DIODA
A. Tujuan
A.1 Karakteristik Dioda
Menunjukkan karakteristik kerja dari dioda, dimana hubungan arus dan tegangan
pada dioda dapat digambarkan pada kurva karateristiknya. (Dioda yang digunakan
adalah jenis silikon)
A.2 Rangkaian Dioda DC
Menunjukkan pemakaian dioda pada rangkaian DC, dimana dioda berperan sebagai
saklar yang melewatkan arus pada satu arah bilamana potensial anoda lebih besar
dari katoda, dan juga perhitungan rangkaian yang memperhitungkan adanya
tegangan lutut diode.
A.3 Penyearah
Pada percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan cara kerja dioda sebagai
penyearah.
A.4 Clipper
Menunjukkan cara kerja dioda sebagai saklar dan digunakan sebagai pemotong
sinyal (clipper).
A.5 Clamper
Menunjukkan cara kerja dioda sebagai saklar dan digunakan sebagai penjepit sinyal
(clamper).
A.6 Voltage Multiplier
Dalam percobaan ini dilakukan karena untuk menunjukkan cara kerja dioda sebagai
pengali tegangan.
A.7 Dioda Zener
Menunjukkan cara kerja dioda zener pada tegangan break-down yang digunakan
sebagai penstabil tegangan.
B. Alat dan Bahan
B.1 Karakteristik Dioda
Power Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Dioda IN4148
Power Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Dioda IN4148
B.3 Penyearah
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter
Power
Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Osciloscop
Bahan Resistor 1k
Dioda
IN4148
B.4 Clipper
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter
Power
Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Osciloskop
Function
Generator
Bahan Resistor 1K
Dioda
IN4148
B.5 Clamper
Keterangan Nama Barang Gambar
Alat Multimeter
Power
Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Osciloskop
Function
Generator
Bahan Resistor 1K
Dioda
IN4148
Kapasitor
1µF
Power
Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Osciloskop
Bahan Resistor 1K
Dioda
IN4148
Kapasitor
1µF
Power
Supply
Proto Board
Kabel Jumper
Bahan Resistor 1K
Dioda Zener
Kapasitor
1µF
C. Dasar Teori
Karakteristik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan
arus yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara, yaitu mengubah
VDD. Bila arus dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab, kita peroleh
karakteristik dioda. Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda
(VD positif) dioda dikatakan mendapat bias forward. Bila VD negatip disebut bias
reserve atau bias mundur. Pada diatas VC disebut cut-in-voltage, IS arus saturasi
dan VPIV adalah peak-inverse voltage.
Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita
mempunyai karakteristik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga
arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari gambar pengujian dioda
diats dapat ditentukan beberapa persamaan sebagai berikut.
Ketika sebuah dioda disambungkan dengan polaritas yang terbalik seperti pada
Gambar B, dimana kaki katodanya disambungkan ke kutub positif dan kaki
anodanya disambungkan ke kutub negatif, kita mengatakan bahwa dioda diberikan
bias mundur atau reverse biased. Sebuah dioda tidak akan menghantarkan arus
listrik (tidak menyalakan lampu) apabila diberi bias mundur.
C.3 Penyearah
Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply / catu daya
yang berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current)
menjadi tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah
gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah
power supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi
tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan
transformator stepdown. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada
suatu power supply yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah
gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor)
Pada dasarnya konsep penyearah gelombang dibagi dalam 2 jenis yaitu, Penyearah
setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai
pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1,
D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level
tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4.
Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak
negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias
sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik output berikut.
C.4 Clipper
Dioda Clipper, juga dikenal sebagai Diode Limiter, adalah gelombang membentuk
rangkaian yang mengambil bentuk gelombang input dan clip atau memotong
bagian setengah atas, setengah bawah atau kedua bagian bersama-sama.
Dalam rangkaian dioda pemotong ini, dioda bias maju (anoda lebih positif
daripada katoda) selama setengah siklus positif dari bentuk gelombang input
sinusoidal. Untuk dioda menjadi bias maju, maka harus memiliki besaran
tegangan input lebih besar dari +0.7 volt (0.3 volt untuk dioda germanium).
Ketika ini terjadi, dioda mulai berjalan dan menahan tegangan itu sendiri konstan
pada 0.7 V sampai bentuk gelombang sinusoidal berada di bawah nilai ini.
Dengan demikian tegangan output yang diambil melintasi dioda tidak akan pernah
melebihi 0.7 volt selama setengah siklus positif.
Selama setengah siklus negatif, dioda bias balik (katoda lebih positif daripada
anoda) yang menghalangi arus mengalir melalui dirinya sendiri dan akibatnya
tidak berpengaruh pada separuh negatif tegangan sinusoidal yang lolos ke beban
tidak berubah. Kemudian dioda membatasi setengah positif dari bentuk
gelombang input dan dikenal sebagai rangkaian pemotong positif.
Inil kebalikan dari Positif. Dioda bias maju selama setengah siklus negatif dari
bentuk gelombang sinusoidal dan batas atau clip ke -0.7 volt sementara
membiarkan siklus setengah positif berlalu tanpa berubah saat bias balik. Karena
dioda membatasi setengah siklus negatif dari tegangan input, maka itu disebut
rangkaian pemotong negatif.
C.5 Clamper
Seperti kita ketahui bahwa suatu tegangan AC berosilasi dari tegangan puncak
positif (+Vp) ke tegangan puncak negatif (-Vp). Idealnya, apabila sinyal AC
tersebut dijepit menggunakan penjepit DC positif maka sinyalnya hanya berosilasi
pada bagian positifnya saja. Demikian pula sebaliknya, apabila sinyal AC tersebut
dijepit menggunakan penjepit DC negatif maka sinyalnya hanya berosilasi pada
bagian negatifnya saja. Namun karena adanya tegangan buka pada dioda sebesar
0,7V maka sinyal outputnya tidak benar-benar dijepit pada titik offset 0V sehingga
tegangan puncak sinyal output yang dihasilkan adalah :
Vout(peak).=.Vin(peak-to-peak)-Vdioda
Pada gambar rangkaian penjepit DC positif diatas dapat diketahui bahwa tegangan
puncak,sinyal.outputny.adalah:
Vout(peak).=.Vin(peak-to-peak)-Vdioda=20-0,7=19,3.V
atau dengan kata lain, sinyal outputnya berosilasi dari -0,7V sampai 19,3V
Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir ke arah yang berlawanan - Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan
arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya.
Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus
listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga
dengan Tegangan Zener. Dioda zener yang mengalami on, diganti dengan sumber
tegangan yang nilainya sesuai dengan rating tegangan zenernya. Dioda zener
berada dalam kondisi off, apabila tegangan pada dioda zener kurang dari tegangan
zener dan lebih dari 0 V.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda
Zener dibawah ini :
Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse
Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener.
Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V
tetapi Multimeter menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V.
Ini artinya tegangan akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara
Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut
adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere)
tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :
(Vinput – Vzener) / R = I
(12 – 2,8) /460 = 19,6mA
Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik
yang mengalir dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :
(24 – 2,8) / 460 = 45mA
Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh
karena itu, Dioda Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk
digunakan sebagai Voltage Regulator (Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan
memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan Zenernya terhadap
Tegangan Input yang diberikan.
Fungsi Dioda Zener dalam rangkaian-rangkaian tersebut adalah untuk
menstabilkan arus dan tegangan.
D. Langkah Percobaan
12V
ID R Dioda
VR Simbol
1k
RV
Anoda Katoda
10k VS
D Fisik
VD
4148 A K
VR VR
R 1k R 1k
VS ID VS ID
12V + D
VD 12V + D
VD
- 4148 - 4148
(a) (b)
D.3 Penyearah
(a) (b)
a. Merangkai rangkain bagian (a) diprotoboard sesuai pada gambar
b. Memberikan sinyal AC sinus pada 𝑉𝑖𝑛 dan mengamati 𝑉𝑖𝑛 pada coupling AC
dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada coupling DC
c. Kemudian menggambar sinyal 𝑉𝑖𝑛 dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data
yang telah disediakan
d. Mengulangi percobaan diatas utuk rangkaian bagian (b)
D.4 Clipper
(a) (b)
a. Merangkai rangkaian bagian (a) sesuai dengan gambar di protoboard
b. Menyalakan Function Generator, kemudian memberikan sinyal AC sinus
pada 𝑉𝑖𝑛 dengan frekuensi 1 kHz dan amplitude 8 Vpp
c. Mengamati 𝑉𝑖𝑛 pada coupling AC dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada coupling DC
d. Lalu menggambar sinyal 𝑉𝑖𝑛 dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 nya serta melengkapi tabel data
e. Kemudian membalik diode seperti pada bagian (b) dan mengulangi langkah
diatas
f. Setelah melakukan semua percobaan mematikan Function Generator
D.5 Clamper
(a) (b)
12V
IZ R Dioda Zener
VR
1k Simbol
RV
10k VS Anoda Katoda
DZ Fisik
VZ
4V 7
A K
VR VD ID VS VR VD ID
VS [volt]
[volt] [volt] [mA] [volt] [volt] [volt] [mA]
236×
0,2 0,01 0,2 𝟏𝟎−𝟑 3 2,36 0,62
𝟏𝟎−𝟐
3× 336×
0,4 0,03 0,4 4 3,36 0,64
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
12× 433×
0,6 0,12 0,48 5 4,33 0,65
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
3× 535×
0,8 0,30 0,52 6 5,35 0,66
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
46× 635×
1 0,46 0,54 7 6,35 0,67
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟐
142× 73×
2 1,42 0,60 8 7,30 0,68
𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟏
VR VD VS VR VD ID
VS [volt] ID [mA]
[volt] [volt] [volt] [volt] [volt] [mA]
2×
12 11,21 0,7 11,21 12 0,02 11,96
𝟏𝟎−𝟐
D.3 Penyearah
D.4 Clipper
Gambar Sinyal Input dan Output Clipper
D.5 Clamper
VS VR VZ IZ VS VR VZ IZ
[volt] [volt] [volt] [mA] [volt] [volt] [volt] [mA]
Pada percobaan pertama pada karakteristik diode, dapat kita lihat saat Vs nya 0.2
V tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.01 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 ) nya 0.2 V,
Untuk pengisian arus pada diodev(𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi dengan
resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan nilai arus
sebesar 10−3 mA
Pada percobaan kedua, Vs pada function generator dinaikkan menjadi 0,4 V. Dapat
kita lihat bahwa tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.03 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 )
nya 0.4 V. Untuk pengisian arus pada diodev(𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi
dengan resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan
nilai arus sebesar 3 × 10−2 mA
Pada percobaan ketiga, Vs pada function generator dinaikkan menjadi 0,6 V. Dapat
kita lihat bahwa tegangan pada resistor (𝑉𝑅 ) 0.12 V dan tegangan pada diode (𝑉𝐷 )
nya 0.48 V. Untuk pengisian arus pada diode (𝐼𝐷 ) adalah tegangan (𝑉𝑅 ) dibagi
dengan resistansi R, diketahui resistansi resistor adalah 1K. Sehingga didapatkan
nilai arus sebesar 12 × 10−2 mA
Begitu seterusnya, semakin besar function generator maka akan semakin besar pula
tegangan pada resistor, tegangan pada diode dan juga arus yang mengalir pada
diode. Pada dasar teori telah dijelaskan bahwa Karakteristik dioda dapat
diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan arus yang melalui diode.
F.2 Rangkaian Dioda DC
Sesuai dengan dasar teori yang menjelaskan bahwa kondisi diode OFF ketika
tegangan pada diode sama dengan sumber arus. Hal ini sudah terbukti dalam
percobaan kami bahwa rangkaian gambar (b) kondisi diode nya adalah ON.
Kemudian dalam dasar teori juga menjelaskan bahwa diode terjadi bias mundur
ketika kaki anoda diode disambungkan ke kutub negatif dan katodanya
disambungkan ke kutub positif baterai. Hal ini juga sudah terbukti didalam
percobaan kami bahwa bias yang terjadi pada rangkaian gambar (b) merupakan bias
balik
F.3 Penyearah
Jadi dalam percobaan pertama ini merupakan rectifier half wave atau setengah
gelombang.
Pada percobaan kedua menggunakan 4 dioda. Hal ini menyatakan bahwa rangkaian
tersebut merupakan full wave ataua gelombang penuh. Sudah dibuktikan dalam
percobaan kami sesuai dengan datahasil percoabaan menjelaskan bahwa percobaan
kedua merupakan full wave atau gelombang penuh. Prinsip kerja dari penyearah
gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi forward bias dan
D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut
akan di leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4 pada posisi forward
bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias sehingan level tegangan sisi negatif
tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
output berikut.
F.4 Clipper
Gambar diatas menunjukkan Vout nya datar kemudian baru kebawah . Dalam hal
ini juga sudah terbukti data percobaan kami, seperti gambar di hasil data
percobaan.
F.5 Clamper
Pada percobaan kedua rangkaiannya sama seperti rangkaian pertama hanya saja
diode nya dibalik. Jika yang pertama merupakan jenis clamper positif maka pada
percobaan kedua itu jenis clamper positif. Sesuai dengan dasar teori diatas yang
menjelaskan
Pada percobaan ini diketahui bahwa frekuensinya adalah 1 kHz dan amplitudonya
7,4 Vpp sehingga dapat dihasilkan sinyal Vout seperti gambar didata hasil. Hal ini
juga sudah dibuktikan dalam percobaan kami, seperti gambar dihasil data
percobaan.
Telah dijelaskan dalam dasar teori bahwa Voltage Multiplier adalah pengganda
tegangan yang melipatkan keluaran tegangan outputnya. Pada percobaan pertama
merupakan jenis multiplier doubler . Dalam percobaan ini berarti menggunakan 2
dioda dan 2 kapasitor karena doubler. Pada rangkaian diatas tegangan di kapasitor,
C2 dapat dihitung sebagai: Vout = 2Vp , (minus tentu saja tegangan turun dioda
yang digunakan) di mana Vp adalah nilai puncak dari tegangan masukan. Dengan
memperhatikan bahwa tegangan output ganda ini tidak seketika namun meningkat
perlahan pada setiap siklus masukan, akhirnya menetap hingga 2Vp . Sehingga
menghasilkan amplitudo sebesar 32,4 Vpp. Sebagai kapasitor C2 hanya mengisi
selama satu setengah siklus dari bentuk gelombang masukan, jadi tegangan
keluaran yang dihasilkan frekuensi riak yang sama dengan frekuensi supply sebesar
50Hz
Pada percobaan kedua merupakan jenis multiplier tripler. Sama seperti percobaan
pertama hanya saja ditambahkan 1 dioda dan 1 kapasitor. Rangkaian pengali
tegangan ini memberikan output DC sebesar tiga kali nilai tegangan puncak ( 3Vp
) dari sinyal input sinusoidal. Seperti halnya dengan double tegangan sebelumnya,
dioda dalam rangkaian tripler tegangan dan menghalangi pelepasan kapasitor
tergantung pada arah input setengah siklus. Kemudian 1Vp diturnkan di C3 dan
2Vp melintasi C2 dan saat kedua kapasitor berada dalam rangkaian, ini
menghasilkan beban yang melihat tegangan setara dengan 3Vp . seharusmya
menghasilkan amplitude sekitar 3Vpp namun karena adanya kesalahan selama
praktikum maka yang didapat adalah 32,4 Vpp. Sama halnya multiplier doubler
sama seperti frekuensi supply sebesar 50 Hz.
Pada percobaan kali ini, kita menggunakan led. Dalam hal ini, LED akan menyala
bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Pemasangan kutub LED tidak
boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan
menyala. Semakin besar arus yang mengalir akan semakin terang pula lampu yang
menyala. Sudah dibuktikan dalam percobaan kami dalam percobaan pertama
didapatkan arus yang mengalir sebesar 11,5 mA sedangkan pada percobaan kedua
sebesar 24,4 mA. Ini juga lampu yang menyala lebih terang pada percobaan kedua
dibandingkan pada percobaan pertama. Sama hal nya dengan resistor, dalam
menyalakan led kita juga harus menambahkan resistor agar tegangannya stabil.
Dalam hal ini, resistor sangat berpengaruh pada led, karena semakin besar resistor
yang digunakan maka juga akan memperkecil arus yang didapatkan. Terbukti
dalam percobaan kami untuk percobaan pertama resistor nya sebesar 1kΩ
didapatkan arus sebesat 11,5 mA saja sedangkan percobaan kedua resistor nya
hanya 470 Ωbisa mendapatkan arus sebesar 24,4 mA.
G. Kesimpulan
G.3 Penyearah
Penyearah berguna untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah
( DC). Ada 2 jenis yaitu penyearah half wave ( setengah gelombang) dan juga full
wave ( gelombang penuh).
G.4 Clipper
G.5 Clamper
Dioda Zener digunakan sebagai penstabil tegangan. Dioda zener mengalami keadaan
ON jika tegangan input lebih besar atau sama dengan tegangan zenernya , jika OFF
ketika tegangan input lebih kecil daripada tegangan zenernya
H. Daftar Pustaka
Internet:
https://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-dioda
https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-dioda-zener
https://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-gelombang-jenis-rectifier/
https://syawaloyee.blogspot.com/2013/02/rangkaian-dioda.html
https://lampuelektro.blogspot.com/2016/12/rangkaian-clipper-dan-clamper.html
https://www.allaboutcircuits.com/textbook/semiconductors/chpt-3/voltage-multipliers/
Buku:
Boylestad, Robert L. dan Louis Nashelsky.2013. Electronics Devices and Circuit Theory
11th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.