Anda di halaman 1dari 10

FUNGSI DAN CARA MENGUKUR KOMPONEN ELECTRO

Dosen Pengampu :
Fenky Adie Perdana, S.Pd,.,M.Pd.

Disusun oleh :
Diani Karuniatari
1741230078

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen elektronika adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan pada setiap alat
atau perangkat elektronik dalam kebutuhan kitasehari-hari, seperti handphone , komputer ,
semikonduktor danlain-lain , pada electronika sendiri merupakan ilmu yang fokus dalam
pembelajaran , peralatan listrik dengan arus lemah dimana pengoprasian nya menggunakan
penggerak electron , atau partikel yang memiliki muatan listrik didalam sebuah eralatan .
Electronika dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang dasar komponen ,
rangkain dan tegangan , dalam menggunakan komponen electronika di perlukan juga sebuah
alat ukur , karena alat ukur merupakan prosedur standart yang harus di lakukan , melalui alat
ukur kita bisa mengetahui besaran , teganga pada komponen tersebut .
Sebelum mempelajari lebih dalam komponen-komponen electronika dan alat
ukurnya , ada baiknya kita mempelajari lebih dahuu dasar – dasarnya , hal ini yang
melatarbelakangi mengapa perlu mempelajari mengenai komponen – komponen electronika
dan alat ukurnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

Pe
A. KOMPONEN – KOMPONEN ELECTRONIKA
Komponen electronika adalat alat pendukung suatu rangkaian listrik agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaan . Komponen electronika dipasang pada papan PCB agar
membentuk suatu rangkaian listrik , jenis – jenis komponen electronika sangat beragam
seperti Transistor , condensator , dioda , kumparan , resistor , IC , dan lain sebagainya

1. TRANSISTOR
Suatu komponen aktif yang paling banyak digunakam pada rangkaian ,
electronika bedasarkan kerjanya transistor dibagi menjadi dua yaitu :
A. Transistor Biopolar
Biopolar memiliki 3 kaki terminal yaitu Base (B) , Collector (C) , dan Emitter
(E) , Bedasarkan struckturnya Biopolar di bagi menjadi 2 macam yaitu NPN
( Negative Positive Negative ) dan PNP ( Positive Negative Positive )

Gambar 2.1
B. Transistor Fet ( Field Effect Transistor)
Transistor ini juga memiloki 3 terminal masing masing diberi nama , Drain (D) ,
Source (S) , dan Gate ( G).

Gambar 2.2
Fungsi Transistor sendiri ialah sebagai penguat frekuensi dan sebagai saklar otomatis. Transistor
disebut sebagai komponen aktig karena transistor harus dialiri tegangan dan arus tertentu pada ketiga
electrodanya , sehingga transistornya daat aktif kembali.

CARA PENGUKURAN TRANSISTOR


Mengukur transistor harus dilepas dahulu dari papan PCB, Cara mengukurdengan multi tester
kalibrasi X1 dengan posisi kabel negative multi tidakberubah posisi, sedangkan positive 2X pindah,
jika jarum bergerak sejauh 75 %maka transistor kondisi baik

Gambar 2.3

2. CONDENSATOR / KAPASITOR
Termasuk komponen pasif karena kapasitor dapat bekerfja tanpa harus ada
tegangan supply dari luar .
Fungsi kapasitor sendiri ialah
 Menyimpan muatan listrik
 Sebagai filter dalam rangkaian Power Supply
 Menghilangkan Bouncing bila dipasang pada saklar
 Penghemat daya pada lampu neon
 Sebagai pembangkit gelombang / frekuensi dalam antena
Jenis – jenis Kapasitor diantaranya adalah :

 Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak berpolaritas . jika didasarkan ada
bahan pembuatan maka kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari kapasitor
ketras , kapasitor mika , kapasitor polyster dan Kapasitor Keramik
 Kapasitor yang nilainya tetap tetapi memiliki polaritas positif dan negatif ,
kapasitr tersebut adalah kapasitor electrolit atau (ELCO) dan kapasitor
tantalum
 Kapasitor yang nilainya dapat diatur , kapasitorini sering disebut Variable
Capasitor
Gambar 2.4

CARA PENGUKURAN KAPASITOR / CONDENSOR


Cara pengukuran condensator dengan menggunakanmulti tester pada posisiX1, ketika diukur
makajarum akan bergerak dan kembali pada posisi semula walaupun diukur secara bolak-
balik

Gambar 2.5
3. DIODA
Komponen electronika aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah
dan menghemat arus listrik dari arah sebaliknya . Dioda terdiri dari 2 electroda yati anoda
dan katoda bedasarkan fungsinya dioda terdiri dari :
 Dioda Biasa atau Dioda Penyerah yang umumnya terbuat dari silikon dan
berfungsi sebagai penyerah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC) .
 Dioda Zener ( Zener Dioda ) berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukam oleh dioda zener yeang bersangkutan . Teganga
tersebut sering disebut dengan tegangan zener
 LED ( Light Emitting Dioda ) atau Dioda Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik
 Dioda Foto ( Photo Dioda ) Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai sensor
 Dioda Schottky (SCR atay Silicon Control Rectifier ) adalah dioda yang
berfungsi sebgaia pengendali
 Dioda Laser ( Laser Dioda ) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya laser .
Dioda laser sering di singkat LD
Gambar 2.5

CARA PENGUKURAN DIODA


Pengujian dioda dapat dilakukan dengan menggunakan multi tester, jika diukur maka jarum
akan bergerak dan jika dibalik cara pengukurannya maka jarum pada multi tester tidak akan
bergerak Cara pengukuran Led dioda dengan multi tester, jika led dioda dalam kondisi baik
maka led dioda akan mengeluarkan cahaya
 Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital
(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan
sudah Rusak.

Gambar 2.6
 Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan
sudah Rusak.

Gambar 2,7

4. RESISTOR
Merupakan komponen electronika yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik dan
mengatr arus listrik dalam suatu rangkian electronika . Satuan nilai Resistror atau
Hambatan adalah ohm (Ω) . jenis – jenis resistor diantaranya :
 Resistor yang nilinya tetap
 Resistor yang nilainya dapat diatur , resistor jenis ini sering disebut dengan
Variable Resistor atau Potensiometer .
 Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya , resistor
ini sering disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor .8uu
 Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu . resistor
ini disebut dengan PTC ( Positive Temperature Ceffcient ) dan NTC
( Negative Temperature Coeffcient )
Gambar 2.8

CARA PENGUKURAN RESISTOR


Cara pengukuran dengan menggunakan multi tester ialah jika komponen ini kondisi baik
maka jarum multi akan bergerak, jika rusak maka jarum multi tidak bergerak

5. INDUKTOR
nduktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berguna untuk Mengatur Frekuensi, memfilter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian
Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. 
Pada rangkaian DC, induktor digunakan memperoleh tegangan DC yang konstan terhadap
fluktuasi arus, sedangkan pada rangkaian AC induktor dapat meredam fluktuasi arus yang
tidak diinginkan. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Secara umum komponen elektronika induktor dibagi atas induktor tetap dan induktor tidak
tetap (coil variable)
Gambar 2.7

CARA PENGUKURAN
Cara pengukuran dengan menggunakan multi tester ialah jika komponen ini kondisi baik
maka jarum multi akan bergerak, jika rusak maka jarum multi tidak bergerak

6. IC ( integrated Cicuit)
Komponen electronika aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan
transistor , sesistor dan komponen lainya yang di integrasi menjadi sebuah
rangkaian electronika dalam kemasan kecil . Bedasarkan Fungsinya IC sendiri di
bagi mejadi 2 macam yaitu
IC LINIER
 Penguat Daya (Power Amplifier)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 Voltage Comparator
 Multiplier
 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

IC DIGITAL

IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.

IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

 Flip-flop
 Gerbang Logika (Logic Gates)
 Timer
 Counter
 Multiplexer
 Calculator
 Memory
 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)
 Microcontroller

Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan Komponen


Elektronika Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD). Jadi,
diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC tersebut.
Gambar 2.8

CARA PENGUKURAN

Putar skala pemilih nya ke arah 10 x lalu tentukan pin out pada IC yaitu pin 16 yaitu
positif dan pin 15 negatif , jika di ukur skala jarum menunjukan ke arah 0 maka IC
tersebut rusak , jika skla jarum berada di tengah / ke skala 10 maka IC masih bagus

Anda mungkin juga menyukai