Anda di halaman 1dari 9

1.

Bencana Alam Tsunami Ende

Tsunami yang terjadi di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berlangsung
pada tanggal 12 Desember 1992. Sekitar 25 tahun lalu, tsnumai ini menerjang pulau Flores
yang diawali dengan gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 SR. Gempa ini berpusat di Lepas
pantai Utara bagian Timur Pulau Flores.
Saking hebatnya gempa tersebut, masyarakat Bali juga ikut merasakan guncangannya.
Padahal jaraknya hampir 700 km ke arah Barat. Setelah gempa, barulah tsunami menerjang
dan menghempaskan pulau Flores.
Diketahui bahwa pusat gempa terjadi pada kedalaman 35 km Barat Laut Maumere,
sebuah kota terbesar di Pulau Flores. Gempa tidak hanya terjadi sekali, setelah gempa
pertama terjadi, beberapa menit kemudian muncul gempa-gempa susulan.
Setidaknya tercatat lebih dari 900 kali gempa susulan yang terpantau selama 6 hari yaitu
tanggal 30 Desember – 5 Januari 1992.
Akibat dari gempa dan tsunami tersebut, kawasan pantai Barat Tanjung Batumerak
mengalami pergeseran hingga 1,1 m subsidence di sisi timur dan di desa Kolisia bergeser
hingga 1,6 m.
Selain dampak geografis, gempa dan tsunami tersbut juga berdampak pada populasi
manusia, di mana sekitar 2000 orang meninggal. Dan telah merusak lebih dari 18000 rumah.
2. Bencana Alam Gunung Kelud

Bencana alam Gunung Kelud terjadi pada tahun 1919. Tepatnya pada tanggal 19 Mei
1919 di Jawa Timur. Gunung Kelud merupakan gunung aktif di Jawa Timur dengan tinggi
mencapai 1,731 m (5,679).
Sesaat sebelum bencana datang, gunung Kelud menyemburkan hujan abu ke arah
Timur. Akibatnya, daerah-daerah di Indonesia diselimuti debu tebal.
Letusan Gunung Kelud menyisakan pilu yang mendalam. Setidaknya 5.115 jiwa
meninggal. Selain itu kerusakan yang ditimbulkan akibat letusan ini cukup parah.
3. Bencana Alam Gempa Sumatera Barat

Masih ingatkah kalian dengan bencana ini? DI Provinsi Sumatera Barat, pada tangga
30 September 2009 pukul 17.16 terjadi gempa hebat berkekuatan 7,6 SR. Tim mencatat
gempa berpusat di daerah Pantai Sumatera 50 km Barat Laut Padang.
Korban tewas akibat gempa ini mencapai 6.234 jiwa, di mana korban berasal dari 4
kabupaten di Sumatera Barat. Selain korban jiwa, ada lebih dari 1200 orang mengalami luka
ringan dan berat.
Tempat tinggal dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan yang sangat parah. Ada
sekitar 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rusak sedang dan 78.604 rusak ringan.
4. Bencana Gempa Bumi Tektonik di Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta juga tidak luput dari amukan alam. Pada tanggal 27 Mei
2006 kota Yogyakarta diguncang gempa berkekuatan 5,9 SR. Pusat gempa yang berada di 25
km Selatan-Barat Daya Yogyakarta ini telah merusak berbagai rumah dan fasilitas umum.
Gempa ini terjadi lima menit sebelum jam 6 pagi. Masyarakat yang panik keluar
berhamburan menuju gunung dan luar kota. Gempa ini menelan korban sebanyak 5.716
dimana korban paling banyak dari daerah Bantul.
Sedangkan korban luka-luka mencapai 7.927 jiwa (data dari Media Center, 7 Juni
2006).
5. Bencana Letusan dan Tsunami Gunung Krakatau

Ini mungkin bencana alam terdahsyat yang pernah terjadi di Indonesia. Para ahli
mengatakan bahwa letusan gunung Krakatau setara dengan 30.000 x lipat dari bom atom
Nagasaki dan Hiroshima.
Padahal kita tahu betapa dahsyatnya bom tersebut, baik saat terjadi letusan maupun
setelah letusan.
Letusan Gunung Krakatau terjadi pada tanggal 26 Agustus 1883. Banyak kabar yang
mengatakan bahwa suara letusannya mencapai Australia bahkan Afrika yang jaraknya 4.653
km.
Letusan ini juga diikuti dengan bencana tsunami setinggi 40 m menerjang Hawaii.
Sebanyak 195 desa di sepanjang Merak sampai Karawang hancur diterjang tsunami tersebut.
Jumlah korban jiwa juga sangat mencengangkan, sebanyak 36.ooo jiwa tewas akibat
benacana tersebut.
6. Bencana Alam Gunung Tambora

Pada bulan April 1815, Gunung Tambora menunjukan keperkasaannya. Indikasi


letusan sebenarnya sudah terlihat pada tahun 1812, yang mana aktivitas gunung tersebut
menjadi lebih aktif.
Letusan Gunung Tambora masuk kedalam tujuh VEI (Volcanic Explosivity Index)
atau Indeks Letusan Gunung Internasional. Menurut data dari VEI, semburan tefrit yang
dihasilkan letusan gunung Tambora sebesar 1.6 x 10¹¹ meter kubik.
Saat itu, semburan Gunung Tambora mengakibatkan iklim global berubah dalam
waktu yang cukup lama. Tepatnya tanggal 15 Juli 1815, aktivitas Gunung Tambora baru
berhenti.
Letusan ini juga diikuti tsunami dari berbagai pantai di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Puncaknya pada tangga 10 April 1815 tsunami terjadi dengan ketinggian 4 meter.
Abu vulkanik pada saat itu mencapi tinggi 43 km. Abu vulkanik tersebut melayang dan
menyebar ke penjuru dunia akibat dari lemahnya daya tarik gravitasi.
Debu-debu ini mengendap di lapisan troposper selama beberapa tahun kemudian
turun bersamaan dengan hujan dan kembali ke bumi.
Korban jiwa akibat dari letusan juga sangat banyak, yaitu mencapai 92.000 jiwa! Jadi
bisa dibayangkan betapa dahsyatnya bencana alam tersebut.
7. Bencana Alam Tsunami Aceh

Yang paling baru dari bencana alam terdahsyat adalah gempa bumi dan tsunami
Aceh. Di penghujung tahun tepatnya tanggal 26 Desember 2004, Aceh diguncang gempa
yang kemudian disusul gelombang tsunami.
Tinggi gelombang mencapai 35 meter karena besarnya gempa yang terjadi yakni
mencapai 8,5 SR. Gempa ini berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,5 BT pada
kedalaman 20 km).
Gelombang tsunami menyapu di berbagai negara seperti Indonesia yang meliputi
Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, Sri Lanka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan
Thailand.
Data mencatat bahwa korban jiwa mencapai 1055.262 orang dan korban luka
mencapai 124.057 orang. Korban terbanyak berasal dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara .
8. Kliping Bencana Alam Tanah Longsor Banjarnegara, 12 Desember 2014

Bencana tanah longsor sudah tak asing bagi masyarakat di Kecamatan Karangkobar,
banjarnegara, Jawa Tengah. Setiap tahun selalu ada bencana alam serupa di kecamatan yang
mempunyai 13 desa definitif ini.
Nyaris setiap tahun juga bencana ini memakan korban jiwa, harta dan pemukiman
penduduk. Menurut ahli geologi yang berasal dari Universitas Gajah Mada Jogjakarta,
Dwikorita Karnawati, secara geografi, kondisi alam di Karangkobar memang tak layak
dijadikan pemukiman.
Kondisi topografinya yang berbukit-bukit serta tekstur tanahnya yang tak kuat
menjadikan daerah ini rentan sekali terkena bencana longsor.
9. Bencana Alam Banjir Wasior, 4 Oktober 2010

Banjir bandang besar pernah melanda desa Wasior, Teluk Pondama, Papua Barat
yang disebabkan kerusakan di Hutan Wasior sehingga ketika hujan turun terus-menerus
mengakibatkan terjadinya luapan di Sungai Batang Salai.
Walhi memprediksi 30-40 % hutan di kawasan itu telah mengalami alih fungsi
sehingga memicu terjadinya lupan akibat tidak terserap dengan baik air hujan yang masuk ke
dalam tanah.
Aktivitas penebangan liar yang dilakukan sejak 1990 dinilai menjadi penyebab utama
bencana alam ini. Banjir bandang ini mengakibatkan beberapa infrastruktur rusak parah
termasuk lapangan udara di Wasior. Selain itu, krusakan juga menimpa rumah-rumah warga,
rumah sakit, jembatan, dan beberapa gereja karena banjir besar tersebut membawa batu-
batuan besar, batang pohon dan lumpur.
Jaringan komunikasi pu terputus dan kegiatan masyarakat lumpuh total. Korban jiwa
diprediksi mencapai 158 orang tewas dan 145 orang dinyatakan hilang. Sementara sebagian
korban luka lainnya diungsikan ke Manokwari dan Nabire.

Anda mungkin juga menyukai