Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan Fungsi Termistor, NTC, dan PTC

Muhammad Rizky Minggu, Oktober 26, 2014 Elektronika

PilihanIni - Termistor merupakan salah satu komponen elektronika yang tidak selalu
digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika. Tetapi, Termistor ini masih tergolong
lumayan banyak pada rangkaian elektronika, contohnya pada pesawat televisi dan
monitor komputer tabung juga sering menggunakannya, dan juga masih banyak lagi.

Berikut, Pengertian dan Fungsi Termistor, NTC, dan PTC:

Pengertian atau Definisi Termistor

Asal kata Termistor atau Thermistor dalam bahasa inggris yaitu Thermo dan Resistor
yang bermakna Thermally Sensitive Resistor. Jadi Termistor adalah sebuah komponen
atau sensor elektronika yang berguna ataupun dipakai sebagai pengukur suhu. Orang
yang mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491 atau sebagai
penemu Termistor ini adalah Samuel Ruben. Termistor bisa dibuat dalam bentuk yang
berbeda-beda, bergantung pada rangkaian elektronika yang akan diukur temperatur
suhunya. Dalam sebuah rangkaian elektronika, Termistor disimbolkan dengan huruf TH.
Fungsi Termistor

Dari kalimat-kalimat pada pengertian atau definisi Termistor diatas, saya rasa Anda
sudah paham apa fungsi dari Termistor ini. Ya, dari namanya saja sudah dapat ditebak
fungsi utama Termistor adalah sebagai pungukur suatu suhu. Lalu apakah suhu badan
manusia bisa kita ukur menggunakan termistor ini, jawabannya tidak karena termistor
bukan merupakan alat ukur suhu badan namun ia merupakan komponen elektronika
jadi dia diaplikasikan (diprogram) kepada suatu rangkaian elektronika yang akan diukur
temperaturnya.

(Gambar: Blog Elektronika)

Jenis-Jenis Termistor

Termistor atau Thermistor (dalam bahasa Inggris) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. NTC (Negative Temperature Coefisient)


NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisien yang negatif. Termistor ini terbuat
dari logam oksida, yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompres dan disinter pada
temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun termistor mengandung unsur-
unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida
tersebut sebetulnya mempunyai resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah
menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain.

2. PTC (Positive Temperature Coefisient)


PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC ini memiliki
perbedaan dengan NTC, antara lain: 1. Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai
positif hanya pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai
0 atau negatif. 2. Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC ini jauh lebih besar
dari pada termistor NTC.

Pengertian Termistor Beserta Aplikasinya

Termistor (thermistor) adalah komponen semikonduktor yang memiliki tahanan (resistansi) yang
dapat berubah dengan suhu/temperature. Thermistor merupakan singkatan dari thermally
sensitive resistor, yang berarti resistor yang peka atau sensitif terhadap suhu. Ada dua jenis
termistor, yaitu: PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature
Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis termistor yang nilai resistansinya meningkat dengan
meningkatnya suhu. Sedangkan, termistor NTC adalah jenis termistor yang tahanannya atau
resistansinya menurun ketika suhu meningkat. berikut ini gambar simbol termistor.

simbol termistor
Termistor NTC adalah termistor yang pertama kali ada dan di temukan pada tahun 1833 oleh
Michael Faraday. Faraday melaporkan perilaku dari semikonduktor sulfida perak, ia melihat
resistansi dari sulfida perak yang menurun drastis karena suhu meningkat. Namun, karena
sulitnya pembuatan termistor tersebut serta aplikasi-aplikasinya untuk teknologi terbatas,
pembuatan termistor secara komersil tidak pernah di mulai sampai tahun 1930. Pembuatan
termistor komersil baru di buat oleh Samuel Ruben pada tahun 1930.
Termistor digunakan dalam berbagai aplikasi, dan berikut ini beberapa aplikasi termistor yang
paling populer:

1.Sensor suhu
Mungkin ini sudah sangat jelas, termistor berfungsi sebagai sensor suhu yang biasa digunakan
dalam berbagai aplikasi. Termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling akurat
dalam pengukurannya, selain itu termistor memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik
(tidak terpengaruh oleh penuaan), mungkin inilah salah satu alasan yang menjadikan termistor
begitu di terima menjadi sensor yang paling menguntungkan untuk banyak aplikasi, termasuk
pengukuran suhu dan kontrol. Termistor berbeda dengan RTD (Resistor Temperature Detector),
bahan-bahan termistor umumnya merupakan keramik atau polimer, sementara RTD
menggunakan logam murni. Termistor juga memiliki waktu respon yang lebih cepat dari pada
RTD. Selain itu RTD juga digunakan dalam rentang suhu yang lebih besar, sementara termistor
hanya dalam rentang suhu yang terbatas sekitar - 90 C sampai 130 C, namun termistor
mungkin memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dibanding RTD.

2.Pembatas lonjakan arus


Termistor biasanya juga digunakan sebagai pembatas lonjakan arus. Termistor membatasi
lonjakan arus untuk menghindari kerusakan komponen secara bertahap dan untuk mencegah
sekring atau juga circuit breaker putus atau trip. Jenis termistor yang biasanya digunakan sebagai
pembatas arus ini adalah termistor NTC. Jadi pada awalnya resistansi termistor yang tinggi akan
menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa detik arus terus mengalir, termistor
NTC akan memanas, sehingga resistansinya menurun dan memungkinkan arus normal mengalir
ke rangkaian.
3.Proteksi sirkuit
Termistor juga bisa digunakan untuk melindungi sirkuit atau rangkaian dengan cara memutus
aliran arus (sebagai pengganti sekring). Jenis termistor yang digunakan untuk melindungi sirkuit
ini adalah termistor PTC. Jadi pada normalnya termistor PTC akan membolehkan aliran arus
mengalir ke rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang mengalir melalui termistor, maka
termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau meningkatnya suhu ini akan
meningkatkan resistansi dari termistor PTC, sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.

Gambar rangkaian yang ditunjukkan di bawah ini akan menjelaskan bagaimana sebuah
rangkaian sederhana yang akan aktif ketika suhu atau temperatur meningkat. Dimana rangkaian
tersebut menggunakan komponen thermistor, resistor tetap, transistor dan tegangan supply. Jadi
begini, resistansi termistor akan menurun saat suhu meningkat, sehingga termistor menyuplai
arus basis transistor, yang transistor akan aktif dan menjadi konduktor mengalirkan arus ke
beban. Nilai resistor tetap tergantung pada termistor yang digunakan.

Semoga artikel pengertian dan aplikasi aplikasi dari termistor ini bisa bermanfaat, baca juga
jenis sensor suhu (thermal) lainnya, termokopel, "RTD" dan Infrared Pyrometer.
THERMISTOR
A. Pengertian Thermistor
Apa itu thermistor...?
Thermistor adalah salah satu jenis resisitor yang nilai rtesistansi atu nilai hambatannya di pengaruhi oleh suhu
(temperature). Thermistor merupakan singkatan dari Therminal Resistor yang artinya adalah tahanan (resistor)
yang berkaitan dengan panas (therminal).

Thermistor terbagi 2 jenis yaitu

1. Thermistor positif
2. Thermistor negatif

1. Thermistor positif
Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat celcius, sedangkan pada outputnya resistansi adalah
ohm

2. Thermistor negatif
Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan thermistor jenis positif, perbedaannya adalah jika temperatur
naik maka resistansinya akan turun dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Karakteristik Sensor Thermistor

- Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.


- Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil.
- Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
- Respon waktu cepat, untuk thermistor manik detik.
- Lebih murah dari pada RTD.
- Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
- Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur satu derajat celcius.
- Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam).
- Tidak linier

Cara Kerja Sensor Thermistor


Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi atau hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan
perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansinya.

Bentuk Thermistor
a. Butiran
thermistor ini digunakan pada > 7000 celsius dan memiliki nilai resistansi 100 ohm hingga 1 mega ohm.
b. Thermistor keping
thermistor ini digunakan dengan cara direkatkan langsungn pada benda yang diukur panasnya.
C. Thermistor batang
digunakan untuk menentukan perubahan panas pada peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi.

Cara Mengukur Thermistor

Thermistor dinyatakan rusak atau tidak dapat berfungsi sebagaimana semestinya apabila saat pengukuran terjadi
kondisi seperti di bawah ini:
1. Nilai pada multimeter selalu berada dalam posisi 0 saat di ukur. Hal ini artinya Thermistor tersebut short
2. Nilai pada multimeter selalu berada di posisi tak terhingga/infinity saat diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut
open atu putus.
3. Nilai pada multimeter tidak stabil atu menunjukan pada nilai tertentu tetapi tidak turun ayaupun naik maka
thermistor tersebut juga dalam kondisi rusak.

di ambil dari berbagai sumber

tag: thermistor instumentasi | Thermistor sesor | hubungan suhu dengan hambatan | komponen kontrol proses
Kegunaan thermistor sebagai sensor suhu penggerak kipas pada komputer, termometer listrik, setrika
listrik (sebagian memakai bimetal) dan AC. Serta bisa juga untuk pendeteksi kebakaran.

SENSOR THERMISTOR

THERMISTOR
A. Pengertian Thermistor

Apa itu thermistor...?

Thermistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur
suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan
atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini
merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).Termistor
ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten diAmerika
Serikat dengan nomor #2.021.491.Thermistor adalah salah satu jenis yang mempunyai koefisien
temperatur yang sangat tinggi.

Fungsi utamanya untuk mengubah nilai resitansi karena adanya temperatur dalam rangkaian
tersebut.

Thermistor terbagi 2 jenis yaitu :

1. Thermistor positif
2. Thermistor negatif
1.Thermistor positif
Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat celcius, sedangkan pada outputnya
resistansi adalah ohm

2. Thermistor negatif
Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan thermistor jenis positif, perbedaannya adalah
jika temperatur naik maka resistansinya akan turun dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Proses Kerjanya
Thermistor dibuat dari bahan semikonduktor. Cara kerja Thermistor yaitu ketika suhu meningkat
maka resistansi Thermistor akan menuru. Hal ini karena Thermistor terbuat dari bahan
semikonduktor yang mempunyai sifat menghantarkan electron ketika suhu
naik. Thermistor yanng paling seering digunakan untuk pengukuran suhu adalah Thermistor dua
kawat meskipun banyak jenis Thermistor.

Mengukur thermistor menggunakan multitester baikdigital maupun analog pada posisi kilo ohm,
jika Thermistor tidak mempunyai tahanan artinya rusak. Nilai Tranducer harus stabil pada suhu
kamar dan menurun ketika ujung tranducer ketika dipanaskan.Setiap penambahan
derajat Thermistormempunyai perubahan hambatan sangat besar.
Ketika Thermistor dihubungkan ke kontroler adalah cara terbaik untuk mengukurnya.Pada mode
VDC pasang kabel multi meter dikabel Thermistor. Bila terukur tegangan 5 volt maka artinya
tidak ada hubugan atau tahanan pada Thermistor, jika tegangan 0 volt maka Thermistor short.
Namun jika pada suhu ruangan 25 derajat maka Thermistor harus mendapat tegangan sebesar 2,5
volt. Namun ada pula pendingin ruangan yang controllernya menggunakn tegangan 3,3 volt
ketika thermistor memutuskan arus dan tegangan 1,7 volt ketika suhu ruangan 25 derajat.

Karakteristik Sensor Thermistor


- Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.
- Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil.
- Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
- Respon waktu cepat, untuk thermistor manik detik.
- Lebih murah dari pada RTD.
- Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
- Perubahan resistansi 10% per nol derajat celsius. Misal resistansi nominal 10 kOhm.
- Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur satu derajat celcius.
- Tidak sensitif terhadap shock vibrasi.
- Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam).
- Meperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik.

Bentuk Fisik Thermistor

Cara Mengukur Thermistor PTC dan NTC dengan Multimeter Thermistor


(NTC/PTC) merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu atau
temperatur di sekitarnya. Untuk menguji atau mengukur apakah sebuah Thermistor NTC
maupun PTC dapat berfungsi dengan baik atau tidak, kita dapat menggunakan Multimeter
Digital ataupun Multimeter Analog dengan bantuan alat pemanas seperti solder listrik
(soldering iron), Pengering rambut (Hair dryer) atau jenis-jenis pemanas (Heater) lainnya. Selain
dapat mengukur atau menguji Thermistor, kita juga dapat membedakan jenis Thermistor yang
yang kita ukur/uji tersebut apakah merupakan jenis Thermistor PTC (Positive Temperature
Coefficient) atau jenis Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient).

Berikut ini adalah cara untuk mengukur Thermistor NTC dan PTC dengan menggunakan
Multimeter :

Cara Mengukur Thermistor PTC


(Positive Temperature Coefficient)
1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm ()
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan
menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display Multimeter, nilai Resistansinya akan naik sebanding dengan
suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas lainnya untuk menaikkan suhu
disekitar Thermistor.
Cara Mengukur Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient)
1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm ()
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan
menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display pada Multimeter, nilai Resistansi akan turun sebanding
dengan suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas lainnya untuk menaikkan suhu
disekitar Thermistor.

Thermistor dinyatakan Rusak atau tidak dapat berfungsi sebagai mestinya apabila saat
pengukurannya terjadi kondisi seperti dibawah ini :

Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi 0 saat diukur, hal ini artinya
Thermistor tersebut Short atau terjadi hubungan singkat. Nilai pada
Multimeter selalu berada di posisi Tak terhingga / infinity saat diukur, hal ini
artinya Thermistor tersebut Open atau Putus.
Nilai pada Multimeter tidak stabil atau menunjukan pada nilai tertentu tetapi
tidak turun ataupun naik maka Thermistor tersebut juga dalam kondisi Rusak.
Jika kita ingin mengetahui apakah jenis Thermistor yang diukur tersebut adalah jenis
Thermistor PTC atau NTC, maka kita dapat mengetahuinya dengan cara membaca nilai
resistansi Thermistor yang bersangkutan pada saat diukur. Jika nilai resistansinya naik pada
suhu panas, maka Thermistor yang diukur tersebut adalah Thermistor jenis PTC. Sedangkan
jika nilai resitansinya menurun ketika suhu disekitarnya tinggi (panas) maka jenis Thermistor
tersebut adalah NTC.

Untuk lebih tepat dan jelas mengetahui karakteristik dari Thermistor kita dapat membaca data
sheet yang disediakan oleh Produsennya dengan men-download data sheet tersebut dari situs
produsennya. Baca juga : Pengertian Thermistor (PTC/NTC) dan Karakteristiknya.

Anda mungkin juga menyukai