Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Akhlak&Tasawuf

DOSEN PENGAMPU 1 : Badaruddin,S.Ag.M.Ag

DOSEN PENGAMPU 2 : Kurniawan Muhammad Nur,S.H.S.Sos.M.Sos

Kelompok 1 :

Yusela Anggraini (2041030181)

Alvin Okdiansyah (2041030180)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal.
Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Akhlak
dan Tasawuf yang insyaallah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :

1. Kurniawan Muhammad Nur,S.H.S.Sos.M.Sos.Selaku Dosen Pembimbing Mata


Kuliah
Akhlak & Tasawuf

2. Teman Kelompok 1 selaku Penulis dan pembuat Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar….. ……………………………………………………... i

Daftar isi ………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………….………….………1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………...…………………..2

1.3 Tujuan Pembelajaran ………………………………………..….…3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak……………………………………...…..…........4

2.2 Sumber Akhlak…………………………………………………...…6

2.3 Ruang Lingkup Akhlak……….........................……………….…...6

2.4 Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak……………………............7

2.5 Ciri-Ciri Akhlak Dalam Islam Islam…………………..…………..8

2.6 Sifat-Sifat Akhlak Dalam Islam………………………..…..............9

BAB III KESIMPULAN……………………………………………….10

3.1Daftar Pustaka ……………………………………………….…......11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkah laku manusia, ( masyarakat ), terus bergulir karena tanpa sengaja


memberikan pengaruh yang cukup besar regeneratif. Sebagaimana tingkah laku orang
tua yang diwariskan kepada anak-anaknya, atau anaknya sendiri meniru akhlak kedua
orang tuanya. Demikian pula dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
Apabila akhlaknya baik (berakhlak mulia), akan sejahteralah lahir batinnya, akan
tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), maka rusaklah lahir dan batinnya.

Manusia yang diciptakan oleh Allah SWT, dengan sempurnah dibanding


dengan makhluk lainnya, oleh sebab itu manusia yang diberi akal dan pikiran untuk
digunakan berinteraksi dengan manusia ,lingkungan yang ada disekitarnya dengan
cara yang disampaikan oleh Rasulullah saw, yang mana beliau membawa ummatnya
dari alam yang gelap gulita kealam yang terang benderang, sehingga kehidupan
manusia, masyarakat, tenteram dan damai serta penuh rasa aman dapat tercapai.
Kesemua ini diatur oleh akhlak manusia.

Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri


manusia, manusia terlahir dengan fitrah yang suci, lingkunganlah yang
kemudian mengarahkan manusia menjadi manusia yang berakhlak baik
atau berakhlak buruk. Oleh karena itu, ilmu Akhlak dapat mengarahkan
manusia untuk berbuat baik untuk dirinya, bermasyarakat, yang
diperlukan oleh semua manusia agar hidupnya dalam masyarakat
selalu tenang,aman dan tentram.

Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan


kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan
kepada yang berhak, dia melakukan kewajibannya terhadap dirinya
sendiri, yang menjadi hak dirinya, terhadap Tuhannya, yang menjadi
hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain, terhadap sesama
manusia, yang menjadi hak manusia lainnya, terhadap makhluk hidup
lainnya, yang menjadi haknya, terhadap alam dan lingkungannya dan
terhadap segala yang ada secara harmonis, dia akan menempati
martabat yang mulia dalam pandangan umum. Dia berbuat untuk

1
dirinya dengan sifatsifat terpuji, dan menjauhkan dirinya dari sifat-
sifat yang tercela, dia menempati kedudukan yang mulia secara
obyektif, walaupun secara materiil keadaannya sangat sederhana.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut sesuai
dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu rumusan
masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini. Adapun
rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:

1. Mengapa kita harus mengetahui pengertian,sumber,ruang lingkup akhlak ?


2. Apa pentingnya kedudukan dan keistimewaan akhlak dalam islam?
3. Apa saja cirri-ciri akhlak dalam islam ?
4. Apa saja sifat-sifat dalam islam ?

2
1.3 Tujuan Pembelajaran

Adanya suatu diskusi dalam kelas yang kita lakuakan sudah barang tentu semuanya
mempunyai tujuan masing-masing dan boleh jadi tujuan tersebut berbeda ataupun
sama. Sedang pembelajaran pada saat ini yaitu dengan judul “ Akhlak” mempunyai
beberapa tujuan diantaranya adalah :

1.Dapat mengetahui Pengertian Akhlak

2.Dapat mengetahui Sumber Akhlak

3.Dapat mengetahui Ruang Lingkup Akhlak

4.Dapat mengetahui Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

5.Dapat mengetahui Sifat-Sifat dalam Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 A.Akhlak

1.Pengertian Akhlak

Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang
secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata
krama, sopan santun, adab dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata
“khalaqa” atau “khalqun”, artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “ Khaliq “,
artinya menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-khaliq”,
pencipta dan “ makhluq “, artinya yang diciptakan.

Sebenarnya, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan kata
“ akhlak “, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan terminologik
(peristilahan ). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim
mashdar (bentuk infinitif) dari kata “ al-akhlaqa- yukhliqu-ikhlaqan “, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af ‘ala- yuf’’ilu-if’alan, berarti as-sajiyah ( perangai
). Ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar ), al-adat (kebiasaan, kelaziman ), al-
maru’ah ( peradaban yang baik ), dan ad-din (agama).kata “ akhlak “ juga isim masdar
dari kata
“akhlaqa”, yaitu “ikhlaq”.

Adapun pengertian akhlak yang dikemukakan oleh para ahli ilmu akhlaq.bahwa
Sekalipun kalimatnya berbeda namun tetap terpaku pada satu titik point yaitu tingkah
laku. Akhlak menurut arti bahasa sama dengan adab, sopan santun, budi pekerti atau
juga etika.

1.Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.

2.Imam Ghazali, mengartikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

4
Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu
sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia, sehingga
akhlak sering disebut dengan etika Islam. perbedaannya terletak pada standar
masingmasing. bagi akhlak standarnya adalah al-Quran dan Sunnah, bagi etika
standarnya dan pertimbangan akal fikiran, sedangkan bagi moral standarnya adalah
adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.

Menurut Quraish Shihab, Akhlak Islami lebih luas maknanya daripada yang
telah dikemukakan terdahulu serta mencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan
sifat lahiriah.yang berkaitan batin dan maupun pikiran.1

Secara sederhana akhlak Islami dapat diartiakan sebagai akhlak yang


berdasarkan ajaran Islam atau Akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di
belakang akhlak menempati posisi sebagai sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah
perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya
yang disandarkan pada ajaran Islam. Akhlak Islami bersifat universal, namun dalam
rangka penjabaran hukum Islam yang bersifat universal tersebut dibutuhkan bantuan
pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan
moral.

1
Akhlak dan Tasawuf( Lampung: Bandar Lampung), 2021

5
2.2 B.Sumber Akhlak

Dalam Islam, Al Qur’an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan hidup juga
dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat seseorang. Apa yang baik
menurut Al Quran dan As-Sunnah itu berarti baik dan harus dijalankan, sedangkan apa
yang buruk menurut Al Quran dan Sunnah berarti tidak baik dan harus dijauhi.

Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah,
bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan
moral.

2.3C.Ruang Lingkup Akhlak

Adapun Ruang Lingkup Akhlak, yaitu:

1. Akhlak Beragama, yaitu sifat atau perilaku Kita yang menyakut dengan urusan
Tuhan dan kepercayaan. Seperti bagaimana kita melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang diharuskan dan diwajibkan oleh agama.
2. Akhlak Pribadi, yaitu sifat atau perilaku yang tertanam di dalam jiwa kita
sendiri, seperti emosi ketika kita sedang marah, etika dalam melakukan sesuatu
hal, dll.
3. Akhlak Berkeluarga, yaitu sifat atau perilaku kita terhadap anggota keluarga
kita, seperti bagaimana kita bersikap kepada Ayah, Ibu, Adik, Kakak. Dan
bagaimana Kita saling hormat menghormati dan saling menghargai satu sama
lain.
4. Akhlak Bermasyarakat, yaitu sifat atau perilaki Kita saat berada di lingkungan
masyarakat, seperti Saling tolong menolong dan membantu masyarakat yang ada
disekitar kita, serta gotong royong dalam melakukan sesuatu.
5. Akhlak Bernegara, yaitu sifat atau perilaku kita terhadap bangsa dan negara,
seperti bagaimana kita mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, membayar pajak,dll.

6
2.4 D.Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

1.Kedudukan Akhlak Dalam Islam

a. Akhlak dalam islam menempati posisi utama dalam ajaran islam setelah
keimanan dan ibadah islam. Rasulullah bersabda ;

“aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”

b. Akhlak sebagai barometer bagi keimanan seseorang musllim. Rasulullah


bersabda:

“kesempurnaan iman itu baiknya akhlak seseorang”

c. Ssemua ibadah dalam islam selain sebagai pengabdian kepada Allah


SWT yang bertujan untuk kesempurnaan budi pekerti (akhlak).

2.Keistimewaan Akhlak dalam Islam

a. Rasullah Saw menempatkan penyempurnaan akhlak yg mulia sebagai misi


pokok risalah islam.

b. Akhlak merupakan salah satu ajaran agama islam sehingga Rasulullah


Saw pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.

c. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti


pada hari kiamat.

d.Rasulullah SAW menjadikan baik dan buruknya akhlak seseorang itu


sebagai ukuran imannya ketika ia hidup di dunia.

e.Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadahnya
kepada Allah SWT.

7
2.5 E.Ciri-Ciri Akhlak dalam Islam

Ciri-ciri akhlak dalam Islam antara lain adalah sebagai berikut:

(1) baik dan bersifat ikhtiari, maksudnya sikap dan perilaku yang baiknya itu merupakan
hasil usaha yang keras dan sungguh-sungguh;

(2) benar, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu dilakukan semata-mata
sebagai ketaatan kepada Allah dengan mengikuti petunjuk dan teladan Rasulullah;

(3) ikhlash, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu dilakukan karena Allah
semata, bukan karena parih dunia ataupun pamrih akhirat; dan

(4) istiqomah, atau ajeg dan tetap, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu
dilakukan secara terus-menerus dalam situasi dan kondisi apa pun dan bagaimanapun

2.5 F.Sifat-Sifat Akhlak dalam Islam

(1) Akhlak itu bersifat rabbani (al-akhlaq al-rabbaniyah)

Ajaran dalam islam bersumber dari wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan
sunah. Sifat rabbani dari akhlak juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh
kebahagian di dunia ini dan di akhirat nanti.

Sifat rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam islam bukanlah moral yang
kondisional dan situsional, tetapai akhlak yang benar yang memiliki nilai mutlak. Akhlak
rabbanilah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia.

(2) Akhalak bersifat manusiawi (Al-akhlaq al-insaniyyah)

Ajaran akhlak dalam islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan
jiwa manusia akan kebaikan akan terpenuhidengan mengikuti ajaran akhlak dalam islam.
Ajaran akhlak dalam islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan
hakiki, bukan kebahagian semu. Akhlak islam adalah akhlak yang benar-benar
memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.

(3) Akhlak bersifat universal (al-akhlaq al-syamilah)

8
Akhlak universal (al-akhlaq al-syamilah), maksudnya adalah bahwa akhlak islam itu
bersifat universal dan sempurna, siapapun yang melaksanakan akhlak islam dijamin akan
selamat.

(4) Akhlak keseimbangan (al-akhlak at-tawazun)

Akhlak keseimbangan (al-akhlak at-tawazun), artinya akhlak dalam islam berada di


tengah-tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai manusia yang menitik
beratkan segi kebaiaknnya dan yang menghayalkan manusia seperti hewan yang menitik
beratkan sifat keburukannya saja.

(5) Akhlak bersifat realistis (al-akhlak al-waqi’ayyah)

Akhlak realistis (al-akhlak al-waqi’ayyah), yaitu akhlak islam yang


memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia. Manusia memang
makhluk yang sempurna, memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan
dengan makhluk ciptaan allah yang lain, tetapi manusia juga memiliki
kelemahan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat di
nilai baik atau buruk. Tetapi tdk semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan
perbuatan akhlak, banyak perbuatan yang tidak dapat disebut perbuatan akhlaki, dan tidak
dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar
kemauannya atau pilihannya seperti bernapas, berkedip, berbolak-baliknya hati, dan kaget
ketika tiba-tiba terang setelah sebelumnya gelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan
tersebut yang di lakukan tanpa pilihan.

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang di lakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main
atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis,jahat, dll. Tapi
kita lihat dalam pertunjukkan film, maka perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan perbuatan
akhlak. Karena perbuatan tersebut bukan perbuatan yang sebenarnya. Maka sebaiknya
seseorang tidak cepat-cepat menilai orang lain sebagai berakhlak baik atau buruk, sebelum
diketahui dengan sesungguhnya bahwa perbuatan tersebut memang dilakukan dengan
sebenarnya.

Ini perlu diperhatikan (di catat ), karena manusia termasuk makhluk yang pandai
bersandiwara, atau berpura-pura. Untuk mengetahui perbuatan yang sesungguhnya dapat
dilakukan melalui cara yang kontinyu dan terus menerus.

Di zaman dewasa ini, nilai-nilai religius dalam hal ini Islam harus tetap dicanangkan
karena inilah yang akan mewujudkan masyarakat atau generasi-generasi yang berakhlakul
karimah. Olehnya itu, akhlak dalam Islam harus diperkenalkan kepada generasi-generasi sejak
dini agar seiring dengan perkembangannya nilai-nilai islam akan tertanam dalam pikirannya,
jangan sampai terpengaruh oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih .

10
3.2 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,M. Yatimin. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qu’an. Sinar Grafika Offset, Jakarta,
2007

Amin, Ahmad, Kitab Akhlak, Kairo : Dar al-Kutub al-Mishriyah, tt.


Anwar, Rosihan, Akidah Akhlak, Cet.II.Bandung Pustaka Setia, thn. 2014
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,Cet.13,Edisi Revisi, Pen.PT.Raja Grafindo
Persada, 2014

As, Asmaran. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada thn. 2002
Abdurrahman, Muhammad, Akhlak Menjadi seorang Muslim Berakhlak Mulia, Pen,PT.
Rajagrafindo Persada, Cet.I.thn.2016

Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, Jakarta :Yayasan Penyelenggara


Penerjemah, 1971

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2005.

Mustopa, Akhlak Tasawuf, Cet, V.Bandung : Pustaka Setia, 2010


Kasmuri, Slamet. Ihsan Sanusi. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2012

Ritonga, A,Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia, Surabaya:
Amelia, 2005
Santalia, Indo. Akhlak Tasawuf. Makassar: UIN Alauddin Press, 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai