Dosen Pengampu :
Semester : II (Dua)
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena dengan rahmat
dan karunianya kami masih siberi kesempatan untk menyelesaikan makalah ini
yang kami beri judul “Istiadzan Dan Basmalah Di Awal Surat”
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Makalah.........................................................................2
BAB I PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................14
B. Saran........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitabullah Al Karim, wahyu yang terakhir diturunkan dari langit ke bumi. Allah
menjaganya dari pengubahan dan penggantian baik tulisan maupun bacaannya dan
menjadikannya sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia. Inilah Al Qur’an yang
agung. Kita terhitung beribadah dengan mengimaninya, membaca, menghafal, dan
mengamalkan kandungannya.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi seluruh umat untuk mengetahui
bagaimana cara membaca Al Qur’an dengan baik dan benar menggunakan hukum
tajwid dan hukum membaca Al Qur’an dengan kitab yang khusus mempelajari
tentang bacaan Al Qur’an.
Makalah ini ditulis agar manjadi pendorong bagi para pembaca, kaum muslimin,
untuk meningkatkan kesungguhan dalam memperhatikan saat membaca kitab
Rabb Nya. Disamping agar menjadi semacam nasihat bagi kaum muslimin, juga
sebagai bentuk tolong menolong diatas kebaikan dan ketakwaan. Alloh yang
menjadi setiap tujuan dan Dia lah penolong kita, Dia lah sebaik baik penolong.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Maklah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Isti’adzah adalah mashdar (kata dasar) dari kata kerja (fi’il) isti’adza-yasta adzu
yang berarti memohon perlindungan.[2] Menurut istilah isti’adzah adalah
kalimat yang berisi ungkapan dalam rangka memohon perlindungan kepada allah
dari godaan syaitan yang terkutuk ‘’. Pengertian ini didasarkan pada bentuk
kalimat.
“A’udzubillahi minasyaithonirrojiim”
3
c. Asyaithon : Iblis yang Alloh melaknatnya.
d. Arrojiim : Terkutuk, terjauhkan, tertolak dari semua rahmat dan kebaikan, yang
tidak akan mendatangkan kejelekan kepada dienku dan duniaku.
4
Bismillah, Allahuakbar ketika menyembelih dan nahr (menyembelih unta dengan
cara menusuk dileher).
5
1. Apabila qari membaca sir, (pelan didingarkan dirinya sendiri) baik dia
sendiri maupun di majelis, maka lebih baik dia baca ta’awwudz dengan sir
2. Apabila dia sendiri, baik dia membaca qur’an dengan sirr atau tatkala
dengan keras, maka hendaknya dia sirrkan isti’adzah-nya.
3. Apabila berada dalam shalat, baik shalat sir maupun dijahrkan, baik
sendiri maupun tatkala menjadi imam
Hukum Isti’adzah
Disunnahkan bagi setiap yang ingin membaca sesuatu dari Alqur’an satu
surat atau lebih, ucapkanlah :” (”أعوذبــــا هللا من الشــــيطان الــــر جيمA’udzubillahi
minasyaithonirrojiim), kemudian baru membacanya.
Seperti yang disukai bagi orang yang sedang marah atau orang yang
khawatir akan kejelekan yang akan menimpanya maka berlindunglah kepada
Allah dari syaithon yang terkutuk.
Basmalah, yaitu ucapan Bismillahirahmanirrohim
Hukum membaca basamalah
6
a. Wajib :
wajib membaca Basmalah pada awal surat Al-Fatihah, sebab Basmalah termasuk
salah satu ayatnya, menurut mahzab Syafi’i.
b. Haram :
haram membaca Basmalah pada awal surat Al-Baro’ah (At-Taubah),
sebab sudah menjadi Ijma’ (kesepakatan ulama). Dalam mushaf Utsmany pun
tidak ada tulisan basmalahnya pada awal surat Al-Baro’ah.
Dalilnya hadits dari ibnu ‘abbas :
كان النبي صلى هللا عليه وسلم ال يعرف فصل السورة حتى ينزل عليه بسم هللا الرحمن الرحيم
7
Firman Allah Swt:
فَا ِ َذا قَ َر ْأتَ ْالقُرآنَ فَا ْستَ ِع ْذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشـ ْيطَا ِن ال َّر ِجي ِْم
Maka apabila engkau membaca Al-Qur’an, maka mohonlah perlindungan
kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”. (QS. 16 : 98)
Lafadz isti’adzah dapat berbunyi seperti diatas atau dengan menambahkan
ال َّس ِمي ِْع ْال َعلِي ِْم menjadi :
أَعُو ُذ بِاهَّلل ِ ال َّس ِمي ِْع ْال َعلِي ِْم ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِجي ِْم
Adapun membaca basmalah sangat dianjurkan (mustahabbah), baik diawal
surat atau pertengahan surat -kecuali pada surat At Taubah – baik dilakukan
dengan suara keras atau pelan. Sebagian ulama Qira’at memberinya hukum Wajib
Sina’i artinya kewajiban yang apabila ditinggalkan tidak berdosa. Istilah tersebut
digunakan karena Rasulullah sangat menganjurkan membaca basmalah,
sebagaimana didalam sabdanya:
ُكلُّ اَ ْم ٍر ِذيْ بَا ٍل الَ يُ ْبدَأُبِبِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم فَه َُو اَ ْقطَ ُع
Setiap urusan yang penting yang tidak dimulai dengan membaca kalimat
basmalah , maka terputuslah barokahnya”.
Cara membaca isti’adzah, basmalah dan ayat pada awal surah ada 4 macam cara,
yaitu :
ْ َق (Qath’ul Jam’i) yaitu pisah semuanya.
1. ط ُع ْال َج ِميْع
Caranya adalah membaca isti’adzah, berhenti (waqaf), lalu membaca
basmalah, dan berhenti lagi (waqaf), kemudian membaca awal surah. Contoh :
ِ َ☼قُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم ☼َّجي ِْم
ق ِ اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشـ ْيطَا ِن الر ☼
ِ ِط ُع األَو َِّل َو َوصْ ُل الثَّانِ ْي بِالثَّال
2. ث ْ َق
Qath’ul Awwal Wa Washluts Tsani Bitstsalits, yaitu memutus yang pertama
dan menyambung yang kedua dengan yang ketiga.
Caranya adalah membaca isti’adzah, berhenti (waqaf), lalu membaca
basmalah disambung (washal) dengan awal surah. Contoh :
ِ َقُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل __ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم ☼َّجي ِْم
ق ِ اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشـ ْيطَا ِن الر
ْ َف َعلَ ْي ِه َوق
ِ ِط ُع الثَّال
3. ث ِ ْال َو ْق َوصْ ُل األَ َّو ِل بِالثَّانِ ْي َم َع
Washlul Awwal Bitstsani Ma’al Waqfi ‘Alaihi Wa Qath’utstsalits, yaitu
menyambung yang pertama dengan yang kedua lalu berhenti, dan memutus yang
ketiga.
8
Caranya adalah membaca isti’adzah disambung ( washal ) dengan
basmalah, lalu berhenti(waqaf ), kemudian membaca awal surah. Contoh :
ِ َقُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل ☼ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم __ َّجي ِْم
ق ِ اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشـ ْيطَا ِن الر
4. وصْ ُل ْال َج ِمي ِْع (Washlul
َ Jam’i) yaitu menyambung semuanya.
Caranya adalah membaca isti’adzah disambung ( washal) dengan
basmalah, disambung lagi.
(washal) dengan awal surah. Contoh :
ِ َقُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل ___ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم ___ َّجي ِْم
ق ِ اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشـ ْيطَا ِن الر
Membaca Basmalah Diantara Dua Surah
Adapun cara membaca basmalah diantara dua surah, dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :
ْ َق (Qath’ul Jam’i) yaitu dipisah semuanya.
1. ط ُع ْال َج ِمي ِْع
Cara membacanya adalah membaca ayat pada akhir surah, berhenti
(waqaf), lalu membaca basmalah, berhenti ( waqaf), kemudian membaca ayat
pada awal surah. Contoh :
ِ َ☼قُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم ☼ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّه ُكفُ ًوااَ َح ٌد ☼
ق
ْ َق
ِ ِط ُع األَو َِّل َو َوصْ ُل الثَّانِ ْي بِالثُّال
2. ث
Qath’ul Awwal Wa Washlutstsani Bitstsalits, yaitu memutus yang pertama
dan menyambung yang kedua dengan yang ketiga.
Cara membacanya adalah membaca ayat pada akhir surah, berhenti
( waqaf), lalu membaca basmalah, disambung (washal) dengan ayat pada awal
surah. Contoh:
ِ َقُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل __ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم ☼ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّه ُكفُ ًوااَ َح ٌد ☼
ق
3. وصْ ُل ْال َج ِمي ِْع ( Washlul
َ jam’i ), yaitu menyambung semuanya.
Yaitu membaca ayat pada akhir surah,disambung ( washal) dengan
basmalah, dan disambung (washal) dengan awal surah. Contoh :
ِ َقُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل __ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم __ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّه ُكفُ ًوااَ َح ٌد
ق
Catatan :
Tidak dibolehkan membaca ayat pada akhir surah disambung
(washal) dengan basmalah langsung berhenti (waqaf). Hal ini dikhawatirkan ada
kesan, bahwa basmalah adalah akhir surah.
Cara membaca yang tidak dibolehkan adalah seperti contoh berikut :
9
بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم __ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّه ُكفُ ًوا اَ َح ٌد ☼
Wallahu’alam bisshowwab.
Maroji :
Imam Syafi’I menilai Basmalah sebagai ayat pertama dari surah al-Fatihah, dan
karena shalat tidak sah tanpa membaca al-Fatihah . Dalam arti lain, sebelum
membaca al-fatiah hukumnya wajib membaca basmalah dan apabila tidak maka
tidak sah.
Ar-Rahman ar-Rahim, Dengan kata ar-Rahman digambarkan bahwa Tuhan
mencurahkan rahmat-Nya, sedangkan dengan kata ar-Rahim dinyatakan bahwa
Alloh memiliki sifat rahmat yang melekat pada-Nya. Ada juga ulama yang
memahami kata ar-Rahman sebagai sifat Allah swt. yang mencurahkan rahmat
yang bersifat sementara ini meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa
membedakan antara mukmin dan kafir.
2. Imam Malik
Imam Malik berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari al-Fatihah, dan
karena itu ia tidak dibaca ketika membaca al-Fatihah dalam shalat. Alasannya
antara lain adalah perbedaan pendapat itu. Ini karena al- Qur’an bersifat
mutawatir, dalam arti periwayatannya disampingkan oleh orang banyak yang
jumlahnya meyakinkan, sedang riwayat tentang Basmalah dalam al-Fatihah tidak
demikian. Buktinya adalah kenyataan terjadinya perbedaan pendapat.
10
3. Pendapat Lain
Lafazh Isti’adzah
اعوذ باهلل من ال ّشيطن الرجيم
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”
Atau
اعوذ باهلل من ال ّشيطن الرجيم من همزه ونفخه ونفثه
“Aku Berlindung Kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari
kesombongannya, dan dari syairnya yang tercela”
Atau
اعوذ باهلل السميع العليم من ال ّشيطن الرجيم
“Aku Berlindung Kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
dari syaitan yang terkutuk”
Lafazh Basmalah
بسم هللا الرحمن الرحيم
11
1. Alqur’an adalah obat untuk penyakit-penyakit hati.
“Wahai manusia, telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.”
2. Syaithon diciptakan dari api yang bisa membakar apa saja. Sedangkan Alqur’an
adalah dzat yang dapat membawa hidayah, pengetahuan dan siraman bagi hati.
Karena itulah Allah SWT menyuruh ber-isti’adzah agar syaithon tidak mampu
membakar. Isti’adzah berfungsi sebagai peredam.
4. Allah SWT menjelaskan bahwa syaithon dan bala tentaranya selalu berusaha
memalingkan manusia dari mengingat Allah. Ketika seseorang membaca
Alqur’an, syaithon terus mengganggunya dan mencegahnya dari mentadabburi
Alqur’an.
Tentang hal itu, Allah berfirman di dalam Alqur’an, surat Al-Isro’ (17) ayat 64:
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu
dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan
kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan berilah janji
12
kepada mereka; dan tidak ada yang dijanjikan syaithon kepada mereka melainkan
tipu daya belaka.”
Syaithon sangat suka mendengarkan alunan musik yang membuai. Maka, dengan
ber-isti’adzah, insya Allah dapat menghindarkan pembacanya dari kehadiran
syaithon, namun sebaliknya, mengharapkan kehadiran Allah SWT.
6. Syaithon mempunyai sifat ingin mencegah siapa saja yang ingin beramal
shaleh, termasuk terhadap orang yang ingin/sedang membaca Alqur’an. Bahkan
Nabi pun pernah digoda olehnya. Nabi SAW pernah bersabda:
Oleh karena itu, semakin besar nilai yang kita kerjakan semakin besar pula usaha
syaithon untuk mencegahnya. Isti’adzah dibacakan dengan maksud supaya
terhindar dari godaan syaithon.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Hukum Membaca Basmalah : Hukumnya ada tiga, yaitu wajib, sunah dan Haram.
Wajib ketika membaca pada awal surat alfatihah karena menurut beberapa ulama,
basmalah adalah sebagian dari surat alfatihah, sunah ketika membaca semua surat
selain fatihah dan Attaubah, haram ketika membaca pada awal surat attaubah
karna sudah menjadi kesepakan para uama, ini terbkti bahwa tiada lafadz
basmalah pada awal surat attaubah.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai pokok materi yang ada dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahanya karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi dalam makalah ini.
Penulis berharap banyak kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini bisa berguna bagi penulis pada khususnya, juga para
pembaca yang budiman pada umumnya dan dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdur Ra’uf Al Hafidz, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, Kajian Ilmu Tajwid,
Lc.
http://tashfiyah.or.id/istiadzah-dan-basmalah/
http://abumuhassin.blogspot.com/2011/04/hukum-membaca-istiadzah.html
http://farisibnusahili.blogspot.com/2011/12/makalah-tentang-hukum-istiadzah-
dalam.html
16
17