Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN SAINS DALAM AL-QUR’AN


“Fenomena Alam Aurora dalam Perspektif Al- Qur’an”
Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Kajian Sains Fisika dalam Al-Qur’an

Dosen Pengampu : Dr. Moh Nurul Subkhi, M.Si

Oleh:
Epin Nurmalasari (1217030011)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu yang berjudul
“Fenomena Alam Aurora dalam Perspektif Al-Qur’an”.

Makalah “Fenomena Alam Aurora dalam Perspektif Al-Qur’an” disusun guna


memenuhi Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Kajian Fisika dalam Al-Qur’an di
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Fenomena Aurora.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Moh Nurul
Subkhi, M.Si. selaku Dosen mata kuliah Kajian Fisika Dalam Al-Qur’an. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 25 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I .....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Aurora .......................................................................................................2
2.2 Sejarah Aurora ............................................................................................................ 3
2.3 Proses terjadinya Aurora ............................................................................................. 5
2.4 Jenis-jenis Aurora........................................................................................................8
2.5 Penjelasan Al-Qur’an mengenai Aurora .....................................................................9
2.6 Akibat dari terjadinya Fenomena Aurora ....................................................................10
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP ............................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian
tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia. Contoh umum dari
fenomena alam adalah letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan. Menurut kamus besar
bahasa indonesia, fenomena alam adalah hal-hal yang dapat disaksikan oleh panca indera dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Atau sesuatu yang luar biasa; keajaiban; fakta;
kenyataan. Fenomena alam adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat
terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.

Dan aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan
ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang
dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin
surya). Aurora dapat kita lihat dengan mata telanjang di malam hari, namun di wilayah tertentu
saja.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian aurora?
B. Bagaimana sejarah aurora?
C. Bagaimana proses terjadinya aurora?
D. Apa saja jenis-jenis aurora?
E. Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan fenomena aurora ?
F. Apa akibat dari terjadinya fenomena aurora?
1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian aurora
B. Mengetahui sejarah aurora
C. Mengetahui proses terjadinya aurora
D. Mengetahui jenis aurora
E. Mengetahui penjelasan Al-Qur’an tentang fenomena aurora
F. Mengetahui akibat dari terjadinya fenomena aurora
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aurora


Aurora adalah fenomena unik yang seringkali terjadi pada langit malam yang gelap
tiba-tiba menjadi terang benderang di belahan bumi utara terutama Alaska dianggap sebagian
orang sebagai peristiwa yang mengandung unsur-unsur kepercayaan kuno.[1]
Aurora adalah nama fenomena yang disebabkan oleh interaksi antara partikel Matahari
yang terperangkap dalam medan magnet dan atmosfer bumi, yang mengalir sepanjang garis
medan magnet bumi menuju kutub bumi dan bertabrakan dengan atom nitrogen dan oksigen di
atmosfer. karenanya terjadinya badai geomagnetik yang menghasilkan tirai cahaya berwarna-
warni di beberapa lintang tinggi. Nama Aurora berasal dari bahasa Yunani, yaitu Dewi Fajar
Rom.[2]

2.2 Sejarah Aurora

Pertama kalinya nama aurora digunakan Pierre Gassend yakni seorang ilmuwan di abad
ke-17. Istilah aurora pertama kali dipakai Galileo Galilei di tahun 1619 yang mempelajari
tentang cahaya menakjubkan ini. Ketika pihak gereja membatasi gerakannya karena dianggap
bersebrangan dengan doktrin gereja yang sudah dianut ratusan tahun yang mengatakan jika
bumi adalah pusat dari alam semesta, maka Galuleo ferpaksa menyamarkan tulisannya dengan
meminjam nama muridnya yakni Mario Guiducci.[3]

Nyatanya, aurora telah membangkitkan rasa penasaran sejak abad ke-16. Beberapa ahli
telah mengemukakan beberapa teori tentang aurora. Edmund Halley, yang berhasil
memprediksi penampakan komet, pernah berteori bahwa aurora borealis disublimasikan
dengan memanaskan uap air yang dijernihkan, yang juga mengandung belerang, menciptakan
pancaran warna-warni di atmosfer. Pada tahun 1746 Leonard Euler (Swiss) menetapkan bahwa
Aurora Borealis adalah partikel yang berasal dari atmosfer bumi, yang di bawah pengaruh sinar
matahari melampaui ambangnya dan kemudian naik ke ketinggian beberapa ribu mil. Di daerah
kutub, partikel ini tidak menyebar akibat rotasi bumi. Orang ketiga yang mencoba menjelaskan
aurora adalah Benjamin Franklin. Benjamin mengatakan aurora berhubungan dengan sirkulasi
atmosfer. Lebih jauh Ben menjelaskan bahwa atmosfer di kutub lebih tebal/berat dan lebih
rendah daripada di ekuator karena gaya sentrifugal (gaya akibat rotasi) lebih kecil. Listrik
(listrik) yang dibawa oleh awan ke daerah kutub tidak dapat menembus es, sehingga memotong
bagian bawah atmosfer dan kemudian ruang kosong menuju ekuator. Listrik tampak lebih kuat
di lintang tinggi dan sebaliknya di lintang rendah. Tampaknya sebagai Aurora Borealis.
Nyatanya, selama seratus lima puluh tahun terakhir telah banyak teori lain tentang Cahaya
Utara, termasuk bahwa aurora disebabkan oleh pantulan sinar matahari pada partikel es,
pantulan sinar matahari dari awan, uap air belerang, pembakaran udara yang mudah terbakar.
Pelepasan partikel magnetik, debu meteor, pembakaran akibat gesekan atmosfer, badai petir,
listrik yang dihasilkan antara dua kutub.
Ciri-ciri Aurora mulai terasa pada abad ke-19. Seorang ilmuwan Inggris bernama
Cavendish berhasil menghitung ketinggian Cahaya Utara, yang bervariasi dari 52 hingga 71
mil (83 km hingga 113,6 km). Pada tahun 1852 ditemukan adanya hubungan antara aktivitas
geomagnetik, aurora, dan bintik matahari, dengan frekuensi dan amplitudo ketiganya bervariasi
selama periode 11 tahun yang hampir sama. Pada tahun 1860, Elias Loomis berhasil membuat
peta wilayah dengan aurora terbanyak. Sejak penemuannya, diketahui bahwa Cahaya Utara
terhubung dengan medan magnet bumi. Pada tahun 1867, ilmuwan Swedia Angstrom berhasil
mengukur spektrum cahaya utara. Penelitian tentang Cahaya Utara menemukan semakin
banyak cahaya ketika fisikawan Inggris J.J. Thomson menemukan elektron dan fisikawan
Swedia Kristian Birkeland mengusulkan bahwa Aurora Borealis disebabkan oleh cahaya
elektron yang dipancarkan matahari. Ketika elektron mencapai Bumi, mereka dipengaruhi oleh
medan magnet Bumi dan diangkut ke garis lintang tinggi, menciptakan aurora Utara. Di Bumi,
cahaya utara terjadi di sekitar kutub magnet utara dan selatan. Cahaya Utara dikenal sebagai
Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), dinamai dari dewi matahari terbit Romawi, Aurora,
dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Karena di Eropa, aurora sering terlihat berwarna
merah di ufuk utara, seolah-olah matahari terbit dari arah tersebut. Aurora Borealis selalu
terjadi pada bulan September-Oktober dan Maret-April. Fenomena aurora yang dikenal dengan
Aurora Australis memiliki karakteristik yang mirip, namun terkadang Aurora Borealis muncul
di puncak gunung di iklim tropis.

2.3 Proses terjadinya Aurora

Proses terjadinya angin matahari dimulai dengan terbentuk nya sunspot yang
menciptakan medan magnet. Karena kekuatan sudah tak sanggup lagi menahan tekanan arus,
maka ia akan ‘jebol’. Jebol nya sunspot ini akan memuntahkan kandungan energi yang
disalurkan sebagai arus proton atau elektron. Energi yang dilontaran keluar matahari
tersebutlah yang disebut sebagai angin matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka
dinamakan badai matahari.

Gambar 1 Badai Matahari

Berdasarkan Gambar 1 Menjelaskan bahwa perjalanan angin matahari menuju bumi, dapat
ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan
Venus, angin matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet
tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan
elektron yang dibawanya.

Gambar 2 : Angin matahari ditunjukkan pada garis kuning sedang medan

magnet bumi ditunjukkan pada garis biru.

Namun, situasinya berbeda ketika angin matahari menghantam bumi. Bumi seperti magnet
yang sangat besar, yang kutub magnetnya hampir mendekati kutub geografis. Jadi bumi
diselimuti medan magnet (magnetosfer) berbentuk perisai mirip apel, dengan bumi pada inti
buah dan magnetosfer pada kulit apel. Magnetosfer terdiri dari beberapa lapisan, lapisan paling
bawah adalah zona radiasi Van Allen yang terletak di dekat garis khatulistiwa (equator). Seperti
perisai, magnetosfer dan Sabuk Van Allen melindungi Bumi dari partikel angin matahari.
Ketika angin matahari mengenai magnetosfer, partikel angin matahari dibelokkan dan ditarik
ke arah kutub medan magnet bumi. Semakin besar energi partikel, semakin dalam ia dapat
menembus magnetosfer. Aliran partikel, tertarik ke kutub medan magnet bumi, bertabrakan
dengan atom di atmosfer. Energi yang dilepaskan oleh reaksi proton dan elektron yang
bersentuhan dengan atom di atmosfer dapat dilihat secara visual melalui pancaran warna-warni
langit atau aurora. Di kutub utara Bumi, cahaya utara ini dikenal sebagai Aurora Borealis, dan
di kutub selatan disebut Aurora Borealis.

Gambar 1 : Interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi

Sebagian partikel-partikel matahari tertarik menuju kutub. Reaksi antara partikel angin
matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan
warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat
pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama. Pada
ketinggian di atas 300 km, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom-atom
hidrogen sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada
ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang membentuk
cahaya aurora berwarna biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km proton dan
elektron bersinggungan dengan atomoksigen dan nitrogen sehingga aurora tervisualisasikan
dengan warna hijau dan merah muda.

Ketika aktivitas matahari dalam keadaan stabil, maka frekuensi terbentuknya aurora
lebih sering pada bulan-bulan ekuinoks. (ekuinoks musim semi jatuh pada tanggal 23 Maret,
dan ekuinoks musim gugur adalah tanggal 21 September). Namun demikian ketika aktivitas
matahari sedang meningkat, atau dengan kata lain intensitas angin matahari tinggi, maka
cahaya aurora pun akan terbentuk semakin terang.

Fenomena aurora ini terkait dengan selubung medan magnet atau magnetosfer Bumi
dan aktivitas kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat
diperkirakan semakin kuat gangguan dari matahari yang dikenal sebagai badai matahari (solar
storm). Badai Matahari adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan
bintik matahari ( sunspot ), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai
matahari. Sedangkan gangguannya yang terjadi pada medan magnet Bumi, dinamakan badai
magnet (magnetic storm). Perubahan medan magnet yang mendadak tersebut menyebabkan
partikel bermuatan yang ada di atmosfer meningkat atau berubah arah (misalnya di lapisan
ionosfer). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer yang
dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval di kutub - kutub
Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah diduga oleh para ahli sejak lama,
bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA.

2.4 Jenis-jenis Aurora

Aurora yang kita ketahui hanya terdiri dari dua jenis, yakni aurora yang terjadi dikutub
utara dan kutub selatan, berikut dibawah ini penjelsannya :

• Aurora Borealis

Gambar 4 Aurora Borealis

Aurora Borealis merupakan jenis aurora yang terjadi dibelahan bumi utara,
aurora ini diberinama berdasarkan nama Dewi Fajar Roma, Aurora, dan juga nama
Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini dikarenakan di Eropa, aurora sering terlihat
kemerah-merahan di ufuk utara seperti Matahari mau terbit dari arah itu. pada bulan
September, Oktober dan Maret serta April Aurora borealis selalu terjadi . Aurora
Berealis dapat dilihat di daerah antartika yaitu dinegara Kanada, Alaska, Rusia, serta
Skandinavia.

• Aurora Australis

Gambar 5 Aurora Australis

Aurora Australis merupakan jenis fenomena aurora dibelahan bumi Selatan


yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan aurora borealis. Seperti
julukannya, aurora ini sering terjadi di belahan bumi bagian selatan. Maka namanya
hampir menyerupai nama negara yang ada disana , yaitu Australia.

2.5 Penjelasan Al-Qur’an tentang Aurora

Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 63, yang artinya Aurora di angkasa Makkah dulunya
sebelum topan nuah. Di kutub utara kini juga terjadi Aurora yang bersamaan dengan terjadinya
topan magnet yang datang dari surya dan yang berada pada atmosfer bumi.

Tetapi semua ada yang mengartikan dengan bukit thur atau bukit thursina.

َ‫ور ُخذُوا َما آت َ ْينَا ُك ْم ِبقُ َّو ٍة َوا ْذ ُك ُروا َما فِي ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ‫ط‬ُّ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخ ْذنَا مِ يثَا َق ُك ْم َو َر َف ْعنَا َف ْو َق ُك ُم ال‬
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan Aurora
di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu
dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa". (Q.S Al-Baqarah : 63)

Yang diangkat Allah di atas Bani Israil waktu itu adalah Aurora yang dengan sengaja
Allah mengadakannya untuk memberikan pelajaran. Pada Aurora terdapat aktivitas magnet
yang akan sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia untuk peningkatan peradaban. Kini
aktivitas magnet telah terwujud pada hampir semua hasil teknologi yang dipakai oleh manusia
di bumi.

2.6 Akibat dari terjadinya Fenomena Aurora


a. Plasma Panas
Setelah Dr. Robert dari University Southampton melakukan penelitian mengenai 2
lobus partikel di lapisan magnetosfer bumi yang selalu bersifat dingin, ketika terjadi proses
aurora yang disebut dengan aurora theta ternyata ditemukan pada plasma lobusnya bersuhu
panas.
b. Merusak Satelit
Lapisan elektron yang terbawa oleh angin surya dapat menabrak magnetosfer dan bisa
juga menabrak brnda-benda yang ada di sekitar bumi, seperti satelit. Pada catatan sejarah
bulan januari 1994 ada 2 satelit yang berjenis satelit komunikasi rusak akibat tertabrak
oleh lapisan elektron yang terbawa oleh angina surya.
c. Bisa Mengganggu GPS
Tabrakan elektron dapat menyebabkan terjadinya ganggunan pada sistem GPS. Salah
satunya. Adalah system GPS milik WAAS salah satu perusahaan di Amerika Serikat.[4]
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aurora adalah nama fenomena yang disebabkan oleh interaksi antara partikel Matahari
yang terperangkap dalam medan magnet dan atmosfer bumi, yang mengalir sepanjang garis
medan magnet bumi menuju kutub bumi dan bertabrakan dengan atom nitrogen dan oksigen di
atmosfer. Pertama kalinya nama aurora digunakan Pierre Gassend yakni seorang ilmuwan di
abad ke-17. Istilah aurora pertama kali dipakai Galileo Galilei di tahun 1619 yang mempelajari
tentang cahaya menakjubkan ini. Benturan antara partikel-partikel ini dan atom-atom yang
terdapat dalam atmosfer bumi melepaskan energi yang menyebabkan terbentuknya aurora di
kutub bumi yang nampak seperti lingkaran besar yang mengelilingi kutub. Makanya aurora
lebih sering muncul dan bersinar lebih terang ketika matahari sedang aktif-aktifnya
mengeluarkan Corona Mass Ejection yang menyebabkan meningkatnya intensitas dari solar
wind.
Aurora yang kita ketahui hanya terdiri dari dua jenis, yakni aurora yang terjadi dikutub
utara (aurora borealis) dan kutub selatan (aurora australis). Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 63,
yang artinya Aurora di angkasa Makkah dulunya sebelum topan nuah. Di kutub utara kini juga
terjadi Aurora yang bersamaan dengan terjadinya topan magnet yang datang dari surya dan
yang berada pada atmosfer bumi. Akibat dari terjadinya fenomena aurora ini dapat
menyebabkan plasma menjadi panas, merusak satelit, dan bisa mengganggu GPS.
DAFTAR PUSTAKA

[1] F. A. Aurora, I. K. Dasar, and R. W. Sari, “Fenomena alam aurora”.

[2] “geografi lingkungan: Aurora dalam Perspektif Al Qur’an.”


http://geoenviron.blogspot.com/2021/01/aurora-dalam-perspektif-al-quran.html
(accessed Jan. 01, 2023).

[3] “Pengertian Aurora : Sejarah, Proses Terjadinya, Macam Jenis - JAGAD ID.”
https://jagad.id/pengertian-aurora/ (accessed Jan. 01, 2023).

[4] “Apa Itu Fenomena Aurora? - MEDIA ILMU.”


https://www.ilmiahku.com/2019/10/apa-itu-fenomena-aurora.html (accessed Jan. 01,
2023).

Anda mungkin juga menyukai