Anda di halaman 1dari 8

BAB I

LATAR BELAKANG

Di era globalisasi sekarang ini, persaingan yang selalu berkembang


adalah persaingan di dunia usaha antar perusahaan, baik perusahaan
besar,

menengah

maupun

kecil

(home

industry)

berlomba-lomba

membuat usaha dengan krestifitas masing-masing. Perusahaan kecil


(home industry) tidak kalah hasil produksinya dengan perusahaan yang
besar maupun menengah. Produksi di setiap perusahaan berbeda-beda,
ada yang menggunakan metode pesanan dan metode proses. Umumnya
perusahaan yang menggunakan metode proses adalah perusahaan besar.
Sedangkan perusahaan yang menggunakan metode pesanan adalah
perusahaam menengah dan kecil. Salah satu perusahaan kecil yang
memproduksi barangnya berdasarkan metode pesanan adalah Kerajianan
Logam Kilat. Penulis melakukan penelitian dan mengambil data-data dari
perusahaan Kilat pada tanggal 08 Mei 2016 dengan metode wawancara.
Kerajinan Logam Kilat yang didirikan oleh Bpk. Prihdiyantono
berdiri pada tahun 1997 dengan jumlah tenaga kerja 8 orang pegawai.
Dimana 5 pegawai untuk produk, dan 3 pegawai untuk jasa. Sebelum
merintis

home

industri

tersebut,

beliau

bekerja

pada

salah

satu

perusahaan kerajinan logam China selama 14 tahun. Karena faktor


ekonomi, Bpk. Prihdiyantono memutuskan untuk keluar dari perusahaan
tersebut dan mendirikan usaha sendiri pada bidang yang sama mengenai
kerajinan logam. Usaha tersebut bertempat di Dukuhrejo RT 1/2,
Donohudan, Ngemplak, Boyolali, dalam usahanya beliau menerima
pesanan berupa plakat, lencana, emblem, medali, piala, aneka souvenir,
jual beli keris + warangkanya (sarung keris), penyepuhan chrom, emas,
perak, dan lain-lain. Produk-produk tersebut dapat dipesan melalui
contact, baik melalui telepon, BBM, ataupun email dengan uang muka
minimal 50% dari total pembelian.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah penentuan harga pokok suatu produk
dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan dan
penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Salah satu metode
yang digunakan dalam akuntansi biaya adalah metode harga pokok
pesanan. Pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk
memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi suatu
item persediaan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam
kartu biaya pesanan (job cost sheet) yang dapat berbentuk kertas
atau

elektronik.

Perhitungan

biaya

berdasarkan

pesanan

mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja


langsung, dan overhead pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan.
B. Siklus Akuntansi Biaya
Dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan usaha perusahan tersebut. Siklus akuntansi biaya dimulai
dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan
berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang
dijual. Dalam perusahaan jasa, siklus akuntansinya dimulai dengan
persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa
kepada pemakainya. Perusahaan tersebut, siklus akuntansi biayanya
dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan
berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan.
Sedangkan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan
bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan
produk jadi ke bagian gudang. Perusahaan manufaktur, siklus
3

akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku


yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya
harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke
bagian gudang.
C. Kararakteristik

Usaha

Perusahaan

Yang

Produksinya

Berdasarkan Pesanan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah
bahan baku menjadi produk jadi bedasarkan pesanan dari luar atau
dari dalam perusahaan.
Karakteristik usaha perusahaan tersebut Antara lain :
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika
pesanan

yang

satu

selesai

dikerjakan,

proses

produksi

dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya.


2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditn=entukan
oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat
berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditunjukkan dengan untuk memenuhi pesanan, bukan
untuk memenuhi persediaan di gudang.
D. Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur
pencatatan biaya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan
uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari
bagian produksi ke bagian gudang. Dalam metode harga pokok
pesanan terdapat kartu harga pokok pesanan. Dimana kartu pokok
harga pesanan merupaakan catatan yang penting dalam metode
harga pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening
pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi
tiap pesanan produk. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi
tidak

langsung

dalam

kartu

harga

pokok

pesanan

yang

bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak

langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif


tertentu. Berikut ini contoh kartu harga pokok pesanan:
PT Hasbona
Surakarta
KARTU HARGA POKOK
No. Pesanan : A-105
: PT Lentera
Jenis
: Mug
Pesanan : Segera
Tgl Pesan
: 1 Maret 20X1
: 100 biji
Tgl Selesai : 13 Maret 20X1
: Rp. 10.000
Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Kerja

Pemesanan
Sifat
Jumlah
Harga Jual
Biaya Overhead Pabrik

T No.

Ket

Juml

Tgl No.

Juml

Tgl Jam

g BPB

ah

ah

l G

Kartu

Tarif

Mesin

Jumla
h

Jam
Kerja
BAB III
PEMBAHASAN

A. Medali Wisuda (Emblem)


1. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong.
KARTU HARGA/BIAYA PESANAN
Jenis Bahan
Jumlah
Harga/Unit

Jumlah

Kuningan
Emas
HCL
Kawat

Unit
2,9 lembar
8,89 gr
0,089 liter
0,26 kg

Rp
Rp
Rp
Rp

Kuningan
Kawat

0,0006 kg

Rp 150.000

Rp

0,26 gr
205 m
Jumlah

Rp 10.000
Rp
1.000

Rp 520.000
Rp 205.000
Rp 7.232.890

Tembaga
Patri
Pita

500.000
540.000
10.000
150.000

Rp 1.450.000
Rp 5.000.000
Rp
890
Rp
39.000
18.000

Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong.


Persediaan Bahan

Rp 7.232.890

Kas

Rp 7.232.890

2. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong untuk memproduksi


pesanan.
KARTU HARGA/BIAYA PESANAN
Jumlah Pesanan : 200 Unit.
Harga Jual : @Rp 75.000 x 200 = Rp 15.000.000
Bahan Baku
Jumlah
Harga/Unit
Kuningan
Emas
HCL

Bahan

Unit
2,8 lembar
8,88 gr
0,088 liter
Jumlah
Jumlah

Rp 500.000
Rp 540.000
Rp 10.000

Harga/Unit

Jumlah
Rp 1.400.000
Rp 4.800.000
Rp
888
Rp 6.200.888
Jumlah

Penolong
Kawat

Unit
0,25 kg

Rp 150.000

Rp

37.500

Kuningan
Kawat

0,1 kg

Rp 150.000

Rp

15.000

50 gr
200 m
Jumlah

Rp 10.000
Rp
1.000

Rp
Rp
Rp

500.000
200.000
752.500

Tembaga
Patri
Pita

Jurnal pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam


memproduksi pesanan
Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku

Rp 6.200.888

Barang Dalam Proses BOP Sesungguhnya

Rp

Persediaan Bahan

752.500
Rp

6.953.388
3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
Jenis

Jumlah

Dasar

Tenaga

Tenaga

Gaji/Upah

Kerja

Kerja
(8

(Hari)
6

Total

jam/hari)
1
1
1
1
1

Sketsa
Afdruk/Etsa
Penggergaji
Patri
Penyepuha
n
Jumlah
Penyelesaia

Selama

hari

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

55.000
55.000
50.000
50.000
65.000

Rp 275.000
Rp 275.000

12

Rp 3.300.000

Jurnal pencatatan Biaya Tenaga Kerja


Gaji dan Upah

Rp 3.300.000

Utang Gaji dan Upah

Rp 3.300.000

4. Pencatatan pembayaran Gaji dan Upah


Utang Gaji dan Upah

Rp 3.300.000

Kas

Rp 3.300.000

5. Pencatatan BOP
Biaya lainnya
yang

BOP Sesungguhnya

dikeluarkan
Listrik
Transportasi
Bensin
Kain Poles
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

BOP Dibebankan

300.000
200.000
290.400
160.000
950.400

Rp 310.000
Rp 208.000
Rp 309.600
Rp 200.000
Rp 1.027.600

a. Perhitungan BOP Sesungguhnya :


Listrik

= Rp 25.000 x 12 hari
= Rp 300.000

Transportasi

= (Rp 500.000 : 30) x 12 hari


= Rp 200.000

Bensin

= Rp 6.050 x 4 liter/hari x 12 hari


= Rp 290.400

Kain Poles

= @Rp 40.000 x 4 buah


7

= Rp 160.000
b. Perhitungan BOP Dibebankan :
Listrik

= Rp 310.000

Transportasi

= (Rp 500.000 : 30) x 12,5 hari


= Rp 208.000

Bensin

= Rp 6.450 x 4 liter/hari x 12 hari


= Rp 309.400

Kain Poles

= @Rp 40.000 x 4 buah


= Rp 160.000

c. Tarif BOP dibebankan

BOP dibebankan(non BP)


x 100
BBB dibebankan+ BBP yang dibebankan
=

Rp 1.027 .600
Rp 7.232 .890

x 100%

= 14,2%
d. BOP Dibebankan

= Tarif BOP dibebankan x (BB ses

+ BP ses)
= 14,2% x Rp 6.953.388
= Rp 987.382
Jurnal pencatatan BOP
BOP Sesungguhnya

Rp 950.400

Biaya Listrik

Rp 300.000

Biaya Transportasi

Rp 200.000

Biaya Bensin

Rp 290.400

Biaya Kain Poles

Rp 160.000

Jurnal pencatatan BOP yang dibebankan kepada Pesanan dari


Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Proses BOP

Rp 1.027.600

BOP yang Dibebankan

Rp 1.027.600

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi


Perhitungan :
Biaya Bahan Baku

= Rp 6.953.388
8

Biaya Tenaga Kerja Langsung

= Rp 3.300.000

Biaya Overhead Pabrik

= Rp

Jumlah

950.400

= Rp 11.203.788

Jurnal pencatatan Harga Produk Jadi


Persediaan Produk Jadi

Rp 11.203.788

Biaya Dalam Proses Biaya Bahan Baku

Rp

6.953.388
Biaya Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp

3.300.000
Biaya Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik
950.400

7. Pencatatan Pendapatan Penjualan Produk


Jurnal Pencatatan Penjualan Produk
Piutang Dagang

Rp 15.000.000

Harga Pokok Penjualan

Rp 11.203.788

Penjualan

Rp 15.000.000

Persediaan Barang Jadi

Rp 11.203.788

Rp

Anda mungkin juga menyukai