Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA

BANJIR BANDANG

PEMBIMBING : ANITA MARBUN, S.Pd


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok III
- ARTIKA SYAHRANI S. PERANGIN ANGIN
- LUNA INDRIANI NAPITUPULU
- ALEX ROLAND BAKARA
- LOUIZ STEVAN SINAMBELA
- ALINISA KUSWANDARI
- SIHOL NANDITO PURBA

Kelas XI IPA 3

SMA NEGERI 9 MEDAN


TAHUN AJARAN 2022/2023

1
BANJIR BANDANG

Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang


terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir
bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut
berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang
tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan
mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam
benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat
mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian alam harus dijaga untuk
mencegah banjir bandang.
Kasus Banjir Bandang yang terjadi di Indonesia yaitu Tempat wisata
pemandian air panas Pacet di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Medan, Papua.
pada 11 Desember 2002 yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 14 orang hilang,
bantaran Sungai Bahorok, Taman Wisata Bukit Lawang, yang berada di kaki
Gunung Leuser, Sumatra Utara, terjadi bencana banjir pada 2 November 2003
yang mengakibatkan 151 orang tewas dan 100 orang yang hilang, di Lembah
Sungai Jenebarang yang berada di lereng Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Goa,
terjadi bencana yang sama pada 27 Maret 2004 hingga menewaskan 32 orang
serta mengubur 12 rumah dan 430 hektar lahan, banjir bandang di di Jember Jawa
Timur 1 Januari 2006 yang menewaskan 59 orang, Banjir Wasior adalah bencana
banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di Wasior, Teluk Wondama,
Papua Barat. Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior
hancur termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa
rumah warga, rumah sakit, jembatan dan juga beberapa gereja, serta
menyebabkan 158 orang tewas dan 145 orang masih dinyatakan hilang, banjir
bandang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh.
Akibatnya ratusan rumah di lima desa hancur dan delapan orang masih dinyatakan
hilang. Jum'at, 11 Maret 2011, banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten

2
Garut bagian selatan, Jawa Barat, meluas menjadi tiga daerah Kecamatan, yaitu di
Pameungpeuk, Cibalong dan Cikelet, Jumat malam Jumat, 6 Mei 2011.
Sebab-sebab terjadinya banjir bandang antara lain yaitu,banjir
bandang terjadi, karena kerusakan hutan akibat ulah manusia,banjir bandang
merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat karena disertai dengan
muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah (sering pula disertai dengan
batang-batang kayu) yang berasal dari arah hulu sungai. Aliran air yang deras ini
akibat hujan ekstrim yang deras dan terus-menerus.Proses pembendungan alamiah
di daerah hulu sungai yang berada pada lereng-lereng perbukitan tinggi.
Pembendungan alamiah ini sering terjadi sebagai akibat terakumulasinya
endapan-endapan tanah dan batuan yang longsor dari bagian atas lereng.
Dampak akibat banjir dan banjir bandang yang melanda berbagai daerah
antara lain meliputi :Korban mmanusia Kehilangan harta benda, Kerusakan rumah
penduduk; sekolah dan bangunan sosial, prasarana jalan, jembatan, bandar udara,
tanggul sungai, jaringan irigasi, dan prasarana publik lainnya, Terganggunya
transportasi, Rusak hingga hilangnya lahan budidaya seperti sawah, tambak, dan
kolam ikan, di samping kerugian yang bersifat material, banjir juga membawa
kerugian non material, antara lain kerawanan sosial, wabah penyakit, menurunnya
kenyamanan lingkungan, serta menurunnya kesejahteraan masyarakat akibat kegiatan
perekonomian mereka terhambat.
Adapun wilayah Kecamatan yang terdampak banjir meliputi Kecamatan
Medan Johor, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan baru Medan Sunggal,Medan
Polonia,Medan Petisah, Helvetia, Medan barat dan Medan labuhan. Dari keseluruhan
wilayah terdampak itu, tercatat ada kurang lebih 6.323 rumah terendam banjir dengan
variasi tinggi muka air 0-200 sentimeter.selain itu ada 7 unit sarana ibadah, 4 sekolah,
termasuk 1 ruas jalan turut terdampak banjir. Disamping itu, banjir telah berdampak
pada 8.067 KK atau 25.383 jiwa. Adapun 15 jiwa terpaksa mengungsi atas banjir
tersebut. Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan
angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kota Medan dan sekitarnya hingga
Minggu (21/8), sebagaimana menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hari ini, jum’at (19/8). BNPB menghimbau
kepada masyarakat agar selalu waspada dan mengingkatkan kesiapsiagaan. Upaya

3
seperti monitoring lereng perbukitan, susur sungai, pembersihan aliran sungai, kanal,
saluran drainase dan saluran aliran irigasi agar dilakukan secara berkala untuk
meminimalisir potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan
kondisi tata ruang lingkungan.
Banjir bandang Tangse, Aceh (2011) 24 orang meninggal dunia saat
terjadi banjir bandang yang menerjang 10 desa di Kecamatan Tangse, Aceh. Ke-10
Desa tersebut yakni Desa Blang Pandak, Desa Blang dalam, Desa layan, Desa
peunalom 1, Desa peunalom 2, Desa Kuala Krueng, Desa Krueng Meriam, Desa
pucuk 1, Desa pucuk 2, Desa Blang Bungong, Desa Blang me, dan Desa rantau
panjang. Pembakaran hutan liar di kawasan hutan Tangse menjadi penyebab
datangnya banjir bandang. Sebanyak 102 rumah hancur, rusak berat dan ringan akibat
bencana banjir bandang tersebut. Pada Januari 2014, banjir bandang dan tanah
longsor melanda sejumlah wilayah Sulawesi Utara, meliputi Manado, Tomohon,
Minahasa dan Minahasa Utara. Air setinggi 3 hingga 6 meter menenggelamkan
ribuan rumah warga.
Pemerintahan Kota Manado mencatat, sebanyak 86.355 jiwa dari
25.103 kepala keluarga (KK) terdampak dari bencana banjir tersebut. 18 orang tewas,
440 rumah hanyut, dan ribuan rumah lainnya rusak sedang hingga berat. Kerugian di
tafsirkan mencapai Rp. 1.871 triliun. Banjir tersebut terjadi karena pendangkalan
sungai.
Banjir bandang dan longsor terjadi di 10 Kabupaten dan kota di
Sumatera Barat pada Desember 2016. Kabupaten 50 kota dan kabupaten Solok
Selatan tercatat sebagai 2 lokasi terparah yang terdampak banjir bandang. sedangkan
wilayah lainnya yakni Sijunjung, Tanah Datar, Pasaman, Dharmasaraya Sawahlunto,
Payakumbuh, dan Solok. Banjir Bandang menyebabkan ribuan rumah di tiga
Kecamatan terendam. Sedangkan jalan sepanjang 35,5 meter mengalami gempa
reruntuhan akibat longsor. Banjir Bandang terjadi karena meluapnya sungai Maek
dan sungai Batang Sinamat. 5 orang di laporkan tewas akibat Bencana Banjir
Bandang tersebut.
Banjir Bandang Sumbawa sebanyak 129.187 orang terdampak banjir
yang terjadi di enam Kecamatan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Januari
2017. Banjir terjadi setelah beberapa hari hujan lebat dan menyebabkan air sungai

4
meluap juga diperparah dengan air laut yang Padang sehingga sulit surut. Banyak
merendam rumah penduduk, Banjir tersebut juga mengakibatkan 175 hektare sawah
gagal panen.
Banjir bandang yang terjadi di Sintang, Kalimantan Barat pada
pertengahan November 2021 lalu disebut sebagai banjir terbesar ini dilihat dari
cakupan wilayah yang terdampak dan juga lamanya bencana hidrometeorologi
berlangsung. Ada 12 Kecamatan di kabupaten Sintang yang terendam banjir. Di
antaranya yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hiril, Binjai Hulu, Sepauk, Sintang,
Tempunak, Ketungau Hilir, Deday, Seraway, Ambalau, Sei Tebelian, dan kelam
permai. Berdasarkan durasi, banjir ini terjadi selama hampir 1 bulan.
Ibu kota Jakarta juga kerap di Landa banjir, terjadi pada tahun 2007 di
mana banjir itu mengakibatkan 79 orang tewas dan ratusan ribu orang orang harus
mengungsi. Banjir ini disebabkan karena sistem drainase yang buruk dan hujan
dengan curah tinggi yang melanda DKI Jakarta. Akibat dari curah hujan yang tinggi,
volume debit air di 13 sungai yang melintasi kota Jakarta bertambah dan meluap.
Sebanyak 60 persen dari wilayah Jakarta terendam banjir. Selain itu, banjir
menyebabkan kerugian ekonomi hingga mencapai triliunan rupiah akibat dari
lumpuhnya perputaran bisnis. Banjir tersebut tercatat sebagai banjir terparah yang
pernah terjadi di Indonesia.
Banjir bandang yang pada 28 Juli 2022 melanda Desa Torue,
Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, telah
menyebabkan setidaknya 63 rumah warga rusak dan hilang tersapu banjir. Banjir
bandang menyebabkan 32 rumah rusak beras, yang meliputi 20 unit rumah di Dusun
II dan 12 unit rumah di Dusun III yang berada di daerah pesisir pantai Torue. Ada 21
rumah warga yang rusak ringan (13 unit di Dusun II dan 8 unit di Dusun III) akibat
banjir dan 10 rumah warga yang hilang tersapu banjir di Dusun II, 47 perahu milik
nelayan setempat juga hilang akibat banjir bandang. Banjir Bandang yang terjadi di
Desa Torue berdampak pada 507 keluarga yang terdiri atas 1.459 orang, termasuk 27
ibu hamil, 42 bayi, 164 balita, 177 warga lanjut usia, dan lima penyandang disabilitas.
Banjir Bandang memaksa 366 keluarga mengungsi, dengan perincian 120 keluarga
mengungsi di Masjid Al-Ikhlas Dusun III, 50 keluarga mengungsi di Balai Desa Torue, dan
166 keluarga mengungsi di Rumah Kepala Desa Torue.

5
Cara penanggulangan bencana alam banjir yang harus dilakukan saat
banjir atau banjir bandang; Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi
PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana, Mengungsi
ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk
diseberangi. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus
banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih
tinggi.Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir, Secepatnya membersihkan rumah, dimana
lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh
kuman penyakit.Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya
penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.Usahakan selalu
waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa dampak
negative yang diakibatkan oleh bencana alam sangat besar yaitu kerusakan
lingkungan hidup, harta benda dan bahkan nyawa. Bencana besar yang terjadi
tidak serta merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya gejala-gejala
alam yang ditimbulkan oleh alam itu sendiri atau diakibatkan oleh eksploitasi
lingkungan yang berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan
AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) , Tata Ruang yang kurang
baik dan tidak baiknya managemen pemerintah untuk mengatisipasi dan
penaggulangan bencana.
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus
mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan
akibat-akibat yang ditimbulkan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan
penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup,
korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.Kepada Pemerintah agar
meningkatkan managemen antisipasi dan penanggulangan bencana. Pemerintah
agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang lebih tinggi
yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan

6
bencana.Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat
yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka
masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau lereng gunung maupun Tebing
agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.

Anda mungkin juga menyukai