contoh Aplikasi Perbankan
Penunjukan Supplier (1)
Tagih /
Invoice (5)
Bayar (6)
Bank Syariah
Amanah
(Muhal Alaih)
Akad
Hawalah (3)
Bayar (4)
AR
AR RAHN
RAHN
Pengertian :
AR RAHN adalah akad gadai, dimana suatu pihak menyerahkan
barang tertentu miliknya kepada pihak lain, dalam rangka
memperoleh pinjaman uang yang diperlukannya.
Landasan Syariah :
QS. Al Baqarah: 283
Dari Anas r.a. berkata : Rasulullah menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya
gandum untuk keluarga beliau. (HR. Bukhari)
Ijma Ulama, akan tetapi ada perselihan tentang
disyariatkannya rahn yang tidak dalam perjalanan
AR
AR RAHN
RAHN
Rukun Rahn :
Pihak yang menggadaikan (Rahin)
Pihak yang menerima gadai (Murtahin)
Barang yang digadaikan (Marhun)
Hutang / pinjaman (Marhun Bih)
Sighot (Ijab-Qabul)
AR
AR RAHN
RAHN
Syarat Rahn :
Pihak yang menggadaikan (Rahin) dan pihak yang menerima
gadai (Murtahin) cakap hukum serta sama-sama ikhlas.
Pihak yang menggadaikan (Rahin) mempunyai kemampuan
untuk mengembalikan pinjaman.
Barang yang digadaikan (Marhun) benar-benar milik Rahin
dan bebas dari ikatan atau syarat apapun.
Jumlah hutang (Marhun Bih) disebutkan dengan jelas.
AR
AR RAHN
RAHN
Rahn Dalam Teknis Perbankan
RAHN merupakan produk penunjang sebagai alternatif
pegadaian, terutama untuk membantu nasabah dalam
memenuhi kebutuhan insidentilnya yang mendesak.
Bank tidak menarik manfaat apapun, kecuali biaya
pemeliharaan dan keamanan atas barang yang digadaikan.
Akad Rahn dapat pula diaplikasikan untuk memenuhi
permintaan bank akan jaminan tambahan atas suatu pemberian
fasilitas pembiayaan kepada nasabah.
Barang gadaian tidak boleh ditutup, miliknyalah
keuntungannya dan atasnyalah kerugiannya. (HR. adDaraquthni, Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi. Lihat Irwaul
Ghalil no. 1410)
Murtahin
memanfaatkan
Untuk menerangkan masalah ini, barang gadaian
dibagi menjadi dua keadaan :
barang
gadaian/rahn
Pertama, yang tidak membutuhkan biaya, seperti
Rahin memanfaatkan
barang gadaian/rahn
Perbandingan
Gadai dengan Rahn (Gadai Syariah)
INDIKATOR
Konsep
Dasar
GADAI KONVENSIONAL
Biaya Pemeliharaan
Lembaga
Perlakuan
Jenis
Barang Jaminan
Beban
PINJAMAN KEBAJIKAN
KEBAJIKAN
PINJAMAN
(Non Compensation
Compensation Financing)
Financing)
(Non
Disamping landasan prinsip kesetaraan dan kemitraan, ciri lain
perbankan syariah yang cukup menonjol adalah melekatnya
prinsip saling membantu, baik dalam berinteraksi dengan
nasabah maupun lingkungan sekitar. Hal itu antara lain
tercermin dari salah satu produknya, yaitu :
AL QARD (Pinjaman Kebajikan)
AL QARDH
QARDH
AL
Pengertian :
AL QARDH merupakan pinjaman yang diberikan oleh
satu pihak kepada pihak lain yang harus dikembalikan
pada waktu yang diperjanjikan, namun tanpa disertai
imbalan apapun.
Pinjaman yang diberikan tersebut adalah dalam rangka
saling membantu dan bukan merupakan transaksi
komersial.
AL QARDH
QARDH
AL
Rukun Qardh :
Peminjam (Muqtaridh)
Pemilik dana / pemberi pinjaman (Muqridh)
Dana yang dipinjamkan (Qardh)
Sighot (Ijab-Qabul)
AL QARDH
QARDH
AL
Syarat Qardh :
Pinjam-meminjam dilandasi oleh itikad baik dan
kerelaan kedua belah pihak yang berakad.
Dana yang dipinjamkan halal dan bermanfaat.
AL QARDH
QARDH
AL
Landasan Syariah :
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan)
pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala
yang banyak. QS. Al Hadiid (57) : 11
Barangsiapa yang telah melepaskan saudaranya yang
muslim satu dari kesusahan dunia, maka Allah akan
membantunya di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah
senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut
membantu saudaranya. (HR. Muslim)
AL QARDH
QARDH
AL
Landasan Syariah :
Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan
muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah
(senilai) shadaqoh (HR. Ibnu Majah).
Aku melihat pada waktu malam di-isra-kan, pada pintu
surga tertulis : Shadaqoh dibalas 10 kali lipat dan Qardh
18 kali. Aku bertanya : Wahai Jibril mengapa Qardh lebih
utama dari shadaqoh ?. Ia menjawab : Karena pemintaminta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam
tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.
(HR. Ibnu Majah).
AL QARDH
QARDH
AL
Aplikasi Dalam Perbankan :
1.
2.
3.
AL QARDH
QARDH
AL
Aplikasi Dalam Perbankan :
4.
AL QARDH
QARDH
AL
Skema Qardh : Contoh Aplikasi Perbankan
Akad QARDH
(1)
NASABAH
(Muqtaridh)
(1)
BANK SYARIAH
(Muqridh)
USAHA
Modal Usaha
(2)
(4)
100% Keuntungan
(5a)
Modal + Keuntungan
Pengembalian Modal
(5)
Manajemen Dana
EARNING ASSET
Tabel
Mudharib
Wadiah yad
dhamanah
Mudharabah
Mutlaqah
(Investasi Tdk
Lainnya
Terikat) (modal
dsb)
POOLING
DANA
Penghimpunan dana
Bag
i
Penyaluran danaPendapatan
has
il
Bagi
Prinsip bagi hasil
hasil/laba
Prinsip Ujroh
Prinsip jual
beli
Tabel
Sewa
Margin
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Skema Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet (Channelling)
Satu Nasabah
Investor
Satu Pelaksana
Usaha
Bank Syariah
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Skema Mudharabah Mutlaqah On Balance Sheet
Penjualan 1
Nasabah 1
Jual
Penjualan 2
Nasabah 2
Nasabah 3
Penjualan n
.
.
Bank
Syariah
Penyewaan 1
Sewa
Penyewaan 2
.
Nasabah n
Penyewaan n
Kerjasama
Usaha
Kerjasama 1
Kerjasama 2
.
Kerjasama n
KASUS
MENGHITUNG
BAGI HASIL DAN
PROFIT MARGIN
(0)
Rata-rata
Sebulan
Saldo
Harian
Bobot*
)
Saldo Ratarata
Tertimbang*
Distribusi
*)
Distri-busi
Penyimpan Dana
Bank
Porsi
Pendapatan
Porsi
Pendapatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(A)
(B)
(A)x(B) = (C)
(D)
(E)
(F)=(D)x(E)
(G)
(H)=(D)x(G)
Rekening
Giro
10000000
0,700
7000000
D1
0,250
F1
0,750
H1
Rek.
Tabungan
60000000
1,000
60000000
D2
0,550
F2
0,450
H2
Deposito
Mudharab
ah
1 bulan
10000000
0,800
8000000
D3
0,570
F3
0,430
H3
3 bulan
20000000
0,850
17000000
D4
0,600
F4
0,400
H4
6 bulan
5000000
0,900
4500000
D5
0,580
F5
0,420
H5
12 bulan
10000000
1,000
10000000
D6
0,570
F6
0,430
H6
Grand
Total
115000000
(B)
106500000
(D)
20000000
(F)
(H)
Contoh kasus :
Tanggal
Debet
26/6/02
02/7/02
575.000
125.000
10/7/02
15/7/02
21/7/02
Kredit
Saldo
575.000
450.000
250.000
100.000
700.000
600.000
400.000
1.000.000
Tgl.
Tgl.
Tgl.
Tgl.
Tgl.
26/6/02
02/7/02
10/7/02
15/7/02
21/7/02
s/d
s/d
s/d
s/d
s/d
Jumlah
tgl.
tgl.
tgl.
tgl.
tgl.
1/7/02
9/7/02
14/7/02
20/7/02
25/7/02
= 30 hari
=
=
=
=
=
6
8
5
6
5
hari
hari
hari
hari
hari
x
x
x
x
x
575.000
450.000
700.000
600.000
1.000.000
=
=
=
=
=
3450000
3600000
3500000
3600000
5000000
= 19150000
Perhitungan
Hasil Investasi
untuk setiap
rupiah 1000
dana nasabah
Distribusi ke
tiap nasabah
90,000,000.00
85,500,000.00
100,000,000.00
14,500,000.00
6,000,000.00
57.00
57.00
1,000,000.00
65
37,050.00
H= E/1000 * F * G/100
Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan
dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
= Rp. 2.150/kg
= 65.000 kg
= Rp. 139.750.000
= Rp. 125.000.000
= Rp. 14.750.000
= 65.000 kg
= 10,55%
= 65 hari
= 2 hari
=0
= 5,4
= 57%
= 28%
= 72%
CONTOH:
Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Laba Usaha
Bagian Bank
40 %
Bagian Nasabah
60 %
Cicilan Pokok
Total Setoran
1.
6.000.000
2.400.000
3.600.000
2.400.000
2.
7.000.000
2.800.000
4.200.000
2.800.000
3.
4.000.000
1.600.000
2.400.000
1.600.000
4.
4.500.000
1.800.000
2.700.000
1.800.000
5.
5.000.000
2.000.000
3.000.000
2.000.000
6.
5.500.000
2.200.000
3.300.000
2.200.000
7.
6.000.000
2.400.000
3.600.000
2.400.000
8.
5.400.000
2.160.000
3.240.000
2.160.000
9.
9.000.000
3.600.000
5.400.000
3.600.000
10.
5.700.000
2.280.000
3,420.000
2.280.000
11.
4.700.000
1.880.000
2.820.000
1.880.000
12.
3.500.000
1.400.000
2.100.000
100.000.000
1.400.000
Total
66.300.000
26.520.000
39.780.000
100.000.000
126.520.000
% dari Hasil
Usaha
0,40
0,60
% dari Modal
26,52
39.78
TEORI PRICING
PENENTUAN RETURN
PEMBIAYAAN
= 120
2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + Cost Recovery + Keuntungan
Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby)
x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun
Mark Up/Profit Margin
= Persentase x Pembiayaan
= 5 milyar
= 10% (Pricing)
= 200000000
= 2 tahun
= 150000000
= 30000000
= 120000000
= 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000
= 10% x 120 jt = 12.000.000
= 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt
= 136.800.000
Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:
Harga jual
= 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt
= 141.600.000
Demikian .
TERIMA KASIH
Atas perhatian dan kebersamaannya .