Anda di halaman 1dari 10

PERISTIWA GEMPA

1. Gempa Andaman (aka Gempa Aceh) Sumatera

Gempa bumi Samudera Hindia (sebelah barat dari propinsi Aceh) pada tahun 2004, pada awalnya
dicatat sebagai 9,0 namun telah meningkat menjadi 9,1 dan 9,3. Gempa ini adalah gempa kedua terbesar
yang pernah tercatat pada seismograf.Gempa bumi yang dikenal oleh masyarakat ilmiah sebagai gempa bumi
Sumatera-Andaman ini adalah gempa tektonik yang terjadi pada pukul 00:58:53 UTC (07:58:53 waktu lokal)
pada 26 Desember 2004, dengan pusat gempa bumi di bagian pantai barat Sumatera, Indonesia.Gempa
memicu serangkaian tsunami di sepanjang pantai minimal 13 negara-negara ditengah samudera maupun
dilepas pantai Samudera Hindia.Dari Asia Tenggara, Asia Selatan dan negara-negara bagian pantai timur
benua Afrika, bahkan hingga ke Afrika Selatan terkena imbas tsunaminya.Selain Indonesia, gelombang
tsunami juga menerpa Malaysia, Thailand, Myanmar, Sri Lanka, India, Maladewa, Seychelles, Somalia,
Kenya, Tanzania, Madagaskar dan Afrika Selatan. Gempa dan tsunami ini telah menewaskan ribuan orang
dan menenggelamkan masyarakat pesisir. Gempa ini cukup besar yang menyebabkan seluruh dunia ikut
bergetar sebanyak setengah inci, atau lebih dari satu sentimeter.
2. Gempa Jogjakarta, Selatan Jawa Tengah

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 (26 May UTC) kurang lebih pukul 05.55
WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.  United States Geological
Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.

Rumah-rumah disebuah desa yang runtuh akibat gempa Jogya 26 Mei 2006

Kerusakan akibat Gempa di suatu kampung di Bantul, Jogja, 26 Mei 2006 .


3. Gempa Papua, Pegunungan Jayawijaya

Gempa bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas
pantai Flores, Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul 13:29 WITA.
Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai
Flores, membunuh setidaknya lebih dari 2.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang
mengungsi. Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih
dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada,
Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur. Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000
bangunan hancur dan rusak berat.
4. Gempa (Daratan) Pulau Bali

Pada tanggal 21 Januari (23:11 pada 20 Januari UTC) Gempa di Bali terjadi pada pukul 06:50 waktu
setempat. Magnitudo diperkirakan 6,6 skala Richter pada gelombang permukaan dan memiliki intensitas
yang dirasakan maksimal level IX (kekerasan) skala intensitas Mercalli. Gempa ini menyebabkan kerusakan
luas di seluruh Bali, terutama di bagian selatan pulau. Dan gempa ini memicu banyaknya tanah longsor, yang
menyebabkan 80% dari 1.500 korban yang tewas.

Reruntuhan bangunan setelah gempa di Bali pada tahun 1917


5. Gempa Pulau Nias, Sumatera Utara

Gempa Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di
2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga,
Sumatera atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue. Catatan
seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga
Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya. Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan
gempa Bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan
kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi. Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa
sebelumnya pada bulan Desember 2004, gempa Bumi Samudra Hindia 2004.

Gempa Nias Sumatera Utara 28 Maret 2005


PERISTIWA BANJIR

1. BANJIR JAKARTA 2007

Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1


Februari 2007 malam hari. Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung
sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya
volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang
pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5
meter di beberapa titik lokasi banjir.

Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, hujan yang
terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat
Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan
periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.

Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang
melanda pada tahun2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus,
tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah,
diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.
2. BANJIR MANADO 2016

Di Kota Manado kata Sutopo, telah terjadi banjir, longsor, abrasi yang disertai angin kencang.
Sejumlah pohon bertumbangan di jalan sehingga menyebabkan satu orang tewas saat kendaraannya
tertimpa pohon.

Di Kota Tomohon Sutopo menjelaskan, terjadi bencana longsor di Tinoor dan beberapa titik
wilayah. Sedangkan di Kabupaten Minahasa Selatan terjadi gelombang pasang yang mengakibatkan
perahu motor di Amurang Timur hancur. "Tanah longsor juga terjadi di beberapa kecamatan di
Minahasa Selatan," kata Sutopo.

Sementara itu di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau Tagulandang Biaro) terjadi bencana banjir dan
tanah longsor di Kecamatan Siau Barat Utara, Siau Timur Selatan, Siau Timur, dan Siau Barat.
"Sebanyak 23 orang mengungsi ke Gereja di Desa Mini," kata dia.

Jembatan Batuawang Siau Timur tertimbun material lahar dingin dari erupsi Gunung Karangetang
sehingga akses ibu kota kabupaten ke pelabuhan Ulu-Ulu terputus. Sementara jembatan Kiawang
putus akibat banjir bandang sehingga akses lima kampung di Kecamatan Siau Barat Utara ke pusat
kota atau pelabuhan terputus. "Belum ada laporan korban jiwa,".
3. BANJIR BANDANG GARUT

"Penyebab banjir tidak melulu karena kerusakan, tapi curah hujan tinggi dan tangkapan area air yang
berubah menjadi pemukiman," kata Wadireskrimsus Polda Jabar AKBP Diki Budiman pada
wartawan, Selasa (4/10).

"Ini memang diperparah yang seharusnya ada resapan," tambahnya. Banjir bandang Garut ini
menewaskan 34 warga dan membuat 19 warga lainnya hilang. Pascabanjir, kepolisian sudah
bergerak ke kawasan hulu yang terdeteksi menjadi penyebab bencana alam tersebut.

Pertama kawasan papandayan, selanjutnya perkebunan teh pamegatan, lalu ada di Kecamatan
Samarang yang ada di Pasirwangi. "Di situ ada tempat wisata darajat yang diduga menjadi penyebab
(bencana banjir)," ucapnya.

Selanjutnya kawasan hutan lindung, di Cimanuk yang berubah menjadi pertanian. "Inilah dugaan-
dugaan pelanggaran yang terjadi," terangnya. Kepolisian sudah membuat langkah penyidikan di
mana beberapa pihak akan dimintai keterangan terkait kerusakan parah yang terjadi di Garut.

"Sudah membuat LP polisi dn membuat penyidikan. Kita akan lakukan pemanggilan ke beberapa
pihak terkait seperti PT Perhutani, PT Agro pengelola dari Pamagetan, BBWS, perseorangan dan
pemilik wisata, kita akan klarifikasi semuanya," katanya.

Kepolisian mengaku tidak bisa bekerja sendiri. Kapolda Jabar Irjen Pol Bambang Waskito sudah
meminta izin kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk membentuk tim agar kasus
yang melanda banjir bandang Garut ini dapat selesai.
4. BANJIR TANGSE ACEH

Banjir bandang di Tangse, Pidie ini diperkirakan terjadi disebabkan pembalakan liar di kawasan
Hutan Tangse, sehingga hujan yang terjadi selama empat hari sebelum banjir menyebabkan
banjir bandang

Banjir bandang yang menghantam desa di kecamatan Tangse, yaitu Desa Blang Pandak, Desa
Blang Dalam, Desa Layan, Desa Peunalom 1, Desa Peunalom 2, Desa Kuala Krueng, Desa
Krueng Meriam, Desa Pucuk Sa, Desa Pucuk Dua, dan Desa Blang Bungong, Desa Blang
Me, Desa Rantau Panjang. Banjir ini menyebabkan kerusakanjembatan antar desa dan rumah-
rumah warga. Kerusakan terjadi disebabkan banjir yang membawa kayu log besar.

Banjir bandang menyebabkan 24 orang tewas. Banjir bandan mengakibatkan 102 rumah warga
hancur, rusak berat, dan ringan
5. BANJIR JAWA TIMUR

"Bencana tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang turun pada malam (10 Juli) hingga
pagi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran
pers.

Menghadapi peristiwa banjir dan longsor, masing-masing BPBD telah merespons secara cepat
dengan dukungan berbagai pihak seperti TNI, polisi dan dinas terkait. Penanganan di lapangan
masih dilakukan seperti pendataan kerugian.

"BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi bahaya banjir dan longsor,
khususnya di wilayah dengan intensitas hujan tinggi," katanya.
Sutopo menjelaskan, insiden banjir yang terjadi di Dusun Sumberwaru, Kembangsari, Ngoro,
Mojokerto pada Senin 11 Juli, pukul 01.00 WIB. Banjir dipicu oleh hujan berintensitas tinggi yang
dimulai sejak Minggu 10 Juli, pukul 21.00 WIB.

Hujan mengakibatkan debit sungai meluap hingga jalan raya dan rumah warga. BPBD mencatat 
270 KK terdampak banjir dengan ketinggian hingga 1 meter.
"Dua mobil dan 270 rumah warga terendam banjir. Namun demikian banjir terpantau surut pada
pukul 05.00 WIB," katanya.

Sementara itu, banjir dan longsor terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan, Trenggalek pada pukul
02.00 WIB. BPBD Trenggalek memantau air telah surut pada pukul 04.00 pagi ini.
Dampak bencana banjir mencakup lima dusun (di antaranya Dusun Pager, Gunung, Krajan,
Domerto, Janti) di Desa Tawing, Munjungan, Trenggalek, sedangkan longsor di  Dusun Podang dan
Bendoroto, Munjungan,Trenggalek.

Anda mungkin juga menyukai