Anda di halaman 1dari 3

PERTANYAAN

1. Bagaimanakah sifat H2O2?

H2O2 besifat korosif dan sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan-
bahan anorganik yang tidak dibutukan bagi tubuh.
2. Mengapa pada percobaan ini menggunakan hati?

Karena hati adalah organ tubuh yang banyak mengandung enzim katalase yang dapat
nengubah H2O2 menjadi 2 H2O dan O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
3. Apa yang anda ketahui tentang katalase, dimanakah dibuat dalam sel?

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Enzim katalase
dihasilkan di bagian mikro tepatnya peroksisom.
4. Gelembung gas apakah yang terbentuk? tuliskan reaksi penguraiannya!

Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen.Gelembung gas ini


terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami
oksidasi.Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen sebagaiberikut.
HCl(aq) H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi:2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!

a. Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung
pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi
bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim
dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian
aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit
substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan
dengan enzim pada bagian aktif tersebut.Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim
substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi.Namun
dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah
besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak
bertambah besar.

c. Suhu
Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian
aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi
berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan
reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya
molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic dari enzim ke titik
yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang
berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim.Cincin polipeptida kemudian mulai
terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas
katalisis.Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi,
kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada.Enzim pada
umumnya stabil pada temperatur 45-55oC.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme
termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang
hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100oC.

d. Pengaruh Ph
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda.
Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian
aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap
struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya
proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktifitas enzim. Terdapat suatu
nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH
tersebut dinamakan pH optimum.

e. Pengaruh Inhibator
1. Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan
terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena
hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada
tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme
kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak
bersaing.

a. Hambatan bersaing

Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula
membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks enzim
inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan
demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif
enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor
bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara membentuk
kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian
adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks enzim
substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.

b. Hambatan tidak bersaing


Tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang
melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung
dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada
enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.

2. Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible
dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk
enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut.
a. Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan ketergantungan
yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler menunjukkan
aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion H
menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang tinggi dan rendah serta
efek pada enzim, substrat, atau keduanya.
b. Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih seperempat
dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur, khususnya bagi reaksi
dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion logam tersebut merupakan
substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap logam di
sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan karena senyawa-
senyawa nukleosida di dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation
dwi-valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler
ion-ion logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim
tertentu.
c. Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik berbobot
molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan structural dengan
substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan istilah
yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam lintasan biosintesis oleh
produk akhir dari lintasan terakhir.

Anda mungkin juga menyukai