Anda di halaman 1dari 41

MODUL 1

DIODA
A. Tujuan
A.1 Karakteristik Dioda
Menunjukkan karakteristik kerja dari dioda, dimana hubungan arus dan tegangan
pada dioda dapat digambarkan pada kurva karateristiknya. (Dioda yang digunakan
adalah jenis silikon)
A.2 Rangkaian Dioda DC
Menunjukkan pemakaian dioda pada rangkaian DC, dimana dioda berperan sebagai
saklar yang melewatkan arus pada satu arah bilamana potensial anoda lebih besar
dari katoda, dan juga perhitungan rangkaian yang memperhitungkan adanya
tegangan lutut diode.
A.3 Penyearah
Pada percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan cara kerja dioda sebagai
penyearah.
A.4 Clipper
Menunjukkan cara kerja dioda sebagai saklar dan digunakan sebagai pemotong
sinyal (clipper).
A.5 Clamper
Menunjukkan cara kerja dioda sebagai saklar dan digunakan sebagai penjepit sinyal
(clamper).
A.6 Voltage Multiplier
Dalam percobaan ini dilakukan karena untuk menunjukkan cara kerja dioda sebagai
pengali tegangan.
A.7 Dioda Zener
Menunjukkan cara kerja dioda zener pada tegangan break-down yang digunakan
sebagai penstabil tegangan.
B. Alat dan Bahan
B.1 Karakteristik Dioda

Keterangan Nama Barang Gambar


Alat Multimeter

Power Supply

Proto Board

Kabel Jumper

Bahan Resistor 10kΩ


Resistor 1KΩ

Dioda IN4148

B.2 Rangkaian Dioda DC


Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter

Power Supply
Proto Board

Kabel Jumper

Bahan Resistor 1kΩ

Dioda IN4148

B.3 Penyearah
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter

Power
Supply

Proto Board

Kabel Jumper

Osciloscop
Bahan Resistor 1k

Dioda
IN4148

B.4 Clipper
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter

Power
Supply
Proto Board

Kabel Jumper

Osciloskop

Function
Generator
Bahan Resistor 1K

Dioda
IN4148

B.5 Clamper
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter

Power
Supply
Proto Board

Kabel Jumper

Osciloskop

Function
Generator
Bahan Resistor 1K

Dioda
IN4148

Kapasitor
1µF

B.6 Voltage Multiplier


Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter

Power
Supply

Proto Board

Kabel Jumper

Osciloskop
Bahan Resistor 1K

Dioda
IN4148

Kapasitor
1µF

B.7 Dioda Zener

Keterangan Nama Barang Gambar


Alat Multimeter

Power
Supply

Proto Board

Kabel Jumper

Bahan Resistor 1K
Dioda Zener

Kapasitor
1µF

C. Dasar Teori

C.1 Karakteristik Dioda

Untuk mengetahui karakteristik dioda dapat dilakukan dengan cara memasang


dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Dari rangkaian
percobaan dioda tersebut dapat di ukur tegangan dioda dengan variasi sumber
tegangan yang diberikan. Rangkaian dasar untuk mengetahui karakteristik sebuah
dioda dapat menggunakan rangkaian dibawah. Dari rangkaian pengujian tersebut
dapat dibuat kurva karakteristik dioda yang merupakan fungsi dari arus ID, arus
yang melalui dioda, terhadap tegangan VD, beda tegangan antara titik a dan b.
Rangkaian Pengujian Karakteristik Dioda

Karakteristik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan
arus yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara, yaitu mengubah
VDD. Bila arus dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab, kita peroleh
karakteristik dioda. Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda
(VD positif) dioda dikatakan mendapat bias forward. Bila VD negatip disebut bias
reserve atau bias mundur. Pada diatas VC disebut cut-in-voltage, IS arus saturasi
dan VPIV adalah peak-inverse voltage.

Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita
mempunyai karakteristik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga
arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari gambar pengujian dioda
diats dapat ditentukan beberapa persamaan sebagai berikut.

C.2 Rangkaian Dioda DC

Dioda merupakan semikonduktor (komponen) elektronika daya yang


memilki dua terminal, yaitu: anoda dan katoda. Dalam rangkaian
elektronika daya, dioda difungsikan sebagai sakelar. Dioda juga bisa berlaku
sebagai sebuah saklar tertutup apabila bagian anoda mendapatkan tegangan positif
sedangkan katoda mendapatkan tegangan negatif dan juga bisa b e r l a k u s e b a g a i s a k l a r
t e r b u k a Kondisi seperti ini hanya terjadi pada diode ideal-konseptual.Gambar (c),
dioda akan konduksi (ON) jika potensial pada anode lebih positif daripada
potensial pada katoda, dan dioda akan memblok (OFF) jika potensial
pada anodalebih negatif daripada potensial pada katoda. Jika diode dalam kondisi
ideal, ketika dioda dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan
pada dioda sama dengan nol dan arus yang mengalir pada diode sama dengan arus
bebannya. Sebaliknya, dioda dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan
pada diode sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir sama dengan
nol.

Tegangan lutut sama saja dengan tegangan penghalang karena menghalangi


jalannya arus dan tegangan. Tegangan lutut dari dioda silicon adalah: VK = 0,7 V
Ketika dioda disambungkan sebagaimana pada Gambar A diatas, dimana kaki
anodanya disambungkan ke kutub positif dan katodanya disambungkan ke kutub
negatif baterai, kita mengatakan bahwa dioda diberikan bias maju atau forward
biased. Sebuah dioda hanya akan menghantarkan arus listrik (menyalakan lampu)
apabila.diberi,bias.maju.

Ketika sebuah dioda disambungkan dengan polaritas yang terbalik seperti pada
Gambar B, dimana kaki katodanya disambungkan ke kutub positif dan kaki
anodanya disambungkan ke kutub negatif, kita mengatakan bahwa dioda diberikan
bias mundur atau reverse biased. Sebuah dioda tidak akan menghantarkan arus
listrik (tidak menyalakan lampu) apabila diberi bias mundur.
C.3 Penyearah

Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply / catu daya
yang berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current)
menjadi tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah
gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah
power supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi
tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan
transformator stepdown. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada
suatu power supply yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah
gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor)

Pada dasarnya konsep penyearah gelombang dibagi dalam 2 jenis yaitu, Penyearah
setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave rectifier)

Penyearah setengah gelombang (half wave rectifer) hanya menggunakan 1 buah


diode sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja
dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari
gelombang AC dari transformator. Pada saat transformator memberikan output sisi
positif dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi
positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator
memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse
bias, sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak
dilewatkan seperti terlihat pada gambar sinyal output penyearah setengah
gelombang berikut.
Formulasi yang digunakan pada penyearah setengah gelombang sebagai berikut.

Penyearah Gelombang Penuh (Full wave Rectifier)

Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu, menggunakan


4 diode dan 2 diode. Untuk membuat penyearah gelombang penuh dengan 4
diode menggunakan transformator non-CT seperti terlihat pada gambar berikut :

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai
pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1,
D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level
tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4.
Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak
negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias
sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik output berikut.

C.4 Clipper
Dioda Clipper, juga dikenal sebagai Diode Limiter, adalah gelombang membentuk
rangkaian yang mengambil bentuk gelombang input dan clip atau memotong
bagian setengah atas, setengah bawah atau kedua bagian bersama-sama.

Rangkaian Dioda Pemotong Positif

Dalam rangkaian dioda pemotong ini, dioda bias maju (anoda lebih positif
daripada katoda) selama setengah siklus positif dari bentuk gelombang input
sinusoidal. Untuk dioda menjadi bias maju, maka harus memiliki besaran
tegangan input lebih besar dari +0.7 volt (0.3 volt untuk dioda germanium).

Ketika ini terjadi, dioda mulai berjalan dan menahan tegangan itu sendiri konstan
pada 0.7 V sampai bentuk gelombang sinusoidal berada di bawah nilai ini.
Dengan demikian tegangan output yang diambil melintasi dioda tidak akan pernah
melebihi 0.7 volt selama setengah siklus positif.

Selama setengah siklus negatif, dioda bias balik (katoda lebih positif daripada
anoda) yang menghalangi arus mengalir melalui dirinya sendiri dan akibatnya
tidak berpengaruh pada separuh negatif tegangan sinusoidal yang lolos ke beban
tidak berubah. Kemudian dioda membatasi setengah positif dari bentuk
gelombang input dan dikenal sebagai rangkaian pemotong positif.

Rangkaian Dioda Pemotong Negatif

Inil kebalikan dari Positif. Dioda bias maju selama setengah siklus negatif dari
bentuk gelombang sinusoidal dan batas atau clip ke -0.7 volt sementara
membiarkan siklus setengah positif berlalu tanpa berubah saat bias balik. Karena
dioda membatasi setengah siklus negatif dari tegangan input, maka itu disebut
rangkaian pemotong negatif.

C.5 Clamper

Rangkaian dioda yang digunakan sebagai penjepit tegangan DC (DC clamper)


berfungsi untuk menambahkan komponen tegangan DC tertentu pada suatu
sinyal/tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif
dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi
pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan
pergeseran.sinyal.outputnya.

Seperti kita ketahui bahwa suatu tegangan AC berosilasi dari tegangan puncak
positif (+Vp) ke tegangan puncak negatif (-Vp). Idealnya, apabila sinyal AC
tersebut dijepit menggunakan penjepit DC positif maka sinyalnya hanya berosilasi
pada bagian positifnya saja. Demikian pula sebaliknya, apabila sinyal AC tersebut
dijepit menggunakan penjepit DC negatif maka sinyalnya hanya berosilasi pada
bagian negatifnya saja. Namun karena adanya tegangan buka pada dioda sebesar
0,7V maka sinyal outputnya tidak benar-benar dijepit pada titik offset 0V sehingga
tegangan puncak sinyal output yang dihasilkan adalah :
Vout(peak).=.Vin(peak-to-peak)-Vdioda

Pada gambar rangkaian penjepit DC positif diatas dapat diketahui bahwa tegangan
puncak,sinyal.outputny.adalah:
Vout(peak).=.Vin(peak-to-peak)-Vdioda=20-0,7=19,3.V
atau dengan kata lain, sinyal outputnya berosilasi dari -0,7V sampai 19,3V

Sementara untuk rangkaian penjepit DC negatif, tegangan puncak sinyal outputnya


adalah :
Vout(peak).=.Vin(peak-to-peak)-Vdioda=20-0,7=19,3V
atau dengan kata lain, sinyal outputnya berosilasi dari 0,7V sampai -19,3V

C.6 Voltage Multiplier

Sesuai dengan namanya, rangkaian voltage multiplier digunakan untuk menaikkan


tegangan beberapa kali lipat.
Rangkaian Tegangan Double (2) DC

Rangkaian ini menunjukkan perpindahan tegangan dua gelombang. Selama


setengah siklus negatif dari bentuk gelombang masukan sinusoidal, dioda D1 bias
maju dan melakukan pengisian kapasitor pompa, C1 ke nilai puncak tegangan
masukan,(Vp).
Karena tidak ada jalan kembali untuk kapasitor C1 untuk dilepas, tetap terisi penuh
bertindak sebagai alat penyimpan secara seri dengan supply tegangan. Pada saat
yang sama, dioda D2 melakukan pengisian D1 melalui kapasitor, C2 .
Selama siklus setengah positif, dioda D1 berbanding terbalik dengan pembatalan
pemakaian C1 sementara dioda D2 adalah bias maju yang mengisi kapasitor C2 .
Tapi karena ada tegangan kapasitor C1 yang sudah sama dengan tegangan masukan
puncak, kapasitor C2 menagih dua kali nilai tegangan puncak dari sinyal input.
Dengan kata lain, V (puncak positif) + V (puncak negatif) , jadi pada siklus
setengah negatif, muatan D1 C1 ke Vp dan pada siklus setengah positif D2
menambahkan tegangan puncak AC ke Vp pada C1 dan mentransfer semuanya ke
C2 . Tegangan kapasitor, pelepasan C2 melalui beban siap untuk siklus setengah
berikutnya.
Kemudian tegangan di kapasitor, C2 dapat dihitung sebagai: Vout = 2Vp , (minus
tentu saja tegangan turun dioda yang digunakan) di mana Vp adalah nilai puncak
dari tegangan masukan. Perhatikan bahwa tegangan output ganda ini tidak seketika
namun meningkat perlahan pada setiap siklus masukan, akhirnya menetap hingga
2Vp.
Sebagai kapasitor C2 hanya mengisi selama satu setengah siklus dari bentuk
gelombang masukan, tegangan keluaran yang dihasilkan yang dibuang ke beban
memiliki frekuensi riak yang sama dengan frekuensi supply,
Rangkaian Tegangan Tripler (3) DC

Dengan menambahkan satu tahap kapasitor dioda tunggal ke rangkaian double


tegangan setengah gelombang di atas, kita dapat membuat rangkaian pengganda
tegangan lain yang meningkatkan tegangan masukannya dengan faktor tiga dan
menghasilkan apa yang disebut Rangkaian Tripler Tegangan .
Sebuah "rangkaian tripler tegangan" terdiri dari satu dan setengah tegangan double
tingkat. Rangkaian pengali tegangan ini memberikan output DC sebesar tiga kali
nilai tegangan puncak (3Vp) dari sinyal input sinusoidal.
Seperti halnya dengan double tegangan sebelumnya, dioda dalam rangkaian tripler
tegangan dan menghalangi pelepasan kapasitor tergantung pada arah input setengah
siklus. Kemudian 1Vp diturnkan di C3 dan 2Vp melintasi C2 dan saat kedua
kapasitor berada dalam rangkaian, ini menghasilkan beban yang melihat tegangan
setara.dengan.3Vp.
Perhatikan bahwa tegangan keluaran sebenarnya adalah tiga kali tegangan masukan
puncak dikurangi tegangan turun dioda yang digunakan, 3Vp - V (dioda) . Jika
rangkaian tripler voltase dapat dibuat dengan mengalirkan satu pengganda
tegangan satu setengah, maka Rangkaian Tegangan lipat Empat dapat dibangun
dengan menggabungkan dua rangkaian double tegangan penuh seperti yang
ditunjukkan.
C.7 Dioda Zener

Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir ke arah yang berlawanan - Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan
arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya.
Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus
listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga
dengan Tegangan Zener. Dioda zener yang mengalami on, diganti dengan sumber
tegangan yang nilainya sesuai dengan rating tegangan zenernya. Dioda zener
berada dalam kondisi off, apabila tegangan pada dioda zener kurang dari tegangan
zener dan lebih dari 0 V.

Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda
Zener dibawah ini :

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse
Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener.
Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V
tetapi Multimeter menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V.
Ini artinya tegangan akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara
Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut
adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere)
tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :
(Vinput – Vzener) / R = I
(12 – 2,8) /460 = 19,6mA
Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik
yang mengalir dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :
(24 – 2,8) / 460 = 45mA
Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh
karena itu, Dioda Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk
digunakan sebagai Voltage Regulator (Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan
memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan Zenernya terhadap
Tegangan Input yang diberikan.
Fungsi Dioda Zener dalam rangkaian-rangkaian tersebut adalah untuk
menstabilkan arus dan tegangan.

D. Langkah Percobaan

D.1 Karakteristik Dioda

12V
ID R Dioda
VR Simbol
1k
RV
Anoda Katoda
10k VS
D Fisik
VD
4148 A K

a. Merangkai rangkaian di pprotoboard sesuai gambar rangkaian diatas


b. Menyalakan catu daya, kemudian mengatur potensio 𝑅𝑉 sehingga tegagan 𝑉𝑆 sebesar
0,2V
c. Setelah itu mengukur nilai VR dan VD
d. Kemudia menaikkan tegangan (𝑉𝑆 ) menyesuaikan tabel data dengan mengatur (𝑅𝑉 ) dan
mengukur masing-masing (𝑉𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐷 )
e. Lalu melengkapi tabel data. Untuk pengisisan nilai arus (𝐼𝐷 ) adalah tegangan pada (𝑉𝑅 )
dibagi dengan resistansi R
f. Mematikan catu daya. Lalu dari tabel data, menggambarkan kurva 𝐼𝐷 terhadap 𝑉𝑏
sebagai kurva karakteristik diode dan juga menggambarkan pula garisbeban jaringan
VS
yang diambil titik I D  dan titik VD = VS.
R

D.2 Rangkaian Dioda DC

D.2.1 Rangkaian Dioda seri DC

VR VR

R 1k R 1k
VS ID VS ID
12V + D
VD 12V + D
VD
- 4148 - 4148

(a) (b)

a. Merangkai rangkaian pada proto board sesuai dengan gambar rangkaian


diatas
b. Menyalakan catu daya. Kemudian mengukur nilai 𝑉𝑅 dan 𝑉𝐷 menggunakan
multimeter
c. Kemudian mematikan catu daya dan melalukan percobaan membalik diode
seperti gambar bagian (b)
d. Menyalakan kembali catu daya dan mengukur nilai 𝑉𝑅 dan 𝑉𝐷
e. Mematikan catu daya dan melengkapi tabel data. Untuk nilai arus 𝐼𝐷
adalah tegangan 𝑉𝑅 dibagi resitansi R

D.2.2 Rangkaian Dioda kombinasi DC


VR2 D1  4148
VR1
R2  1k
R1  1k
IR
V1 + R3 1k D2  4148 + V2
- VR3
-
a. Merangkai rangkaian di protoboard sesuai dengan gambar diatas. Dan
menggunakan V1 nya +12 V sedangkan V2 nya +5V
b. Menyalakan catu daya, mengukur nilai besaran sesuai dengan tabel data
c. Kemudian mematikan catu daya lagi
d. Setelah itu mengubah V1 menjadi +5V dan V2 menjadi +12V. Melakukan
langkah sama seperti yang diatas
e. Jika semua sudah selesai dilantukan dengan mengisi data pada tabel yang
telah disediakan.

D.3 Penyearah

(a) (b)
a. Merangkai rangkain bagian (a) diprotoboard sesuai pada gambar
b. Memberikan sinyal AC sinus pada 𝑉𝑖𝑛 dan mengamati 𝑉𝑖𝑛 pada coupling AC
dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada coupling DC
c. Kemudian menggambar sinyal 𝑉𝑖𝑛 dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data
yang telah disediakan
d. Mengulangi percobaan diatas utuk rangkaian bagian (b)

D.4 Clipper

VIN D  4148 VIN D  4148


R VOUT R VOUT
FG 1k FG 1k

(a) (b)
a. Merangkai rangkaian bagian (a) sesuai dengan gambar di protoboard
b. Menyalakan Function Generator, kemudian memberikan sinyal AC sinus
pada 𝑉𝑖𝑛 dengan frekuensi 1 kHz dan amplitude 8 Vpp
c. Mengamati 𝑉𝑖𝑛 pada coupling AC dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada coupling DC
d. Lalu menggambar sinyal 𝑉𝑖𝑛 dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data
e. Kemudian membalik diode seperti pada bagian (b) dan mengulangi langkah
diatas
f. Setelah melakukan semua percobaan mematikan Function Generator

D.5 Clamper

(a) (b)

a. Merangkai rangakaian pada bagian (a) sesuai dengan gambar


b. Menyalakan Function Generator kemudian memberikan sinyal AC sinus pada
𝑉𝑖𝑛 dengan frekuensi 1 kHz dan amplitude 8 Vpp.
c. Mengamati 𝑉𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data yang telah
disediakan
d. Kemuadian membalik diode seperti pada rangkaian bagian (b)
e. Dan mengulangi langkah seperti pada rangkaian bagian (a)
f. Setelah semua percobaan selesai mematikan Function Generator

D.6 Voltage Multiplier


a. Merangkai rangkain sesuai dengan gambar diatas
b. Menyambungkan trafo ke sumber PLN
c. Mengamati 𝑉𝑖𝑛 pada coupling AC dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada coupling DC
d. Kemudian menggambar sinyal 𝑉𝑖𝑛 dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data
yang telah disediakan
e. Mengulangi langkah diatas untuk voltage tripler

D.7 Dioda Zener

12V
IZ R Dioda Zener
VR
1k Simbol
RV
10k VS Anoda Katoda
DZ Fisik
VZ
4V 7
A K

a. Merangkai rangakain sesuai dengan gambar diatas


b. Menyalakan catu daya. Mengatur potensia 𝑅𝑉 , sehingga tegangan 𝑉𝑠
sebesar 0 V
c. Kemudian mengukur nilai 𝑉𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑍
d. Lalu menaikkan tegangan 𝑉𝑠 sesuai tabel data dengan mengatur 𝑅𝑉 , dan
mengukur masing – masing 𝑉𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑍
e. Melengkapi tabel data yang telah disediakan
f. Untuk pengisisan nilai arus 𝐼𝑍 adalah tegangan 𝑉𝑅 dibagi resistansi R.
g. Mematikan catu daya jika sudah selesai menggunakan
h. Kemudian dari tabel data menggambarkan hubungan antara kurva
𝑉𝑆 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑍
E. Hasil percobaan

E.1 Karakteristik Dioda

VR VD ID VS VR VD ID
VS [volt]
[volt] [volt] [mA] [volt] [volt] [volt] [mA]

236×
0,2 0,01 0,2 𝟏𝟎−𝟑 3 2,36 0,62
𝟏𝟎−𝟐
3× 336×
0,4 0,03 0,4 4 3,36 0,64
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
12× 433×
0,6 0,12 0,48 5 4,33 0,65
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
3× 535×
0,8 0,30 0,52 6 5,35 0,66
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
46× 635×
1 0,46 0,54 7 6,35 0,67
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
142× 73×
2 1,42 0,60 8 7,30 0,68
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟏

E.2 Rangkaian Dioda DC

E.2.1 Rangkaian Dioda Seri DC

Bagian (a) Bagian (b)

VR VD VS VR VD ID
VS [volt] ID [mA]
[volt] [volt] [volt] [volt] [volt] [mA]


12 11,21 0,7 11,21 12 0,02 11,96
𝟏𝟎−𝟐

Keterangan Dioda Keterangan Dioda

Bias Kondisi ON/OFF Bias Kondisi ON/OFF

Maju ON Balik OFF


E.2.2 Rangkaian Dioda Kombinasi DC

V1 = 12 volt ; V2 = 5 volt V1 = 5 volt ; V2 = 12 volt

VR1 VR2 VR3 IR VR1 VR2 VR3 IR


[volt] [volt] [volt] [mA] [volt] [volt] [volt] [mA]

3,17 3,19 0,01 -3,15 -0,01 -3,16

Kondisi Dioda D1 Kondisi Dioda D2 Kondisi Dioda D1 Kondisi Dioda D2

Bias Maju Balik Bias Balik Maju

ON/OFF ON OFF ON/OFF OFF ON

D.3 Penyearah

Gambar Sinyal Input dan Output Penyearah

Bagian (a) Bagian (b)


Ampl. Frek. Jenis Ampl. Frek. Jenis
[Vpp] [Hz] Penyearah [Vpp] [Hz] Penyearah
49,8 49,95
17,4 V Half Wave 17,6 V Full Wave
Hz Hz

D.4 Clipper
Gambar Sinyal Input dan Output Clipper

Bagian (a) Bagian (b)


Ampl. Frek. Ampl. Frek. Jenis
Jenis Clipper
[Vpp] [Hz] [Vpp] [Hz] Clipper
3,36 V 1kHz Negatif 3,28 V 1kHz Positif

D.5 Clamper

Gambar Sinyal Input dan Output Clamper

Bagian (a) Bagian (b)


Ampl. Frek. Jenis Ampl. Frek. Jenis
[Vpp] [Hz] Clamper [Vpp] [Hz] Clamper
7,4 V 1kHz Negatif 7,4 V 1kHz Positif

D.6 Voltage Multipier

Gambar Sinyal Input dan Output Voltage Multiplier

Bagian (a) Bagian (b)


Ampl. Frek. Jenis Ampl. Frek. Jenis
[Vpp] [Hz] multiplier [Vpp] [Hz] multiplier
32,4 50,12 Doubler 32,4 50,15 Tripler

D.7 Dioda Zener

VS VR VZ IZ VS VR VZ IZ
[volt] [volt] [volt] [mA] [volt] [volt] [volt] [mA]

1 0,01 1 0,01 7 2,03 4,97 2,03

2 0,01 2 0,01 8 2,94 5,05 2,94


3 0,01 3 0,01 9 3,90 5,10 3,90
4 0,07 3,92 0,07 10 4,86 5,12 4,86
5 0,44 4,55 0,44 11 5,86 5,14 5,86
6 1,18 4,85 1,18 12 6,63 5,17 6,68

F. Analisis Hasil Percobaan

F.1 Karakteristik Dioda

Pada percobaan pertama pada karakteristik diode, dapat kita lihat saat Vs nya 0.2
V tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.01 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 ) nya 0.2 V,
Untuk pengisian arus pada diodev(𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi dengan
resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan nilai arus
sebesar 10−3 mA

Pada percobaan kedua, Vs pada function generator dinaikkan menjadi 0,4 V. Dapat
kita lihat bahwa tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.03 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 )
nya 0.4 V. Untuk pengisian arus pada diodev(𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi
dengan resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan
nilai arus sebesar 3 × 10−2 mA

Pada percobaan ketiga, Vs pada function generator dinaikkan menjadi 0,6 V. Dapat
kita lihat bahwa tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.12 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 )
nya 0.48 V. Untuk pengisian arus pada diode (𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi
dengan resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan
nilai arus sebesar 12 × 10−2 mA

Begitu seterusnya, semakin besar function generator maka akan semakin besar pula
tegangan pada resistor, tegangan pada diode dan juga arus yang mengalir pada
diode. Pada dasar teori telah dijelaskan bahwa Karakteristik dioda dapat
diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan arus yang melalui diode.
F.2 Rangkaian Dioda DC

a. Rangkaian Dioda Seri DC


Sesuai dengan dasar teori yang menjelaskan bahwa kondisi diode ON ketika
tegangan pada diode sama dengan 0. Hal ini sudah terbukti dalam percobaan kami
bahwa rangkaian gambar (a) kondisi diode adalah ON. Kemudian dalam dasar teori
juga menjelaskan bahwa diode terjadi bias maju ketika kaki anoda diode
disambungkan ke kutub positif dan katodanya disambungkan ke kutub negative
baterai. Hal ini juga sudah terbukti didalam percobaan kami bahwa bias yang terjadi
pada rangkaian gambar (a) merupakan bias maju

Sesuai dengan dasar teori yang menjelaskan bahwa kondisi diode OFF ketika
tegangan pada diode sama dengan sumber arus. Hal ini sudah terbukti dalam
percobaan kami bahwa rangkaian gambar (b) kondisi diode nya adalah ON.
Kemudian dalam dasar teori juga menjelaskan bahwa diode terjadi bias mundur
ketika kaki anoda diode disambungkan ke kutub negatif dan katodanya
disambungkan ke kutub positif baterai. Hal ini juga sudah terbukti didalam
percobaan kami bahwa bias yang terjadi pada rangkaian gambar (b) merupakan bias
balik

b. Rangkaian Diode Kombinasi DC


Pada percobaan pertama V1 adalah 12 V sedangkan V2 adalah 5 V. Sesuai dengan
dasar teori yang telah menjelaskan bahwa potensial anoda lebih tinggi daripada
potensial katoda maka bisa disebut bahwa dioda tersebut ON jika sebaliknya maka
itu OFF. Dan hal ini juga sudah terbukti dari kelompok kami , diliat dari data hasil
percobaan menunjukkan (VR2 ) lebih besar daripada (VR3 ). Sehingga pada D1 itu
ON dan D2 itu OFF. Kondisi diode pada percobaan ini juga sudah dijelaskan oleh
dasar teori yang menyatakan bahwa jika anoda dihubungkan ke kutub positif maka
itu bias maju sedangkan anoda dihubungkan ke kutub negative maka itu bias balik.
Hal ini juga sudah dibuktikan dalam percobaan kami.
Pada percobaan kedua V1 adalah 5 V sedangkan V2 adalah 12 V. Sesuai dengan
dasar teori yang telah menjelaskan bahwa potensial anoda lebih tinggi daripada
potensial katoda maka bisa disebut bahwa dioda tersebut ON jika sebaliknya maka
itu OFF. Dan hal ini juga sudah terbukti dari kelompok kami , diliat dari data hasil
percobaan menunjukkan (VR2 ) lebih kecil daripada (VR3 ). Sehingga pada D1 itu
OFF dan D2 itu ON. Kondisi diode pada percobaan ini juga sudah dijelaskan oleh
dasar teori yang menyatakan bahwa jika anoda dihubungkan ke kutub positif maka
itu bias maju sedangkan anoda dihubungkan ke kutub negative maka itu bias balik.
Hal ini juga sudah dibuktikan dalam percobaan kami.

F.3 Penyearah

Pada percobaan pertama menggunakan 1 dioda sebagai komponen utama dalam


menyearahkan gelombang AC. Dalam hal ini telah dijelaskan dalam dasar teori
bahwa jika menggunakan 1 dioda sebagaia komponen utama itu bisa disebut
sebagai Half wave atau setengah gelombang. Prinsip kerja dari penyearah setengah
gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC dari
transformator. Pada saat transformator memberikan output sisi positif dari
gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari
gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator memberikan sinyal
sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias, sehingga sinyal
sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan seperti terlihat pada
gambar sinyal output penyearah setengah gelombang berikut.

Jadi dalam percobaan pertama ini merupakan rectifier half wave atau setengah
gelombang.
Pada percobaan kedua menggunakan 4 dioda. Hal ini menyatakan bahwa rangkaian
tersebut merupakan full wave ataua gelombang penuh. Sudah dibuktikan dalam
percobaan kami sesuai dengan datahasil percoabaan menjelaskan bahwa percobaan
kedua merupakan full wave atau gelombang penuh. Prinsip kerja dari penyearah
gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi forward bias dan
D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut
akan di leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi forward
bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehingan level tegangan sisi negatif
tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
output berikut.

F.4 Clipper

Pada percobaan pertama menggunakan 1 dioda sebagai komponen utama.


Dijelaskan dalam dasar teori bahwa pemotong negative ketika katoda lebih positif
daripada anoda bisa disebut sebagai pemotong negative. Pada percobaan kami
sudah terbukti bahwa percobaan pertama jenis clipper nya merupakan jenis clipper
positif. Dalam dasar teori pun menjelaskan tentang output gambar sinyal, seperti
gambar dibawah ini
Gambar diatas menunjukkan Vout nya datar kemudian baru kebawah . Dalam hal
ini juga sudah terbukti dalam percobaan kami, seperti gambar di hasil data

Pada percobaan kedua menggunakan 1 dioda dengan posisi terbalik dari.


Dijelaskan dalam dasar teori bahwa pemotong positif ketika anoda lebih positif
daripada katoda bisa disebut sebagai pemotong positif. Pada percobaan kami sudah
terbukti bahwa percobaan pertama jenis clipper nya merupakan jenis clipper positif.
Dalam dasar teori pun menjelaskan tentang output gambar sinyal, seperti gambar
dibawah ini

Gambar diatas menunjukkan Vout nya datar kemudian baru kebawah . Dalam hal
ini juga sudah terbukti data percobaan kami, seperti gambar di hasil data
percobaan.

F.5 Clamper

Pada percobaan pertama menunjukkan bahwa percobaan pertama merupakan jenis


clamper negative. Sudah dijelaskan dalam dasar teori pada percobaan ini
merupakan jenis clamper negatif sesuai dengan gambar dibawah ini
Pada percobaan ini diketahui bahwa frekuensinya adala 1kHz dan amplitudonya
7,4 Vpp sehingga dapat dihasilkan sinyal Vout seperti gambar didata hasil. Hal ini
juga sudah dibuktikan dalam percobaan kami, seperti gambar dihasil data
percobaan

Pada percobaan kedua rangkaiannya sama seperti rangkaian pertama hanya saja
diode nya dibalik. Jika yang pertama merupakan jenis clamper positif maka pada
percobaan kedua itu jenis clamper positif. Sesuai dengan dasar teori diatas yang
menjelaskan

Pada percobaan ini diketahui bahwa frekuensinya adalah 1 kHz dan amplitudonya
7,4 Vpp sehingga dapat dihasilkan sinyal Vout seperti gambar didata hasil. Hal ini
juga sudah dibuktikan dalam percobaan kami, seperti gambar dihasil data
percobaan.

F.6 Voltage Multiplier

Telah dijelaskan dalam dasar teori bahwa Voltage Multiplier adalah pengganda
tegangan yang melipatkan keluaran tegangan outputnya. Pada percobaan pertama
merupakan jenis multiplier doubler . Dalam percobaan ini berarti menggunakan 2
dioda dan 2 kapasitor karena doubler. Pada rangkaian diatas tegangan di kapasitor,
C2 dapat dihitung sebagai: Vout = 2Vp , (minus tentu saja tegangan turun dioda
yang digunakan) di mana Vp adalah nilai puncak dari tegangan masukan. Dengan
memperhatikan bahwa tegangan output ganda ini tidak seketika namun meningkat
perlahan pada setiap siklus masukan, akhirnya menetap hingga 2Vp . Sehingga
menghasilkan amplitudo sebesar 32,4 Vpp. Sebagai kapasitor C2 hanya mengisi
selama satu setengah siklus dari bentuk gelombang masukan, jadi tegangan
keluaran yang dihasilkan frekuensi riak yang sama dengan frekuensi supply sebesar
50Hz

Pada percobaan kedua merupakan jenis multiplier tripler. Sama seperti percobaan
pertama hanya saja ditambahkan 1 dioda dan 1 kapasitor. Rangkaian pengali
tegangan ini memberikan output DC sebesar tiga kali nilai tegangan puncak ( 3Vp
) dari sinyal input sinusoidal. Seperti halnya dengan double tegangan sebelumnya,
dioda dalam rangkaian tripler tegangan dan menghalangi pelepasan kapasitor
tergantung pada arah input setengah siklus. Kemudian 1Vp diturnkan di C3 dan
2Vp melintasi C2 dan saat kedua kapasitor berada dalam rangkaian, ini
menghasilkan beban yang melihat tegangan setara dengan 3Vp . seharusmya
menghasilkan amplitude sekitar 3Vpp namun karena adanya kesalahan selama
praktikum maka yang didapat adalah 32,4 Vpp. Sama halnya multiplier doubler
sama seperti frekuensi supply sebesar 50 Hz.

F.7 Dioda Zener

Pada percobaan kali ini, kita menggunakan led. Dalam hal ini, LED akan menyala
bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Pemasangan kutub LED tidak
boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan
menyala. Semakin besar arus yang mengalir akan semakin terang pula lampu yang
menyala. Sudah dibuktikan dalam percobaan kami dalam percobaan pertama
didapatkan arus yang mengalir sebesar 11,5 mA sedangkan pada percobaan kedua
sebesar 24,4 mA. Ini juga lampu yang menyala lebih terang pada percobaan kedua
dibandingkan pada percobaan pertama. Sama hal nya dengan resistor, dalam
menyalakan led kita juga harus menambahkan resistor agar tegangannya stabil.
Dalam hal ini, resistor sangat berpengaruh pada led, karena semakin besar resistor
yang digunakan maka juga akan memperkecil arus yang didapatkan. Terbukti
dalam percobaan kami untuk percobaan pertama resistor nya sebesar 1kΩ
didapatkan arus sebesat 11,5 mA saja sedangkan percobaan kedua resistor nya
hanya 470 Ωbisa mendapatkan arus sebesar 24,4 mA.
G. Kesimpulan

G.1 Karakteristik Dioda

Karakteristik diode  setiap diode memiliki karakteristik yang berbeda – beda.


Tegangan pada resistor berpengaruh dalam mencari arus yang mengalir. Semakin
besar function generator maka akan semakin besar juga tegangan pada resistor
sehinnga arus yang dihasilkan juga akan semain besar.

G.2 Rangkaian Dioda DC

Rangkaian diode  terbagi menjadi 2 yaitu rangakaian seri dan rangkaian


kombinsai. Bisa dinyatakan ON jika tegangan diode sama dengan input jika OFF
maka sebaliknya. Disebut bias maju karena kaki anoda pada kutub positif dan
sebaliknya disebut bias balik.

G.3 Penyearah

Penyearah  berguna untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah
( DC). Ada 2 jenis yaitu penyearah half wave ( setengah gelombang) dan juga full
wave ( gelombang penuh).

G.4 Clipper

Clipper  sebagai Diode Limiter, adalah gelombang membentuk rangkaian yang


mengambil bentuk gelombang input dan clip atau memotong bagian setengah atas,
setengah bawah atau kedua bagian bersama-sama. Ada 2 jenis climper yaitu jenis
climper positif dan juga jenis climper negatif.

G.5 Clamper

Clamper  berfungsi untuk menambahkan komponen tegangan DC tertentu pada


suatu sinyal/tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC
positif dan penjepit DC negatif.

G.6 Voltage Multiplier


Voltage Multiplier  digunakan untuk menaikkan tegangan beberapa kali lipat. Ada
beberapa jenis voltage multiplier yaitu doubler menggandakan sebanyak 2x jika tripler
menggandakan sebanyak 3x

G.7 Dioda Zener

Dioda Zener  digunakan sebagai penstabil tegangan. Dioda zener mengalami keadaan
ON jika tegangan input lebih besar atau sama dengan tegangan zenernya , jika OFF
ketika tegangan input lebih kecil daripada tegangan zenernya

H. Daftar Pustaka
Internet:
https://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-dioda
https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-dioda-zener
https://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-rectifier/
https://syawaloyee.blogspot.com/2013/02/rangkaian-dioda.html
https://lampuelektro.blogspot.com/2016/12/rangkaian-clipper-dan-clamper.html
https://www.allaboutcircuits.com/textbook/semiconductors/chpt-3/voltage-multipliers/

Buku:

Boylestad, Robert L. dan Louis Nashelsky.2013. Electronics Devices and Circuit Theory
11th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai