Anda di halaman 1dari 9

Tsunami Aceh

Orientasi
Peristiwa yang sangat memilukan terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan
Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa
melayang dalam sekejab di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra
Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur
lebur, ribuan pula mayat hilang dan tidak di temukan dan ribuan pula mayat yang di kuburkan
secara masal.

Urutan Peristiwa
Gempa terjadi pada waktu tepatnya jam 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N
95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini
berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam
kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia,
Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Kepanikan ini terjadi dalam durasi yang tercatat paling lama dalam sejarah kegempaan bumi,
yaitu sekitar 500-600 detik (sekitar 10 menit). Beberapa pakar gempa mengatakan
menganalogikan kekuatan gempa ini, mampu membuat seluruh bola Bumi bergetar dengan
amplitude getaran diatas 1 cm. Gempa yang berpusat di tengah samudera Indonesia ini, juga
memicu beberapa gempa bumi diberbagai tempat didunia.

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara.
Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.
Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Kekuatan gempa pada awalnya dilaporkan mencapai magnitude 9.0. Pada Februari 2005
dilaporkan gempa berkekuatan magnitude 9.3. Meskipun Pacific Tsunami Warning Center telah
menyetujui angka tersebut. Namun, United States Geological Survey menetapkan magnitude 9.2.
atau bila menggunakan satuan seismik momen (Mw) sebesar 9.3.

Kecepatan rupture diperkirakan sebesar 2.5km/detik ke arah antara utara – barat laut dengan
panjang antara 1200 hingga 1300 km. Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara
(hingga minggu 2/1/2005) mencapai 127.672 orang.
Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya
tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan
sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar
bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.

Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera
Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut
kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan
korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-
luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh.

Menurut U.S. Geological Survey korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan
1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Menurut PBB, korban 229.826 orang hilang dan 186.983
tewas. Tsunami Samudra Hindia menjadi gempa dan Tsunami terburuk 10 tahun terakhir.

Di Indonesia, gempa dan tsunami menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung
hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatera. Di Banda
Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban
disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh.

Pemerintahan daerah Aceh lumpuh total, saat terjadi gempa bumi dan Tsunami Aceh, kebetulan
di Jakarta sendiri sedang di adakan acara Halal Bi Halal masyarakat Aceh pasca menyambut
lebaran Idul Fitri. Gempa Bumi yang terjadi pada jam 08:00 WIB dengan 9 Skala Richter Pada
tanggal 26 Desember 2004, gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh.
Tepat jam 09:00 WIB satu persatu masyarakat Aceh yang hadir di Istora Jakarta panik karena
hubungan telepon seluler ke Aceh putus total, mata mereka pada berkaca-kaca.

Reorientasi
Peristiwa ini merupakan salahsatu peristiwa yang sangat mengenaskan dan paling banyak
memakan korban yang pernah terjadi di Indonesia. Semoga kejadian ini tidak terjadi kembali di
negri kita yang tercinta ini.
Teks Cerita Sejarah 2

Kemerdekaan Indonesia
Orientasi
Berawal dari pecahnya “Perang Asia Timur Raya “ , dan Amerika menyatakan perang kepada
Jepang karena serbuan tentara Jepang di Pusat Pertahanan Amerika Serikat “Pearl Harbour” pada
tgl 8 Desember 1941. Tentara Jepang dengan Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya semakin
agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina ,Filipina , Malaya dan Indonesia. Pemerintah
Hindia Belanda ikut ikutan Sekutu menyatakan perang dengan Jepang. Jepang mendarat ke
Indonesia dengan tujuan melumpuhkan pasukan Belanda .Pendaratan pertama tentara Jepang di
Tarakan kemudian merambah ke daerah Balik Papan,Manado, Ambon, Makasar, Pontianak dan
Palembang. Daerah daerah di Jawa juga dikuasainya ,pada tgl 1 Maret 1942 ,Jepang mendarat di
BAnten, Indramayu dan Rembang. Wilayahnya semakin meluas dengan dikuasainya Batavia tgl
5 Maret 1942 , dan semakin merajalela ke wilayah Surakarta, Cikampek, Semarang dan
Surabaya . Belanda semakin terdesak dengan penyerangan Jepang dan Ooh akhirnya Pemeritah
Hindia Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat”.

Urutan Peristiwa
Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer Jepang ,
dapat dilihat dari sikap kooperatif tokoh tokoh Nasional kita Ir. Soekarno dan Moh Hatta.
Pemerintahan Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi
masyarakat , yang sebenarnya “ada udang di balik batu” sebenarnya dibalik itu untuk
kepentingan Jepang di Perang Dunia II. Organisasi itu antara lain :Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga
Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan
BPUPKI.

BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada th 1943
dibawah pemerintah Perdana Menteri Tojo, bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal hal
yang penting dan perlu bagi pembentukan pemerintah Indonesia. Dalam perkembangannya
selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti nama oleh tokoh pejuang kita , dari BPUPKI
menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai, dengan penggantian nama ini
terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil kesepakatan dan
perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting yaitu pertemuan Soekarno ,M
Hata dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat menyampaikan bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia yang
wilayahnya meliputi bekas wilayah Hindia-Belanda.

Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan dan kekalahan diperolehnya dan Amerika semakin
kuat, apalagi setelah menarik pasukannya yang ada di Eropa. Serangan Jepang dapat dihentikan
oleh tentara Amerika antara lain pada bulan Mei 1942 di pertempuran Laut Koral dan Juni 1942
di Pertempuran Midway. Jepang semakin klepek klepek karena Amerika mengamuk sehingga
pada tgl 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan Bom Atom pertamanya di Hiroshima . Amerika belum
puas juga dan tiga hari kemudian tanggal 9 Agustus Bom Atom kedua mendarat kembali di kota
Nagasaki, dua pusat kota pemerintahan Jepang menjadi hancur rata dengan tanah. Akhirnya
Ohhhh Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tgl 14 Agustus 1945. Penyerahan
kalah itu dilakukan di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh Kaisar
Hirohito(Jepang) dan Jendral Douglas Mc Arthur (Sekutu).

Reorientasi
Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu tidak dapat disembunyikan, dengan perjanjian Post
Dam Jepang menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu dan otomatis di Indonesia terjadi
kekosongan kekuasaan . Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Teks Cerita Sejarah 3

Gempa Bumi Sumatera Barat 30 September 2009


Orientasi
BMKG 30/9/15, Hari ini 6 (enam) tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 30 September 2009
pukul 17:16:09 WIB seluruh wilayah Sumatera Barat merasakan guncangan gempabumi yang
sangat kuat, guncangan yang disebabkan oleh gempabumi tersebut juga dirasakan di kota-kota
Sumatera lainnya, bahkan guncangan tersebut terasa sampai ke Singapura, Malaysia, Thailand
dan juga di Jakarta dengan intensitas III MMI. Gempabumi dengan kekuatan 7.9 SR dengan
kedalaman 71 km dan pusat gempa pada 0.84 LS – 99.65 BT ini kurang lebih sekitar 57 Km
Barat Daya Pariaman, Sumatera Barat, gempa ini telah memporak-porandakan hampir seluruh
wilayah Sumatera Barat khususnya wilayah pantai Barat Sumbar.
Urutan Peristiwa
Melihat hasil peta guncangan (shakemap) yang diakibatkan oleh gempabumi tanggal 30
September 2009, maka intensitas guncangan gempa yang sangat kuat terjadi di Pariaman, Agam,
Padang dengan intensitas VIII MMI, berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity merupakan
skala ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan pengamatan efek gempabumi terhadap
manusia, struktur bangunan, lingkungan pada suatu tempat tertentu maka intensitas pada skala
VIII MMI ini dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tidak kuat , kerusakan ringan
pada bangunan-bangunan dengan konstruksi yang kuat, retak-retak pada bangunan yang kuat,
dinding dapat terlepas dari kerangka rumah, sedangkan kota-kota di Sumatera Barat lainnya
dengan intensitas VI-VII MMI antara lain di Bukit Tinggi, Padang Panjang,Pasaman, Pasaman
Barat, Batu Sangkar, Solok, Solok selatan, dan Pesisir Selatan.

Gempa bumi tersebut telah menyebabkan sedikitnya 1100 orang meninggal, 2180 orang luka-
luka dan 2650 bangunan rumah rusak berat/ringan termasuk gedung-gedung kantor, sekolah,
rumah sakit, tempat ibadah, pasar, jalan, jembatan dengan kerusakan paling parah sepanjang
pantai Barat Sumatera Barat juga telah menyebabkan jaringan listrik dan komunikasi terputus,
sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa reruntuhan bangunan dikarenakan kontruksi
bangunan yang tidak aman,akibat gempa juga terjadi eksodus besar-besaran warga yang tinggal
disekitar pantai ke tempat lain karena adanya isu akan datangnya gelombang tsunami.

Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran
lempeng aktif dunia hal ini dapat dilihat pada tingginya kejadian gempabumi diwilayah ini
karena wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng
tektonik Eurasia. Sumber gempa di wilayah ini tidak hanya bersumber dari pertemuan lempeng
tektonik tersebut tetapi juga dikarenakan adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan
sesar Sumatera (Sumatera Fault System). Dengan adanya 3 (tiga) sumber gempabumi tersebut
menambah kompleknya tektonik wilayah Sumatera dan menyebabkan wilayah Sumatera
merupakan daerah yang rawan terhadap Gempabumi.

Berdasarkan katalog gempabumi merusak BMKG, ke-tiga sumber gempabumi di Sumatera


tersebut, baik gempabumi yang terjadi di Subduksi, sesar Mentawai dan sesar Sumatera telah
menyebabkan kerusakan bangunan dan juga korban jiwa, yaitu dimulai pada tahun 1926
gempabumi terjadi disekitar danau Singkarak yang menyebabkan 354 orang meninggal dunia,
kejadian gempabumi selanjutnya berturut-turut terjadi pada tahun 1977, 1979, 1993, 1994, 1995,
1998, 2004, 2005, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Beberapa gempabumi tersebut disamping
menyebabkan kerusakan bangunan juga menimbulkan tsunami.

Reorientasi
Kini setelah 6 tahun berlalu kejadian itu masih teringat pada sebagian besar masyarakat
Sumatera Barat karena disamping diantaranya menjadi korban reruntuhan bangunan yang
disebabkan oleh gempabumi juga sebagian dari mereka kehilangan keluarga dan harta bendanya
dan mereka juga masih trauma dengan kejadian gempabumi 30 September 2009.

Mengingat wilayah Sumatera merupakan wilayah yang rawan terjadinya gempabumi dimana
gempabumi juga mempunyai return periode kejadiannya maka dengan melihat kembali sejarah
kejadian gempabumi dimasa lalu dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya
pemahaman tentang gempa bumi, Mengetahui daerah-daerah rawan gempabumi, respon atau
tindakan sebelum,sesaat dan setelah terjadinya gempabumi haruslah dipahami dan yang penting
adalah sosialisasi yang menerus kepada masyarakat tentang ancaman bahaya gempabumi serta
sosialisasi dari pemerintah pusat daerah dan juga lembaga swadaya masyarakat tentang
pentingnya kontruksi rumah aman gempa pada daerah rawan gempa, sedangkan masyarakat yang
tinggal didaerah pantai disamping memahami hal tersebut diatas juga mengetahui jalur-jalur
evakuasi yang sudah ada disetiap wilayah perkampungan, juga meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya melakukan evakuasi sesegera mungkin sesaat setelah merasakan guncangan
gempabumi yang kuat untuk menjauh dari pantai mencari tempat-tempat yang tinggi.(gst)\
Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 
 
Indonesia merdeka tidak begitu saja, akan tetapi melalui proses yang membutuhkan keberanian dari para
pahlawan untuk mewujudkannya dalam proklamasi kemerdekaan.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika
Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan
Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia
untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut
Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di
ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI,
dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada
Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja
PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir
mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan
proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat
berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang
masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke
tangan Sekutu. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak
golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin
terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi
pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa
kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam
Bonjol no.1. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di
Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.
Keesokan harinya Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin
memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi
tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi
peristiwa Rengasdengklok.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, Para pemuda pejuang termasuk Chaerul saleh, Sukarni, Wikana,
Shodanco Singgih dan pemuda lainnya membawa soekarno, beserta fatmawati dan Guntur yang baru
berusia 9 bulan dan hatta ke rengasdengklok yang kemudian dikenal dengan peristiwa rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan
Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan
perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka
menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Dan Mr. Ahmad Soebardjo berhasil
meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, Lalu bertemu dengan Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Nishimura mengemukakan
bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus
menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali
keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,
ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah
Laksamana Maeda diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh
Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri.
Dan Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin
ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler (dari kantor perwakilan AL Jerman). Dan  pembacaan
proklamasi dilakukan dikediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi No.1).
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain
Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan
pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera
Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA yaitu Latief
Hendraningrat dibantu oleh Soehoed dan seorang pemudi membawa nampan berisi bendera Merah Putih .
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan,
mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara
Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI
sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan
dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
SEJARAH GUNUNG KRAKATAU
ORIENTASI:
Krakatau (bahasa Inggris: Krakatoa)adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang termasuk dalam kawasan cagar alam. Nama ini pernah
disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya
sendiri pada tanggal 26-27Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat;awan panas dan tsunami yang
diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember2004, tsunami ini
adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs,
Australiadan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
TAHAP PERISTIWA I:
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari
akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.
Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York. Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih
kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia,Gunung Tanpo di
Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh pada masa
ketika populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi
manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegrafsudah ditemukan, dan kabel
bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang
tumbuh dan berkembang pesat.
TAHAP PERISTIWA II:
Sebelum letusan 1883, aktivitas seismik di sekitar Krakatau sangat tinggi, menyebabkan sejumlah gempa
bumi yang dirasakan hingga ke Australia. Pada 20 Mei 1883, pelepasan uap mulai terjadi secara teratur
diPerboewatan, pulau paling utara di Kepulauan Krakatau.Pelepasan abu vulkanik mencapai ketinggian
hingga 6 km dan suara letusan terdengar hingga ke Batavia (sekarang Jakarta), yang berjarak 160 km dari
Krakatau. Aktivitas vulkanik menurun pada akhir Mei, dan tidak ada aktivitas lebih lanjut yang tercatat
hingga beberapa minggu ke depan.
TAHAP PERISTIWA III:
Letusan kembali terjadi pada 16 Juni, yang menimbulkan letusan keras dan menutupi pulau dengan awan
hitam tebal selama lima hari. Pada 24 Juni, angin timur yang bertiup membersihkan awan tersebut, dan
dua gulungan kabut asap terlihat membubung dari Krakatau. Letusan ini diyakini telah menyebabkan
munculnya dua ventilasi baru yang terbentuk di antara Perboewatan dan Danan. Aktivitas gunung juga
menyebabkan air pasang di sekitarnya menjadi sangat tinggi, dan kapal-kapal di pelabuhan harus
ditambatkan dengan rantai agar tidak terseret laut. Guncangan gempa mulai terasa diAnyer, Jawa Barat,
dan kapal-kapal Belanda melaporkan mengenai adanya batu apung besar yang mengambang di Samudera
Hindia di sebelah barat.
TAHAP PERISTIWA IV:
Pada tanggal 11 Agustus, pakar topografi Belanda, Kapten H. J. G. Ferzenaar, mulai menyelidiki pulau.
Ia menemukan tiga gulungan abu telah melingkupi pulau, dan lepasan uap dari setidaknya sebelas
ventilasi lainnya, sebagian besarnya terdapat di Danan dan Rakata. Saat mendarat, Ferzenaar mencatat
adanya lapisan abu setebal 0,5 m, dan musnahnya semua vegetasi pulau, hanya menyisakan tunggul-
tunggul pohon. Keesokan harinya, sebuah kapal yang lewat melaporkan mengenai adanya ventilasi baru
yang berjarak “hanya beberapa meter di atas permukaan laut”. Aktivitas vulkanik Krakatau terus berlanjut
hingga pertengahan Agustus.
TAHAP PERISTIWA V:
Tanggal 25 Agustus, letusan semakin meningkat. Sekitar pukul 13.00 tanggal 26 Agustus, Krakatau
memasuki fase paroksimal. Satu jam kemudian, para pengamat bisa melihat awan abu hitam dengan
ketinggian 27 km (17 mi). Pada saat ini, letusan terjadi terus menerus dan ledakan terdengar setiap
sepuluh menit sekali. Kapal-kapal yang berlayar dalam jarak 20 km (12 mi) dari Krakatau telah dihujani
abu tebal, dengan potongan-potongan batu apung panas berdiameter hampir 10 cm (3.9 in) mendarat di
dek kapal. Tsunami kecilmenghantam pesisir Pulau Jawa danSumatera hampir 40 km (25 mi) jauhnya
pada pukul 18.00 dan 19.00.
 
TAHAP PERISTIWA VI:
Pada 27 Agustus, empat letusan besar terjadi pukul 05.30, 06.44, 10.02, dan 10:41 waktu setempat. Pada
pukul 5.30, letusan pertama terjadi di Perboewatan, yang memicu tsunami menuju Telock Botong. Pukul
06.44, Krakatau meletus lagi di Danan, menimbulkan tsunami di arah timur dan barat. Letusan besar pada
pukul 10.02 terjadi begitu keras dan terdengar hampir 3,110 km (1,930 mi) jauhnya ke Perth, Australia
Barat, danRodrigues di Mauritius (4,800 km (3,000 mi) jauhnya). Penduduk di sana mengira bahwa
letusan tersebut adalah suara tembakan meriam dari kapal terdekat. Masing-masing letusan disertai
dengan gelombang tsunami, yang tingginya diyakini mencapai 30 m di beberapa tempat. Wilayah-
wilayah di Selat Sunda dan sejumlah wilayah di pesisir Sumatera turut terkena dampak aliran piroklastik
gunung berapi. Energi yang dilepaskan dari ledakan diperkirakan setara dengan 200 megaton TNT ,kira-
kira hampir empat kali lipat lebih kuat dari Tsar  Bomba(senjata termonuklir paling kuat yang pernah
diledakkan). Pada pukul 10.41, tanahlongsor yang meruntuhkan setengah bagian Rakata memicu
terjadinya letusan akhir.
REORIENTASI:
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelahpenemuan
telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi.
Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikanpenjelasan mengenai letusan tersebut.
Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.

Anda mungkin juga menyukai