Akhlak&Tasawuf
Kelompok 1 :
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal.
Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Akhlak
dan Tasawuf yang insyaallah tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dirinya dengan sifatsifat terpuji, dan menjauhkan dirinya dari sifat-
sifat yang tercela, dia menempati kedudukan yang mulia secara
obyektif, walaupun secara materiil keadaannya sangat sederhana.
Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut sesuai
dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu rumusan
masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini. Adapun
rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
2
1.3 Tujuan Pembelajaran
Adanya suatu diskusi dalam kelas yang kita lakuakan sudah barang tentu semuanya
mempunyai tujuan masing-masing dan boleh jadi tujuan tersebut berbeda ataupun
sama. Sedang pembelajaran pada saat ini yaitu dengan judul “ Akhlak” mempunyai
beberapa tujuan diantaranya adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A.Akhlak
1.Pengertian Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang
secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata
krama, sopan santun, adab dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata
“khalaqa” atau “khalqun”, artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “ Khaliq “,
artinya menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-khaliq”,
pencipta dan “ makhluq “, artinya yang diciptakan.
Sebenarnya, ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan kata
“ akhlak “, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan terminologik
(peristilahan ). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim
mashdar (bentuk infinitif) dari kata “ al-akhlaqa- yukhliqu-ikhlaqan “, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af ‘ala- yuf’’ilu-if’alan, berarti as-sajiyah ( perangai
). Ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar ), al-adat (kebiasaan, kelaziman ), al-
maru’ah ( peradaban yang baik ), dan ad-din (agama).kata “ akhlak “ juga isim masdar
dari kata
“akhlaqa”, yaitu “ikhlaq”.
Adapun pengertian akhlak yang dikemukakan oleh para ahli ilmu akhlaq.bahwa
Sekalipun kalimatnya berbeda namun tetap terpaku pada satu titik point yaitu tingkah
laku. Akhlak menurut arti bahasa sama dengan adab, sopan santun, budi pekerti atau
juga etika.
1.Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
2.Imam Ghazali, mengartikan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
4
Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu
sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia, sehingga
akhlak sering disebut dengan etika Islam. perbedaannya terletak pada standar
masingmasing. bagi akhlak standarnya adalah al-Quran dan Sunnah, bagi etika
standarnya dan pertimbangan akal fikiran, sedangkan bagi moral standarnya adalah
adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
Menurut Quraish Shihab, Akhlak Islami lebih luas maknanya daripada yang
telah dikemukakan terdahulu serta mencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan
sifat lahiriah.yang berkaitan batin dan maupun pikiran.1
1
Akhlak dan Tasawuf( Lampung: Bandar Lampung), 2021
5
2.2 B.Sumber Akhlak
Dalam Islam, Al Qur’an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai pegangan hidup juga
dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat seseorang. Apa yang baik
menurut Al Quran dan As-Sunnah itu berarti baik dan harus dijalankan, sedangkan apa
yang buruk menurut Al Quran dan Sunnah berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah,
bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan
moral.
1. Akhlak Beragama, yaitu sifat atau perilaku Kita yang menyakut dengan urusan
Tuhan dan kepercayaan. Seperti bagaimana kita melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang diharuskan dan diwajibkan oleh agama.
2. Akhlak Pribadi, yaitu sifat atau perilaku yang tertanam di dalam jiwa kita
sendiri, seperti emosi ketika kita sedang marah, etika dalam melakukan sesuatu
hal, dll.
3. Akhlak Berkeluarga, yaitu sifat atau perilaku kita terhadap anggota keluarga
kita, seperti bagaimana kita bersikap kepada Ayah, Ibu, Adik, Kakak. Dan
bagaimana Kita saling hormat menghormati dan saling menghargai satu sama
lain.
4. Akhlak Bermasyarakat, yaitu sifat atau perilaki Kita saat berada di lingkungan
masyarakat, seperti Saling tolong menolong dan membantu masyarakat yang ada
disekitar kita, serta gotong royong dalam melakukan sesuatu.
5. Akhlak Bernegara, yaitu sifat atau perilaku kita terhadap bangsa dan negara,
seperti bagaimana kita mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, membayar pajak,dll.
6
2.4 D.Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam
a. Akhlak dalam islam menempati posisi utama dalam ajaran islam setelah
keimanan dan ibadah islam. Rasulullah bersabda ;
e.Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadahnya
kepada Allah SWT.
7
2.5 E.Ciri-Ciri Akhlak dalam Islam
(1) baik dan bersifat ikhtiari, maksudnya sikap dan perilaku yang baiknya itu merupakan
hasil usaha yang keras dan sungguh-sungguh;
(2) benar, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu dilakukan semata-mata
sebagai ketaatan kepada Allah dengan mengikuti petunjuk dan teladan Rasulullah;
(3) ikhlash, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu dilakukan karena Allah
semata, bukan karena parih dunia ataupun pamrih akhirat; dan
(4) istiqomah, atau ajeg dan tetap, maksudnya sikap dan perbuatan yang baiknya itu
dilakukan secara terus-menerus dalam situasi dan kondisi apa pun dan bagaimanapun
Ajaran dalam islam bersumber dari wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan
sunah. Sifat rabbani dari akhlak juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh
kebahagian di dunia ini dan di akhirat nanti.
Sifat rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam islam bukanlah moral yang
kondisional dan situsional, tetapai akhlak yang benar yang memiliki nilai mutlak. Akhlak
rabbanilah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia.
Ajaran akhlak dalam islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan
jiwa manusia akan kebaikan akan terpenuhidengan mengikuti ajaran akhlak dalam islam.
Ajaran akhlak dalam islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan
hakiki, bukan kebahagian semu. Akhlak islam adalah akhlak yang benar-benar
memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.
8
Akhlak universal (al-akhlaq al-syamilah), maksudnya adalah bahwa akhlak islam itu
bersifat universal dan sempurna, siapapun yang melaksanakan akhlak islam dijamin akan
selamat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat di
nilai baik atau buruk. Tetapi tdk semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan
perbuatan akhlak, banyak perbuatan yang tidak dapat disebut perbuatan akhlaki, dan tidak
dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar
kemauannya atau pilihannya seperti bernapas, berkedip, berbolak-baliknya hati, dan kaget
ketika tiba-tiba terang setelah sebelumnya gelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan
tersebut yang di lakukan tanpa pilihan.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang di lakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main
atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis,jahat, dll. Tapi
kita lihat dalam pertunjukkan film, maka perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan perbuatan
akhlak. Karena perbuatan tersebut bukan perbuatan yang sebenarnya. Maka sebaiknya
seseorang tidak cepat-cepat menilai orang lain sebagai berakhlak baik atau buruk, sebelum
diketahui dengan sesungguhnya bahwa perbuatan tersebut memang dilakukan dengan
sebenarnya.
Ini perlu diperhatikan (di catat ), karena manusia termasuk makhluk yang pandai
bersandiwara, atau berpura-pura. Untuk mengetahui perbuatan yang sesungguhnya dapat
dilakukan melalui cara yang kontinyu dan terus menerus.
Di zaman dewasa ini, nilai-nilai religius dalam hal ini Islam harus tetap dicanangkan
karena inilah yang akan mewujudkan masyarakat atau generasi-generasi yang berakhlakul
karimah. Olehnya itu, akhlak dalam Islam harus diperkenalkan kepada generasi-generasi sejak
dini agar seiring dengan perkembangannya nilai-nilai islam akan tertanam dalam pikirannya,
jangan sampai terpengaruh oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih .
10
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,M. Yatimin. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qu’an. Sinar Grafika Offset, Jakarta,
2007
As, Asmaran. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada thn. 2002
Abdurrahman, Muhammad, Akhlak Menjadi seorang Muslim Berakhlak Mulia, Pen,PT.
Rajagrafindo Persada, Cet.I.thn.2016
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2005.
Ritonga, A,Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia, Surabaya:
Amelia, 2005
Santalia, Indo. Akhlak Tasawuf. Makassar: UIN Alauddin Press, 2011.
11