Anda di halaman 1dari 6

1.

Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

Pada 26 Desember 2004 lalu, tepatnya pada pukul 07:58:53 WIB, terjadi sebuah
gempa di Banda Aceh, disusul tsunami besar yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah
di Banda Aceh. Dikutip dari Jurnal “Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang
Kota Meulaboh”, gempa bumi tektonik berpusat di titik 3.316°N, 95.854°E Samudera Hindia
dengan kekuatan 9,1 Mw.

Gempa tersebut bahkan disebut sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah terjadi
dalam sejarah. Lalu timbul gelombang tsunami setinggi 30 meter.

Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun
yang mengakibatkan korban jiwa adalah di Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand,
Maladewa, Malaysia, dan Somalia. Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban
meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di
negara-negara terdampak.

2. Letusan Gunung Krakatau (1883)

Gunung Krakatau berada di tengah antara Pulau Jawa dan Sumatera. Berkat letusan
gunung Krakatau Purba pada 1883, kedua wilayah yang tadinya menyatu tersebut kini
terpisah. Letusan Gunung Krakatu 1883 dipercaya sebagai letusan eksplosif terbesar yang
pernah ada sepanjang catatan sejarah Indonesia.
Tepat pada 26 dan 27 Agustus 1883, Krakatau memuntahkan jutaan ton batu, debu,
magma, hingga material vulkanik. Bahkan letusannya mampu menciptakan gelombang
tsunami yang meluluhlantahkan pesisir Lampung dan Banten.

Ledakannya terdengar sampai ke Perth, Australia. Ribuan orang meninggal akibat


gelombang panas, tsunami yang menghancurkan pulau-pulau di sekitar Krakatau, hingga
dampak secara global seperti peningkatan suhu bumi yang mengacaukan cuaca selama
bertahun-tahun. Langit di seluruh dunia menjadi gelap dan terjadi fenomena matahari
terbenam yang luar biasa.

3. Gempa Sumatera Barat (2009)

Pada 30 September 2009, terjadi sebuah peristiwa memilukan di Sumatera Barat.


Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR terjadi di lepas pantai 17:16:10 WIB dengan kedalaman 87
km, di sekitar 50 km barat laut kota Padang.

Kerusakan terjadi di banyak wilayah, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota


Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang,
Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Kekuatan gempa bahkan
terasa sampai luar Indonesia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Berdasarkan data pemerintah daerah Sumatera Barat, korban jiwa yang ditimbulkan
sekitar 1.115 orang tewas, 2.32 terluka, dan 279.000 bangunan mengalami kerusakan.
Banyak negara yang membantu Indonesia atas peristiwa tersebut seperti Australia, China,
Uni Eropa, Hongkong, Jepang Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Thailand, Taiwan, Turki, Uni
Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

4. Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu


Seperti yang diketahui, Danau Toba adalah ikon dari Sumatera Utara dan didapuk
menjadi danau terbesar di Indonesia dengan luas 1.130 kilometer persegi.

Namun, dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danau Toba
dulunya merupakan supervulcano dan gunung api yang sudah tidak aktif (Tipe B).

Dipercaya sekitar 74.000 lalu, letusan Gunung Api Toba mampu meluluhlantahkan sebagian
besar umat manusia. Letusannya menjadi yang paling dahsyat yang pernah ada di muka
bumi. Hanya 5.000-10.000 orang saja yang mampu bertahan.

Bahkan perubahan iklim global sempat terjadi. Gunung tersebut memuntahkan 2.800
kilometer kubik abu dan menutup atmosfer bumi hingga 6 tahun lamanya, menurunkan suhu
udara.

5. Gempa Yogyakarta (2006)

Pada 27 Mei 2006, tepat di pagi hari pukul 05.53, terjadi gempa bumi berkekuatan 5,9
SR yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Orang-orang banyak yang masih dalam
kondisi terlelap, sehingga mereka terjebak di dalam rumah yang roboh.

Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dan 20.000 lainnya terluka. Bangunan dan
infrastruktur hancur. Bahkan Candi Prambanan ikut menjadi korban.

Diyakini gempa Yogyakarta menjadi gempa terbesar kedua di Indonesia setelah


peristiwa yang menimpa aceh di tahun 2004. Akibat dari peristiwa gempa 2006, Yogyakarta
mulai meningkatkan migasi bencana.

Menteri-menteri penanggulangan bencana se-Asia Pasifik mengadakan pertemuan


pada tahun 2012 di Yogyakarta untuk memaparkan pelajaran yang bisa diambil dari gempa
2006, dan Deklarasi Yogya ditetapkan sebagai Dokumen PBB.
1. Tsunami Flores (1992)

Pada 12 Desember 1992, gempa berkekuatan 6,8 skala liter mengguncang Laut
Flores. Pusat gempa terletak di kedalaman laut, 35 km arah barat Kota Maumere, tepatnya
pukul 13.29 WITA.

Tidak hanya itu, tsunami setinggi 30 meter juga menerjang selama 15 menit,
meluluhlantahkan rumah yang hancur karena gempa. Wilayah yang terkena dampak tsunami
berada di Kabupaten Sikka, Ende, Ngada, dan Flores Timur.

Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 3.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang
luka-luka, dan 5.000 warga terpaksa mengungsi. Tercatat pula 18.000 rumah, 113 sekolah,
dan 90 tempat ibadah hancur. Karena saat itu Indonesia belum memiliki ahli tsunami, maka
riset mengenai peristiwa tsunami Flores banyak dilakukan oleh peneliti asal Jepang.

2. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi di Palu dan Donggala (2018)

Pada 28 September 2018, warga di wilayah di Sulawesi Tengah Kabupaten Donggala


dan Kota Palu dikejutkan dengan guncangan gempa. Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR,
dengan kedalaman 10 km, sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala.

Lalu, lima menit kemudian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
mengeluarkan peringatan tsunami. Namun, gelombang tsunami setinggi enam meter telanjur
menyapu Kota Palu sebelum warga sempat melarikan diri ke daratan tinggi.

Selain tsunami dan gempa, bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut dan
membawa apa pun yang berada di atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah
korban tewas mencapai 2.045 orang. Sejumlah negara pun mengulurkan bantuan kepada
Indonesia, di antaranya Inggris, Amerika, Australia, dan Selandia Baru memberikan total
bantuan USD20,8 juta dalam bentuk uang maupun barang.

3. Letusan Gunung Tambora (1815)

Ledakan Gunung Tambora terjadi April 1815 dan mengukir sebagai salah satu
ledakan gunung terbesar yang berdampak secara global. Puncak letusan eksplosif itu terjadi
pada 10 April 1815.

Letusan Tambora berhasil membuat bumi mengalami tahun tanpa musim panas pada
1816, karena suhu global berkurang antara 0,4–0,7 °C.

Volcanic Explosivity Index (VEI) mencetus bahwa ledakan Gunung Tambora


mencapai level 7, yakni 10 kali lebih besar dari Krakatau. Isi perut gunung berupa material
vulkanik, abu, dan batuan cair dimuntahkan, bahkan suara ledaknnya terdengar sampai
Sumatera. Dipercaya bahkan suara ledakannya setara dengan 800 megaton TNT.

Bahkan Sir Stamford Raffles sampai menurunkan pasukannya untuk menyelidiki asal
suara tersebut. Akibat peristiwa ini, sebanyak 80.000 orang tewas.

4. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

Pada 26 Desember 2004 lalu, tepatnya pada pukul 07:58:53 WIB, terjadi sebuah
gempa di Banda Aceh, disusul tsunami besar yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah
di Banda Aceh. Dikutip dari Jurnal “Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang
Kota Meulaboh”, gempa bumi tektonik berpusat di titik 3.316°N, 95.854°E Samudera Hindia
dengan kekuatan 9,1 Mw.

Gempa tersebut bahkan disebut sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah terjadi dalam
sejarah. Lalu timbul gelombang tsunami setinggi 30 meter.

Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun yang
mengakibatkan korban jiwa adalah di Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa,
Malaysia, dan Somalia. Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari
Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara
terdampak.

5. Letusan Gunung Kelud (2014)

Gunung Kelud di Jawa Timur meletus setelah sebelumnya naik status menjadi
waspada. Letusan tersebut dianggap menjadi yang terbesar setelah peristiwa pada tahun 1990.

Pukul 22.50 WIB, Gunung Kelud memuntahkan letusan berupa aliran magma,
menyebabkan hujan kerikil di beberapa wilayah Jawa Timur, bahkan gerungannya terdengar
sampai Purbalingga. Hujan abu juga membuat menutup sebagian besar Pulau Jawa dan
menghentikan segala aktivitas masyarakat.

Korban tewas akibat letusan tersebut mencapai 4 orang, berdasarkan laporan BNPB.

Anda mungkin juga menyukai