Anda di halaman 1dari 7

BENCANA 

alam seringkali melanda Indonesia. Dikutip dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), hal ini karena Indonesia berlokasi di pertemuan tiga lempeng tektonik; lempeng Eurasia, lempeng
Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Kondisi itulah yang menimbulkan potensi bencana alam seperti gunung berapi, tsunami, banjir, dan tanah
longsor. Beberapa bencana alam yang terjadi bahkan cukup besar untuk sampai terasa atau disoroti oleh negara-
negara lain.

Berikut ini adalah 10 bencana terbesar di Indonesia yang mengguncang dunia.

1) Letusan Gunung Merapi (1930 dan 2010)


Dikutip dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tercatat sejak tahun 1600-
an, Gunung Merapi telah meletus lebih dari 80 kali, dengan interval letusan 4 tahun sekali. Erupsi
terbesarnya terjadi pada tahun 1930. Awan panas menuruni lereng 20 kilometer ke arah barat,
memporak-porandakan 23 desa dan menewaskan 1.369 penduduk. Erupsi lainnya kembali terjadi 80
tahun kemudian, tepatnya pada 5 November 2010. Debu vulkaniknya tidak hanya menutupi wilayah
Yogyakarta, tapi juga sampai ke sejumlah wilayah di Jawa Barat. BNPB menyatakan bahwa jumlah
korban tewas Merapi mencapai 275 orang, termasuk sang juru kunci, Mbah Maridjan alias Ki Surakso
Hargo yang ditemukan tewas akibat terjangan awan panas di rumahnya. Peristiwa meletusnya gunung
merapi sontak menjadi sorotan media internasional, di antaranya Inggris, Jerman, Prancis, dan
Singapura.
2) Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)
Pada 28 September 2018, warga di wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala dan Kota Palu
dikejutkan dengan guncangan gempa. Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km,
sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala. Lalu, lima menit kemudian, Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami. Namun,
gelombang tsunami setinggi enam meter telanjur menyapu Kota Palu sebelum warga sempat melarikan
diri ke daratan tinggi. Selain tsunami dan gempa, bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut
dan membawa apa pun yang berada di atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah korban
tewas mencapai 2.045 orang. Sejumlah negara pun mengulurkan bantuan kepada Indonesia, di antaranya
Inggris, Amerika, Australia, dan Selandia Baru memberikan total bantuan USD20,8 juta dalam bentuk
uang maupun barang.
3) Gempa Sumatera Barat (2009)
Pada 30 September 2009, terjadi sebuah peristiwa memilukan di Sumatera Barat. Gempa bumi
berkekuatan 7,6 SR terjadi di lepas pantai 17:16:10 WIB dengan kedalaman 87 km, di sekitar 50 km
barat laut kota Padang. Kerusakan terjadi di banyak wilayah, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten
Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Kekuatan gempa bahkan terasa sampai luar
Indonesia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Berdasarkan data pemerintah daerah
Sumatera Barat, korban jiwa yang ditimbulkan sekitar 1.115 orang tewas, 2.32 terluka, dan 279.000
bangunan mengalami kerusakan. Banyak negara yang membantu Indonesia atas peristiwa tersebut
seperti Australia, China, Uni Eropa, Hongkong, Jepang Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Thailand,
Taiwan, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
4) Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu
Seperti yang diketahui, Danau Toba adalah ikon dari Sumatera Utara dan didapuk menjadi danau
terbesar di Indonesia dengan luas 1.130 kilometer persegi. Namun, dikutip dari situs Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang
sudah tidak aktif (Tipe B). Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba mampu
meluluhlantahkan sebagian besar umat manusia. Letusannya menjadi yang paling dahsyat yang pernah
ada di muka bumi. Hanya 5.000-10.000 orang saja yang mampu bertahan. Bahkan perubahan iklim
global sempat terjadi. Gunung tersebut memuntahkan 2.800 kilometer kubik abu dan menutup atmosfer
bumi hingga 6 tahun lamanya, menurunkan suhu udara.
5) Gempa Yogyakarta (2006)
Pada 27 Mei 2006, tepat di pagi hari pukul 05.53, terjadi gempa bumi berkekuatan 5,9 SR yang
mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Orang-orang banyak yang masih dalam kondisi terlelap,
sehingga mereka terjebak di dalam rumah yang roboh. Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan
20.000 lainnya terluka. Bangunan dan infrastruktur hancur. Bahkan Candi Prambanan ikut menjadi
korban. Diyakini gempa Yogyakarta menjadi gempa terbesar kedua di Indonesia setelah peristiwa yang
menimpa aceh di tahun 2004. Akibat dari peristiwa gempa 2006, Yogyakarta mulai meningkatkan
migasi bencana. Menteri-menteri penanggulangan bencana se-Asia Pasifik mengadakan pertemuan pada
tahun 2012 di Yogyakarta untuk memaparkan pelajaran yang bisa diambil dari gempa 2006, dan
Deklarasi Yogya ditetapkan sebagai Dokumen PBB.
6) Tsunami Flores (1992)
Pada 12 Desember 1992, gempa berkekuatan 6,8 skala liter mengguncang Laut Flores. Pusat gempa
terletak di kedalaman laut, 35 km arah barat Kota Maumere, tepatnya pukul 13.29 WITA. Tidak hanya
itu, tsunami setinggi 30 meter juga menerjang selama 15 menit, meluluhlantahkan rumah yang hancur
karena gempa. Wilayah yang terkena dampak tsunami berada di Kabupaten Sikka, Ende, Ngada, dan
Flores Timur. Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 3.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-
luka, dan 5.000 warga terpaksa mengungsi. Tercatat pula 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat
ibadah hancur. Karena saat itu Indonesia belum memiliki ahli tsunami, maka riset mengenai peristiwa
tsunami Flores banyak dilakukan oleh peneliti asal Jepang.
7) Gempa dan Tsunami Aceh (2004)
Pada 26 Desember 2004 lalu, tepatnya pada pukul 07:58:53 WIB, terjadi sebuah gempa di Banda Aceh,
disusul tsunami besar yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah di Banda Aceh. Dikutip dari Jurnal
“Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang Kota Meulaboh”, gempa bumi tektonik berpusat di
titik 3.316°N, 95.854°E Samudera Hindia dengan kekuatan 9,1 Mw. Gempa tersebut bahkan disebut
sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah terjadi dalam sejarah. Lalu timbul gelombang tsunami setinggi
30 meter. Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun yang
mengakibatkan korban jiwa adalah di Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan
Somalia. Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total
keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak.
8) Letusan Gunung Krakatau (1883)
Gunung Krakatau berada di tengah antara Pulau Jawa dan Sumatera. Berkat letusan gunung Krakatau
Purba pada 1883, kedua wilayah yang tadinya menyatu tersebut kini terpisah. Letusan Gunung Krakatu
1883 dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang pernah ada sepanjang catatan sejarah Indonesia.
Tepat pada 26 dan 27 Agustus 1883, Krakatau memuntahkan jutaan ton batu, debu, magma, hingga
material vulkanik. Bahkan letusannya mampu menciptakan gelombang tsunami yang meluluhlantahkan
pesisir Lampung dan Banten. Ledakannya terdengar sampai ke Perth, Australia. Ribuan orang
meninggal akibat gelombang panas, tsunami yang menghancurkan pulau-pulau di sekitar Krakatau,
hingga dampak secara global seperti peningkatan suhu bumi yang mengacaukan cuaca selama bertahun-
tahun. Langit di seluruh dunia menjadi gelap dan terjadi fenomena matahari terbenam yang luar biasa.
9) Letusan Gunung Tambora (1815)
Ledakan Gunung Tambora terjadi April 1815 dan mengukir sebagai salah satu ledakan gunung terbesar
yang berdampak secara global. Puncak letusan eksplosif itu terjadi pada 10 April 1815. Letusan
Tambora berhasil membuat bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada 1816, karena suhu global
berkurang antara 0,4–0,7 °C. Volcanic Explosivity Index (VEI) mencetus bahwa ledakan Gunung
Tambora mencapai level 7, yakni 10 kali lebih besar dari Krakatau. Isi perut gunung berupa material
vulkanik, abu, dan batuan cair dimuntahkan, bahkan suara ledaknnya terdengar sampai Sumatera.
Dipercaya bahkan suara ledakannya setara dengan 800 megaton TNT. Bahkan Sir Stamford Raffles
sampai menurunkan pasukannya untuk menyelidiki asal suara tersebut. Akibat peristiwa ini, sebanyak
80.000 orang tewas.
10) Letusan Gunung Kelud (2014)
Gunung Kelud di Jawa Timur meletus setelah sebelumnya naik status menjadi waspada. Letusan
tersebut dianggap menjadi yang terbesar setelah peristiwa pada tahun 1990. Pukul 22.50 WIB, Gunung
Kelud memuntahkan letusan berupa aliran magma, menyebabkan hujan kerikil di beberapa wilayah
Jawa Timur, bahkan gerungannya terdengar sampai Purbalingga. Hujan abu juga membuat menutup
sebagian besar Pulau Jawa dan menghentikan segala aktivitas masyarakat. Korban tewas akibat letusan
tersebut mencapai 4 orang, berdasarkan laporan BNPB. Namun, sejak abad ke-15, Gunung Kelud
setidaknya telah memakan lebih dari 15.000 jiwa. Termasuk letusan di tahun 1919 yang merenggut
nyawa 5.160 jiwa. Dampak dari meletusnya Gunung Kelud pada 2014 lalu itu menyita perhatian dunia.
Sejumlah media massa internasional yang menyampaikan berita tersebut terdiri dari Associated Press
America, Reuters (Inggris), ABC News (Australia), dan Xinhua (China).
7 Bencana Besar di Dunia Akibat Ulah Manusia

1) Chernobyl
Siapa yang tidak tahu bencana Chernobyl? Berdasarkan International Nuclear and Radiological Event
Scale (INES), tragedi Chernobyl masuk ke Level 7 yang berarti 'major accident' atau bencana besar.
Tragedi Chernobyl meninggalkan dampak jangka panjang, mulai dari anak-anak dan remaja yang
menderita kanker tiroid, pohon-pohon di sekitar sana yang berubah menjadi coklat kemerahan serta
peningkatan katarak dan albinisme di antara beberapa spesies satwa. Bencana ini bermula ketika reaktor
nomor 4 pada pembangkit listrik Chernobyl mengalami ledakan pada 26 April 1986. Ledakan tersebut
melepaskan partikel radioaktif dalam jumlah besar hingga menyebar ke sepanjang perbatasan Ukraina,
Rusia, Belarusia dan beberapa negara Eropa Timur. Pelepasan zat radioaktif yang pecah bahkan ratusan
kali lebih besar daripada kekuatan bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Hingga kini,
para ilmuwan memperkirakan peningkatan kanker tiroid akibat bencana ini akan bertahan selama
bertahun-tahun.
2) Lumpur Lapindo
Lumpur Lapindo termasuk ke dalam bencana terbesar dunia akibat ulah manusia. Lumpur Lapindo atau
lumpur Sidoarjo ini disebabkan oleh ledakan di sumur gas pada 28 Mei 2006 silam. Akibat ledakan itu,
air, uap, dan gas menyembur dari tanah di dekatnya dan terus muncul hingga sekarang. Menurut laporan
BBC, volume semburan lumpur mencapai lebih dari 6,3 juta kaki kubik (180.000 meter kubik) per
harinya. Tragedi Lumpur Lapindo menewaskan 11 orang dalam ledakan pipa dan 30.000 lainnya
dievakuasi dari daerah tersebut. Lebih dari 10.000 rumah hancur, dan logam dari aliran lumpur telah
mencemari sungai sekitar.
3) Serangan Teroris 9/11
Bencana lainnya adalah serangan teroris 9/11. Sekumpulan teroris meruntuhkan menara kembar World
Trade Center (WTC) di New York pada 11 September 2001. Tragedi ini menjadi bencana teroris
terbesar sepanjang sejarah. Ribuan orang tewas setelah 19 militan Al Qaeda yang dipimpin oleh Osama
bin Laden membajak empat pesawat. Sebanyak dua pesawat diterbangkan ke arah menara kembar di
New York, lalu pesawat ketiga menabrak Pentagon dan yang keempat jatuh di Pennsylvania. New York
menyumbang korban terbesar. Dari total 2.977 korban, tercatat 2.753 tewas di WTC.
4) Bencana Bhopal
Pada 2 Desember 1984, terjadi kebocoran gas di pabrik pestisida India, tepatnya di daerah Bhopal.
Penyebabnya karena sistem keamanan yang tidak berfungsi serta peningkatan tekanan yang tak
terkendali, sehingga 40 ton bahan kimia metil isosianat bocor ke atmosfer. Itu merupakan jumlah yang
besar, terlebih pabrik tersebut dikelilingi oleh pemukiman padat. Sehingga, lebih dari 600.000 orang
terpapar awan mematikan dari kebocoran gas tersebut. Mereka yang tinggal di sekitar pabrik tidak
diberitahu secara cepat. Akibatnya, para warga menderita batuk, iritasi mata, luka bakar, sesak nafas
hingga muntah. Ribuan orang meninggal dalam beberapa jam diikuti dengan hewan-hewan yang juga
mati.
5) Perang Dunia II
Perang Dunia II termasuk ke dalam bencana terbesar dan mematikan akibat ulah manusia. Perang ini
dimulai pada 1 September 1939, ketika Jerman menginvasi Polandia. Penyebab utamanya adalah
kemunculan diktator dan tujuan imperialis mereka. Adolf Hitler memiliki obsesi untuk menduduki
Polandia. Perang tersebut melibatkan lebih dari 50 negara. Diperkirakan antara 70 sampai 85 juta orang
tewas selama Perang Dunia II. Mayoritas korban bukanlah tentara, melainkan warga sipil yang
menderita akibat kelaparan, penyakit, dan kekejaman perang. Adanya pekerja paksa, kejahatan genosida
dan bom atom menandakan Perang Dunia II sebagai konflik yang paling dahsyat dan mengerikan dalam
sejarah manusia.
6) Tempat Sampah Pasifik Utara
Great Pacific Garbage Patch namanya. Bencana ini merupakan banyaknya sampah yang masuk ke laut
selama beberapa dekade terakhir. Sampah-sampah tersebut membentang dari pantai California, melintasi
Samudra Pasifik ke Jepang.
7) Ledakan Pabrik Kimia Jilin
Bencana selanjutnya terjadi di kota Jilin, China pada November 2005. Rangkaian ledakan terjadi di
pabrik petrokimia. Menurut laporan New York Times, lebih dari 10.00 orang dievakuasi dari daerah
setempat setelah ledakan terjadi. Setidaknya 110 ton (100 metrik ton) polutan dilepaskan ke Sungai
Songhua akibat ledakan tersebut. Hal itu menjadi masalah besar, karena beberapa kota besar bergantung
pada sungai itu untuk pasokan air mereka. Pasokan terputus selama beberapa hari, sementara persediaan
air dibersihkan, dan air harus diangkut dari kota-kota yang tidak terkena dampak untuk membantu orang
mengatasinya. Beberapa kota menggali sumur air agar mereka tidak lagi bergantung pada Sungai
Songhua. Racun dari ledakan pabrik tersebut tidak hanya mempengaruhi persediaan air di China, namun
juga bahan kimianya terdeteksi di kota-kota Rusia dan Laut Jepang.
berikut 7 bencana alam paling dahsyat dan mengerikan yang pernah terjadi di dunia, dengan tingkat kematian
tertinggi.

1) Satu tahun tanpa musim panas


Pada April 1815, Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Indonesia meletus, yang menjadi letusan
gunung berapi terkuat dalam sejarah. Ledakan itu menewaskan puluhan ribu orang di Asia Tenggara dan
membuat awan abu raksasa ke stratosfer. Saat awan itu menyebar ke seluruh dunia, sinar matahari
terhalangi, mendinginkan suhu sekitar 3 derajat dan menyebabkan distorsi cuaca dalam skala besar pada
tahun berikutnya. Ledakan dahsyat gunung Tambora memberikan efek yang mengubah ekologi Teluk
Benggala, India, dan memunculkan jenis kolera baru yang menewaskan jutaan orang. Eropa mengalami
hujan lebat dan dingin yang terus-menerus menyebabkan kelaparan yang mendorong kerusuhan warga
sipil yang meluas. Di Amerika Serikat juga mengalami dampak, salju lebat turun di beberapa negara
bagian pada Juni, membunuh tanaman dan memicu kemerosotan ekonomi. Gangguan cuaca memiliki
beberapa efek samping yang tidak biasa, seperti di Swiss, cuaca mendung dan hujan terus-menerus pada
1816.
2) Tahun Belalang 1874
Wabah belalang perusak tanaman adalah kejadian umum di perbatasan Amerika akhir abad ke-19, tapi
yang paling terburuk terjadi di Great Plains pada musim panas 1874. Musim semi yang kering dan
gersang telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belalang Pegunungan Rocky bertelur dalam
jumlah banyak. Triliunan dari mereka kemudian menetas dan mengepung Nebraska, Kansas, Dakotas,
Iowa dan beberapa negara bagian lainnya. Saksi mata mengatakan belalang yang datang membentuk
seperti awan yang sangat tebal, sehingga bisa menghalangi sinar matahari selama beberapa jam. Saat
mendarat, mereka melahap seluruh ladang tanaman, tumbuhan lokal dan bahkan pakaian di punggung
orang. "Udara benar-benar dipenuhi mereka," tulis New York Times. “Mereka menyerang di rumah-
rumah, mengerumuni jendela, menutupi kereta yang lewat. Mereka bekerja seolah-olah dikirim untuk
menghancurkan," sebut media tersbeut. Orang-orang mencoba membakar serangga itu dengan api dan
meledakkannya dengan bubuk mesiu, tetapi mereka tidak berdaya untuk melawan kawanan yang begitu
besar. Namun, belalang Pegunungan Rocky itu hanya hidup sampai awal abad ke-20, ketika perubahan
lingkungan menyebabkan mereka punah.
3) Gempa bumi Haiti (2010)
Gempa bumi dahsyat yang terjadi di Haiti pada 2010 silam merupakan salah satu bencana
alam terdahsyat yang pernah terjadi di dunia. Melansir Britannica.com, gempa bumi berskala 7
magnitudo tersebut menghilangkan 316.000 nyawa. Haiti sendiri sebetulnya masih dalam tahap
pemulihan akibat badai tropis yang terjadi pada 2008 atau dua tahun sebelum gempa besar terjadi. Inilah
yang menyebabkan Haiti kala itu mengalami krisis yang sangat berat. Dengan kualitas kekuatan
bangunan yang tidak siap untuk menghadapi bencana, gempa besar tersebut dapat dengan mudah
menghancurkan bangunan-bangunan warga di Haiti. Pada saat itu, butuh waktu yang cukup lama bagi
Haiti untuk bangkit.
4) Tsunami dan Gempa di Samudra Hindia (2004)
Gempa berkekuatan 9,3 SR melanda bawah laut di lepas pantai barat Sumatra pada 26 Desember 2004,
menciptakan gelombang tsunami dahsyat yang menewaskan ratusan ribu orang di 14 negara terpisah.
Korban meninggal secara keseluruhan diperkirakan antara 230.000 dan 280.000 orang. Di beberapa
tempat, terutama yang paling parah adalah Indonesia, gelombang tsunami mencapai ketinggian 98 kaki
(30 meter). Indonesia menjadi negara dengan jumlah korban tewas terbanyak di antara 14 negara yang
dihempas tsunami tersebut. Sebanyak 126.473 orang dinyatakan tewas dan 93.943 orang hilang,
menurut data resmi pemerintah. Sri Lanka menduduki peringkat selanjutnya, di bawah Indonesia,
dengan total korban tewas sebanyak 36.594 orang.
5) Topan Bhola, Bangladesh (1970)
Bangladesh merupakan salah satu negara di dunia yang paling sering diterpa oleh bencana alam, mulai
dari gempa bumi, angin topan, banjir, hingga tsunami. Pada 1970 silam Bangladesh dihantam topan
terdahsyat sepanjang sejarah. Tidak ada data pasti mengenai korban jiwa, namun diperkirakan ada lebih
dari 500.000 jiwa meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Bahkan topan tersebut juga menghilangkan
hampir 50 persen populasi di suatu distrik di Bangladesh, seperti diberitakan
dalam Hurricanescience.org. Kerusakan terbesar tentu saja di daerah-daerah pantai, dan mayoritas
korban jiwa adalah nelayan yang tinggal di pinggir pantai Bangladesh. Sampai saat ini, topan Bhola
masih memegang rekor sebagai topan terdahsyat dan mematikan yang pernah terjadi di dunia.
6) Banjir Sungai Kuning, China (1887)
Banjir dahsyat yang sempat terjadi di Sungai Kuning (Huang He) Tiongkok pada 1887 silam telah
merenggut lebih dari 900.000 korban jiwa, seperti diberitakan dalam Alchetron.com. Sungai ini memang
rawan banjir karena posisinya yang dikelilingi oleh daratan yang lebih rendah, sehingga jika terdapat
masalah pada tanggul maka daerah sekitarnya akan terkena banjir bandang. Banjir dapat menyebar
sangat cepat karena posisi dataran Tiongkok Utara yang sangat rendah. Menggenangi sekitar 130.000
km persegi dan menghancurkan banyak bangunan komersial, membuat banjir Sungai Kuning dianggap
sebagai banjir terparah di dunia pada era sebelum 1900-an.
7) Siklon India (1839) dan Topan Haiphong (1881)
Siklon Coringa menghantam kota pelabuhan Coringa pada 25 November 1839, memantik gelombang
badai setinggi 40 kaki (12 meter), menurut NOAA Atlantic Oceanographic and Meteorological
Laboratory Hurricane Research Division. Sekitar 20.000 kapal hancur, bersama dengan kehidupan
sekitar 300.000 orang. Selain siklon Coringa, topan mematikan yang berembus pada tahun 1881 yang
melanda Haiphong, Vietnam, pada 8 Oktober. Badai itu juga diperkirakan telah menewaskan sekitar
300.000 orang.

Anda mungkin juga menyukai