Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP SISTEM EKONOMI TENTANG ETIKA BISNIS

Dosen pengampu: Dayanti Mahrunisya M.Pd

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam

Disususn oleh:

1. Alvin Okdiansayah (2041030180)

2. Uswatun nazila (2041030205)

3. Kiagoes Rokino Fata (2041030199)

Jurusan : Manajemen Dakwah

Semester : III (Tiga)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITA ISLAN NEGRI RADEN INTAN

LAMPUNG

2021/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
karuniya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul
“KONSEP SISTEM EKONOMI TENTANG ETIKA BISNIS” dengan lancar. Dalam pembuatan
makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya. Yang telah bersedia membantu dalam
pembuatan makalah, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan keritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik, akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Pringsewu, 29 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….……..1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….…….2
C. Tujuan …………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar etika bisni dalam sistem ekonomi kapitalis ……………………….3
B. Dasar etika bisnis dalam sistem ekonomi kapitalis ………………………8
C. Dasar etika bisnis dalam sistem ekonomi islam ………………..……….10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Dalam suatu perusahaan, etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan,
pimpinan perusahaan, pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham, dan konsumen dalam
melakukan perikatan.Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
adil dan mentaati kaidah-kaidah etika dan agama sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan kerja sehari-
hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, terbuka dan sikap yang profesional.

Lebih luas lagi, etika bisnis yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.Pemikiran
atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis berarti aspek baik atau buruk,
terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas
selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan
suatu bidang perilaku manusia yang penting.Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk
kedua perspektif, baik di lingkup makro maupun di ingkup mikro.

Perspektif makro adalah pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system
yang berperan lebihn efektif dan efisien dari pada command system dalam mengalokasikan
barang dan jasa. Perspektif mikro adalah dalam lingkup ini perilaku etik identik dengan
kepercayaan (trust) kepada orang yang mau diaja kerjasamanya Namun dalam bisnis tidak
hanya etika saja yang harus kita perhatikan.Sistem perekonomiaan yang berlakupun harus
menjadi perhatian kita. Mengingat ada bebeapa sistem ekonomi yang berlaku di beberapa
Negara, diantaranya sistem ekonomi islam/syariah, sistem ekonomi sosialis, sistem ekonomi
kapitalis/liberal, dan sistem ekonomi campuran.Setiap negara memiliki sistem perekonomian
yang berbeda-beda, sesuai dengan paham ideologi yang diterapkan negara tersebut. Negara
yang berideologi komunisme biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Negara yang
menganut paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapittalis. Ada juga
negara yang menggabungkan kedua sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, yang biasa disebut
sistem ekonomi campuran.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian sistem ekonomi

2. Pengertian sistem Ekonomi kapitalis

3. Pengertian sistem ekonomi Sosialis

4. Pengertian sistem ekonomi bisnis islma

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Sistem ekonomi kapitalis

2. Untuk mengetahui Kebaikan dan kelemahan sistem Sosialis

3. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem kapitalis

4. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem sosialis


BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang
ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya
dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga
ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan
peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak
tertulis); yang dipilih atau diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan
kehidupan yang bersangkutan berlangsung.

Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika
masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan
pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan. (Dumairy, 1996)Di dunia ini terdapat
dua kutub ekstrem sistem ekonomi yang tengah berlaku/dianut oleh manusia. Dalam
perjalanannya pengaplikasian ekonomi ternyata dalam memperjuangkan berbagai usaha
pemenuhan kebutuhan dan kehidupan ekonominya terdapat seringnya distorsi akibat sistem
ini yang diberlakukan. Kedua sistem ini adalah sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi
sosialis.

1. Sistem Ekonomi Kapitalis


Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-
faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan
utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata
ekonomi kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.Dalam perekonomian kapitalis
setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari sistem ekonomi kapitalis
antara lain:

 Bebas dalam memiliki sumber-sumber produksi, bebas membeli dan menjual, bebas
menggunakan dan menikmati harta, bebas bekerja sesuai dengan potensi dan semuanya
diorientasikan pada kepentingan pribadi.

 Bebas bertindak ekonomi, bersaing, negara tidak ikut campur tangan dalam mengatur
mekanisme antara perilaku ekonomi, dan kapital adalah ukuran atau unsur utama dalam
berprestasi.Melihat ciri di atas, terdapat kelebihan dan kelemahan dari sistem ekonomi
kapitalis.

Kelebihan

1. Ada semangat untuk berprestasi atau produktif bagi individu

2. Persaingan menimbulkan kreativitas tinggi bagi para pelaku ekonomi

Kelemahan

1. Persaingan bebas menimbulkan ketimpangan sosial dan ekonomi di antara para Pelaku
Ekonomi

2. Nilai moral tidak lagi diperhitungkan dalam kegiatan ekonomi individu

3. Keharmonisan di antara pelaku ekonomi tidak ada atau kurang menonjol

4. Hak majikan atau leaders dengan hak pekerja terlampau mencolok

5. Konflik kepentingan di antara sesama pekerja dan pelaku ekonomi sangat tajam

2. Sistem Ekonomi Sosialis

Seperti yang dijelaskan Dumairy (1996), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan
dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui
perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya
tidak mungkin bekerja secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut
aktif bermain dalam perekonomian. Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan dengan
system ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak
memandang penting peranan kapital. Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai
berikut:

a) Individu tak punya hak atau sedikit hak kepemilikan

b) Kemanfaatan harta ditentukan oleh negara. Negara mengambil alih semua aturan
produksi dan distribusi barang atau harta

c) Kebersamaan sosial dan ekonomi diatur Negara

d) Unsur manusia merupakan bagian sosial.

Dalam sistem ekonomi sosialis memiliki kebaikan dan juga kelemahan sebagai berikut:

Kebaikan

1. Kebutuhan pokok rakyat dijamin negara

2. Pekerjaan diperoleh dan diatur negara

3. Perencanaan ditentukan terpusat oleh negara

4. Kelebihan dan kekurangan barang diatur negara hingga seimbang

5.Semua kegiatan produksi dan distribusi diatur negara

Kelemahan

1. Bargaining antar pelaku ekonomi tak terjadi

2. Sifat mementingkan diri sendiri tak terjadi

3. Proses kreativitas masyarakat tak terjadi

4. Kegairahan berprestasi tak kondusif

Mencermati ciri-ciri kedua sistem ekonomi tersebut di atas nampaknya secara


tegas aplikasi sistem ekonomi tersebut pada dunia nyata nampak tidak murni dapat
diaplikasikan. Hal ini karena terbentur pada terjadinya di satu pihak adanya distorsi
kehidupan ekonomi secara bersama di dalam masyarakat. Kenyataan ketidakadilan di
dalam meraih kesejahteraan di antara masyarakat terjadi di sejumlah negara-negara Eropa
Barat dan Amerika Serikat sebagi kampiun aplikasi ekonomi kapitalis yang telah lama
menggunakan paradigma sistem ekonomi kapitalis sebagai landasan berpijaknya sistem
perekonomian yang mereka pergunakan. Terciptanya jurang masyarakat kaya dengan
masyarakat miskin yang makin melebar, sehingga muncul undang-undang anti trust.
Secara teoritis munculnya keharusan terlibatnya pihak ketiga (pemerintah) pada sistem
ekonomi kapitalis yang di munculkan oleh Keynes yang menentang teori Adam Smith,
David Ricardo yang individualistik ternyata tidak menimbulkan keseimbangan dalam arti
harga keseimbangan terbentuk tidak menimbulkan kesejahteraan secara adil, di dalam
masyarakat sebagai akibat mekanisme pasar tanpa campur tangan pihak ketiga sehingga
memberikan keleluasaan pihak pemilik modal menimbulkan distorsi perekonomian di
dalam masyarakat. Masyarakat miskin makin terpinggirkan sementara masyarakat kaya
makin mendominasi perekonomian di dalam masyarakat. Kondisi inilah cenderung telah
membentuk struktur dari unsur-unsur pelaku ekonomi terakumulasi di dalam masyarakat
yang cenderung menimbulkan ketimpangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Hal ini terjadi karena ada mekanisme gerakan kolusi yang bersifat alamiah hawa
nafsu manusiawi pengelompokan penguasa sumber daya oleh para kapitalis yang
cenderung mencengkeram sendi-sendi kehidupan perekonomian di masyarakat. Sistem
mekanisme pasar yang dibebaskan tanpa campur tangan pihak ketiga justru akan
menyuburkan mekanisme gerakan kapitalisme makin merajalela, sehingga rentan
munculnya pertentangan atau benturan sosial di masyarakat.

Tetapi mencermati sistem ekonomi sosialis yang serat dengan segala


pengendalian oleh negara meski relatif tidak menimbulkan distorsi perekonomian yang
terlalu besar di dalam masyarakat, di samping terjadi pemerataan di dalam masyarakat,
namun pemerataan itu terjadi di dalam kondisi produktivitas yang rendah, lantaran terjadi
kelesuan semangat dari seluruh komponen produktivitas di masyarakat sehingga
pengelolaan ekonomi secara keseluruhan tidak terjadi pertumbuhan kesejahteraan
ekonomi masyarakat yang kurang optimal bagi keseluruhan antara kelesuan semangat
produktif di masyarakat ini juga

Hal ini terjadi lantaran tidak ada kebebasan yang cukup untuk mengelola
perekonomian oleh seluruh pelaku ekonomi di dalam masyarakat. Di lain pihak di dalam
masyarakat tidak tercipta suatu kondisi yang mendorong masyarakat makin kreatif dalam
meningkatkan perkembangan ekonomi lantaran kebebasan penggunaan sumber daya
ekonomi yang sangat terkekang oleh penguasa negara, sehingga perekonomian
masyarakat tumbuh dengan kondisi yang kurang optimal bagi keseluruhan komponen di
dalam masyarakat.

Oleh karena kondisi demikian seperti yang dinyatakan pada kedua sistem
ekonomi tersebut, maka yang muncul dalam sejarah penggunaan sistem ini dalam
aplikasinya adalah terjelmanya sistem perekonomian campuran atau kombinasi dari
kedua sistem tersebut.

Di satu pihak memberikan kebebasan yang cukup dam batas tertentu yang cukup
leluasa pada masyarakat dalam kepemilikan dan penggunaan sumber daya, namun ada
rambu-rambu tertentu yang diberlakukan oleh negara sebagai pihak ketiga untuk
menghindari distorsi perekonomian di dalam masyarakat dalam rangka terciptanya
kesejahteraan bersama yang luas bagi keseluruhan masyarakat, yang lebih adil dan
seimbang serta lebih merata di seluruh komponen masyarakat.

Namun lain teori lain pula praktek yang dilakukan oleh sejumlah pelaku
perekonomian atau bisnis di dalam masyarakat. Selain penyelenggara negara kurang
konsisten dalam menjalankan fungsinya sebagai pengendali dan pemicu atau perangsang
perekonomian makin maju tapi justru dalam sistem campuran ini banyak terjadi
penyimpangan dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan negara ini yang lebih
memihak pada para kapitalis dari pada para konglomerat kran memang dengan kapital
yang dimiliki oleh kapitalis nampaknya lebih dapat dimenangkan daripada memegang
idealisme kerakyatan atau berpihak pada masyarakat banyak yang notabene bukan
pemilik modal dominan.
Oleh karena itu kata kunci dalam mencapai cita-cita kesejahteraan bersama yang
marak di masyarakat luas, di dalam sistem campuran tidak lain terletak pada pihak
penyelenggara negara yang seharusnya lebih berpihak pada kepentingan kesejahteraan
masyarakat banyak merupakan satu-satunya pihak dalam mengarahkan dan memberikan
fasilitas untuk mengendalikan perekonomian masyarakat dengan kebebasan yang dimiliki
masyarakat terkait pada kebebasan orang atau individu di dalam masyarakat.

Hal ini berpulang pada komitmen seluruh pelaku ekonomi dan bisnis yang diatur
oleh pelaku penyelenggara negara yang konsisten dengan etika politik, ekonomi budaya
yang mesti dipegang teguh secara erat dan konsisten sebagai landasan pijakan perilaku
politiknya dalam memberikan rambu-rambu dan konsisten pelaksanaan dan kontrolnya
dalam rangka alokasi sumber daya ekonomi kepada seluruh komponen masyarakat
pemilik sumber daya ini secara optimal, efisien baik secara makro maupun mikro.

Etika ekonomi yang melekat pada sistem ekonomi campuran yang melibatkan
sejumlah instrumen negara akan mengalir pada etika bisnis yang marak disosialisasikan
di dalam masyarakat sebagai perilaku budaya masyarakat yang harusnya dijadikan
landasan ideologi mereka dalam menjalankan fungsi kehidupan sebagai cermin
masyarakat yang berbudaya tinggi. Yang menjalankan fungsi kehidupan yang bermoral
dengan indikasi saling toleran, kasih sayang, dan saling menghargai satu drama lain serta
dam kebersamaan dan ikatan batin yang tinggi dan mendalam di antara masing-masing
anggota masyarakat. Baik pada tataran antara komunitas bisnis sendiri maupun antara
komunitas penyelenggara negara, penyelenggara hukum dan budaya.

B. Sistem Ekonomi Islam Acuan Implementasi Etika Bisnis Islam

Pada sistem ekonomi islam di sejumlah negara muslim masih dominan merupakan
sebatas wacana dalam menjalankan fungsi pembangunan ekonomi masyarakat. Pengakuan
atas kebebasan pengguna dan pengelolaan sumber daya di dalam sistem ekonomi islam
cukup longgar sebatas difungsikan sebagai bagian kemaslahatan umat atau masyarakat,
bukan individualisme yang mutlak seperti yang telah lama dipakai oleh masyarakat
kapitalisme di negeri-negeri sekuler.
Individu dihargai sepanjang terkait erat dengan lingkungan masyarakat sebagi bagian yang
tak terpisahkan dan tak mengarah pada dimarginalkannya elemen yang lemah di masyarakat
secara keseluruhan. Individu merupakan bagian dari masyarakat. Individu membutuhkan
masyarakat dan masyarakat butuh individu-individu yang kreatif, inovatif dan cerdas dalam
menemukan kreativitasnya untuk mengembangkan fungsi diri dan sosialnya. Sehingga
masyarakat memperoleh manfaat yang optimal sebagai akibat kebersamaan peran dan fungsi
sesuai dengan masing-masing potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh pihak-pihak
yang terbangun oleh sistem ini. Hal ini selaras dengan sinyal yang diberikan Qur’an surah Az
Zukhruf ayat 32:

ُ ۡ‫ض دَ َر ٰ َجتٖ ِلّ َيتﱠ ِخذَ َبع‬


‫ض ُهم َبعۡ ضٗ ا‬ ٖ ۡ‫ض ُه ۡم فَ ۡوقَ َبع‬ َ ۡ‫أَه ُۡم َي ۡق ِس ُمونَ َر ۡح َمتَ َر ِبّ ۚكَ ن َۡحنُ قَ َس ۡمنَا َب ۡينَ ُهم ﱠم ِعي َشت َ ُه ۡم فِي ۡٱل َح َي ٰو ِة ٱلد ۡﱡن َي ۚا َو َرفَعۡ نَا َبع‬
)٣٢( َ‫ر ِّم ﱠما َي ۡج َمعُون‬ٞ ‫س ۡخ ِر ٗ ّي ۗا َو َر ۡح َمتُ َر ِّبكَ خ َۡي‬ُ

Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu? Kami menentukan antara
mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan
sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian merak dapat
mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat tuhanmu lebih baik dari apa apa yang
mereka kumpulkan.

Etika membangun perekonomian dalam sistem ekonomi islam berorientasi pada


pembangunan yang berkeadilan di antara seluruh pelaku dan komponen di dalam masyarakat
yang memang tujuan inilah yang menjadi tujuan akhir dari sistem ekonomi islam.

Demikian juga di dalam etika pengelola bisnis yang merupakan bagian dari ekonomi
islam di mana pelaku bisnis merupakan sub-sub sistemnya. Tentunya ikut serta berorientasi
pengelolaannya pada proses pengelolaan yang adil di antara para pelaku yang terlibat harus
mendapat kontribusi yang adil sesuai dengan peran, kemampuan dan potensi masing-masing
pihak dan kebersamaan keterlibatan dalam mencapai keberhasilan atau pertumbuhan
perekonomian yang dicapai ini. Ini sesuai dengan sistem ekonomi yang dibangun dan
dianjurkan oleh Qur’an surah An Nisa ayat 135:

ُ ‫ٰ َٓيأَيﱡ َها ٱلﱠذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ ٰ ﱠو ِمينَ ِب ۡٱل ِق ۡس ِط‬


ۚ ‫ش َهدَآ َء ِ ﱠ ِ َولَ ۡو َعلَ ٰ ٓى أَنفُ ِس ُك ۡم أ َ ِو ۡٱل ٰ َو ِلدَ ۡي ِن َو ۡٱﻷ َ ۡق َر ِب‬
‫ينَ إِن َي ُك ۡن َغنِيا أ َ ۡو فَ ِق ٗيرا فَٱ ﱠ ُ أ َ ۡولَ ٰى ِب ِه َم ۖا فَ َﻼ‬
)١٣٥( ‫تَت ﱠ ِب ُعواْ ۡٱل َه َو ٰ ٓى أَن ت َعۡ ِدلُو ۚاْ َو ِإن ت َۡل ُٓۥواْ أ َ ۡو تُعۡ ِرضُواْ فَإِ ﱠن ٱ ﱠ َ َكانَ ِب َما تَعۡ َملُونَ َخ ِب ٗيرا‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi ski karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

Bagaimana sistem ekonomi islami itu dapat dipergunakan dalam sistem


pengelolaan bisnis yang bernuansa islami tidak lain mengacu pada sumber norma pada
qur’an yang menghendaki pengelolaan yang menciptakan keharmonisan hubungan antara
seluruh pelaku ekonomi di dalam masyarakat. Peraturan yang ditentukan oleh
penyelenggara negara yang mengatur seluruh pelaku bisnis akan mengikuti aturan irama
yang menghendaki pengaturan yang harmonis di antara pihak yang bekerja sama atau
partnership bisnis ini. Oleh karena itu negara harus menggunakan landasan normatif
yang tertuang dalam Qur’an surah At Taubah ayat 103:

َ ُ ‫َن لﱠ ُه ۡ ۗم َوٱ ﱠ‬ٞ ‫صلَ ٰوتَكَ َسك‬


)١٠٣( ‫س ِمي ٌع َع ِلي ٌم‬ َ ‫ص ِّل َعلَ ۡي ِه ۡۖم إِ ﱠن‬
َ ‫ط ِ ّه ُره ُۡم َوتُزَ ِ ّكي ِهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ۡذ ِم ۡن أَمۡ ٰ َو ِل ِه ۡم‬
َ ُ ‫صدَقَ ٗة ت‬

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi
maha mengetahui.

Prinsip pengelolaan zakat, infak dan sedekah yang dilembagakan dan


dialokasikan sesuai dengan kaidah yang ditentukan merupakan alokasi sumber daya atau
harta pertumbuhan ekonomi makro dan mikro lewat institusionalisasi sumber daya
ekonomi ini adalah implementasi sistem ekonomi yang dapat dijadikan acuan implikasi
pada tingkat mikro ekonomi atau pada dataran bisnis terhadap stake holders-nya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa etika bisnis adalah cara untuk
melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan masyarakat. Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan
setiap aktivitas (pekerjaan) yang dilakukan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur,
jujur, transparan, dan profesional.Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian
seperti memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut
campur dalam ekonomi.Ekonomi kapitalisme hanya akan merugikan kalangan masyarakat,
karena permainan perekonomian hampir sepenuhnya diatur oleh satu pihak sj (perusahaan
yang dikuasai oleh individu). Penerapan sistem ini tak jarang mengabaikan etika dalam
berbinis, sehingga akan selalu ada pihak yang dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.markazinayah.com/prinsip-dan-etika-bisnis-dalam-islam.html

http://rifdoisme.wordpress.com/2013/03/04/perbandingan-sistem-ekonomi-bagian-i/

http://staincurup.ac.id/etika-bisnis-dalam-islam/

http://www.eramuslim.com/peradaban/ekonomi-syariah/perbedaan-mendasar-antara-sistem-
ekonomi-islam-dan-sistem-ekonomi-kapitalis.htm#.VR8hUo5lw4I

http://tritaminingsih.blogspot.com/2014/12/perkembangan-etika-bisnis-dan-profesi.html

Anda mungkin juga menyukai