Anda di halaman 1dari 76

BAB I

GEJALA-GEJALA KUANTUM

1.1 Radiasi Benda Hitam


1.1.1 Pengertian benda hitam
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Sedangkan benda hitam (black body) adalah obyek yang
menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya. Dengan kata
lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda hitam. Jadi, benda
hitam mempunyai harga absorptansi dan emisivitas yang besarnya sama dengan
satu.
Seperti yang telah kalian ketahui, bahwa emisivitas (daya pancar)
merupakan karakteristik suatu materi, yang menunjukkan perbandingan daya
yang dipancarkan per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang
dipancarkan benda hitam pada temperatur yang sama. Sementara itu,
absorptansi (daya serap) merupakan perbandingan fluks pancaran atau fluks
cahaya yang diserap oleh suatu benda terhadap fluks yang tiba pada benda itu.
Benda hitam ideal digambarkan oleh suatu rongga hitam dengan lubang kecil.
Sekali suatu cahaya memasuki rongga itu melalui lubang tersebut, berkas itu
akan dipantulkan berkali-kali di dalam rongga tanpa sempat keluar lagi dari
lubang tersebut. Setiap kali dipantulkan, sinar akan diserap oleh dinding-dinding
berwarna hitam. Benda hitam akan menyerap cahaya sekitarnya jika suhunya
lebih rendah daripada suhu sekitarnya dan akan memancarkan cahaya ke
sekitarnya jika suhunya lebih tinggi daripada suhu sekitarnya. Hal ini
ditunjukkan pada benda hitam yang dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi
akan tampak membara.
1.1.2 Intensitas Radiasi Benda Hitam
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan
oleh sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang
gelombang. Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri
khusus, yaitu suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak
nilai maksimum tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke arah

1
panjang gelombang pendek seiring dengan meningkatnya temperatur. Terdapat
empat hukum dalam radiasi benda hitam, yaitu hukum Stefan-Boltzmann,
hukum pergeseran Wien, hukum Rayleigh-Jeans, dan teori Max Planck.
1. Hukum Stefan-Boltzmann
Pada tahun 1879 Josef Stefan melakukan eksperimen untuk
mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan
bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi
oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan
pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan :
= 4
Dengan:
I = intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi
T = suhu mutlak benda (K)
= tetapan Stefan-Boltzman, yang bernilai 5,670 108 24

Total energi tiap satuan volume suatu lingkungan tertutup dengan
temperatur tetap diperoleh dengan melakukan integrasi . Dimana R total thd
seluruh berbanding lurus dengan T4.

= = 4
0

Istilah benda hitam (black body) tidaklah harus merupakan benda


yang benar-benar hitam. Hal ini disebabkan karena benda tersebut juga
memancarkan cahaya/gelombang yang warna cahayanya tergantung pada
suhu/temperatur benda tersebut. Semakin tinggi suhu benda tersebut, radiasi
yang dipancarkannya akan mendekati radiasi cahaya tampak.

Grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda hitam
terhadap panjang gelombang pada berbagai suhu.

2
Dari kurva tersebut total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah
sebanding dengan luas di bawah grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi
radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu (menurut Hukum Stefan-
Bolztman). Energi kalor sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi
hukum yang sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih
kecil daripada 1, sehingga :
= . . 4
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang
elektromagnetik cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 1906) secara teoritis
menurunkan hukum yang diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 1893)
dari gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh
karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai Hukum Stefan-
Boltzmann, yang berbunyi:
Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda
hitam dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat
temperatur termodinamikanya.
2. Hukum Pergeseran Wien
Spektrum radiasi benda hitam di selidiki oleh Wien, menurut Wien,
jika dipanaskan terus, benda hitam akan memancarkan radiasi kalor yang
puncak spektrumnya memberikan warna-warna tertentu. Warna spektrum
bergantung pada panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini akan
bergeser sesuai suhu benda. Jika suatu benda dipanaskan maka benda akan
memancarkan radiasi kalor, pada suhu rendah radiasi gelombang
elektromagnet yang dipancarkan intensitasnya rendah, pada suhu yang lebih
tinggi dipancarkan sinar inframerah walaupun tidak terlihat tetapi dapat kita
rasakan panasnya, pada suhu lebih tingi lagi benda mulai berpijar merah (
1000oC ), dan berwarna kuning keputih- putihan pada suhu 2000o C. Wien
merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spektrum ( m )
berbanding terbalik dengan suhu mutlak benda, sesuai persamaan :
= .
Dengan: : panjang gelombang pada energi pancar maksimum
: suhu dalam K
: tetepan pergeseran Wien 2,898 x 10-3 m. K

3
3. Hukum Rayleigh-Jeans
Perhitungan energi radiasi Wien berlaku untuk gelombang pendek.
Teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Reyleigh dan Jeans yang berlaku
untuk panjang gelombang yang lebih panjang. Menurut teori medan listrik-
magnet, gelombang elektromagnet di emisikan oleh osilator muatan-muatan
listrik.
Teori Wien cocok dengan spektrum radiasi benda hitam untuk
panjang gelombang yang pendek, dan menyimpang untuk panjang
gelombang yang panjang. Teori Rayleigh-Jeans cocok dengan spektrum
radiasi benda hitam untuk panjang gelombang yang panjang, dan
menyimpang untuk panjang gelombang yang pendek.
Dari hasil percobaan tentang benda hitam,didapat kurva seperti berikut.

Gambar 2. Kurva Radiasi Benda Hitam

Pada kurva di atas tampak suatu kurva dari garis hitam yang
merupakantafsiran Rayleigh-Jeans terhadap suatu radiasi elektromagnetik
oleh suatu bendahitam. Rayleigh-Jeans menerapkan hukum hukum fisika
klasik dalammenganalisis pancaran/radiasi oleh suatu benda hitam, yang
menganggap bahwapancaran atau serapan tersebut merupakan suatu
spektrum yang kontinu. Hasilanalisis tersebut menghasilkan suatu kurva
dengan garis hitam pada gambar 1. Jika ditinjau kurva Rayleigh-Jeans
tersebut, tampak bahwa semakin pendek panjang gelombang, maka
intensitas radiasi juga akan semakin besar. Hal ini disebut dengan bencana
ultraviolet (Ultraviolet catastrophe).

4
1.1.3 Teori Max Planck
Pada kenyataannya, bencana ultraviolet yang ditafsiran Rayleigh-
Jeans tentang radiasi benda hitam terbukti tidaklah benar. Ini merupakan
salah satu kegagalan dari fisika klasik itu sendiri. Olehkarena itu, Max
Planck berusaha mengatasi kegagalan dari fisika klasik, Planck berasumsi
bahwa distribusi energi benda hitam haruslah merupakan distribusi atom-
atomyang bergetar disebut dengan osilator sehingga merupakan suatu
spektrum yangdiskrit, dalam artian energi yang terpancar/terserap sudah
terpaket/terkuantisasidalam bentuk kuanta-kuanta energi dan tidak
merupakan spektrum yang kontinu.Berdasarkan percobaan terhadap energi
radiasi benda hitam, Max Planck membuat hipotesis seperti berikut:"Radiasi
hanya dipancarkan (atau diserap) dalam bentuk satuan-satuan/kuantum
energi disebut foton yang besarnya berbanding lurusdengan frekuensi
radiasi".Energi total foton (masa diam foton = 0):
E = n . h . f = n . h . c/
Dengan: E = energi radiasi (joule)
h = konstanta Planck = 6.62 x 10-34 J.det
f = frekuensi radiasi (Hz)
l = panjang gelombang radiasi (m)
n = jumlah foton, jadi energi cahaya adalah terkuantisasi
Menurut Planck, berdasarkan kurva hubungan antara panjang
gelombangdengan intensitas radiasi pada gambar 1 yang ditunjukkan oleh
garis yangberwarna (merah, hijau, biru). Dari kurva tersebut dapat
disimpulkan bahwapanjang gelombang/frekuensi tidak mempengaruhi
intensitas radiasi. Akan tetapisangat berpengaruh terhadap energi radiasi.
Dalam kurva tersebut juga ditunjukkan bahwa semakin rendah
temperaturbenda hitam, puncak kurva akan semakin rendah dan mendekat
ke daerah panjanggelombang/wavelength yang lebih besar, dan sebaliknya
apabila suhu/temperaturbenda hitam semakin tinggi, puncak kurva akan
semakin tinggi, dan lebihmendekati daerah panjang gelombang/wavelength
yang lebih kecil. Puncak kurvamerupakan intensitas maksimum yang dapat
dicapai oleh suatu radiasi, di manaintesitas ini bergantung pada
temperatur/suhu benda hitam tersebut, dan tidak bergantung pada panjang

5
gelombang radiasi. Temuan dari Max Planck ini dalammengatasi
kelemahan fisika klasik merupakan tonggak lahirnya fisika modern.
Contoh soal :
1) Perkirakan temperatur (suhu) permukaan matahari berdasarkan informasi berikut ini.
Jari-jari matahari adalah Rs = 7,0 x 108m. Jarak rata-rata antara bumi dan matahari
adalah R = 1,5x1011m. Daya per satuan luas (untuk seluruh frekuensi) dari matahari
yang diukur dari bumi adalah sebesar 1400W/m2. Anggap bahwa matahari adalah
benda hitam.
Jawab:
Diketahui : R ( jari-jari ) = 7,0 x 104 m
R ( jarak rata-rata antara bumi dan matahari ) = 1,5x1011m
e total (Rs) = 1400W/m2
Ditanyakan : Temperatur permukaan matahari ?
Hitungan :
e total (Rs) = T4
Berdasarkan kekalan energi, maka:
e total = ( Rs . 4 Rs2 ) e total (R) . 4R2
2
e total ( Rs ) = e total (R) .
2

Dengan menggunakan persamaan diatas e total (Rs) = T4


maka:
1
( . ) 4
T= [ ]
2
1
4
( 1400 /2 ) ( 1,5 1011 )
T= [ ]
( 5,6 108 2 4 ) ( 7,0 104 )2

T= 5800 K
Jadi, suhu matahari adalah 5800 K.
2) Temperatur kulit Anda adalah sekitar 35C. Berapakah panjang gelombang dimana
terjadinya puncak pancaran radiasi yang berasal dari kulit Anda?
Jawab:
Diketahui: T violet : 35C
Ditenyakan: panjang gelombang tempat terjadinya pemancaran radiasi ?

6
Hitungan:

maxT 2,89810-3 mK
2,898 x 103 mK
max =

2,898x103 mK
max =
308

max = 9,409 x 10-6 m


max = 9,409 m
jadi, panjang gelombang terjadinya pemancaran radiasi adalah 9,409 m.
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan bencana ultraviolet?
Jawab:
Bencana ultraviolet merupakan bencana yang terjadi karena intensitas radiant akan
terjadi sangat besar untuk pendek.
R , contoh 0
Hal ini dapat dilihat dari metode Raylight Jeans, dimana interradiant akan menjadi
sangat besar untuk pendek.

F (x) =
4 4
4) Apakah yang dimaksud dengan ekipartisi energy?
Jawab:
Berdasarkan hasil analisis mekanika statistik, untu sejumlah besar partikel yang
memenuhi hukum gerak Newton pada suatu sistem dengan suhu mutlak T, maka
energi yang tersedia terbagi merata pada setiap derjat kebebasan sebesar kT.
Pernyataan ini selanjutnya disebut teorema ekipartisi energi. Derjat kebebasan yang
dimaksud dalam teorema ekipartisi energi adalah setiap cara bebas yang dapat
digunakan oleh partikel untuk menyerap energi. Oleh karena itu, setiap molekul
dengan f derajat kebebasan akan memiliki energi rata-rata,

EK = f( kT) ket EK = Energi Kinetik ( J )

k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10-23 J/K)


T = Suhu atau temperatur mutlak molekul gas ideal (K)
f =derajat kebebasan

7
1.2 Teori Foton
Foton merupakan radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket (bundel) energi
diskrit mirip partikel. Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik,
seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer
lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton
selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang
maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan
menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Setiap foton memiliki energi yang bergantung hanya pada frekuensi radiasi dan
dinyatakan sebagai :
= .
Dengan : h = konstanta planck

h = 6,626 x 10-34 Js = 4,136 x 10-15 eVs

Ketika foton-foton merambat dalam kecepatan cahaya, menurut teori relativitas,


foton-foton tersebut harus memiliki massa diam yang sama dengan nol, dan oleh karena
itu segenap energinya adalah kinetik. Jika muncul sebuah foton, maka dapat dinyatakan
bahwa foton tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya (c)., dan jika foton tersebut
berhenti bergerak dengan kecepatan cahaya (c). Umtuk m0 = 0, relasi momentum-energi
relativistik adalah E = p.c. Dengan demikian, setiap foton memiliki momentum sebesar :


= = =

Dari sudut pandang kuantum, seberkas energi elektromagnetik tersusun dari


foton-foton yang merambat dengan kecepatan cahaya (c). Intensitas berkas tersebut akan
berbanding lurus dengan jumlah foton yang melintasi suatu satuan luas persatuan waktu.
Dengan begitu, jika berkas tersebut berbentuk monokromatik (terdiri dari satu frekuensi),
maka intensitas (I) akan dinyatakan dengan :


= ( )

8
Untuk memudahkan perhitungan, pernyataan-pernyataan dalam satuan
nonstandar dibawah ini dapat digunakan :

h = 4,136 x 10-15 eV . s

hc = 12,4 keV.

dengan : 1 eV = 1,602 x 10-19 J,

1 = 1 x 10-10 m

Contoh soal:

1) Carilah panjang gelombang dan frekuensi foton 1 MeV!


Jawab:
E=h.c
12,4 ke VA
= = 12,4 x 10-3 A
1
C=f.
3 108 /
f = =
12,4 x 103 A
= 2,42 x 1020 Hz
Jadi, panjang gelombang foton adalah 12,4 x 10-3 A dan frekuensi foton 2,42 x
1020 Hz.
1) Carilah momentum sebuah foton yang memiliki panjang gelombang
10.
Jawab:
. 1
P= = .

12,4 1
= .
10
1,24
=

1,24
Jadi momentum sebuah foton adalah

2) Sebuah gelombang elektromagnetik 300MHz datang tegak lurus terhadap sebuah
permukaan seluas 50cm2. Jika intensitas gelombang tersebut adalah 9 x 10-5W/m2,
tentukan laju foton ketika mengenai permukaan tersebut.

9
Jawab:
Diketahui:
f = 300 MHz
A = 50 cm2 = 0,005 m
I = 9 x 10-5 w/m2
Ditanyakan: laju foton ?
Hitungan:

I = energi sebuah foton x


Laju foton =

.
=
.

9 105 . 0,005
=
6,626 1034 . 30.108
= 2,26 x 1018 foton/s
Jadi, laju foton adalah 2,26 x 1018 foton/s.
1.3 Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah munculnya arus listrik akibat permukaan suatu bahan
logam disinari. Arus listrik yang muncul ini adalah arus elektron yang bermuatan negatif.
Efek fotolistrik menjelaskan efek yang terjadi ketika seberkas cahaya (radiasi gelombang
EM) mengenai permukaan sebuah logam, dan melepaskan sejumlah elektron dari
permukaan logam tersebut.
Dalam studi eksperimental terhadap efek fotolistrik, diukur bagaimana laju dan
energi kinetik elektron yang terpancar bergantung pada intensitas dan panjang
gelombang sumber cahaya. Percobaan dilakukan dalam ruang hampa, agar elektron tidak
kehilangan energinya karena bertumbukan denga molekul-molekul udara. Pada
percobaan efek fotolistrik, frekuensi (f)dan intensitas (I) dari sumber cahaya, beda
potensial V (berfungsi untuk menahan aliran elektron dari emiter ke kolektor) dan jenis
bahan dari emiter dapat divariasi. Jika energi elektron cukup besar, maka elektron
tersebut mempunyai cukup energi untuk menembus potensial penahan antara emiter-
kolektor. Elektron-elektron yang berhasil sampai ke kolektor akan dicatat sebagai arus (i)
pada ampermeter (A). Dalam upayanya mencapai kolektor, elektron-elektron harus

10
memiliki energi kinetik yang setara atau lebih besar daripada energi potensial listrik
yang dihasilkan diantara emitor dan kolektor, yaitu
1
2
2

Jika energinya lebih kecil daripada nilai ini, maka energi tersebut akan
dikembalikan sebelum mencapai kolektor dan tidak akan dideteksi sebagai arus.
Hasil-hasil eksperimen tersebut adalah :
1. Arus terjadi hampir secara spontan, bahkan untuk cahaya yang rendah intensitasnya.
Waktu tunda antara cahaya yang datang menerpa permukaan dengan elektron-
elektron yang dihasilkan nya adalah berkisar 10-9s dan tidak bergantung pada
intensitasnya
2. Ketika frekuensi dan tegangan perlambatan ditahan agar bernilai tetap, us akan
berbanding lurus dengan intensitas cahaya datang
3. Ketika frekuensi dan intensitas cahaya ditahan agar bernilai tetap, arus akan
berkurang seiring dengan naiknya tegangan perlambatan dan akan mendekati nol
untuk tegangan penahan (stopping voltage) tertentu Vs. Tegangan penahan ini tidak
tergantung pada intensitas.
4. Untuk material emitor tertentu, tegangan penahannya akan bervariasi secara linear
dengan frekuensi mengikuti hubungan:
s = hv eW0

Nilai untuk suku yang konstan, eW0 berbeda-beda untuk berbagai jenis material,
namun nilai h akan tetap sama untuk seluruh jenis material, yaitu suatu nilai yang
sama dengan konstanta Planck.

11
5. Material tertentu akan memuat frekuensi ambang (threshold frequency), vth, yang
dibawah nilai tersebut tidak ada elektron-elektron pengemisi, tidak peduli berapapun
besarnya intensitas cahaya.

Contoh soal :

1) Suatu logam memiliki panjang gelombang ambang fotolistrik sebesar 325,6nm. Jika
logam tersebut disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang 259,8nm.
Berapakah potensial henti (penghalangnya)?
Jawab:
Diketahui: th = 325,6nm

foton = 259,8nm

Ditanyakan: Vs :..?
Hitungan :

1 1
eVs = = ( )

1 1
eVs = 12,4 keV ( )
259,8 325,6

7,77 104
eVs = 12,4 keV ( ) = 0, 964 eV

jadi, Vs adalah 0,964eV.


2) Cahaya dengan panjang gelombang 3nm mengenai permukaan sebuah logam dan
menghasilkan foto elektron yang bergerak dengan laju 0,002c (c = kecepatan cahaya
di ruang hampa = 3x 108 m/s). Hitung panjang gelombang batas (panjang gelombang
terbesar/ ambang) agar efek fotolistrik masih bisa terjadi pada logam ini. [Masa diam
elektron sebesar 0,511MeV].
Jawab:
Diketahui: = 3 nm
V= 0,002 c
c = 3 x 108 m/s
m= 0,51 MeV
Ditanyakan: panjang gelombang batas ( panjang gelombang terbesar/ambang )?
Hitungan:

12
1
eVs = hv eW0 = hf hfth = = 2
2

1
= mv2
2

12,4 1
= 0,511 ( 0,002 )2
300 2

12,4 1
= 0,511 (4 10)6
3 2


= 4,133 1,022 = 3,111

12,4
= 3,111

12,4
= 3,111 =3,98

Jadi, panjang gelombang ambang adalah 3,98 .


3) Panjang gelombang ambang bagi efek fotolistrik dalam suatu logam tertentu adalah
254nm.
a) Berapakah fungsi kerja logam tersebut?
b) Apakah efek fotolistrik akan teramati untuk 254nm ataukah untuk 254nm?
Diketahui : th = 254 nm
Ditanyakan : a) (eWo)
b) Daerah panjang gelombang agar efek fotolistrik teramati?
Hitungan
12,4
a) = = = 4, 88
th 2540

b) Efek Efek fotolistrik akan teramati jika254nm.


Ingatth adalah panjang gelombang terbesar untuk terjadinya efek fotolistrik, di atas
nilai tersebut tidak ada elektron yang terpancar dari logam yang disinari tersebut.
4) Frekuensi ambang pancaran fotolistrik tembaga adalah 1,1 x1015Hz. Carilah energi
kinetik maksimum fotoelektron (dalam eV) bila cahaya berfrekuensi 1,5x1015Hz
diarahkan pada permukaan tembaga.

Diketahui: =1,5 1015

=1,1 1015

13
Ditanyakan: energy kinetic maximum ( Ekmax) ?
Hitungan :
Ek max = eVs

= ( )
= 4,136 x 10 15 eVs (1,5 1015
1,1 1015 )
= 4,136 x 10 15 eVs(0,4 1015 )
= 1,654 eV
Jadi, enegi kinetik maksimum fotoelektron adalah 1,654 eV.
5) Panjang gelombang ambang bagi efek fotolistrik dalam suatu logam tertentu adalah
254nm.
a) Berapakah fungsi kerja logam tersebut?
b) Apakah efek fotolistrik akan teramati untuk 254nm ataukah untuk 254nm?
Diketahui : th = 254 nm
Ditanyakan : a) (eWo)
b) Daerah panjang gelombang agar efek fotolistrik teramati?
Hitungan :
12,4
a) = = = 4, 88
th 2540

b) Efek Efek fotolistrik akan teramati jika254nm.


Ingatth adalah panjang gelombang terbesar untuk terjadinya efek fotolistrik, di
atas nilai tersebut tidak ada elektron yang terpancar dari logam yang disinari
tersebut.
6) Frekuensi ambang pancaran fotolistrik tembaga adalah 1,1 x1015Hz. Carilah energi
kinetik maksimum fotoelektron (dalam eV) bila cahaya berfrekuensi 1,5x1015Hz
diarahkan pada permukaan tembaga.

Diketahui: =1,5 1015

=1,1 1015
Ditanyakan: energy kinetic maximum ( Ekmax) ?
Hitungan :
Ek max = eVs

14
= ( )
= 4,136 x 10 15 eVs (1,5 1015 1,1 1015 )
= 4,136 x 10 15 eVs(0,4 1015 )
= 1,654 eV
Jadi, enegi kinetik maksimum fotoelektron adalah 1,654 eV.
1.4 Efek Compton
Pada hamburan Compton, energy foton sangat besar sehingga electron target
dapat dianggap sebagai electron bebas .Elektron bebas dalam artian bahwa energi foton
jauh lebih besar dari energy ikat electron .Saat foton menumbuk electron akan terpental
dengan sudut tertentu sedangkan foton bergerak dengan sudut tertertentu sedangkan
foton bergerak dengan sudut tertentu dengan frekuensi melemah. Dalam proses ini dapat
diterapkan konsep kekekalan energy dan momentum. Interepretasi gelombang
memprediksikan bahwa ketika terjadi radiasi elektromagnetik dari sebuah partikel
bermuatan maka radiasi yang dipancarkan tersebut akan memiliki frekuensi yang sama
dengan radiasi yang datang dari segala penjuru. Pada tahun 1922 .Athur H. Compton
menunjukkan bahwa jika interperensi kuantum dari radiasi elekromagnetik frekuensi
yang sama kecil dari dari pada radiasi datang dan juga bergantung pada sudut
hamburannya.
Cara lain radiasi berinteraksi dengan atom adalah melalui efek Compton.
Sebagaian energi radiasi diberikan kepada elektronm sehingga terlepas dari atom; energi
yang sisa diradiasikan kembali sebagai radiasi elelktromagnet. Menurut gambaran
gelombang, energi radiasi yang dipancarkan itu lebih kecil daripada energi radiasi yang
datang, namun panjang gelombang keduanya tetap sama.
Proses hamburan ini dianalisis sebagai suatu interaksi antara sebuah foton dan
sebuah elektron, yang kita anggap diam. Gambar 3.16 memperhatikan peristiwa
tumbuhan ini. Pada keadaan awal, foton memiliki energi E yang dibirikan oleh:

E = hv = (3.35)

15
Gambar 3.16 Geometri hamburan Campton
Dan momentumnya adalah:

p= (3.36)

Elektron, pada keadaan diam, memiliki energi diam mec2. Setelah hamburan foton
memiliki energi E1 dan momentum p1 dan bergerak pada arah yang membuat sudut
terhadap arah foton datang. Elektron memiliki energi total Ee dan momentum pe dan
bergerak pada arah yang membuat sudut terhadap foton datang. Dalam interaksi ini
berlaku perlaku persyaratan kekekalan energi dan memontem, yakni
=

+ 2 = +

( ) = ( )

= cos + cos

( ) = ( )

0 = sin + sin

Kita mempunyai tiga persamaan dengan empat besaran tidak diketahui (, , Ee,
E1 ; pe dan p1 saling bergantungan) yang tidak dapat dipecahkan untuk memperoleh
jawab tunggal. Tetapi kita dapat menghilangkan (eliminasikan) dua dari keempat besaran
ini dengan memecahkan persamaannya secara serempak. Jika kita memilih untuk
mengukur energi dan arah foton hambur, maka kita menghilangkan Ee dan . Sudut
dihilangkan dengan menggabungkan persamaan-persamaan momentum:
cos = cos

sin = sin

16
Kuadratkan dan kemudian jumlahkan, memberikan

2 = 2 2 cos + 2

Dengan menggunakan hubungan relativistik antara energi dan momentum

2 = 2 2 + 2 4

Maka dengan menyisipkan Ee dan pe, kita peroleh

( + 2 )2 = 2 (2 2 cos + 2 ) + 2 4

Dan lewat sedikit aljabar, kita dapati

1 1 1
= (1 cos )
2

Persamaan ini dapat pula dituliskan sebagai berikut:

h
= (1 cos )
me c
adalah panjang gelombang foton datang dan gelombang foton hambur.
Besaran h/mec dikenal sebagai panjang gelombang campton dari elektron yang memiliki
nilai 0,002426 nm; namun perlu diingat bahwa ini bukanlah suatu panjang gelombang
dalam arti sebenarnya, melainkan semata-mata suatu perubahan panjang gelombang.
Persamaan (3.40) dan (3.41) memberikan perubahan dalam energi atau panjang
gelombang foton, sebagai fungsi dari sudut hamburan . Karena besaran diruas kanan
tidak pernah negatif, maka E1 selalu lebih kecil daripada E-foton hambur memiliki energi
yang lebih kecil daripada foton datang; selisih E-E1 adalah energi kinetik yang diberikan
kepada elektron, (Ee mec2). Begitu pula, 1 selalu lebih kecil daripada foton hambur
memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada milik foton datang; perubahan
oanjang gelombang ini merentang dari 0 pada = 0o hingga dua kali panjang
gelombang Compton pada = 180o. Tentu saja deskripsi foton dalam energi panjang
gelombang adalah setara, dan pilihan mengenai mana yang digunakan hanyalah masalah
kemudahan belaka.

17
Peragaan eksperimen pertama dari jenis hamburan ini dilakukan pleh Arthur
Compton pada tahun 1923. Diagram susunan percobaannya ini diperlihatkan pada 3.17.
pada percobaan ini seberkas sinar-X dijatuhkan pada suatu sasarab hamburan, yang oleh
Compton dipilih unsur karbon. Energi dari sinar-X yang terhambur diukur dengan
sebuah detektor yang dapat berputar pada berbagai sudut .

Pd setiap sudut, muncul 2 buah


puncak, yg terkait dgn foton-
foton sinar-x hambur dr 2
energi atau yg berbeda.

dr slh satu puncak tidak


berubah thd perubahan sudut,
puncak ini berkaitan dgn
hamburan foton sinar-x o/ e-
terdalam yg terikat erat pd
atom. Krn eratnya ikatan e- ini,
mk foton yg terhambur o/ e- ini
tidak mengalami kehilangan
energi.

puncak lainnya sangat


tergantung pd perubahan
sudut.

Hasil percobaan asli Compton ini diperlihatkan pada gambar diatas. pada setiap
sudut, muncul dua buah puncak, yang berkaitan dengan foton-foton sinar-X hambur
dengan dua energi atau panjang gelombang yang berbeda. Panjang gelombang dari salah
satu puncak ini tidak berubah terhadap perubahan sudut; puncak ini berkaitan dengan
hamburan foton sinar-X oleh elektron-elektron terdalam yang terikat erat pada atom.
Karena eratnya ikatana elektron ini pada atom maka foton yang terhambur oleh elektron
ini tidak mengalami kehilangan energi. Akan tetapi panjang gelombang puncak yang lain
sangat bergantung pada perubahan sudut, seperti pada gambar a dibawah ini :

18
Gambar a gambar b
Hasil yang sama dapat diperoleh bagi hamburan sinar gamma, yaitu foton
brenergi lebih tinggi (panjang gelombangnya lebih pendek) yang dipancaarkan dalam
berbagai peluruhan radioaktif. Compton juga mengukur perubahan panjang glombang
sinar gamma hambur, seperti pada gambar b diatas. Perubaan panjang gelombang yang
disimpulkan dari berbagai hamburan sinar gamma ternyata identik dengan yang
disimpulkan dari sinar X, karena perubahan panjang gelombang tidak bergantung pada
panjang gelombang datang.
Contoh soal :
1) Foton sinar X yang memiliki frekuensi awal 1,5 x1019Hz timbul dari tumbukan
dengan sebuh elektron yang berfrekuensi 1,2 x1019Hz. Berapa besar energi kinetik
yang diserahkan pada elektron?
Diketahui: = 1,5 1019

= 1,2 1019
Ditanyakan: Ek electron ?
Hitungan :
Eawal = Eakhir
Efoton awal = Efoton akhir + E electron
Ekelectron = Efoton awal Efoton akhir
Ekelectron = hf awal hf akhir
Ekelectr on = 4,136 x 10-15 eVs ( 0,3 x1019 Hz )
Ekelectron = 1,2408 x 104 eV
Jadi, energy kinetic pada electron adalah 1,2408 x 104 eV.

19
2) Berkas sinar x ekawarna yang panjang gelombangnya 0,558 terhambur dengan
sudut 46. Cari panjang gelombang berkas yang terhambur.
Diketahui: = 0,558
= 46
Ditanyakan: panjang gelombang berkas yang terhambur () ?
Hitungan :

= [1 ] = [1 ]

h
= + ( ) . [1 cos ]
me c

= 0,558 + [0,0234 (1 cos 46) ]


= 0,558 + [0,0243 (0,305) ]
= (0,558 + 0,0074) = 0,565
Jadi, panjang gelombang berjkas yang terhambur adalah 0,565 .
3) Dalam eksperimen Compton, sebuah foton yang memiliki panjang gelombang
24,8x10-3 bertumbukan dengan sebuah elektron yang diam. Panjang gelombang
yang terhambur adalah sebesar 31x10-3 . Carilah sudut hambur foton yang terjadi
terhadap arah datang.
Jawab:
Diketahui:
= 24,8 103
= 31 103
Ditanyakan: sudut hambur foton ?
Hitungan :

= [1 ]

20
= [1 ]
31 103 24,8 103 = 2,4 102 ( 1 cos )
6,2 103 = 2,4 102 ( 1 cos )
6,2 103
1 cos = = 0,256
2,4 102

cos = 1 0,256 = 0,742


= cos (0,742)
= 42,126 42
Jadi, sudut hambur foton adalah 42.
1.5 Bremstrahlung dan produksi sinar X
Bremsstrahlung adalah istilah dalam bahasa Jerman yang berarti radiasi
pengereman. Elektron sebagai partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan kecepatan
tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu atom, maka gaya tarik elektrostatik inti atom
yang kuat akan menyebabkan elektron membelok dengan tajam. Peristiwa itu
menyebabkan elektron kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi
elektromagnetik yang dikenal sebagai sinar-X bremsstrahlung.

Radiasi Bremsstrahlung (radiasi putih)merupakan radiasi EM yang dihasilkan


ketika elektron yang bermuatan negatif bergerak kemudian didefleksikan (disimpangkan)
oleh muatan positif dari inti atom.

21
Defleksi dari elektron ini merupakan energi kinetik yang hilang (kecepatan).
Semakin besar perubahan arah (defleksi) dari elektron, mk semakin besar energi kinetik
yang dari elektron ini (K), shg energi dari sinar-x yang terhambur (hf) semakin besar.
Apabila sebuah muatan elektrik, misalnya elektron dipercepat atau diperlambat,
maka ia akan memancarkan energi elektromagnetik yaitu foton. Ketika foton ketika
menumbuk suatu sasaran, elektronnya diperlambat sehingga pada akhirnya berhenti,
akibat dari bertumbukan dengan atom-atom materi sasaran. Karena pada tumbukan
seperti itu terjadi transfer momentum dari elektron ke atom, maka kecepatan elektron
menjadi berkurang dan elektron dengan demikian memancarkan foton. Karena energi
kinetik pental atomsangatlah kecil, maka dapat diabaikan. Jika energi kinetik elektron
sebelum tumbukan adalah K, dan setelah tumbukan menurun menjadi K, maka energi
foton adalah :

= =

Elektron biasanya akan melakukan banyak tumbukan, maka sebelum diam
elektron akan memancarkan banyak foton dengan energi yang berbeda. Sehingga
spektrum yang dihasilkan berupa distribusi kontinu, seperti yang ditunjukan pd gambar
di bawah ini.

22
Bila dalam sekali tumbukan, elekton langsung kehilangan energi kinetiknya, maka akan
dihasilkan sebuah foton dengan yang memiliki frekuensi gelombang maximal.
Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi kinetik yang terjadi
berinteraksi dengan medan energi pada inti atom. Karena inti atom ini mempunyai energi
positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka terjadi hubungan tarik- menarik
antara inti atom dengan elektron. Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan
inti atom mempunyai medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron
proyektil, maka medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron
proyektil. Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron
proyektil kehilangan energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron proyektil
ini dikenal dengan photon sinar X bremstrahlung.

23
Sinar X Bremstrahlung
Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik yang
tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil ini harus
mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan elektron pada kulit atom
tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari orbitnya maka akan
terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam. Energi yang dilepaskan saat
terjadi transisi ini dikenal dengan photon sinar-X karakteristik. Energi photon sinar-X
karakteristik ini bergantung pada besarnya energi elektron proyektil yang digunakan
untuk melepaskan elektron dari kulit atom tertentu dan bergantung pada selisih energi
ikat dari elektron transisi dengan energi ikat elektron yang terlepas tersebut.

Sinar X Karakteristik

24
Radiasi EM yang dihasilkan ketika elektron yang bermuatan negatif bergerak
kemudian didefleksikan (disimpangkan) oleh muatan positif dari inti atom. Elektron
biasanya akan melakukan byk tumbukan, mk sebelum diam elektron akan memancarkan
byk foton dgn energi yg berbeda. Sehingga spektrum yang dihasilkan berupa distribusi
kontinu (spektrum Bremsstrahlung). Sinar-x karakteristik dipancarkan dari atom berat
ketika elektron bertransisi (berpindah) dari tingkatan energi tinggi ke tingkat energi
rendah. Sebagai contoh terpancar sinar-X dengan jenis K yang dihasilkan ketika
elektron berpindah dari kulit ke-2 (n=2 ke n=1), ataupun K (n=3 ke n= 1), K (n=4 ke
n=1) dan begitu seterusnya. Berdasarkan grafik di atas, kurva yang berjalan (kontinu)
menunujukkan spektrum sinar X yang dihasilkan dari proses Bremstrahlung, sedangkan
kurva yang berflukuasi menggambarkan spektrum dari sinar X karakteristik. K, K, K
menunjukan sinar X yang dihasilkan dari kelebihan energi ketika elektron bertransisi dari
kulit ke-2, ke, 3, ke-4 menuju kulit ke-1, dituliskan secara berurutan.
1.5.1 Aplikasi Sinar X

Dalam bidang kesehatan


Ilmu kedokteran : sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi
serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada
tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan
FOTO RONTGEN.
Sinar-X digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai
radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh
bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan

25
untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat
keadaan organ-organ dalam badan.
Sinar-X digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Hal ini dikenal sebagai
radioterapi.
Dalam bidang Perindustrian, memeriksa retakan dalam struktur plastik dan
getah.
Dalam bidang penelitian ilmiah

Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara
atom-atom dalam suatu bahan hablur.

Dalam bidang penerbangan

Dalam penerbangan sinar X digunakan untuk mengetahui instrument pesawat


yang mengalami kerusakan. Hasil dari penggunaan sinar X ini memudahkan
tehnisi pesawat untuk melakukan perawatan terhadap instrument pesawat yang
mengalami kerusakan.

Contoh soal:

1) Jelaskan mekanisme proses bremstrahlung dan sinar X karakteristik?


Jawab:
Proses radiasi Bremsstrahlung (radiasi putih) : merupakan radiasi EM yang
dihasilkan ketika electron yang bermuatan negative bergerak kemudian
didefleksikan (disimpangkan) oleh muatan positif dari inti atom.

Sinar-x karakteristik dipancarkan dari atom berat ketika elektron bertransisi


(berpindah) antara tingkat atom energi terendah.

26
2) Jelaskan spektrum sinar-X berdasarkan gambar di bawah ini.

Jawab:
Radiasi EM yang dihasilkan ketika elektron yang bermuatan negatif bergerak
kemudian didefleksikan (disimpangkan) oleh muatan positif dari inti atom.
Elektron biasanya akan melakukan byk tumbukan, mk sebelum diam elektron
akan memancarkan banyak foton dengan energi yg berbeda. Sehingga
spektrum yang dihasilkan berupa distribusi kontinu (spektrum
Bremsstrahlung).
Sinar-x karakteristik dipancarkan dari atom berat ketika elektron bertransisi
(berpindah) dari tingkatan energi tinggi ke tingkat energi rendah. Sebagai
contoh terpancar sinar-X dengan jenis K yang dihasilkan ketika elektron
berpindah dari kulit ke-2 (n=2 ke n=1), ataupun K (n=3 n= 1), K (n=4

27
n=1) dan begitu seterusnya.
Berdasarkan grafik di atas, kurva yang berjalan (kontinu) menunujukkan
spectrum sinar X yang dihasilkan dari proses Bremstrahlung, sedangkan kurva
yang berflukuasi menggambarkan spektrum dari sinar X karakteristik. K,
K, K menunjukan sinar X yang dihasilkan dari kelebihan energi ketika
elektron bertransisi dari kulit ke-2, ke, 3, ke-4 menuju kulit ke-1, dituliskan
secara berurutan
1.6 Produksi Berpasangan dan Anihilasi
1.6.1 Produksi berpasangan
Produksi berpasangan adalah proses yang dapat terjadi apabila foton
menumbuk atom, dimana seluruh energi foton hilang dan dalam proses ini dua
partikel dapat tercipta, yakni sebuah elektron dan sebuah positron. Positron adalah
sebuah partikel yang massanya sama dengan massa elektron, tetapi memiliki
muatan positif. Dalam roses penggabungan pasangan, energi yang dibawa oleh
foton dikonversikan seluruhnya menjadi materi, yang dihasilkan dari
penggabungan sebuah pasangan elektron-positron. Sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar (kecuali untuk muatannya, positron benar-benar identik dengan
elektron). Ketika muatan suatu sistem bernilai nol, maka dua partiel yang
berlawanan muatannya harus diciptakan guna mengkonversi muatan. Untuk
menggabungkan sebuah pasangan, foton datang harus memiliki energi yang
setidaknya setara dengan energi diam pasangan tersebut, dan setiap kelebihan
energi foton akan muncul sebagai energi kinetik partikel.
Berikut gambar terjadinya proses produksi berpasangan:

28
Penggabungan pasangan tidak dapat terjadi di ruang hampa. Oleh
karenanya terlihat nukleus (inti) berat pada gambar. Nukleus membawa sejumlah
momentum foton datang, tapi karena massanya yang besar, maka energi kinetik
2
lompatannya yaitu 2 , biasanya diabaikan terhadap energi-energi kinetik
0

pasangan elektron-positron.

Dengan demikian, kekekalan energi (bukan momentum) dapat diterapkan


dengan mengabaikan nukleus berat. Sehingga menghasilkan :

= + 2 + 2 = + + + 20 2

karena positron dan elektron memiliki massa diam yang sama, maka 0 =
9,11 1031 .

Energi minimum foton datang agar terjadi produksi pasangan yaitu =

20 2 = 1,02 . Panjang gelombang ambang yaitu = 2 2 =


0

0,0121 .

Kekekalan energi
Setelah proses produksi pasangan, foton tidak muncul kembali. Energi
diubah sebagai energi diam dan energi kinetik dari partikel yang baru terbentuk.
Kekekalan muatan
Jika dihasilkan sebuah elektron, maka harus terbentuk pula positron
(merupakan anti partikel dari elektron, yang memiliki massa yang sama dengan
elektron, hanya berlawanan muatannya).
Kekekalan momentum
Produksi pasangan mensyaratkan hadirnya inti berat sebagai penampung
momentum foton yang datang.

Peluruhan dari sinar gamma (foton) menjadi elektron dan positron (warna
hijau).
e e

29
Contoh soal:
1) Hitunglah panjang gelombang ambang dan energi ambang untuk produksi
berpasangan dari sebuah elektron dan sebuah positron.
Jawab:

= 20 2


= = = 0,0121
2 0 2 20 2

12,4
= = = 1,022
0,0121
Jadi, panjang gelombang ambang dan energy ambang berturut-turut adalah
0,0121 1,022 .
2) Carilah panjang gelombang ambang untuk penggabungan proton dan antiproton.
Massa diam proton (atau antiproton) adalah 938 MeV.
Diketahui: = 938
Ditanyakan: panjang gelombang amabang ?
Hitungan :

= 2 2


=
2 2

12,4
= = 6,61 106
2 (938 )

Jadi, panjang gelombang amabang adalah 6,61 106 .


3) Sebuah foton 0,0005 menghasilkan pasangan elektron-positron di sekitar sebuah
nukleus berat. Jika keduanya memiliki energi kinetik yang sama, carilah besarnya
energi untuk setiap partikel tersebut.
Diketahui: = 0,0005
Ditanyakan: besar energy untuk setiap partiekel (K-) ?
Hitungan :

= 20 2 + + +


= 20 2 + 2

30
12,4
= 1,022 + 2
0,0005
= 11,889 11,0
Jadi, energy untuk setiap partikel (K-) adalah 11,0 .
1.6.2 Anihilasi

Setiap partikel memiliki pasangannya yang disebut antipartikel.


Antipartikel memiliki massa yang sama tetapi memiliki muatan yang berlawanan
(jika mereka bermuatan). Jika antipartikel ini bertemu dengan dengan
pasangannya, maka keduanya akan saling menghilangkan (memusnahkan) inilah
yang disebut anihilasi. Anihilasi (pemusnahan pasangan) adalah kebalikan dari
produksi pasangan. Energi diam dan energi kinetik dari partikel dan antipartikel
akan diubah menjadi energi foton yang dihasilkan dari peristiwa tersebut. Dalam
peristiwa pemisahan pasangan, pasangan positron-elektron akan dipisahkan
melalui penggabungan dua atau lebih foton, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar. Sedikitnya dua foton harus dihasilkan untuk memenuhi kekekalan energi
dan momentum. Berlawanan dengan penggabungan pasangan, pemisahan pasangan
dapat dilakukan diruang hampa dan prinsip-prinsip energi dan momentum dapat
diterapkan, sehingga :

= 20 2 + + + = 1 + 2

= + + + = 1 +
2 2 2
Dengan k adalah vektor perambatan foton, k= 2 /
Berikut gambar terjadinya proses

31
Berikut ini proses pemusnahan elektron-positron.
a. Positron yang kehilangan energi kinetiknya oleh proses ionisasi, menyatu
dengan elektron dan musnah. Total massa mereka dirubah menjadi energi dan
2 foton yang bergerak ke arah berlawanan, berkebalikan dengan proses
produksi pasangan. Reaksinya:

e- + e+ +

b. Mustahil pemusnahan pasangan elektron-positron hanya menghasilkan 1


foton karena seluruh energi dan momentumnya tidak akan dirubah hanya ke

dalam satu foton. Jika hvmin=moc2, maka energi yang dihasilkan adalah 1,64

X 10-13 J atau 1,02 MeV dan untuk mengkoservasikan momentum, setiap


kuantum mempunyai energi 8,2 X 10-14 J.
c. Jika positron-elektron dimusnahkan, akan muncul radiasi gamma sampai 511
keV dihitung dari massa elektron. Sementara pemusnahan proton-antiproton
menghasilkan energi setara massa proton, sekitar 1 GeV. Namun, satuan yang
dipakai adalah rentang sinar X, bukan sinar Gamma.

1.6.3 Perbandiangan Produksi Pasangan dan Anihilasi

32
Energi Foton Tiap Proses (Interaksi)

Efek fotolistrik: E 0,5MeV

Hamburan Compton: 0,5 MeV < E < 5 MeV

Produksi pasangan: E > 1 MeV

Contoh soal :
1) Pemisahan terjadi antara sebuah elektron dan sebuah positron yang diam,
menghasilkan tiga buah foton. Carilah energi foton ketiga, jika energi dari kedua
foton lainnya masing-masing adalah 0,40 MeVdan 0, 222 MeV.
Diketahui: 1 = 0,400
2 = 0,222
Ditanyakan: 3 = ?
Hitungan:
20 2 + + +
20 2 = 1 + 2 + 3
3 = 20 2 1 2
3 = 1,022 0,400 0,222
3 = 0,40
Jadi, energy foton ke tiga adalah 0,40 .

33
2) Setelah pemisahan pasangan, dua buah foton 1MeV bergerak dalam arak yang
berlawanan. Jika elektron dan positron tersebut memiliki energi kinetik yang sama,
carilah besar energi kinetik itu.
Jawab:
Diketahui : Efoton1= Efoton2 = 1 MeV
2moC2 = 1,022

Ditanya : Ek = ..?
Hitungan :
2moC2 + K- + K+ = 2moC2 = E foton1 + E foton2
1,022 MeV + 2K- = 2moC2 = 1 MeV + 1 MeV
1,022 MeV + 2K- = 2 MeV
2K- = (2-1,022) MeV

0,978
K- =
2

K- = 0,489 MeV~ 0,49

Jadi, besar energy kinetic adalah 0,49 .


3) Koefisien absorpsi suatu material adalah 0,061mm-1. Jika intensitas datangnya I0,
hitunglah ketebalan material yang diperlukan untuk mereduksi berkas cahaya
tersebut menjadi I0/3.
Jawab:
Diketahui : = 0,061 1
Ditanya : x (ketebalan material) = .?
Hitungan :
=

0 / 3 = 0 . ,61
ln 3 = 0,061
= 18,0
Jadi, ketebalan material adalah 18,0 .

34
1.7 Absorpsi Foton
Foton juga dapat diserap oleh material.
Energi yang diserap tersebut digunakan oleh elektron untuk bertransisi ke tingkatan
kulit (energi) yang lebih besar.
Intensitas dari foton yang terserap bergantung pada koefisien serap () dan ketebalan
(x) dari material tersebut, dimana:
= 0
Ujung Absorbsi Sinar X

Dipergunakan untuk mengetahui energi ikat dari tiap kulit atom.

Contoh soal:
1) Koefisien absorpsi suatu material adalah 0,061mm-1. Jika intensitas datangnya I0,
hitunglah ketebalan material yang diperlukan untuk mereduksi berkas cahaya tersebut
menjadi I0/3.
Jawab:
Diketahui : = 0,061 1

Ditanya : x (ketebalan material) =.?

Hitungan :
=
0 / 3 = 0 . ,61
ln 3 = 0,061
= 18,0
Jadi, ketebalan material adalah 18,0 .
2) Sebuah berkas monokromatik tereduksi di dalam material setebal 8,5mm menjadi

35
sepertiganya. Carilah koefisien absorpsi linearnya.
Jawab:
Diketahui : = 8,5
Ditanya : = .?
Hitungan :
=
0 / 3 = 0 . .8,5
ln 3 = . 8,50
= 0,129 1
Jadi, koefisien linearnya adalah 0,129 1.
3) Jelaskan grafik di bawah ini.

Jawab:
Grafik ini dipergunakan untuk mengetahui energi ikat dari tiap kulit atom. Semakin
sedikit kulit atom, maka semakin besar energy foton yang dapat diserap, namun
semakin banyak energy foton akan semakin sedikit koefisien adsorpsi linear () dari
atom yang ditandai dengan tingginya tepian kulit-kulit pada atom.

36
BAB II
GELOMBANG MATERI
2.1 Relasi de Broglie

Gambar: Gelombang de Broglie

Pada tahun 1924, fisikawan Perancis Louis de Broglie mengemukakan bahwa


jika radiasi elektro magnetik sewaktu-waktu dapat bertindak sebagai gelombang dan
pada saat lain sebagai partikel, maka jika benda bergerak menunjukkan sifat
gelombang, benda tersebut disebut dengan gelombang materi.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang
tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan
dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang
bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan
kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang
berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga berlaku
untuk partikel. Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan gelombang partikel
atau de Broglie. Untuk partikel, seperti elektron, momentum p adalah hasilkali massa
(sebanding dengan berat) dan lajunya. Karena itu, panjang gelombang de Broglie
berbanding terbalik dengan massa dan laju partikel. Sebagai contoh, elektron dengan
laju 100 cm per detik, panjang gelombangnya sekitar 0,7 mm. Menurut de Broglie,
partikel yang bergerak sangat cepat, mempunyai cirri-ciri gelombang.
Hipotesa de Broglie menyatakan Bagi semua partikel yang bergerak dengan
momentum p, terkait dengan suatu gelombang .
= h/p rumus panjang gelombang de Broglie, dimana h adalah tetapan
Planck yang memiliki nilai yang sangat kecil yaitu (6,6261034 . ) maka hanya
partikel yang berukuran atom/inti atom yang perilaku gelombangnya dapat teramati.

37
Beberapa persamaan yang sering dipergunakan:
1. p = m.v
1
2. Ek = 2 (m. v 2 ) Ek = p2 /m p = 2Ek. m
hc E
3. E = = h. f f=h c = f. (foton)

4. Kinemetaika non relativitas: Ek << Eo


5. Kinematika relativitas: E = Eo + Ek

E 2 = (mo c 2 )2 + p2 c 2

Contoh soal: Sebuah partikel elektron bermassa 9x10-31 kg bergerak dengan laju
1,2x107 m/s. Jika konstanta Planck h = 6,6x10-34 J.s, panjang gelombang de Broglie
adalah.

Jawaban :

Diketahui : m = 9x10-31 kg

v = 1,2x107 m/s

h = 6,610-34 .

Ditanya : = ?


Penyelesaian : = .

6,61034 .
= 9x1031 kg .1,2x107 m/s

6,61034 .
= 10,81024 ./

= 0,611010

= 0,61

2.2 Difraksi Elektron

Secara umum, Difraksi Elektron adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan


cahaya pada saat melintas melalui celah atau ujung penghalang. Difraksi merupakan
metode yang unggul untuk memahami apa yang terjadi pada level atomis dari suatu
material kristalin. Sinar X, elektron dan neutron memiliki panjang gelombang yang

38
sebanding dengan dimensi atomik sehingga radiasi sinar tersebut sangat cocok untuk
menginvestigasi (penyelidikan dan penelitian tentang suatu masalah dengan cara
mengumpulkan data di lapangan) material kristalin. Teknik difraksi mengeksploitasi
(mengusahakan) radiasi yang terpantul dari berbagai sumber seperti atom dan kelompok
atom dalam kristal.

Difraksi elektron dan percobaan Davisson-Germer adalah percobaan yang


menampilkan sifat gelombang dari partikel. Percobaan pertama untuk mengamati
difraksi dilakukan oleh CJ.Davisson dan L.H Germer di Bell Telephone Laboratories
meyakinkan hipotesis de Broglie dengan menunjukkan berkas elektron terdifraksi jika
berkas itu dihamburkan oleh kisi (segi empat kecil) atom yang teratur dari suatu kristal.

Bentuk kisi yang dapat mendifraksikan elektron yaitu kisi yang memiliki
keteraturan dan tersusun secara periodik, seperti halnya kisi pada kristal. Berkas sinar
monokromatik yang jatuh pada sebuah kristal akan dihamburkan ke segala arah, akan
tetapi karena keteraturan letak atom-atom, pada arah tertentu gelombang hambur itu akan
berinterferensi konstruktif sedangkan yang lainnya berinterferensi destruktif. Syarat
terjadinya difraksi adalah apabila panjang gelombang sinar sama dengan lebar celah/kisi
difraksi dan perilaku gelombang ditunjukkan oleh beberapa gejala fisis, seperti
interferensi dan difraksi. Namun manifestasi gelombang yang tidak mempunyai analogi
dalam perilaku partikel newtonian adalah gejala difraksi.

Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh zat padat
dengan memakai peralatan seperti di bawah ini

Hipotesa de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan


oleh target sama seperti sinar x didifraksikan oleh bidangbidang atom dalam kristal.
Tafsiran ini mendapat dukungan setelah disadari bahwa efek pemanasan sebuah blok

39
nikel pada temperatur tinggi menyebabkan kristal individual kecil yang membangun blok
tersebut bergabung menjadi kristal tunggal yang besar yang atom-atomnya tersusun
dalam kisi yang teratur.
Eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bukti langsung dari Hipotesis de
Broglie tentang sifat gelombang benda bergerak. Analisis eksperimen Davisson-Germer
sebenarnya tidak langsung seperti yang ditunjukkan di atas karena energi elektron
bertambah ketika elektron itu masuk ke dalam kristal dengan besar yang sama dengan
besar fungsi kerja (work function) permukaan itu. Jadi kecepatan elektron dalam
eksperimen lebih besar dalam kristal dan panjang gelombang de Broglie yang
bersangkutan menjadi lebih kecil dari harga di luar kristal.
Tiap atom dalam kristal dapat bertindak sebagai penghambur, sehingga hamburan
gelombang elektron dapat berinterferensi, dan kristal dapat berfungsi sebagai kisi
difraksi bagi elektron.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa atom dalam sebuah kristal dapat menjadi
penghambur sehingga hamburan gelombang elektron dapat berinterferensi.
Karena elektron << (dalam orde nm) maka kisi difraksinya harus memiliki orde
yang sama atom-atom dalam kristal.

40
Gambar tersebut menunjukkan bahwa jika cahaya melewati celah majemuk (kisi), maka
cahaya akan mengalami difraksi, disini cahaya putih melewati kisi difraksi sehingga
mengalami difraksi dan terurai menurut panjang galombang masing-masing.
Pola difraksi yang dihasilkan e memiliki kesamaan dengan difraksi sinar-X.
Berikut ini gambar difraksi sinar-X:

Mikroskp Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan
pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro
magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi
dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Sifat gelombang elektron yang bergerak merupakan dasar dari mikroskop electron
yang dibuat pertama kali pada tahun 1932.

Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja


hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau
sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-
bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop
transmisi elektron ini.

41
Gambar tersebut menunjukkan bahwa difraksi sinar-x memiliki pola yang sama dengan
difraksi sinar e- dan difraksi neutron dari sudut yang digambarkan berarti bahwa sinar-
ataupun sinar e- dan difraksi neutron memiliki pola yang berbeda jika sudutnya
berbeda.
Komplikasi lainnya timbul dari interferensi antara gelombang yang didifraksi
oleh keluarga lain dari bidang Bragg yang membatasi terjadinya maksimum dan
minimum yang menjadi hanya kombinasi tertentu dari energi elektron dan sudut datang
sebagai pengganti dari setiap kombinasi yang memenuhi persamaan Bragg: n = 2d Sin.
2.3 Prinsip ketidakpastian Heisenberg

Pada tahun 1925 Werner Heisenberg mengajukan rumus baru di bidang fisika,
suatu rumus yang sangat radikal, jauh berbeda dengan konsep dari rumus klasik Newton.
Teori rumus baru ini sesudah mengalami beberapa perbaikan oleh orang-orang sesudah.
Salah satu konsekuensi dari teori Heisenberg adalah apa yang terkenal dengan rumus
"prinsip ketidakpastian" yang dirumuskannya sendiri di tahun 1927. Prinsip itu
umumnya dianggap salah satu prinsip yang paling mendalam di bidang ilmiah dan paling
punya daya jangkau jauh. Dalam praktek, apa yang diterapkan lewat penggunaan
"prinsip ketidakpastian" ini adalah mengkhususkan batas-batas teoritis tertentu terhadap
kesanggupan kita membuat ukuran-ukuran ilmiah.

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa adalah (hampir) tidak


mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel.

42
Gambar : gelombang dengan (secara wajar) memiliki panjang gelombang yang pasti
tetapi posisinya tidak jelas.

Hal yang sama ditunjukkan pada gelombang sinus yang merentang dari x = -
hingga x = + diatas, yang mana gelombang tersebut memiliki panjang gelombang
yang pasti namun letak gelombangnya tidak dapat dipastikan.
"Prinsip ketidakpastian" ini menjamin bahwa fisika, dalam keadaannya yang
lumrah, tak sanggup membuat lebih dari sekedar dugaan-dugaan statistik. misalnya
seorang ilmuwan yang menyelidiki radioaktivitas, mungkin mampu menduga bahwa satu
dari setriliun atom radium, dua juta akan mengeluarkan sinar gamma dalam waktu sehari
sesudahnya. Tetapi, Heisenberg sendiri tidak bisa menaksir apakah ada atom radium
yang khusus yang akan berbuat hal tersebut. Dalam pernyataan elektron sebagai
gelombang, posisi elektron ditentukan oleh posisi paket gelombang. Akan tetapi paket
gelombang tidaklah menempati ruang yang cukup sempit, melainkan mempunyai
lebar. Jika posisi mengandung ketidak pastian, maka kecepatan juga
mengandung ketidakpastian karena :
v = dx / dt

Jika kecepatan mengandung ketidakpastian maka momentum pun mengandung


ketidak pastian. Heisenberg memberikan hubungan ketidak pastian momentum dan
posisi sebagai p.x h yang dapat kita pahami sebagai berikut. Momentum elektron
adalah p = h.k yang berarti perubahan momentum p = h.k memberikan relasi k.x = 2 .
Dari kedua relasi ini dapat kita peroleh relasi ketidakpastian Heizenberg yang terkenal.

43
Relasi ini menunjukkan bahwa ketidakpastian posisi elektron terkait
dengan ketidakpastian momentum. Jika kita hendak mengetahui posisi elektron dengan
teliti maka ketidakpastian momentum akan besar. Demikian pula sebaliknya, jika
kita hendak mengetahui momentum dengan teliti maka ketidakpastian posisi akan
besar. Karena perubahan momentum terkait pada perubahan energi maka terdapat
pula ketidakpastian energi. Dari relasi energi E = hf.

Berikut ketidakpastian posisi dan momentum, serta ketidakpastian energy dan waktu:
Posisi dan momentum:


2

Energi dan waktu:



2

2.4 Fungsi Gelombang

Gelombang adalah sesuatu yang memiliki atribut-atribut panjang gelombang,


frekuensi, kecepatan, amplitude gangguan, intensitas, energi dan momentum. Berikut ini
contoh gambar gelombang:

Gelombang lebih menyebar dan menempati posisi ruang yang lebih besar.
Partikel adalah sesuatu yang memiliki posisi, momentum, energi kinetic, massa
dan muatan listrik. Brikut ini contoh gambar partikel:

Partikel dapat terlokalisasi


2
Fungsi gelombang adalah fungsi kompleks, tetapi = . (dimana
adalah kompleks konjugat dari ) yang bersifat real dan tidak negtif-sebagai sebuah
probabiltas tentunya. adalah persamaan matematik yang memberikan gambaran
tentang keadaan atau status kuantum dari partikel. Fungsi gelombang merupakan sebuah

44
2
fungsi matematika adalah rapat kebolehjadian (peluang) untuk menemukan partikel
pada suatu titik atau posisi. Fungsi gelombang mengandung semua informasi yang
mungkin diketahui tentang lokasi dan gerak dari partikel. Jika sebuah fungsi gelombang
memiliki nilai yang besar, maka semakin besar kemungkinan menemukan partikel pada
posisi tersebut. Jika memberikan nilai 0, maka tidak ada kemungkinan untuk menemukan
partikel pada posisi tersebut. Perubahan fungsi gelombang yang lebih cepat dari satu
tempat ke tempat lain membutuhkan energi kinetik partikel yang lebih besar.
Fungsi gelombang mirip dengan fungsi gerak: r = Vo . t + 1/2. at 2 dan y = A sin
t. Kuadrat dari harga mutlak fungsi gelombang disebut sebagai kerapatan peluang (the
probability density). Peluang secara eksperimental mendapatkan benda yang diberikan
2
oleh fungsi gelombang pada titik x,y,z pada saat t berbanding lurus dengan harga .
Gelombang de Broglie dari benda yang bergerak gelombang yang mengajar dengan
kecepatan yang sama dengan benda tersebut

2.4.1 Paket Gelombang

Dari kedua gambar diatas dapat diketahui bahwa paket gelombang dapat dibentuk
dengan memadukan beberapa gelombang.

45
Gambar tersebut menunjukkan bahwa jika terdapat beberapa gelombang yang
berbeda panjang gelombang (frekuensi) dan fase maka dilakukan superposisi
gelombang, maka akan dihasilkan gelombang terlokalisasi. Selubung paket
gelombang bergerak dengan kecepatan group, sedangkan tiap komponen
gelombang didalamnya bergerak dengan kecepatan fase.
2.4.2 Paket gelombang ideal


Amplitudonya hampir nol kecuali suatu daerah kecil berukuran .
Berkaitan dengan sebuah partikel yang kedudukannya terbatasi dalam daerah
berukuran . Superposisi sejumlah gelombang yang berinterferensi secara
maksimal disekitar partikel dan berinteraksi secara minimum pada tempat yang
jauh dari partikel.

46
BAB III

MODEL-MODEL ATOM

3.1 Beberapa sifat dasar dari atom diantaranya sebagai berikut :

a. Ukuran atom sangatlah kecil, dengan jari-jari atom sekitar 0,1 nm (0,1 109 )
b. Semua atom stabil, atom tidak membelah diri secara spontan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, semua gaya dalam yang mengikat atom haruslah berimbang.
c. Semua atom bermuatan negatif, akan tetapi semua atom secara umum bermuatan
netral.
d. Atom memancrakan dan menyerap radiasi alektromagnetik.
3.2 Model Atom Thomson
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan
elektron diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian
J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa
sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan
di antara katode dan anode.

Tabung sinar katode

Sifat sinar katode, antara lain:

1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode,


2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling,
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif,
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut

47
elektron.J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa
elektron (e/m) sebesar 1,76 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari
Universitas Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 10-
19
C. Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga
perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m). Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka
Massa 1 elektron = 9.11 x 10-28 g.

Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat diterima lagi.
Menurut J.J. Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat netral. Karena elektron
bermuatan negatif maka harus ada partikel lain yang dapat menetralkan muatan negatif
tersebut yaitu partikel yang bermuatan positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson
mengemukakan teori atomnya yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu:

Model Atom Thomson

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron yang bermuatan negative.Karena tersebarnya elektron-elektron di dalam atom
bagaikan kismis, sehingga disebut juga model atom roti kismis.

Thomson menarik kesimpulan bahwa suatu model atom harus memenuhi dua hal
berikut, yaitu :

Sebuah atom harus netral, yaitu jumlah muatan positif ( proton ) harus sama dengan
jumlah muatan negatif ( elektron ).
Sebagian besar massa atom terdapat pada muatan positifnya.
3.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson
Kelebihannya adalah dapat membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil
dari suatu unsur. Selain itu,juga dapat memastikan bahwa atom tersusun dari

48
partikel yang bermuatan positif dan negative untuk membentuk atom netral,
serta membuktikan bahwa elektron terdapat dalam semua unsur. Dan
kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Sebagai akibat impuls Fdt yang diberikan oleh inti pada partikel alpha,
moentu partikel alpha berubah dengan p dari harga semula p1 ke harga akhir
p2. Ini berati,

p = p2 p1 = F dt

Karena tetap diam selama partikel alpha tersebut melewatinya, maka


energi kinetic partikel alpa tetap konstan ; jadi besar momentunya juga tetap
konstan, dan P1 = P2= mv

Gambar 6.1 Model hamburan partikel alpha

p mv 1
, dengan sin ( ) cos
sin 2 2
sin
2


sin 2 sin cos , dan p 2mv sin
2 2 2

F dt = F cos dt

x
2mv sin f cos dt
2

49
( ) / 2 dt
2mv sin F cos d
2 ( ) / 2 d

2
dt r

d vb

( ) / 2
2mvb sin Fr 2 cos d
2 ( ) / 2

2Ze 2
1
F=
4O r 2

4O mv 2 b ( ) / 2
sin cos d 2 cos
Ze 2
2 ( ) / 2 2

2 2 mv 2
cot b
2 Ze 2

4O Ek
cot b atau
2 Ze 2

Ze 2 1
b Ctg , dengan E k mv 2
4o E k 2 2

3.3 Model Atom Rutherford


Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners
Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut
kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejala-gejala
yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan

50
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford


mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang
menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam
inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar
tidak saling tolak menolak.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Kelebihan Model Atom Rutherford Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti
atom dan elektron yang mengelilingi inti
Kelemahan Model Atom Rutherford. Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron
tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari
inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan
berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti
Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang.

51
Eksperimen Rutherford pada tahun 1910 dikenal dengan percobaan hamburan
partikel alfa. Partikel alfa yang berasal dari ion He bermuatan positif dari sumber
radioaktif ditembbakkan melalui lempeng/lembaran emas (Au foil) yang sangat tipis.
layar fluresen ditempatkan di belakang Au foil yang sangat tipis. Layar ini ditempatkan
di belakang Au foil untuk mendeteksi hamburan (scattering) partikel alfa. Partikel alfa
adalah partikel bermuatan positif . Oleh karena itu, pantulan partikel alfa dengan sudut
pantul lebih besar dari 90 hanya mungkin disebabkan adanya tumbukan antara partikel
alfa dengan suatu partikel yang memiliki kerapatan sangat tinggi dan bermuatan sejenis
(positif). Akibatnya, partikel alfa yang menuju kepada partikel itu akan dibelokkan
arahnya karena adanya penolakan muatan yang sama. Gejala ini menurut Rutherford,
akibat adanya suatu partikel yang merupakan inti dari lempeng tipis logam yang
dijadikan target. Gejala lain yang diamati adalah hanya sebagian kecil dari partikel alfa
yang dipantulkan, umumnya partikel alfa diteruskan. Gejala ini menurutnya,
menunjukkan bahwa bagian terbesar dari atom-atom logam dijadikan tabir merupakan
ruang kosong.

Dari percobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan bahwa atom tersusun dari inti
atom sebagai pusat atom yang bermuatan positif, dan kesimpulan yang lain bahwa
elektron berputar mengelilingi inti dengan jarak tertentu dari inti atom.

Proses hamburan rutherford

52
Catatan :

Besarnya sudut hambur dipengaruhi oleh parameter dampak.


Sudut hambur rata-rata adalah sebesar 1
Setiap nilai berbeda dari parameter dampak akan menghasilkan besarnya sudut
hambur yang berbeda juga.

Rumus hamburan Rutherford

2
2 2 1
() = 2 ( ) ( )
4 2 4 4 1
2

3.4 Spektrum Garis


Radiasi elektromagnetik dari berbagai atom dikelompokkan menjadi dua yaitu
spectrum kontinu dan spectrum garis.
a. Spektrum kontinu : radiasi yang dihasilkan oleh atom yang tereksitasi yang terdiri
dari berbagai warna yang bersinambungan, yaitu ungu, biru, hijau, kuning, jingga,
merah.

Semakin besar panjang gelombang maka semakin kecil energinya, maka


artinya sinar ungu mempunyai foton dengan energi terbesar, sedangkan sinar
merah mempunyai foton dengan energi terkecil.

b. Spektrum diskontinu atau spektrum garis : radiasi yang dihasilkan oleh atom yang
tereksitasi yang hanya terdiri dari beberapa warna garis yang terputus putus; yaitu
ungu, biru, merah.

Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik


dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang
dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas

53
tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum
yang kontinu.
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling sederhana,
deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis.
Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen dengan persamaan berikut ini:
2
= 364,6 ( 2 )
4
Panjang gelombang dinyatakan dalam satuan nanometer (nm).
Beberapa kemudian menemukan deret-deret yang lain; deret Lyman, deret Paschen,
Bracket, dan Pfund.

Pola deret-deret ini serupa maka dapat dirangkum dalam satu persamaan.
Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.
1 1 1
= ( 2 2)

Dimana R adalah konstanta Rydberg yang nilainya 1,097 107 m1.
Rumus perhitungan untuk lima deret yang pertama ialah

Deret Lyman (m = 1)
1 1 1
= (12 2 ) dengan n = 2, 3, 4, .

Deret Balmer (m = 2)
1 1 1
= (22 2 ) dengan n = 3, 4, 5 .

54
Deret Paschen (m = 3)
1 1 1
= (32 2 ) dengan n = 4, 5, 6 .

Deret Bracket (m = 4)
1 1 1
= (2 2 ) dengan n = 5, 6, 7, .

Deret Pfund (m = 5)
1 1 1
= (2 2 ) dengan n = 6, 7, 8

Dengan demikian, setiap model atom hidrogen dapat menerangkan keteraturan


aritmatik yang menarik ini dalam berbagai spektrum.
3.5 Kombinasi Ritz
Jika kita mengubah panjang gelombang emisi hidrogen untuk frekuensi, kita
menemukan keanehan bahwa pasangan frekuensi tertentu yang ditambahkan bersama-
sama akan memberikan frekuensi lain yang muncul dalam spectrum
fn3 n2 + fn2 n1 = fn3 n1

n3 ganti

3.6 Model Atom Bhor


Model Bohr dari atom hydrogen menggambarkan elektron electron bermuatan
negative mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang
bermuatan positif. Ketika electron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai
dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energy elektromagnetik.
Menurut Bohr : Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah
tertentu electron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua electron dalam orbit
terdekat dari inti. (John Gribbin, 2005)

55
Dua gagasan kunci dari model atom bohr adalah:
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momenta yang
terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap
orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada
pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana
mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit
yang tidak meluruh.
3.6.1 Momentum sudut orbital dan spin
Dalam mekanika klasik, telah disepakati bahwa setiap benda tegar
memiliki 2 jenis momentum sudut, yaitu momentum orbital dan spin. Dalam
atom hidrogen, selain mengorbit inti, elektron juga membawa bentuk lain
dari momentum sudut yang tidak berkaitan dengan ruang. Dianalogikan bahwa
elektron sebagai bumi, selain mengorbit matahari (inti atom), bumi (elektron)
juga mengalami rotasi di sekitar pusat massa yang disebut dengan spin
(Griffiths, 2005: 171).
Elektron dapat terikat pada inti atom melalui gaya tarik menarik
Coulomb. Jika jumlah elektron berbeda dari muatan listrik inti, atom tersebut
dinamakan sebagai ion. Perilaku elektron terikat yang seperti gelombang
dideskripsikan menggunakan fungsi matematika yang disebut orbital atom.
Tiap-tiap orbital atom memiliki satu set bilangan kuantumnya sendiri, yaitu
energi, momentum sudut, dan proyeksi momentum sudut.
Analisa mekanika kuantum besar momentum sudut orbital dari
sebuah elektron dalam atom berelektron tunggal (atom H) tidak memiliki
harga L=n. (=h/2) seperti yang diramalkan Bohr, akan tetapi untuk setiap
bilangan kuantum utama n (yaitu untuk energi =10 /2 ) ada n buah harga-
harga yang mungkin yaitu dimana l adalah bilangan cacah (bil. Kuantum
momentum sudut orbital)

l = 0, 1, 2,..............., n-1
Anggap sebuah atom hidrogen ditempatkan dalam medan magnet luar,
dan arah medan magnet luar diambil sebagai sumbu-z. Analisa mekanika
kuantum menunjukkan bahwa arah vektor momentum sudut orbital L tidak

56
boleh sembarang, arah L haruslah sedemikian rupa sehingga komponen L
sepanjang arah-z akan Lz terkuantisasi dengan harga:
=
dimana adalah bilangan bulat (bilangan kuantum magnet)
= l , l -1, l -2,...., 0,.....,-(l -1), -l
Dalam atom yang sesungguhnya, besar momentum sudut orbital
bergantung pada keadaan yang ditempati oleh elektron, yang diwakili oleh
bilangan kuantum orbital (l) dan bilangan kuantum magnetik (ml = l(l+1)).
Komponen momentum sudut orbital dalam sumbu-z adalah L= ml =
l(l+1) , sedangkan komponen momen magnet total di sepanjang sumbu-z
adalah = ml = l(l+1) B. Spin elektron dicirikan dengan bilangan
1
kuantum spin s yang bernilai . Komponen momentum sudut spin dinyatakan
2

dengan ms . Dalam sumbu-z maka komponen momentum sudut spin yang



mungkin muncul adalah 2. Nilai tersebut mewakili spin up dan spin down.

Diperoleh nilai momentum sudut spin adalah:

3.6.2 Radius Bohr


Pencampuran fisika klasik dan quantum. Bohr menggunakan
kombinasi klasik klasik (dari Model newton tentang tata surya) dan fisika
kuantum untuk menentukan jari-jari orbit elektron yang stabil: =
402
2 = 02 (n=1,2,3..). dengan demikian kita mendapatkan rn =a02 ,
2

dmana a0 adalah radius Bohr. Bohr menghitung nilai 5.3 X 109 atau 5.3 nm
yang dekat dengan perkiraan kontemporer.
3.6.3 Tingkat energi hydrogen dalam model Bohr
Energi electron adalah nilai-nilai energy tertentu yang tereksitasi di
level rendah, dengan n=1. Electron memiliki E1= -13.60 eV dan orbit dengan
radius r1 = 0.0529 nm.

57
Tingkat energi elektron
3.6.4 Prinsip Korespondensi Bohr (1923)
1. Dalam batas bilangan kuantum yang sangat besar, prediksi teori
kuantum sesuai dengan teori klasik.
2. Setiap aturan seleksi berlaku dalam teori kuantum, yang juga berlaku
dalam batas klasik (bilangan kuantum yang sangat besar).
3.6.5 Definisi Model Bohr
1. Gerakan proton

Model bohr didasarkan pada elektron yang mengorbit di sekitar


proton tetap, namun sebenarnya elektron dan proton dalam kedua orbit
memiliki pusat massa.

2. Panjang Gelombang di Udara

Pengukuran panjang gelombang biasanya dilakukan di udara, jadi


kita harus menghitung panjang gelombang = vair / f, dimana vair adalah
kecepatan cahaya di udara.

58
3.6.6 Postulat kedua Bohr
Postulat (kuantum kondisi transisi). Transisi tiba-tiba elektron antara
dua negara stasioner akan menghasilkan emisi atau absorpation radiasi,
dengan frekuensi yang diberikan oleh papan / Einstein hubungan hf = Ei-Ef.

59
3.7 Keadaan treksitasi dan energi eksitasi
Keadaan yang lebih tinggi (n = 2 dengan E2 = -3.40 eV, n=3 dengan E3=-1.51 eV)
adalah keadaan yang sangat tinggi. energi eksitasi n keadaan tereksitasi adalah energi di
atas keadaan dasar, En-E1. sehingga keadaan tereksitasi pertama (n = 2) memiliki energi
eksitasi. energi excittation juga dapat dianggap sebagai jumlah energi yang atom harus
menyerap untuk elektron untuk membuat lompatan ke atas.

3.7.1 Energi Ikat


Besarnya energi elektron yang En kadang-kadang disebut energi
mengikat, misalnya, energi ikat elektron dalam n = 2 negara adalah 3.40 ev.

60
Jika atom menyerap sejumlah energi yang sama dengan energi ikat electrron
akan dihapus dari atom dan menjadi elektron bebas.
Energi ikat atom didefinisikan sebagai yang energi yang dibutuhkan untuk

a. merangsang kulit elektron dalam

b. benar-benar menghapus kulit elektron terluar

c. benar-benar menghapus kulit elektron dalam

d. menanamkan elektron ke dalam kulit dalam

3.8 Atom Hidrogenik


Atom hidrogenik adalah atom yang dilucuti dari semua kecuali satu dari electron
seperti: He+(Z=2), Li 2+ (Z=3), Be 3+ (Z=4). Atom-atom ini berperilaku dalam semua hal
seperti hidrogen kecuali bahwa inti memiliki muatan positif Ze, di mana Z adalah nomor
atom atom.
3.8.1 Percobaan Frank-Hertz

Penyedia Pemercepat Kekuatan

Franck dan hertz absorved arus kolektor sebagai fungsi dari Va (> Vr)
ketika tabung diisi dengan berbagai gas (hasil gas merkuri yang ditampilkan di
sini). Pada awalnya, curret meningkat seperti yang diharapkan untuk tabung
vakum yang khas, tetapi pada -49 V saat tiba-tiba turun. Kemudian,
peningkatan dilanjutkan sampai 9,8 V, sebuah sebagainya.

61
Percobaan franck-hertz. Curret turun karena elektron lebih sedikit
mencapai kolektor. Ini terjadi hanya jika elektron menjalani tabrakan elastis.
Dengan demikian, ketika Va = 4,9 (n = 0,1,2) yang eelectrons menjalani
tabrakan inelastis dengan atom Hg. Dalam tabrakan elastis energi kinetik
elektron menjadi energi internal atom-atom Hg Hg menyerap enrgy elektron.

3.9 Energi Ionisasi


Untuk atom hidrogen, dengan hanya satu elektron, energi ionisasi memiliki
makna yang jelas:
- ini adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen:
H0 + 13.6 eV H+ + e-
- sebuah atom terionisasi sekarang, karena sekarang memiliki H + bukan H.
Sama untuk setiap atom lain, kita dapat memperkenalkan energi ionisasi:

Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang paling energik
dari atom dalam keadaan energi terendah.
Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron kedua adalah "energi ionisasi
kedua".
Energi ionisasi didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk:
a. Menghapus kulit elektron dari atom dalam gas.

b. Melepaskan elektron terluar dari atom gas.

c. Meningkatkan elektron dari K-shell untuk M-shell dalam atom gauseous.

d. Tak satu pun dari definisi di atas.

62
BAB IV

ATOM-ATOM HIDROGENIK

(SERUPA HIDROGEN)

4.1 Atom-atom Hidrogenik

Atom hidrogen merupakan atom paling sederhana yang terdiri dari satu proton
sebagai nukleus dan satu elektron yang mengitarinya.Tingkat energi atom hydrogen :

Persamaan diatas menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom


hydrogen yang tereksitasi hanya mengandung panjag gelombang tertentu saja.
Panjang gelombang ini, jatuh pada deret tertentu yag bergantung dari bilangan
kuantum nf dari tingkat akhir elektron. Karena bilangan kuantum awal nf harus selalu
lebih besar dari bilangan kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan energi yang
dilepas sebagai foton. Sedangkan atom hidrogenik (atom sejenis hidrogen) adalah
atom yang dilepas elektron-elektronnya, sehingga akhirnya tersisa satu elektron saja
yang mengorbitnya. Jika atom tersebut melepas elektron, maka atom tersebut menjadi
ion bermuatan positif. Sedangkan jika atom tersebut menerima elektron, maka atom
akan bermuatan negatif (ion negatif). Contoh dari atom hidrogenik adalah He+, Li+2,
Be+3. Atom-atom hidrogenik berkelakuan serupa dengan hydrogen kecuali muatan
intinya adalah Ze, dimana Z menunjukkan nomor atomnya.

63
4.1.1 Persamaan Schordinger

Teori atom Bohr telah dapat menerangkan banyak aspek dari gejala atomik,
namun teori ini masih banyak mengandung kelemahan. Misalnya : Teori Bohr
tidak dapat menerangkan mengapa garis spektra tertentu berintensitas lebih tinggi
dari yang lain. Sehingga diperlukan pendekatan yang lebih umum untuk
menerangkan gejala atomik tersebut. Maka munculah istilah mekanika kuatum
yang dikembangkan oleh Erwin Schrdinger, Werner Heisenberg,dkk.

Sebelum Erwin Schrdinger, seorang ahli dari jerman Werner Heisenberg


mengembangkan teori mekanika kuatum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian. Tidak mungkin dapt ditentukan posisi (lokasi) dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan. Daerah ruang disekitar inti
dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk awan
dan tingkat energi orbital diperoleh dari persamaan gelombang dari elektron.

8
+ + + . ( ) = 0

Dimana : V = Energi potensial partikel (elektron)


E = Energi total partikel
m = massa partikel
= fungsi gelombang
Erwin Schrdinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya
elektron dalam tiga dimensi. Orbital ini digambarkan seperti titik-titik awan yang
membentuk ketebalan tertentu. Semakin tebal awan orbitalnya, semakin besar
juga peluang untuk menemukan elektron di dalam orbital itu.

nukleus

orbital

64
rumus kebolehjadian menemukan partikel

| |2 = . . .

2 2 2
1 1 1 | |2 =


| |2 = 1 menunjukkan pasti terdapat elektron

Persamaan Schrdinger yang bergantung waktu dalam 1 dimensi.

Bentuk persamaan Schrdinger dalam 3 dimensi dengan energi potensial


partikel V merupakan fs. dari x, y, z, dan t.

Persamaan Schrdinger untuk elektron yang harus dipakai :


2 2 2 zm
+ + + (E-V) = 0
x2 y2 z2 2

V = Energi potensial Coulomb

= - e2/4 or.

Karena V merupakan fs. dari r, sebaiknya kita menyatakan persamaan


Schrdinger dalam koordinat bola (r, , ).

x = r sin cos

y = r sin sin

z = r cos

= 2 + 2 + 2

65
r = panjang vektor jejari dari titik asal o ke titik p

= sudut antara vector jejari dan sumbu tz

= sudut antara proyeksi vector jejari dalam bidang xy dan sumbu tx.

Dalam koordinat bola, persamaan Schrdinger dapat ditulis :


1 2
1 1 2
( ) + ( ) +
2 2 sin 2 2 2

+ 2 ( ) = 0

Kalikan persamaan diatas dengan 2 2 dan masukkan nilai V= - e2/4


or, maka :
2 2
2 ( ) + ( )+
2
2
+ 2 2 ( + ) = 0
2 4

Maka penulisan persamaan Schrdinger 3D bebas waktu :

=E-V(r)
LATIHAN SOAL!

Contoh soal:
1. Mengapa dalam deret Balmer, hanya terdapat spectrum emisi (spectrum pancaran)?
Jawaban :

Balmer merupakan rumus sederhana yang memberikan frekuensi. Frekuensi dari


suatu kelompok garis-garis yang dipancarkan oleh atom hydrogen. Karena spectrum ini
relative sederhana maka akan diperoleh garis-garis terang atau spectrum emisi. Spectrum
emisi menunjukkan bahwa panjang gelombang tertentu yang dipancarkan oleh tabung
pelecutan gas. Suatu spectrum emisi atau spectrum garis merupakan karakteristik dari
atam-atom molekul zat tertentu.
2. Gambarkan spectrum garis dari deret Lyman, Balmer, Bracket, dan Pfund dalam satu
diagram
Jawaban :

66
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip (aturan) kombinasi Ritz.
Jawaban :
Prinsip kombinasi Ritz : jika kita mengkompersi emisi panjang gelombang hydrogen
menjadi frekuensi kita akan mendapatkan sifat yang menarik yaitu pasangan frekuensi
tertentu. Jika digebungkan akan memberikan frekuensi yang muncul pada spectrum lain.
fns n2 + fn 2 fn 1 = fn3 n1
4. Jelaskan dua postulat Bohr tentang model atomnya.
Jawaban :

Dua postulat Bohr tentang model atomnya:

a. Electron tidak dapat mengorbit meneglilingi inti melalui sembarang lintasan tetapi
hanya mengorbit melalui lintasan-lintasan tertentu saja tanpa membebaskan energy.
Lintasan tersebut dinamakan lintasan stasioner. Pada lintasan stasioner tersebut

electron memiliki momentum sudut dari 2

b. Electron dapat berpindah dari satu lintasan kelintasan yang lain dengan memancarkan
atau menyerap foton. Jika electron pindah dari orbit luar ke orbital yang lebih dalam,
maka electron akan menyerap energi.
5. A. Keadaan dasar yaitu keadaan dimana electron mengisi kulit-kulit dengan tingkat
energy terendah.
B. Keadaan tereksitasi yaitu keadaan dimana electron yang menempati tingkat energy
yang lebih tinggi dari keadaan dasar .

C. Energi eksitasi yaitu jumlah energy yang diserap oleh electron untuk berpindah
ketingkat energy yang lebih rendah.

67
D. Energi ikat yaitu energy yang mengikat proton dalam inti atom.

E. Energi ionosasi yaitu

6. Hasil dari percobaan Frank-Hertz ( menggunakan air raksa) yaitu arus menurun ketika V
= 4.9 V, V = 9.8 V, V = 14.7 Vatm. Setiap kelipatan 4.9 V maka raus akan menurun.
Spectrum pancaran dari uapa air raksa memperlihatkan suatu garis ultraviolet pada
panjang gelombang 254 nm yang berkaitan yang berkaitan dengan energy sebesar 4.9 eV
dan ini dapat terjadi dari transisi antara keadaan eksitasi dengan energy 4.9 eV yang
sama ketingkat dasarnya. Ketika tegangan pemercepat semakin besar maka arus akan
naik dan seolah tegangan 4.9 eV. Hal ini karena ketika potensial mepercepat V
bertambah naik maka semakin banyak electron-elektron bebas dari katoda sampai anoda,
sehingga arus yang terdeteksi oleh ampermeter akan naik, selama elektron bergerak dari
anoda ke katoda. Electron akan menumbuk electron Hg. Namun selama energy electron
lebih kecil dari untuk mengeksistasi atom Hg tumbukan yang terjadi adalah sempurna
sehingga tidak ada energy yang dilepaskan kemudian ketika electron telah mencapai
energy eksitasi tumbukan yang terjadi adalah tumnukan tak lenting sehingga akan
diserap oleh atom Hg sebesar energy eksitasinya. Sehingga energy electron akan
berkurang karena energy electron tidak dapat sampai pada keeping anoda, sehingga arus
akan turun ketika tegangan v dinaikkan terus energy electron naik kembali.
7. Kelemahan dari model atom Bohr
a. Model atom bohr hanya berlaku untuk atom hydrogen, sedangkan untuk atom
lain memiliki perhitungan yang berbeda.
b. Lintasan electron yang mengelilingi inti bukan merupakan lingkaran saja,
namun bermacam-macam bentuk lingkaran, sehingga amat rumit.
c. Bohr tidak dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa atom dalam suatu ikatan
kimia dan pengaruhnya terhadap medan magnet.
d. Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena electron mempunyai jari-jari
dan lintasan yang diketahui.
e. Model atom bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan ground state
yang salah.
f. Lemahnya penjelasan tentang perediksi spectra atom yang lebih besar.
g. Tidak dapat memprediksi intensitas garis spectra.
h. Model atom bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis spectra.
i. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek strack.

68
4.2 Bilangan Kuantum
Pada teori atom mekanika kuantum, untuk menggambarkan posisi elektron
digunakan bilangan-bilangan kuantum. Schrdinger menggunakan tiga bilangan
kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum orbital (), dan
bilangan kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan kuantum tersebut menjelaskan
tingkat energi, bentuk, dan orientasi elektron di dalam orbital. Berikut ini adalah 3
bilangan kuantum yang ditimbulkan dari solusi persamaan Schrdinger adalah :
4.2.1 Bilangan kuantum utama
Bilangan kuantum utama memiliki lambang n (melambangkan tingkat
energi elektron atau kulit) yang bernilai bulat 1, 2, 3, ..
Harga n untuk berbagai kulit elektron yaitu sebagai berikut:
Elektron pada kulit ke-1, memiliki harga n = 1.
Elektron pada kulit ke-2, memiliki harga n = 2.
Elektron pada kulit ke-3, memiliki harga n = 3.
Elektron pada kulit ke-4, memiliki harga n = 4

Bilangan kuantum atom H dari suatu model klasik atom merupakan model
yang bersesuaian dengan gerak planet dalam system surya.
Secara klasik E T dapat berharga berapa saja tetapi harus negatif supaya
planet itu terperangkap selama-lamanya dalam tata surya.
Dalam teori mekanika kuantum atom H, energi elektron juga konstan,
dapat berharga positif berapa saja, tetapi harga negatifnya ditentukan oleh
rumus :
4 1 4 1
= 322 2 2 (2 ) = 822 (2 )

4.2.2 Bilangan kuantum orbital


Bilangan kuantum orbital menyatakan tingkat energi elektron pada
subkulit.
Subkulit elektron mempunyai lambang s, p, d, f. Huruf-huruf tersebut
berasal dari kata sharp (s), principal (p), diffuse (d), dan fundamental (f)
yang diambil dari nama-nama seri spektrum unsur.
1
Energi kinetik orbital elektron = 2 2 , karena momentum

sudut elektron [L]:

69
L = m vorb r, maka

1 2 2
= 2 [] = 2 2

Sehingga diperoleh :
2 2 ( + 1)
=
2 2 2 2

= ( + 1)
Momentum sudut elektron

Pemberian spesifikasi keadaan momentum sudut orbital elektron


dengan abjad s untuk e = 0, p untuk e =1 dst. Sesuai dengan skema
berikut :
=0 1 2 3 4 5 6 Keadaan momentum
sudut

s p d f g h i

Kombinasi bilangan kuantum dengan abjad yang menyatakan


momentum sudut orbital menghasilkan notasi yang sering dipakai
untuk menyatakan keadaan atom.
Misalnya : n = 2 dan = 0 keadaan 2s

n = 4 dan = 2 keadaan 4d dst.

Nilai nilai bilangan kuantum dibatasi oleh nilai n. bilangan


kuantum momentum sudut bernilai bulat dari 0 hingga n 1 .
4.2.3 Bilangan kuantum magnetik
Bilangan kuantum magnetik memiliki lambang m yang menunjukkan arah
orbital electron dan menyatakan jumlah orbital pada subkulit elektron.
Dari solusi T m : integer dan berhubungan dengan komponen L
pada sumbe Z. sehingga :

Lz = m

me memberikan spesifikasi arah L dengan menentukan komponen L


dalam arah medan magnetik.

70
Jika diambil arah medan magnetik sejajar dengan sumbu z, maka
komposisi L dalam arah tersebut adalah : Lz = me
Harga me yang mungkin untuk berkisar dari + melalui 0 hingga -,
sehingga banyaknya orientasi yang mungkin dengan vektor momentum
sudut L dalam medan magnetic adalah : 2 + 1.
Bila : =2 Lz = 2, , 0, -, -2, maka komponen vektornya
adalah :

Sudut polar yang dibuat vektor terhadap sumbu z, dengan merujuk


gambar di atas adalah :


cos = [] = cos =
(+1) (+1)

Jika tiap tingkatan energi diberi nama dengan ketiga bilangan kuantum(n, l, m), maka
:
Keadaan dasar memiliki n = 1, karena itu l = 0, disini hanya satu nilai ml yang
diperkenankan, ml = 0. Jadi, keadaan dasarmemiliki bilangan kuantum(1, 0, 0,).
Keadaan eksitasi pertama memiliki n = 2, sehingga nilai l yang diperkenankan
adalah l = 0 atau l = 1. Untuk l = 0, hanyalah ml = 0 yang diperkenankan. Untuk l
= 1 , nilai ml adalah 1, 0, atau + 1. dengan demikian, himpunan bilangan
kuantum yang mungkin bagi tingkat ini adalah (2, 0, 0), (2, 1, 1), (2, 1, 0) dan (2,
1, -1).
Dalam bilangan kuantum utama n menentukan energi dari elektron dan jarak rata-
ratanya dari inti. Bilangan uantum orbital l menentukan besar dari momentum
sudut (anguler) dari elektron suatu atom. Bilangan kuantum magnetik ml

71
menentukan secara spesifik arah dari momentum anguler dari elektron sebuah
atom.
Jika gabungan bilangan kuantum yang berbeda ini memiliki energi yang sama, lalu
apa manfaatnya mendaftarkan mereka secara terpisah ?
pertama, semua subtingkat sama sekali tidak terdegenerasi, tetapi terdapat
sedikit perbedaan energi yang memisahkan mereka (mungkin sekitar 10-5 eV).
Kedua, dalam mempelajari transisi antara berbagai tingkat energi, kita dapati
bahwa intensitas tiap transisi bergantung pada subtingkat tertentu asal transisi
itu.
Ketiga, tiap subtingkat memiliki fungsi gelombang yang sangat berbeda, dan
karena itu menyatakan suatu keadaan gerak elektron yang sangat berbeda.

4.2.4 Bilangan kuantum spin


Elektron dalam orbital tidak hanya bergerak di sekitar inti tetapi berputar
pada sumbunya.
Bilangan kuatum spin dengan lambang s, menyatakan arah perputaran
elektron pada sumbunya.
Bilangan kuantum suatu elektron di dalam orbital dapat memiliki harga
spin + 1/ 2 dan 1/ 2 , tergantung dari mana elektron tersebut
menyesuaikan (menyelaraskan diri) searah dengan medan magnet (+1/2)
atau berlawana arah (-1/2). Tetapi berdasarkan kesepakatan para tokoh
kimia, untuk elektron pertama di dalam orbital harga spinnya = +
4.3 Probabilitas menemukan electron
Gambaran kerapatan electron memperlihatkan probabilitas letak elektron

72
Contoh soal:
1. Berapakah besar momentum sudut dari elektron yang mempunyai bilangan kuantum
orbital 3?
2. Hitunglah besar energi total elektron yang bilangan kuantum utamanya 4!
3. Tunjukkanlah keadaan momentum sudut untuk
a. n = 5 =4
b. n = 4 =2
c. n = 6 =5
d. n = 3 =3
4. Tunjukkan orientasi-orientasi yang mungkin untuk vektor momentum sudut orbital l
jika = 0, 1, 2, 3, 4.
5. Berapa besarnya energi potensial electron jika r = 0,5 .

Jawaban

1. Diketahui : =3
h = 1,054 x 10 -34 J.S

Ditanyakan : L = . . .?

Hitung :

L = ( + 1)

L = 3(3 + 1) . 1,054 10 -34 J.S

L = 12 . 1,054 10 -34 J.S

L = 3,46 . 1,054 10 -34 J.S

L= 3,651 x 10 -34 J.S

2. Diketahui : n =4
E = 1,6 x 10-19
Massa elektron (m) = 9,1 x 10-31 kg
Permitivitas listrik ruang hampa () = 8,85 x 10-12 c2N-1 m-2
Konstanta planck (h) = 6,63 x 10-34 J.S

73
Ditanya : energi total elektron (En) = . . . ?

Hitung :

4 1
En = . ( 2)
802 2

9.1 1031 (1.6 1019 )4 1


= x x( 2)
8(8.85 1012 ) 2 (6.631034 )2 4

9.1 1031 ( 6.55 1076 )


=
878.32 1024 (43.95 1060 ) 16

59.6 10107
=
440.59792

= 0.00013 1015 Joule


= 1.31019 Joule
3. Diketahui : a. n = 5 =4
b. n = 4 =2
c. n = 6 =5
d. n = 3 =3
Ditanya : keadaan momentum sudut : . . .?
Hitungan :
0 1 2 3 4 5 6
=
s p d f g h i

a. n = 5 = 4 keadaan 5g
b. n = 4 = 2 keadaan 4d
c. n = 6 = 5 keadaan 6h
d. n = 3 = 3 keadaan 3f
4. Orientasi-orientasi yang mungkin untuk vektor momentum sudut orbital
a. Untuk = 0

= 0 = 0

74
b. Untuk = 1

= + = +1

= 0 = 0 ,

= = 1

c. Untuk = 2

= +2 = +2

= + = +1

= 0 = 0

= = 1

= 2 = 2

c. Untuk = 3

= +3 = +3

= +2 = +2

= + = +1

= 0 = 0

= = 1

= 2 = 2

= 3 = 3

75
A. Untuk = 4

= +4 = +4

= +3 = +3

= +2 = +2

= + = +1

= 0 = 0

= = 1

= 2 = 2

= 3 = 3

= 4 = 3

76

Anda mungkin juga menyukai