Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

“Lampu Tidur DC Otomatis dan Alarm pagi”


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Elektronika Dasar

Oleh:
Epin Nurmalasari
1217030011

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
ABSTRACT
The definition of an electric circuit itself is an inter connection of various devices that together
carry out a certain task. The task can be in the form of energy processing or information
processing. In general, the way the light circuit works will automatically turn on when the
room is dark. When the room conditions are bright again, the light sensor will work and the
sleep light circuit will automatically turn off. This light circuit is supplied from a different
power source, the light sensor circuit works with a battery voltage source (DC source). The
alarm circuit uses transistors that are easily made by electronics hobbyists and others. This
circuit can be used in various applications in everyday life, and can be said to be cheap to
assemble. An example of the application of this alarm is that it can be applied to places of
worship that indicate a fire if it occurs. In this experiment, a practicum will be carried out by
compiling a series of automatic DC Sleep Lights and Automatic Alarms.

Keywords: Automatic Lighting Circuit, Light Sensor, Voltage, Electrical Circuit, Current,
Power, Automatic Alarm Circuit

ABSTRAK
Definisi Rangkaian Listrik itu sendiri merupakan inter koneksi berbagai piranti yang secara
bersama melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa pemrosesan energi atau
pun pemrosesan informasi. Secara umum, cara kerja rangkaian lampu otomatis akan hidup saat
kamar dalam keadaan gelap. Saat kondisi kamar kembali terang, sensor cahaya akan bekerja
dan rangkaian lampu tidur otomatis padam. Rangkaian lampu ini disuplay dari sumber listrik
berbeda, rangkaian sensor cahaya bekerja dengan sumber tegangan baterai (sumber DC).
Rangkaian alarm menggunakan transistor yang mudah dibuat oleh penghobi elektronika
maupun lainnya. Rangkaian ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi di kehidupan sehari-
hari, dan dapat dikatakan murah untuk merangkainya. Contoh pengaplikasian alarm ini yaitu
dapat diaplikasikan pada di tempat peribadatan yang menandakan adanya kebakaran jika
terjadi. Pada percobaan ini akan dilakukan praktikum dengan cara menyusun rangkaian Lampu
Tidur DC otomatis dan Alarm Otomatis.

Kata Kunci: Rangkaian Lampu Otomatis, Sensor Cahaya, Tegangan, Rangkaian listrik, ,
Arus, Daya, Rangkaian Alarm Otomatis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Rangkaian Listrik adalah sebuah komponen-komponen elektronika yang dirangkai
untuk mengalirkan listrik dari sumber daya ke perangkat yang diinginkan. Komponen utama
listrik yang dianalisis dalam rangkaian listrik adalah pertukaran energi antara gaya dan
muatan. Analisis ini menggunakan metode fisika eksperimental untuk mempelajari fungsi
dan perilaku perangkat listrik di sirkuit dalam berbagai konfigurasi. Teori rangkaian listrik
didasarkan pada hukum fisika Charles Coulomb (1785), George Ohm (1827), Michael
Faraday (1831), dan Gustav Robert Kirchhoff (1857). [1]
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu
beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami tentang listrik,
perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus. Arus merupakan perubahan kecepatan
muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari
kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan
tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun
akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang mepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral)
yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.[2]
B. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Memahami prinsip kerja transistor pada rangkaian.
2. Memahami konsep kirchoff voltage law pada rangkaian.
3. Dapat membuat rangkaian Lampu Tidur DC Otomatis & Alarm Pagi otomatis secara
hardware.
BAB II
DASAR TEORI

Pengertian Transistor
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki
elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini
berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan,
modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat
digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan
sumber listriknya. Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan
dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan,
pengertian transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi
suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John
Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis
Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.[3]

Gambar 2.1 Transistor

Beradasarkan Gambar 2.1 Menunjukan bahwa terdapat tiga kaki pada transistor yaitu Emitor,
base dan kolektor. Transistor merupakan perangkat non-linear sehingga memiliki cara kerja
dalam 4 mode yang berbeda. Berikut ini jawabannya.

• Cut-off. Transistor bekerja sebagai open circuit, sehingga tidak terdapat arus yang
mengalir ke emitor ke kolektor.
• Saturasi. Transistor bertindak sebagai short circuit, yang membuat arus dari kolektor
ke emitor mengalir bebas.
• Active. Arus yang berbanding lurus dengan arus yang mengalir ke basis merupakan
arus dari kolektor ke emitor.
• Reverse active. Berbanding terbalik dengan mode sebelumnya, arus mengalir terbalik
dari emitor ke kolektor.
Jenis-jenis Transistor
1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar merupakan salah satu transistor yang membutuhkan
perpindahan muatan pembawanya berupa elektron pada kutub negatif guna mengisi
kekurangan elektron pada kutub positif. Jenis transistor yang satu ini sering disebut
sebagai BJT (Bipolar Junction Transistor).
a. Transistor NPN
Arus listrik yang dimiliki transistor NPN tergolong kecil. Tegangan positif pada
terminal dasar digunakan sebagai pengendali tegangan dan arus listrik yang
bersumber dari kolektor menuju emitor justru lebih besar.
b. Transistor PNP
Transistor PNP memakai arus listrik yang kecil. Tegangan negatif di terminal dasar
digunakan untuk mengontrol tegangan, dan aliran listrik dari emitor menuju kolektor
lebih besar.
2. Field-Effect Transistor (FET)
Komponen yang satu ini juga disebut sebagai Transistor Efek Medan (Field-
Effect Transistor/FET) atau Unipolar. Transistor unipolar ada dua tipe yaitu channel n
dan Channel p. Transistor jenis ini menggunakan aliran listrik untuk mengontrol tingkat
konduktifitas.
3. Single Electron Transistor
Single Electron Transistor/Transistor Elektron Tunggal merupakan transistor
yang dapat merekam sinyal dengan satu atau sejumlah kecil elektron. Dengan
perkembangan teknologi etsa semikonduktor, integrasi sirkuit (IC) terpadu skala besar
menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi lagi dari nilai sebelumnya.
4. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)
Insulated Gate Bipolar Transistor (Transistor Bipolar Gerbang Terisolasi)
merupakan transistor dengan keunggulan penggabungan teknologi Giant Transistor-
GTR dan Power MOSFET. Insulated Gate Bipolar Transistor Ini memiliki karakter yang
flexibel untuk digunakan di berbagai aplikasi.
5. Giant Transistor (GTR)
Giant transistor atau GTR adalah transistor sambungan bipolar (BJT) khusus
untuk tegangan tinggi dan arus tinggi. Perangkat ini seringkali disebut dengan BJT daya.
Transistor ini memiliki karakteristik switching yang baik, daya penggerak yang tinggi,
tetapi sirkuit penggeraknya rumit.
Fungsi Transistor
Sebagai saklar karena, Transistor memerlukan sebuah pemicu agar dapat mengalirkan
arus dan pemicu tersebut adalah arus pada basis. Ketika basis dialiri arus minimal (sesuai
datasheet) maka kaki Emitor-Kolektor akan berfungsi sebagai saklar tertutup dan mengalirkan
arus sehingga lampu dapat menyala.

Pengertian Buzzer
Buzzer adalah sebuah elektronika yang berfungsi mengubah getaran listrik menjadi
getaran suara. Pada dasarnya cara kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, Buzzer
terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma. Buzzer biasa digunakan sebagai
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat.[4]

Gambar 2.2 Buzzer dan Simbolnya

Berdasarkan Gambar 2.2 Menjelaskan bahwa pada dasarnya, prinsip kerja dari buzzer
elektronika hampir sama dengan loud speaker dimana buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang secara diafragma. Ketika kumparan tersebut dialiri listrik maka akan menjadi
elektromagnet sehingga mengakibatkan kumparan tertarik ke dalam ataupun ke luar tergantung
dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena kumparan dipasang secara diafragma maka
setiap kumparan akan menggerakkan diafragma tersebut secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Pengertian LDR (Light Dependent Resistor)


LDR adalah Resistor yang besar resistansi-nya bergantung terhadap intensitas cahaya yang
menyelimuti permukaannya. LDR merupakan suatu komponen elektronik jenis resistor yang
merupakan salah satu sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya yang diterima
menjadi besaran listrik dimana resistansinya berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya.
LDR terbuat dari semikonduktor resistensi tinggi yang mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya. Jika cahaya yang jatuh pada bahan ini memiliki frekuensi yang cukup tinggi,
maka foton yang diserap oleh emikonduktor akan memberikan energi yang cukup terhadap
electron terikat untuk melompat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan akan
melewatkan arus listrik, sehingga menurunkan resistensi. Resistansi LDR tinggi ketika
intensitas cahaya besar, jika intensitas cahaya kecil resistansi LDR rendah. Pada rangkaian
yang menggunakan LDR, respon rangkaian sangat tergantung pada nilai LDR yang digunakan,
jika nilai tahanannya tinggi maka respon rangkaian akan lebih cepat.[5]

Prinsip Kerja LDR


Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis / jalur melengkung yang menyerupai
bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitif terhadap
pengaruh dari cahaya. Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR dapat dilihat pada
gambar. Pada gambar jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur
tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit. Cadmium sulphida (CdS)
merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan
elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya
akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat
perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang
dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.[6]

Gambar 2.4 Light Dependent Resistor

Berdasarkan Gambar 2.4 Menjelaskan bahwa Resistansi LDR berubah seiring dengan
perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar
10 MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR digunakan untuk mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa
contoh alat yang 7 menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup
lambat, LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastis.
Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


Berikut ini adalah alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
Tabel 3.1 Alat dan bahan Praktikum
No Nama Alat Jumlah Ilustrasi
1. Breadboard 1 atau 2 buah

2. Buzzer 1 buah

3. LDR/Photoresitor 2 buah

4. LED 1 buah

5. Baterai 9volt 2 buah

6. Resistor 1k ohm 2 buah

7. Resistor 330 ohm 1 buah

8. NPN Transistor (BJT) 2 buah

9. Transistor TIP41C 2

10. Jumper Secukupnya

11. Socket Secukupnya

B. TEMPAT DAN WAKTU


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basic Physics, pada tanggal 26 September 2022.
C. PROSEDUR PRAKTIKUM
Berikut merupakan prosedur Praktikum Rangkaian Lampu Tidur DC Otomatis & Alarm
Pagi otomatis

Siapkan alat dan bahan

Buat rangkaian pada breadboard


lampu otomatis DC.

Hubungkan rangkaian dengan


sumber tegangan.

Simulasikan dengan mengubah


intensitas cahaya pada LDR.

Lakukan hal yang serupa untuk


rangkaian alarm pagi otomatis

Buatlah rangkaian secara


hardware.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN
Menurut percobaan yang telah kami lakukan bahwa Kedua rangkaian dalam praktikum ini
didasarkan pada Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff, khususnya Hukum II Kirchff atau Arus
Tegangan Kirchoff (KVL). Kedua rangkaian menggunakan DC tertutup, sehingga tegangan
totalnya nol. Rangkaian ini terdiri dari resistor 20k tunggal dengan tegangan dan sensor
cahaya/LDR. Di tengah rangkaian, kedua komponen dihubungkan oleh sakelar tipe NPN
dengan 3 kaki (kolektor, basis, emitor) ke konektor transistor, yang jika ada daya dari stasiun
basis, juga ditenagai oleh kolektor dan Emitor disuplai dengan sumber tegangan baterai 9V.
Pengaturan ini menggunakan perangkat seri yang juga terhubung ke LED yang dapat
memancarkan cahaya melalui resistor 220. Pada rangkaian bangun pagi, urutan posisi utama
berbanding terbalik dengan rangkaian bangun, namun dengan prinsip dan aliran yang sama.
Arus yang masuk ke base rangkaian ini sangat kecil, sehingga base station tidak aktif dan
transistor tertutup, karena dalam keadaan gelap arus LDR sangat besar dan tidak ada arus yang
mengalir di transistor dan buzzer mati. / tidak menyala. Juga pada saat kondisi terang atau
dalam keadaan terang, karena arus yang kecil pada LDR maka arus yang mengalir melalui
LDR menjadi besar dan listrik mencari nilai hambatan yang lebih rendah, sehingga arus yang
masuk ke cabang basis sangat tinggi dan menyebabkan buzzer untuk menerangi karena terkena
sensor cahaya atau kondisi menyala.
Perbedaan antara Rangkaian Lampu DC Otomatis dan Rangkaian Alarm Otomatis yaitu
terletak pada penggunaan komponen elektronikanya. Pada Rangkaian Lampu DC Otomatis
yaitu menggunakan LED dan Resistor yang tegangannya sebesar 330 ohm dan 1k ohm.
Sedangkan Rangkaian Alarm Otomatis menggunakan Buzzer dan Resistor dengan tegangan
sebesar 1k ohm.
Karena prinsip transistor sebagai penguat yang artinya transistor bekerja pada daerah
antara titik jenuh dan keadaan terbuka tetapi tidak pada kedua keadaan tersebut. Prinsip
transistor sebagai junction dimana transistor mengalami Cut off ketika arus yang melalui
basisnya sangat kecil sehingga kolektor dan emitor seperti kabel terbuka, sehingga transistor
mengalami kejenuhan ketika arus yang melalui basis terlalu besar. Dan seperti ada kabel yang
terhubung antara kolektor dan emitor.
Prinsip kerja dari LDR ini adalah ketika menerima cahaya maka resistansinya
berkurang, jadi ketika LDR menerima intensitas cahaya yang paling tinggi maka tegangannya
juga paling tinggi. Bahan pelat dalam LDR yang gelap atau redup menghasilkan jumlah
elektron bebas yang relatif kecil. Jadi hanya ada beberapa elektron untuk membawa muatan
listrik. Artinya ketika cahaya redup LDR menjadi pembawa arus dan disebut juga LDR
resistansi tinggi dalam kondisi gelap atau redup. Ketika cahaya terang, lebih banyak elektron
yang dikeluarkan dari bahan semikonduktor. Jadi ada lebih banyak elektron untuk membawa
muatan listrik. Artinya ketika cahaya terang LDR menjadi konduktor atau bisa juga disebut
LDR memiliki hambatan kecil ketika cahaya terang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rangkaian lampu otomatis dan alarm otomatis
dapat mempermudah pekerjaan manusia. Lampu otomatis dapat menyala sendiri saat malam
hari dan dapat mati sendiri pada saat siang hari. Sistem lampu otomatis ini menggunakan sensor
LDR atau sensor cahaya, yang sistem kerjanya semakin banyak cahaya yang mengenainya,
maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang
mengenai sensor maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik
yang mengalir akan terhambat. Dan Rangkaian alarm otomatis ini sangat cocok dipakai untuk
membuat alarm pag pada saat tidur. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu
berupa komponen LDR yang dipasang dan mendapat cahaya penerangan pada waktu siang.
Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR. Dalam hal ini
sehingga dapat dikatakan bahwa kedua Rangkaian tersebut sangat berhubungan dengan Hukum
Kirchoff.
BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip Transistor sebagai Penguat yang artinya transistor bekerja pada wilayah antara
titik jenuh dan kondisi terbuka, tetapi tidak pada kondisi keduanya.Prinsip Transistor
sebagai penghubung dimana transistor akan mengalami Cut off apabila arus yang melalui
basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka,
dan Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar
sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung.
2. Hukum kedua ini bisa juga disebut sebagai hukum tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s
Voltage Law (KVL). Hukum ini berkaitan tentang beda potensial (tegangan) pada sebuah
rangkaian tertutup dan tidak bercabang. Seperti halnya pada praktikum yang telah saya
laksanakan mengenai Rangkaian Lampu DC Otomatis dan Rangkaian Alarm Otomatis.
3. Setelah membuat simulasi rangkaian pada Website TinkerCad kemudian tuangkan pada
hardware sehingga dapat menjawab tujuan poin 3.
REFERENSI

[1] M. Ramdani, “Rangkaian Listrik (Revisi),” Sekol. Tinggi Teknol. Bandung, p. 301,
2015, [Online]. Available:
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Rangkaian_Listrik.pdf
[2] M. Ikhwanus, “Rangkaian Listrik I,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2014.
[3] S. Yudhistira, “RANCANG BANGUN ALARM ANTI PENCURI DENGAN
NOTIFIKASI INFRAMERAH PADA RUMAH,” vol. 01, pp. 5–9, 2019.
[4] H. Al Fani, S. Sumarno, J. Jalaluddin, D. Hartama, and I. Gunawan, “Perancangan Alat
Monitoring Pendeteksi Suara di Ruangan Bayi RS Vita Insani Berbasis Arduino
Menggunakan Buzzer,” J. Media Inform. Budidarma, vol. 4, no. 1, p. 144, 2020, doi:
10.30865/mib.v4i1.1750.
[5] D. Bagenda and I. Ardimansyah, “Prototipe Alat Sortir Bola Warna Menggunakan Led
Rgb”.
[6] A. Pradipta, “Pengendalian Atap Rumah Otomatis dengan Menggunakan
Microcontroller,” pp. 11–24, 2012.
LAMPIRAN

Gambar 1. Rangkaian hardware Alarm Otomatis

Gambar 2. Rangkaian hardware Lampu DC Otomatis

Anda mungkin juga menyukai