Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 1

SENSOR DAN AKTUATOR

Oleh:

Abu Yazid Albastomi


2041170054

Program Studi D4 Teknik


Elektronika
Politeknik Negeri Malang
2020/2021
PRAKTIKUM 1

SENSOR SUHU (THERMISTOR)

1.1 Tujuan
1. Memahami tujuan dan kontrak kuliah pada mata kuliah praktek sensor dan aktuator

2. Mengidentifikasi jenis sensor suhu thermistor

3. Mensimulasikan dan menganalisa penggunaan sensor suhu thermistor

1.2 Teori Dasar


Thermistor atau resistor termal adalah salah satu jenis resistor yang hambatan listriknya bervariasi
dengan perubahan suhu. Meskipun semua tahanan resistor berfluktuasi sedikit dengan suhu, termistor sangat
sensitif terhadap perubahan suhu.
Thermistor bertindak sebagai komponen pasif dalam suatu rangkaian. Thermistor adalah komponen
yang cukup akurat, murah, dan kuat untuk mengukur suhu. Meskipun tidak bekerja dengan baik di suhu yang
sangat panas atau dingin, namun Thermistor merupakan sensor pilihan untuk berbagai aplikasi dan ideal
ketika pembacaan suhu yang akurat diperlukan. Simbol sirkuit untuk termistor ditunjukkan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Simbol Thermistor


(Sumber: https: // www. etsworlds. id/ 2019/ 12/ thermistor-pengertian-fungsi-jenis-dan. html )

Fungsi dan Kegunaan Thermistor


Thermistor memiliki beragam aplikasi pada rangkaian elektronik. Thermistor banyak digu- nakan
sebagai cara untuk mengukur suhu sebagai termistor termometer pada berbagai kondisi cair maupun udara
ambien lingkungan. Beberapa fungsi dan keggunaan pada termistor yang paling umum meliputi:

1. Sebagai termometer digital (termostat)

2. Digunakan pada aplikasi otomotif (untuk mengukur temperatur oli dan cairan pendingin di mobil &
truk)

3. Peralatan rumah tangga (seperti microwave, lemari es, dan oven)

4. Perlindungan sirkuit misalnya pada perlindungan lonjakan arus.

5. Baterai isi ulang, agar memastikan suhu baterai yang benar dipertahankan.

2
PRAKTIKUM 1. SENSOR SUHU (THERMISTOR) 3

6. Untuk mengukur konduktivitas termal bahan listrik Kompensasi suhu. Misalnya memperta- hankan
resistansi untuk mengkompensasi efek yang disebabkan oleh perubahan suhu di bagian lain dari
rangkaian.

7. Digunakan pada sirkuit jembatan wheatstone.

Prinsip Kerja Thermistor


Prinsip kerja termistor dipengaruhi oleh resistansi yang bergantung pada perubahan suhu. Resistansi
pada thermistor dapat diukur menggunakan ohmmeter. Jika hubungan yang tepat antara perubahan suhu
terhadap pengaruh resistansi termistor, maka dengan mengukur resistansi thermistor sehingga dapat menurunkan
suhu.
Seberapa besar perubahan resistansi tergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam thermistor.
Hubungan antara suhu dan resistansi termistor tidak terjadi secara linier. Grafik termistor ditunjukkan pada
gambar 1.2:

Gambar 1.2 Prinsip Kerja Thermistor


(Sumber: https: // www. etsworlds. id/ 2019/ 12/ thermistor-pengertian-fungsi-jenis-dan. html )

Jika termistor dengan grafik suhu di atas, maka dapat dengan mudah mensejajarkan resistansi yang
diukur oleh ohmmeter dengan suhu yang ditunjukkan pada grafik. Dengan menggambar garis horizontal dari
resistansi pada sumbu y, dan menggambar garis vertikal turun dari garis horizontal ini bersinggungan dengan
grafik, maka dapat menurunkan suhu thermistor.

Jenis-jenis Thermistor
1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor
Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika suhu menurun,
resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan resistansi termistor NTC berbanding terbalik.
Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum dan sering digunakan.

2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor


Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika suhu
meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu menurun, maka resistensi
menurun. Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC,
namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa dengan fungsi
sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas
arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil pemanasan resistif.

Gambar 1.3 Jenis Thermistor


(Sumber: https: // teknikelektronika. com )

Konstruksi dan Karakteristik Thermistor


Terdapat berbagai bentuk dan ukuran termistor yang tersedia di pasaran. Termistor yang lebih kecil
berbentuk beads dengan diameter mulai dari 0,15 milimeter hingga 1,5 milimeter. Termistor juga bisa dalam
bentuk disk dan washer yang dibuat dengan menekan bahan termistor di bawah tekanan tinggi ke dalam
bentuk silinder datar dengan diameter dari 3 milimeter hingga 25 milimeter.

Gambar 1.4 Konstruksi dan Jenis Thermistor


(Sumber: https: // www. etsworlds. id/ 2019/ 12/ thermistor-pengertian-fungsi-jenis-dan. html )

Ukuran umum termistor adalah 0,125mm hingga 1,5 mm. Termistor yang tersedia secara komersial
memiliki nilai nominal 1K, 2K, 10K, 20K, 100K, dll. Nilai ini menunjukkan nilai resistansi pada suhu 250C.
Termistor tersedia dalam model yang berbeda: tipe beds, tipe batang, tipe cakram, dll. Keun- tungan
utama dari termistor adalah ukurannya yang kecil dan biaya yang relatif rendah. Keuntungan ukuran ini
berarti bahwa konstanta waktu dari termistor yang dioperasikan dalam selubung adalah ke- cil, meskipun
pengurangan ukuran juga mengurangi kemampuan disipasi panasnya sehingga membuat efek pemanasan sendiri
lebih besar. Efek ini secara permanen dapat merusak termistor.
Untuk mencegah hal tersebut, termistor harus dioperasikan pada level arus listrik yang ren- dah
dibandingkan dengan termometer resistan yang menghasilkan sensitivitas pengukuran yang lebih rendah.
Gambar 1.5 Perbedaan Jenis Thermistor
(Sumber: https: // teknik-otomotif. com )

1.3 Alat dan Bahan


1. PC/Laptop

2. Software Proteus

3. Modul Ajar Sensor dan Aktuator

4. Konektor

5. Alat ukur

1.4 Prosedur Percobaan


A. Percobaan dan Pengamatan

Percobaan 1

Thermistor PTC

Gambar 1.6 Rangkaian Thermistor NTC dan


PTC sebagai kontrol Fan DC otomatis

1. Buatlah rangkaian diatas pada software proteus


2. Ubah Jenis thermistor menjadi PTC
3. Atur suhu pada thermistor PTC sesuai keinginan dan resistansi potensiometer dibiarkan secara
default

4. Amati Perubahan saat suhu mencapai titik terendah dan tertinggi

5. Catat hasil pengamatan kedalam tabel

Thermistor NTC
1. Buatlah rangkaian pada software proteus mengikuti gambar 1.6
2. Set Suhu maksimal yang diingkan agar kipas bisa berputar dengan baik
3. Atur resistansi dan kecepatan kipas dengan potensiometer
4. Amati setiap perubahan saat resistansi potensiometer dinaikkan atau diturunkan
5. Catat hasil pengamatan kedalam tabel

B. Simulasi

1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.7 menggunakan software Proteus atau MultiSim

Gambar 1.7 Rangkaian Percobaan Thermistor


2. Rubah intensitas temperatur yang masuk pada thermistor

3. Ukurlah tegangan keluaran sensor, tegangan keluaran transistor (VBE ) dan besar resis-
tansinya.

4. Catatlah hasil pengamatan pada tabel 1.2

5. Gunakan jenis Thermistor NTC dan PTC, kemudian bandingkan keduanya

1.5 Hasil Pengamatan


Percobaan 1
Thermistor PTC

Gambar 1.8 Rangkaian Fan DC otomatis menggunakan Thermistor PTC

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Percobaan Thermistor PTC

Thermistor PTC
Suhu Arus Tegangan(v) Perputaran Kipas
30 0,03 3,48 cepat
45 0,03 3,79 cepat
50 0,03 4,47 cepat
65 0,03 5,33 berputar sangat cepat
70 0,03 5,49 berputar sangat cepat
Thermistor NTC

Gambar 1.9 Rangkaian Fan DC otomatis menggunakan Thermistor NTC

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Percobaan Thermistor NTC

Thermistor NTC
Resistansi Potensio
 
(%) Arus(A) Tegangan(v) Perputaran Kipas
20 0,03 5,55 berputar cepat
40 0,03 5,47 berputar
60 0,03 5,44 Berputar
80 0,03 5,13 berputar
100 0 0,02 Berputar pelan

Percobaan 2
Thermistor PTC
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Percobaan Thermistor PTC

THERMISTOR (PTC)
RESISTANSI THERMISTOR(%) RESISNTANSI RV1(%) VBE(Volt) Nyala LED
Suhu
0 100 0 0 Mati
20 80 0,76 20 Nyala
40 60 0,83 40 Nyala
60 40 0,85 60 Nyala
80 20 0,87 80 Nyala
100 0 0,87 100 Nyala

Thermistor NTC

Tabel 1.4 Hasil Pengamatan Percobaan Thermistor NTC


THERMISTOR (NTC)
RESISTANSI THERMISTOR(%) RESISNTANSI RV1(%) VBE(Volt) Nyala LED
suhu
0 100 0 0 Mati
20 80 0,13 30 Mati
40 60 0,35 40 Mati
60 40 0,74 55 Nyala
80 20 0,84 75 Nyala
100 0 0,89 95 Nyala

1.6 Analisa
Percobaan 1
Dalam Percobaan kali ini saya membuat rangkaian yang saya dapat dari internet lalu
mencobanya kedalam proteus. Rangkaian ini berfungsi untuk menghidupkan Fan secara
otomatis jika suhu disekitar thermistor dalam keadaan tinggi (NTC) dan rendah pada (PTC).
Thermistor pada rangkaian ini berfungsi sebagai pengatur resistansi yang akan masuk ke Fan
sehingga nyalanya kipasatau Fan tersebut sesuai keinginan kita,jika dirasa terlalu panas maka
kipas tersebut akan hidup secara otomatis, Cara kerjanya yaitu saat thermistor NTC atau PTC
mencapai batas atau set yang telah ditentukan maka resistansinya akan berubah sesuai dengan
suhu yang ada, seperti yang kita tahu bahwa Thermistor PTC jika Suhu yang didapat semakin
tinggi resistansi akan naik,Jika NTC Semakin naiksuhunya maka resistansi semakin rendah,
dari percobaan simulasi yang telah saya lakukan, untuk thermistor NTC sejalan dengan teori.
Namun, pada thermistor PTC tidak sejalan, jika suhu diubah semakin tinggi resistansi tetap
masih kecil, saya masih belum tahu pasti apa sebabnya,mungkin dari software atau dari
fungsinya,tapi yang pasti percobaan 1 hanya thermistor NTC yang sejalan dengan Teori.

Percobaan 2

Anda mungkin juga menyukai