Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN PERENCANAAN DAKWAH DALAM


PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN AL-SUNAH

DOSEN PENGAMPU : DR.L.Sholehudin,M.PD.

NAMA KELOMPOK : 4

HETTI PURNAMA SARI ( 2041030161)

ANGGI SAPUTRA (2041030190)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang
telah melimpahkan karuniya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “ KONSEP MANAJEMEN
PERENCANAAN DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN AL
SUNAH” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya. Yang telah bersedia
membantu dalam pembuatan makalah, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan lancar. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya,
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan keritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik, akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.

Lampung, 29 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………...………............I

DAFTAR ISI ………………………………….……………................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................... 1

BAB II PPEMBAHASAN

A. KONSEP MANAJENEN PERENCANAAN DAKWAH ....................2


B. FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH ………………………………….3
C. MANFAAT PERENCANAAN………………………………………..10

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN…………………………………...............…....................11
B. SARAN………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Segala sesuatu harus direncanakan dengan baik, termasuk dalam berdakwah.


Kegiatan dakwah yang baik adalah apabila kegiatan itu tepat sasaran secara efektif
dan efesien. Oleh karena itu dakwah harus diorgansiasi secara matang agar tidak
dilakukan secara asal-asalan dan serampangan. Karena pada prinsipnya kegiatan
dakwah dapat berjalan secara efektif bilamana apa yang menjadi tujuan dapat
benar-benar tercapai, atau apabila kegiatan yang telah terorganisir dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip manjemen dakwah.

Pengorganisasian dakwah harus dilaksanakan menimbang bahwa kegiatan


ini tidak hanya mencakup isi ajakan (materi dakwah) semata, namun juga
berkaitan dengan subjek atau pelaku dakwah (da’i), dan juga objek atau peserta
dakwah (mad’u). Selain ketiga hal di atas, pelaksanaan dakwah juga
membutuhkan metode penyampaian dakwah. Metode penyampaian ini sejatinya
telah diajarkan oleh al-Qur’an al-Karim dan juga oleh Rasulullah Saw. melalui
sabda-sabdanya. Apabila pengorganisasian terhadap empat komponen dakwah di
atas, maka kegiatan dakwah akan membuahkan hasil yang diharapkan.

Dalam artikel ini, penulis bermaksud mengeksplorasikan manajemen dakwah


al-Qur’an. Tulisan ini akan menyuguhkan tentang pengertian manajemen dakwah;
pada kesempat ini akan dibahas pula bagaimana al-Qur’an juga secara implisit
telah membicarakan tentang menajemen dakwah ini. Selain pengertian
manajemen dakwah, akan pula dipaparkan tentang lembaga dakwah dalam al-
Qur’an, gaya Bahasa al-Qur’an dalam berdakwah dan lainnya.
B. Rumusan Masalah

1) Konsep manajemen perencanaan dakwah


2) Fungsi manajemen dakwah
3) Manfaat perencanaan

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep perencanaa dakwah
2) Untuk mengetahui fungsi manajemen dakwah
3) Untuk mengetahui manfaat perencanaan
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep Perencanaan Dakwah

Perencanaan adalah kegiatan meremuskan apa yang akan dilakukan


dimasa yang akan dating. Perencanaan adalah kegiatan merumuskan apa yang
akan dilakukan dimasa yang akan datang. Perencanaan ini biasanya dirumuskan
setelah penetapan tujuan yang akan dicapai telah ada. Apabila rencana baik, maka
hasilnyapun baik. Sebaliknya rencana yang jahat akan menghasilkan hasil yang
jelek pula.Perencanaan merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan
datang dalam waktu tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu,
perencanaan merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran.
Konsep tentang perencanaan hendaknya memerhatikan apa yang telah
dikerjakan pada masa lalu untuk merencanakan sesuatu pada masa yang akan
Buan datang. Oleh karena itu, diperlukan kajian-kajian masa kini untuk
melakukan prediksi masa depan. Sebagaimana yang tersirat dalam Al-Qur’an
surat Al-Hasyr: 18
١٨ َ‫ير ب َما ت َۡع َملُون‬
ُ ‫ّلل َخب‬ َ ‫ّلل َو ۡلتَنظُ ۡر نَ ۡفس َّما قَ َّد َم ۡت لغَد َوٱتَّقُوا ٱ َّ ه‬
َ َّ ‫ّلل إنَّ ٱ‬ َ َّ ‫يََٰٓأَيُّهَا ٱلَّذينَ َءا َمنُوا ٱتَّقُوا ٱ‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”diperbuat, ia merupakan perencanaan yang berisikan imajinasi ke
depan sebagai suatu tekad bulat yang didasari nilai-nilai kebenaran.
Perencanaan (takhthith) merupakan starting point dari aktivitas manajerial.
Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap
membutuhkan sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal
bagi sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan halhal yang terkait agar
memperoleh hasil yang optimal. Alasannya, bahwa tanpa adanya rencana, maka
tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka
usaha mencapai tujuan.
Konsep
secara alami, perencanaan itu merupakan bagian dari sunatullah, yaitu
dengan melihat bagaimana Allah SWT. menciptakan alam semesta dengan hak
dan perencanaan yang matang disertai tujuan yang jelas. Perencanaan merupakan
poin utama dalam aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu
aktivitas manajemen tetap membutuhkan perencanaan. Hal ini sebagaimana
firman Allah dalam (Q.S Sad: 27 )

‫ظنُّ ٱلَّذينَ َكفَر ه‬


٢٧ ‫وا فَ َو ۡيل للَّذينَ َكفَ ُروا منَ ٱلنَّار‬ َّ ‫َو َما َخلَ ۡقنَا ٱل‬
َ َ‫س َما َٰٓ َء َوٱ ۡۡلَ ۡرضَ َو َما ب َۡينَ ُه َما بَط ٗ هل ذَلك‬
ُ
Artinya: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpan hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”
Perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk
memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil yang optimal. Oleh
karena itu, agar proses dakwah dapat memperoleh hasil yang maksimal, maka
perencanaan itu merupakan sebuah keharusan. Segala sesuatu ini membutuhkan
rencana,sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW.: “Jika engkau ingin
mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan
tersebut baik, ambilah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.”[HR.
Ibnul Mubarak] Pada perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus
dikerjakan dan sarana-sarana bagaimana harus dilakukan. Dan pada tahapan ini
bila tidak ditampilakan konsistensi, maka hasilnya juga akan tidak sesuai
keinginannya. Dean R Spizer menyebutkan bahwa “siapa yang gagal membuat
rencana, sesungguhnya ia sedang merencanakan sebuah kegagalan”. Adapun
komponen dari perencanaan adalah: ide, penentuan aksi, dan waktu. Waktu disini,
biasa dalam jangka pendek dan jangka panjang. Perlu prediksi itu hanya
merupakan sebuah ramalan untuk masa yang akan datang yang sifatnya tidak
proaktif. Aktivitas dakwah di era modern membutuhkan sebuah perencanaan yang
baik dan menjadi agenda yang harus dilakukan sebelum melangkah pada jenjang
dakwah selanjutnya.
Sebuah perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan berikut:
a.Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik.
Standar baik dalam islam adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadits
b. Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakukan memiliki manfaat. Manfaat ini
bukan sekadar untuk orang yang melakukan perencanaan, tetapi juga untuk orang
lain, maka perlu memerhatikan asas maslahat untuk umat, terlebih dalam aktivitas
dakwah.
c. Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan.
d. Dilakukan studi banding (benchmark) yaitu melakukan studi terhadap praktik
terbaik dari lembaga atau kegiatan dakwah yang sukses menjalankan aktivitasnya.
e.Dipikirkan dan dianalisis prosesnya, dan kelanjutan dari aktivitas yang akan
dilaksanakan.
Sebelum melakukan perencanaan dakwah ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Hasil (output) dakwah yang ingin dicapai
b. Da’i atau paa juru dakwah yang akan menjalankannya
c. Waktu dan skala prioritas
d. Dana (capital)

Secara umum tugas perencanaan adalah menentukan sasaran yang ingin


dicapai, kemudian dari sasaran tersebut dikelompokkan berdasarkan skala
prioritasnya. Untuk-memprioritaskan hal-hal yang lebih penting, dengan tidak
mengabaikan jadwal program yang sudah tetap, sehingga efisiensi dapat
terlaksana. Untuk menentukan program dakwah dan langkah-langkahnya yang
tepat untuk diterapkan, maka harus dilakukan pengkajian terlebuh dahulu, karena
ini akan berdampak pada sasaran. Dengan begitu dakwah akan berjalan secara
realistis, dan prakmatis, tidak bersifat teoritis yang sulit dalam tataran aplikatif.

Sedangkan pengertian perencanaan menurut para ahli

diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut Harlod koontz dan Cyril O’donnel, planning is the function of a


manager which inovels the selection from among alternatives of
objectives,policie, procedures ang programs (perencanaan adalah fungsi
seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai
alternative dari tujuan, kebijakan, prosedur, dan program).
2. Menurut Louis Allen, planning is a the determination of a course of action
to achieve a desired result (perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan).
3. Menurut Manullang, perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternatif dari pada tujuan-
tujuan,

B.Fungsi Manajemen Dakwah

1. planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan


diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.

2. organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya


manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3.Directing

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk


meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

3.Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar


yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.

Fungsi manajemen dakwah berlangsung pada tataran dakwah itu sendiri.


Dimana setiap aktivitas dakwah khususnya dalam skala organisasi atau lembaga
untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajemerial
yang baik, ruang lingkup kegiatan dakwah merupakan sarana atau alat pembantu
pada aktivitas dakwah itu sendiri.

C.Manfaat Perencanaan

Secara umum, perencanaan membantu untuk menghindari penundaan-


penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan suatu tindakan, dan
untuk kembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin atas kegagalan.
Dengan demikian, maka perencanaan merupakan sebuah proses pemantauan
kemajuan dalam mengimplementasikan sebuah stretegi, memudahkan
pendelegasian tanggung jawab, dan pengkoordinasian. Jadi, perencanaan
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu
antara lain:

• Dapat memberikan batasan tujuan sasaran dan target dakwah sehingga


mamapu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal. Menghindari
penggunaan secara sporadis sumberdaya insani dan menghindari pula
benturan diantara aktivitas dakwah yang tumpang tindih.
• Dapat melakukan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan
sebuah persiapan dini untuk memecahkan masalah dakwah.
• Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da’i dan mengenal fasilitas,
potensi, dan kemampuan umat.
• Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan
pengelolaannya secara baik.
• Menghemat fasilitas dan kemampuan insani serta materiil yang ada.
• Dapat melakukan pengawasan sesuaidengan ukuran objektif dan
terttentu.
• Merangkai dan mengurutkan tahap pelaksanaan sehingga menghasilkan
program yang terpadu dan sempurna.
Dari sebuah kerangka historis Nabi, dapat ditarik pelajaran, bahwa betapa
Nabi dalam melaksanakan setiap tindakannya selalu melakukan sebuah
perencanaan dan analisis mendalam, sehigga kemungkinan-kemungkinan sekecil
apa pun dapat diminimalisir dan terdeteksi sebelumnya. Oleh karenanya dakwah
pada masa sekarang tentu memiliki masalah yang semakin kompleks, sehingga
paling tidak membutuhkan perencanaan yang cermat. Apaligi jika kita menyimak
kondisi umat sekarang, dimana lapangan dakwah akan semakin banyak dan
beraneka ragam, yang dari segi kuantitas sangat diperlukan. Sebagai konsekuensi
dari perkembangan umat yang terus dinamis. Mengingat besarnya sasarang yang
ingin dicapai serta melakukan waktu yang relatif tidak singkat, maka perencanaan
itu merupakan sesuatu yang penting. Denga demikian, perencanaan tidak akan
terkotak pada kepentingan tertentu atau masa tertentu.

.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan merupakan sebuah proses untuk menentukan cara


mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek dengan
cara yang efektif. Pada perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus
dikerjakan dan sarana-sarana bagaimana harus dilakukan. Dalam penggunaannya,
diorientasikan pada hasil-hasil yang dikehendaki, misalnya bagi da’i, mad’u, atau
masyarakat. Namun dalam sebuah perencanaan juga mempunyai sisi kelemahan,
akan tetapi itu bukan sebuah halangan, itu merupakan suatu bentuk motivasi agar
lebih kreativ dan semangat.

B. SARAN

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun


kesalahan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun,
demi sempurnanya penulisan makalah yang selanjutnya. Saran penulis untuk para
mahasiswa agar lebih mengembangkan materi yang telah dikaji bukan hanya dari
makalah ini saja, karena makalah ini hanya salah satu media pembelajaran dalam
forum diskusi kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, 2007, Manajemen Dakwah dari Dakwah
Konvensional menuju Dakwah professional, Amzah, Jakarta.Dr. H.M. Anton
Athoillah, M.M., 2010, Dasar-dasar Manajemen, CV Pustaka Setia, Bandung.

Drs. Enjang AS, M.Ag., M.Si. dan Aliyudin, S.Ag., M.Ag., 2009, Dasar-dasar
Ilmu Dakwah, Widya Padjadjaran, Bandung.Drs. ABD. Rosyad Shaleh, 1977,
Manajemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag., 2009, Ilmu Dakwah, Kencana, BandungMunir,
S.Ag, M.A. dan Wahyu Illaihi, S.Ag, M.A., 2009, Manajemen Dakwah,
Kencana, Jakarta.

Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si., 2010, Psikologi Manajemen, CV Pustaka Setia,


Bandung.

Munir, M. dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada


Media.

Hafidhudin, Didin, Tanjung Hendri. 2002. Manajemen Syariah dalam Praktik.


Jakarta: PT Gema Insani Press. Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen
Dakwah. Jakarta: Amzah. Mansyur, Mushthafa, Syaikh. 2001. Fiqih Dakwah,
Al-I’tishom. Jakarta: Cahaya Umat. Munir, M, Ilaihi, Wahyu. 2006.
Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai