RIZA AZRIYANTI
A1C318093
REGULER C 2018
FISIKA KUANTUM
POKOK PEMBAHASAN
FISIKA KUANTUM
Fisika kuantum adalah studi tentang perilaku materi dan energi pada molekul,
atom, nuklir, dan juga tingkat mikroskopis bahkan lebih kecil. “Quantum” berasal dari
bahasa Latin yang artinya “berapa banyak.” Fisika kuantum terkadang disebut mekanika
kuantum atau disebut teori medan kuantum.
Mengapa kita mempelajari fisika kuantum? Karena fisika kuantum berkaitan
dengan benda-benda kecil bahkan tak kasat mata seperti partikel. Masalah-masalah yang
dimaksud di atas muncul terutama pada obyek-obyek fisis yang berukuran "kecil"
(mikroskopik, atomistik), seperti partikel-partikel elementer dan atom serta interaksinya
dengan radiasi atau medan elektromagnetik "Perbedaan-perbedaan" dalam eksperimen
fisika mula-mula dapat diatasi dengan postulat-postulat dan hipotesis-hipotesis. Namun
karena jumlahnya semakin banyak dan persoalannya dipandang mendasar, menuntut dan
mendorong fisikawan untuk melakukan penyempurnaan, dan bila perlu perubahan pada
formulasi dan konsepkonsep fisika. Hasilnya adalah konsep yang dinamakan "Mekanika
Kuantum"
1. Persamaan Intensitas
Radiasi 2. Persamaan Rayleigh
Benda Hitam 3. Persamaan Wien
. 4. Persamaan Planck
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam. Radiasi ini
menjangkau seluruh daerah panjang gelombang. Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri
khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak nilai maksimum tergantung pada
temperatur, yang akan bergeser ke arah panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur.
Terdapat empat hukum dalam radiasi benda hitam, yaitu hukum Stefan-Boltzmann, hukum pergeseran Wien,
hukum Rayleigh-Jeans, dan teori Max Planck.
A. Hukum Stefan-Boltzmann
Ia menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam
panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Total energi tiap satuan
volume suatu lingkungan tertutup dengan temperatur tetap diperoleh dengan melakukan integrasi . Dimana R total
thd seluruh l berbanding lurus dengan T4.
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝑑𝜆 = 𝜎𝑇 4
0
max
max
max
Grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda hitam terhadap
panjang gelombang pada berbagai suhu. Dari kurva tersebut total energi kalor radiasi
yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawah grafik. Tampak bahwa total
energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu (menurut Hukum
Stefan- Bolztman). Energi kalor sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑒 . 𝜎 . 𝑇 4
Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang
berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam
satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya”.
3. PERSAMAAN WIEN
menurut Wien, jika dipanaskan terus, benda hitam akan memancarkan radiasi kalor yang
puncak spektrumnya memberikan warna-warna tertentu. Warna spektrum bergantung
pada panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini akan bergeser sesuai suhu
benda. Jika suatu benda dipanaskan maka benda akan memancarkan radiasi kalor, pada
suhu rendah radiasi gelombang elektromagnet yang dipancarkan intensitasnya rendah,
pada suhu yang lebih tinggi dipancarkan sinar inframerah walaupun tidak terlihat tetapi
dapat kita rasakan panasnya, pada suhu lebih tingi lagi benda mulai berpijar merah ( ±
1000 ℃ ), dan berwarna kuning keputih- putihan pada suhu ± 2000 ℃ . Wien
merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spektrum ( λm ) berbanding
terbalik dengan suhu mutlak benda, sesuai persamaan :
λ_max=T .C
Dengan: λ_max: panjang gelombang pada energi pancar maksimum
T : suhu dalam K
C : tetepan pergeseran Wien 2,898 x 10-3 m. K
4. PERSAMAAN RAYLEIGH-JEANS
Perhitungan energi radiasi Wien berlaku untuk gelombang pendek. Teori ini selanjutnya
dikembangkan oleh Reyleigh dan Jeans yang berlaku untuk panjang gelombang yang
lebih panjang. Teori Rayleigh-Jeans cocok dengan spektrum radiasi benda hitam untuk
panjang gelombang yang panjang, dan menyimpang untuk panjang gelombang yang
pendek.
Pada kurva di atas tampak suatu kurva dari garis hitam yang merupakantafsiran Rayleigh-
Jeans terhadap suatu radiasi elektromagnetik oleh suatu bendahitam. Rayleigh-Jeans
menerapkan hukum hukum fisika klasik dalammenganalisis pancaran/radiasi oleh suatu
benda hitam, yang menganggap bahwapancaran atau serapan tersebut merupakan suatu
spektrum yang kontinu. kurva Rayleigh-Jeans tersebut, tampak bahwa semakin pendek
panjang gelombang, maka intensitas radiasi juga akan semakin besar.
5. PERSAMAAN PLANCK
Max Planck membuat hipotesis seperti berikut:"Radiasi hanya dipancarkan (atau
diserap) dalam bentuk satuan-satuan/kuantum energi disebut foton yang besarnya
berbanding lurusdengan frekuensi radiasi".Energi total foton (masa diam foton = 0):
E = n . h . f = n . h . c/ 𝜆
Dengan: E = energi radiasi (joule)
h = konstanta Planck = 6.62 x 10-34 J.det
f = frekuensi radiasi (Hz)
l = panjang gelombang radiasi (m)
n = jumlah foton, jadi energi cahaya adalah terkuantisasi
Menurut Planck, berdasarkan kurva hubungan antara panjang gelombangdengan
intensitas radiasi pada gambar 1 yang ditunjukkan oleh garis yang berwarna (merah,
hijau, biru). Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahwapanjang
gelombang/frekuensi tidak mempengaruhi intensitas radiasi.
Contoh soal
Perkirakan temperatur (suhu) permukaan matahari berdasarkan informasi berikut
ini. Jari-jari matahari adalah R = 7,0 x 104 m. Jarak rata-rata antara bumi dan
matahari adalah R = 1,5x1011 m. Daya per satuan luas (untuk seluruh frekuensi)
dari matahari yang diukur dari bumi adalah sebesar 1400W/m2. Anggap bahwa
matahari adalah benda hitam.
Diketahui : R ( jari-jari ) = 7,0 x 104 m
R ( jarak rata-rata antara bumi dan matahari ) = 1,5x1011m
e total (Rs) = 1400W/m2
Ditanyakan : Temperatur permukaan matahari ?
Hitungan : Dengan menggunakan persamaan diatas e total (Rs) = σ T4
T= 5800 K
Efek Fotolistrik
Gejala
Kuantum
. Efek
Compton
1. EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolistrik adalah munculnya arus listrik akibat permukaan suatu bahan logam disinari. Arus
listrik yang muncul ini adalah arus elektron yang bermuatan negatif. Efek fotolistrik menjelaskan efek
yang terjadi ketika seberkas cahaya (radiasi gelombang EM) mengenai permukaan sebuah logam, dan
melepaskan sejumlah elektron dari permukaan logam tersebut. Pada percobaan efek fotolistrik,
frekuensi (f)dan intensitas (I) dari sumber cahaya, beda potensial V (berfungsi untuk menahan aliran
elektron dari emiter ke kolektor) dan jenis bahan dari emiter dapat divariasi. Elektron-elektron yang
berhasil sampai ke kolektor akan dicatat sebagai arus (i) pada ampermeter (A). Dalam upayanya
mencapai kolektor, elektron-elektron harus memiliki energi kinetik yang setara atau lebih besar
daripada energi potensial listrik yang dihasilkan diantara emitor dan kolektor, yaitu
1
𝑚𝑒 𝑣 2 ≥ 𝑒𝑉
2
Jika energinya lebih kecil daripada nilai ini, maka energi tersebut akan dikembalikan sebelum mencapai kolektor
dan tidak akan dideteksi sebagai arus.
Hasil-hasil eksperimen tersebut adalah :
1. Arus terjadi hampir secara spontan, bahkan untuk cahaya yang rendah intensitasnya. Waktu tunda antara cahaya yang
datang menerpa permukaan dengan elektron-elektron yang dihasilkan nya adalah berkisar 10-9s dan tidak bergantung
pada intensitasnya
2. Ketika frekuensi dan tegangan perlambatan ditahan agar bernilai tetap, us akan berbanding lurus dengan intensitas
cahaya datang
3. Ketika frekuensi dan intensitas cahaya ditahan agar bernilai tetap, arus akan berkurang seiring dengan naiknya tegangan
perlambatan dan akan mendekati nol untuk tegangan penahan (stopping voltage) tertentu Vs. Tegangan penahan ini tidak
tergantung pada intensitas.
4. Untuk material emitor tertentu, tegangan penahannya akan bervariasi secara linear dengan frekuensi mengikuti
hubungan:
𝑒𝑉 s = hv – eW0
CONTOH SOAL
Suatu logam memiliki panjang gelombang ambang fotolistrik sebesar 325,6nm. Jika logam
tersebut disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang 259,8nm. Berapakah
potensial henti (penghalangnya)?
Jawab:
Diketahui: λth = 325,6nm
λfoton = 259,8nm
Ditanyakan: Vs :…..?
Hitungan :
ℎ𝑐 ℎ𝑐 1 1
eVs = 𝜆𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 − = ℎ𝑐 −
𝜆𝑡ℎ 𝜆𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 𝜆𝑡ℎ
1 1
eVs = 12,4 keVÅ − 325,6 𝑛𝑚
259,8 𝑛𝑚
7,77 𝑥 10−4
eVs = 12,4 keVÅ Å
= 0, 964 Ev
jadi, Vs adalah 0,964eV.
2. EFEK COMPTON
Pada hamburan Compton, energy foton sangat besar sehingga electron target dapat dianggap sebagai
electron bebas .Elektron bebas dalam artian bahwa energi foton jauh lebih besar dari energy ikat
electron. Saat foton menumbuk electron akan terpental dengan sudut tertentu sedangkan foton bergerak
dengan sudut tertertentu sedangkan foton bergerak dengan sudut tertentu dengan frekuensi melemah.
Dalam proses ini dapat diterapkan konsep kekekalan energy dan momentum. Cara lain radiasi
berinteraksi dengan atom adalah melalui efek Compton.
Proses hamburan ini dianalisis sebagai suatu interaksi antara sebuah foton dan sebuah elektron, yang
kita anggap diam. Gambar 3.16 memperhatikan peristiwa tumbuhan ini. Pada keadaan awal, foton
memiliki energi E yang dibirikan oleh:
ℎ𝑐
E = hv = 𝜆
Gambar 3.16 Geometri hamburan Campton
Dan momentumnya adalah:
p = E/c (3.36)
Elektron, pada keadaan diam, memiliki energi diam mec2. Setelah hamburan foton
memiliki energi E1 dan momentum p1 dan bergerak pada arah yang membuat sudut Ɵ
terhadap arah foton datang. Elektron memiliki energi total Ee dan momentum pe dan
bergerak pada arah yang membuat sudut Փ terhadap foton datang. Dalam interaksi ini
berlaku perlaku persyaratan kekekalan energi dan memontem, yakni
𝐸𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐸 + 𝑚𝑒 𝑐 2 = 𝐸 ′ + 𝐸𝑒
𝑝𝑥 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑝𝑥 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑝 = 𝑝𝑒 cos 𝛷 + 𝑝′ cos ɵ
𝑝𝑦 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑝𝑦 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
0 = 𝑝𝑒 sin 𝛷 + 𝑝′ sin ɵ
Jika kita memilih untuk mengukur energi dan arah foton hambur, maka kita
menghilangkan Ee dan Փ. Sudut Փ dihilangkan dengan menggabungkan persamaan-
persamaan momentum:
𝑝𝑒 cos 𝛷 = 𝑝 − 𝑝′ cos ɵ
𝑝𝑒 sin 𝛷 = 𝑝′ sin ɵ
Kuadratkan dan kemudian jumlahkan, memberikan
𝑝𝑒2 = 𝑝2 − 2𝑝𝑝′ cos ɵ + 𝑝′2
Dengan menggunakan hubungan relativistik antara energi dan momentum
𝐸𝑒2 = 𝑐 2 𝑝𝑒2 + 𝑚𝑒2 𝑐 4
Maka dengan menyisipkan Ee dan pe, kita peroleh
𝐸 + 𝑚𝑒 𝑐 2 − 𝐸′ 2 = 𝑐 2 𝑝2 − 2𝑝𝑝′ cos ɵ + 𝑝′2 + 𝑚𝑒2 𝑐 4